Dokumen tersebut merupakan bab pertama dari buku pelajaran kimia kelas 10 yang membahas tentang hakikat dan peran ilmu kimia dalam kehidupan, metode ilmiah, serta keselamatan kerja di laboratorium. Bab ini menjelaskan definisi ilmu kimia, cabang-cabang ilmu kimia dan manfaatnya, metode ilmiah, serta pedoman keselamatan di laboratorium kimia.
Dokumen ini berisi ringkasan tentang bab 1 dari handout kimia untuk kelas X yang mencakup pengertian ilmu kimia, materi, metode ilmiah, peran dan kedudukan ilmu kimia di antara ilmu lain, serta penggunaan alat-alat di laboratorium kimia.
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanRohman Efendi
Ilmu kimia memiliki peran penting dalam berbagai bidang kehidupan seperti kedokteran, pertanian, geologi, biologi, hukum, teknik sipil, permesinan, arkeologi, dan kecantikan. Ilmu kimia digunakan untuk membuat obat-obatan, memahami pupuk dan pestisida, menentukan mineral, mempelajari proses kimia dalam makhluk hidup, melakukan pemeriksaan DNA, membuat bahan bangunan,
Dokumen tersebut merupakan bab pertama dari buku pelajaran kimia kelas 10 yang membahas tentang hakikat dan peran ilmu kimia dalam kehidupan, metode ilmiah, serta keselamatan kerja di laboratorium. Bab ini menjelaskan definisi ilmu kimia, cabang-cabang ilmu kimia dan manfaatnya, metode ilmiah, serta pedoman keselamatan di laboratorium kimia.
Dokumen ini berisi ringkasan tentang bab 1 dari handout kimia untuk kelas X yang mencakup pengertian ilmu kimia, materi, metode ilmiah, peran dan kedudukan ilmu kimia di antara ilmu lain, serta penggunaan alat-alat di laboratorium kimia.
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanRohman Efendi
Ilmu kimia memiliki peran penting dalam berbagai bidang kehidupan seperti kedokteran, pertanian, geologi, biologi, hukum, teknik sipil, permesinan, arkeologi, dan kecantikan. Ilmu kimia digunakan untuk membuat obat-obatan, memahami pupuk dan pestisida, menentukan mineral, mempelajari proses kimia dalam makhluk hidup, melakukan pemeriksaan DNA, membuat bahan bangunan,
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar ilmu kimia meliputi definisi, cabang-cabang, dan aplikasi ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari seperti produk rumah tangga dan pengolahan air bersih.
Dokumen tersebut membahas tentang Kimia Dasar yang mencakup metode ilmiah, hakikat dan peran ilmu kimia, keselamatan di laboratorium, serta penggunaan alat-alat laboratorium. Materi ini sesuai dengan kurikulum 2013 untuk kelas X semester 1 dan mencakup prinsip-prinsip metode ilmiah, peran kimia dalam kehidupan, serta pedoman keselamatan dalam laboratorium kimia.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kimia kelas X ini membahas:
1) Hakikat dan peran kimia dalam kehidupan serta metode ilmiah.
2) Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
3) Tujuan pembelajaran untuk memahami peranan kimia sehari-hari dan metode ilmiah.
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptxRainalPanjaitan2
Dokumen tersebut membahas tentang kimia di sekitar kita. Materi pelajaran mencakup metode ilmiah, bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari, peran ilmu kimia, gerakan kimia hijau, pemanasan global, lubang ozon, dan nanoteknologi. Tujuan pembelajaran antara lain mengenali prinsik kimia hijau dan isu lingkungan seperti pemanasan global dan lubang ozon.
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariAmos Pangkatana
Ilmu Kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau gejala-gejala alam, karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan bahan produk melibatkan ilmu kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat ilmu kimia, peranannya dalam kehidupan sehari-hari, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa dapat memahami bahan kimia dalam produk, peran kimia dalam ilmu lain, dan menerapkan aspek keselamatan dalam praktikum.
Makalah ini membahas tentang ilmu kimia, termasuk pengertian ilmu kimia, rumus-rumus kimia, larutan kimia, manfaat ilmu kimia, dan cabang-cabang ilmu kimia. Ilmu kimia mempelajari komposisi, struktur, dan perubahan zat. Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah atom unsur dalam senyawa kimia. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Ilmu kimia ber
Kimia mempelajari komposisi dan sifat materi serta perubahan materi. Metode ilmiah digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmu kimia melalui pengamatan, hipotesis, percobaan dan kesimpulan. Keselamatan di laboratorium penting untuk mencegah bahaya selama percobaan. Kimia berperan dalam kesehatan, energi, lingkungan, bioteknologi dan makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar ilmu kimia meliputi definisi, cabang-cabang, dan aplikasi ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari seperti produk rumah tangga dan pengolahan air bersih.
Dokumen tersebut membahas tentang Kimia Dasar yang mencakup metode ilmiah, hakikat dan peran ilmu kimia, keselamatan di laboratorium, serta penggunaan alat-alat laboratorium. Materi ini sesuai dengan kurikulum 2013 untuk kelas X semester 1 dan mencakup prinsip-prinsip metode ilmiah, peran kimia dalam kehidupan, serta pedoman keselamatan dalam laboratorium kimia.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kimia kelas X ini membahas:
1) Hakikat dan peran kimia dalam kehidupan serta metode ilmiah.
2) Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
3) Tujuan pembelajaran untuk memahami peranan kimia sehari-hari dan metode ilmiah.
BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptxRainalPanjaitan2
Dokumen tersebut membahas tentang kimia di sekitar kita. Materi pelajaran mencakup metode ilmiah, bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari, peran ilmu kimia, gerakan kimia hijau, pemanasan global, lubang ozon, dan nanoteknologi. Tujuan pembelajaran antara lain mengenali prinsik kimia hijau dan isu lingkungan seperti pemanasan global dan lubang ozon.
