Masyarakat Rembang mengalami perubahan dalam memaknai nilai tanah. Tanah pegunungan yang sebelumnya hanya berfungsi untuk pertanian dan sumber daya alam, kini menjadi komoditas yang nilainya melampaui batas setelah ditemukan mengandung bahan baku semen. Perubahan ini menimbulkan ketidakadilan karena pemilik tanah pegunungan yang memiliki tagihan pajak rendah dapat menjual tanah dengan harga tinggi, berbeda den
Ada enam karya seni rupa dari empat puluh tujuh karya yang terpamerkan di Museum Kartini Rembang saat itu (14-17/04) yang membuat saya jatuh cinta. Enam karya seni itu adalah karya milik Ima Novilasari dengan tema “Kebangkitan Pembangkang Jawa (feodalisme)”, karya milik Muchadi dengan tema “7 Bidadari Dari Negeri Seberang”, karya Diani Fauziyah dengan tema “Tak Lemah Lembut”, lagi karya hasil Ima Novilasari dengan tema “Keadilan Kodrati (Emansipasi)”, karya milik Iwan Roses dengan tema “Hawa”, dan satu lagi karya miliki “Kokoh Nugroho” dengan tema “Ini Ibu Budi”. Dengan kuncup tangan ini, tulisan kali ini terinspirasi dari karya tapestri mbak Ima Novilasari, tepatnya karya seni tekstil rajutan yang elok, yang bertera “Kebangkitan Pembangkang Jawa”.
Maket SMA N 1 PAMOTAN 2013
Sekolah setingkat SMA dimasa depan, akan setara dengan perguruan tinggi pada saat ini. Hal ini terjadi didorong oleh prinsip modernitas (efekktif dan efesien). Dengan demikian, setiap SMA perlu mempersiapkan diri layaknya miniatur perguruan tinggi. Maket SMA N 1 Pamotan 2013 hanya sebagai pintu awal menuju kesana. Semoga menjadi inspirasi kalian (pembaca) semua.
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...Suhadi Rembang
This paper aims to interpret the women resistance towards the patriarchy system on a documentary film entitled “Dilema Ijab Kabul”. The focus of the documentary film analysis which portrays the behavior of early marriage is to be the earliest mapping in explaining that the action the women take is really as an opposition or vice versa. The concept used in analyzing the resistance of women against patrialkhal system in this documentary was the concept of the meaning of each daily interactions in society, women’s position, and orientation in a relation to men and women. Based on the finding, the analysis result of this documentary movie tries to invite the audience to see the wedding of the social phenomenon that is very different from the usual. Marriage is shown by a hegemony which then leads to a form of resistance from the women. Resistance to the patriarchy system which is done by women in the documentary movie is seen from many phenomenon of early marriage, divorce, and re-marry.
Kapitalis bumiputra mengalami masa kejayaann sekaligus masa kemunduran. Masa kejayaannya menjadi antitesa dari para ilmuan barat dimana bumiputra tidak memiliki sistem sosial budaya yang mampu melahirkan kapitalis yang tangguh. Lihat saja ketangguhan kapitalis seperti Nitisemito dan Mangkunegara IV yang tangguh di tengah-tengah cengkraman negara kolonial.
Namun disisi lain, kemunduran kapitalis bumiputra sebagai pembenar para ilmuan terkemuka, dimana bumiputra tidak memiliki sistem sosial budaya yang mampu menjadikan warganya menjadi seorang kapitalis yang tangguh dalam membangun kemapanan sistem ekonomi bangsanya.
Ada enam karya seni rupa dari empat puluh tujuh karya yang terpamerkan di Museum Kartini Rembang saat itu (14-17/04) yang membuat saya jatuh cinta. Enam karya seni itu adalah karya milik Ima Novilasari dengan tema “Kebangkitan Pembangkang Jawa (feodalisme)”, karya milik Muchadi dengan tema “7 Bidadari Dari Negeri Seberang”, karya Diani Fauziyah dengan tema “Tak Lemah Lembut”, lagi karya hasil Ima Novilasari dengan tema “Keadilan Kodrati (Emansipasi)”, karya milik Iwan Roses dengan tema “Hawa”, dan satu lagi karya miliki “Kokoh Nugroho” dengan tema “Ini Ibu Budi”. Dengan kuncup tangan ini, tulisan kali ini terinspirasi dari karya tapestri mbak Ima Novilasari, tepatnya karya seni tekstil rajutan yang elok, yang bertera “Kebangkitan Pembangkang Jawa”.
