SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
“OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN
GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG
SUMATRA BARAT”
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pengambilan
Nomor Anggota (PNA) dan menjadi Anggota Biasa
Perkumpulan Konservasi Alam Teknik (PULKANIK) Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu
DISUSUN OLEH :
DIMAS HARYADI
ANGGOTA MUDA 2013
PERKUMPULAN KONSERVASI ALAM TEKNIK
( PULKANIK )
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
NYA laporan hasil pengamatan ekosistem di Gunung Singgalang dan Gunung
Marapi dapat saya selesaikan dengan baik.
Laporan ini berisi mengenai ekosistem yang ada di shelter dan jalur
pendakian Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, dengan hal tersebut, maka
diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi anggota
yang ingin melakukan penelitian atau pendakian di Gunung Singgalang dan
Gunung Marapi.
Tidak lupa saya ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengamatan ekosistem dan penyusunan laporan ini.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Saran dan
kritik yang membangun saya harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Bengkulu, April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih
tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering
tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan
puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia
Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan
sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik
lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik.
Gunung juga diartikan sebagai suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya
jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada
umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa
jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung ditempat yang
lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga
dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian
gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan
kehidupan yang berbeda.
(id.wikipedia.org/wiki/Gunung)
Gunung Singgalang adalah gunung startovolcano yang sudah tidak aktif.
Gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kondisi hutan di Gunung
Singgalang merupakan, hutan hujan tropis yang lembab dan tentu saja mempunyai
banyak kandungan air. Kondisi ini lah yang menyebabkan gunung ini jarang
untuk didaki oleh pendaki.
Gunung ini memiliki ketinggian 2877 meter dari permukaan laut (mdpl) dan
memiliki telaga di puncaknya. Telaga itu adalah Telaga Dewi dengan ketinggian
2762 mdpl dan luas sekitar 1 ha, dan memiliki puncak berupa tower pemancar
siaran televisi.
Gunung ini berdampingan dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung
Tandikek dan gunung Merapi yang dimana mereka berdiri gagah di wilayah
dataran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia.
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung
berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung
yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten
Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padang
panjang dan kabupaten Tanah Datar. di puncak gunung ini, memiliki taman
edelweis dengan luas kira-kira 15 ha dan memiliki 4 kawah yang aktif.
Memilih kedua gunung tersebut karena untuk membandingkan ekosistem di
jalur pendakian antara kedua gunung tersebut, karena dari kedua gunung tersebut
yang dominan didaki oleh masyarakat adalah Gunung Marapi, sedangkan Gunung
Singgalang masih jarang.
Sumber:(id.wikipedia.org/wiki/Gunung/Singgalang/Marapi7
1.2 Tujuan Kegiatan
1. Pengambilan nomor anggota dari Anggota Muda menjadi Anggota
Biasa PULKANIK FT UNIB sesuai dengan AD/ART PULKANIK FT
UNIB.
2 Mengamati kondisi ekosistem di jalur pendakian dan shelter Gunung
Singgalang dan Merapi.
3 Laporan perjalanan yang kami buat nantinya akan menjadi acuan
untuk anggota yang lain bila ingin melakukan penelitian atau
pendakian di Gunung Singgalang dan Merapi.
3.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pengamatan ekosistem dijalur pendakian gunung
Singgalang dan gunung Marapi ?
2. Bagaimana ekosistem dijalur pendakian gunung Singgalang dan
gunung Marapi ?
3. Flora dan fauna apa saja di jalur kedua gunung tersebut ?
BAB II
PELAKSANAAN
2.1 Nama Kegiatan
“OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN
GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG
SUMATRA BARAT”
2.3 Waktu Kegiatan
Kegiatan ini di rencanakan akan berlangsung pada tanggal 22 Januari 2015 sampai
dengan 29 Januari 2015.
2.4 Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan di laksanakan di Gunung Singgalang dan Merapi
Kabupaten Agam Sumatra Barat
2.5 Bentuk Kegiatan
o Pendakian
o Observasi kondisi ekosistem di jalur pendakian Gunung Singgalang dan
Merapi.
o Manajemen Perjalanan
2.6 Dasar Pelaksanaan
 Tri Dharma Perguruan Tinggi
 Program Kerja Pulkanik
 Rasa tanggung jawab PULKANIK FT UNIB terhadap Kelestarian Alam.
 AD/ART PULKANIK FT UNIB
2.7 Peserta
Dalam kegiatan observasi jalur pendakian dan shelter di Gunung Kerinci ini
di ikuti oleh :
1. Dimas Haryadi (Anggota Muda Pulkanik 2013)
2. Ariban Yoko (Anggota Muda Pulkanik 2013)
2.8 Pendamping
Dalam kegiatan ini yang di tunjuk sebagai pendamping peserta adalah
1. Romario Galihleo R (NPAP V 12 020)
2. Misnawati (Anggota Muda Pulkanik 2012)
2.9 Perjalanan
Hari Kamis, 22 Januari 2015, merupakan awal perjalanan kami melakukan
perjalanan ke gunung Singgalang dan Marapi Padang, Sumatra Barat. Pagi itu
pukul 07.10 WIB di base camp PULKANIK (Perkumpulan konservasi alam
teknik) Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Saya bangun tidur Saya langsung
bergegas mandi, Setelah selesai mandi dan memakai pakaian saya melakukan
persiapan barang-barang yang memang belum sempat di packing. Sementara
anggota yang lain ada yang masih tidur. Di sela-sela persiapan barang
dan packing itu saya berbincang-bincang dengan anggota yaitu Ariban Yoko, dia
merupakan anggota yang lain yang akan melakukan perjalanan ini juga. Ya saya
dan Yoko akan melakukan perjalanan ini, dan di dampingi oleh pendamping yaitu
bang Roma dan mbak Ochel.
Setalah semuanya selesai, saya pergi ke warung depan universitas untuk
membeli sarapan pagi. Setelah kemabali lagi, saya shering dengan anggota lain,
dan mendapat pengarahan dari senior-senior lain. Waktu menunjukan pukul 12.20
WIB, saya berangkat sholat, setelah itu kami kumpul lagi di basecamp, untuk
mendapatkan arahan lagi,kami berangkat menuju ke loket bus SAN dengan
diantar oleh seluruh anggota yang ada di basecmap pada saat itu, dengan
menggunakan sepeda motor, kami berangkat pukul 12.43 WIB meninggalkan base
camp.
Setibanya loket bus SAN, kami pun langsung bersiap-siap, kami bergegas
menuju arah bus SAN, ternyata bus berangkat sekitar pukul 13.30 WIB (kata
salah satu kenek bus). Sambil menunggu bus SAN berangkat, kami berbincang-
bincang dan bercanda tawa, pukul 13.20 WIB kami bergegas bersiap-siap
menyiapkan barang-barang bawaan kami lalu naik ke bus SAN tersebut.
Pukul 13.25 WIB bus yang kami naiki mulai berangkat ke Padang. Di
perjalan menuju Padang saya duduk bersama bang Roma sementara Yoko dan
mbak Ochel duduk di depan , Pukul 16.10 WIB kami tiba di Terminal Kepahiang
untuk istirahat, karena memang bus yang akan berangkat ke padang harus singgah
di sana dulu. Kami pun turun untuk membeli gorengan karena memang perut
sudah lapar. Pukul 16.25 WIB bus yang kami naiki melanjutkan perjalanan.
Hujan rintik-rintik menemani kami selama perjalanan, saya memutuskan
untuk tidur, Pukul 19.05 WIB kami tiba di rumah makan Pagi Sore, tepat nya di
Lubuk linggau. Kami langsung bergegas mencari makan karena memang sejak
siang perut kami sudah lapar. Saya membeli nasi ayam tiga, untuk kami berempat,
setelah selesai makan kami bersiap melanjutkan perjalanan.
Pukul 23.40 WIB bus kami tiba di rumah makan Gunung Medan di
Dhamasraya, Sitiung, Sumatra Barat untuk istirahat sejenak. Kami istirahat dan
Sholat isya. Sekitar pukul 00.05 WIB bus melanjutkan perjalanan, saya
memutuskan untuk tidur, karena memang badan terasa lelah,.
Pukul 06.34 WIB bus kamipun tiba di loket SAN Padang, kami sempat
berfikir untuk turun di loket, namun dapat langsung ke Universitas Negeri Padang
(kata kenek bus), Setelah berjalan lagi, buas yang kami naiki pun tiba di UNP,
setelah bersiap-siap dan membereskan barang-barang, kami pun langsung ke
Sekretariat MPALH UNP ( Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup
Universitas Negeri Padang ) Suasana kampus yang sepi menemani perjalanan
kami, pukul 07.02 WIB kami pun tiba di Sekretariat MPALH, kami pun di sambut
oleh Bang Cimot, kami istirahat dan bersih-bersih di sana, tak disangka saya
bertemu dengan temen dari daerah asal saya, yaitu bang bison dia adalah anggota
pencinta alam yang ada di baturaja.
Pukul 12.05 WIB kami bersiap-siap untuk sholat jum’at, hujan mulai turun
mengiri kami pergi ke masjid, setelah sholat kami pun langsung kembali ke
sekretariat MPALH, hujan mengguyur kota padang dari siang hingga malam,
Pukul 20.05 WIB kami dan anggota MPALH makan malam bersama, setelah
makan, saya dan mbak ochel memutuskan untuk membeli logistik, di temani oleh
bang Irfan. Setelah membeli logistik saya dan yoko melakukan packing ulang agar
tidak ada peralatan yang tertinggal. Pukul 23.04 WIB memutuskan untuk tidur.
Pukul 05.19 WIB saya bangun dan bergegas Sholat shubuh, setelah itu
saya bersih-bersih. Ditemani gorengan dan kopi kami ngobrol dengan anggota-
angota dari MPALH, shering tentang gunung dan pengetahuan lain. Pukul 09.45
WIB, kami memutuskan untuk berangkat, kami di temani oleh bang Irfan dan
bang Nopan, mereka yang akan mengantar kami selama melakukan pendakian,
dengan menggunakan travel kami pun berangkat, Pukul 11.04 WIB, kami tiba di
simpang gunung, Koto baru, setelah istirah sejenak, kami memutuskan untuk
makan siang terlebih dahulu, kami makan di dekat taman kanak-kanak tak jauh
dari simpang gunung. Setelah makan siang, pukul 12.16 WIB kami berangkat
menuju pos pendakian gunung dengan berjalan kaki. Setibanya di pos pendakian
kami istirahat sekitar 10 menit, Pukul 13.15 WIB kami melanjutkan perjalanan
menuju tower televisi dan itu merupakan titik awal pendakian, kami menumpang
mobil sayur yang lewat. Setelah sampai di tower televisi kami beristirahat sekitar
30 menit, setelah bersiap-siap pukul 15.03 WIB kami memulai pendakian, di
awal pendakian kami di sambut dengan jalur yang menanjak dengan tanaman
perdu di kedua sisinya, masyarakat sekitar mengenal tanaman tersebut dengan
nama “pimpiang” tanaman tersebut memiliki batang beruas-ruas dan daun yang
lebar, mirip seperti tanaman bambu, selama berjalan 30 menit, tanaman ini masih
mendominasi jalur pendakian, kami pun tiba di tempat istirahat, istirahat sejenak
di temani suara kumbang hutan dan hujan rintik-rintik saya memutuskan untuk
mengambil air, di dekat tempat istirahat, setelah istirahat 10 menit kami pun
melanjutkan perjalanan, tanaman di kedua sisi masing di dominasi tanaman perdu
dan hanya beberapa pohon-pohon besar, seperti meranti (Shorea stenopten), Pukul
17.05 WIB, kami tiba di tempat istirahat selanjutnya, karena hari sudah gelap dan
hujan rintik yang terus mengguyur kami memutuskan untuk membuka tenda,
kami membagi tugas, ada yang mendirikan tenda, menyiapkan alat, mengambil
air, kami mendirikan dua tenda, tenda kami berisikan saya, Yoko, bang Roma, dan
mbak Ochel, dan tenda satu lagi bang Irfan dan Bang Nopan, setelah bersih-bersih
dan selesai masak Pukul 19.35 WIB kami makan malam bersama, nasi sarden,
mie, sambal kentang dan kerupuk menemani makan malam kami, setelah makan
kami langsung beristirahat.
Pukul 06.30 WIB saya bangun, saya bergegas bersih-bersih dan mencuci muka di
sumber air dekat denga tenda kami, kami membagi tugas, ada yang masak dan
ada yang merapikan alat-alat, selesai masak kamipun makan makan bersama di
temanai nasi sayur dan sambal kentang serta kerupuk, stelah makan kami bersiap-
siap dan packing kembali , Pukul 10.03 WIB kami melanjutkan perjalanan, baru
beberapa ratus meter berjalan kami di sambut hutan yang cukup lebat dan lembab
ciri hutan hujan tropis, di jalur pendakian singgalang, kita mengikuti tiang-tiang
kabel tower pemancar, sehingga mempermudah pendaki, setelah berjalan cukup
lama, kami istirahat sekitar 10 menit, setelah beristirahat kami melanjutkan
perjalanan, Pukul 12.10 WIB kami pun tiba di cadas, kami bertemu pendaki lain,
di Cadas lingkuannya kering banya tanaman perdu, saya melihat ada tanaman
raspberry ( Rubus idaeus ), Pandan hutan (Pandanus tectorius ) dan tanaman
perdu lain nya. Kami beristirahat di temani roti dan biskuit serta secangkir kopi,
stelah istirahat Saya, Yoko, Bang Roma, Mbak Ochel, melanjutkan perjalanan
menuju telaga dewi, sementara Bang Irfan dan Bang Nopan menunggu di Cadas,
selama perjalan menuju Telaga Dewi, setelah melewati Cadas kami disambut
dengan hutan hujan tropis, di mana pohon-pohon tinggi dan lebat, namun unik nya
di sini, lumut-lumut menutupi hampir di setiap pohon di hutan ini menuntjukan
bahwa masih terjaga nya hutan disini.
Pukul 13.34 WIB kami pun tiba di telaga dewi, telaga yang memiliki luar
kira-kira 1 ha, dan di kelilingi pohon, kami beristirahat sejenak sambil menikmati
pemandangan, dan pendokumentasian. Setelah istirahat, Saya dan Yoko
memutuskan untuk melanjutkan perjalan ke puncak, sementara Bang Roma dan
Mbak Ochel tinggal di Telaga dewi, mengikuti jalan setapak kami pun menembus
hutan lumut, ekosistem disini masih terjaga, dimana burung-burung masih banyak
ditemui, Pukul 14.05 WIB, kami pun tiba di puncak, dengan tower televisi sebagai
puncaknya, dan tanaman perdu mengelilinginya, sedikit kecewa karena
banyaknya sampah dan rusaknya tanaman-tanaman perdu disana, Saya berjalan
agak kebawah, dan menemukan tanaman raspberry , kami pun beristirahat
sejenak sambil memakan buah yang kami petik, setelah cukup menikmati pucak,
kami pun memutuskan untuk turun.
Tiba di cadas, kami beristirahat sejenak dan bergegas packing, karena hari
sudah sore, Pukul 16.04 WIB, kami pun berangkat turun, dengan ditemani hujan
rintik-rintik. Sampai di pertengahan jalan, kami beristirahat sekitar 10 menit,
mengambil air dan makan bikuit, setelah beristirahat, kami pun melanjutkan
perjalanan, hari mulai gelap, kami pun mempercepat langkah, Pukul 18.26 WIB
kami pun tiba di pintu rimba, setelah berdiskusi, kami pun memutuskan untuk
membuka tenda dan beristirahat di sini, sementara yang lain mempersiapkan alat-
alat, Saya dan Yoko mengambil air di bawah dan bersih-bersih, setelah itu kami
masak, sambil ditemani pemandangan lampu malam Koto Baru, setelah masak
kami pun makan malam bersama, jam menunjukan pukul 22.55 WIB, saya
memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya pukul 05.32 WIB, saya bangun dan berkemas, kami
sarapan pagi ditemani roti, biskuit, energen, dan kopi, setelah sarapan kami pun
bersih-bersih, dan packing, Pukul 07.34 WIB, kami pun berangkat menuju
simpang gunung Koto Baru. Berjalan melewati kebun sayur, dan berharap ada
mobil yang bisa ditumpangi karena memang badan terasa pegal, setelah berjalan
cukup jauh, Pukul 10.20 WIB kami tiba di simpang gunung Koto baru, kami
beristirahat sekitar 10 menit, setelah itu Saya dan Mbak Ochel memutuskan untuk
membeli logistik, untuk pendakian selanjutnya yaitu Gunung Marapi. Saya dan
Mbak Ochel ke pasar, sedangkan yang lain mencari makan untuk kami nanti,
setelah membeli logistik, kami pun langsung mencari tempat untuk makan siang.
Setelah makan siang kami pun melanjutkan perjalanan Pos pendakian
Gunung Marapi, Pukul 12.03 WIB kami tiba di Pos pendakian, istirahat sejenak
dan membayar retribusi masuk, Rp. 40.000 untuk 6 orang. Setelah mebayar
retribusi kami pun melanjutkan perjalanan, jalan yang kami lewati menanjak
dengan kemiringan 40-50o dengan setiap sisinya adalah kebun sayuran warga,
pukul 12.58 WIB kami pun tiba di pos BKSDA, banyak pendaki lain yang telah
mebuka tenda di sana, setelah istirahat 10 menit, kami pun melanjutkan
perjalanan, kami di sambut dengan track yang menanjak dan berlumpur, karena
diguyur hujan kemarin, berjalan sekitar 30 menit, kami pun tiba di mata air Sumur
Koncek (mata air sumur anak kodok), seperti nama nya sumber air ini memang
banyak anak kodoknya (kecebong), setelah mengambil air dan beristirahat
sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan, baru beberapa saat jalan kami pun
diguyur hujan yang cukup lebat, kami berhenti sejenak di pondok, dan bersiap-
siap memakai jas hujan, setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan.
Pukul 18.10 WIB kami tiba di Pintu angin, Saya dan Bang Nopan
mengambil air, sementara yang lain beristirahat, setelah mengambil air, kami pun
melanjutkan perjalanan, track yang menanjak dan berbatu sangat menguras
tenaga, ditambah kelembaban dari hutan membuat suhu semakin dingin, pukul
18.47 WIB kami pun tiba di Cadas Marapi, dengan lingkugan berbatu dan
tanaman perdu, kami memutuskan untuk camp di sini. Setelah mendirikan tenda,
kami pun mebagi tugas ada yang masak dan ada yang mempersiapkan alat-alat,
setelah masak, kami pun makan malam bersama, dengan menu nasi sarden, mie,
sayur, sambal kentang dan kerupuk, namun Mbak Ochel tidak ikut makan, ntah
kenapa, mungkit badan yang sudah terlalu lelah membuat nya langsung tertidur,
stelah makan, Saya, Yoko Bang Irfan dan Bang Nopan shering dan ngobrol-
ngobrol sambil ditemani bulan sabit, dan lampu malam Koto Baru.
Pukul 22.15 WIB saya memutuskan untuk tidur, keesokan harinya pukul
04.20 WIB saya bangun, namun hujan turun, saya memutuskan untuk tidur lagi,
pukul 05.46 WIB, saya bangun dan bersiap-siap, menunggu hujan reda kami
mempersiapkan sarapan, setelah sarapan, Pukul 07.05 WIB kami Saya, Yoko,
Bang Roma, Bang Nopan dan Mbak Ochel melanjutkan perjalan menuju puncak,
sedangkan Bang Irfan menunggu di tenda, Pukul 07.58 WIB, kami pun tiba di
puncak, hujan rinti masih terus saja turun, setelah pendokumentasian, kami pun
turun ke tanam edelweis, Gunung Marapi Padang, memiliki taman edelweis kira-
kira-kira 15 ha, namun populasinya terus menurun karena banyak orang yang
mengambil bunga tersebut.
Setelah tiba di taman edelweis kami pun beristirahat ditemani biskuit, kopi
dan energen, setelah istirahat, dan pendokumentasian kami pun memutuskan
untuk turun, karena hujan rintik terus turun. Pukul 09.43 WIB kami pun tiba di
cadas, beristirahat dan bersiap-siap, serta packing. Pukul 10.03 WIB, kami
berangkat turun, di persetengan jalan kami beristirahat sekitar 10 menit, sambil
makan biskuit, kemudian melanjutkan perjalan. Pukul 15.50 WIB kami tiba di
mata air Sumur Koncek, beristirahat dan mengambil air, setelah itu kami pun
melanjutka perjalanan, pukul 16.17 WIB kami tiba di Pos BKSDA, beristirahat
dan bersih-bersih.
Setelah istirahat kami pun melanjutkan perjalanan ke pos pendakian
Gunung Marapi, Pukul 16.43 WIB kami tiba di pos tersebut, istirahat sekitar 10
menit, setelah itu kami pun langsung melanjutkan perjalanan karena ingin
mengejar anguktan trevel menuju kota padang. Setelah beberapa saat jalan, kami
pun menumpang mobil sayur yang lewat, lega rasanya, sedikit mengurangi
perjalanan. Pukul 17.03, kami pun tiba di simpang gunung Koto Baru, beristirahat
sambil menunggu mobil trevel tujuan Padang lewat, karena lama mobil yang
lewat kami memutuskan untuk menumpang mobil sayur yang lewat,menumpang
hingga simpang Padang-Solok, setelah turun kami pun membeli gorengan, karena
memang perut sudah lapar sejak tadi. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya
kami pun nai travel tujuan padang dengan ongkos Rp. 10.000/orang.
Pukul 19.31 WIB, kami pun tiba di Sekretariat MPALH, kami langsung
bersih-bersih dan beristirahat. Setelah itu kami langsung makan malam bersama,
menunya nasi ikan ditemani kerupuk, setelah makan kami pun ngobrol-ngobrol
dengan anggota MPALH yang lain, Pukul 22.20 WIB saya pun tidur, karena
badan terasa sangat lelah. Pukul 07.23 WIB saya bangun dan bergegas mandi.
Dan bersiap-siap, serta packing. Setelah selesai saya pun ngobrol-ngobrol dengan
anggota MPALH yang lain. Pukul 13.05 WIB, kami makan siang bersama di
sekretariat MPALH, ditemani nasi ikan setelah makan kami pun berpamitan
dengan MPALH yang lain, setelah itu kami bergegas menuju loket SAN, ditemani
oleh Bang Irfan dan Bang Nopan menggunakan sepedah motor, setelah sampai di
loket SAN kami pun langsung membeli tiket. Kami pun berpamitan dengan bang
Irfan dan Bang Nopan Pukul 13.41 WIB bus yang kami naiki berangkat.
Saya memutuskan untuk tidur karena badan terasa sangat lelah, Pukul
18.20 WIB kami pun tiba di rumah Makan Gunung Medan di Dhamasraya,
Sitiung, Sumatra Barat. Saya dibangunkan oleh bang Roma, setelah bangun,
Kami memutuskan untuk makan malam disana, setelah setelah makan kami
membeli oleh-oleh untuk anak-anak basecamp di Bengkulu. Setelah membeli
oleh-oleh kami beristirahat sambil menunggu bus menlanjutkan perjalanan. Pukul
19.05 WIB bus yang kami naiki melanjutkan perjalanan. Sekitar Pukul 02.20 WIB
bus kami berhenti di loket SAN lubuk linggau, dan Bang Roma memutuskan
untuk turun di sana, karena memang Bang Roma berasal dari sana, setelah
beberapa saat, bus kami melanjutkan perjalanan.
Pukul 06.08 WIB kami pun tiba di loket SAN Bengkulu, hujan menguyur
kota Bengkulu pagi itu, setelah mengemasi barang-barang kami pun menunggu
jeputan di depan loket SAN. Kami di jemput oleh Bang Yogi, beliau adalah ketua
umum PULKANIK, Bang Feris, beliau adalah mantan ketum PULKANIK, dan
Adit, dia adalah angkatan saya, setelah ngobrol-ngobrol, kami pun berangkat
menuju basecamp PULKANIK, Pukul 06.49 WIB kami tiba di basecamp.
BAB III
REFERENSI PENGAMATAN TERDAHULU
3.1 Karakteristik Gunung Singgalang
Gunung Singgalang merupakan salah satu dari beberapa gunung yang ada
di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian gunung Singgalang mencapai 2,877 meter
dari permukaan laut. Gunung Singgalang secara geografis terletak di Kabupaten
Agam. Gunung ini berdiri kokoh tepat berada di sebelah gunung Merapi.
Gunung Singgalang adalah gunung startovolcano yang sudah tidak aktif.
Gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Gunung ini berada
dikoordinat 0°23′ 24″ LU 100° 19′ 51″ BT, Latitude: -0.390000,
Longitude: 100.330833, DMS Lat: 0° 23' 24.0000'' S, DMS Long: 100° 19'
50.9988'' E. Kondisi hutan di Gunung Singgalang merupakan, hutan hujan tropis
yang lembab dan tentu saja mempunyai banyak kandungan air. Kondisi ini lah
yang menyebabkan gunung ini jarang untuk didaki oleh pendaki.
Gunung Singgalang mempunyai tipe kawasan hutan hujan tropis yang
terdiri dari hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
hutan Ericaceous atau hutan gunung. Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan
hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750. Spesies utamanya ialah Pohon
Seraya, Pohon Keruning, dan Pohon Meranti. Hutan Dipterokarp Atas adalah
kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 750 – 1,200 meter, spesies
utamanya terdiri dari Pohon Meranti Bukit dan Pohon Damar Minyak. Hutan
Montane merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 1,200 –
1,500 meter, spesies utamanya terdiri dar Pohon Mempening, Pohon Berangan,
Pohon Damar Minyak, dan Pohon Podo. Hutan Ericaceous atau hutan gunung
merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian melebihi 1,500
meter, spesies utamanya terdiri dari Pohon Kelat, Pohon Periuk Kera, dan
berbagai-bagai jenis belukar, buluh, resam, paku-pakis, dan Lumut.
Gunung Singgalang, merupakan Gunung api yang tidak aktif. Gunung ini ditutupi
hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat telaga di daerah puncak yaitu
“Telaga Dewi” Saat akan sampai di telaga akan ada hutan yang lebat, dan lumut
menutupi setiap sisi batangnya. Keanekaragaman faunu pun tak kalah banyaknya,
terdiri dari mamalia, molusca, serangga, dan lain-lain, contoh hewan mamalia
yang ada di hutan gunung singgalang atara lain Siamang (Symphalangus
syndactylus).
(Sumber: wisatasumatera.wordpress.com )
3.2 Karakteristik Gunung Singgalang
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung
berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung
yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten
Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padang panjang
dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi
sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.
Gunung ini memiliki koordinat 0°22′50″LU 100°28′24″BT Berdampingan
dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung Tandikek dan gunung Singgalang.
Gunung ini memiliki ketinggian ketinggian 2.891 m. di puncak gunung ini,
memiliki taman edelweis dengan luas kira-kira 15 ha dan memiliki 4 kawah yang
aktif.
Secara geografis Gunung Marapi terletak antara Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Di sebelahnya terdapat
Gunung Singgalang dengan telaga sebagai daya tariknya. Namun secara
administrasi, gunung ini berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung
Marapi memiliki ketinggian 2891 meter dari permukaan air laut. Untuk mencapai
kaki Gunung Marapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari Kota
Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Untuk menuju Gunung Marapi, jika Anda
dari Kota Padang atau Bandar Udara Ketaping membutuhkan waktu kurang lebih
1.5 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan pada ekosistem pegunungan tinggi lereng
gunung Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar yang dilaksanakan
pada Tanggal 27 April 2014, di kaki gunung telah berubah fungsi menjadi lahan
pertanian seperti wortel, cabe, tomat, daun bawang, lobak, selada, dan lain-lain.
Tanah yang terdapat pada daerah pegunungan tinggi adalah jenis tanah Vulkanik.
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah vulkanik merupakan tanah yang
banyak mengandung unsur hara. Apabila tanah vulkanis diberi tambahan pupuk
organik atau kotoran hewan kondisi tanah akan menjadi lebih prima untuk
pertanian di lereng gunung merapi. Warnanya lebih gelap berasal dari gunung
berapi yang meletus, sangat mudah menyerap air, dan sangat subur untuk lahan
pertanian.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan pegunungan tinggi lereng gunung
Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar termasuk tumbuhan hijau atau
tumbuhan yang memiliki klorofil seperti jenis rumputan, pisang hutan, pinus,
bambu, paku purba, sibusuk, kincung, pakis tiang, lumut. Sedangkan kelompok
hewannya antara lain burung, monyet, babi, serangga, ular, tupai, katak dan lain-
lain. (Sumber: Arsip Biologi 6D, 2014)
3.3 Keanekaragaman Hayati Pada Kaki Gunung Marapi
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan pada ekosistem
hutan pegunungan tinggi Marapi, kabupaten agam sumatera barat, terdapat
keanekaragaman hayati baik flora maupun keanekaragaman fauna yang saling
berinteraksi satu sama lain.
3.3.1 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 300 M
o Keanekaragaman Flora
 Tanaman wortel dan bawang prei
 Tanaman Leguminosae
o Keanekaragaman Fauna
• Capung
• Burung sriti (burung pemakan serangga)
• Burung murai kapas
3.3.2 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 550 M
o Keanekaragaman Flora
 Tanaman perdu
o Keanekaragaman Fauna
 Serangga wawung
3.3.3 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 600 M
o Keanekaragaman Flora
 Tanaman sayur mayur
 Tanaman perdu
o Keanekaragaman Fauna
 Burung sriti
 Laba-laba
3.3.4 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 950 M
Ketinggian 950 mdpl sudah merupakan kawasan suaka alam marapi dan
merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah. Pada ketinggian ini sudah
tidak ditemui adanya tanaman holtikultura seperti pada lereng gunung.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pada ketinggian 950 mdpl sudah
dijumpai adanya tanda-tanda mata air.
o Keanekaragaman Flora
1. Tanaman pinus
2. Zingeberaceae
3. Palmae
4. Lumut
5. Bambu betung
6. Tumbuhan liana
3.3.5 Keanekaragaman Hayati Pada Ketingian 1500 M
Menurut pemandu observasi, pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi
Marapi Kabupaten Agam sudah merupakan kawasan konservasi yang dilindungi
pemerintah. Pada ketinggian ini sudah tidak ditemukan adanya lahan pertanian.
Namun sekitar tahun 70 an, pada kawasan ini masih digunakan sebagai lahan
pertanian untuk tanaman sejenis kol oleh petani setempat sebelum selanjutnya
dijadikan sebagai kawasan konservasi.
3.3.6 Kanekaragaman Flora
Pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi marapi lebih didominasi
oleh sejenis lumut yang menempel pada bebatuan ataupun pada pohon pinus.
Selain itu juga didominasi oleh pohon pinus yang bukan merupakan tanaman asli
wilayah tersebut dan mempunyai biji yang tidak dapat dikembangbiakkan.
Terdapat juga bermacam-macam tanaman herba dan family Zingeberaceae.
Hutan pada ketinggian 1500 m
1. Lumut pada pepohonan tegak
2. Lumut pada tanah basah
3.3.7 Keanekaragaman Fauna
Meunurut penuturan pemandu observasi, mulai pada ketinggian 1500
mdpl pegunungan tinggi marapi ini sudah terdapat keanekaragaman fauna seperti
orang utan, kijang, macan sitingkih (harimau), ular daun, ular sanca, tupai, juga
terdapat sejenis kumbang yang juga kami temukan pada ketinggian 1500 m
sewaktu perjalanan manuju lereng gunung.
Sejenis kumbang
Sumber: (ekotum116d-tinggi.blogspot.com/2014/05/laporan-observasi-ekosistem-
pegunungan.html)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Flora dan Fauna yang Ditemui di jalur dan pendakian Gunung
Singgalang
4.1.1 Flora
Jenis Flora yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing-
masing ketinggian memiliki flora yang berbeda. Pada ketinggian antara 1500 –
1700 mdpl pada jalur pendakian di dominasi tanaman pimpiang, tanaman yang
mempunyai batang beruas-ruas mirip seperti bambu, tanaman perdu dan semak
belukar. Dari pintu rimba ( tower televisi ) beranekaragam tanaman yang saya
jumpai, umumnya masih termasuk kedalam tanaman perdu, tanaman perdu adalah
tanaman yang mempunyai tinggi kurang dari 6 meter dan berfungsi sebagai
pendukung ekosistem dibawahnya. Contoh tanaman perdu adalah semak belukar,
pandan hutan (Pandanus tectorius), raspberry (Rubus idaeus).
Pada ketinggian antara 1500-2500 mdpl ekositem didominasi pohon-
pohon tinggi yang membentuk vegetasi menjadi hutan hujan tropis, disamping itu
juga banyak jenis tumbuhan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui
namanya. Hutan yang lembab melindungi ekosistem dibawahnya, tanaman yang
saya jumpai yaitu tanaman epifit, tanaman semak, dan tanaman liana. Tanaman
epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat
hidupnya. Cotoh tanaman yang saya temui adalah anggrek hutan,lumut
(Ascolichen), dan jamur kancing (Agaricus bisporus). Tanaman semak adalah
tumbuhan berumpun dengan batang pendek, merayap, tinggi beberapa cm sampai
kurang lebih 1,5 m ( Yatim, 1999 ) contoh tanaman semak adalah padi abadi
(Oktavia saverne), paku/pakis suplir (Adiantum cuneatum). Tanaman liana adalah
tumbuhan yang tumbuh memanjat tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi
untuk mendapatkan cahaya matahari, tetapi akarnya tetap berada di dalam tanah
sebagai sarana untuk mendapatkan makanan. Contoh tanaman liana adalah rotan (
Calamus manna ).
Di Cadas, tanaman didominasi tanaman perdu, dan tanaman khas
ketinggian yaitu lumut janggut (Sphagnum), tanaman paku tiang (Alsophilla
glauca). Saat perjalanan menuju telaga dewi saya melihat tanaman edelweis
(Anaphalis Javanica), namun hanya dua puncuk pohon saja, biasanya tanaman ini
merupakan tanaman bergerombol.
Dari ketinggian antara 500 mdpl – 1000 mdpl, daerah pada ketinginggian
tersebut telah beralih fungsi lahan, yang mana dulunya berupa semak belukar dan
tanaman perdu kini telah menjadi kebun sayur-sayuran dan tanaman tebu.
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Tanaman perkebunan
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Tanaman khas hutan hujan tropis.
- Pohon Meranti, pohon Keruing.
- Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, jamur
putih, bunga putih.
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak).
- Tanaman khas ketinggian.
- Padi abadi, Lumut janggut, Edelweis, paku-pakuan
Di hutan lumut, tanaman didominasi pohon besar dan tinggi, yang di
tutupi oleh lumut di setiap sisi batangnya. Terdapat beberapa jenis flora yang
teramati dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis flora yang teramati
Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin
Edelweis Anaphalis Javanica ( Magnoliopsida )
Raspberry Rubus idaeus ( Magnoliopsida )
Jamur akar putih Rigidoporus lignosus ( Basidiomycetes )
Bunga putih Zephyranthes Candida ( Liliopsida )
Padi abadi Oktavia saverne ( Liliopsida )
Pandan hutan Pandanus tectorius ( Liliopsida )
Pakis suplir Adiantum cuneatum ( Polypodiopsida )
Meranti Shorea pinanga ( Magnoliopsida )
Pimpiang -
Pohon keruing Dipterocarpus elongates ( Magnoliopsida )
Lumut janggut Sphagnum ( Ascomychenes )
Paku/pakis tiang Alsophilla glauca ( Polypodiopsida )
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jenis flora yang terlihat dominan termasuk
kedalam kelas Liliopsida dan Magnoliopsida , adapun beberapa jenis dari flora
yang teramati dapat dilihat pada gambar 4.1 – 4.12
Gambar 4.1
Vegetasi tanaman pimpiang
Gambar 4.2
Lumut (Ascolichen)
Gamabr 4.3
Bunga putih (Zephyranthes
Candida)
Gambar 4.4
Jamur kancing (Agaricus
bisporus)
Gambar 4.5
Edelweis
(Anaphalis Javanica)
Gambar 4.6
Lumut janggut
(Sphagnum)
Gambar 4.7
Rasberry
Gambar 4.8
Padi abadi
Gamabr 4.9
Pandan hutan
Gambar 4.10
Pohon meranti
Gambar 4.11
Paku-pakuan
Gambar 4.12
Pohon keruing
4.1.2 Fauna
Jenis Fauna yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing-
masing ketinggian memiliki fauna yang berbeda. Pada saat di pintu rimba (tower
televisi), hewan yang saya temui bergam dari hewan serangga dan burung.
Contohnya kumbang, burung kutilang, dll. disamping itu juga banyak jenis
hewan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui namanya.
Pada saat tim memutuskan mendirikan tenda di Camp I ketinggian sekitar
+ 2000 mdpl , fauna atau hewan yang terlihat hanyalah beberapa burung dan
hewan pengerat serta serangga. Dari jenis burung, yang dapat dikenali adalah
burung kutilang, sedangkan hewan pengeratnya adalah tikus hutan (attus
argentiventer) yang mencari sisa-sisa makanan di dekat tenda. Pada saat
perjalanan dari Camp I ke Cadas kami hanya mendengar suara hewan Siamang
(Symphalangus syndactylus) dari kejahuan.
Pada saat di Cadas ketinggian sekitar + 2500 mdpl, kami hanya
menemukan beberapa fauna, yang masih masuk kedalam hewan serangga dan
burung-burungan. Hewan tersebut terlihat saat perjalanan dari Cadas ke Telaga
Dewi. Pada ketinggian + 2500 - 2877 mdpl, fauna yang ditemui semakin jarang,
hanya beberapa hewan serangga, kumbang dan burung. Dalam pendakian dan
pengamatan di Gunung Singgalang kali ini, kami tidak menemukan hewan buas.
Terdapat beberapa jenis fauna yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jenis fauna yang teramati
Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin
Siamang Symphalangus syndactylus ( Mamalia )
Tikus hutan attus argentiventer ( Mamalia )
Kaki seribu Trigoniulus corallines ( Diplopoda )
Katak hutan Fejervarya cancrivora ( Amphibia )
Pacet Haemadipsa javanica ( Clitellata )
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jenis fauna yang terlihat dominan termasuk
kedalam kelas Mamalia
4.2 Flora dan Fauna yang Ditemui di jalur dan pendakian Gunung Marapi
4.2.1 Flora
Jenis Flora yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing-
masing ketinggian memiliki flora yang berbeda. Pada saat di jalur pendakian
antara Pos pendakian dan Pos BKSDA tanaman yang ditemui adalah tanaman
hultikultural, yaitu tanaman perkebunan berupa sayur-sayuran, memang di kaki
Gunung Marapi dimanfaatkan sebagai perkebunan sayur. Saat di Pos BKSDA
atau titik awal pendakian, kami menemukan pohon-pohon kayu keras, dan
tanaman perdu, tanaman tersebut adalah Pohon Pinus (Pinus mercusi), pohon
Meranti (Dipterocarpus elongates), dan tanaman perdunya adalah tanaman
sekam-semak, raspberry(Rubus idaeus).
Tiba di mata air Sumur Koncek (Kodok) tanaman perdu masih
mendominasi vegetasi di sekitar mata air tersebut, yang kami lihat adalah tanman
Pisang hutan (Musa paradisiaca), tanaman pimpiang, tanaman ini mempunyai
batang beruas-ruas mirip seperti bambu, Keladi hutan (Caladium bicolor ). Pada
saat di jalur pendakian antara mata air Sumur Koncek (Kodok) dan Pintu Angin,
kami menjumpai tanaman perdu yang masih mendominasi kedua sisi jalur
tersebut, hanya beberapa pohon keras yang kami jumpai contohnya pohon
Keruing (Dipterocarpus elongatus). Tanaman lain yang kami jumpai adalah rotan
(Calamus manna), dan tumbuah paku-pakuan.
Dari pintu angin menuju Cadas ketinggian sekitar antara 1700 -1800
mdpl didominasi tanaman perdu, dan tanaman khas ketinggian yaitu lumut
janggut (Sphagnum), tanaman paku tiang (Alsophilla glauca). Pada saat kami tiba
di Cadas, kami menemukan tanaman yang kini kian mulai langka, yaitu Edelweis
(Anaphalis Javanica), tanaman ini memiliki keunikan tersendiri, karena memiliki
lingkungan hidup yang kering, sedikit membutuhkan air, dan banyak mendapat
penyinaran matahari, selain Edelweis, kami menemukan tanaman perdu lain yaitu
Raspberry (Rubus idaeus).
Ketinggian antara 2500 – 2900 mdpl, yaitu jalur pendakian antara Cadas
dan Puncak, flora yang temui hampir tidak ada, yang terlihat hanyalah Lumut
kerak (Ascolichen). Sedangkan jalur dari puncak hingga ke taman edelweis,
tanaman yang sangat mendominasi adalah tanaman Edelweis (Anaphalis
Javanica). Taman ini memiliki luar sekitar 15 ha, dan luasnya berkurang setiap
tahunnya karena kerusakan baik dari alam maupun oleh nakal para pendaki.
Terdapat beberapa jenis flora yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Jenis flora yang teramati
Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin
Edelweis Anaphalis Javanica ( Magnoliopsida )
Lumut kerak Ascolichen ( Ascomychenes )
Raspberry Rubus idaeus ( Magnoliopsida )
Pandan hutan Pandanus tectorius ( Liliopsida )
Pakis suplir Adiantum cuneatum ( Polypodiopsida )
Meranti Shorea pinanga ( Magnoliopsida )
Rotan Calamus manna ( Liliopsida )
Pohon pinus Pinus mercusi ( Magnoliopsida )
Paku/pakis tiang Alsophilla glauca ( Polypodiopsida )
Pisang hutan (Musa paradisiaca)
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Tanaman perkebunan
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Tanaman khas hutan hujan tropis.
- Pohon Meranti, pohon pinus.
- Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan,
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak).
- Tanaman khas ketinggian.
- Lumut kerak, Edelweis,
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis flora yang terlihat dominan termasuk
kedalam kelas Magnoliopsida dan Liliopsida adapun beberapa jenis dari flora
yang teramati dapat dilihat pada gambar 4.1 – 4.10
Gambar 4.1
Pandan hutan
Gambar 4.2
Lumut kerak
Gamabr 4.3
Rasberry
Gambar 4.4
Pisang hutan
Gambar 4.5
Edelweis
(Anaphalis Javanica)
Gambar 4.6
Paku-pakuan
Gambar 4.7
Rotan
Gambar 4.8
Pohon pinus
Gamabr 4.9
Pakis suplir
Gambar 4.10
Pohon meranti
5.2.2 Fauna
Jenis Fauna yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing-
masing ketinggian memiliki fauna yang berbeda. Pada saat di pintu rimba (Pos
BKSDA), hewan yang saya temui bergam dari hewan serangga dan burung.
Contohnya kumbang, burung kutilang, dll. disamping itu juga banyak jenis
hewan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui namanya.
Pada saat tiba di mata air Sumur Koncek (Kodok) seperti namanya mata
air ini banyak terdapat anak kodok (berudu) atau, masyarakat sekitar sering
menyebut “koncek”, selain itu, hewan lain yang ditemuai adalah hewan serangga.
Pada saat perjalanan di jalur pendakian antara mata air Sumur Koncek (Kodok)
dan Pintu angin, ketinggian antara 1500 – 2000 mdpl, kami melihat sekawanan
monyet ekor panjang (macaca fascicularis) yang sedang berpindah dari pohon ke
pohon. Selain moyet ekor panjang kami juga menemukan hewan lain, yaitu
burung, hewan serangga, dan kumbang, serta hewan pengerat seperti Tupai
(Tupaia javanica).
Saat di Cadas, kami melihat sekumpulan Musang (Paradoxurus), yang
sedang mencari makanan sisa para pendaki yang tertinggal. Biasanya sangat
jarang hewan ini pergi atau tinggal di ketinggian antara 2500 – 2900 mdpl. Selain
itu kami juga menemukan hewan lain, yaitu burung, serangga, dll. Dalam
pendakian dan pengamatan di Gunung Marapi kali ini, kami tidak menemukan
adanya hewan buas. Terdapat beberapa jenis fauna yang teramati dapat dilihat
pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Jenis fauna yang teramati
Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin
Moyet ekor panjang macaca fascicularis ( Mamalia )
Elang hitam Ictinaetus malayensis ( Alves )
Kaki seribu Trigoniulus corallines ( Diplopoda )
Katak hutan Fejervarya cancrivora ( Amphibia )
Pacet Haemadipsa javanica ( Clitellata )
Tupai kekas Tupaia javanica ( Mamalia )
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jenis fauna yang terlihat dominan termasuk
kedalam kelas Mamalia
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Perjalanan ini dilakukan untuk mengamati ekositem di jalur dan shelter
pendakian Gunung Singgalang dan Gunung Marapi yang ada di daerah Koto
Baru, Tanah Datar, Sumatra Barat. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
baik dari penelitian sebelumnya hingga penelitian yang dilakukan tahun 2015
didapatkan :
1. Metode yang digunakan dalam pengamatan adalah dengan melakukan
pengamatan langsung, baik dijalur pendakian maupun shelter atau tempat
pengambilan air.
2. Menurut pengamatan dan referensi sebelumnya diperkirakan ekosistem dan
vegetasi dijalur pendakian Gunung Singgalang telah rusak sekitar 3% dari
sebelumnya, sedangkan dijalur pendakian Gunung Marapi telah rusak sekitar
7%.
3. Tim menemukan bekas kebakaran hutan yang terjadi dihutan dekat Telaga
Dewi, di Gunung Singgalang.
4. Masih terjaganya hutan lumut.
5. Perubahan alih fungsi lahan yang terjadi di kaki Gunung Marapi.
6. Terjadi penurunan luas taman edelweis setiap tahunnya.
7. Gunung Singgalang
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Kaki Seribu
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Siamang
- Tikus Hutan
- Katak hutan
- Pacet
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak).
- Tikus hutan, Burung-burung
8. Gunung Marapi
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Kaki Seribu, Tupai
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Monyet ekor panjang
- Tupai kekas
- Pacet
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak).
- Tikus kekas, Burung-burung
9. Gunung Marapi
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Tanaman perkebunan,
faktor: kebutuhan penduduk sekitar
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Tanaman khas hutan hujan tropis.
- Pohon Meranti, pohon pinus.
- Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan,
Faktor : karena memang tempat hidupnya, hutan hujan tropis
memiliki ketinggian dari 500 mdpl-2500mdpl, dimana
curah hujan serta kelembaban yang tinggi.
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak).
- Tanaman khas ketinggian.
- Lumut kerak, Edelweis,
Faktor : karena flora tersebut memiliki kemampuan untuk tinggal
di tempat yang cukup ekstrim, yang mana ketersediaaan air
sedikit, cuaca buruk dll.
10. Gunung Singgalang
Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl.
- Tanaman perkebunan
faktor: kebutuhan penduduk sekitar
Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl.
- Tanaman khas hutan hujan tropis.
- Pohon Meranti, pohon Keruing.
- Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, jamur
putih, bunga putih.
Faktor : karena memang tempat hidupnya, hutan hujan tropis
memiliki ketinggian dari 500 mdpl-2500mdpl, dimana
curah hujan serta kelembaban yang tinggi.
Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak).
- Tanaman khas ketinggian.
- Padi abadi, Lumut janggut, Edelweis, paku-pakuan
Faktor : karena flora tersebut memiliki kemampuan untuk tinggal
di tempat yang cukup ekstrim, yang mana ketersediaaan air
sedikit, cuaca buruk dll.
11. Masih banyak sekali flora dan fauna yang tidak teramati, dikarenakan alat-
alat yang tidak mendukung, seperti alat dokumtasi, selain dari itu, faktor
cuaca yang berubah-ubah, sehingga penulis sulit untuk mengamati flora dan
fauna yang ada.
5.2 Saran
Saat melakukan pendakian di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi
Padang, Sumatra Barat. Dihimbau kepada pendaki untuk tidak merusak
ekosistem yang ada di Gunung tersebut. Seperti memetik bunga Edelweis di
Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, karena luas populasinya semakin
berkurang.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan membawa alat-lat yang
mendukung tentang posisi ketinggian.
Lampiran
1. Perjalanan
Hari, Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan
Kamis, 22
Januari 2015
12.43 WIB Berangkat dari Basecamp
PULKANIK FT UNIB
Naik Motor
13.05 WIB Tiba di loket SAN Bengkulu
13.25 WIB Berangkat Bengkulu-
Padang
Naik Bis SAN
16.10 WIB Tiba di Terminal
Kepahiang
Terminal Kepahiang
16.25 WIB Melanjutkan Perjalanan Naik Bis SAN
19.05 WIB Tiba di Rumah makan
PAGI SORE
Lubuk Linggau
19.23 WIB Melanjutkan perjalanan Naik Bis SAN
23.40 WIB Tiba di Rumah Makan
Gunung Medan
Dhamasraya Sitiung,
Sumatra Barat
00.05 WIB Melanjutkan Perjalanan Naik Bis SAN
Jumat, 23
Januari 2015
06.34 WIB Tiba di loket SAN Kota Padang
07.02 WIB
Tiba di Sekretariat
MPALH UNP
Sekretariat MPALH
07.20 WIB Istirahat Sekretariat MPALH
12.05 WIB Sholat Jum’at
Masjid Al-Azhar
UNP
13.20 WIB
Istirahat, sharing dengan
anak MPALH
Sekretariat MPALH
20.05 WIB Makan malam bersama Sekretariat MPALH
21.47 WIB Packing Sekretariat MPALH
23.04 WIB Istirahat , Tidur Sekretariat MPALH
Sabtu, 24
Januari 2015
05.19 WIB Bangun Sekretariat MPALH
06.30 WIB Mandi, bersih-bersih Sekretariat MPALH
09.45 WIB Berangkat dari UNP Naik Trevel
11.44 WIB
Sampai di Simpang
Gunung
Koto baru
12.04 WIB Istirahat, Makan siang Koto baru
12.16 WIB Berangkat Simpang Gunung
13.03 WIB Tiba di Pos lapor
Kaki gunung
Singgalang
14.27 WIB
Tiba di tower televisi.
(Pintu rimba)
Kaki gunung
Singgalang
15.03 WIB Start Pendakian
Kaki gunung
Singgalang
17.05 WIB Tiba di Camp I + 2000 mdpl
17.10 WIB Buka Tenda + 2000 mdpl
19.35 WIB Makan malam bersama Camp I + 2000 mdpl
20.47 WIB Istirahat, tidur Camp I + 2000 mdpl
Minggu, 25
Januari 2015
06.30 WIB
Bangun, makan pagi,
packing
Camp I + 2000 mdpl
10.03 WIB Melanjutkan Perjalanan + 2000 mdpl
12.10 WIB Tiba di Cadas + 2500 mdpl
13.34 WIB Tiba di Telaga Dewi 2762 mdpl
14.05 WIB Tiba di Puncak 2877 mdpl
16.04 WIB Turun Gunung
18.26 WIB Tiba di Pintu rimba Kaki gunung
18.30 WIB Ngecamp, bersih-bersih Pintu rimba
21.26 WIB Makan malam bersama Pintu rimba
22.55 WIB Istirahat, tidur Pintu rimba
Senin, 26
Januari 2015
05.32 WIB Bangun, packing Pintu rimba
07.32 WIB Berangkat Turun Gunung
10.20WIB Tiba di Simpang Gunung Koto Baru
10.35 WIB Belanja Logistik Pasar Koto baru
11.23 WIB Istirahat, makan Koto baru
11.34 WIB Berangkat
Menuju Pos Gunung
Marapi
12.03 WIB Tiba di Pos Merapi
12.25 WIB Melanjutkan perjalanan
12.58 WIB Tiba di Pintu rimba Pos BKSDA
13.05 WIB Berangkat Pos BKSDA
13.35 WiB
Tiba di Mata Air Sumur
Koncek ( Kodok)
13.40 WIB Melanjutkan Perjalanan
18.10 WIB Tiba di Pintu Angin + 1700 mdpl
18.47 WIB Tiba di Cadas + 1750 mdpl
18.50 WIB
Buka Tenda, Istirahat,
masak
Cadas
20.43 WIB Makan malam bersama Cadas
22.15 WIB Istirahat, Tidur Cadas
Selasa, 27
januari 2015
05.46 WIB Bangun Cadas
07.58 WIB Muncak
08.23 WIB Tiba di puncak 2891 mdpl
08.45 WIB Tiba di taman Edelweis + 2800 mdpl
09.15 WIB Turun ke Cadas + 1750 mdpl
09.43 WIB
Tiba di Cadas, Istirahat,
Packing
+ 1750 mdpl
10.03 WIB Berangkat Turun
15.50 WIB
Tiba di Sumber Air
Sumur Koncek ( Kodok)
16.17 WIB Sampai di Pintu rimba Pos BKSDA
16.20 WIB Istirahat, Bersih- bersih Pos BKSDA
16.25 WIB Melanjutkan perjalanan
16.43 WIB
Samapi di Pos Gunung
Merapi
16.50 WIB Melanjutkan perjalanan
Menumpang mobil
sayur
17.03 WIB Tiba di simpang Gunung Koto baru
17.13 WIB Melanjutkan perjalanan
Menumpang mobil
sayur
17.42 WIB
Tiba di Simpang Padang-
Solok
Menumpang mobil
sayur
17.47 WIB
Melanjutkan perjalanan
ke Serkretariat MPALH
Naik travel
19.31 WIB
Tiba di Sekretariat
MPALH
Sekretariat MPALH
UNP
19.40 WIB Istirahat, Bersih-bersih
Sekretariat MPALH
UNP
22.20 WIB Istirahat, tidur
Sekretariat MPALH
UNP
Rabu, 28 Januari
2015
07.23 WIB Bangun, Bersih-bersih
Sekretariat MPALH
UNP
08.15 WIB Packing
Sekretariat MPALH
UNP
13.05 WIB Makan siang bersama
Sekretariat MPALH
UNP
13.23 WIB Berangkat ke loket SAN Naik motor
2. Peralatan
1. Peralatan Pokok
Peralatan Jumlah
Carrier kapasitas 80 liter + Cover bag 1 buah
Tenda Dome 1 buah
Nesting + Peralatan masak 1 set
Peralatan makan 1 set
Matras 7 buah
Pisau 2 buah
Korek api 4 buah
Kompor lapangan 2 buah
Sleeping bag 3 buah
Jaket gunung 1 buah
Baju ganti ( yang mudah kering ) 4 stel
Jas hujan 1 buah
Topi 1 buah
Sepatu Tracking 1 buah
Kaos kaki 2 buah
Senter/ headlamp 4 buah
Obat-obatan + P3K 1 set
2. Peralatan Tambahan
Peralatan Jumlah
Coverbag 3 buah
Trash bag/ Plastic packing 15 buah
Survival kit 1 set
Mini Pack 1 buah
Bendera PULKANIK 1 buah
Buku catatan 1 buah
Alat dokumentasi 1 set
13.41 WIB Berangkat Naik Bus SAN
18.20 WIB
Rumah makan Gunung
Medan
Dhamasraya Sitiung
Sumatra Barat
Kamis , 29
Januari 2015
06.08 WIB
Tiba di loket SAN
Bengkulu
Bengkulu
06.49 WIB
Tiba di Base camp
PULKANIK
Base camp
PULKANIK
3. Logistik
o Logistik Pendakian Gunung Singgalang
Beras 4 kg
Mie instan 5 bungkus
Sarden 3 kaleng
Gas kaleng 2 buah
Susu 6 bungkus
Energen 8 bungkus
Madu 5 bungkus
Telur 3 buah
Kol 1 buah
Cabe ¼ kg
Bumbu ¼ kg
Batre 2 buah
Kerupuk mentah 1 bungkus
Kentang ¼ kg
Ikan asin ¼ kg
Biskuit 4 bungkus
o Logistik Pendakian Gunung Marapi
Beras 2 kg
Mie instan 2 bungkus
Sarden 2 kaleng
Gas kaleng 2 buah
Kopi 6 bungkus
Susu 2 bungkus
Energen 5 bungkus
Madu 5 bungkus
Telur 3 buah
Kol 1 buah
Cabe ¼ kg
Bumbu ¼ kg
Kentang ¼ kg
Ikan asin ¼ kg
Biskuit 4 bungkus
Spritus 1 liter
4. Anggaran Biaya
o Biaya Perjalanan Pergi
Bengkulu – Pandang (UNP) Rp. 200.000,- /Orang
Padang ( UNP ) – Koto baru Rp. 20.000,-/Orang
o Biaya Perjalanan Pulang
Koto baru – Simpang Padang Solok Rp. 0 ,-
Simpang Padang Solok – Padang (UNP) Rp. 10.000,-/Orang
Padang (UNP) – Bengkulu Rp. 200.000,-/Orang
o Biaya Logistik
 Logistik Gunung Singgalang
Nama Barang Jumlah Harga
Beras 4 kg Rp. 0,- (Bawa dari Basecamp)
Mie instan 5 bungkus Rp. 10.000,-
Sarden 3 kaleng Rp. 30.000,- (Ukuran Besar)
Gas kaleng 3 buah Rp. 48.900,-
Susu 6 bungkus Rp. 8.000,-
Energen 8 bungkus Rp. 10.000,-
Madu 5 bungkus Rp. 5.000,-
Telur 3 buah Rp. 4.500,-
Kol 1 buah Rp. 3.000,-
Cabe ¼ kg Rp. 6.000,-
Bumbu ¼ kg Rp. 6.000,-
Batre 2 buah Rp. 5.000,-
Kerupuk mentah 1 bungkus Rp. 14.000,-
Kentang ¼ kg Rp. 3.000,-
Ikan asin ¼ kg Rp. 3.000,-
Biskuit 4 bungkus Rp. 48.000,-
Total Rp. 204.000,-
 Logistik Gunung Marapi
Nama Barang Jumlah Harga
Beras 2 kg Rp.0,- (Sisa dari Pendakian
Gunung Singgalang)
Mie instan 2 bungkus Rp. 3.000,-
Sarden 2 kaleng Rp. 6.000,- (Ukuran kecil)
Gas kaleng 2 buah Rp.0,- (Sisa dari Pendakian
Gunung Singgalang)
Kopi 6 bungkus Rp. 6.000,-
Susu 2 bungkus Rp. 3.000,-
Energen 5 bungkus Rp. 5.000,-
Madu 3 bungkus Rp.0,- (Sisa dari Pendakian
Gunung Singgalang)
Telur 3 buah Rp. 4.500,-
Kol 1 buah Rp. 4.000,-
Cabe ¼ kg Rp. 3.000,-
Bumbu ¼ kg Rp. 3.000,-
Kentang ¼ kg Rp. 3.000,-
Ikan asin ¼ kg Rp. 6.000,-
Biskuit 2 bungkus Rp, 11.500,-
Spritus 1 liter Rp. 8.000,-
Total Rp. 64.000,-
o Biaya Makan di perjalanan
Makan di rumah makan Pagi Sore (Lubuk
linggau)
Rp. 63.000,-
Makan di rumah makan Gunung Medan Rp. 84.000, 4 Orang
5. Asupan Kalori Per 100 gram
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki
gunung tergantung pada Ukuran dan berat badan seseorang, Metabolisme
individu, Lamanya perjalanan,Cuaca/suhu,Jenis aktifitas yang telah direncanakan
sebelumnya. Rata-rata orang dewasa saat melakukan pendakian membutuhkan
kalori sebanyak 3000-3500 kalori
Bahan Makanan Kalori/100 gr
Nasi 178 kal
Kentang 90 kal
Roti 248 kal
Biskuit 458 kal
Madu 294 kal
Coklat Susu 381 kal
Telur 162 kal
Daging Ayam 400 kal
Sarden 338 kal
Mie 335 kal
Susu 336 kal
Energen 130 kal
Kerupuk 40 kal
( Sumber : Buku Sekolah Pendaki Gunung WANADRI dan id.Wikipedia.org)
Perhitungan Asupan Kalori Menu Makanan
Menu Satu kali makan
Nasi 200 gr 356 kal
Sarden 100 gr 338 kal
Telur 1 buah 162 kal
Ikan Asin 2 buah 150 kal
Susu 1 gelas 336 kal
Biskuit 100 gram 458 kal
Kerupuk 100 gr 40 kal
Total 1840 kal
6. Menu Asupan Makanan
Hari / Tanggal Jam Makan Menu Makanan Keterangan
Kamis, 22 Januari
2015
Siang
Gorengan
(654 kal)
Terminal
Kepahiang
Malam
Nasi Ayam
( + 1430 kal)
Rumah Makan
Pagi Sore
Lubuk linggau
Total 2084 kalori
Jum’at, 23 Januari
2015
Siang
Nasi Sayur +
Tempe + tahu +
Kerupuk , Air
( + 1350 kal)
Sekretariat
MPALH
Malam
Nasi Ikan + Sayur
,Air , Kopi
( + 1410 kal)
Sekretariat
MPALH
Total 2760 kalori
Sabtu, 24 Januari
2015
Pagi
Kopi + Roti,
( + 520 kal)
Sekretariat
MPALH
Siang
Nasi Sayur +
Telur, Air
( + 1240 kal)
Simpang
Gunung Koto
Baru
Malam
Nasi Sayur +
Telur + Sarden +
Ikan Asin, Air,
Energen
( + 1430 kal)
Camp I
Total 3190 kalori
Minggu, 25 Januari
2015
Pagi
Nasi Sayur + Mie
+ Sarden +
Kerupuk, Air,
Energen
( + 1420 kal)
Camp I
Siang
Roti, Susu,
Energen
( + 730 kal)
Cadas
Singgalang
Malam
Nasi Sarden +
Mie + Ikan asin +
Kerupuk, Air
( + 1340 kal)
Pintu
Rimba(Tower
Televisi)
Total 3490 kalori
Senin, 26 Januari
2015
Pagi
Roti, Energen,
Susu, air
( + 710 kal)
Pintu
Rimba(Tower
Televisi)
Siang
Nasi Sayur +
Telur, Air
( + 1340 kal)
Koto Baru
Malam
Nasi Sarden +
Mie + Sayur +
Kerupuk, Air,
( + 1430 kal)
Cadas Marapi
Total 3480 kalori
Selasa, 27 Januari
2015
Pagi
Roti, Susu,
Energen,
( + 730 kal)
Cadas Marapi
Siang
Roti, Energen,
Kopi, Air
( + 870 kal)
Taman
Edelweis
Malam
Nasi Ikan + Telur
+ Sayur, Air
( + 1440 kal)
Sekretariat
MPALH
Total 3040 kalori
Rabu , 28 Januari
2015
Pagi
Gorengan, Kopi
( + 530 kal)
Sekretariat
MPALH
Siang
Nasi Telur +
Tempe + Ikan
( + 1205 kal)
Sekretariat
MPALH
Malam
Nasi Ikan
( + 1240 kal)
Rumah Makan
Gunung
Medan
Total 2975 kalori
Kamis , 29 Januari
2015 Subuh
Pop Mie
( + 455 kal)
Lubuk linggau
DOKUMENTASI
Gunung Singgalang
Awal pendakian/pintu rimba Ekosistem di jalur pendakian
menuju camp I
Sumber air di Camp I Flora di tempat istirahat di
jalur pendakian antara Camp
I - Cadas
Kondisi ekosistem di Cadas Hutan bekas kebakaran
Gunung Marapi
Hutan lumut Telaga dewi
Awal pendakian/Pintu rimba Flora di tempat pengambilan
air, Sumur koncek
Ekosistem di jalur antara
sumur koncek – pintu angin
Ketinggian + 1000-1500
mdpl
Ekosistem di jalur antara
sumur koncek – pintu angin
Ketinggian + 1700 mdpl
Ekosistem di cadas Kondisi ekosistem di puncak
+ 2891 mdpl
Taman edelweis Padang pasir di puncak/
kaldera

