Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat yang meliputi rumah layak huni dan lingkungan yang sehat serta aman yang didukung prasarana dan sarana. Dokumen tersebut juga menjelaskan indikator, target capaian, dan pembiayaan pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota."
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2014 memberikan gambaran umum tentang visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum untuk lima tahun ke depan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur dan permukiman di Indonesia. Dokumen ini juga menjabarkan tantangan dan isu-isu strategis yang dihadapi, arahan kebijakan, serta strategi yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan pembang
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat yang meliputi rumah layak huni dan lingkungan yang sehat serta aman yang didukung prasarana dan sarana. Dokumen tersebut juga menjelaskan indikator, target capaian, dan pembiayaan pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota."
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2014 memberikan gambaran umum tentang visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum untuk lima tahun ke depan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur dan permukiman di Indonesia. Dokumen ini juga menjabarkan tantangan dan isu-isu strategis yang dihadapi, arahan kebijakan, serta strategi yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan pembang
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...Muh Saleh
Permendagri 59/2021 mengatur tentang penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara teknis, meliputi mekanisme dan strategi penerapan SPM mulai dari pengumpulan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, pelaksanaan SPM, hingga pelaporan. Peraturan ini menjadi pedoman bagi daerah dalam melaksanakan SPM sesuai dengan jenis dan mutu pelayanan dasar yang harus dicapai.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
SPM Bidang Kesehatan untuk Provinsi :
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana daerah provinsi;
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa daerah provinsi;
Dokumen tersebut merupakan revisi rencana strategis Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Bandung tahun 2010-2013. Revisi ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan peraturan terbaru dan memperbaiki kelemahan dari rencana sebelumnya. Dokumen ini membahas latar belakang, dasar hukum, dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunan rencana strategis tersebut.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penegasan batas daerah di darat dan laut secara sistematis dan terkoordinasi untuk menciptakan kepastian hukum wilayah administrasi. Penegasan batas daerah di darat dilakukan melalui penyiapan dokumen, pelacakan, pengukuran, dan pembuatan peta batas. Sedangkan penegasan batas di laut dilakukan secara kartometrik dengan menentukan garis pantai, mengukur batas,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGG...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013 dengan total anggaran meningkat menjadi Rp2,3 triliun dari semula Rp2,1 triliun. Peningkatan terjadi pada pendapatan daerah sebesar Rp145 miliar dan belanja daerah sebesar Rp207 miliar.
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis dan kebijakan pemerintah. Perubahan kedua mencakup penajaman target dan prioritas pembangunan untuk tahun 2013-2014 serta penyesuaian indikator kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, landasan hukum, dan sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013-2018. Dokumen ini merupakan pedoman untuk penyusunan rencana strategis satuan kerja perangkat daerah dan rencana kerja pemerintah daerah selama 5 tahun ke depan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dibentuk untuk menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Satpol PP berwenang melakukan penertiban, penyidikan, dan tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan daerah. Pemerintah daerah wajib memenuhi hak pegawai Satpol PP dan menyediakan sarana prasar
RPJMD Kabupaten Pakpak Bharat 2010-2015 menetapkan rencana pembangunan untuk lima tahun ke depan dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis dan berkeadilan sosial serta melindungi hak asasi manusia di Kabupaten Pakpak Bharat. Dokumen ini menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dan satuan kerja dalam menyusun rencana kerja dan strategis untuk melaksanakan program pembangunan.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...Muh Saleh
Permendagri 59/2021 mengatur tentang penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara teknis, meliputi mekanisme dan strategi penerapan SPM mulai dari pengumpulan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, pelaksanaan SPM, hingga pelaporan. Peraturan ini menjadi pedoman bagi daerah dalam melaksanakan SPM sesuai dengan jenis dan mutu pelayanan dasar yang harus dicapai.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
SPM Bidang Kesehatan untuk Provinsi :
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana daerah provinsi;
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa daerah provinsi;
Dokumen tersebut merupakan revisi rencana strategis Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Bandung tahun 2010-2013. Revisi ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan peraturan terbaru dan memperbaiki kelemahan dari rencana sebelumnya. Dokumen ini membahas latar belakang, dasar hukum, dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunan rencana strategis tersebut.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penegasan batas daerah di darat dan laut secara sistematis dan terkoordinasi untuk menciptakan kepastian hukum wilayah administrasi. Penegasan batas daerah di darat dilakukan melalui penyiapan dokumen, pelacakan, pengukuran, dan pembuatan peta batas. Sedangkan penegasan batas di laut dilakukan secara kartometrik dengan menentukan garis pantai, mengukur batas,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGG...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013 dengan total anggaran meningkat menjadi Rp2,3 triliun dari semula Rp2,1 triliun. Peningkatan terjadi pada pendapatan daerah sebesar Rp145 miliar dan belanja daerah sebesar Rp207 miliar.
