Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. What We Learn
Today?
• Perkembangan Teknologi Kebencanaan di
Indonesia
• Identifikasi Penggunaan Teknologi
• Kesimpulan
3. Sistem Peringatan Dini
• Sistem Peringatan Dini
Gempa Bumi dan Tsunami
(InaRISK).
• Sistem Peringatan Dini
Banjir (Siaga Bencana)
Pemetaan dan
Pemantauan
• Teknologi Pemantauan
Gunung Berapi.
• Teknologi Pemetaan Risiko
Bencana:
Tanggap Darurat
• Teknologi Komunikasi:
• Teknologi Pencarian dan
Penyelamatan:
• Teknologi Logistik:
Pemulihan
• Teknologi Rekonstruksi
• Teknologi Pemulihan
Ekonomi
Teknologi Kebencanaan di Indonesia
4. • Sumber data
• Platform TI
• Perangkat lunak
• Peralatan
• Keahlian
Identifikasi ketersediaan
teknologi
8. • Teknologi memegang peran krusial dalam semua tahap manajemen bencana, mulai dari pencegahan hingga pemulihan,
dengan berbagai inovasi seperti sistem peringatan dini, pemetaan, tanggap darurat, dan pemulihan.
• Identifikasi ketersediaan dan kebutuhan teknologi penting untuk menentukan penggunaan yang efektif dalam
penanggulangan bencana.
• Meskipun tantangan seperti ketersediaan, aksesibilitas, dan penerimaan teknologi ada, kesadaran, pembangunan
kapasitas, dan pengembangan teknologi yang sesuai dapat membantu mengatasinya untuk meningkatkan efektivitas
penanggulangan bencana.
Kesimpulan
9. Diskusi
◦ Bagaimana kita dapat mengembangkan
teknologi mitigasi bencana lokal yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia?
◦ Apa saja teknologi baru yang sedang atau akan
muncul dan dapat diadopsi untuk
meningkatkan penanggulangan bencana di
Indonesia?
◦ Bagaimana kerjasama antara sektor publik,
swasta, dan masyarakat sipil dapat
ditingkatkan untuk memperkuat penggunaan
teknologi dalam penanggulangan bencana?
◦ Sejauh mana Indonesia siap menghadapi
tantangan digital dalam penanggulangan
bencana?
Dalam presentasi ini, kita akan membahas pentingnya teknologi dalam manajemen bencana. Kita akan mencakup berbagai tahapan manajemen bencana, mulai dari pencegahan hingga pemulihan, dan membahas bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan hasil di setiap tahapannya. Kita juga akan mengidentifikasi tantangan dalam menggunakan teknologi dalam manajemen bencana dan membahas bagaimana tantangan-tantangan ini dapat diatasi.
Pada slide ini, akan dibahas tentang bagaimana teknologi telah memainkan peran yang semakin penting dalam manajemen bencana selama beberapa dekade terakhir. Kita akan melihat kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sistem peringatan dini, pemetaan dan pemantauan, teknologi tanggap darurat, serta teknologi pemulihan. Ini akan memberikan pemahaman tentang berbagai teknologi yang telah digunakan dalam manajemen bencana.Sistem Peringatan Dini
Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami (InaRISK): Sistem ini menggunakan sensor seismograf dan mareograf untuk mendeteksi gempa bumi dan tsunami. Sistem ini kemudian mengirimkan peringatan kepada masyarakat melalui berbagai saluran, seperti SMS, sirine, dan media sosial.
Sistem Peringatan Dini Banjir (Siaga Bencana): Sistem ini menggunakan data curah hujan dan ketinggian air sungai untuk memprediksi potensi banjir. Sistem ini kemudian mengirimkan peringatan kepada masyarakat di daerah yang berisiko banjir.
Pemetaan dan Pemantauan
Teknologi Pemantauan Gunung Berapi: Teknologi ini digunakan untuk memantau aktivitas gunung berapi, seperti emisi gas, deformasi tanah, dan gempa bumi vulkanik. Data dari pemantauan ini kemudian digunakan untuk memprediksi potensi letusan gunung berapi dan mengeluarkan peringatan kepada masyarakat.
Teknologi Pemetaan Risiko Bencana: Teknologi ini digunakan untuk memetakan daerah-daerah yang rawan bencana, seperti daerah yang rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan banjir. Peta risiko bencana ini kemudian digunakan untuk membantu perencanaan tata ruang dan mitigasi bencana.
Tanggap Darurat
Teknologi Komunikasi: Teknologi komunikasi, seperti radio dan telepon satelit, digunakan untuk membantu koordinasi upaya tanggap darurat setelah bencana terjadi.
Teknologi Pencarian dan Penyelamatan: Teknologi pencarian dan penyelamatan, seperti drone dan anjing pelacak, digunakan untuk mencari korban bencana yang masih hidup.
Teknologi Logistik: Teknologi logistik, seperti truk dan helikopter, digunakan untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana.
Pemulihan
Teknologi Rekonstruksi: Teknologi konstruksi, seperti beton pracetak dan baja ringan, digunakan untuk membangun kembali rumah dan infrastruktur yang rusak akibat bencana.
Teknologi Pemulihan Ekonomi: Teknologi pemulihan ekonomi, seperti program pinjaman dan pelatihan keterampilan, digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana untuk kembali bangkit.
Langkah pertama dalam mengidentifikasi ketersediaan teknologi untuk manajemen bencana adalah dengan mengidentifikasi sumber data yang tersedia. Data ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), dan perusahaan swasta. Selanjutnya adalah mengidentifikasi platform TI yang tersedia, perangkat lunak, peralatan, dan keahlian yang tersedia untuk digunakan dalam manajemen bencana.
Langkah kedua dalam mengidentifikasi ketersediaan teknologi untuk manajemen bencana adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan dari komunitas manajemen bencana. Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian kebutuhan. Penilaian kebutuhan harus mengidentifikasi kebutuhan spesifik komunitas dalam hal teknologi. Langkah selanjutnya adalah memprioritaskan kebutuhan tersebut dan mengembangkan rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ada beberapa tantangan dalam menggunakan teknologi dalam manajemen bencana. Salah satunya adalah ketersediaan teknologi. Dalam banyak kasus, orang-orang yang paling membutuhkan teknologi adalah mereka yang memiliki akses yang paling sedikit kepadanya. Tantangan lainnya adalah aksesibilitas teknologi, kemampuan teknologi, dan penerimaan teknologi.
Ada beberapa cara untuk mengatasi tantangan dalam menggunakan teknologi dalam manajemen bencana. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan manfaat teknologi melalui program pendidikan dan pelatihan. Cara lain adalah dengan membangun kapasitas dengan memberikan pelatihan dan dukungan kepada komunitas manajemen bencana. Langkah lain adalah dengan mengembangkan teknologi yang sesuai dengan bekerja sama dengan komunitas manajemen bencana untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka. Cara lain adalah dengan mempromosikan penerimaan teknologi melalui peningkatan kesadaran akan manfaat teknologi dan dengan memberikan pelatihan dan dukungan kepada komunitas manajemen bencana tentang cara menggunakannya secara efektif.