Maket SMA N 1 PAMOTAN 2013
Sekolah setingkat SMA dimasa depan, akan setara dengan perguruan tinggi pada saat ini. Hal ini terjadi didorong oleh prinsip modernitas (efekktif dan efesien). Dengan demikian, setiap SMA perlu mempersiapkan diri layaknya miniatur perguruan tinggi. Maket SMA N 1 Pamotan 2013 hanya sebagai pintu awal menuju kesana. Semoga menjadi inspirasi kalian (pembaca) semua.
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...Suhadi Rembang
This paper aims to interpret the women resistance towards the patriarchy system on a documentary film entitled “Dilema Ijab Kabul”. The focus of the documentary film analysis which portrays the behavior of early marriage is to be the earliest mapping in explaining that the action the women take is really as an opposition or vice versa. The concept used in analyzing the resistance of women against patrialkhal system in this documentary was the concept of the meaning of each daily interactions in society, women’s position, and orientation in a relation to men and women. Based on the finding, the analysis result of this documentary movie tries to invite the audience to see the wedding of the social phenomenon that is very different from the usual. Marriage is shown by a hegemony which then leads to a form of resistance from the women. Resistance to the patriarchy system which is done by women in the documentary movie is seen from many phenomenon of early marriage, divorce, and re-marry.
Kapitalis bumiputra mengalami masa kejayaann sekaligus masa kemunduran. Masa kejayaannya menjadi antitesa dari para ilmuan barat dimana bumiputra tidak memiliki sistem sosial budaya yang mampu melahirkan kapitalis yang tangguh. Lihat saja ketangguhan kapitalis seperti Nitisemito dan Mangkunegara IV yang tangguh di tengah-tengah cengkraman negara kolonial.
Namun disisi lain, kemunduran kapitalis bumiputra sebagai pembenar para ilmuan terkemuka, dimana bumiputra tidak memiliki sistem sosial budaya yang mampu menjadikan warganya menjadi seorang kapitalis yang tangguh dalam membangun kemapanan sistem ekonomi bangsanya.
Penulis dalam bukunya yang berjudul “Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial” ini, mengantarkan kita semua untuk melakukan rekonstruksi gender dalam masyarakat yang tengah berubah. Yaitu suatu tindakan untuk menyusun ulang tentang kode-kode budaya yang setara untuk dimiliki para laki-laki dan perempuan. Sehingga tercipta suatu struktur sosial budaya yang berkeadilan dalam membangun tatanan sosial yang mapan.
Tulisan yang dimuat pada halaman 327 hingga halaman 351, terlihat jelas bahwa politik etis yang didedahkan dari buah pikir para akademisi Belanda sebagai buah kasih dari Belanda kepada Indonesia (Jawa khususnya), gagal total. Tiga program unggulan yang dijalankan sebagai balas kasih mulai dari program edukasi, irigasi, dan transmigrasi, menurut Ricklefs, hanya sebagai topeng (bahasa penulis) agar Belanda mendapatkan simpati dan nama baik, jika kelak harus hengkang dari tanah kepulauan ini. Gagalnya politik etis inilah yang menurut Ricklefs hanya sebagai zaman penjajahan baru. Terbukti, dalam catatan akhir Ricklefs, program politik etis hanya menjadi industri pergerakan sosial yang menentang hingga melawan keberadaan Belanda itu sendiri.
Pawon batik merupakan tungku yang digunakan untuk melorot (penghilangan lilin) kain baik. Jenis pawon ini cukup sederhana. Pawon batik didesain bersifat permanen dengan bahan konstruksi pasangan bata, pasir, semen dan bahan penguat lain. Konstruksi pawon batik ini merupakan teknologi turunan dari pawon tanah liat yang dahulu kala digunakan untuk memasak masakan dengan jumlah besar.
Adalah Instrumen kunjungan lapangan ke pasar tradisional untuk siswa kelas sepuluh jurusan ips mapel sosiologi. Instrumen ini dipergunakan untuk skala terbatas dalam menyusun Produk Siswa dalam bentuk artikel dengan tema KD “Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi (norma sosial, interaksi sosial, dan kelompok sosial) untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok”.
Dalam perkembangan komunikasi kali ini, kajian membaca kebenaran dalam tayangan video dokumenter menjadi penting dihadirkan. Mengapa demikian? Karena video dokumenter menjadi media terkini dalam perkembangan komunikasi, setelah tulisan dan foto.