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis dan kebijakan pemerintah. Perubahan kedua mencakup penajaman target dan prioritas pembangunan untuk tahun 2013-2014 serta penyesuaian indikator kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, landasan hukum, dan sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013-2018. Dokumen ini merupakan pedoman untuk penyusunan rencana strategis satuan kerja perangkat daerah dan rencana kerja pemerintah daerah selama 5 tahun ke depan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dibentuk untuk menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Satpol PP berwenang melakukan penertiban, penyidikan, dan tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan daerah. Pemerintah daerah wajib memenuhi hak pegawai Satpol PP dan menyediakan sarana prasar
RPJMD Kabupaten Pakpak Bharat 2010-2015 menetapkan rencana pembangunan untuk lima tahun ke depan dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis dan berkeadilan sosial serta melindungi hak asasi manusia di Kabupaten Pakpak Bharat. Dokumen ini menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dan satuan kerja dalam menyusun rencana kerja dan strategis untuk melaksanakan program pembangunan.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri tentang standar pelayanan minimal bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. Peraturan ini mengatur tentang jenis pelayanan dasar, indikator, dan target pencapaian SPM di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang meliputi sumber daya air, jalan, jasa konstruksi, dan penataan ruang. Gubernur dan bupati/walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan SPM di wilayah mereka masing
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
Peraturan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota. SPM tersebut mencakup jenis pelayanan dasar seperti sumber daya air, jalan, cipta karya, jasa konstruksi, dan penataan ruang beserta indikator dan target pencapaiannya. Gubernur dan bupati/walikota bertanggung jawab menyelenggarakan SPM di daerahnya
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam pemberian persetujuan substansi rancangan perda tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota. Pelimpahan kewenangan ini dilakukan setelah provinsi memenuhi kriteria seperti telah memiliki perda RTRW provinsi dan kabupaten/kota, memiliki unit organisasi penataan ruang, dan memiliki sumber daya manusia yang komp
Permen PU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetuj...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam memberikan persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. Kriteria pelimpahan kewenangan meliputi pemenuhan kriteria provinsi dalam hal peraturan RTRW, jumlah kabupaten/kota yang memiliki RTRW, unit eselon III teknis penataan ruang, badan koordinasi penataan ruang,
Peraturan ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam memberikan persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. Kriteria pelimpahan kewenangan meliputi pemenuhan kriteria provinsi dalam hal peraturan RTRW, jumlah kabupaten/kota yang memiliki RTRW, unit eselon III teknis penataan ruang, badan koordinasi penataan ruang,
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyusunan rencana umum jaringan jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota untuk jangka panjang (20 tahun) dan jangka menengah (5 tahun). Pedoman ini mencakup aspek penyusunan, konsultasi, penetapan, dan monitoring evaluasi rencana jaringan jalan.
Peraturan ini menetapkan standar pelayanan minimal (SPM) pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi SPM Pekerjaan Umum dan SPM Perumahan Rakyat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. SPM Pekerjaan Umum mencakup pemenuhan air minum dan pengolahan air limbah, sedangkan SPM Perumahan Rakyat mencakup penyediaan rumah layak huni untuk korban bencana dan relokasi.
