Hadits ini menyatakan tiga hal penting tentang taubat: 1) Jangan berputus asa terhadap ampunan Allah meskipun dosa sangat banyak; 2) Taubat harus tulus tanpa menyekutukan Allah dengan yang lain; 3) Berdoa dan berharap hanya kepada Allah.
Apa yang membedakan sholat seseorang saat masuk masjid, apakah dia sholat tahiyat masjid atau sholat sunnah rowatib? Tentu niatnya. Dimana letak niat? Ikuti ulasannya di modul ini.
Apa yang membedakan sholat seseorang saat masuk masjid, apakah dia sholat tahiyat masjid atau sholat sunnah rowatib? Tentu niatnya. Dimana letak niat? Ikuti ulasannya di modul ini.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
2. 00
PEMBAHASAN
Apa pengertian toleransi hukum
islam dalam hadits arbain nawawi
ke tiga puluh sembilan ?
02
Bagaimana penjelasan
tentang hakikat kehidupan ?
03 Bagaimana penjelasan hadits
tentang pengendalian hawa
nafsu ?
04
Apa saja kandungan hadits
tentang waliyullah ?
01
Back Next
Apa saja kandungan hadits
tentang taubat ?
05
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku,
maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-
Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya.
Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku
mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia
gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya
yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku
lindungi.’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6502]
Back Next
6. TOLERANSI HUKUM ISLAM DALAM
HADITS ARBAIN NAWAWI KE TIGA
PULUH SEMBILAN
HADITS KE-39
02
Back Next
7. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
memaafkan umatku ketika ia tidak sengaja, lupa, dan
dipaksa.” (Hadits hasan, HR. Ibnu Majah no. 2045, Al-
Baihaqi VII/356, dan selainnya)
Back Next
8. Back Next
Ulama Syafi’iyah dan ulama Hambali dalam pendapat sahih menurut mereka, orang yang lupa berarti
telah bebas dari mukallaf (pembebanan syariat) ketika ia lupa. Karena mengerjakan suatu perintah
harus dengan didasari ilmu. Adapun pengaruh hukum terhadap yang lupa:
1) HUKUM UKHRAWI
Sepakat para ulama bahwa orang yang lupa tidak dikenakan dosa sama sekali. Sebagaimana firman Allah pada surah Al Baqarah
ayat 286 “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.”
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika turun firman Allah Ta’ala,
ْنِإ اَنْذ ِاخَؤُت َال اَنهبَر ْتَبَسَتْكا اَم َاهْيَلَعَو ْتَبَسَك اَم َاهَل َاهَعْسُو هالِإ اًسْفَن ُ ه
َّللا ُفِِّلَكُي َال
ِسَن
اَنََْْْخََ ْوََ اَني
Terjemahnya :“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286). Lalu Allah menjawab, aku
telah mengabulkannya.” (HR. Muslim, no. 125).
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِهْيَلَع ُواه ِ
ْركُتْسا اَمَو َانَيْسِِّنالَو ََََْخْلا ِىتهمَُ َْنع َعَضَو َ ه
َّللا نهِإ
Terjemahnya :“Sesungguhnya Allah menghapuskan dari umatku dosa ketika mereka dalam keadaan keliru, lupa dan dipaksa.” (HR.
Ibnu Majah, no. 2045. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih)
9. Back Next
2.) HUKUM DUNIAWI
Jika itu berkaitan dengan meninggalkan perintah karena lupa, maka tidaklah gugur, bahkan harus dilakukan ketika ingat.
Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa selama bukan pengrusakan, maka tidak dikenakan
apa-apa. Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa dan ada pengrusakan, maka tetap ada
dhaman (ganti rugi).
11. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu
bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau
seorang musafir.” Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika
kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika
kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari.
Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum
matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416)
Back Next
12. Back Next
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini jadi dasar agar kita tidak panjang angan-angan.
Dunia ini hendaknya tidak dijadikan negeri dan tempat tinggal, sehingga kita jadi merasa
tenang ketika berada di dalamnya. Hendaklah dunia hanya dijadikan tempat persiapan
peralatan untuk perjalanan. Wasiat para nabi dan pengikutnya telah sama dalam hal ini. Allah
Ta’ala telah menceritakan tentang orang beriman dari keluarga Fir’aun,
ِ
ارَرَقْلٱ َُارد َىِه َةَر ِاخَءْلٱ نهِإَو ٌعََٰتَم اَيْنُّدٱل ُة َٰ
وَيَحْلٱ ِهِذََٰه اَمهنِإ ِم ْوَقََٰي
Terjemah :“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan
(sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 39).”
(Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:377)
13. Back Next
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Dunia bagi seorang mukmin bukanlah negeri untuk
menetap, bukan sebagai tempat tinggal. Hendaklah seorang mukmin berada dalam salah satu
keadaan: (1) menjadi seorang gharib (orang asing), tinggal di negeri asing, ia semangat
mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri tempat tinggal sebenarnya; (2) menjadi
seorang musafir, tidak tinggal sama sekali, bahkan malam dan siangnya ia terus berjalan ke
negeri tempat tinggalnya. Makanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan Ibnu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma agar hidup di dunia dengan salah satu dari dua keadaan ini.” (Jaami’ Al-
‘Ulum wa Al-Hikam, 2:378)
15. Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu
‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami
meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).
Back Next
16. Back Next
Hawa tidak sama dengan nafsu. Hawa adalah hasrat, syahwat, keinginan atau dorongan yang
kuat. Sedangkan nafsu adalah kejiwaan dan kedirian (ananiyah) atau ego. Seperti keterangan
dalam surah Ali Imran : 14
Terjemahnya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (Ali Imran : 14)”
Hawa yang tidak dididik dan bertemu dengan nafsu hewaniah dan setaniah akan menjadi nafsul
amarah. Namun jika dididik dengan ilmu, dzikir, dan amal sholeh (sunnah nabawi), dia akan
mengantarkan kita kepada Allah SWT. Imam Ghozali ra. berkata, “nafs bisa mengontrol hawa
jika dibentengei oleh empat hal, yaitu hikmah (kebijaksanaan / kedewasaan), iffah
(kesederhanaan / kecukupan), saja’ah (keberanian dalam amar ma’ruf nahi munkar), dan
‘adalah (keadilan).”
17. Back Next
Mendidik nafsu dengan menghilangkan sifat malas maupun ganas. Dan puasa adalah salah satu
caranya. Lewat puasa kita belajar mengendalikan nafsu agar tidak menjelma menjadi nafsu
ammarah yang penuh angkara murka. termasuk keinginan yang berlebihan untuk makan,
minum, bergaul dengan istri dan sebagainya. Nafsu harus dididik sebagaimana bayi disapih,
Imam Al-Bushiri ra. dalam burdahnya berkata; :“Nafsu itu seperti bayi. Jika kau biarkan, ia
akan senantiasa menyusu hingga besar. Tapi jika kau menyapihnya, ia akan menjadi terhenti
karenanya”
19. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi
engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan
aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak),
kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya
engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh
bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan). [HR. Tirmidzi, no.
3540 dan Ahmad, 5:154, 176. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini
hasan].
Back Next
20. Back Next
Tidak berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah. Tidak menyekutukan Allah dengan apapun.
Tidak berharap kepada selain Allah. Tidak ada kepentingan dalam doa-doa selain untuk Allah SWT
dan untuk meraih ridho-Nya. Jangan berputus asa dengan rahmat dan ampunan Allah swt. Sebanyak
apapun dosa kita, sekalipun jika seluruh orang mengecap kita sebagai pendosa. Selama kita hanya
berharap dan memohon ampun kepada Allah, maka pasti Allah akan mengampuni kita. Namun
jangan menjadikan hal ini dalih untuk bermaksiat saat ini dan berharap husnul khatimah di akhir
hayat. Jangan menyepelekan rahmat Allah. Siapa yang tau bagaimana akhir hidup kita, maka latihlah
mulai dari sekarang. Dengan doa, Allah akan mengabulkan segala keperluan dan mengampuni segala
dosa-dosa manusia walaupun dosanya itu memenuhi langit dan bumi. Asal mereka memohon ampun
dan bertaubat, Allah akan menerima taubatnya.
Ketika berdoa, jika belum bisa musyahadah, maka muroqobahlah. Berdoalah seakan dilihat dan
disaksikan Allah, menghinakan diri, menghayati dan memaknai didalam hati. Hudhurul qalbi
(hadirkan hati), tidak hanya berucap, tetapi pikiran dan hati juga harus tersinkron agar doa dan dzikir
tidak terputus hanya sampai lisan.