Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas pengkajian keperawatan komunitas yang dilakukan pada anak usia sekolah dasar di SDN IV Sambiroto. Pengkajian mencakup delapan subsistem yang saling berhubungan yaitu lingkungan fisik, pelayanan kesehatan, ekonomi, keamanan, politik, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi. Berdasarkan hasil pengkajian, ditemukan emp
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
Parenting dan Urgensinya pada Kelompok BermainHusnul Khatimah
Parenting sebagai jembatan visi misi dan program sekolah yang berhubungan dengan anak, orang tua dan keluarga sebagai bagian dari interaksi yang menunjang proses tumbuh kembang anak,kepada orang tua.
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangyaya' Suryaningsih
ABSTRACT
hodusedby nurses toherp parents provide thedevelopment
':friff:;::,1::;:,f#X':#,iJi"#li;;;ing oy,t "o "hit;;;;
i" pu'po'" orthis studv was
to analyze the provision modul of anticipatory guidance t1 Pyents and their fficts on patterns
of authoritarian parenting in stimulating,i",aio**t in kiidergarten Dharmawanita Bangkalan
Regency. Method: ;;;;;r;,, in this ,riaiTr-, "*perimental -
eiign with pre po:t
:est
design with
control group. The populationwas ,1"y"r70' 'rsstudents
in Dhariawanita Bangkalankindergarten
in 2010. Respondents were I 5 people in the treatment group and control group 1 5 people who meet
the inclusion criteria. collecting data by urrrg o queitionnaire. wilcoxon test was used to analyze
the ffict of counsellingbefore and after treatment' Then' to analyze the ffict of guidance in control
group and treatment {roup using Mann ii'''* test' R'esult: Ti"
'"suli"of
statistical analysis used
Wcoxon test shows ihot the dffirences in upbrfngfng the parents before and after the anticipatory
guidance given p value of 0.00i, whereas"irii" "irril g'iup there was no dffirence with a p value
of0.0s3.Tofindouttneaiperenceofcounsellingtermsbetweentreatmentandcontrolgroupswere
performed by mann whitney test with p-vr'i" li,vorl < u (0.0I.) Discussion: Based on these results
wecanconcludethatmodulofanticipatorywiilln""hasan..impactontheupbringingofparentsin
stimulating growth in children in kindergarin Dharmawanita ia'gkalon' rherefo,e' agencies neef
the attention oy t
"al,tn
s;ervices ft, 7o*iii", who have problems ii terms of childcare needs to get
more attention in order to helpfamiti"'
"opn
with the pioblem' Research on the effect of anticipatory
guidance by the nurse to chili devetop*"it-x n"r"rrory as afollow up ofthis research by considering
the.factors that influence the development of the child itself'
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...Atik Cm Seonara
Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau mencapai target tertentu. Kepercayaan diri anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satuya adalah pola asuh orang tua.
Jejaring AMPL memiliki perhatian besar kepada Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang secara internasional dikenal dengan Menstrual Health and Hygiene (MHH). Meskipun secara formal program MKM baru dilaksanakan secara kolaboratif oleh Jejaring AMPL pada tahun 2017, beberapa anggota Jejaring AMPL telah melaksanakan beberapa kegiatan yang MKM sejak tahun 2015 secara individual, antara lain penelitian, advokasi kepada pengambil keputusan, pendampingan teknis bagi pemerintah daerah, hingga edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anak sekolah.
Buku “Mendobrak Tabu Menstruasi” ini merupakan potret upaya yang dilakukan oleh Jejaring AMPL dan para mitranya untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya kesehatan dan kebersihan menstruasi di tengah-tengah masyarakat. Penerbitan buku ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan pentingnya MKM, dan bisa menjadi jendela untuk melihat perkembangan program MKM di Indonesia.
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
Parenting dan Urgensinya pada Kelompok BermainHusnul Khatimah
Parenting sebagai jembatan visi misi dan program sekolah yang berhubungan dengan anak, orang tua dan keluarga sebagai bagian dari interaksi yang menunjang proses tumbuh kembang anak,kepada orang tua.
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangyaya' Suryaningsih
ABSTRACT
hodusedby nurses toherp parents provide thedevelopment
':friff:;::,1::;:,f#X':#,iJi"#li;;;ing oy,t "o "hit;;;;
i" pu'po'" orthis studv was
to analyze the provision modul of anticipatory guidance t1 Pyents and their fficts on patterns
of authoritarian parenting in stimulating,i",aio**t in kiidergarten Dharmawanita Bangkalan
Regency. Method: ;;;;;r;,, in this ,riaiTr-, "*perimental -
eiign with pre po:t
:est
design with
control group. The populationwas ,1"y"r70' 'rsstudents
in Dhariawanita Bangkalankindergarten
in 2010. Respondents were I 5 people in the treatment group and control group 1 5 people who meet
the inclusion criteria. collecting data by urrrg o queitionnaire. wilcoxon test was used to analyze
the ffict of counsellingbefore and after treatment' Then' to analyze the ffict of guidance in control
group and treatment {roup using Mann ii'''* test' R'esult: Ti"
'"suli"of
statistical analysis used
Wcoxon test shows ihot the dffirences in upbrfngfng the parents before and after the anticipatory
guidance given p value of 0.00i, whereas"irii" "irril g'iup there was no dffirence with a p value
of0.0s3.Tofindouttneaiperenceofcounsellingtermsbetweentreatmentandcontrolgroupswere
performed by mann whitney test with p-vr'i" li,vorl < u (0.0I.) Discussion: Based on these results
wecanconcludethatmodulofanticipatorywiilln""hasan..impactontheupbringingofparentsin
stimulating growth in children in kindergarin Dharmawanita ia'gkalon' rherefo,e' agencies neef
the attention oy t
"al,tn
s;ervices ft, 7o*iii", who have problems ii terms of childcare needs to get
more attention in order to helpfamiti"'
"opn
with the pioblem' Research on the effect of anticipatory
guidance by the nurse to chili devetop*"it-x n"r"rrory as afollow up ofthis research by considering
the.factors that influence the development of the child itself'
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...Atik Cm Seonara
Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau mencapai target tertentu. Kepercayaan diri anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satuya adalah pola asuh orang tua.
