SlideShare a Scribd company logo
1
Konsep Keslamatan Dalam Perjanjian Lama
Tugas Makalah Mata Kuliah P.A.K
Disusun Oleh:
Yosafat Hadi Prasetyo (0032260)
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANGKA BELITUNG
2023/2024
Industri Air Katung Sungailiat, 33211, Bangka
0717) 93586 / 95252 Fax (0717) 93585
Email: polman@polman-babel.ac.id
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG...................................................................... 3
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................. 6
D. TUJUAN ........................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 7
A. PENGERTIAN KESLAMATAN DALAM PERJANJIAN LAMA..... 7
B. KONSEP KESLAMATAN PERJANJIAN LAMA........................... 8
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, tidak ada mahkluk
yang begitu sempurna di dunia ini seperti manusia, karena Tuhan
menciptakan manusia dalam gambar-Nya di dalam gambar Tuhan, Dia
menciptakan-Nya laki-laki dan perempuan Dia menciptakan mereka.
Dalam Kejadian terdapat pengertian tentang sejarah hidup manusia
adalah sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Tuhan untuk mewujudkan rencana Agung
Tuhan (Kej. 1-2). Manusia diberi kuasa untuk memelihara dan menjadi
wakil Tuhan atas alam semesta. Manusia diciptakan laki-laki dan
perempuan supaya dapat berhubungan/ berkomunikasi satu sama lain.
Terlebih dari itu manusia dapat berhubungan dengan Tuhan sang
pencipta agung. Manusia telah ditentukan untuk hidup bersama-sama
dengan Tuhan.
Namun akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, mengakibatkan
kerusakan yang begitu tragis. Persekutuan dengan Tuhan yang
dinikmati Adam dan Hawa ditaman Eden, terputus akibat dosa yang
dilakukannya, bahkan bukan hanya itu, manusia mengalami kematian
secara spiritual yang pada akhirnya akan membawa pada
penghukuman Tuhan. Dosa memasuki dan mempengaruhi setiap
dimensi kehidupan manusia, spiritual, intelektual, fisik dan sosial.
Dosa yang mempengaruhi manusia membuat hubungan manusia
dengan Tuhan menjadi terpisah, manusia bukannya mencari Tuhan,
melainkan manusia semakin liar dan melakukan segala keinginannya,
segala keinginanya dikendalikan oleh iblis yang menjadi tuan atas
dirinnya. Atas kehendak bebas dan kemauanya, manusia menjadi
penentang-penentang Tuhan. Dengan keadaan manusia yang telah
4
jatuh kedalam dosa, manusia tidak mempunyai pikiran atau inisiatif
untuk mencari Tuhan. Akhirnya manusia menjadi terpuruk, dan
kehilangan perjanjian Tuhan sehingga manusia membutuhkan
keselamatan.
5
B. KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh
karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih
setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Hukum Perdata. Sebelumnya penulis sampaikan ucapan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak “Pdt.Yahya
Y. kause, S.Th, S.Pd.k” selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen yang memberikan arahan dan bimbingannya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang
ada. Untuk itu, Saya sangat berharap dukungan serta
sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang
membangun. Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya selalu.
Akhir kata, Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya maupun bagi
yang memerlukan.
Bangka Belitung, 25 Januari 2023
Yosafat Hadi Prasetyo
6
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penulis merumusakan beberapa
rumusan masalah diantarannya yaitu:
1. Apa arti keslamatan dalam perjanjian lama?
2. Bagaimana konsep keslamatan dalam perjanjian lama?
D. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami arti keselamatan dalam perjanjian lama.
2. Untuk memahami konsep keslamatan dalam perjanjian lama.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KESLAMATAN DALAM PERJANJIAN LAMA
Ada beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam perjanjian
lama yang mengartikan tentang keslamatan yaitu: kata pertama Yasha
yang secara harafiah berarti “kemerdekaan dari larangan-larangan dan
ikatan-ikatan; melepaskan dari kehancuran moral dan memberi
kemenangan.” Kata ini digunakan 353 kali, misalnya dalam Kel. 14:30;
Ul. 33:29; I Sam 17:47. Kata kedua adalah syaloom yang berarti “damai
sejahtera dan tidak ada musuh”, “berkat” dan “sehat”. Kata syaloom ini
di gunakan lebih dari 250 kali, misalnya dalam I Raj. 4:25; 2 Sam. 15:27.
Selain itu ada kata lain yaitu Salem yang berarti persembahan syukur
bagi suatu kebebasan dalam perjuangan, korban bakaran kepada Tuhan
dengan pujian dan ucapan seperti yang terdapat dalam Im.3; 7:12 dan
Amos 5:20. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini keselamatan berasal
dari bahasa Ibrani yesyua dan Yunani soteria, yang berarti:“tindakan
atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau
penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan, dan kemakmuran.”
Dalam Perjanjian Lama, keselamatan mempunyai unsur-unsur baik yang
tertuju kepada manusia maupun yang tertuju kepada Tuhan. Manusia
mendapatkan keslamatan dari bahaya, musibah fisik, penganiayaan oleh
lawan dan kematian. Keselamatan bukan hanya semata mengenai
kehidupan kekal setelah kematian melainkan juga keselamatan secara
fisik. Keslamatan dalam perjanjian lama mengalami
8
perkembangan dimana Tuhan sendiri mengutus beberapa hamba-
hamba-Nya, dan menekankan segala cara agar bangsa israel terlepas
dari tangan musuh-musuh mereka, membebaskan dari belenggu-
belenggu perbudakan dan membawa mereka untuk bermukim ditanah
yang subur dan makmur. Dan akhirnya keselamatan dinyatakan pada
keadaan-keadan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moril dan
religius dan meluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan.8
B. KONSEP KESLAMATAN PERJANJIAN LAMA
Keslamatan berawal dari kejatuhan manusia kedalam dosa,
mereka termakan oleh tipu muslihat iblis sehingga mereka kehilangan
hubungan dengan Tuhan. Fakta bahwa manusia telah jatuh ke dalam
dosa menunjukkan bahwa manusia membutuhakn keselamatan dari
Tuhan. Fakta dosa terbukti dalam Kejadian , dosa mengakibatkan
perubahan radikal dalam hubungan manusia dengan Tuhan, Dosa
adalah realitas, menentang Tuhan dan perintah-Nya. Manusia menjadi
musuh Tuhan. Akibatnya manusia kehilangan Perjanjian Tuhan dan
mengalami keterpurukan, tetapi oleh anugrah-Nya manusia selalu diberi
kesempatan untuk berbalik kepada-Nya dalam bentuk ketaatan kepada
Tuhan contohnya keslamatan yang dialami oleh manusia di zaman
perjanjian lama seperti:
a. Keslamatan Dalam Kisah Nuh
Pembuatan Bahtera pada zaman Nuh menunjukkan suatu
perbuatan yang baik tentang rencana penyelamatan Tuhan. Namun
walaupun ada rentang waktu seratus tahun lebih lamanya untuk
bertobat, kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh manusia.
Akhirnya sebelum air bah tiba, Tuhan memerintahkan Nuh dan
keluarga, termasuk binatang-binatang agar segera masuk ke dalam
9
bahtera. Lalu air bah turun dan semua yang ada di luar bahtera
mengalami kebinasaan. Tuhan ingat akan Nuh, dan berjanji tidak
akan menghukum manusia lagi dengan air bah.
Berdasarkan peristiwa air bah pada zaman Nuh tersebut, dapat
terlihat, bahwa Tuhan adalah pribadi yang murah hati yang
memberikan kesempatan kepada manusia yang berdosa untuk
bertobat.
b. Keslamatan Dalam Kisah Pemilihan Abraham
Abraham berasal dari garis keturunan Sem yang mempunyai
latar belakang keluarga yang menyembah banyak dewa. Dua dewa
terkenal yang disembah oleh nenek moyang dan masyarakat di
mana Abraham tinggal adalah dewa bulan “Sin” dan dewi “Ningal”.
Jadi dapat dipastikan bahwa pilihan Tuhan pada Abraham dalam
rangka mengemban rencana Tuhan lebih lanjut untuk masa yang
akan datang, khususnya membangun bangsa Israel pastilah
bersumber pada anugerah, dan inisiatif dari Tuhan sendiri, karena
Abraham dipilih bukan karena ia lebih istimewa dibandingkan
dengan orang-orang sezamannya.
Berdasarkan Kejadian 12:3; 22:18 dan 26:4, maka terlihat
bahwa janji Tuhan kepada Abraham ada tiga:
(1) keturunannya akanmewarisi tanah perjanjian;
(2) mereka akan menjadi bangsa besar;
(3) bangsa-bangsa akan mendapat berkat karena keturunannya.
Janji itu kemudian diberi tanda melalui sunat (Kejadian 17:9-14).
kejatuhan manusia ke dalam dosa di Taman Eden sampai
jaman para patriakh adalah masih dalam bentuk benih janji yang
kelak akan digenapi di dalam Kristus dan rencana keselamatan
Tuhan bukan terbatasi oleh sekelompok orang atau bangsa
tertentusaja, melainkan mencakup semua bangsa.
c. Keslamatan Dalam Periode Musa (Periode Taurat Diturunkan)
10
Keselamatan dalam periode ini terungkap dalam berbagai
upacara keagamaan/ibadah di seputar Kemah Suci, maupun
melalui hari raya-hari raya umat Israel.
Upacara-upacara keagamaan/ibadah bangsa Israel
dikelompokkan menjadi dua: (1) upacara-upacara pengudusan, (2)
ibadah upacara korban yang meliputi: korban bakaran, korban
sajian, korban keselamatan dan korban penebus salah atau
penghapus dosa.
Upacara-upacara pengudusan jelas terlihat dalam berbagai
peristiwa, misalnya: diatur bagaimana caranya orang mentahirkan
diri jika terkena binatang haram atau bangkai, dan bagaimana
mereka dapat mentahirkan diri setelah masa haid, bagaimana
mereka mentahirkan diri setelah pulih dari sakit kusta dan
sebagainya. Satu peristiwa yang bersangkut paut dengan itu
misalnya pada waktu Musa turun dari gunung (Keluaran 19:14), ia
menyuruh bangsa itu mencuci pakaian mereka dan menguduskan
diri, sehingga mereka siap untuk mendengar suara Tuhan. Konteks
peristiwa itu menunjukkan bahwa Israel mengakui akan kekudusan
Tuhan dan perlunya mereka mempersiapkan diri/mentahirkan diri
untuk menghampiri-Nya. Artinya, bagi orang Israel, “tahir” terutama
berarti “memenuhi syarat untuk menghampiri Tuhan”.
Namun pada akhirnya, bangsa Israel menyadari
ketidakmampuan upacara-upacara itu untuk menghasilkan
kekudusan yang dilambangkannya. Hal senada juga diungkapkan
oleh Dyrness, ia mengatakan:“Akan tetapi pada akhirnya, terlihat
ketidakmampuan upacara-upacara itu untuk menghasilkan
kekudusan yang dilambangkannya. Sejak awal telah diakui bahwa
pentahiran hanya datang dari Tuhan. Pada zaman Raja Daud,
11
upacara-upacara ini adalah ungkapan kekudusan batiniah yang
berasal dari pengaruh Tuhan atas hati manusia sendiri.”
Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi kita untuk menegaskan
bahwa usaha manusia yang bersifat agamawi tidak dapat membuat
mereka masuk ke dalam keadaan yang layak di hadapan Tuhan
yang maha kudus. Kelayakan tersebut sepenuhnya datang dari
Tuhan.
Selanjutnya untuk upacara korban Dyrness berpendapat
bahwa:“upacara korban dalam Perjanjian Lama berpusat pada kata
kerja bahasa Ibrani kipper yang biasanya diterjemahkan dengan
“mendamaikan” atau “menutupi” (Imamat 1:4). Arti dasarnya
barangkali “menutupi” atau “menghapuskan”. Atau kata kerja ini
menunjuk kepada proses penebusan atau pendamaian dengan
membayarkan sejumlah uang atau upeti, yang mencerminkan arti
kata benda Ibrani koper (“harga tebusan”). Berdasarkan konteks
alkitabiah (terutama Imamat 17:11), arti terakhir ini paling tepat
mencerminkan konsep Ibrani.”
Dari pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa korban-
korban yang dipersembahkan oleh Israel kepada Tuhan dalam
Perjanjian Lama adalah merupakan pengganti (substitusi) nyawa
mereka sendiri. Gagasan ini jelas terlihat dalam peristiwa korban-
korban yang dicurahkan darahnya. Dalam hal ini, darah bukan unsur
yang mengandung tenaga gaib, tetapi diterima Tuhan sebagai
pengganti nyawa orang yang beribadah itu.
Namun, pada akhirnya terlihat bahwa semua ketentuan
peribadatan Perjanjian Lama bersifat sementara. Ia harus selalu
diulang-ulang. Penulis kitab Ibrani selanjutnya menyebutkan bahwa
tindakan peribadatan ataupun korban-korban yang dipersembahkan
12
secara berulang-ulang di dalam Perjanjian Lama justru
menunjukkan bahwa korban tersebut sama sekali tidak dapat
menghapuskan dosa. Itu sebabnya, diperlukan suatu pengorbanan
yang sempurna yang hanya satu kali dilakukan dan hal itu menunjuk
kepada Kristus sendiri (Ibrani 10:11-12).
Selanjutnya hari raya-hari raya Israel melukiskan tentang
tindakan penyelamatan Tuhan di dalam waktu yang pernah mereka
lalui. Paskah misalnya merupakan hari raya yang dilakukan sebagai
peringatan terhadap tindakan penyelamatan yang dilakukan Tuhan
terhadap Israel dari perbudakan Mesir. Dengan hari raya-hari raya
tersebut, Israel memperingati bahwa Tuhan yang telah melepaskan
mereka di masa lampau.
d. Keselamatan Pada Masa Sebelum Pembuangan
Pada masa Yosua sampai sesaat sebelum pembuangan dapat
dilihat tindakan keselamatan Tuhan kepada bangsa Israel dalam
bentuk penaklukan dan pemberian tanah Kanaan serta
kemenangan atas musuh-musuh mereka. Dalam periode ini Tuhan
membangkitkan tokoh-tokoh kepemimpinan yang dipakai sebagai
sarana kelepasan, seperti: hakim-hakim, imam, raja, dan nabi.
Setelah jaman Yosua Alkitab menguraikan tentang kehidupan
bangsa Israel yang penuh kegagalan, dan berbuat dosa. Israel
berulang kali jatuh ke dalam dosa, penyembahan para baal dan
asytoret (1 Samuel 12:9-11), sehingga akhirnya mereka mengalami
penindasan dari orang-orang asing. Setelah Israel bertobat operasi
penyelamatan Tuhan dimulai entahkah itu dengan membangkitkan
hakim-hakim, raja, dan nabi. Namun siklus kejatuhan Israel terulang
kembali sampai akhirnya mereka dibuang, kerajaan Utara di buang
ke Asyur dan kerajaan Selatan (Yehuda) di buang ke Babel.
e. Keselamatan Pada Masa Setelah Pembuangan
Bangsa Yahudi tinggal di Babel selama 70 tahun (2 Tawarikh
36:21). Tuhan ingat akan umat-Nya yang di pengasingan, melalui
13
Koresy raja Persia, yang mengijinkan bangsa Yahudi kembali ke
Yerusalem. Tugas mereka adalah membangun kembali Bait Tuhan
(Ezra 2:8). Rakyat berbakti kepada Tuhan menurut Taurat yang
diajar oleh Ezra, kemudian Ezra dan Nehemia mengadakan
kebangunan rohani (Nehemia 8:2, 8; 9:1-3; 13).
Sekalipun pada masa ini, yaitu pada masa Ester Israel
diselamatkan dari tindakan penyelamatan Tuhan dari rencana
pembinasaan massal, tetapi pada masa ini mulai tumbuh suatu
semangat di kalangan Israel akan “pengharapan Mesianis” sebagai
akibat berita para nabi pada jaman itu. Pesan para nabi tersebut
adalah bersifat: “membimbing kepada ramalan tentang keselamatan
mesianis yang apokaliptik, bila Tuhan, sesuai janji-Nya, akan datang
sendiri dalam keselamatan sebagai Tuhan yang adil dan
Juruselamat (Yes 44:17; Dan 7:13). Ajaran Perjanjian Lama tentang
keselamatan mencapai puncaknya dalam gambar Hamba yang
menderita (lih Yes 53); dalam hal ini, Perjanjian Lama menyediakan
adegan untuk keselamatandalam Perjanjian Baru.”
14
BAB III
KESIMPULAN
Akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, mengakibatkan kerusakan yang begitu
tragis. Persekutuan dengan Tuhan yang dinikmati manusia ditaman Eden,
terputus akibat dosa yang dilakukannya, bahkan bukan hanya itu, manusia
mengalami kematian secara spiritual yang pada akhirnya akan membawa pada
keterpurukan dan kehilangan perjanjian dengan Tuhan, namun oleh kasih
karunia Tuhan yang begitu besar menusia selalu diberi kesempatan untuk
berbalik kepada-Nya, agar terbebas dari hukuman. Dalam perjanjian lama
keselamatan tidak semata-mata tentang keslamatan kekal setelah kematian,
melainkan anugrah Tuhan sendiri untuk menyelamatkan manusia agar terlepas
dari tangan musuh-musuh mereka, membebaskan dari belenggu-belenggu
perbudakandan membawa mereka untuk bermukim ditanah yang subur dan
makmur. Dan akhirnya keselamatan dinyatakan pada keadaan-keadan dan
kualitas-kualitas keterberkatan secara moril dan religius

More Related Content

Similar to P.A.K.docx

Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021
WidiaAprilia3
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
Abner D Nero
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Reynes E. Tekay
 
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kiniBagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
SonnyLami
 
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
FerdySeo
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docx
YafarmanZai
 
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMakalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
MelkiasAdu
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
IfanaLobo1
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
IfanaLobo1
 
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Betsy Edith Christie
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
aldimbuik
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docx
FajarDachi
 
Makala (penebusan)
Makala (penebusan)Makala (penebusan)
Makala (penebusan)
yerywadu
 
Makalah
MakalahMakalah
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYAKRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
barnababasbilly
 
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docxJURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
NicholasandersonMana
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
helmutmudes
 
Pewahyuan kristiani
Pewahyuan kristianiPewahyuan kristiani
Pewahyuan kristiani
Giovanni Promesso
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuGiovanni Promesso
 

Similar to P.A.K.docx (20)

Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kiniBagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
 
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
Paper teologi perjanjian baru "PENEBUSAN" (Ferdianus Seo)
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docx
 
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMakalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docx
 
Makala (penebusan)
Makala (penebusan)Makala (penebusan)
Makala (penebusan)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYAKRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
 
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docxJURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Pewahyuan kristiani
Pewahyuan kristianiPewahyuan kristiani
Pewahyuan kristiani
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
 

P.A.K.docx

  • 1. 1 Konsep Keslamatan Dalam Perjanjian Lama Tugas Makalah Mata Kuliah P.A.K Disusun Oleh: Yosafat Hadi Prasetyo (0032260) POLITEKNIK MANUFAKTUR BANGKA BELITUNG 2023/2024 Industri Air Katung Sungailiat, 33211, Bangka 0717) 93586 / 95252 Fax (0717) 93585 Email: polman@polman-babel.ac.id
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3 A. LATAR BELAKANG...................................................................... 3 C. RUMUSAN MASALAH.................................................................. 6 D. TUJUAN ........................................................................................ 6 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 7 A. PENGERTIAN KESLAMATAN DALAM PERJANJIAN LAMA..... 7 B. KONSEP KESLAMATAN PERJANJIAN LAMA........................... 8 BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 14
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, tidak ada mahkluk yang begitu sempurna di dunia ini seperti manusia, karena Tuhan menciptakan manusia dalam gambar-Nya di dalam gambar Tuhan, Dia menciptakan-Nya laki-laki dan perempuan Dia menciptakan mereka. Dalam Kejadian terdapat pengertian tentang sejarah hidup manusia adalah sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan untuk mewujudkan rencana Agung Tuhan (Kej. 1-2). Manusia diberi kuasa untuk memelihara dan menjadi wakil Tuhan atas alam semesta. Manusia diciptakan laki-laki dan perempuan supaya dapat berhubungan/ berkomunikasi satu sama lain. Terlebih dari itu manusia dapat berhubungan dengan Tuhan sang pencipta agung. Manusia telah ditentukan untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan. Namun akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, mengakibatkan kerusakan yang begitu tragis. Persekutuan dengan Tuhan yang dinikmati Adam dan Hawa ditaman Eden, terputus akibat dosa yang dilakukannya, bahkan bukan hanya itu, manusia mengalami kematian secara spiritual yang pada akhirnya akan membawa pada penghukuman Tuhan. Dosa memasuki dan mempengaruhi setiap dimensi kehidupan manusia, spiritual, intelektual, fisik dan sosial. Dosa yang mempengaruhi manusia membuat hubungan manusia dengan Tuhan menjadi terpisah, manusia bukannya mencari Tuhan, melainkan manusia semakin liar dan melakukan segala keinginannya, segala keinginanya dikendalikan oleh iblis yang menjadi tuan atas dirinnya. Atas kehendak bebas dan kemauanya, manusia menjadi penentang-penentang Tuhan. Dengan keadaan manusia yang telah
  • 4. 4 jatuh kedalam dosa, manusia tidak mempunyai pikiran atau inisiatif untuk mencari Tuhan. Akhirnya manusia menjadi terpuruk, dan kehilangan perjanjian Tuhan sehingga manusia membutuhkan keselamatan.
  • 5. 5 B. KATA PENGANTAR Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Perdata. Sebelumnya penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak “Pdt.Yahya Y. kause, S.Th, S.Pd.k” selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Kristen yang memberikan arahan dan bimbingannya. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, Saya sangat berharap dukungan serta sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang membangun. Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu. Akhir kata, Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya maupun bagi yang memerlukan. Bangka Belitung, 25 Januari 2023 Yosafat Hadi Prasetyo
  • 6. 6 C. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas maka penulis merumusakan beberapa rumusan masalah diantarannya yaitu: 1. Apa arti keslamatan dalam perjanjian lama? 2. Bagaimana konsep keslamatan dalam perjanjian lama? D. TUJUAN Tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Untuk memahami arti keselamatan dalam perjanjian lama. 2. Untuk memahami konsep keslamatan dalam perjanjian lama.
  • 7. 7 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KESLAMATAN DALAM PERJANJIAN LAMA Ada beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam perjanjian lama yang mengartikan tentang keslamatan yaitu: kata pertama Yasha yang secara harafiah berarti “kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-ikatan; melepaskan dari kehancuran moral dan memberi kemenangan.” Kata ini digunakan 353 kali, misalnya dalam Kel. 14:30; Ul. 33:29; I Sam 17:47. Kata kedua adalah syaloom yang berarti “damai sejahtera dan tidak ada musuh”, “berkat” dan “sehat”. Kata syaloom ini di gunakan lebih dari 250 kali, misalnya dalam I Raj. 4:25; 2 Sam. 15:27. Selain itu ada kata lain yaitu Salem yang berarti persembahan syukur bagi suatu kebebasan dalam perjuangan, korban bakaran kepada Tuhan dengan pujian dan ucapan seperti yang terdapat dalam Im.3; 7:12 dan Amos 5:20. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini keselamatan berasal dari bahasa Ibrani yesyua dan Yunani soteria, yang berarti:“tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan, dan kemakmuran.” Dalam Perjanjian Lama, keselamatan mempunyai unsur-unsur baik yang tertuju kepada manusia maupun yang tertuju kepada Tuhan. Manusia mendapatkan keslamatan dari bahaya, musibah fisik, penganiayaan oleh lawan dan kematian. Keselamatan bukan hanya semata mengenai kehidupan kekal setelah kematian melainkan juga keselamatan secara fisik. Keslamatan dalam perjanjian lama mengalami
  • 8. 8 perkembangan dimana Tuhan sendiri mengutus beberapa hamba- hamba-Nya, dan menekankan segala cara agar bangsa israel terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, membebaskan dari belenggu- belenggu perbudakan dan membawa mereka untuk bermukim ditanah yang subur dan makmur. Dan akhirnya keselamatan dinyatakan pada keadaan-keadan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moril dan religius dan meluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan.8 B. KONSEP KESLAMATAN PERJANJIAN LAMA Keslamatan berawal dari kejatuhan manusia kedalam dosa, mereka termakan oleh tipu muslihat iblis sehingga mereka kehilangan hubungan dengan Tuhan. Fakta bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa menunjukkan bahwa manusia membutuhakn keselamatan dari Tuhan. Fakta dosa terbukti dalam Kejadian , dosa mengakibatkan perubahan radikal dalam hubungan manusia dengan Tuhan, Dosa adalah realitas, menentang Tuhan dan perintah-Nya. Manusia menjadi musuh Tuhan. Akibatnya manusia kehilangan Perjanjian Tuhan dan mengalami keterpurukan, tetapi oleh anugrah-Nya manusia selalu diberi kesempatan untuk berbalik kepada-Nya dalam bentuk ketaatan kepada Tuhan contohnya keslamatan yang dialami oleh manusia di zaman perjanjian lama seperti: a. Keslamatan Dalam Kisah Nuh Pembuatan Bahtera pada zaman Nuh menunjukkan suatu perbuatan yang baik tentang rencana penyelamatan Tuhan. Namun walaupun ada rentang waktu seratus tahun lebih lamanya untuk bertobat, kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh manusia. Akhirnya sebelum air bah tiba, Tuhan memerintahkan Nuh dan keluarga, termasuk binatang-binatang agar segera masuk ke dalam
  • 9. 9 bahtera. Lalu air bah turun dan semua yang ada di luar bahtera mengalami kebinasaan. Tuhan ingat akan Nuh, dan berjanji tidak akan menghukum manusia lagi dengan air bah. Berdasarkan peristiwa air bah pada zaman Nuh tersebut, dapat terlihat, bahwa Tuhan adalah pribadi yang murah hati yang memberikan kesempatan kepada manusia yang berdosa untuk bertobat. b. Keslamatan Dalam Kisah Pemilihan Abraham Abraham berasal dari garis keturunan Sem yang mempunyai latar belakang keluarga yang menyembah banyak dewa. Dua dewa terkenal yang disembah oleh nenek moyang dan masyarakat di mana Abraham tinggal adalah dewa bulan “Sin” dan dewi “Ningal”. Jadi dapat dipastikan bahwa pilihan Tuhan pada Abraham dalam rangka mengemban rencana Tuhan lebih lanjut untuk masa yang akan datang, khususnya membangun bangsa Israel pastilah bersumber pada anugerah, dan inisiatif dari Tuhan sendiri, karena Abraham dipilih bukan karena ia lebih istimewa dibandingkan dengan orang-orang sezamannya. Berdasarkan Kejadian 12:3; 22:18 dan 26:4, maka terlihat bahwa janji Tuhan kepada Abraham ada tiga: (1) keturunannya akanmewarisi tanah perjanjian; (2) mereka akan menjadi bangsa besar; (3) bangsa-bangsa akan mendapat berkat karena keturunannya. Janji itu kemudian diberi tanda melalui sunat (Kejadian 17:9-14). kejatuhan manusia ke dalam dosa di Taman Eden sampai jaman para patriakh adalah masih dalam bentuk benih janji yang kelak akan digenapi di dalam Kristus dan rencana keselamatan Tuhan bukan terbatasi oleh sekelompok orang atau bangsa tertentusaja, melainkan mencakup semua bangsa. c. Keslamatan Dalam Periode Musa (Periode Taurat Diturunkan)
  • 10. 10 Keselamatan dalam periode ini terungkap dalam berbagai upacara keagamaan/ibadah di seputar Kemah Suci, maupun melalui hari raya-hari raya umat Israel. Upacara-upacara keagamaan/ibadah bangsa Israel dikelompokkan menjadi dua: (1) upacara-upacara pengudusan, (2) ibadah upacara korban yang meliputi: korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan dan korban penebus salah atau penghapus dosa. Upacara-upacara pengudusan jelas terlihat dalam berbagai peristiwa, misalnya: diatur bagaimana caranya orang mentahirkan diri jika terkena binatang haram atau bangkai, dan bagaimana mereka dapat mentahirkan diri setelah masa haid, bagaimana mereka mentahirkan diri setelah pulih dari sakit kusta dan sebagainya. Satu peristiwa yang bersangkut paut dengan itu misalnya pada waktu Musa turun dari gunung (Keluaran 19:14), ia menyuruh bangsa itu mencuci pakaian mereka dan menguduskan diri, sehingga mereka siap untuk mendengar suara Tuhan. Konteks peristiwa itu menunjukkan bahwa Israel mengakui akan kekudusan Tuhan dan perlunya mereka mempersiapkan diri/mentahirkan diri untuk menghampiri-Nya. Artinya, bagi orang Israel, “tahir” terutama berarti “memenuhi syarat untuk menghampiri Tuhan”. Namun pada akhirnya, bangsa Israel menyadari ketidakmampuan upacara-upacara itu untuk menghasilkan kekudusan yang dilambangkannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Dyrness, ia mengatakan:“Akan tetapi pada akhirnya, terlihat ketidakmampuan upacara-upacara itu untuk menghasilkan kekudusan yang dilambangkannya. Sejak awal telah diakui bahwa pentahiran hanya datang dari Tuhan. Pada zaman Raja Daud,
  • 11. 11 upacara-upacara ini adalah ungkapan kekudusan batiniah yang berasal dari pengaruh Tuhan atas hati manusia sendiri.” Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi kita untuk menegaskan bahwa usaha manusia yang bersifat agamawi tidak dapat membuat mereka masuk ke dalam keadaan yang layak di hadapan Tuhan yang maha kudus. Kelayakan tersebut sepenuhnya datang dari Tuhan. Selanjutnya untuk upacara korban Dyrness berpendapat bahwa:“upacara korban dalam Perjanjian Lama berpusat pada kata kerja bahasa Ibrani kipper yang biasanya diterjemahkan dengan “mendamaikan” atau “menutupi” (Imamat 1:4). Arti dasarnya barangkali “menutupi” atau “menghapuskan”. Atau kata kerja ini menunjuk kepada proses penebusan atau pendamaian dengan membayarkan sejumlah uang atau upeti, yang mencerminkan arti kata benda Ibrani koper (“harga tebusan”). Berdasarkan konteks alkitabiah (terutama Imamat 17:11), arti terakhir ini paling tepat mencerminkan konsep Ibrani.” Dari pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa korban- korban yang dipersembahkan oleh Israel kepada Tuhan dalam Perjanjian Lama adalah merupakan pengganti (substitusi) nyawa mereka sendiri. Gagasan ini jelas terlihat dalam peristiwa korban- korban yang dicurahkan darahnya. Dalam hal ini, darah bukan unsur yang mengandung tenaga gaib, tetapi diterima Tuhan sebagai pengganti nyawa orang yang beribadah itu. Namun, pada akhirnya terlihat bahwa semua ketentuan peribadatan Perjanjian Lama bersifat sementara. Ia harus selalu diulang-ulang. Penulis kitab Ibrani selanjutnya menyebutkan bahwa tindakan peribadatan ataupun korban-korban yang dipersembahkan
  • 12. 12 secara berulang-ulang di dalam Perjanjian Lama justru menunjukkan bahwa korban tersebut sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Itu sebabnya, diperlukan suatu pengorbanan yang sempurna yang hanya satu kali dilakukan dan hal itu menunjuk kepada Kristus sendiri (Ibrani 10:11-12). Selanjutnya hari raya-hari raya Israel melukiskan tentang tindakan penyelamatan Tuhan di dalam waktu yang pernah mereka lalui. Paskah misalnya merupakan hari raya yang dilakukan sebagai peringatan terhadap tindakan penyelamatan yang dilakukan Tuhan terhadap Israel dari perbudakan Mesir. Dengan hari raya-hari raya tersebut, Israel memperingati bahwa Tuhan yang telah melepaskan mereka di masa lampau. d. Keselamatan Pada Masa Sebelum Pembuangan Pada masa Yosua sampai sesaat sebelum pembuangan dapat dilihat tindakan keselamatan Tuhan kepada bangsa Israel dalam bentuk penaklukan dan pemberian tanah Kanaan serta kemenangan atas musuh-musuh mereka. Dalam periode ini Tuhan membangkitkan tokoh-tokoh kepemimpinan yang dipakai sebagai sarana kelepasan, seperti: hakim-hakim, imam, raja, dan nabi. Setelah jaman Yosua Alkitab menguraikan tentang kehidupan bangsa Israel yang penuh kegagalan, dan berbuat dosa. Israel berulang kali jatuh ke dalam dosa, penyembahan para baal dan asytoret (1 Samuel 12:9-11), sehingga akhirnya mereka mengalami penindasan dari orang-orang asing. Setelah Israel bertobat operasi penyelamatan Tuhan dimulai entahkah itu dengan membangkitkan hakim-hakim, raja, dan nabi. Namun siklus kejatuhan Israel terulang kembali sampai akhirnya mereka dibuang, kerajaan Utara di buang ke Asyur dan kerajaan Selatan (Yehuda) di buang ke Babel. e. Keselamatan Pada Masa Setelah Pembuangan Bangsa Yahudi tinggal di Babel selama 70 tahun (2 Tawarikh 36:21). Tuhan ingat akan umat-Nya yang di pengasingan, melalui
  • 13. 13 Koresy raja Persia, yang mengijinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem. Tugas mereka adalah membangun kembali Bait Tuhan (Ezra 2:8). Rakyat berbakti kepada Tuhan menurut Taurat yang diajar oleh Ezra, kemudian Ezra dan Nehemia mengadakan kebangunan rohani (Nehemia 8:2, 8; 9:1-3; 13). Sekalipun pada masa ini, yaitu pada masa Ester Israel diselamatkan dari tindakan penyelamatan Tuhan dari rencana pembinasaan massal, tetapi pada masa ini mulai tumbuh suatu semangat di kalangan Israel akan “pengharapan Mesianis” sebagai akibat berita para nabi pada jaman itu. Pesan para nabi tersebut adalah bersifat: “membimbing kepada ramalan tentang keselamatan mesianis yang apokaliptik, bila Tuhan, sesuai janji-Nya, akan datang sendiri dalam keselamatan sebagai Tuhan yang adil dan Juruselamat (Yes 44:17; Dan 7:13). Ajaran Perjanjian Lama tentang keselamatan mencapai puncaknya dalam gambar Hamba yang menderita (lih Yes 53); dalam hal ini, Perjanjian Lama menyediakan adegan untuk keselamatandalam Perjanjian Baru.”
  • 14. 14 BAB III KESIMPULAN Akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, mengakibatkan kerusakan yang begitu tragis. Persekutuan dengan Tuhan yang dinikmati manusia ditaman Eden, terputus akibat dosa yang dilakukannya, bahkan bukan hanya itu, manusia mengalami kematian secara spiritual yang pada akhirnya akan membawa pada keterpurukan dan kehilangan perjanjian dengan Tuhan, namun oleh kasih karunia Tuhan yang begitu besar menusia selalu diberi kesempatan untuk berbalik kepada-Nya, agar terbebas dari hukuman. Dalam perjanjian lama keselamatan tidak semata-mata tentang keslamatan kekal setelah kematian, melainkan anugrah Tuhan sendiri untuk menyelamatkan manusia agar terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, membebaskan dari belenggu-belenggu perbudakandan membawa mereka untuk bermukim ditanah yang subur dan makmur. Dan akhirnya keselamatan dinyatakan pada keadaan-keadan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moril dan religius