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariAmos Pangkatana
Ilmu Kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau gejala-gejala alam, karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan bahan produk melibatkan ilmu kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat ilmu kimia, peranannya dalam kehidupan sehari-hari, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa dapat memahami bahan kimia dalam produk, peran kimia dalam ilmu lain, dan menerapkan aspek keselamatan dalam praktikum.
Makalah ini membahas tentang ilmu kimia, termasuk pengertian ilmu kimia, rumus-rumus kimia, larutan kimia, manfaat ilmu kimia, dan cabang-cabang ilmu kimia. Ilmu kimia mempelajari komposisi, struktur, dan perubahan zat. Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah atom unsur dalam senyawa kimia. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Ilmu kimia ber
Kimia mempelajari komposisi dan sifat materi serta perubahan materi. Metode ilmiah digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmu kimia melalui pengamatan, hipotesis, percobaan dan kesimpulan. Keselamatan di laboratorium penting untuk mencegah bahaya selama percobaan. Kimia berperan dalam kesehatan, energi, lingkungan, bioteknologi dan makanan.
Similar to Power_Point_PR_Kimia_10._KD_3.3.pptx (20)
1. SMA/MA Kelas X Semester 1
Kimia
Disusun oleh:
1. Erna Tri Wulandari
2. Narum Yuni Margono
3. Annik Qurniawati
Disklaimer Daftar isi
2. DAFTAR ISI
BAB V Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
BAB IV Ikatan Kimia
BAB I Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan,
Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium
BAB II Struktur Atom
BAB III Sistem Periodik Unsur
3. BAB Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan,
Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium
A. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam
Kehidupan serta Metode Ilmiah
B. Keselamatan Kerja di Laboratorium
<< Pengolahan limbah dengan
sistem IPAL
Kembali ke daftar isi
I
4. A. Hakikat dan Peran Ilmu
Kimia dalam Kehidupan
serta Metode Ilmiah
1. Hakikat Ilmu Kimia
2. Peran Ilmu Kimia dalam
Kehidupan
3. Metode Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Hakikat Ilmu
Kimia
Ilmu yang
mempelajari
susunan materi
Ilmu yang
mempelajari
struktur materi
Ilmu yang
mempelajari
sifat materi
Ilmu yang
mempelajari
perubahan
materi
1. Hakikat Ilmu Kimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. 2. Peran Ilmu Kimia
dalam Kehidupan
a. Cabang-Cabang Ilmu Kimia
b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan
c. Peran Ilmu Kimia dalam
Menyelesaikan Masalah Global
d. Karir di Bidang Kimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
7. a. Cabang-Cabang
Ilmu Kimia
Kimia Organik
Mengkaji struktur, komposisi, reaksi, dan
sintesis senyawa-senyawa organik seperti
alkohol, karbohidrat, dan bensin.
Kimia Anorganik
Kimia Analitik
Mengkaji senyawa-senyawa anorganik, sifat,
dan pembuatannya, misal garam, mineral,
senyawa logam, dan material.
Mengkaji penelitian tentang kimia kualitatif dan
kualitatif dan cenderung berkaitan dengan
pengembangan dan aplikasi peralatan analitik.
Biokimia
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan
biologi, khususnya sifat dan komposisi senyawa
dalam makhluk hidup serta hasil perubahannya.
Kajian meliputi karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan enzim.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
8. Ilmu
yang
mempela
jari
perubaha
n materi
a. Cabang-Cabang
Ilmu Kimia
Kimia Lingkungan
Mengkaji masalah-masalah lingkungan seperti
pencemaran, penanganan limbah atau sampah, dan
pengadaan air bersih.
Kimia Farmasi
Kimia Fisik
Mengkaji tentang penelitian mengenai isolasi zat aktif
bahan alam, pembuatan (sintetis), dan pengembangan
bahan alam yang berkhasiat obat.
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika
seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.
Kimia Pangan
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika
seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.
Kimia Inti
Mengkaji tentang penelitian zat-zat radioaktif,
penanganan dan pemanfaatannya dalam bidang
kedokteran, pertanian, dan hidrologi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
9. 1. Bidang Kedokteran
Contoh: Pembuatan obat-obatan
2. Bidang Pertanian
Contoh: pembuatan pupuk buatan dan
pestisida
3. Bidang Geologi
Contoh: penentuan unsur-unsur yang
terkandung dalam bebatuan atau
benda-benda alam.
4. Bidang Teknik Sipil
Contoh: mempelajari kelebihan dan
kekurangan suatu material
bangunan
b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan
Pupuk membantu pertumbuhan
tanaman
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
10. 5. Bidang Biologi
Contoh: penentuan struktur dan sifat
senyawa karbohidrat, protein,enzim,
lemak, dan asam nukleat.
6. Bidang Hukum
Contoh: pemeriksaan sidik jari dengan
larutan AgNO3
7. Bidang Mesin
Contoh: mempelajari sifat dan
komposisi logam yang baik untuk
pembuatan mesin
b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan
Sidik jari setiap orang
bersifat khas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
11. c. Peran Ilmu Kimia dalam
Menyelesaikan Masalah
Global
Menemukan sumber
energi alternatif seperti
alkohol
Pembuatan biogas
menggunakan bahan
baku kotoran hewan
ternak
Program langit biru,
misalnya melengkapai
knalpot kendaraan
dengan katalis converter
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
12. d. Karir di Bidang
Kimia
Bidang
pengendali mutu
dalam industri
kimia
Bidang
produksi di
industri-
industri
petrokimia
Peneliti di
laboratorium
dan pusat
pengembangan
milik pemerintah
Tenaga
pendidik bidang
kimia di
lingkungan
pendidikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
13. 3. Metode Ilmiah
Karakteristik Metode
Ilmiah
1. Bersifat kritis dan
analistis
2. Bersifat logis
3. Bersifat objektif
4. Bersifat konseptual
5. Bersifat empiris
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
14. 3. Metode Ilmiah
Merumuskan
masalah
Menyusun kerangka
teori
Merumuskan
hipotesis
Penelitian
(eksperimen)
Mengolah dan
menganalisis
Data
Menarik
kesimpulan
Mempublikasikan
hasil (menyusun
teori)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
15. Sistematika Laporan Penelitian
3. Metode Ilmiah
1. Judul Penelitian
2. Kata Pengantar
3. Daftar Tabel
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran
6. Daftar Isi
7. Abstrak
8. Bab I Pendahuluan
9. Bab II Tinjauan Pustaka
10. Bab III Metode Penelitian
11. Bab IV Hasil dan Pembahasan
12. Bab V Kesimpulan dan Saran
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
16. B. Keselamatan Kerja di
Laboratorium
1. Alat-Alat Laboratorium dan
Kegunaannya
2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya
3. Penanganan Sampah dan Limbah
Laboratorium serta Keadaan Darurat
4. Petunjuk dan Larangan di
Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
17. Nama Alat Kegunaan
tabung reaksi
mereaksikan bahan
kimia dan
menyimpan larutan
kimia dalam volume
sedikit.
