Jadi, dapat disimpulkan bahwa latar belakang pemberontakan Andi Azis adalah :
1.Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung jawab pasukan bekas KNIL saja.2.Menentang campur tangan pasukan APRIS terhadap konflik di Sulawesi Selatan.3.Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa latar belakang pemberontakan Andi Azis adalah :
1.Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia Timur hanya merupakan tanggung jawab pasukan bekas KNIL saja.2.Menentang campur tangan pasukan APRIS terhadap konflik di Sulawesi Selatan.3.Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsamusniumar
Konflik di Indonesia setidaknya dapat dibahagi kepada dua macam yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal ialah konflik antara sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat terhadap pemerintah. Sedang konflik horizontal ialah konflik antara masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Dari dua macam konflik dapat diperinci menjadi lima macam konflik yaitu konflik ideologi, politik, ekonomi, komunal dan sosial.
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Senario Masyarakat Islam di Akhir Era Khulafa’ al-RashidinEzad Azraai Jamsari
PPPJ1153 Sejarah Islam 11-656H, 2016
Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, FPI, UKM
"Perkuliahan 02: Senario Masyarakat Islam di Akhir Era Khulafa’ al-Rashidin"
Musni Umar: Konflik di Indonesia dalam Perspektif Perjalanan Sejarah Bangsamusniumar
Konflik di Indonesia setidaknya dapat dibahagi kepada dua macam yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal ialah konflik antara sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat terhadap pemerintah. Sedang konflik horizontal ialah konflik antara masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Dari dua macam konflik dapat diperinci menjadi lima macam konflik yaitu konflik ideologi, politik, ekonomi, komunal dan sosial.
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Senario Masyarakat Islam di Akhir Era Khulafa’ al-RashidinEzad Azraai Jamsari
PPPJ1153 Sejarah Islam 11-656H, 2016
Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, FPI, UKM
"Perkuliahan 02: Senario Masyarakat Islam di Akhir Era Khulafa’ al-Rashidin"
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
1. PERAN ULAMA ACEH DALAM
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
Presented By :
ZULFITRA AJ
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
UIN Ar-Raniry
Senin, 27 Januari 2014 . Seminar Sejarah Himas UNSYIAH
2. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, pasukan sekutu
menjatuhkan bom atomnya di Kota Hiroshima dan
Nagasaki yang menyebabkan Jepang menyerah
tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal
15 Agustus 1945. Sehingga rakyat Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan Republik
Indonesia pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus
1945. Dengan proklamasi ini berakhirlah
pendudukan Jepang Indonesia selama 3,5 tahun
sejak tahun 1942 yang sebelumnya mengambil alih
pemerintahan colonial Belanda yang telah lebih
dulu menjajah bangsa Indonesia selam 350 tahun.
3. Lanjutan…
Akan tetapi beberapa saat setelah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, tentara sekutu datang kembali ke
Indonesia dengan dalih melucuti persenjataan Jepang yang
telah dinyatakan kalah dengan pihak sekutu pada Perang
Dunia II. Namun ternyata kedatangan pasukan sekutu di
Indonesia diboncengi oleh NICA. Ternyata kedatangan
mereka ingin menegakkan kembali kolonialisme Belanda
yang telah berkuasa di Indonesia selama 3,5 abad.Rakyat
Indonesia menentang keras kehadiran mereka dan
memberikan perlawanan yang sengit untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja
diproklamirkan. Hal ini mengakibatkan pecahnya
pertempuran kedua belah pihak di beberapa kota di
Indonesia. Pertempuran itu pun meletus di kota Surabaya
yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 yang
dikomandoi oleh Jenderal Sudirman dan Bung Tomo
bertempur mati-matian melawan tentara musuh.
4. Perlawanan Ulama di Seluruh
Indonesia
Pasukan Hizbullah K.H. Hasyim Wahid & K.H.
Zainul Arifin
Pasukan Sabilillah K.H. Masykur
Pasukan Mujahidin K.H. Wahab Hasbullah
Pasukan APS/MUAPS Daerah Istimewa Yogyakarta
Laskar PencakSilat H. Ama Poeradiraja
Palagan Banyabiru Kyai Komar
Perang Sabil Jihad-
fi Sabilillah Tgk. Daud Beureu’eh, dkk
5. Ulama-Ulama Pencetus Perang
Jihad fi Sabilillah
Para ulama yang menjadi pelopor perang di
Aceh adalah pasukan yang tergabung dalam
PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh). Dan
beberapa ulama yang berperan besar
diantaranya :
Tgk. Daud Beureu’eh
Tgk. Ahmad Hasballah Indrapuri
Tgk. Ja’far Sadiq
Tgk. Hasan Krueng Kalee
6. Para ulama menyadari jika perang tidak
digerakkan oleh ulama, nantinya rakyat tidak
akan mau ikut serta. Dimotivasi oleh semangat
jihad seperti yang dilakukan oleh Tgk Chik Di
Tiro maka seluruh rakyat Aceh mendukung
baik dengan mengorbankan harta maupun
nyawannya.
Hal ini dikarenakan Rakyat Aceh sangat
terpengaruh dengan Hikayat Perang Sabi yang
selalu menjadi cerita dan sebuah syair yang
didengar masyarakat Aceh setiap saat
7. Lanjutan…
Tidak ada gaji tentara, tidak ada dana Surat Perintah
Jalan (SPJ), tidak ada lumsum. Mereka bekerjasama
dengan rakyat. Rakyat mendukung sepenuhnya
karena para pejuang berjuang dengan berdasarkan
niat lillahi ta’ala. Semangat inilah yang telah
mengantar kita kepada kemerdekaan dari jajahan
bangsa asing.
Didorong oleh semangat perang suci, rakyat Aceh
berjuang dengan penuh semangat untuk mencapai
tujuan. Mereka yakin bahwa melalui jihad fisabilillah
mereka akan menang; karena jika mereka gugur akan
masuk syurga dan jika mereka selamat, negara akan
bebas dari pendudukan Belanda.
8. Pada Tanggal 21 September 1953 Tgk. Daud Beureu’eh
memproklamirkan Perang “Pemberontakan” yang
disebabkan karena kekecewaan terhadap Pemerintah
RI (Presiden Soekarno). Beliau menyatakan wilayah
Aceh sebagai bagian dari Darul Islam dibawah
Pimpinan Kartosuwiryo. Sehingga para pasukan
perang menamakan diri sebagai Tentara Islam
Indonesia (TII). Dan perang ini akhirnya oleh
kebanyakan Masyarakat menyebeut perang DI dan
Pemerintah RI memberi nama Pemberontakan DI/TII
9. Lanjutan…
Pasca deklarasi yang dilakukan Tgk Daud
Beureu’eh, terjadi pro-kontra dalam
masyarakat Aceh. Beberapa Ulama tidak
setuju terhadap cara yang dilakukan Tgk.
Daud Beureu’eh. Ulama-ulama tersebuh
antara lain adalah Syekh Muda Waly dari
Labuhan Haji, Aceh Selatan dan Habib
Muda Seunagan dari Peulekung, Nagan Raya
10. Ulama Pejuang NKRI
Syekh Muda Waly Habib Muda Seunagan
Mengharamakan murid-murid
dan masyarakat untuk
bergabung sebagai TII
Membentuk Pasukan perang
untuk melawan Pasukan Tgk.
Daud Beureu’eh
Menyatakan bahwa
Masyarakat Aceh masih
bagian RI di bawah presiden
Soekarno
Melakukan perlawanan-
perlawanan terhadap Pasukan
DI/TII
Mengumpulkan masyarakat
dan menyatakan tiddak setuju
dengan DI/TII
Membentuk “Pagar Desa”
sebagai tembok pertahanan di
setiap Gampong
Menyatakan Masyarakat Aceh
akan tetap setia di belakang
Pemerintah RI
Membentuk pasukan tempur
yang terdiri dari pasukan
Pedang
11. Hubungan Ulama Aceh-SUMUT
Habib Muda Seunagan pernah mengirim 160
personil Lasykar Jihad dalam peperangan
yang disebut Sidikalang di Tapanuli Utara
yaitu pada masa agresi militer II. Lasykar
Jihad merupakan pasukan yang ia bentuk
yang terdiri dari murid-muridnya yang
terlatih dan terpilih. Habib sendiri yang
membentuk pasukan tersebut untuk
menghadapi tentara Belanda.