Bangunan Gedung Negara (BGN) diklasifikasikan menjadi sederhana, tidak sederhana, dan khusus berdasarkan kompleksitas. Standar luas gedung kantor adalah 9,6-10 m2 per personil dan rumah dinas bervariasi antara 36-400 m2 tergantung tipe. Biaya pembangunan BGN mencakup konstruksi, perancangan, pengawasan, dan pengelolaan proyek.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
1. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 01/PRT/M/2014
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal telah ditetapkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang
mencakup daerah Kabupaten/Kota;
b. bahwa Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud
dalam huruf a belum mencakup Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab daerah
Provinsi dan perlu penambahan pedoman perhitungan
pembiayaan pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
c. bahwa beberapa indikator SPM Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang daerah Kabupaten/Kota
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 14/PRT/M/2010 sulit diimplementasikan dan
diukur sehingga perlu disesuaikan;
d. bahwa Sidang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
tanggal 1 Oktober 2013 telah menyetujui penyesuaian
terhadap Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang;
Mengingat: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
2. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN
UMUM DAN PENATAAN RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang yang selanjutnya disebut SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
2. Pelayanan Dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah
jenis pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
3. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses keluaran,
hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
4. Batas Waktu Pencapaian adalah jangka waktu untuk pencapaian target
jenis pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
secara bertahap sesuai dengan indikator dan nilai yang ditetapkan.
5. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. 6. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan SPM bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan mendukung Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam penerapan SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan dasar.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
b. Penetapan dan Target Pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang;
c. Penyelenggara SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d. Pembinaan dan Pengawasan;
e. Pelaporan;
f. Monitoring dan Evaluasi;dan
g. Pembiayaan.
BAB II
SPM BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah Provinsi
Pasal 4
(1) Pemerintah Provinsi menyelenggarakan Pelayanan Dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sesuai dengan SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
(2) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis pelayanan dasar, sasaran,
indikator, dan batas waktu pencapaian.
Pasal 5
(1) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 meliputi jenis pelayanan dasar:
a. Sumber Daya Air
Penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat dengan
indikator persentase tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan
kewenangannya.
4. b. Jalan
Penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan
indikator :
1. Persentase tingkat kondisi jalan provinsi baik dan sedang.
2. Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat
produksi (konektivitas) di wilayah provinsi.
c. Jasa Konstruksi
Pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi dengan
indikator persentase tersedianya 3 (tiga) jenis informasi Jasa
Konstruksi Tingkat Provinsi pada Sistem Informasi Pembina Jasa
Konstruksi (SIPJAKI).
d. Penataan Ruang
Informasi Penataan Ruang dengan indikator persentase
tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR)
wilayah Provinsi beserta rencana rincinya melalui peta analog dan
peta digital.
(2) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan batas waktu
pencapaian sampai dengan tahun 2019.
Bagian Kedua
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 6
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota menyelenggarakan Pelayanan Dasar
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sesuai dengan SPM
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
(2) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis pelayanan dasar, sasaran,
indikator, dan batas waktu pencapaian.
Pasal 7
(1) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 meliputi jenis pelayanan dasar :
a. Sumber Daya Air
Penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat dengan
indikator :
1. Persentase tersedinya air baku untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari;dan
2. Persentase tersedinya air irigasi untuk pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya.
5. b. Jalan
Penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan
indikator:
1. Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten/kota baik dan
sedang;dan
2. Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat
produksi (konektivitas) di wilayah kabupaten/kota.
c. Cipta Karya
1. Penyediaan air minum dengan indikator persentase penduduk
yang mendapatkan akses air minum yang aman.
2. Penyediaan sanitasi dengan indikator :
a) persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang
memadai;
b) persentase pengurangan sampah di perkotaan;
c) persentase pengangkutan sampah;
d) persentase pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir
(TPA);dan
e) persentase penduduk yang telayani sistem jaringan drainase
skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30
cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun.
3. Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan indikator
persentase jumlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
diterbitkan;
4. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan dengan indikator
persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.
d. Jasa Konstruksi
1. Pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi dengan
indikator persentase tersedianya 7 (tujuh) jenis informasi
Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa
Konstruksi (SIPJAKI);dan
2. Perizinan Jasa Konstruksi dengan indikator persentase
tersedianya layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan
waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah
Persyaratan Lengkap.
e. Penataan Ruang
1. Informasi Penataan Ruang dengan indikator persentase
tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR)
wilayah Kabupaten/Kota berserta rencana rincinya melalui
peta analog dan peta digital;dan
2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik dengan
indikator persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar
20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan.
6. (2) SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap dengan batas waktu
pencapaian sampai dengan tahun 2019.
Pasal 8
(1) Jenis pelayanan dasar, sasaran, indikator kinerja, batas waktu
pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dan Pasal 7 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Petunjuk teknis SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dan Pasal 7 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB III
PENETAPAN DAN TARGET PENCAPAIAN
SPM BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Pasal 9
(1) Penetapan SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dapat
disempurnakan dan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan
perkembangan kemampuan dan kebutuhan daerah.
(2) Target Pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7 dapat disesuaikan
berdasarkan evaluasi pencapaian SPM pada akhir batas waktu
pencapaian.
BAB IV
PENYELENGGARA SPM BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
RUANG
Pasal 10
(1) Gubernur bertanggung jawab dalam penyelenggaraan SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan SPM
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(3) Penyelenggaraan SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh
unit kerja yang membidangi urusan Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota.
(4) Dalam hal Pemerintah Kabupaten/Kota belum memiliki unit kerja yang
menangani tugas dan fungsi pembinaan jasa konstruksi dapat
menunjuk atau menugaskan unit kerja yang membidangi urusan
Pekerjaan Umum.
7. BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Pasal 12
(1) Menteri melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah melakukan pembinaan
teknis penyelenggaraan SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
(3) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam bentuk fasilitasi pengembangan kapasitas berupa orientasi
umum, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan, dan/atau bantuan
lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Fasilitasi pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan kelembagaan,
personil, dan keuangan negara serta keuangan daerah.
Pasal 13
(1) Menteri bertanggungjawab atas pengawasan teknis penerapan SPM
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah melakukan pengawasan
teknis penerapan SPM yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 14
(1) Menteri melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan dan
pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan:
a. Menteri untuk Pemerintah Provinsi;dan
b. Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah untuk Pemerintah
Kabupaten/Kota.
(3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. BAB VII
PELAPORAN
Pasal 15
(1) Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang Daerah Provinsi menyampaikan laporan teknis tahunan
hasil penerapan dan pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang kepada Gubernur.
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur
menyampaikan laporan teknis tahunan hasil penerapan dan pencapaian
kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah
Provinsi kepada Menteri dan Menteri Dalam Negeri.
Pasal 16
(1) Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang Kabupaten/Kota menyampaikan laporan teknis
tahunan hasil penerapan dan pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang kepada Bupati/Walikota.
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bupati/Walikota menyampaikan laporan teknis tahunan hasil
penerapan dan pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang kepada Gubernur.
(3) Gubernur menyampaikan ringkasan laporan teknis tahunan hasil
penerapan dan pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya kepada Menteri
dan Menteri Dalam Negeri.
Pasal 17
Format laporan teknis tahunan hasil penerapan dan pencapaian kinerja
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 dan Pasal 16 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 18
Laporan teknis dan hasil monitoring dan evaluasi penerapan dan
pencapaian kinerja SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 sampai dengan Pasal 16
dipergunakan sebagai :
a. Bahan masukan bagi pengembangan kapasitas Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang; dan
b. Bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, termasuk
pemberian penghargaan bagi pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang berprestasi sangat baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9. BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 19
(1) Pembiayaan atas penyelenggaraan SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-
masing.
(2) Perhitungan pembiayaan pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah memprogramkan SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam dokumen perencanaan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang tetap dapat menjalankan program sesuai perencanaan yang telah
ditetapkan sampai dengan tahun 2014.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21
Ketentuan mengenai SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai
dengan Pasal 8 berlaku mutatis mutandis bagi Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
10. Pasal 23
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Februari 2014
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DJOKO KIRMANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Februari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 267