gelas beker
menampung dan
mencampur bahan
kimia.
pipet tetes
mengambil larutan
dalam volume
sedikit.
1. Alat-Alat Laboratorium dan
Kegunaannya
Nama Alat Kegunaan
gelas ukur
mengukur volume
larutan.
labu ukur
membuat larutan
dengan konsentrasi
tertentu.
pengaduk
mengaduk saat
melarutkan zat
padat
dalam pelarut
sehingga zat padat
larut dengan
sempurna.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
18. Nama Alat Kegunaan
Rak tabung reaksi
sebagai tempat
meletakkan tabung
reaksi.
pembakar spiritus
sebagai alat
pembakar.
corong kaca
sebagai alat untuk
menopang saat
memindahkan
larutan ke wadah
lain supaya tidak
tumpah.
1. Alat-Alat Laboratorium dan
Kegunaannya
Nama Alat Kegunaan
Erlenmeyer
menampung dan
mencampur bahan,
larutan atau cairan,
biasa digunakan
dalam proses titrasi.
penjepit tabung
memegang tabung
reaksi ketika
dipanaskan.
mortar + alu
menggerus dan
menghaluskan bahan
kimia padat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
19. Lambang Sifat Bahan
Kimia
Contoh
Beracun (toxic) merkuri, gas
klorin, sianida
Mudah meledak
(explosive)
amonium
nitrat,
nitroselulosa
Mudah terbakar
(flammable)
dietil eter,
keton, alkohol
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
Radioaktif
(radioactive)
uranium,
plutonium,
Pengoksidsi
(oxidizing)
kalium dikromat,
hidrogen
peroksida
Berbahaya
(harmfull) jika
masuk melalui
pernapasan, mulut
(ingestion), dan
kontak kulit
kloroform
2. Bahan Kimia, Sifat,
dan Simbolnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
20. Lambang Sifat Bahan
Kimia
Contoh
korosif (corrosive) asam nitrit,
asam sulfat
menyebabkan
iritasi (irritant)
amonia,
belerang
dioksida
membahayakan
lingkungan
(nature polluting)
perak nitrat,
raksa(II) klorida
2. Bahan Kimia, Sifat,
dan Simbolnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
21. a. Fine Chemicals
Hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau
tempat sampah jika tidak bereaksi dengan air, tidak
eksplosif, tidak bersifat radioaktif, tidak beracun, dan
komposisinya diketahui jelas.
b. Larutan Basa
Sebelum dibuang larutan basa (kecuali akalli
hidroksida) harus dinetralkan terlebih dahulu.
c. Larutan Asam
Sebelum dibuang, larutan asam harus dinetralkan
pada tempat dan prosedur sesuai ketentuan
laboratorium.
d. Pelarut
Pelarut yang dapat langsung dibuang di saluran
pembuangan adalah pelarut yang tidak mengandung
halogen.
3. Penanganan Sampah
dan Limbah Laboratorium
serta Keadaan Darurat
Petunjuk Umum untuk Menangani
Buangan Sampah
e. Bahan Mengandung Merkuri
Pembuangan bahan yang mengandung merkuri
(seperti pecahan termometer merkuri,
manometer, pompa merkuri) harus dilakukan
dengan ekstra hati-hati.
f. Bahan Radioaktif
Sampah radioaktif memerlukan penanganan
khusus.
g. Air Pembilas
Air pembilas harus bebas merkuri, sianida,
amoniak, minyak, lemak, bahan beracun, dan
bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke
saluran pembuangan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
22. a. Jika nyala apinya kecil, lakukan pemadaman dengan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
a. Matikan sumber arus listrik atau gardu utama agar
listrik tidak mengganggu upaya pemadaman
kebakaran.
a. Lokalisasi api supaya tidak merembet ke arah bahan
mudah terbakar lainnya.
a. Jika api mulai membesar, jangan mencoba untuk
memadamkan api dengan APAR. Segera panggil
mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK)
terdekat.
a. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran dan
jangan mengambil tindakan yang membahayakan
diri sendiri maupun orang lain.
3. Penanganan Sampah
dan Limbah Laboratorium
serta Keadaan Darurat
Petunjuk Umum Penanganan
Kebakaran
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
23. a. Membaca petunjuk praktikum atau
merencanakan percobaan yang akan dilakukan
sebelum memulai praktikum.
b. Menggunakan kacamata pengaman atau
penutup wajah.
c. Bagi yang menggunakan lensa kontak harus
berhati-hati dan menjaga agar tidak ada bahan
kimia yang masuk ke mata.
d. Menggunakan sarung tangan apabila diperlukan.
e. Selama bekerja di laboratorium harus
menggunakan baju laboratorium dan harus
dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri
dan mencegah kontaminasi pada baju yang
digunakan.
f. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan
mengikat rambutnya.
g. Dilarang makan dan minum di dalam
laboratorium.
h. Menjaga kebersihan meja praktikum dan
lingkungan laboratorium.
i. Pastikan bahwa keran gas tidak bocor sewaktu
hendak menggunakan bunsen.
j. Pastikan bahwa keran air selalu dalam keadaan
tertutup sebelum dan sesudah melakukan
praktikum.
k. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh
dari mulut, kulit, mata, dan pakaian.
l. Jika terkena bahan kimia, bersikaplah tenang
dan jangan panik.
m. Apabila kulit terkena bahan kimia, jangan
digaruk agar tidak menyebar. Segera bersihkan
bagian kulit yang mengalami kontak langsung
menggunakan air bersih.