More Related Content

Similar to “OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG SUMATRA BARAT”

Contoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIContoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIlingga prasetyo
 
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"WWTF_Production
 
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdf
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdfSPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdf
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdfAa Agus Koswara
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 Bunga Naria
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANAsri Yunita
 
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-barat
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-baratWisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-barat
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-baratgprobisnis
 

Similar to “OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG SUMATRA BARAT” (10)

Aktifitas luar kelas
Aktifitas luar kelasAktifitas luar kelas
Aktifitas luar kelas
 
Contoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIContoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur II
 
Tugas 8 ;2.raha
Tugas 8 ;2.rahaTugas 8 ;2.raha
Tugas 8 ;2.raha
 
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"
Laporan homestay 2(keranjang plastik)"SMTI"
 
Laporan perjalanan1
Laporan perjalanan1Laporan perjalanan1
Laporan perjalanan1
 
Laporan perjalanan1
Laporan perjalanan1Laporan perjalanan1
Laporan perjalanan1
 
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdf
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdfSPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdf
SPAB_Satker-SPAB-Disdik-Jabar.pdf
 
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010 ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
ekowisata Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan 2010
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
 
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-barat
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-baratWisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-barat
Wisata terbesar-dan-paling-terkenal-di-jawa-barat
 

“OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG SUMATRA BARAT”

  • 1. LAPORAN HASIL PENGAMATAN “OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG SUMATRA BARAT” Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pengambilan Nomor Anggota (PNA) dan menjadi Anggota Biasa Perkumpulan Konservasi Alam Teknik (PULKANIK) Fakultas Teknik Universitas Bengkulu DISUSUN OLEH : DIMAS HARYADI ANGGOTA MUDA 2013 PERKUMPULAN KONSERVASI ALAM TEKNIK ( PULKANIK ) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah- NYA laporan hasil pengamatan ekosistem di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi dapat saya selesaikan dengan baik. Laporan ini berisi mengenai ekosistem yang ada di shelter dan jalur pendakian Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, dengan hal tersebut, maka diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi anggota yang ingin melakukan penelitian atau pendakian di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Tidak lupa saya ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengamatan ekosistem dan penyusunan laporan ini. Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Saran dan kritik yang membangun saya harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Bengkulu, April 2015 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Gunung juga diartikan sebagai suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung ditempat yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeda. (id.wikipedia.org/wiki/Gunung) Gunung Singgalang adalah gunung startovolcano yang sudah tidak aktif. Gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kondisi hutan di Gunung Singgalang merupakan, hutan hujan tropis yang lembab dan tentu saja mempunyai banyak kandungan air. Kondisi ini lah yang menyebabkan gunung ini jarang untuk didaki oleh pendaki. Gunung ini memiliki ketinggian 2877 meter dari permukaan laut (mdpl) dan memiliki telaga di puncaknya. Telaga itu adalah Telaga Dewi dengan ketinggian 2762 mdpl dan luas sekitar 1 ha, dan memiliki puncak berupa tower pemancar siaran televisi.
  • 4. Gunung ini berdampingan dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung Tandikek dan gunung Merapi yang dimana mereka berdiri gagah di wilayah dataran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padang panjang dan kabupaten Tanah Datar. di puncak gunung ini, memiliki taman edelweis dengan luas kira-kira 15 ha dan memiliki 4 kawah yang aktif. Memilih kedua gunung tersebut karena untuk membandingkan ekosistem di jalur pendakian antara kedua gunung tersebut, karena dari kedua gunung tersebut yang dominan didaki oleh masyarakat adalah Gunung Marapi, sedangkan Gunung Singgalang masih jarang. Sumber:(id.wikipedia.org/wiki/Gunung/Singgalang/Marapi7 1.2 Tujuan Kegiatan 1. Pengambilan nomor anggota dari Anggota Muda menjadi Anggota Biasa PULKANIK FT UNIB sesuai dengan AD/ART PULKANIK FT UNIB. 2 Mengamati kondisi ekosistem di jalur pendakian dan shelter Gunung Singgalang dan Merapi. 3 Laporan perjalanan yang kami buat nantinya akan menjadi acuan untuk anggota yang lain bila ingin melakukan penelitian atau pendakian di Gunung Singgalang dan Merapi. 3.1 Rumusan Masalah 1. Bagaimana metode pengamatan ekosistem dijalur pendakian gunung Singgalang dan gunung Marapi ? 2. Bagaimana ekosistem dijalur pendakian gunung Singgalang dan gunung Marapi ? 3. Flora dan fauna apa saja di jalur kedua gunung tersebut ?
  • 5. BAB II PELAKSANAAN 2.1 Nama Kegiatan “OBSERVASI EKOSISTEM JALUR PENDAKIAN GUNUNG SINGGALANG DAN MARAPI PADANG SUMATRA BARAT” 2.3 Waktu Kegiatan Kegiatan ini di rencanakan akan berlangsung pada tanggal 22 Januari 2015 sampai dengan 29 Januari 2015. 2.4 Tempat Kegiatan Kegiatan ini akan di laksanakan di Gunung Singgalang dan Merapi Kabupaten Agam Sumatra Barat 2.5 Bentuk Kegiatan o Pendakian o Observasi kondisi ekosistem di jalur pendakian Gunung Singgalang dan Merapi. o Manajemen Perjalanan 2.6 Dasar Pelaksanaan  Tri Dharma Perguruan Tinggi  Program Kerja Pulkanik  Rasa tanggung jawab PULKANIK FT UNIB terhadap Kelestarian Alam.  AD/ART PULKANIK FT UNIB 2.7 Peserta Dalam kegiatan observasi jalur pendakian dan shelter di Gunung Kerinci ini di ikuti oleh : 1. Dimas Haryadi (Anggota Muda Pulkanik 2013) 2. Ariban Yoko (Anggota Muda Pulkanik 2013) 2.8 Pendamping Dalam kegiatan ini yang di tunjuk sebagai pendamping peserta adalah 1. Romario Galihleo R (NPAP V 12 020) 2. Misnawati (Anggota Muda Pulkanik 2012)
  • 6. 2.9 Perjalanan Hari Kamis, 22 Januari 2015, merupakan awal perjalanan kami melakukan perjalanan ke gunung Singgalang dan Marapi Padang, Sumatra Barat. Pagi itu pukul 07.10 WIB di base camp PULKANIK (Perkumpulan konservasi alam teknik) Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Saya bangun tidur Saya langsung bergegas mandi, Setelah selesai mandi dan memakai pakaian saya melakukan persiapan barang-barang yang memang belum sempat di packing. Sementara anggota yang lain ada yang masih tidur. Di sela-sela persiapan barang dan packing itu saya berbincang-bincang dengan anggota yaitu Ariban Yoko, dia merupakan anggota yang lain yang akan melakukan perjalanan ini juga. Ya saya dan Yoko akan melakukan perjalanan ini, dan di dampingi oleh pendamping yaitu bang Roma dan mbak Ochel. Setalah semuanya selesai, saya pergi ke warung depan universitas untuk membeli sarapan pagi. Setelah kemabali lagi, saya shering dengan anggota lain, dan mendapat pengarahan dari senior-senior lain. Waktu menunjukan pukul 12.20 WIB, saya berangkat sholat, setelah itu kami kumpul lagi di basecamp, untuk mendapatkan arahan lagi,kami berangkat menuju ke loket bus SAN dengan diantar oleh seluruh anggota yang ada di basecmap pada saat itu, dengan menggunakan sepeda motor, kami berangkat pukul 12.43 WIB meninggalkan base camp. Setibanya loket bus SAN, kami pun langsung bersiap-siap, kami bergegas menuju arah bus SAN, ternyata bus berangkat sekitar pukul 13.30 WIB (kata salah satu kenek bus). Sambil menunggu bus SAN berangkat, kami berbincang- bincang dan bercanda tawa, pukul 13.20 WIB kami bergegas bersiap-siap menyiapkan barang-barang bawaan kami lalu naik ke bus SAN tersebut. Pukul 13.25 WIB bus yang kami naiki mulai berangkat ke Padang. Di perjalan menuju Padang saya duduk bersama bang Roma sementara Yoko dan mbak Ochel duduk di depan , Pukul 16.10 WIB kami tiba di Terminal Kepahiang untuk istirahat, karena memang bus yang akan berangkat ke padang harus singgah di sana dulu. Kami pun turun untuk membeli gorengan karena memang perut sudah lapar. Pukul 16.25 WIB bus yang kami naiki melanjutkan perjalanan.
  • 7. Hujan rintik-rintik menemani kami selama perjalanan, saya memutuskan untuk tidur, Pukul 19.05 WIB kami tiba di rumah makan Pagi Sore, tepat nya di Lubuk linggau. Kami langsung bergegas mencari makan karena memang sejak siang perut kami sudah lapar. Saya membeli nasi ayam tiga, untuk kami berempat, setelah selesai makan kami bersiap melanjutkan perjalanan. Pukul 23.40 WIB bus kami tiba di rumah makan Gunung Medan di Dhamasraya, Sitiung, Sumatra Barat untuk istirahat sejenak. Kami istirahat dan Sholat isya. Sekitar pukul 00.05 WIB bus melanjutkan perjalanan, saya memutuskan untuk tidur, karena memang badan terasa lelah,. Pukul 06.34 WIB bus kamipun tiba di loket SAN Padang, kami sempat berfikir untuk turun di loket, namun dapat langsung ke Universitas Negeri Padang (kata kenek bus), Setelah berjalan lagi, buas yang kami naiki pun tiba di UNP, setelah bersiap-siap dan membereskan barang-barang, kami pun langsung ke Sekretariat MPALH UNP ( Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Padang ) Suasana kampus yang sepi menemani perjalanan kami, pukul 07.02 WIB kami pun tiba di Sekretariat MPALH, kami pun di sambut oleh Bang Cimot, kami istirahat dan bersih-bersih di sana, tak disangka saya bertemu dengan temen dari daerah asal saya, yaitu bang bison dia adalah anggota pencinta alam yang ada di baturaja. Pukul 12.05 WIB kami bersiap-siap untuk sholat jum’at, hujan mulai turun mengiri kami pergi ke masjid, setelah sholat kami pun langsung kembali ke sekretariat MPALH, hujan mengguyur kota padang dari siang hingga malam, Pukul 20.05 WIB kami dan anggota MPALH makan malam bersama, setelah makan, saya dan mbak ochel memutuskan untuk membeli logistik, di temani oleh bang Irfan. Setelah membeli logistik saya dan yoko melakukan packing ulang agar tidak ada peralatan yang tertinggal. Pukul 23.04 WIB memutuskan untuk tidur. Pukul 05.19 WIB saya bangun dan bergegas Sholat shubuh, setelah itu saya bersih-bersih. Ditemani gorengan dan kopi kami ngobrol dengan anggota- angota dari MPALH, shering tentang gunung dan pengetahuan lain. Pukul 09.45 WIB, kami memutuskan untuk berangkat, kami di temani oleh bang Irfan dan bang Nopan, mereka yang akan mengantar kami selama melakukan pendakian, dengan menggunakan travel kami pun berangkat, Pukul 11.04 WIB, kami tiba di simpang gunung, Koto baru, setelah istirah sejenak, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu, kami makan di dekat taman kanak-kanak tak jauh
  • 8. dari simpang gunung. Setelah makan siang, pukul 12.16 WIB kami berangkat menuju pos pendakian gunung dengan berjalan kaki. Setibanya di pos pendakian kami istirahat sekitar 10 menit, Pukul 13.15 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju tower televisi dan itu merupakan titik awal pendakian, kami menumpang mobil sayur yang lewat. Setelah sampai di tower televisi kami beristirahat sekitar 30 menit, setelah bersiap-siap pukul 15.03 WIB kami memulai pendakian, di awal pendakian kami di sambut dengan jalur yang menanjak dengan tanaman perdu di kedua sisinya, masyarakat sekitar mengenal tanaman tersebut dengan nama “pimpiang” tanaman tersebut memiliki batang beruas-ruas dan daun yang lebar, mirip seperti tanaman bambu, selama berjalan 30 menit, tanaman ini masih mendominasi jalur pendakian, kami pun tiba di tempat istirahat, istirahat sejenak di temani suara kumbang hutan dan hujan rintik-rintik saya memutuskan untuk mengambil air, di dekat tempat istirahat, setelah istirahat 10 menit kami pun melanjutkan perjalanan, tanaman di kedua sisi masing di dominasi tanaman perdu dan hanya beberapa pohon-pohon besar, seperti meranti (Shorea stenopten), Pukul 17.05 WIB, kami tiba di tempat istirahat selanjutnya, karena hari sudah gelap dan hujan rintik yang terus mengguyur kami memutuskan untuk membuka tenda, kami membagi tugas, ada yang mendirikan tenda, menyiapkan alat, mengambil air, kami mendirikan dua tenda, tenda kami berisikan saya, Yoko, bang Roma, dan mbak Ochel, dan tenda satu lagi bang Irfan dan Bang Nopan, setelah bersih-bersih dan selesai masak Pukul 19.35 WIB kami makan malam bersama, nasi sarden, mie, sambal kentang dan kerupuk menemani makan malam kami, setelah makan kami langsung beristirahat. Pukul 06.30 WIB saya bangun, saya bergegas bersih-bersih dan mencuci muka di sumber air dekat denga tenda kami, kami membagi tugas, ada yang masak dan ada yang merapikan alat-alat, selesai masak kamipun makan makan bersama di temanai nasi sayur dan sambal kentang serta kerupuk, stelah makan kami bersiap- siap dan packing kembali , Pukul 10.03 WIB kami melanjutkan perjalanan, baru beberapa ratus meter berjalan kami di sambut hutan yang cukup lebat dan lembab ciri hutan hujan tropis, di jalur pendakian singgalang, kita mengikuti tiang-tiang kabel tower pemancar, sehingga mempermudah pendaki, setelah berjalan cukup lama, kami istirahat sekitar 10 menit, setelah beristirahat kami melanjutkan
  • 9. perjalanan, Pukul 12.10 WIB kami pun tiba di cadas, kami bertemu pendaki lain, di Cadas lingkuannya kering banya tanaman perdu, saya melihat ada tanaman raspberry ( Rubus idaeus ), Pandan hutan (Pandanus tectorius ) dan tanaman perdu lain nya. Kami beristirahat di temani roti dan biskuit serta secangkir kopi, stelah istirahat Saya, Yoko, Bang Roma, Mbak Ochel, melanjutkan perjalanan menuju telaga dewi, sementara Bang Irfan dan Bang Nopan menunggu di Cadas, selama perjalan menuju Telaga Dewi, setelah melewati Cadas kami disambut dengan hutan hujan tropis, di mana pohon-pohon tinggi dan lebat, namun unik nya di sini, lumut-lumut menutupi hampir di setiap pohon di hutan ini menuntjukan bahwa masih terjaga nya hutan disini. Pukul 13.34 WIB kami pun tiba di telaga dewi, telaga yang memiliki luar kira-kira 1 ha, dan di kelilingi pohon, kami beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan, dan pendokumentasian. Setelah istirahat, Saya dan Yoko memutuskan untuk melanjutkan perjalan ke puncak, sementara Bang Roma dan Mbak Ochel tinggal di Telaga dewi, mengikuti jalan setapak kami pun menembus hutan lumut, ekosistem disini masih terjaga, dimana burung-burung masih banyak ditemui, Pukul 14.05 WIB, kami pun tiba di puncak, dengan tower televisi sebagai puncaknya, dan tanaman perdu mengelilinginya, sedikit kecewa karena banyaknya sampah dan rusaknya tanaman-tanaman perdu disana, Saya berjalan agak kebawah, dan menemukan tanaman raspberry , kami pun beristirahat sejenak sambil memakan buah yang kami petik, setelah cukup menikmati pucak, kami pun memutuskan untuk turun. Tiba di cadas, kami beristirahat sejenak dan bergegas packing, karena hari sudah sore, Pukul 16.04 WIB, kami pun berangkat turun, dengan ditemani hujan rintik-rintik. Sampai di pertengahan jalan, kami beristirahat sekitar 10 menit, mengambil air dan makan bikuit, setelah beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan, hari mulai gelap, kami pun mempercepat langkah, Pukul 18.26 WIB kami pun tiba di pintu rimba, setelah berdiskusi, kami pun memutuskan untuk membuka tenda dan beristirahat di sini, sementara yang lain mempersiapkan alat- alat, Saya dan Yoko mengambil air di bawah dan bersih-bersih, setelah itu kami masak, sambil ditemani pemandangan lampu malam Koto Baru, setelah masak
  • 10. kami pun makan malam bersama, jam menunjukan pukul 22.55 WIB, saya memutuskan untuk tidur. Keesokan harinya pukul 05.32 WIB, saya bangun dan berkemas, kami sarapan pagi ditemani roti, biskuit, energen, dan kopi, setelah sarapan kami pun bersih-bersih, dan packing, Pukul 07.34 WIB, kami pun berangkat menuju simpang gunung Koto Baru. Berjalan melewati kebun sayur, dan berharap ada mobil yang bisa ditumpangi karena memang badan terasa pegal, setelah berjalan cukup jauh, Pukul 10.20 WIB kami tiba di simpang gunung Koto baru, kami beristirahat sekitar 10 menit, setelah itu Saya dan Mbak Ochel memutuskan untuk membeli logistik, untuk pendakian selanjutnya yaitu Gunung Marapi. Saya dan Mbak Ochel ke pasar, sedangkan yang lain mencari makan untuk kami nanti, setelah membeli logistik, kami pun langsung mencari tempat untuk makan siang. Setelah makan siang kami pun melanjutkan perjalanan Pos pendakian Gunung Marapi, Pukul 12.03 WIB kami tiba di Pos pendakian, istirahat sejenak dan membayar retribusi masuk, Rp. 40.000 untuk 6 orang. Setelah mebayar retribusi kami pun melanjutkan perjalanan, jalan yang kami lewati menanjak dengan kemiringan 40-50o dengan setiap sisinya adalah kebun sayuran warga, pukul 12.58 WIB kami pun tiba di pos BKSDA, banyak pendaki lain yang telah mebuka tenda di sana, setelah istirahat 10 menit, kami pun melanjutkan perjalanan, kami di sambut dengan track yang menanjak dan berlumpur, karena diguyur hujan kemarin, berjalan sekitar 30 menit, kami pun tiba di mata air Sumur Koncek (mata air sumur anak kodok), seperti nama nya sumber air ini memang banyak anak kodoknya (kecebong), setelah mengambil air dan beristirahat sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan, baru beberapa saat jalan kami pun diguyur hujan yang cukup lebat, kami berhenti sejenak di pondok, dan bersiap- siap memakai jas hujan, setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan. Pukul 18.10 WIB kami tiba di Pintu angin, Saya dan Bang Nopan mengambil air, sementara yang lain beristirahat, setelah mengambil air, kami pun melanjutkan perjalanan, track yang menanjak dan berbatu sangat menguras tenaga, ditambah kelembaban dari hutan membuat suhu semakin dingin, pukul 18.47 WIB kami pun tiba di Cadas Marapi, dengan lingkugan berbatu dan tanaman perdu, kami memutuskan untuk camp di sini. Setelah mendirikan tenda,
  • 11. kami pun mebagi tugas ada yang masak dan ada yang mempersiapkan alat-alat, setelah masak, kami pun makan malam bersama, dengan menu nasi sarden, mie, sayur, sambal kentang dan kerupuk, namun Mbak Ochel tidak ikut makan, ntah kenapa, mungkit badan yang sudah terlalu lelah membuat nya langsung tertidur, stelah makan, Saya, Yoko Bang Irfan dan Bang Nopan shering dan ngobrol- ngobrol sambil ditemani bulan sabit, dan lampu malam Koto Baru. Pukul 22.15 WIB saya memutuskan untuk tidur, keesokan harinya pukul 04.20 WIB saya bangun, namun hujan turun, saya memutuskan untuk tidur lagi, pukul 05.46 WIB, saya bangun dan bersiap-siap, menunggu hujan reda kami mempersiapkan sarapan, setelah sarapan, Pukul 07.05 WIB kami Saya, Yoko, Bang Roma, Bang Nopan dan Mbak Ochel melanjutkan perjalan menuju puncak, sedangkan Bang Irfan menunggu di tenda, Pukul 07.58 WIB, kami pun tiba di puncak, hujan rinti masih terus saja turun, setelah pendokumentasian, kami pun turun ke tanam edelweis, Gunung Marapi Padang, memiliki taman edelweis kira- kira-kira 15 ha, namun populasinya terus menurun karena banyak orang yang mengambil bunga tersebut. Setelah tiba di taman edelweis kami pun beristirahat ditemani biskuit, kopi dan energen, setelah istirahat, dan pendokumentasian kami pun memutuskan untuk turun, karena hujan rintik terus turun. Pukul 09.43 WIB kami pun tiba di cadas, beristirahat dan bersiap-siap, serta packing. Pukul 10.03 WIB, kami berangkat turun, di persetengan jalan kami beristirahat sekitar 10 menit, sambil makan biskuit, kemudian melanjutkan perjalan. Pukul 15.50 WIB kami tiba di mata air Sumur Koncek, beristirahat dan mengambil air, setelah itu kami pun melanjutka perjalanan, pukul 16.17 WIB kami tiba di Pos BKSDA, beristirahat dan bersih-bersih. Setelah istirahat kami pun melanjutkan perjalanan ke pos pendakian Gunung Marapi, Pukul 16.43 WIB kami tiba di pos tersebut, istirahat sekitar 10 menit, setelah itu kami pun langsung melanjutkan perjalanan karena ingin mengejar anguktan trevel menuju kota padang. Setelah beberapa saat jalan, kami pun menumpang mobil sayur yang lewat, lega rasanya, sedikit mengurangi perjalanan. Pukul 17.03, kami pun tiba di simpang gunung Koto Baru, beristirahat sambil menunggu mobil trevel tujuan Padang lewat, karena lama mobil yang
  • 12. lewat kami memutuskan untuk menumpang mobil sayur yang lewat,menumpang hingga simpang Padang-Solok, setelah turun kami pun membeli gorengan, karena memang perut sudah lapar sejak tadi. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami pun nai travel tujuan padang dengan ongkos Rp. 10.000/orang. Pukul 19.31 WIB, kami pun tiba di Sekretariat MPALH, kami langsung bersih-bersih dan beristirahat. Setelah itu kami langsung makan malam bersama, menunya nasi ikan ditemani kerupuk, setelah makan kami pun ngobrol-ngobrol dengan anggota MPALH yang lain, Pukul 22.20 WIB saya pun tidur, karena badan terasa sangat lelah. Pukul 07.23 WIB saya bangun dan bergegas mandi. Dan bersiap-siap, serta packing. Setelah selesai saya pun ngobrol-ngobrol dengan anggota MPALH yang lain. Pukul 13.05 WIB, kami makan siang bersama di sekretariat MPALH, ditemani nasi ikan setelah makan kami pun berpamitan dengan MPALH yang lain, setelah itu kami bergegas menuju loket SAN, ditemani oleh Bang Irfan dan Bang Nopan menggunakan sepedah motor, setelah sampai di loket SAN kami pun langsung membeli tiket. Kami pun berpamitan dengan bang Irfan dan Bang Nopan Pukul 13.41 WIB bus yang kami naiki berangkat. Saya memutuskan untuk tidur karena badan terasa sangat lelah, Pukul 18.20 WIB kami pun tiba di rumah Makan Gunung Medan di Dhamasraya, Sitiung, Sumatra Barat. Saya dibangunkan oleh bang Roma, setelah bangun, Kami memutuskan untuk makan malam disana, setelah setelah makan kami membeli oleh-oleh untuk anak-anak basecamp di Bengkulu. Setelah membeli oleh-oleh kami beristirahat sambil menunggu bus menlanjutkan perjalanan. Pukul 19.05 WIB bus yang kami naiki melanjutkan perjalanan. Sekitar Pukul 02.20 WIB bus kami berhenti di loket SAN lubuk linggau, dan Bang Roma memutuskan untuk turun di sana, karena memang Bang Roma berasal dari sana, setelah beberapa saat, bus kami melanjutkan perjalanan. Pukul 06.08 WIB kami pun tiba di loket SAN Bengkulu, hujan menguyur kota Bengkulu pagi itu, setelah mengemasi barang-barang kami pun menunggu jeputan di depan loket SAN. Kami di jemput oleh Bang Yogi, beliau adalah ketua umum PULKANIK, Bang Feris, beliau adalah mantan ketum PULKANIK, dan Adit, dia adalah angkatan saya, setelah ngobrol-ngobrol, kami pun berangkat menuju basecamp PULKANIK, Pukul 06.49 WIB kami tiba di basecamp.
  • 13. BAB III REFERENSI PENGAMATAN TERDAHULU 3.1 Karakteristik Gunung Singgalang Gunung Singgalang merupakan salah satu dari beberapa gunung yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian gunung Singgalang mencapai 2,877 meter dari permukaan laut. Gunung Singgalang secara geografis terletak di Kabupaten Agam. Gunung ini berdiri kokoh tepat berada di sebelah gunung Merapi. Gunung Singgalang adalah gunung startovolcano yang sudah tidak aktif. Gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Gunung ini berada dikoordinat 0°23′ 24″ LU 100° 19′ 51″ BT, Latitude: -0.390000, Longitude: 100.330833, DMS Lat: 0° 23' 24.0000'' S, DMS Long: 100° 19' 50.9988'' E. Kondisi hutan di Gunung Singgalang merupakan, hutan hujan tropis yang lembab dan tentu saja mempunyai banyak kandungan air. Kondisi ini lah yang menyebabkan gunung ini jarang untuk didaki oleh pendaki. Gunung Singgalang mempunyai tipe kawasan hutan hujan tropis yang terdiri dari hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750. Spesies utamanya ialah Pohon Seraya, Pohon Keruning, dan Pohon Meranti. Hutan Dipterokarp Atas adalah kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 750 – 1,200 meter, spesies utamanya terdiri dari Pohon Meranti Bukit dan Pohon Damar Minyak. Hutan Montane merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 1,200 – 1,500 meter, spesies utamanya terdiri dar Pohon Mempening, Pohon Berangan, Pohon Damar Minyak, dan Pohon Podo. Hutan Ericaceous atau hutan gunung merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian melebihi 1,500 meter, spesies utamanya terdiri dari Pohon Kelat, Pohon Periuk Kera, dan berbagai-bagai jenis belukar, buluh, resam, paku-pakis, dan Lumut. Gunung Singgalang, merupakan Gunung api yang tidak aktif. Gunung ini ditutupi hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat telaga di daerah puncak yaitu “Telaga Dewi” Saat akan sampai di telaga akan ada hutan yang lebat, dan lumut menutupi setiap sisi batangnya. Keanekaragaman faunu pun tak kalah banyaknya,
  • 14. terdiri dari mamalia, molusca, serangga, dan lain-lain, contoh hewan mamalia yang ada di hutan gunung singgalang atara lain Siamang (Symphalangus syndactylus). (Sumber: wisatasumatera.wordpress.com ) 3.2 Karakteristik Gunung Singgalang Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padang panjang dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18. Gunung ini memiliki koordinat 0°22′50″LU 100°28′24″BT Berdampingan dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung Tandikek dan gunung Singgalang. Gunung ini memiliki ketinggian ketinggian 2.891 m. di puncak gunung ini, memiliki taman edelweis dengan luas kira-kira 15 ha dan memiliki 4 kawah yang aktif. Secara geografis Gunung Marapi terletak antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Di sebelahnya terdapat Gunung Singgalang dengan telaga sebagai daya tariknya. Namun secara administrasi, gunung ini berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung Marapi memiliki ketinggian 2891 meter dari permukaan air laut. Untuk mencapai kaki Gunung Marapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Untuk menuju Gunung Marapi, jika Anda dari Kota Padang atau Bandar Udara Ketaping membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam. Berdasarkan hasil pengamatan pada ekosistem pegunungan tinggi lereng gunung Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar yang dilaksanakan pada Tanggal 27 April 2014, di kaki gunung telah berubah fungsi menjadi lahan pertanian seperti wortel, cabe, tomat, daun bawang, lobak, selada, dan lain-lain. Tanah yang terdapat pada daerah pegunungan tinggi adalah jenis tanah Vulkanik.
  • 15. Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah vulkanik merupakan tanah yang banyak mengandung unsur hara. Apabila tanah vulkanis diberi tambahan pupuk organik atau kotoran hewan kondisi tanah akan menjadi lebih prima untuk pertanian di lereng gunung merapi. Warnanya lebih gelap berasal dari gunung berapi yang meletus, sangat mudah menyerap air, dan sangat subur untuk lahan pertanian. Tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan pegunungan tinggi lereng gunung Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar termasuk tumbuhan hijau atau tumbuhan yang memiliki klorofil seperti jenis rumputan, pisang hutan, pinus, bambu, paku purba, sibusuk, kincung, pakis tiang, lumut. Sedangkan kelompok hewannya antara lain burung, monyet, babi, serangga, ular, tupai, katak dan lain- lain. (Sumber: Arsip Biologi 6D, 2014) 3.3 Keanekaragaman Hayati Pada Kaki Gunung Marapi Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan pada ekosistem hutan pegunungan tinggi Marapi, kabupaten agam sumatera barat, terdapat keanekaragaman hayati baik flora maupun keanekaragaman fauna yang saling berinteraksi satu sama lain. 3.3.1 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 300 M o Keanekaragaman Flora  Tanaman wortel dan bawang prei  Tanaman Leguminosae o Keanekaragaman Fauna • Capung • Burung sriti (burung pemakan serangga) • Burung murai kapas 3.3.2 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 550 M o Keanekaragaman Flora  Tanaman perdu
  • 16. o Keanekaragaman Fauna  Serangga wawung 3.3.3 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 600 M o Keanekaragaman Flora  Tanaman sayur mayur  Tanaman perdu o Keanekaragaman Fauna  Burung sriti  Laba-laba 3.3.4 Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 950 M Ketinggian 950 mdpl sudah merupakan kawasan suaka alam marapi dan merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah. Pada ketinggian ini sudah tidak ditemui adanya tanaman holtikultura seperti pada lereng gunung. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pada ketinggian 950 mdpl sudah dijumpai adanya tanda-tanda mata air. o Keanekaragaman Flora 1. Tanaman pinus 2. Zingeberaceae 3. Palmae 4. Lumut 5. Bambu betung 6. Tumbuhan liana 3.3.5 Keanekaragaman Hayati Pada Ketingian 1500 M Menurut pemandu observasi, pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi Marapi Kabupaten Agam sudah merupakan kawasan konservasi yang dilindungi pemerintah. Pada ketinggian ini sudah tidak ditemukan adanya lahan pertanian. Namun sekitar tahun 70 an, pada kawasan ini masih digunakan sebagai lahan pertanian untuk tanaman sejenis kol oleh petani setempat sebelum selanjutnya dijadikan sebagai kawasan konservasi.
  • 17. 3.3.6 Kanekaragaman Flora Pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi marapi lebih didominasi oleh sejenis lumut yang menempel pada bebatuan ataupun pada pohon pinus. Selain itu juga didominasi oleh pohon pinus yang bukan merupakan tanaman asli wilayah tersebut dan mempunyai biji yang tidak dapat dikembangbiakkan. Terdapat juga bermacam-macam tanaman herba dan family Zingeberaceae. Hutan pada ketinggian 1500 m 1. Lumut pada pepohonan tegak 2. Lumut pada tanah basah 3.3.7 Keanekaragaman Fauna Meunurut penuturan pemandu observasi, mulai pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi marapi ini sudah terdapat keanekaragaman fauna seperti orang utan, kijang, macan sitingkih (harimau), ular daun, ular sanca, tupai, juga terdapat sejenis kumbang yang juga kami temukan pada ketinggian 1500 m sewaktu perjalanan manuju lereng gunung. Sejenis kumbang Sumber: (ekotum116d-tinggi.blogspot.com/2014/05/laporan-observasi-ekosistem- pegunungan.html)
  • 18. BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Flora dan Fauna yang Ditemui di jalur dan pendakian Gunung Singgalang 4.1.1 Flora Jenis Flora yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing- masing ketinggian memiliki flora yang berbeda. Pada ketinggian antara 1500 – 1700 mdpl pada jalur pendakian di dominasi tanaman pimpiang, tanaman yang mempunyai batang beruas-ruas mirip seperti bambu, tanaman perdu dan semak belukar. Dari pintu rimba ( tower televisi ) beranekaragam tanaman yang saya jumpai, umumnya masih termasuk kedalam tanaman perdu, tanaman perdu adalah tanaman yang mempunyai tinggi kurang dari 6 meter dan berfungsi sebagai pendukung ekosistem dibawahnya. Contoh tanaman perdu adalah semak belukar, pandan hutan (Pandanus tectorius), raspberry (Rubus idaeus). Pada ketinggian antara 1500-2500 mdpl ekositem didominasi pohon- pohon tinggi yang membentuk vegetasi menjadi hutan hujan tropis, disamping itu juga banyak jenis tumbuhan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui namanya. Hutan yang lembab melindungi ekosistem dibawahnya, tanaman yang saya jumpai yaitu tanaman epifit, tanaman semak, dan tanaman liana. Tanaman epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya. Cotoh tanaman yang saya temui adalah anggrek hutan,lumut (Ascolichen), dan jamur kancing (Agaricus bisporus). Tanaman semak adalah tumbuhan berumpun dengan batang pendek, merayap, tinggi beberapa cm sampai kurang lebih 1,5 m ( Yatim, 1999 ) contoh tanaman semak adalah padi abadi (Oktavia saverne), paku/pakis suplir (Adiantum cuneatum). Tanaman liana adalah tumbuhan yang tumbuh memanjat tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya matahari, tetapi akarnya tetap berada di dalam tanah sebagai sarana untuk mendapatkan makanan. Contoh tanaman liana adalah rotan ( Calamus manna ). Di Cadas, tanaman didominasi tanaman perdu, dan tanaman khas ketinggian yaitu lumut janggut (Sphagnum), tanaman paku tiang (Alsophilla glauca). Saat perjalanan menuju telaga dewi saya melihat tanaman edelweis (Anaphalis Javanica), namun hanya dua puncuk pohon saja, biasanya tanaman ini merupakan tanaman bergerombol.
  • 19. Dari ketinggian antara 500 mdpl – 1000 mdpl, daerah pada ketinginggian tersebut telah beralih fungsi lahan, yang mana dulunya berupa semak belukar dan tanaman perdu kini telah menjadi kebun sayur-sayuran dan tanaman tebu. Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Tanaman perkebunan Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Tanaman khas hutan hujan tropis. - Pohon Meranti, pohon Keruing. - Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, jamur putih, bunga putih. Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak). - Tanaman khas ketinggian. - Padi abadi, Lumut janggut, Edelweis, paku-pakuan
  • 20. Di hutan lumut, tanaman didominasi pohon besar dan tinggi, yang di tutupi oleh lumut di setiap sisi batangnya. Terdapat beberapa jenis flora yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Jenis flora yang teramati Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin Edelweis Anaphalis Javanica ( Magnoliopsida ) Raspberry Rubus idaeus ( Magnoliopsida ) Jamur akar putih Rigidoporus lignosus ( Basidiomycetes ) Bunga putih Zephyranthes Candida ( Liliopsida ) Padi abadi Oktavia saverne ( Liliopsida ) Pandan hutan Pandanus tectorius ( Liliopsida ) Pakis suplir Adiantum cuneatum ( Polypodiopsida ) Meranti Shorea pinanga ( Magnoliopsida ) Pimpiang - Pohon keruing Dipterocarpus elongates ( Magnoliopsida ) Lumut janggut Sphagnum ( Ascomychenes ) Paku/pakis tiang Alsophilla glauca ( Polypodiopsida ) Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jenis flora yang terlihat dominan termasuk kedalam kelas Liliopsida dan Magnoliopsida , adapun beberapa jenis dari flora yang teramati dapat dilihat pada gambar 4.1 – 4.12
  • 21. Gambar 4.1 Vegetasi tanaman pimpiang Gambar 4.2 Lumut (Ascolichen) Gamabr 4.3 Bunga putih (Zephyranthes Candida) Gambar 4.4 Jamur kancing (Agaricus bisporus) Gambar 4.5 Edelweis (Anaphalis Javanica) Gambar 4.6 Lumut janggut (Sphagnum)
  • 22. Gambar 4.7 Rasberry Gambar 4.8 Padi abadi Gamabr 4.9 Pandan hutan Gambar 4.10 Pohon meranti Gambar 4.11 Paku-pakuan Gambar 4.12 Pohon keruing
  • 23. 4.1.2 Fauna Jenis Fauna yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing- masing ketinggian memiliki fauna yang berbeda. Pada saat di pintu rimba (tower televisi), hewan yang saya temui bergam dari hewan serangga dan burung. Contohnya kumbang, burung kutilang, dll. disamping itu juga banyak jenis hewan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui namanya. Pada saat tim memutuskan mendirikan tenda di Camp I ketinggian sekitar + 2000 mdpl , fauna atau hewan yang terlihat hanyalah beberapa burung dan hewan pengerat serta serangga. Dari jenis burung, yang dapat dikenali adalah burung kutilang, sedangkan hewan pengeratnya adalah tikus hutan (attus argentiventer) yang mencari sisa-sisa makanan di dekat tenda. Pada saat perjalanan dari Camp I ke Cadas kami hanya mendengar suara hewan Siamang (Symphalangus syndactylus) dari kejahuan. Pada saat di Cadas ketinggian sekitar + 2500 mdpl, kami hanya menemukan beberapa fauna, yang masih masuk kedalam hewan serangga dan burung-burungan. Hewan tersebut terlihat saat perjalanan dari Cadas ke Telaga Dewi. Pada ketinggian + 2500 - 2877 mdpl, fauna yang ditemui semakin jarang, hanya beberapa hewan serangga, kumbang dan burung. Dalam pendakian dan pengamatan di Gunung Singgalang kali ini, kami tidak menemukan hewan buas. Terdapat beberapa jenis fauna yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Jenis fauna yang teramati Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin Siamang Symphalangus syndactylus ( Mamalia ) Tikus hutan attus argentiventer ( Mamalia ) Kaki seribu Trigoniulus corallines ( Diplopoda ) Katak hutan Fejervarya cancrivora ( Amphibia ) Pacet Haemadipsa javanica ( Clitellata ) Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jenis fauna yang terlihat dominan termasuk kedalam kelas Mamalia
  • 24. 4.2 Flora dan Fauna yang Ditemui di jalur dan pendakian Gunung Marapi 4.2.1 Flora Jenis Flora yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing- masing ketinggian memiliki flora yang berbeda. Pada saat di jalur pendakian antara Pos pendakian dan Pos BKSDA tanaman yang ditemui adalah tanaman hultikultural, yaitu tanaman perkebunan berupa sayur-sayuran, memang di kaki Gunung Marapi dimanfaatkan sebagai perkebunan sayur. Saat di Pos BKSDA atau titik awal pendakian, kami menemukan pohon-pohon kayu keras, dan tanaman perdu, tanaman tersebut adalah Pohon Pinus (Pinus mercusi), pohon Meranti (Dipterocarpus elongates), dan tanaman perdunya adalah tanaman sekam-semak, raspberry(Rubus idaeus). Tiba di mata air Sumur Koncek (Kodok) tanaman perdu masih mendominasi vegetasi di sekitar mata air tersebut, yang kami lihat adalah tanman Pisang hutan (Musa paradisiaca), tanaman pimpiang, tanaman ini mempunyai batang beruas-ruas mirip seperti bambu, Keladi hutan (Caladium bicolor ). Pada saat di jalur pendakian antara mata air Sumur Koncek (Kodok) dan Pintu Angin, kami menjumpai tanaman perdu yang masih mendominasi kedua sisi jalur tersebut, hanya beberapa pohon keras yang kami jumpai contohnya pohon Keruing (Dipterocarpus elongatus). Tanaman lain yang kami jumpai adalah rotan (Calamus manna), dan tumbuah paku-pakuan. Dari pintu angin menuju Cadas ketinggian sekitar antara 1700 -1800 mdpl didominasi tanaman perdu, dan tanaman khas ketinggian yaitu lumut janggut (Sphagnum), tanaman paku tiang (Alsophilla glauca). Pada saat kami tiba di Cadas, kami menemukan tanaman yang kini kian mulai langka, yaitu Edelweis (Anaphalis Javanica), tanaman ini memiliki keunikan tersendiri, karena memiliki lingkungan hidup yang kering, sedikit membutuhkan air, dan banyak mendapat penyinaran matahari, selain Edelweis, kami menemukan tanaman perdu lain yaitu Raspberry (Rubus idaeus). Ketinggian antara 2500 – 2900 mdpl, yaitu jalur pendakian antara Cadas dan Puncak, flora yang temui hampir tidak ada, yang terlihat hanyalah Lumut kerak (Ascolichen). Sedangkan jalur dari puncak hingga ke taman edelweis, tanaman yang sangat mendominasi adalah tanaman Edelweis (Anaphalis Javanica). Taman ini memiliki luar sekitar 15 ha, dan luasnya berkurang setiap
  • 25. tahunnya karena kerusakan baik dari alam maupun oleh nakal para pendaki. Terdapat beberapa jenis flora yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Jenis flora yang teramati Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin Edelweis Anaphalis Javanica ( Magnoliopsida ) Lumut kerak Ascolichen ( Ascomychenes ) Raspberry Rubus idaeus ( Magnoliopsida ) Pandan hutan Pandanus tectorius ( Liliopsida ) Pakis suplir Adiantum cuneatum ( Polypodiopsida ) Meranti Shorea pinanga ( Magnoliopsida ) Rotan Calamus manna ( Liliopsida ) Pohon pinus Pinus mercusi ( Magnoliopsida ) Paku/pakis tiang Alsophilla glauca ( Polypodiopsida ) Pisang hutan (Musa paradisiaca) Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Tanaman perkebunan Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Tanaman khas hutan hujan tropis. - Pohon Meranti, pohon pinus. - Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak). - Tanaman khas ketinggian. - Lumut kerak, Edelweis, Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis flora yang terlihat dominan termasuk kedalam kelas Magnoliopsida dan Liliopsida adapun beberapa jenis dari flora yang teramati dapat dilihat pada gambar 4.1 – 4.10
  • 26. Gambar 4.1 Pandan hutan Gambar 4.2 Lumut kerak Gamabr 4.3 Rasberry Gambar 4.4 Pisang hutan Gambar 4.5 Edelweis (Anaphalis Javanica) Gambar 4.6 Paku-pakuan
  • 27. Gambar 4.7 Rotan Gambar 4.8 Pohon pinus Gamabr 4.9 Pakis suplir Gambar 4.10 Pohon meranti
  • 28. 5.2.2 Fauna Jenis Fauna yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing- masing ketinggian memiliki fauna yang berbeda. Pada saat di pintu rimba (Pos BKSDA), hewan yang saya temui bergam dari hewan serangga dan burung. Contohnya kumbang, burung kutilang, dll. disamping itu juga banyak jenis hewan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui namanya. Pada saat tiba di mata air Sumur Koncek (Kodok) seperti namanya mata air ini banyak terdapat anak kodok (berudu) atau, masyarakat sekitar sering menyebut “koncek”, selain itu, hewan lain yang ditemuai adalah hewan serangga. Pada saat perjalanan di jalur pendakian antara mata air Sumur Koncek (Kodok) dan Pintu angin, ketinggian antara 1500 – 2000 mdpl, kami melihat sekawanan monyet ekor panjang (macaca fascicularis) yang sedang berpindah dari pohon ke pohon. Selain moyet ekor panjang kami juga menemukan hewan lain, yaitu burung, hewan serangga, dan kumbang, serta hewan pengerat seperti Tupai (Tupaia javanica). Saat di Cadas, kami melihat sekumpulan Musang (Paradoxurus), yang sedang mencari makanan sisa para pendaki yang tertinggal. Biasanya sangat jarang hewan ini pergi atau tinggal di ketinggian antara 2500 – 2900 mdpl. Selain itu kami juga menemukan hewan lain, yaitu burung, serangga, dll. Dalam pendakian dan pengamatan di Gunung Marapi kali ini, kami tidak menemukan adanya hewan buas. Terdapat beberapa jenis fauna yang teramati dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Jenis fauna yang teramati Istilah dalam bahasa indonesia Istilah dalam bahasa latin Moyet ekor panjang macaca fascicularis ( Mamalia ) Elang hitam Ictinaetus malayensis ( Alves ) Kaki seribu Trigoniulus corallines ( Diplopoda ) Katak hutan Fejervarya cancrivora ( Amphibia ) Pacet Haemadipsa javanica ( Clitellata ) Tupai kekas Tupaia javanica ( Mamalia ) Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jenis fauna yang terlihat dominan termasuk kedalam kelas Mamalia
  • 29. BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Perjalanan ini dilakukan untuk mengamati ekositem di jalur dan shelter pendakian Gunung Singgalang dan Gunung Marapi yang ada di daerah Koto Baru, Tanah Datar, Sumatra Barat. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan baik dari penelitian sebelumnya hingga penelitian yang dilakukan tahun 2015 didapatkan : 1. Metode yang digunakan dalam pengamatan adalah dengan melakukan pengamatan langsung, baik dijalur pendakian maupun shelter atau tempat pengambilan air. 2. Menurut pengamatan dan referensi sebelumnya diperkirakan ekosistem dan vegetasi dijalur pendakian Gunung Singgalang telah rusak sekitar 3% dari sebelumnya, sedangkan dijalur pendakian Gunung Marapi telah rusak sekitar 7%. 3. Tim menemukan bekas kebakaran hutan yang terjadi dihutan dekat Telaga Dewi, di Gunung Singgalang. 4. Masih terjaganya hutan lumut. 5. Perubahan alih fungsi lahan yang terjadi di kaki Gunung Marapi. 6. Terjadi penurunan luas taman edelweis setiap tahunnya. 7. Gunung Singgalang Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Kaki Seribu Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Siamang - Tikus Hutan - Katak hutan - Pacet Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak). - Tikus hutan, Burung-burung
  • 30. 8. Gunung Marapi Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Kaki Seribu, Tupai Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Monyet ekor panjang - Tupai kekas - Pacet Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak). - Tikus kekas, Burung-burung 9. Gunung Marapi Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Tanaman perkebunan, faktor: kebutuhan penduduk sekitar Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Tanaman khas hutan hujan tropis. - Pohon Meranti, pohon pinus. - Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, Faktor : karena memang tempat hidupnya, hutan hujan tropis memiliki ketinggian dari 500 mdpl-2500mdpl, dimana curah hujan serta kelembaban yang tinggi. Pada ketinggian dpl 2000 m – 2891 mdpl (puncak). - Tanaman khas ketinggian. - Lumut kerak, Edelweis, Faktor : karena flora tersebut memiliki kemampuan untuk tinggal di tempat yang cukup ekstrim, yang mana ketersediaaan air sedikit, cuaca buruk dll.
  • 31. 10. Gunung Singgalang Pada ketinggian dpl 500 m – 1000 mdpl. - Tanaman perkebunan faktor: kebutuhan penduduk sekitar Pada ketinggian dpl 1000 m – 2000 mdpl. - Tanaman khas hutan hujan tropis. - Pohon Meranti, pohon Keruing. - Tanaman perdu, Raspberry, pandan hutan, pakis, rotan, jamur putih, bunga putih. Faktor : karena memang tempat hidupnya, hutan hujan tropis memiliki ketinggian dari 500 mdpl-2500mdpl, dimana curah hujan serta kelembaban yang tinggi. Pada ketinggian dpl 2000 m – 2877 mdpl (puncak). - Tanaman khas ketinggian. - Padi abadi, Lumut janggut, Edelweis, paku-pakuan Faktor : karena flora tersebut memiliki kemampuan untuk tinggal di tempat yang cukup ekstrim, yang mana ketersediaaan air sedikit, cuaca buruk dll. 11. Masih banyak sekali flora dan fauna yang tidak teramati, dikarenakan alat- alat yang tidak mendukung, seperti alat dokumtasi, selain dari itu, faktor cuaca yang berubah-ubah, sehingga penulis sulit untuk mengamati flora dan fauna yang ada. 5.2 Saran Saat melakukan pendakian di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi Padang, Sumatra Barat. Dihimbau kepada pendaki untuk tidak merusak ekosistem yang ada di Gunung tersebut. Seperti memetik bunga Edelweis di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, karena luas populasinya semakin berkurang. Untuk penelitian selanjutnya disarankan membawa alat-lat yang mendukung tentang posisi ketinggian.
  • 32. Lampiran 1. Perjalanan Hari, Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Kamis, 22 Januari 2015 12.43 WIB Berangkat dari Basecamp PULKANIK FT UNIB Naik Motor 13.05 WIB Tiba di loket SAN Bengkulu 13.25 WIB Berangkat Bengkulu- Padang Naik Bis SAN 16.10 WIB Tiba di Terminal Kepahiang Terminal Kepahiang 16.25 WIB Melanjutkan Perjalanan Naik Bis SAN 19.05 WIB Tiba di Rumah makan PAGI SORE Lubuk Linggau 19.23 WIB Melanjutkan perjalanan Naik Bis SAN 23.40 WIB Tiba di Rumah Makan Gunung Medan Dhamasraya Sitiung, Sumatra Barat 00.05 WIB Melanjutkan Perjalanan Naik Bis SAN Jumat, 23 Januari 2015 06.34 WIB Tiba di loket SAN Kota Padang 07.02 WIB Tiba di Sekretariat MPALH UNP Sekretariat MPALH 07.20 WIB Istirahat Sekretariat MPALH 12.05 WIB Sholat Jum’at Masjid Al-Azhar UNP 13.20 WIB Istirahat, sharing dengan anak MPALH Sekretariat MPALH 20.05 WIB Makan malam bersama Sekretariat MPALH 21.47 WIB Packing Sekretariat MPALH 23.04 WIB Istirahat , Tidur Sekretariat MPALH
  • 33. Sabtu, 24 Januari 2015 05.19 WIB Bangun Sekretariat MPALH 06.30 WIB Mandi, bersih-bersih Sekretariat MPALH 09.45 WIB Berangkat dari UNP Naik Trevel 11.44 WIB Sampai di Simpang Gunung Koto baru 12.04 WIB Istirahat, Makan siang Koto baru 12.16 WIB Berangkat Simpang Gunung 13.03 WIB Tiba di Pos lapor Kaki gunung Singgalang 14.27 WIB Tiba di tower televisi. (Pintu rimba) Kaki gunung Singgalang 15.03 WIB Start Pendakian Kaki gunung Singgalang 17.05 WIB Tiba di Camp I + 2000 mdpl 17.10 WIB Buka Tenda + 2000 mdpl 19.35 WIB Makan malam bersama Camp I + 2000 mdpl 20.47 WIB Istirahat, tidur Camp I + 2000 mdpl Minggu, 25 Januari 2015 06.30 WIB Bangun, makan pagi, packing Camp I + 2000 mdpl 10.03 WIB Melanjutkan Perjalanan + 2000 mdpl 12.10 WIB Tiba di Cadas + 2500 mdpl 13.34 WIB Tiba di Telaga Dewi 2762 mdpl 14.05 WIB Tiba di Puncak 2877 mdpl 16.04 WIB Turun Gunung 18.26 WIB Tiba di Pintu rimba Kaki gunung 18.30 WIB Ngecamp, bersih-bersih Pintu rimba 21.26 WIB Makan malam bersama Pintu rimba 22.55 WIB Istirahat, tidur Pintu rimba
  • 34. Senin, 26 Januari 2015 05.32 WIB Bangun, packing Pintu rimba 07.32 WIB Berangkat Turun Gunung 10.20WIB Tiba di Simpang Gunung Koto Baru 10.35 WIB Belanja Logistik Pasar Koto baru 11.23 WIB Istirahat, makan Koto baru 11.34 WIB Berangkat Menuju Pos Gunung Marapi 12.03 WIB Tiba di Pos Merapi 12.25 WIB Melanjutkan perjalanan 12.58 WIB Tiba di Pintu rimba Pos BKSDA 13.05 WIB Berangkat Pos BKSDA 13.35 WiB Tiba di Mata Air Sumur Koncek ( Kodok) 13.40 WIB Melanjutkan Perjalanan 18.10 WIB Tiba di Pintu Angin + 1700 mdpl 18.47 WIB Tiba di Cadas + 1750 mdpl 18.50 WIB Buka Tenda, Istirahat, masak Cadas 20.43 WIB Makan malam bersama Cadas 22.15 WIB Istirahat, Tidur Cadas Selasa, 27 januari 2015 05.46 WIB Bangun Cadas 07.58 WIB Muncak 08.23 WIB Tiba di puncak 2891 mdpl 08.45 WIB Tiba di taman Edelweis + 2800 mdpl 09.15 WIB Turun ke Cadas + 1750 mdpl 09.43 WIB Tiba di Cadas, Istirahat, Packing + 1750 mdpl 10.03 WIB Berangkat Turun
  • 35. 15.50 WIB Tiba di Sumber Air Sumur Koncek ( Kodok) 16.17 WIB Sampai di Pintu rimba Pos BKSDA 16.20 WIB Istirahat, Bersih- bersih Pos BKSDA 16.25 WIB Melanjutkan perjalanan 16.43 WIB Samapi di Pos Gunung Merapi 16.50 WIB Melanjutkan perjalanan Menumpang mobil sayur 17.03 WIB Tiba di simpang Gunung Koto baru 17.13 WIB Melanjutkan perjalanan Menumpang mobil sayur 17.42 WIB Tiba di Simpang Padang- Solok Menumpang mobil sayur 17.47 WIB Melanjutkan perjalanan ke Serkretariat MPALH Naik travel 19.31 WIB Tiba di Sekretariat MPALH Sekretariat MPALH UNP 19.40 WIB Istirahat, Bersih-bersih Sekretariat MPALH UNP 22.20 WIB Istirahat, tidur Sekretariat MPALH UNP Rabu, 28 Januari 2015 07.23 WIB Bangun, Bersih-bersih Sekretariat MPALH UNP 08.15 WIB Packing Sekretariat MPALH UNP 13.05 WIB Makan siang bersama Sekretariat MPALH UNP 13.23 WIB Berangkat ke loket SAN Naik motor
  • 36. 2. Peralatan 1. Peralatan Pokok Peralatan Jumlah Carrier kapasitas 80 liter + Cover bag 1 buah Tenda Dome 1 buah Nesting + Peralatan masak 1 set Peralatan makan 1 set Matras 7 buah Pisau 2 buah Korek api 4 buah Kompor lapangan 2 buah Sleeping bag 3 buah Jaket gunung 1 buah Baju ganti ( yang mudah kering ) 4 stel Jas hujan 1 buah Topi 1 buah Sepatu Tracking 1 buah Kaos kaki 2 buah Senter/ headlamp 4 buah Obat-obatan + P3K 1 set 2. Peralatan Tambahan Peralatan Jumlah Coverbag 3 buah Trash bag/ Plastic packing 15 buah Survival kit 1 set Mini Pack 1 buah Bendera PULKANIK 1 buah Buku catatan 1 buah Alat dokumentasi 1 set 13.41 WIB Berangkat Naik Bus SAN 18.20 WIB Rumah makan Gunung Medan Dhamasraya Sitiung Sumatra Barat Kamis , 29 Januari 2015 06.08 WIB Tiba di loket SAN Bengkulu Bengkulu 06.49 WIB Tiba di Base camp PULKANIK Base camp PULKANIK
  • 37. 3. Logistik o Logistik Pendakian Gunung Singgalang Beras 4 kg Mie instan 5 bungkus Sarden 3 kaleng Gas kaleng 2 buah Susu 6 bungkus Energen 8 bungkus Madu 5 bungkus Telur 3 buah Kol 1 buah Cabe ¼ kg Bumbu ¼ kg Batre 2 buah Kerupuk mentah 1 bungkus Kentang ¼ kg Ikan asin ¼ kg Biskuit 4 bungkus o Logistik Pendakian Gunung Marapi Beras 2 kg Mie instan 2 bungkus Sarden 2 kaleng Gas kaleng 2 buah Kopi 6 bungkus Susu 2 bungkus Energen 5 bungkus Madu 5 bungkus Telur 3 buah Kol 1 buah Cabe ¼ kg Bumbu ¼ kg Kentang ¼ kg Ikan asin ¼ kg Biskuit 4 bungkus Spritus 1 liter
  • 38. 4. Anggaran Biaya o Biaya Perjalanan Pergi Bengkulu – Pandang (UNP) Rp. 200.000,- /Orang Padang ( UNP ) – Koto baru Rp. 20.000,-/Orang o Biaya Perjalanan Pulang Koto baru – Simpang Padang Solok Rp. 0 ,- Simpang Padang Solok – Padang (UNP) Rp. 10.000,-/Orang Padang (UNP) – Bengkulu Rp. 200.000,-/Orang o Biaya Logistik  Logistik Gunung Singgalang Nama Barang Jumlah Harga Beras 4 kg Rp. 0,- (Bawa dari Basecamp) Mie instan 5 bungkus Rp. 10.000,- Sarden 3 kaleng Rp. 30.000,- (Ukuran Besar) Gas kaleng 3 buah Rp. 48.900,- Susu 6 bungkus Rp. 8.000,- Energen 8 bungkus Rp. 10.000,- Madu 5 bungkus Rp. 5.000,- Telur 3 buah Rp. 4.500,- Kol 1 buah Rp. 3.000,- Cabe ¼ kg Rp. 6.000,- Bumbu ¼ kg Rp. 6.000,- Batre 2 buah Rp. 5.000,- Kerupuk mentah 1 bungkus Rp. 14.000,- Kentang ¼ kg Rp. 3.000,- Ikan asin ¼ kg Rp. 3.000,- Biskuit 4 bungkus Rp. 48.000,- Total Rp. 204.000,-
  • 39.  Logistik Gunung Marapi Nama Barang Jumlah Harga Beras 2 kg Rp.0,- (Sisa dari Pendakian Gunung Singgalang) Mie instan 2 bungkus Rp. 3.000,- Sarden 2 kaleng Rp. 6.000,- (Ukuran kecil) Gas kaleng 2 buah Rp.0,- (Sisa dari Pendakian Gunung Singgalang) Kopi 6 bungkus Rp. 6.000,- Susu 2 bungkus Rp. 3.000,- Energen 5 bungkus Rp. 5.000,- Madu 3 bungkus Rp.0,- (Sisa dari Pendakian Gunung Singgalang) Telur 3 buah Rp. 4.500,- Kol 1 buah Rp. 4.000,- Cabe ¼ kg Rp. 3.000,- Bumbu ¼ kg Rp. 3.000,- Kentang ¼ kg Rp. 3.000,- Ikan asin ¼ kg Rp. 6.000,- Biskuit 2 bungkus Rp, 11.500,- Spritus 1 liter Rp. 8.000,- Total Rp. 64.000,- o Biaya Makan di perjalanan Makan di rumah makan Pagi Sore (Lubuk linggau) Rp. 63.000,- Makan di rumah makan Gunung Medan Rp. 84.000, 4 Orang
  • 40. 5. Asupan Kalori Per 100 gram Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki gunung tergantung pada Ukuran dan berat badan seseorang, Metabolisme individu, Lamanya perjalanan,Cuaca/suhu,Jenis aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya. Rata-rata orang dewasa saat melakukan pendakian membutuhkan kalori sebanyak 3000-3500 kalori Bahan Makanan Kalori/100 gr Nasi 178 kal Kentang 90 kal Roti 248 kal Biskuit 458 kal Madu 294 kal Coklat Susu 381 kal Telur 162 kal Daging Ayam 400 kal Sarden 338 kal Mie 335 kal Susu 336 kal Energen 130 kal Kerupuk 40 kal ( Sumber : Buku Sekolah Pendaki Gunung WANADRI dan id.Wikipedia.org)
  • 41. Perhitungan Asupan Kalori Menu Makanan Menu Satu kali makan Nasi 200 gr 356 kal Sarden 100 gr 338 kal Telur 1 buah 162 kal Ikan Asin 2 buah 150 kal Susu 1 gelas 336 kal Biskuit 100 gram 458 kal Kerupuk 100 gr 40 kal Total 1840 kal 6. Menu Asupan Makanan Hari / Tanggal Jam Makan Menu Makanan Keterangan Kamis, 22 Januari 2015 Siang Gorengan (654 kal) Terminal Kepahiang Malam Nasi Ayam ( + 1430 kal) Rumah Makan Pagi Sore Lubuk linggau Total 2084 kalori Jum’at, 23 Januari 2015 Siang Nasi Sayur + Tempe + tahu + Kerupuk , Air ( + 1350 kal) Sekretariat MPALH Malam Nasi Ikan + Sayur ,Air , Kopi ( + 1410 kal) Sekretariat MPALH Total 2760 kalori Sabtu, 24 Januari 2015 Pagi Kopi + Roti, ( + 520 kal) Sekretariat MPALH
  • 42. Siang Nasi Sayur + Telur, Air ( + 1240 kal) Simpang Gunung Koto Baru Malam Nasi Sayur + Telur + Sarden + Ikan Asin, Air, Energen ( + 1430 kal) Camp I Total 3190 kalori Minggu, 25 Januari 2015 Pagi Nasi Sayur + Mie + Sarden + Kerupuk, Air, Energen ( + 1420 kal) Camp I Siang Roti, Susu, Energen ( + 730 kal) Cadas Singgalang Malam Nasi Sarden + Mie + Ikan asin + Kerupuk, Air ( + 1340 kal) Pintu Rimba(Tower Televisi) Total 3490 kalori Senin, 26 Januari 2015 Pagi Roti, Energen, Susu, air ( + 710 kal) Pintu Rimba(Tower Televisi) Siang Nasi Sayur + Telur, Air ( + 1340 kal) Koto Baru
  • 43. Malam Nasi Sarden + Mie + Sayur + Kerupuk, Air, ( + 1430 kal) Cadas Marapi Total 3480 kalori Selasa, 27 Januari 2015 Pagi Roti, Susu, Energen, ( + 730 kal) Cadas Marapi Siang Roti, Energen, Kopi, Air ( + 870 kal) Taman Edelweis Malam Nasi Ikan + Telur + Sayur, Air ( + 1440 kal) Sekretariat MPALH Total 3040 kalori Rabu , 28 Januari 2015 Pagi Gorengan, Kopi ( + 530 kal) Sekretariat MPALH Siang Nasi Telur + Tempe + Ikan ( + 1205 kal) Sekretariat MPALH Malam Nasi Ikan ( + 1240 kal) Rumah Makan Gunung Medan Total 2975 kalori Kamis , 29 Januari 2015 Subuh Pop Mie ( + 455 kal) Lubuk linggau
  • 44. DOKUMENTASI Gunung Singgalang Awal pendakian/pintu rimba Ekosistem di jalur pendakian menuju camp I Sumber air di Camp I Flora di tempat istirahat di jalur pendakian antara Camp I - Cadas Kondisi ekosistem di Cadas Hutan bekas kebakaran
  • 45. Gunung Marapi Hutan lumut Telaga dewi Awal pendakian/Pintu rimba Flora di tempat pengambilan air, Sumur koncek Ekosistem di jalur antara sumur koncek – pintu angin Ketinggian + 1000-1500 mdpl Ekosistem di jalur antara sumur koncek – pintu angin Ketinggian + 1700 mdpl
  • 46. Ekosistem di cadas Kondisi ekosistem di puncak + 2891 mdpl Taman edelweis Padang pasir di puncak/ kaldera