Dalam perkembangan komunikasi kali ini, kajian membaca kebenaran dalam tayangan video dokumenter menjadi penting dihadirkan. Mengapa demikian? Karena video dokumenter menjadi media terkini dalam perkembangan komunikasi, setelah tulisan dan foto.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan komunitas baca, dengan ini Komunitas Rumah Baca membuka selalu membuka Program Wakaf Buku Pribadi.
Program Wakaf Buku Pribadi merupakan program sosial dalam rangka memfasilitasi masyarakat dalam mewakafkan buku koleksi pribadinya.
Program Wakaf Buku Pribadi ini berlatar belakang pada masukan dari para Relawan Baksos Rumah Baca, dimana banyak warga masyarakat yang memiliki buku pribadi, namun kebermanfaatannya belum optimal. Untuk itu, dengan Program Wakaf Buku Pribadi, diharapkan para pemilik buku yang ingin mengoptimalkan fungsi untuk dapat diakses para pembaca secara luas, Komunitas Rumah Baca selalu membuka diri dalam memfasilitasi antara pemilik buku dan peminat pembaca.
Teknis dalam Program Wakaf Buku Pribadi cukuplah mudah.
Pertama, para Pemilik Buku dapat mengirimkan buku pribadinya ke Komunitas Rumah Baca melalui jasa Paket. Kedua, para Pemilik Buku dapat datang langsung di Komunitas Rumah Baca untuk menyerahkan buku yang akan di wakafkan.
Alamat Komunitas Rumah Baca:
Dukuh Palan Wetan, Rt. 02/ Rw. 01 Pamotan Kode Pos 59261 dengan nomor handphone +6282324073263, Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah.
Hubungi:
[cp. 089667020018 adit]
Pengelola Rumah Baca Pamotan mengucapkan terimakasih kepada Mbak DIna Maria Ulfah Pamotan, yang telah menyumbangkan buku sejumlah tiga eksemplar. RBP senantiasa menanti bantuan dan kerjasamanya para relawan lainnya dalam proses pengumpulan buku guna mewujudkan visi Rumah Baca Pamotan yaitu terdepan dalam membaca, menulis, dan cinta lingkungan.
Penulis dalam bukunya yang berjudul “Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial” ini, mengantarkan kita semua untuk melakukan rekonstruksi gender dalam masyarakat yang tengah berubah. Yaitu suatu tindakan untuk menyusun ulang tentang kode-kode budaya yang setara untuk dimiliki para laki-laki dan perempuan. Sehingga tercipta suatu struktur sosial budaya yang berkeadilan dalam membangun tatanan sosial yang mapan.
Tulisan yang dimuat pada halaman 327 hingga halaman 351, terlihat jelas bahwa politik etis yang didedahkan dari buah pikir para akademisi Belanda sebagai buah kasih dari Belanda kepada Indonesia (Jawa khususnya), gagal total. Tiga program unggulan yang dijalankan sebagai balas kasih mulai dari program edukasi, irigasi, dan transmigrasi, menurut Ricklefs, hanya sebagai topeng (bahasa penulis) agar Belanda mendapatkan simpati dan nama baik, jika kelak harus hengkang dari tanah kepulauan ini. Gagalnya politik etis inilah yang menurut Ricklefs hanya sebagai zaman penjajahan baru. Terbukti, dalam catatan akhir Ricklefs, program politik etis hanya menjadi industri pergerakan sosial yang menentang hingga melawan keberadaan Belanda itu sendiri.
Pawon batik merupakan tungku yang digunakan untuk melorot (penghilangan lilin) kain baik. Jenis pawon ini cukup sederhana. Pawon batik didesain bersifat permanen dengan bahan konstruksi pasangan bata, pasir, semen dan bahan penguat lain. Konstruksi pawon batik ini merupakan teknologi turunan dari pawon tanah liat yang dahulu kala digunakan untuk memasak masakan dengan jumlah besar.
Adalah Instrumen kunjungan lapangan ke pasar tradisional untuk siswa kelas sepuluh jurusan ips mapel sosiologi. Instrumen ini dipergunakan untuk skala terbatas dalam menyusun Produk Siswa dalam bentuk artikel dengan tema KD “Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi (norma sosial, interaksi sosial, dan kelompok sosial) untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok”.
Dalam perkembangan komunikasi kali ini, kajian membaca kebenaran dalam tayangan video dokumenter menjadi penting dihadirkan. Mengapa demikian? Karena video dokumenter menjadi media terkini dalam perkembangan komunikasi, setelah tulisan dan foto.