4. Petunjuk dan Larangan di
Laboratorium
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan di Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
24. BAB
II
A. Partikel Dasar Penyusun Atom
B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop,
Isoton, Isobar, dan Isoelektron
C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi
Elektron, dan Mekanika Kuantum
<< Alam semesta tersusun atas
galaksi-galaksi
Struktur Atom
Kembali ke daftar isi
26. 1. Elektron ( )
• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson
pada tahun 1897 melalui eksperimen
dengan tabung sinar katode.
• Sifat-sifat sinar katode:
a. Merupakan partikel kecil yang
tidak dapat dilihat
b. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.
c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju
anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas
dan jenis elektrode.
e. Bermuatan negatif sehingga
dalam medan magnet dan
medan listrik dibelokkan ke
kutub positif.
• Sinar katode tersebut merupakan
elektron.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
27. Pada tahun 1908
Robert Andrew Milikan
menemukan muatan
elektron sebesar
-1,6 x 10-19 C melalui
percobaan tetes
minyak.
Muatan tersebut diberi
tanda -1.
1. Elektron ( )
Gambar percobaan tetes
minyak Milikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
28. 2. Proton ( )
• Proton ditemukan oleh Eugen
Goldstein pada tahun 1886 melalui
percobaan tabung gas berkatode
(tabung Crookes).
• Sifat-sifat sinar anode:
• Bermuatan positif karena dapat
dibelokkan medan magnet dan
medan listrik menuju kutub negatif.
• Merupakan radiasi partikel karena
dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada
gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran partikel sinar anode
bergantung pada jenis gas dalam
tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.
• Semakin besar massa partikel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
29. 2. Proton ( )
• Ernest Rutherford melakukan
penembakan lempeng emas
tipis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut,
sebagian besar sinar alfa
diteruskan atau menembus
lempeng emas, sebagian kecil
dibelokkan, dan sebagian kecil
lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa
yang dipantulkan menunjukkan
adanya inti atom yang
bermuatan positif.
Percobaan Hamburan Sinar Alfa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
30. Partikel Penemu Massa
(sma)
Muatan Lambang
Elektron J.J.
Thomson
0 -1
Proton Goldstein 1 +1
Neutron J. Chadwick 1 0
3. Neutron ( )
• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H.
Becker melakukan percobaan
penembakan partikel alfa pada inti
atom berilium (Be). Percobaan ini
menghasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.
Pada tahun 1932 James Chadwick
membuktikan bahwa partikel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi tersebut bersifat netral atau
tidak bermuatan dan disebut neutron.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
31. B. Nomor Atom, Nomor
Massa, Isotop, Isoton,
Iosbar, dan Isoelektron
1. Nomor Atom (Z)
2. Nomor Massa (A)
3. Notasi Unsur
4. Isotop, Isoton, Isobar, dan
Isoelektron
5. Massa Atom Relatif (Ar)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
32. 1. Nomor Atom (Z)
Nomor Atom (Z) = jumlah proton
Pada Ion:
Jumlah elektron = jumlah proton -
muatan
= nomor atom - muatan
Pada atom netral:
Jumlah proton = jumlah
elektron
Pada anion 🡪
jumlah proton < jumlah
elektron
Pada kation 🡪
jumlah proton > jumlah
elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
33. 2. Nomor Massa (A)
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= nomor atom + jumlah neutron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
34. Contoh:
3. Notasi Unsur
Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom = jumlah
proton
X = lambang unsur
nomor atom = jumlah proton
= jumlah
elektron
= 9
nomor massa = 19
jumlah neutron
= nomor massa - nomor atom
= 19 - 9 = 10
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
35. 4. Isotop, Isoton,
Isobar, dan Isoelektron
Isotop Isoton Isobar Isoelektron
Pengerti
an
Atom-atom yang
mempunyai
nomor atom
sama, tetapi
nomor massa
berbeda.
Atom-atom
yang
mempunyai
jumlah neutron
sama.
Atom-atom
yang
mempunyai
nomor massa
sama.
Atom-atom yang
mempunyai jumlah
elektron
sama setelah
melepaskan
atau menangkap
elektron.
Contoh
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
36. Massa atom relatif
merupakan perbandingan
massa suatu atom terhadap
massa atom C-12.
5. Massa Atom Relatif (Ar)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
37. C. Perkembangan Teori Atom,
Konfigurasi Elektron, dan
Mekanika
Kuantum
1. Perkembangan Model Atom
2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi
3. Bilangan Kuantum
4. Bentuk dan Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
38. 1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom
Rutherford
Model Atom
Thomson
Model Atom
Bohr
Model Atom
Modern
Model Atom
Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
39. 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom-atom unsur sejenis mempunyai
sifat yang sama meliputi volume,
bentuk, maupun massanya. Sebaliknya,
atom-atom unsur tidak sejenis
mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi
penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom
lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka perbandingan bulat dan
sederhana.
1 Perkembangan
Model Atom
Model Atom Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
40. Thomson menggambarkan atom sebagai
sebuah bola bermuatan positif yang di
dalamnya tersebar elektron seperti kismis
dalam roti kismis.
Perkembangan Model
Atom
Model Atom Thomson
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
41. Perkembangan Model
Atom
Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif
seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral
karena jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti terbentuk gaya
sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam inti
atom sehingga inti atom bermuatan
positif.
5. Sebagian besar volume atom merupakan
ruang kosong.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
42. 4. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Bohr
1. Elektron mengelilingi inti atom
pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam
lintasannya, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi yang
diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah
dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lainnya dengan
menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang
diperbolehkan memiliki
momentum sudut kelipatan dari
43. ▪ Model atom modern dibangun oleh beberapa
ilmuwan seperti Louis de Broglie, Wolfgang Pauli,
Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.
▪ Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom
dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.
▪ Teori ketidakpastian menyatakan bahwa
kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
atau probabilitasnya.
▪ Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian
untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Perkembangan Model
Atom
Model Atom Berdasarkan Teori
Mekanika Kuantum
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
44. • Konfigurasi elektron adalah susunan
elektron dalam suatu atom.
• Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat
ditempati maksikum 2n2 elektron
n = nomor kulit
Nomor
Kulit
Nama
Kulit
Jumlah Elektron
Maksimum
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
a. Konfigurasi Elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
45. 2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi
Aturan Penulisan
Konfigurasi
Elektron
Asas
Larangan
Pauli
Aturan
Aufbau
Kaidah
Hund
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
46. • Asas Larangan Pauli
• ”Tidak ada dua buah
elektron dalam orbital yang
sama memiliki keempat
bilangan kuantum yang
sama”.
• Bilangan kuantum spin harus
berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum
= 2 x jumlah orbital dalam
subkulit
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
47. • Aturan Aufbau
”Pengisian elektron dalam orbital
dimulai dari orbital dengan tingkat
energi paling rendah. Setelah
penuh, pengisian berlanjut ke
orbital yang tingkat energinya satu
tingkat lebih tinggi. Demikian
seterusnya hingga semua elektron
menempati orbital”.
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
48. • Kaidah Hund
”Elektron-elektron yang berada
di suatu orbital akan
menempati orbital yang kosong
dengan arah rotasi sejajar.
Setelah itu, elektron-elektron
lainnya menempati orbital
tersebut dengan arah rotasi
yang berlawanan ”.
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
49. • Penulisan Konfigurasi Elektron
dengan Lambang Gas Mulia
Contoh:
• Pengecualian Konfigurasi
Elektron dalam Subkulit d dan f
Unsu
r
Konfigurasi
Elektron
Penyingkat
an
7N 1s2 2s2 2p3 [He] 2s2
2p3
12Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 [Ne] 3s2
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Contoh:
Unsu
r
Konfigurasi
Elektron
(Belum Stabil)
Konfigurasi
Elektron (
Stabil)
24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
29Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
79Au [Xe] 6s2 4f14
5d9
[Xe] 6s1 4f14
5d10
57La [Xe] 6s2 4f1
5d0
[Xe] 6s2 4f0
5d1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
50. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan
harga n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan
kimia.
Contoh:
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
51. 3. Bilangan Kuantum
Bilangan
Kuantum
Bilangan Kuantum Utama
(n)
Bilangan Kuantum Azimuth
(ℓ)
Bilangan Kuantum Magnetik
(m)
Bilangan Kuantum Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
52. • Menyatakan posisi elektron dalam
kulit atom, menjelaskan jarak rata-
rata awan elektron dari inti atom,
serta menyatakan tingkat energi
elektron dalam suatu atom.
• Semakin besar nilai n, tingkat
energi atom semakin tinggi.
• Bilangan kuantum utama
mempunyai harga mulai dari 1, 2, 3,
4, dan seterusnya.
Kulit n
K 1
L 2
M 3
N 4
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Utama (n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
53. • Menyatakan subkulit atau
orbital.
harga ℓ = 0 --> subkulit s
harga ℓ = 1 --> subkulit p
harga ℓ = 2 --> subkulit d
harga ℓ = 3 --> subkulit f
Kuli
t
n Harga ℓ yang
diizinkan
Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0, 1 2s, 2s
M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p,
4d, 4f
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Azimuth (ℓ)
Harga ℓ = 0, 1, 2, . . . (n – 1)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
54. • Menentukan orientasi orbital
dalam ruang di sekitar inti
atom.
ℓ Subkul
it
Harga m Jumlah
Orbital
0 s 0 1
1 p -1, 0, +1 3
2 d -2, -1, 0,
+1, +2
5
3 f -3, -2, -1, 0, +1,
+2, +3
7
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Magnetik (m)
harga m = –ℓ, 0,
hingga +ℓ
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
55. • Menyatakan arah putar
elektron terhadap sumbunya
(berotasi) sewaktu elektron
berputar mengelilingi inti atom.
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
57. • Orbital s • Orbital p
4. Bentuk dan
Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
58. • Orbital d • Orbital f
4. Bentuk dan
Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
59. BAB
III
A. Perkembangan Sistem Periodik
Unsur
B. Sifat Unsur dan Sifat
Keperiodikan Unsur
<< penataan barang-barang sesuai jenis
dan ukurannya
Sistem Periodik Unsur
Kembali ke daftar isi
60. A. Perkembangan Sistem Periodik
Unsur
1. Sebelum Sistem Periodik
Modern
2. Sistem Periodik Modern
Mendeleyev, penemu tabel periodik berdasarkan
massa atom relatif
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
61. 1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Logam dan
Nonlogam
Tabel
Periodik
Lavoisier
Triade
Dobereine
r
Oktaf
Newlands
Sistem
Periodik
Mendeley
ev
Lothar
Meyer
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
62. a. Logam dan Nonlogam
• Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan
unsur-unsur menjadi dua yaitu Lugham (logam) dan Laisa
lugham (nonlogam).
• Unsur logam (ada 16 unsur) 🡪 besi, emas, perak, seng, nikel, dan
tembaga.
• Unsur nonlogam 🡪 arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon,
belerang, dan fosfor.
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
63. b. Tabel Periodik Lavoisier
• Dasar Pengelompokan unsur
adalah sifat kimia.
• Lavoisier mengelompokkan
unsur ke dalam empat
golongan yaitu gas, tanah,
logam, dan nonlogam.
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
64. • c. Triade Dobereiner
• Massa atom relatif unsur kedua
merupakan rata-rata dari massa
atom relatif unsur pertama dan
ketiga.
• Dobereiner menyimpulkan
bahwa unsur-unsur dapat
dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok yang terdiri
atas tiga unsur.
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
65. • d. Oktaf Newlands
• Unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya.
• Hukum Oktaf menyatakan ”Jika
unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor massa atom, sifat
unsur tersebut akan berulang
pada unsur kedelapan.”
• Kelemahan sistem oktaf Newlands
adalah masih ada beberapa kotak
yang diisi lebih dari satu unsur.
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
66. • e. Sistem Periodik
Mendeleyev
• Dasar penyusunan = kenaikan massa atom.
• Keunggulan:
1) Menyediakan tempat kosong bagi
unsur-unsur yang diramalkan akan
ditemukan kemudian hari dan diberi
nama eka boron, eka germanium, dan
eka silikon.
2) Sistem periodik Mendeleyev
menyajikan data massa atom
beberapa unsur yang lebih akurat
seperti berillium (Be) dan uranium
(U).
• Kelemahan = adanya beberapa urutan unsur
yang terbalik
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
67. • f. Lothar Meyer
• Dasar penyusunan = kenaikan
massa atom.
• Unsur-unsur yang menempati
posisi sama dalam grafik
menunjukkan sifat kimia yang
mirip.
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
68. • Sistem periodik moder
ditemukan oleh Henry G. J.
Moseley pada tahun 1914.
• Dasar = kenaikan nomor atom
• Lajur vertikal = golongan 🡪
disusun berdasarkan kemiripan
sifat.
• Lajur horizontal = periode 🡪
disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom.
2. Sistem Periodik
Modern
Golongan
Periode
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
69. 2. Sistem Periodik
Modern
Sistem Periodik
Modern
Golongan Periode
Konfigurasi Elektron
dan Letak Unsur
dalam Tabel
Periodik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
70. • Golongan menyatakan
elektron valensi suatu
unsur.
• Ditulis dengan angka
Romawi.
• Terdiri atas 16 golongan
2. Sistem Periodik
Modern
a. Golongan
Golongan
Golongan
Transisi
Golongan
Transisi Dalam
Golongan
Utama
Golongan
Tambahan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
71. Golongan A
2. Sistem Periodik
Modern
Golonga
n
Nama
Khusus
Unsur-Unsur Elektron
Valensi
Blok
IA 1 alkali H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan
Fr
ns1 s
IIA 2 alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan
Ra
ns2 s
IIIA 13 aluminium B, Al, Ga, In, dan Tl ns2 np1 p
IVA 14 karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb ns2 np2 p
VA 15 nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi ns2 np3 p
VIA 16 kalkogen O, S, Se, Te, dan Po ns2 np4 p
VII
A
17 halogen F, Cl, Br, I, dan At ns2 np5 p
VIII
A
18 gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan
Rn
ns2 np6 p
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
72. Golongan Tambahan
Golongan Transisi Golongan Transisi Dalam
• Blok f
• Deret Lantanida 🡪 periode 6
• Deret Aktinida 🡪 periode 7
2. Sistem Periodik Modern
Golongan Elektron
Valensi
Blo
k
IIIB 3 ns2 (n - 1)d1 d
IVB 4 ns2 (n - 1)d2 d
VB 5 ns2 (n - 1)d3 d
VIB 6 ns1 (n - 1)d5 d
VII
B
7 ns2 (n - 1)d5 d
VIII
B
8, 9,
10
ns2 (n -
1)d6,7,8
d
IB 11 ns1 (n - 1)d10 d
IIB 12 ns2 np10 d
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
73. 2. Sistem Periodik Modern
• Periode menyatakan
jumlah kulit atom unsur.
• Ditulis dengan angka Arab.
• Terdiri atas 7 periode
Periode Jumlah Unsur Keterangan
1 2 periode pendek
2 8 periode pendek
3 8 periode pendek
4 18 periode panjang
5 18 periode panjang
6 32 periode sangat panjang
7 32 (belum
lengkap)
periode belum lengkap
b. Periode
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
74. Contoh:
2. Sistem Periodik Modern
c. Konfigurasi Elektron dan Letak
Unsur dalam Tabel Periodik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
75. 2. Sistem Periodik Modern
Cara
Penyelesaian
Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
76. B. Sifat Unsur dan Sifat
Keperiodikan Unsur
1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur
2. Massa Atom Relatif (Mr)
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
77. • Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah sifat
logamnya semakin
bertambah.
• Dalam satu periode dari
kiri ke kanan sifat
logamnya semakin
berkurang.
1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur
Logam dan Nonlogam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
78. • Wujud
Gas Cair Padat
He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn, F, Cl, O
N, dan H
Br dan Hg Unsur
lainnya
1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
79. Sifat Unsur Golongan IIA
•bersifat logam
• reaktif terhadap air (kereaktifan
lebih kecil dibandingkan unsur
golongan IA)
Sifat Unsur Golongan VIIIA
• bersifat nonlogam
• berwujud gas monoatomik
• sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain
• titik leleh dan titik didih sangat rendah
1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur
Sifat Unsur Golongan VIIA
•bersifat nonlogam
• berupa molekul diatomik
• beracun
• berwarna
• reaktif terhadap unsur golongan IA
Kemiripan Sifat Unsur-Unsur
dalam Satu Golongan
Sifat Unsur Golongan IA
• bersifat logam
• lunak dan dapat diiris
• ringan (massa jenis < 1 g Cm-3)
• reaktif terhadap air (semakin reaktif
seiring bertambahnya nomor atom)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
80. 2. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa molekul relatif adalah perbandingan massa
satu molekul senyawa terhadap massa satu atom
C-12.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
81. Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan
sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur, dari atas ke bawah dalam
satu golongan, atau dari kiri ke kanan dalam satu periode.
