1. Nikah Syighar
.ِارَغ ِِّشال ِنَع َىهَن ص ِهللا َلْو ُسَر َّنَا َرَمُع ِنْبا ِنَع ٍعِفاَن ْنَع
َو ُغلغَََُْبا َُغللَِِّووُُ ْنَا غىَََع ُغلغَََُْبا ُغاُلَّرال َ َِِّووغُُ ْنَا ُراَغغ ِِّشال َو
َاقدَص َامَُهَْيَب َسْيَلابو و .الشغار تفسير ُذكر لم الُرمذى لكن ،الخمسة .
مسَم و البخارى و احمد رواُة فى كذلك هو و .نافع كالم من لعَل داود
Dari Nafi’ dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah SAW melarang nikah syighar. Sedang
nikah syighar itu ialah seorang laki-laki menikahkan anak perempuannya kepada seseorang
dengan syarat imbalan, ia harus dikawinkan dengan anak perempuan orang tersebut, dan
keduanya tanpa mahar. [HR. Jama’ah, tetapi Tirmidzi tanpa menyebutkan penjelasan arti
syighar dan Abu Dawud menjadikan penjelasan arti syighar itu sebagai perkataan Nafi’. Dan
hadits seperti itu diriwayatkan juga oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim].
َو .ِارَغغ ِِّشال ِغنَع ص ِهللا ُلْغو ُسَر َغىهَن :َلاَق َةَرَُْرُه ىِبَا ْنَع
ْوَا ،غىََُِْبا َكُلَِِّوزُا َو َكَََُْبا ىَِْلَِِّوز :ُاُلَّرال َلْوَُقُ ْنَا ُراَغ ِِّشال
َكُلَِِّوزُا َو َكَُْخُا ىَِْلَِِّوزىُِْخُامسَم و احمد .
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW melarang nikah syighar. Sedang nikah
syighar yaitu, seorang laki-laki berkata, “Nikahkanlah aku dengan anak perempuanmu, dan
aku akan menikahkan kamu dengan anak perempuanku, atau nikahkanlah aku dengan
saudara perempuanmu dan aku akan menikahkan kamu dengan saudara perempuanku”.
[HR. Muslim]
ِمَالغ ْسِشْا غىِف َراَغغَِ َش :َلغاَق ص َّ غِبََّال َّنَا َرَغمُع ِنْبا ِنَع.
مسَم
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Tidak ada nikah syighar dalam Islam”.
[HR. Muslim]