Dalam perkembangan komunikasi kali ini, kajian membaca kebenaran dalam tayangan video dokumenter menjadi penting dihadirkan. Mengapa demikian? Karena video dokumenter menjadi media terkini dalam perkembangan komunikasi, setelah tulisan dan foto.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan komunitas baca, dengan ini Komunitas Rumah Baca membuka selalu membuka Program Wakaf Buku Pribadi.
Program Wakaf Buku Pribadi merupakan program sosial dalam rangka memfasilitasi masyarakat dalam mewakafkan buku koleksi pribadinya.
Program Wakaf Buku Pribadi ini berlatar belakang pada masukan dari para Relawan Baksos Rumah Baca, dimana banyak warga masyarakat yang memiliki buku pribadi, namun kebermanfaatannya belum optimal. Untuk itu, dengan Program Wakaf Buku Pribadi, diharapkan para pemilik buku yang ingin mengoptimalkan fungsi untuk dapat diakses para pembaca secara luas, Komunitas Rumah Baca selalu membuka diri dalam memfasilitasi antara pemilik buku dan peminat pembaca.
Teknis dalam Program Wakaf Buku Pribadi cukuplah mudah.
Pertama, para Pemilik Buku dapat mengirimkan buku pribadinya ke Komunitas Rumah Baca melalui jasa Paket. Kedua, para Pemilik Buku dapat datang langsung di Komunitas Rumah Baca untuk menyerahkan buku yang akan di wakafkan.
Alamat Komunitas Rumah Baca:
Dukuh Palan Wetan, Rt. 02/ Rw. 01 Pamotan Kode Pos 59261 dengan nomor handphone +6282324073263, Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah.
Hubungi:
[cp. 089667020018 adit]
Pengelola Rumah Baca Pamotan mengucapkan terimakasih kepada Mbak DIna Maria Ulfah Pamotan, yang telah menyumbangkan buku sejumlah tiga eksemplar. RBP senantiasa menanti bantuan dan kerjasamanya para relawan lainnya dalam proses pengumpulan buku guna mewujudkan visi Rumah Baca Pamotan yaitu terdepan dalam membaca, menulis, dan cinta lingkungan.
1. Perubahan Makna Tanah yang Melampaui Batas
Oleh: Suhadi Rembangi
Masyarakat Rembang saat ini telah mengalami
perubahan dalam memaknai tanah. Jika dahulu
tanah memiliki nilai tawar lebih rendah dibanding
manusia dan kerja. Namun sekarang tidak, tanah
mampu melakukan lompatan besar-besaran dalam
nilai tawar.
Tanah Rembang, khususnya tanah pegunungan
yang memuat kandungan trass (dll) sebagai bahan
baku semen (dll), saat ini menjadi idola investor.
Padahal sebelumnya, tanah gunung tidak banyak yang melirik. Gunung hanya
difungsikan untuk areal pertanian, lumbung pakan ternak, ketahanan air serta
oksigen sebagai sumber hidup, dan sedikit sebagai wahana rekreasi.
Lompatan cara pandang tentang makna tanah yang cenderung kuat dalam aras
feodalistik ini, berlahan ber-aroma khas kapitalistik. Lompatan cara pandang ini
beriringan dengan lahirnya “Orang Kaya Baru” di Rembang yang memiliki tanah
gunung trass. Mereka yang terbukti memiliki surat sppt tanah gunung,
dilegalkan menjual kepada perusahaan semen. Dalam sekejab, beberapa pemilik
tanah gunung meraup rupiah yang melampau batas.
Secara hak dan kewajiban, tampak terdapat ketidak-adilan dalam masyarakat
Rembang. Hal ini dapat dilihat pemilik tanah gunung yang memiliki tagihan wajib
pajak yang tertera pada sppt lebih rendah, malah memiliki hak jual tanah lebih
tinggi. Sedangkan tanah non-gunung yang memiliki nilai sppt wajib pajak tinggi,
tidak pernah mampu mengejar nilai tawar tanah gunung.
Beda besaran wajib pajak ini, mungkin tanah gunung lebih difokuskan fungsi
dalam hal areal pertanian, lumbung pakan ternak, dan ketahanan air serta
oksigen sebagai sumber hidup. Bukan sebaliknya, tanah gunung yang memiliki
nilai komoditi tanpa batas. Tampaknya terdapat etika salah dalam hal ini.
Fenomena perubahan makna tanah gunung di atas, tentu saja melanggar
keadilan akan kemakmuran sosial masyarakat Rembang. Bagaimana tidak, sama-
sama memiliki sepetak tanah (misal yang satu memiliki tanah gunung dan yang
satu memiliki tanah sawah bukan gunung), dengan harga beli pada awalnya yang
relatif sama, namun memiliki perbedaan yang terlampau batas dalam peralihan
hak kepemilikannya (jual).
2. Dalam perspektif keadilan kemakmuran sosial, fenomena di atas jelas-jelas tidak
adil sekaligus tidak rasional. Bagaimana tidak, mereka pemilik sppt tanah gunung
yang tidak melakukan kegiatan produksi di atas tanah gunung, meraup uang
terlampau batas. Sedangkan yang melakukan kegiatan produksi di atas tanah
(misal sawah), harus membayar biaya produksi tinggi untuk melawan biaya bibit,
obat kendali hama, hingga permainan harga komoditi panen.
Tanah merupakan aset utama pembangunan. Selayaknya tanah tidak dijadikan
sebagai komoditi. Jika tanah dijadikan komoditi, tentu saja tatanan sosial (desa)
tidak akan mendiri. Desa (tanah) akan terkooptasi dengan ukuran materi
(kapitalis). Terlebih nilai tukar tanah gunung yang mempengaruhi naiknya nilai
tawar harga tanah non-gunung, yang terjadi adalah merendahkan harkat dan
martabat manusia beserta nilai suatu kerja. Dan ketika masyarakat (lokal) tidak
mampu bertransaksi dengan tanah di sekitarnya, yang terjadi adalah menjadi kuli
di negeri sendiri. Bukankah hal demikian adalah rencana yang tidak mungkin kita
harapkankah? Namun kenapa terjadi?
Lantas bagaimana menyikapi perubahan makna tanah gunung yang terlampau
batas ini? Bagaimana perlakukan suatu tanah yang nilai tukarnya terlanjur
terlampau batas? Dan bagaimana memperlakukan tanah yang nilai tukarnya
belum atau sedang berproses melampau batas?
Kembalikan nilai-nilai kearifan sosial pada tanah menjadi penting, baik secara
etika sosial maupun etika lingkungan hidup. Menandaskan etika sosial adalah
memaknai tanah sebagai faktor produksi saja, bukan sebagai objek perniagaan.
Selanjutnya menandaskan etika lingkungan hidup adalah memaknai tanah untuk
sumber hidup dengan tersedianya air dan oksigen.
Lantas bagaimana yang sudah terlanjur? Jika tanah gunung tersebut sudah
terlanjur di jual dengan harga terlampau batas, maka kelebihan harga yang
terlampau batas itu harus dikembalikan kepada hak komunal. Secara teknis, hak
komunal ini, pengelolaannya dapat diwakilkan oleh lembaga sosial formal.
Apakah mereka yang telah mendapatkan uang terlampau batas itu dapat
menerima, jika uangnya harus diminta oleh pihak komunalitas? Jika mereka tidak
mau memberikan uang yang terlampau batas itu, maka mereka harus
berkewajiban membayar biaya sosial (pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,
seni, informasi, teknologi, dll) yang terlampau batas pula. Termasuk terancamnya
ketahanan air dan oksigen untuk sumber kehidupan masyarakat Rembang
selayaknya harus dibayar oleh mereka.
3. Lantas bagaimana mereka yang belum terlanjur dan masih proses? Jika pemilik
sppt tanah gunung belum terlanjur dan masih proses dalam transaksinya, pilihan
terbaik adalah mengembalikan fungsi tanah sebagai aset utama produksi.
Masyarakat Rembang belum siap melompat sebagai masyarakat industri.
Memfungsikan tanah (gunung) untuk pertanian, lumbung pakan ternak, dan
ketahanan air serta oksigen sebagai sumber hidup, dan wahana rekreasi, tentu
akan lebih menghargai martabat manusia dan kerja masyarakat Rembang dalam
rangka mewujudkan keadilan dalam kemakmuran sosial masyarakat Rembang.
Melanjutkan tradisi agung sebagai masyarakat bahari dan masyarakat hutan,
masyarakat Rembang lebih siap, dibanding melakukan lompatan yang melampau
batas dalam hal harga tanah.
Rembang, 16 Juli 2013.
i
Penulis adalah pegiat tradisi agung masyarakat bahari dan hutan Rembang