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Sifat
Keperiodikan
Unsur
Jari-Jari Atom Energi Ionisasi Afinitas Elektron Keelektronegatifa
n
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
82. 3. Sifat Keperiodikan
Unsur
Jari-Jari Atom
• Jari-jari atom adalah jarak dari
inti atom sampai kulit atom yang
ditempati elektron terluar.
• Dalam satu golongan dari atas
ke bawah, jari-jari atom semakin
besar.
• Dalam satu periode dari kiri ke
kanan, jari-jari atom semakin
kecil.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
83. 3. Sifat Keperiodikan Unsur
Energi Ionisasi
• Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan oleh atom netral berwujud gas untuk melepaskan
elektron.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung
bertambah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
84. 3. Sifat Keperiodikan Unsur
Afinitas Elektron
• Afinitas elektron adalah
besarnya energi yang
dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas.
• Semakin besar energi yang
dilepaskan suatu atom, semakin
mudah atom-atom tersebut
menangkap elektron.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
85. 3. Sifat Keperiodikan Unsur
Keelektronegatifan
• Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik
elektron sehingga bermuatan negatif.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin
bertambah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
86. BAB
IV
A. Terbentuknya Ikatan Kimia
B. Macam-Macam Ikatan Kimia
<< Ukiran pada gelas kaca diperoleh dari
reaksi senyawa kovalen HF dengan SiO2
menghasilkan SiF4
IKATAN KIMIA
Kembali ke daftar isi
87. A. Terbentuknya Ikatan Kimia
1. Konfigurasi Elektron
Stabil
2. Peran Elektron dalam
Ikatan Kimia
3. Lambang Lewis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
88. • Suatu unsur dikatakan stabil
saat elektron valensinya 2
(kaidah duplet) atau
elektron valensinya 8
(kaidah oktet).
• Unsur-unsur golongan lain
cenderung ingin mencapai
keadaan stabil dengan
membentuk konfigurasi
elektron stabil seperti gas
mulia.
1. Konfigurasi Elektron Stabil
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
90. • Lambang Lewis dinyatakan
dengan menuliskan
lambang atom dikelilingi
oleh sejumlah titik atau
garis untuk menyatakan
elektron valensi.
• Jumlah elektron valensi
suatu unsur sesuai dengan
golongan unsur tersebut.
3. Lambang Lewis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
91. 1. Ikatan Ion
2. Ikatan Kovalen
3. Perbandingan Sifat Senyawa
Ion dengan Senyawa Kovalen
B. Macam-Macam Ikatan Kimia
4. Penyimpangan Kaidah
Oktet dan Duplet
5. Cara Menggambar
Struktur Lewis
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Ikatan Kovalen
4. Penyimpangan Kaidah
Oktet dan Duplet
5. Cara Menggambar Struktur
Lewis
6. Ikatan Logam
2. Ikatan Kovalen
4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet
92. • Ikatan ion = ikatan
elektrovalen
• Terbentuk karena adanya
serah terima elektron.
• Terbentuk dari unsur logam
dengan unsur nonlogam
• Contoh: NaCl
1. Ikatan Ion
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
93. • Terbentuk akibat
penggunaan bersama
pasangan elektron.
• Terjadi antarunsur
nonlogam
• Contoh: H2
2. Ikatan Kovalen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
94. Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan Kovalen Rangkap
Dua
Ikatan Kovalen Rangkap
Tiga
Terjadi akibat penggunaan
bersama satu pasang
elektron
Terjadi akibat penggunaan
bersama
dua pasang elektron
Terjadi akibat penggunaan
bersama tiga pasang
elektron
Digambarkan dengan
sepasang elektron atau
satu garis lurus
Digambarkan dengan dua
pasang
elektron atau dua garis
lurus
Digambarkan dengan tiga
pasang
elektron atau tiga garis
lurus
Contoh senyawa : H2 Contoh senyawa: O2 Contoh senyawa: N2
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Tunggal, Rangkap Dua, dan Rangkap Tiga
Kekuatan: ikatan kovalen rangkap tiga > ikatan kovalen rangkap dua > ikatan kovalen tunggal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
95. • Ikatan kovalen
koordinasi = ikatan dativ
= ikatan semipolar.
• Ikatan kovalen
koordinasi terbentuk jika
elektron yang dipakai
bersama hanya berasal
dari salah satu atom
penyusunnya.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Koordinasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
96. Ikatan Kovalen
Polar
Ikatan Kovalen
Nonpolar
Ikatan antara
atom-atom yang
memiliki
perbedaan
keelektronegatifan
Ikatan antara
atom-atom yang
tidak memiliki
perbedaan
keelektronegatif
-an
Contoh: HCl, HBr,
H2O
Contoh: H2, CH4,
dan
BF3.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Polar dan
Nonpolar
Kepolaran senyawa ditentukan oleh beberapa
hal berikut.
1) Jumlah momen dipol
jumlah momen dipol = 0 --> nonpolar
jumlah momen dipol > 0 --> polar
2) Bentuk molekul
bentuk molekul simetris --> nonpolar,
bentuk molekul asimetri --> polar
3) Molekul yang terdiri atas dua buah atom.
Kedua atom sejenis --> nonpolar
kedua atom tidak sejenis --> polar
4) Molekul yang terdiri atas tiga atau lebi h
atom
atom pusat punya PEB --> polar
atom pusat tidak punya PEB --> nonpolar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
97. Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik leleh dan titik didih tinggi Titik leleh dan titik didih rendah karena gaya tarik-
menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan
antaratomnya kuat.
Larut dalam pelarut polar (contoh air)
dan tidak larut dalam pelarut nonpolar
(contoh kloroform)
Sebagian larut dalam pelarut polar (senyawa
kovalen polar) dan sebagian larut dalam pelarut
nonpolar (senyawa kovalen nonpolar).
Pada suhu kamar berwujud padat Pada suhu kamar ada yang berwujud gas (misal H2
dan CO2), cair (misal H2O dan HCl), ataupun padat
(misal SiO2).
Dalam bentuk larutan dan leburannya
dapat menghantarkan arus listrik, tetapi
dalam bentuk padatannya tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Sebagian larutannya dapat menghantarkan arus
listrik (misal HCl) dan sebagian tidak
menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk
larutan, leburan, maupun padatan misal Cl2).
3. Perbandingan Sifat Senyawa Ion
dengan Senyawa Kovalen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
98. Contoh:
4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet
Senyawa yang Tidak
Mencapai Kaidah Oktet
Contoh:
Senyawa dengan Jumlah
Elektron Valensi Ganjil
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
99. Contoh:
4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet
Senyawa dengan Oktet Berkembang
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
101. 5. Cara Menggambar Struktur Lewis
Cara
Penyelesaian
Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
102. Ikatan logam adalah ikatan
antaratom dalam unsur logam yang
terbentuk akibat adanya interaksi
antarelektron valensi.
• Ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut.
a. Atom-atom logam dapat diibaratkan
seperti bola pingpong yang berjejal rapat
satu sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron
valensi sehingga sangat mudah dilepaskan
untuk membentuk ion positif.
c. Kulit terluar atom logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga
elektron dapat berpindah dari satu atom
ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam
sedemikian bebas sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi.
e. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur
membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
103. Sifat-sifat logam sebagai berikut.
a. Pada suhu kamar berwujud
padat.
b. Dapat ditempa (tidak rapuh),
dapat dibengkokkan, dan dapat
direntangkan menjadi kawat.
c. Penghantar atau konduktor
listrik yang baik.
d. Penghantar panas yang baik.
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
104. BAB V
BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTARMOLEKUL
A. Berbagai Bentuk Molekul
B. Gaya Antarmolekul
Daftar
Isi
<< Beberapa molekul berikatan
sehingga membentuk struktur
piramida
105. A. Berbagai Bentuk
Molekul
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan
Bentuk Molekulnya
3. Teori Hibridisasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
106. • Bentuk molekul dapat ditentukan
berdasarkan tolakan antarpasangan
elektron dalam kulit valensi atom
pusat.
• Kekuatan tolakan PEB – PEB >
tolakan PEB – PEI > tolakan PEI –
PEI.
• Jumlah domain elektron ditentukan
sebagai berikut.
– Setiap elektron ikatan, baik
ikatan tunggal, rangkap dua,
atau rangkap tiga, merupakan
1 domain.
– Setiap pasangan elektron
bebas merupakan 1 domain.
• Notasi VSEPR yang menunjukkan
jumlah PEI dan PEB sebagai berikut.
Keterangan:
A = atom pusat
X = PEI
n = jumlah PEI
E = PEB
m = jumlah PEB
1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)
AXnEm
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
108. 1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
a. Menghitung jumlah pasangan
elektron pada atom pusat ion,
misal molekul ion
a. Menghitung jumlah pasangan
elektron ikatan (PEI) pada atom
pusat
PEI = jumlah atom – 1
PEI = 5 – 1 = 4
c. Menghitung jumlah pasangan
elektron yang berada di sekitar
atom pusat.
Pasangan elektron pusat
= pasangan elektron – (3 × jumlah
atom ujung (kecuali atom H))
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) =
4
d. Menghitung jumlah pasangan
elektron bebas
PEB = pasangan elektron pusat – PEI
PEB = 4 – 4 = 0
Jadi, notasi VSEPR untuk ion yaitu
AX4 dengan bentuk geometri
tetrahedral.
Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
109. 1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)
Cara
penentuan
notasi VSEPR
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
110. • Bentuk molekul tidak
simetris
• Mempunyai kutub/dipol
• Rumus VSEPR:
AX2E, AX3E, AX2E2, AX4E,
AX3E2, dan AX5E
• Contoh: NH3
• Bentuk molekul simetris
• Tidak mempunyai
kutub/dipol
• Rumus VSEPR:
AX2, AX3, AX4, AX5, AX2E3,
AX6, dan AX4E2.
• Contoh: CO2
2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan
Bentuk Molekulnya
Senyawa Polar
Senyawa
Nonpolar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
111. • Teori hibridisasi dijelaskan
berdasarkan proses
penggabungan (hibridisasi)
orbital-orbital atom yang
digunakan oleh elektron-
elektron yang saling
berikatan.
• Teori hibridisasi = teori
ikatan valensi.
3. Teori Hibridisasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
112. 3. Teori Hibridisasi
Cara Penentuan
Bantuk Orbital
Senyawa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
113. B. Gaya Antarmolekul
1. Gaya Van der Waals
2. Ikatan Hidrogen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
114. Gaya Van der Waals
merupakan gaya tarik-menarik
antarmolekul kovalen.
1. Gaya Van der Waals
Gaya Van
der Waals
Gaya
London
Gaya Dipol
Terimbas
Gaya
Dipol-Dipol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
115. • Gaya London = gaya dispersi = gaya
tarik-menarik antarmolekul nonpolar.
• Semakin besar massa molekul relatif,
molekul semakin mudah mengalami
polarisasi sehingga gaya London
semakin kuat (titik leleh dan titik didih
senyawa semakin tinggi)
• Contoh: gaya tarik-menarik
antarmolekul Br2
1. Gaya Van der Waals
Gaya London
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
116. • Gaya tarik-menarik antara
molekul polar dengan molekul
nonpolar.
• Molekul polar mengimbas
molekul nonpolar.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antara molekul O2 dengan H2O
1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol
Terimbas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
117. • Gaya tarik-menarik
antarmolekul polar.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antarmolekul HCl
• Kekuatan gaya dipol-dipol >
gaya dipol terimbas > gaya
London
1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol-
Dipol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
118. • Gaya tarik-menarik antara atom
hidrogen dari molekul yang satu
dengan atom molekul lain yang
sangat elektronegatif (F, O, atau
N).
• Ikatan hidrogen jauh lebih kuat
daripada gaya-gaya Van der
Waals.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antara NH3 dan H2O
2. Ikatan Hidrogen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab