Teks tersebut membahas pengelolaan taman kota berkelanjutan di DKI Jakarta dengan pendekatan manajemen proyek konstruksi. Dokumen ini menganalisis kondisi ruang terbuka hijau publik di Jakarta, termasuk jumlah dan kualitas taman kota, serta menggunakan studi kasus beberapa taman kota untuk mengevaluasi penerapan pendekatan siklus hidup proyek dalam pengembangan dan pemeliharaannya.

1. Penyelenggaraan
Taman Kota Berkelanjutan
dengan Pendekatan
Manajemen Proyek Konstruksi
Oleh: Silia Yuslim
Webinar Series 04
IALI DKI Jakarta
“Mengelola RTH Jakarta
Berkelanjutan”
Singapore Bishan Park

2. Kondisi
RTH Publik
di DKI Jakarta
 Kuantitas: sebesar 3,6% (2018) dan
9,98% (2020)
 Kualitas: belum memberi layanan
secara optimal bagi masyarakat dan
lingkungan dan belum berkelanjutan
Gambar 1 Peta Sebaran Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta
Sumber: Buku MasterPlan Ruang Terbuka Hijau Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2038

3. Fenomena
di DKI Jakarta
Peningkatan
Kualitas
Lingkungan
Perlu adanya kajian terhadap
Manajemen Penyelenggaraan
RTH publik, khususnya
Taman Kota
 Harga lahan semakin mahal,
sehingga sangat membebani
anggaran Pemda untuk
pembebasan lahan bagi
keperluan RTH publik
 Keterbatasan Dana
 RTH publik, khususnya Taman
Kota belum sepenuhnya
bersifat publik dan inklusif
.
UU Jasa Konstruksi No. 2
tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi dan UU No. 22
tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan dari UU No.2
tahun 2017
Pendekatan Siklus Hidup
Proyek Konstruksi dan
Tata Kelola Berkelanjutan
Pengadaan Taman Kota,
melalui:
Pembangunan Taman
Kota baru
Refungsi Taman Kota
yang ada
Kebutuhan RTH pulblik,
khususnya Taman Kota
semakin meningkat
Dampak
Pandemik
Covid 19
Fasilitas rekreasi
& beraktivitas di
ruang luar
Target Capaian RTH
30% di tahun 2030 fenomena
fenomena
fenomena

4. Kategori
RTH Publik
Fungsi Radius
Pelayanan
Luas
minimal
Taman Kota kebutuhan rekreasi 5 km 10 Ha
Taman
Wilayah
kebutuhan ruang
aktivitas dan
interaksi warga
2,5 km 5-10 Ha
Taman
Lingkungan
0,7 km 0,5 – 5 Ha
Taman
Warga
0,35 km 0,1 – 0,5 Ha
Taman
Rukun
0,1 Km 0,25 – 0,1 Ha
Taman berkatagori Taman Lingkungan &
Taman Wilayah disetarakan dengan
Taman Kota berdasarkan pertimbangan:
 Lokasi yang strategis di ruang kota
(kemudahan aksesibilitas pengunjung)
& skala pelayanan
 Luas 0,5 – 10 Ha
Taman Kota
sebagai Studi Kasus
Sumber : Permen PU No. 05 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
RTHdi Kawasan Perkotaan dan buku Pedoman Pengembangan dan Pembangunan RTH
di DKI Jakarta tahun 2018 - 2038
Taman yang tersedia tidak ada yang
masuk kategori Taman Kota
Kajian
Jurnal untuk
Singapura,
Hongkong
& Mexico
Upaya Dinas
Pertamanan
& Hutan
Kota
 Taman dikelola oleh pemda

5. 20 Taman Kota:
 6 taman
(5 – 10 Ha)
 14 taman
(0,5 – 5 Ha)
Taman Kota
yang diambil
sebagai
studi kasus
Studi Kasus
Wilayah Kota
Administrasi
Jumlah
Taman
Kota
Taman yang dikelompokkan sebagai Taman
Kota
Keterangan
Taman
lingkungan
0,5 – 5 Ha
Taman wilayah
5 – 10 Ha
Taman Kota
> 10 Ha
Jakarta Timur 426 11 1 - Dari 12 taman dengan luas 0,5 - 10 Ha, 7 taman merupakan taman
milik perumahan tertentu atau GOR, sehingga kurang dapat diakses
secara umum (radius pelayanan hanya di lingkungan perumahan)
Jakarta Pusat 446 3 2 - Semua taman dengan luas 0,5 - 10 diambil karena memiliki
aksesibilitas yang mudah dan melayani masyarakat kota
Jakarta Selatan 597 11 1 - Dari 12 taman dengan luas < 10 Ha, 7 taman merupakan taman milik
perumahan tertentu, sehingga kurang dapat diakses secara umum
(radius pelayanan hanya di lingkungan perumahan)
Jakarta Utara 336 8 - - Dari 8 taman dengan luas 0,5 - 10 Ha,, 5 taman merupakan taman
milik perumahan tertentu atau GOR, sehingga kurang dapat diakses
secara umum (radius pelayanan hanya di lingkungan perumahan)
Jakarta Barat 331 7 - - Dari 7 taman dengan luas 0,5 - 10 Ha, 5 taman merupakan taman
milik perumahan tertentu, sehingga kurang dapat diakses secara
umum (radius pelayanan hanya di lingkungan perumahan)
5
5
5
3
2

6. Kondisi di Lapangan
Dokumen Pribadi (Hasil Observasi)

7. Keberadaan Taman Kota sebagai
Produk Proyek Konstruksi
 Belum ada yang memerankan fungsi yang terdapat pada
Permen PU no. 5 tahun 2008 secara optimal
 Telah berperan bagi beautification, namun cepat usang dan
terbengkalai
 Beberapa Taman Kota yang baru selesai direnovasi, seperti
Taman Lapangan Banteng, Taman Bintaro, Taman Sungai
Kendal telah memiliki fasilitas untuk masyarakat beraktivitas
 Fasilitas terkait pemenuhan fungsi mitigasi, secara luasan
tersedia, namun tidak didukung dengan sarana dan prasarana
 Pemenuhan fungsi ekologi, belum ada taman kota yang
menyediakannya secara optimal

8. Prosedur Penyelenggaraan
Proyek Konstruksi
Taman Kota
di DKI Jakarta

9. Kondisi
Penyelenggaraan
Taman Kota di DKI Jakarta
Dokumen Pribadi (Hasil Observasi dan Wawancara)