Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pemeliharaan dan perawatan jembatan diperlukan untuk menjaga kondisi dan umur jembatan
2. Ada dua jenis perawatan yaitu rutin dan berkala untuk menjaga kondisi awal jembatan
3. Metode perawatan meliputi pembersihan, perbaikan, dan penggantian bagian-bagian tertentu
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
Makalah ini membahas metode pelaksanaan konstruksi gedung, meliputi pekerjaan persiapan seperti pembersihan lokasi, pembuatan fasilitas sementara, dan pengadaan peralatan. Metode pelaksanaan struktur gedung mencakup pekerjaan pondasi, beton, dan rangka struktur lantai, atap, dan tangga. Makalah ini juga membahas metode instalasi sistem MEP seperti listrik, fire alarm, dan telepon.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
Makalah ini membahas metode pelaksanaan konstruksi gedung, meliputi pekerjaan persiapan seperti pembersihan lokasi, pembuatan fasilitas sementara, dan pengadaan peralatan. Metode pelaksanaan struktur gedung mencakup pekerjaan pondasi, beton, dan rangka struktur lantai, atap, dan tangga. Makalah ini juga membahas metode instalasi sistem MEP seperti listrik, fire alarm, dan telepon.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Dokumen tersebut membahas tentang penampang melintang jalan yang meliputi bagian-bagian utama jalan seperti jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam menunjang lalu lintas dan drainase jalan. Dokumen juga menjelaskan lebar dan kemiringan masing-masing bagian sesuai dengan fungsinya.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Modul ini membahas prosedur perancangan jalan antarkota secara umum, meliputi (1) penentuan kriteria desain utama seperti kelas jalan, kecepatan desain, dan kelandaian maksimum, (2) penetapan nilai kriteria desain teknis seperti lebar jalan, jarak pandang, dan kelandaian, serta (3) tahapan perancangan alinemen horizontal dan vertikal, perhitungan galian dan timbunan, perancangan struktur perkerasan dan bangunan peleng
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
Pemeriksaan kandungan lumpur dalam pasir dilakukan untuk mengetahui apakah kadar lumpur dalam pasir tersebut memenuhi syarat maksimal 5% sebagai bahan bangunan. Cara yang dilakukan adalah dengan mencampur pasir dan air dalam gelas ukur, mengocoknya, kemudian menunggu endapan lumpur. Kadar lumpur ditentukan dari volume endapan lumpur setelah diamkan selama satu jam.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Dokumen tersebut membahas tentang dozer, termasuk definisi dozer, bagian-bagian utamanya seperti penggerak, traktor, dan pisau, cara pengoperasiannya, serta bagaimana menghitung produktivitas dozer berdasarkan ukuran alat dan kondisi lapangan. Secara ringkas, dozer adalah alat berat yang digunakan untuk memindahkan material dengan menggunakan pisau yang dipasang di depan traktor.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanrobert tuba
Modul ini membahas penggunaan geosintetik pada konstruksi jalan untuk meningkatkan stabilitas tanah dasar dan mendistribusikan beban lalu lintas. Geosintetik berfungsi sebagai separator, stabilisator, dan perkuat lapisan permukaan pada jalan tanpa perkerasan maupun jalan dengan perkerasan."
Metode perbaikan kerusakan bangunan perlengkapan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin seperti pembersihan, perbaikan sederhana, dan pemeliharaan berkala untuk menjaga fungsi dan keamanan perlengkapan jalan. Kegiatan tersebut dijadwalkan secara teratur oleh petugas pemeliharaan jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang penampang melintang jalan yang meliputi bagian-bagian utama jalan seperti jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam menunjang lalu lintas dan drainase jalan. Dokumen juga menjelaskan lebar dan kemiringan masing-masing bagian sesuai dengan fungsinya.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Modul ini membahas prosedur perancangan jalan antarkota secara umum, meliputi (1) penentuan kriteria desain utama seperti kelas jalan, kecepatan desain, dan kelandaian maksimum, (2) penetapan nilai kriteria desain teknis seperti lebar jalan, jarak pandang, dan kelandaian, serta (3) tahapan perancangan alinemen horizontal dan vertikal, perhitungan galian dan timbunan, perancangan struktur perkerasan dan bangunan peleng
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
Pemeriksaan kandungan lumpur dalam pasir dilakukan untuk mengetahui apakah kadar lumpur dalam pasir tersebut memenuhi syarat maksimal 5% sebagai bahan bangunan. Cara yang dilakukan adalah dengan mencampur pasir dan air dalam gelas ukur, mengocoknya, kemudian menunggu endapan lumpur. Kadar lumpur ditentukan dari volume endapan lumpur setelah diamkan selama satu jam.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Dokumen tersebut membahas tentang dozer, termasuk definisi dozer, bagian-bagian utamanya seperti penggerak, traktor, dan pisau, cara pengoperasiannya, serta bagaimana menghitung produktivitas dozer berdasarkan ukuran alat dan kondisi lapangan. Secara ringkas, dozer adalah alat berat yang digunakan untuk memindahkan material dengan menggunakan pisau yang dipasang di depan traktor.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanrobert tuba
Modul ini membahas penggunaan geosintetik pada konstruksi jalan untuk meningkatkan stabilitas tanah dasar dan mendistribusikan beban lalu lintas. Geosintetik berfungsi sebagai separator, stabilisator, dan perkuat lapisan permukaan pada jalan tanpa perkerasan maupun jalan dengan perkerasan."
Metode perbaikan kerusakan bangunan perlengkapan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin seperti pembersihan, perbaikan sederhana, dan pemeliharaan berkala untuk menjaga fungsi dan keamanan perlengkapan jalan. Kegiatan tersebut dijadwalkan secara teratur oleh petugas pemeliharaan jalan.
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar gambar konstruksi bangunan jalan dan jembatan. Mencakup definisi jalan raya, bagian-bagian jalan seperti lebar jalur, bahu, dan drainase. Jenis-jenis perkerasan jalan serta istilah yang terkait dengan perencanaan jalan seperti ruang jalan, jalur lalu lintas, dan bahu jalan."
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGintan mustika
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi pembangunan infrastruktur jalan di Desa Nipis, Kabupaten Magelang. Terdapat penjelasan tentang definisi perkerasan jalan, peran masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, jenis perkerasan jalan seperti lentur dan kaku beserta perbedaannya, serta metode pembuatan jalan beton meliputi persiapan lahan, pemasangan bekisting dan tulangan, pengecoran, hingga finishing.
Dokumen tersebut memberikan pedoman pemeliharaan dan penanganan jembatan yang mencakup pemeliharaan rutin, periodik, rehabilitasi, dan penggantian. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengumpulan data jembatan dan pedoman yang harus digunakan dalam pemeliharaan jembatan.
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Debora Elluisa Manurung
Dokumen ini membandingkan beberapa metode perkerasan beton semen untuk jalan akses jembatan, mencakup jenis perkerasan kaku, bahan-bahan konstruksi seperti tanah dasar, lapis pondasi, dan sambungan. Jenis sambungan yang dijelaskan termasuk sambungan melintang, memanjang, dan konstruksi. Prinsip-prinsip perencanaan campuran beton juga dibahas, termasuk perbandingan semen dan air serta kontrol gradasi agregat
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis kerusakan pada baja dan cara-cara perbaikannya, termasuk penurunan mutu cat dan galvanisasi, karat, deformasi, retak, ikatan longgar, dan ausnya kabel. Metode perbaikan yang direkomendasikan antara lain pembersihan, pengecatan ulang, pengelasan, penambahan pelat penguat, dan penggantian bagian.
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas tentang perancangan drainase pada jembatan, termasuk komponen, ketentuan teknis, dan prosedur perancangannya.
2. Komponen utama drainase jembatan adalah inlet, jeruji, pipa, dan outlet yang berfungsi untuk mengalirkan air dari lantai jembatan.
3. Perancangan drainase jembatan mempertimbangkan aspek struktural, sosial, estetika, dan pemelihara
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan beton atau perkerasan kaku yang terdiri dari plat beton semen. Perkerasan kaku mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar melalui plat betonnya. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan material dan konstruksi perkerasan kaku seperti persiapan tanah dasar, pemasangan akuan dan membran, spesifikasi beton, dan tulangan baja.
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanYahya M Aji
Dokumen ini membahas inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan, mencakup prinsip, pengertian, ruang lingkup, jenis inspeksi dan pemeliharaan, kriteria personil, ketentuan teknis, serta contoh pekerjaan pemeliharaan saluran dan inlet.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan peningkatan jalan, dengan fokus pada tujuan dan kriteria penanganan jalan, kriteria pemeliharaan, lingkup kegiatan pemeliharaan rutin, dan contoh kondisi lapangan serta penanganannya.
Similar to PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN JEMBATAN (20)
2. Setelah jembatan dibangun maka
setiap tahun atau kurun waktu tertentu
jembatan pasti memerlukan perawatan atau
pemeliharaan untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi jembatan beserta
elemen dan pelindung yang terpasang di
jembatan tersebut agar dapat berfungsi
sesuai rencana serta menjaga terhadap
pengaruh yang merusak sehingga mencapai
ataupun melebihi umur rencana yang telah
ditentukan dan akan memberikan nilai lebih
berkaitan dengan kualitas jembatan dan
juga keamanan bagi pengguna.