Jejaring AMPL memiliki perhatian besar kepada Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang secara internasional dikenal dengan Menstrual Health and Hygiene (MHH). Meskipun secara formal program MKM baru dilaksanakan secara kolaboratif oleh Jejaring AMPL pada tahun 2017, beberapa anggota Jejaring AMPL telah melaksanakan beberapa kegiatan yang MKM sejak tahun 2015 secara individual, antara lain penelitian, advokasi kepada pengambil keputusan, pendampingan teknis bagi pemerintah daerah, hingga edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anak sekolah.
Buku “Mendobrak Tabu Menstruasi” ini merupakan potret upaya yang dilakukan oleh Jejaring AMPL dan para mitranya untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya kesehatan dan kebersihan menstruasi di tengah-tengah masyarakat. Penerbitan buku ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan pentingnya MKM, dan bisa menjadi jendela untuk melihat perkembangan program MKM di Indonesia.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
4. 1. Demografi
Date Your Footer Here 4
Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi
SDN IV Sambiroto untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa,
jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin dan golongan
umur tergambar pada grafik di bawah ini.
DATA INTI
5. 2. Etnis
Sebagian besar siswa sdn sambiroto etnis
dan suku jawa, Status perkawinan : 100 %
belum menikah
6. 3. Nilai kepercayaan dan agama
Date Your Footer Here 6
Berdasarkan winshield survey dan data dari
monografi didapatkan tidak tersedia
musala untuk tempat beribadah karena
letak SD bersebelahan dengan masjid,
kegiatan keagamaan dilaksanakan di
masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata
pelajaran Agama.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan
guru agama, menyatakan bahwa
nilai/norma/budaya yang dianut anak-anak
SD baik, kehidupan beragama berjalan
dengan harmonis, dan anak-anak rajin dan
antusias dalam mengikuti kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan.
7. Data subsystem
Date Your Footer Here 7
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis
dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah
kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam
sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin
kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di
depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak
terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
1. Lingkungan Fisik
8. Data subsystem
Date Your Footer Here 8
Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa
di sekolah SDN IV Sambiroto terdapat kegiatan
ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga
meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari dan
musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia
sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu
orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti
oleh anak usia sekolah.
9. Data subsystem
Date Your Footer Here 9
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa
kebanyakan orang tua para siswa mempunyai pekerjaan
sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Sambiroto
terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi
anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK
(Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
3. Ekonomi
10. 4. Keamanan dan Transportasi
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak
sekolah menyebrang jalan raya, akan tetapi
ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan
anak usia sekolah :
Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data
tentang kebiasaan jajan sembarangan pada anak
usia sekolah diketahui mayoritas anak usia sekolah
memiliki kebiasaan jajan sembarangan sebesar 98
anak (80%).
11.
12. Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
didapatkan data tentang kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia
sekolah diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah
permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif
bagi kesehatan gigi anak usia sekolah
13. Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum
tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi
perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan
sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat
menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi dan mulut
14. b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak
SDN IV Sambiroto adalah sepeda, jalan kaki, dan
diantar oleh orang tua
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia
sekolah adalah keikut sertaan anak dalam organisasi
sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap
masalah yang terkait dengan anak usia sekolah.
Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu
mengikuti kegiatan kepramukaan
15. 6. Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan oleh anak
untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang
gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang
tua. Hasil pengkajian yang telah diperoleh
mayoritas anak mengetahui mengenai informasi
tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari
media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi
sebesar 45%. Media informasi yang digunakan
anak ini mempunyai dampak positif dan negatif.
• Komunikasi formal
16. •Komunikasi informal
mayoritas anak menjawab jarang mengadakan
diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah
anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Keadaan ini
sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak
untuk mencari informasi melalui orang lain atau
media yang belum tentu kebenarannya.
7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Sambiroto
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang
tuanya biasanya ke Dusun Semilir, taman-taman kota, Pantai
Marina, dan wahana bermain Saloka. Untuk pengembangan
bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah SDN IV
Sambiroto
21. 1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia
sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi
sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar
48.7% anak usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena
tidak disuruh oleh orang tuanya
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak
untuk memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan
perkembangannya b/d sumber informasi yang digunakan anak
untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur
bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi
sebesar 45%
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak
jarang diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah
sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk mengatasi masalah
anak sebesar 99%
27. Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses
dan hasil. Evaluasi proses dari pelaksanaan diagnosa
keperawatan pertama di SDN IV Sambiroto adalah
100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam
diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai
alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui
adalah melalui peningkatan pengetahuan kelompok
anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi
dengan baik dan benar yang dapat dilihat dari
antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar
28. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada
agregat anak usia sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner model. Klien (anak usia
sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup
sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan
keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling
mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi