Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bertujuan untuk membentuk perilaku sanitasi yang baik secara mandiri melalui 5 pilar utama yaitu tidak BAB sembarangan, mencuci tangan, air minum yang aman, pengelolaan sampah yang benar, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. STBM difokuskan pada perubahan perilaku masyarakat daripada pembangunan fasilitas semata.
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
Berbekal pengalaman dan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan STBM di kondisi normal, semua pemangku kepentingan STBM bersepakat untuk mengembangkan atau memodifikasi STBM untuk keadaan daraurat bencana. Untuk itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan bersama mitranya, melalui pertemuan berseri bersepakat bahwa untuk kondisi darurat bencana diperlukan penyederhanaan
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
Berbekal pengalaman dan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan STBM di kondisi normal, semua pemangku kepentingan STBM bersepakat untuk mengembangkan atau memodifikasi STBM untuk keadaan daraurat bencana. Untuk itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan bersama mitranya, melalui pertemuan berseri bersepakat bahwa untuk kondisi darurat bencana diperlukan penyederhanaan
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
2. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui tentang STBM?
Ada berapa pilar STBM dan pilar ke berapa
yang diutamakan?
3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya
disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan
perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
4. 5 Pilar
TIDAK BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN / ODF
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN
MENGELOLA AIR MINUM DAN MAKANAN YANG AMAN
MENGELOLA SAMPAH DENGAN BENAR
MENGELOLA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
DENGAN AMAN
10. Membangun ribuan MCK
Fokus dan tolok ukur sukses
selalu dilihat pada
pembangunan fisik.
Mendistribusikan jamban keluarga
secara cuma-Cuma atau dalam bentuk
“paket materi stimulan untuk
konstruksi”
Mendistribusikan uang pada
masyarakat dalam bentuk pinjaman
bergulir.
11. Perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi
yang luas secara
cepat dan
berkesinambungan
disemua tingkatan
dan golongan
masyarakat
TIDAK HANYA
MEMBANGUN
JAMBAN
13. UU No. 32 Tahun 2004
Masalah Sanitasi = Kewenangan
Daerah
Dukungan melalui Kebijakan
dan Penganggaran
14. • Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri
dengan berpedoman pada Pilar STBM
• Dalam menyelenggarakan STBM, dilakukan
Pemicuan kepada masyarakat. Pemicuan
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader,
relawan, dan/atau masyarakat yang telah berhasil
mengembangkan STBM.
• Pemicuan diarahkan untuk memberikan
kemampuan dalam:
a) merencanakan perubahan perilaku;
b) memantau terjadinya perubahan perilaku; dan
c) mengevaluasi hasil perubahan perilaku.
15. • Strategi penyelenggaraan STBM meliputi:
a) penciptaan lingkungan yang kondusif;
b) peningkatan kebutuhan sanitasi; dan
c) peningkatan penyediaan akses sanitasi.
• Dalam mendukung penyelenggaraan STBM,
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
melibatkan:
– tenaga ahli,
– lembaga pendidikan,
– lembaga donor,
– swasta,
– dan pihak terkait lainnya yang relevan.
16. • Perubahan sikap & perilaku lebih
memungkinkan untuk terjadinya perkembangan
jumlah sarana dibandingkan dengan sebaliknya.
• Dukungan Subsidi Sanitasi mendorong
ketergantungan masyarakat, sehingga
keberlanjutan melemah
• Program yang dirancang sendiri oleh
masyarakat, akan meningkatkan rasa percaya
diri dan tanggung jawab dari masyarakat.
17. Meningkatkan DEMAND
(Kebutuhan masy. terhadap
sanitasi yang sehat)
Meningkatkan
PENYEDIAAN
&
PELAYANAN
( ENABLING )
Menciptakan LINGKUNGAN
yang mendukung
KELEMBAGAAN
Kesadaran masyarakat
merubah perilaku
Komitmen dan
dukungan regulasi
Advokasi dan
Peningkatan Kapasitas
kelembagaan Lokal
19. Dalam dokumen
strategi nasional STBM
(KMK No.
852/Menkes/SK/IX/20
08), disebutkan bahwa
“Jamban sehat adalah
fasilitas pembuangan
tinja yang efektif untuk
memutus mata rantai
penularan penyakit”
Secara operasional “Jamban
sehat” diterjemahkan sbb :
Mencegah kontaminasi ke
badan air
Mencegah kontak antara
manusia dan tinja
Membuat tinja tersebut
tidak dapat dihinggapi
serangga, serta binatang
lainnya
Mencegah bau yang tidak
sedap
Konstruksi dudukannya
dibuat dengan baik dan
aman bagi pengguna
19
Beberapa Pengertian Dasar
20. 20
Beberapa Pengertian dasar
Komunitas/Desa mencapai ODF, bila :
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban
sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya
ke jamban sehat (termasuk di sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan
sekitar
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain
oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB
di sembarang tempat
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat
masyarakat untuk mencapai 100% KK
mempunyai jamban sehat
21. Ittaqul malaa’iinats tsalaatsa, albaraaza fil
mawaaridi waqaari’atith thariiqi wazh-zhilli.
Hendaknya kamu sekali takut terhadap tiga
tempat kutukan ;
(1) Buang Air Besar (Tai) yang airnya mengalir,
(2) Di tengah-tengah jalan umum;
(3) Dan di tempat untuk berteduh. (H.R. Abu Dawud)
22. Sesungguhnya Allah tidak akan
merubah keadaan (nasib) suatu kaum,
sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri sendiri (QS Ar –
Rad 11)
25. o Untuk menghilangkan “jarak” antara fasilitator dan masyarakat
sehingga proses fasilitasi berjalan lancar (lakukan pencairan suasana).
o Temukan istilah setempat untuk “tinja” (misalnya tai,dll) dan BAB
(ngising, modol, miceun, dll).
26. Memulai proses pemicuan di masyarakat, melalui :
Pemetaan
Tujuan :
Mengetahui/melihat peta wilayah BAB masyarakat
Sebagai alat monitoring
27. Simulasi Air Yang Telah Terkontaminasi
Tujuan :
Mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air
yang biasa mereka gunakan sehari-hari.
39. 39
“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN
BANDUNG YANG 100% BUANG AIR BESAR
(BAB) DI JAMBAN KARENA KESADARAN DIRI
MASING-MASING TANPA PAKSAAN DARI
SIAPAPUN “