4. Bahan Kerusakan
Pasangan Batu
Bata
1. Pelapukan dan retak
2. Penggembungan dan perubahan bentuk
3. Pecah atau hilangnya bahan
Beton 1. Cacat pada beton termasuk terkelupas, sarang lebah
2. Berongga, berpori, kualitas beton yang kurang bagus, dan keretakan
3. Korosi pada tulangan baja, kotor, berlumut, penuaan atau pelapukan beton
4. Pecah atau hilangnya bahan
5. Lendutan
Baja 1. Penurunan mutu cat, korosi dan perubahan bentuk
2. Keretakan, pecah atau hilangnya bahan dan elemen yang tidak benar
3. Lepasnya ikatan atau sambungan
Kayu 1. Cacat akibat lapuk, serangan serangga, sobek dan kerusakan mata kayu
2. Pecah atau hilangnya elemen
3. Penyusutan
4. Penurunan mutu pelapis permukaan
5. Lepasnya elemen
BAHAN
5. Elemen Kerusakan
Aliran sungai 1. Endapan atau lumpur yang berlebihan
2. Sampah yang menumpuk dan terjadinya
hambatan aliran sungai
3. Pengikisan yang terjadi pada daerah
dekat pilar atau abutmen
Landasan atau
perletakan
1. Tidak cukupnya tempat untuk bergerak
2. Kedudukan landasan yang tidak
sempurna
3. Mortar dasar retak atau rontok
4. Perpindahan dan Perubahan yang
berlebihan
5. Pecah atau retak
6. Bagian yang rusak atau hilang
7. Kurangnya pelumasan pada landasan
logam
Pelat dan lantai 1. Kesalahan pada sambungan
2. Lendutan yang berlebihan
Drainase 1. Pipa drainase yang tersumbat
2. Elemen hilang atau tidak ada
Elemen
6. Elemen Kerusakan
Lapis permukaan 1. Permukaan licin, kasar atau berlubang
2. Retak pada lapis permukaan
3. Lapisan permukaan yang bergelombang
4. Lapisan perkerasan yang berlebihan
Trotoar 1. Permukaan trotoar yang licin
2. Lubang pada trotoar
3. Terdapat bagian yang hilang
Sambungan lantai 1. Kerusakan pada sambungan lantai yang
tidak sama tinggi
2. Kerusakan akibat terisinya sambungan
3. Bagian yang longgar atau terlepas
4. Adanya bagian yang hilang
5. Retak pada aspal karena perkerasan di
sambungan lantai
Rambu-rambu lalu
lintas dan marka jalan
1. Kerusakan atau hilangnya batas-batas
ukuran
2. Tulisan tidak jelas
3. Adanya bagian yang hilang
Elemen
7. Jenis Perawatan
1. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan pemeliharaan
yang bertujuan untuk menjaga jembatan dalam
keadaan seperti semula, yang secara teknis
cukup sederhana. Pemeliharaan rutin dilakukan
selama umur jembatan.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin
jembatan meliputi :
a. Pembersihan secara umum
b. Membuang tumbuhan liar dan sampah
c. Pembersihan dan melancarkan
d. Penangan kerusakan ringan pada drainase
e. Pengecatan sederhana
f. Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan
8. Jenis Perawatan
2. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan usaha yang
dilakukan untuk menjaga jembatan tetap dalam
kondisi dan daya layan yang baik setelah
pembangunan.
Kegiatan pemeliharaan berkala mencakup hal
hal sebagai berikut :
A. Kegiatan pemeliharaan berkala yang
terencana
Pekerjaan yang dilaksanakan yaitu:
a. Pengecatan ulang
b. Penggantian lapis aspal permukaan
c. Pembersihan keseluruhan dari jembatan
d. Pemeliharaan perletakan/ elastomer
e. Pemeliharaan siar muai/ expansion joint
9. Jenis Perawatan
2. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan usaha yang
dilakukan untuk menjaga jembatan tetap dalam
kondisi dan daya layan yang baik setelah
pembangunan.
Kegiatan pemeliharaan berkala mencakup hal
hal sebagai berikut :
B. Perbaikan sederhana
Pekerjaan yang dilakukan meliputi:
a. Penggantian bagian-bagian kecil dan elemen
yang kecil
b. Perbaikan sandaran/ railing jembatan
c. Perkuatan bagian – bagian jembatan yang
bergerak
d. Perbaikan tebing yang longsor akibat erosi
e. Perbaikan sederhana pada bangunan
pengaman
10. Metode Perawatan Secara Umum
Pembersihan utama memakai sistem
pembersihan dengan air bertekanan tinggi
(disemprot dengan air), diharapkan alat tersebut
dapat dipindah-pindahkan dengan mudah dan daya
semprot tersebut disarankan mempunyai tekanan
yang cukup besar.
Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama
antara jembatan yang satu dengan jembatan yang
lain, tetapi pada umumnya mencakup pembersihan
bagian luar gelagar, flens gelagar (bagian sayap tepi
atas pada gelagar) dimana banyak kotoran yang
menumpuk, dudukan perletakan/landasan dan
bagian lain yang tidak dapat terjangkau pada waktu
diadakan pemeliharaan rutin.
Pembersihan utama
11. Penggantian Permukaan Lantai Kendaraan
- Permukaan aspal diatas lantai baja atau beton akan
tahan selama 5 sampai 8 tahun sebelum diperlukan
penggantian. Lapisan permukaan aspal sebaiknya
dikupas, tetapi hal ini mungkin selamanya mudah
untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, ketebalan
lapisan aspal tidak boleh melebihi 5 cm.
- Permukaan lantai kendaraan yang menggunakan
kerikil dengan semprotan bahan pengikat biasanya
terjadi perubahan bentuk (deformasi) atau pecah.
Untuk mengatasinya harus digali, kemudian ditambah
kerikil dan dipadatkan sebelum diberi lapisan atas
yang memakai bahan pengikat aspal yang
disemprotkan.
- Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu
memerlukan penggantian setiap 2 tahun. Papan
tersebut harus dibaut pada lantainya.
12. Penggantian Papan Lantai
Papan lantai kayu jembatan dapat bertahan
sampai kurang lebih 5 tahun. Bila lantai papan
digunakan di atas gelagar baja maka
bersamaan dengan mengganti papan lantainya
garus dikerjakan pula pengecatan gelagar
bajanya, masa penggantian papan lantai
dengan masa pengecatan ulan gelagar kurang
lebih sama yaitu sekitar 5 tahun
Juga diharapkan penggantian papan jalur roda
kendaraan bersamaan dengan penggantian
papan lantai karena hal itu akan merupakan
pekerjaan pemeliharaan yang efisien
dipandang dari sudut gangguan terhadap lalu
lintas dan kemudahan pembangunan lantai
baru
13. Pembersihan Landasan atau Perletakan
Semua landasan harus dibersihkan dengan baik dari
tumbuh – tumbuhan, lumut dan kotoran. Pencucian,
penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan
apabila diperlukan.
Jenis landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas
setiap 3 tahun sekali dan banyak jembatan yang
memerlukan tangga atau peralatan lainnya untuk
melakukan jenis pekerjaan ini.
Lubang pelumasan seringkali tersumbat atau rusak,
maka bagian tersebut harus diganti agar pelumas dapat
dipompakan dengan efektif ke dalam lubang pelumas
tersebut sampai dlibagian ujung yang lain.
Landasan tersebut perlu diberi pelumasan tetapi
hendaknya tidak berlebihan atau secukupnya saja
sehingga jangan samlpai menutupi masalah yang akan
timbul (sebelum pelumasan berikutnya) dan mengalangi
pendeteksian (pengontrolan) pada pemeriksaan
berikutnya.
14. Alat:
a. Alat Semprot Bertekanan
(Water Pressure) 150 bar
b. Mesin potong rumput
c. Selang panjang
d. Kabel rol
e. Kompresor
f. Sprayer
g. Kuas
h. Palu Besi
Alat dan Bahan yang digunakan dalam perawatan Jembatan
Bahan:
Fleksibel, sesuai dengan kerusakan
Yang ada pada jembatan.
16. Jadwal pelaksanaan perawatan dan perbaikan jalan
dibagi menjadi beberapa pekerjaan, yaitu sebagai berikut.
Pekerjaan pemeliharaan rutin pada bangunan jembatan :
1. Pembersihan struktur jembatan secara keseluruhan
Perbaikan pasangan batu
2. Perbaikan/pembuatan tangga inspeksi
3. Perbaikan sandaran
4. Perbaikan kerb pada trotoar dan median
17. Pekerjaan pemeliharaan jembatan secara berkala :
1. Penggantian siar muai
2. Penggantian landasan
3. Pengecatan baik pengecatan bersifat dekoratif
maupun yang bersifat protektif
Rehabilitasi jembatan :
1. Perbaikan kerusakan beton : perbaikan retak,
keropos, spalling, scalling dengan patching atau
grouting,
2. Penggantian/pengencangan baut
3. Perbaikan pipa cucuran, pipa penyalur dan
drainase
4. Perbaikan fender
5. Perbaikan sandaran
6. Perkuatan elemen utama jembatan dan elemen baja
seperti perbaikan akibat korosi
7. Perbaikan dan pengamanan struktur jembatan pada
daerah aliran sungai dengan membuat bangunan
pengaman terhadap gerusan pada daerah timbunan