SlideShare a Scribd company logo
SRI EMILDA, SKM, MKES
 Kemampuan (ability) : dapat berproduksi.
 Keberhasilan (success) : dapat menghasilkan
anak sehat yag tumbuh dan berkembang.
 Keamanan (safety) : semua proses reproduksi
termasuk hubungan seks, kehamilan,
persalinan, kontrasepi, dan abortus
seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang
berbahaya.
Jadi hak reproduksi merupakan hak setiap
individu/pasangan untuk mendapatkan:
 Kemampuan reproduksi
 Keberhasilan reproduksi
 Keamanan reproduksi
 ”Women Health”
 ”Infant and Child Health”
 ”Prevention and Treatment of STDs”
 “Fertility Regulation”
 Kesuburan Remaja
 Seratus tahun yang lalu : mendapat haid pertama pada
umur 17 tahun.
 Sekarang : pada umur 12 atau kurang.
Percepatan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu:
 Keadaan gizi remaja masa kini, relatif lebih baik
dibandingkan dengan keadaan seratus tahun yang lalu.
 Rangsangan audio-visual, yang dapat mempercepat
kematangan biologik, yang diterima remaja masa kini
lebih banyak dibandingkan dangan seratus tahun yang lalu
(misal : radio, majalah, film, dll).
 Masalah lain yang dihadapi dalam ”Women
Health” adalah masih tingginya angka
kematian ibu
Namun dalam jangka pendek, upaya penurunan AKI harus
berupa intervensi terhadap pelayanan obstetri:
1. pemeriksaan antenatal bagi semua wanita hamil, dengan
memakai ”risk approach”.
2. a. semua persalinan oleh tenaga terlatih
b. peningkatan standar pelayanan persalinan
3. pendidikan dan pelatihan yang terus menerus bagi
petugas untuk memberikan pelayanan gawat darurat serta
”esential obstetrics function” untuk bidan di desa, dokter
puskesmas, serta DSOG di RS Kabupaten.
4. ”Medical audit” terhadap kematian ibu oleh ”Panitia
Kematian Ibu”.
 Setelah usia 40 tahun, seorang wanita
memasuki fase klimakterium. Asal katanya
climacter yang berarti tahun-tahun peralihan.
Klimakterium atau usia mapan, berlangsung
sari saat pramenopause (kira-kira umur 40
tahun), yaitu pada masa di mana ovarium
berangsur-angsur menurun fungsinya, dan
berakhir sekitar usia 55 tahun. Pada usia
sekitar 49 tahun terjadi menopause (mati
haid).
 Pada masa menopause kapasitas reproduksi wanita
berhenti.
 Ovarium tidak lagi berfungsi, produksi hormon
steroid dan peptida berangsur-angsur hilang.
 Sejumlah perubahan fisiologik terjadi. Sebagian
disebabkan oleh berhentinya fungsi ovarium dan
sebagian lagi disebabkan proses penuaan.
 Banyak wanita yang mengalami gejala dan keluhan
akibat perubahan tersebut di atas. Gejala dan
keluhan tersebut biasanya berangsur-angsur
menghilang. Walaupun tidak menyebabkan kematian,
namun menimbulkan rasa tidak nyaman dan kadang-
kadang menyebabkan gangguan dalam pekerjaan
sehari-hari.
 Dalam bidang “infant and children care”,
angka kematian bayi dan anak di Indonesia
cenderung menurun tajam. Namun bila
dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya
masih merupakan angka yang tertinggi.
 Sexual Transmitted Diseases (STDs) atau
Penyakit Hubungan Seksual (PHS) merupakan
salah satu masalah kesehatan reproduksi,
karena cenderung meningkat dan
menyebabkan dampak negatif terhadap
keluarga dan keturunannya.
 Dampak negatif yang ditimbulkannya antara
lain: infertilitas, kanker serviks, bahkan dapat
berakhir dengan kematian.
 Beberapa jenis PHS dapat menyebabkan
dampak negatif terhadap kehamilan (Abortus,
IUFD, BBLR), janin (kelainan bawaan) dan
infeksi bayi baru lahir.
 Sampai saat ini tidak ada satupun cara KB
(kontrasepsi) tanpa kegagalan, efek samping,
atau komplikasi. Memang kontrasepsi yang
ideal seperti itu belum ditemukan. Di lain
pihak bila petugas kesehatan dituntut untuk
dapat menanggulangi setiap kegagalan, efek
samping, atau komplikasi itu.
1. Pengertian Disfungsi Seksual
 a) Definisi Disfungsi Seksual
 Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya
gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi
seksual (Pangkahila, 2006).
 Didefinisi secara luas, adalah ketidakmampuan untuk
menikmati secara penuh hubungan seks.
 Secara khusus, adalah gangguan yang terjadi pada
salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons
seksual yang normal (Elvira, 2006).
 Sehingga disfungsi seksual dapat terjadi apabila ada
gangguan dari salah satu saja siklus respon seksual.
b) Siklus respon seksual (Kolodny, Master,
Johnson, 1979)
 1) Fase Perangsangan (Excitement Phase)
 Perangsangan terjadi sebagai hasil dari pacuan :
fisik atau psikis.
 Kadang fase perangsangan ini berlangsung
singkat, segera masuk ke fase plateau. pada saat
yang lain terjadi lambat dan berlangsung
bertahap memerlukan waktu yang lebih lama.
 Pemacu dapat berasal dari rangsangan erotik
maupun non erotik, seperti pandangan, suara,
bau, lamunan, pikiran, dan mimpi.
 2) Fase Plateau
 Pada fase ini, bangkitan seksual mencapai derajat
tertinggi yaitu sebelum mencapai ambang batas
yang diperlukan untuk terjadinya orgasme.
 3) Fase Orgasme
 Orgasme adalah perasaan kepuasan seks yang
bersifat fisik dan psikologik dalam aktivitas seks
sebagai akibat pelepasan memuncaknya
ketegangan seksual (sexual tension) setelah
terjadi fase rangsangan yang memuncak pada
fase plateau.
 4) Fase Resolusi
 Pada fase ini perubahan anatomik dan faal
alat kelamin dan luar alat kelamin yang telah
terjadi akan kembali ke keadaan asal.
 Sehingga adanya hambatan atau gangguan
pada salah satu siklus respon seksual diatas
dapat menyebabkan terjadinya disfungsi
seksual.
 Pada dasarnya disfungsi seksual dapat terjadi
baik pada pria ataupun wanita, etiologi
disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a) Faktor fisik
 Gangguan organik atau fisik dapat terjadi
pada organ, bagian-bagian badan tertentu
atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang
sedang terganggu dapat menyebabkan
disfungsi seksual dalam berbagai tingkat
(Tobing, 2006).
 Faktor usia :
1. penyakit kronis
2. Pemakaian obat-obat anti depresan
b) Faktor psikis
 Faktor psikoseksual ialah semua faktor kejiwaan
yang terganggu dalam diri penderita.
 Gangguan ini mencakup gangguan jiwa misalnya
depresi, anxietas (kecemasan) yang
menyebabkan disfungsi seksual.
 Pada orang yang masih muda, sebagian besar
disfungsi seksual disebabkan faktor
psikoseksual. Kondisi fisik terutama organ-
organnya masih kuat dan normal sehingga jarang
sekali menyebabkan terjadinya disfungsi seksual
(Tobing, 2006).
 Masalah psikis meliputi perasaan bersalah,
trauma hubungan seksual, kurangnya
pengetahuan tentang seks, dan keluarga
tidak harmonis (Susilo, 1994, Pangkahila,
2001, 2006, Richard, 1992).
 Masalah psikis pd pria --) pada wanita jg
 a) Gangguan Dorongan Seksual (GDS)
 b) Gangguan ereksi
 c) Gangguan ejakulasi (Pangkahila, 2007)
 d) Disfungsi orgasme (Pangkahila, 2007)
 e) Dispareunia (Pangkahila, 2007)
Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual
pada pria dan wanita adalah sebagai berikut :
a) Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
b) Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
c) Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi
seksual
d) Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual,
yang terdiri dari pengobatan bedah dan
pengobatan non bedah (konseling seksual dan
sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta
pelatihan jasmani).
a. Pengertian
 Kaplan (2002) mengatakan parafilia adalah
gangguan seksual yang ditandai oleh
khayalan seksual yang khusus dan desakan
serta praktek seksual yang kuat, biasanya
berulang kali dan menakutkan.
 Parafilia mengacu pada sekelompok
gangguan yang melibatkan ketertarikan
seksual terhadap obyek yang tidak biasa atau
aktifitas seksual yang tidak biasa (Davidson
dan Neale dalam Fausiah, 2003).
b. Ciri (Nevid, 2002) :
 Orang akan menunjukkan keterangsangan
seksual sebagai respon yang tidak biasa.
 Menurut DSM IV parafilia melibatkan
dorongan dan fantasi seksual yang berulang
dan kuat, bertahan selama enam bulan yang
berpusat pada objek, perasaan merendahkan
atau menyakiti diri atau pasangannya, atau
anak-anak dan orang lain yang tidak dapat
atau tidak mampu memberikan persetujuan.
c. Jenis-jenis (Fausiah, 2003) :
1. fetihisme
 fetihisme adalah ketergantungan seseorang
pada objek tidak hidup untuk memperoleh
rangsangan seksual. Perilaku yang
ditampakkan tidak dibuat dan tidak dapat
ditahan.
2. transvestic fetihisme
 laki-laki terangsang secara seksual dengan
menggunakan pakaian atau atribut wanita.
3. pedofilia
 kepuasan seksual melalui kontak fisik dan
seksual dengan anak pra pubertas.
4. inses
 hubungan seksual dalam satu keluarga.
5. veyeurism
 kepuasan melihat orang tanpa busana.
6. eksibision
 mempertunjukkan kelaminnya pada orang
lain.
7. fretteurism
 menyentuh, menggosokkan alat kelamin pada
paha, pantat perempuan, memegang
payudara atau alat kelamin perempuan.
8. sadisme
 kegemaran memperoleh kepuasan seksual
dengan menimbulkan kesakitan pasangannya
baik fisik, maupun psikologis.
d. Faktor penyebab (Kaplan, 2002) :
1. psikososial,
2. organik,
e. Penanganan :
 1. pendekatan psikoanalitik,
 2. pendekatan behavioral,
 3. pendekatan kognitif,
 4. pendekatan bilogis
 Perilaku seksual kompulsif adalah
pengulangan tindakan erotik tanpa
kenikmatan.
 Apakah kompulsi seksual berupa telepon
seks tanpa akhir, one night stand (affair
singkat) atau bermasturbasi beberapa kali
dalam sehari, penderitanya seringkali
melaporkan perasaan “tidak terkendali”
sebelum aktivitas dan perasaan bersalah atau
malu setelahnya.
 Apapun kepuasan seksual yang dialami
seseorang dari tindakan tersebut adalah
dangkal dan hambar.
 Pendukung teori menyatakan bahwa sebagian
orang-yang mungkin dahulu disebut
“womanizer”, “rakes” atau “sluts”-bukan saja
berkelakuan secara kompulsif tetapi juga
ketagihan terhadap seks karena mereka tidak
memiliki kemampuan untuk mengendalikan
dorongan seksualnya dan akan menempatkan
mereka dalam resiko atau akibat.
 Kekerasan seksual adalah kekerasan yang
terjadi karena persoalan seksualitas. Ibarat
awan dan hujan, demikianlah hubungan antar
seks dan kekerasan. Di mana terdapat seks
maka kekerasan hampir selalu dilahirkan.
 Termasuk dalam kekerasan seksual adalah
perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan
dan perendahan terhadap lawan jenis),
penjualan anak perempuan untuk prostitusi,
dan kekerasan oleh pasangan.
 Telah dikemukakan tinjauan kesehatan
reproduksi di Indonesia. Untuk meningkatkan
status kesehatan reproduksi setiap individu
dituntut untuk menghayati hak
reproduksinya.
 Hanya dengan cara itu ia dapat diharapkan
dapat melakukan pencegahan terhadap risiko
yang membahayakan kesehatan pada
umumnya dan kesehatan reproduksi pada
khususnya.

More Related Content

Similar to MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
AnariYusmi1
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas
azil ikram
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
REISA Class
 
Kespro Remaja
Kespro RemajaKespro Remaja
Kespro Remaja
MeityElvina
 
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
WuriPaparazie
 
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptxMASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
LisaputriYuningsih24
 
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptxBLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
ssuser9a9eba
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptx
willyastriana
 
Kesehatan_Reproduksi.pptx
Kesehatan_Reproduksi.pptxKesehatan_Reproduksi.pptx
Kesehatan_Reproduksi.pptx
JinanKusumaDewi1
 
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptxPendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
AdityaPutra974399
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita Lansia
Asyifa Adawiyah
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Septian Muna Barakati
 
Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
Ayatullah Timur
 
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptxPPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
NaufalFauzan45
 
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptxPembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
evhi2
 
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.pptKesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
RinaWulandari36
 
Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
Chenk Alie Patrician
 
Gangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksiGangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksi
Ayunina2
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Tri Astuti Utomo (iyas)
 

Similar to MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx (20)

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
 
Kespro Remaja
Kespro RemajaKespro Remaja
Kespro Remaja
 
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
1. KESPRO REMAJA_Pertemuan Posrem Juli 22.pptx
 
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptxMASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
 
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptxBLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
BLojhPjl8WKLfRGo129.pptx
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptx
 
Kespro infertilitas
Kespro infertilitasKespro infertilitas
Kespro infertilitas
 
Kesehatan_Reproduksi.pptx
Kesehatan_Reproduksi.pptxKesehatan_Reproduksi.pptx
Kesehatan_Reproduksi.pptx
 
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptxPendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita Lansia
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
 
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptxPPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
PPt Kelompok 8 fwkjefhweufhowuefhhf.pptx
 
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptxPembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
Pembekalan_Kesehatan_Reproduksi.pptx
 
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.pptKesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
 
Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
 
Gangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksiGangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksi
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 

Recently uploaded

Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptxVirtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
NersIqbal
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
ParamithaZalda1
 
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesiakeadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
RizkyAndrianiBakara2
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MeiLia12
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 

Recently uploaded (13)

Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptxVirtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
 
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesiakeadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 

MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx

  • 2.  Kemampuan (ability) : dapat berproduksi.  Keberhasilan (success) : dapat menghasilkan anak sehat yag tumbuh dan berkembang.  Keamanan (safety) : semua proses reproduksi termasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan, kontrasepi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya.
  • 3. Jadi hak reproduksi merupakan hak setiap individu/pasangan untuk mendapatkan:  Kemampuan reproduksi  Keberhasilan reproduksi  Keamanan reproduksi
  • 4.  ”Women Health”  ”Infant and Child Health”  ”Prevention and Treatment of STDs”  “Fertility Regulation”
  • 5.  Kesuburan Remaja  Seratus tahun yang lalu : mendapat haid pertama pada umur 17 tahun.  Sekarang : pada umur 12 atau kurang. Percepatan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu:  Keadaan gizi remaja masa kini, relatif lebih baik dibandingkan dengan keadaan seratus tahun yang lalu.  Rangsangan audio-visual, yang dapat mempercepat kematangan biologik, yang diterima remaja masa kini lebih banyak dibandingkan dangan seratus tahun yang lalu (misal : radio, majalah, film, dll).
  • 6.  Masalah lain yang dihadapi dalam ”Women Health” adalah masih tingginya angka kematian ibu
  • 7. Namun dalam jangka pendek, upaya penurunan AKI harus berupa intervensi terhadap pelayanan obstetri: 1. pemeriksaan antenatal bagi semua wanita hamil, dengan memakai ”risk approach”. 2. a. semua persalinan oleh tenaga terlatih b. peningkatan standar pelayanan persalinan 3. pendidikan dan pelatihan yang terus menerus bagi petugas untuk memberikan pelayanan gawat darurat serta ”esential obstetrics function” untuk bidan di desa, dokter puskesmas, serta DSOG di RS Kabupaten. 4. ”Medical audit” terhadap kematian ibu oleh ”Panitia Kematian Ibu”.
  • 8.  Setelah usia 40 tahun, seorang wanita memasuki fase klimakterium. Asal katanya climacter yang berarti tahun-tahun peralihan. Klimakterium atau usia mapan, berlangsung sari saat pramenopause (kira-kira umur 40 tahun), yaitu pada masa di mana ovarium berangsur-angsur menurun fungsinya, dan berakhir sekitar usia 55 tahun. Pada usia sekitar 49 tahun terjadi menopause (mati haid).
  • 9.  Pada masa menopause kapasitas reproduksi wanita berhenti.  Ovarium tidak lagi berfungsi, produksi hormon steroid dan peptida berangsur-angsur hilang.  Sejumlah perubahan fisiologik terjadi. Sebagian disebabkan oleh berhentinya fungsi ovarium dan sebagian lagi disebabkan proses penuaan.  Banyak wanita yang mengalami gejala dan keluhan akibat perubahan tersebut di atas. Gejala dan keluhan tersebut biasanya berangsur-angsur menghilang. Walaupun tidak menyebabkan kematian, namun menimbulkan rasa tidak nyaman dan kadang- kadang menyebabkan gangguan dalam pekerjaan sehari-hari.
  • 10.  Dalam bidang “infant and children care”, angka kematian bayi dan anak di Indonesia cenderung menurun tajam. Namun bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya masih merupakan angka yang tertinggi.
  • 11.  Sexual Transmitted Diseases (STDs) atau Penyakit Hubungan Seksual (PHS) merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi, karena cenderung meningkat dan menyebabkan dampak negatif terhadap keluarga dan keturunannya.
  • 12.  Dampak negatif yang ditimbulkannya antara lain: infertilitas, kanker serviks, bahkan dapat berakhir dengan kematian.  Beberapa jenis PHS dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kehamilan (Abortus, IUFD, BBLR), janin (kelainan bawaan) dan infeksi bayi baru lahir.
  • 13.  Sampai saat ini tidak ada satupun cara KB (kontrasepsi) tanpa kegagalan, efek samping, atau komplikasi. Memang kontrasepsi yang ideal seperti itu belum ditemukan. Di lain pihak bila petugas kesehatan dituntut untuk dapat menanggulangi setiap kegagalan, efek samping, atau komplikasi itu.
  • 14. 1. Pengertian Disfungsi Seksual  a) Definisi Disfungsi Seksual  Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual (Pangkahila, 2006).  Didefinisi secara luas, adalah ketidakmampuan untuk menikmati secara penuh hubungan seks.  Secara khusus, adalah gangguan yang terjadi pada salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons seksual yang normal (Elvira, 2006).  Sehingga disfungsi seksual dapat terjadi apabila ada gangguan dari salah satu saja siklus respon seksual.
  • 15. b) Siklus respon seksual (Kolodny, Master, Johnson, 1979)  1) Fase Perangsangan (Excitement Phase)  Perangsangan terjadi sebagai hasil dari pacuan : fisik atau psikis.  Kadang fase perangsangan ini berlangsung singkat, segera masuk ke fase plateau. pada saat yang lain terjadi lambat dan berlangsung bertahap memerlukan waktu yang lebih lama.  Pemacu dapat berasal dari rangsangan erotik maupun non erotik, seperti pandangan, suara, bau, lamunan, pikiran, dan mimpi.
  • 16.  2) Fase Plateau  Pada fase ini, bangkitan seksual mencapai derajat tertinggi yaitu sebelum mencapai ambang batas yang diperlukan untuk terjadinya orgasme.  3) Fase Orgasme  Orgasme adalah perasaan kepuasan seks yang bersifat fisik dan psikologik dalam aktivitas seks sebagai akibat pelepasan memuncaknya ketegangan seksual (sexual tension) setelah terjadi fase rangsangan yang memuncak pada fase plateau.
  • 17.  4) Fase Resolusi  Pada fase ini perubahan anatomik dan faal alat kelamin dan luar alat kelamin yang telah terjadi akan kembali ke keadaan asal.  Sehingga adanya hambatan atau gangguan pada salah satu siklus respon seksual diatas dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual.
  • 18.  Pada dasarnya disfungsi seksual dapat terjadi baik pada pria ataupun wanita, etiologi disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a) Faktor fisik  Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006).
  • 19.  Faktor usia : 1. penyakit kronis 2. Pemakaian obat-obat anti depresan
  • 20. b) Faktor psikis  Faktor psikoseksual ialah semua faktor kejiwaan yang terganggu dalam diri penderita.  Gangguan ini mencakup gangguan jiwa misalnya depresi, anxietas (kecemasan) yang menyebabkan disfungsi seksual.  Pada orang yang masih muda, sebagian besar disfungsi seksual disebabkan faktor psikoseksual. Kondisi fisik terutama organ- organnya masih kuat dan normal sehingga jarang sekali menyebabkan terjadinya disfungsi seksual (Tobing, 2006).
  • 21.  Masalah psikis meliputi perasaan bersalah, trauma hubungan seksual, kurangnya pengetahuan tentang seks, dan keluarga tidak harmonis (Susilo, 1994, Pangkahila, 2001, 2006, Richard, 1992).  Masalah psikis pd pria --) pada wanita jg
  • 22.  a) Gangguan Dorongan Seksual (GDS)  b) Gangguan ereksi  c) Gangguan ejakulasi (Pangkahila, 2007)  d) Disfungsi orgasme (Pangkahila, 2007)  e) Dispareunia (Pangkahila, 2007)
  • 23. Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut : a) Membuat diagnosa dari disfungsi seksual b) Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut c) Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual d) Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual, yang terdiri dari pengobatan bedah dan pengobatan non bedah (konseling seksual dan sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta pelatihan jasmani).
  • 24. a. Pengertian  Kaplan (2002) mengatakan parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat, biasanya berulang kali dan menakutkan.  Parafilia mengacu pada sekelompok gangguan yang melibatkan ketertarikan seksual terhadap obyek yang tidak biasa atau aktifitas seksual yang tidak biasa (Davidson dan Neale dalam Fausiah, 2003).
  • 25. b. Ciri (Nevid, 2002) :  Orang akan menunjukkan keterangsangan seksual sebagai respon yang tidak biasa.  Menurut DSM IV parafilia melibatkan dorongan dan fantasi seksual yang berulang dan kuat, bertahan selama enam bulan yang berpusat pada objek, perasaan merendahkan atau menyakiti diri atau pasangannya, atau anak-anak dan orang lain yang tidak dapat atau tidak mampu memberikan persetujuan.
  • 26. c. Jenis-jenis (Fausiah, 2003) : 1. fetihisme  fetihisme adalah ketergantungan seseorang pada objek tidak hidup untuk memperoleh rangsangan seksual. Perilaku yang ditampakkan tidak dibuat dan tidak dapat ditahan. 2. transvestic fetihisme  laki-laki terangsang secara seksual dengan menggunakan pakaian atau atribut wanita.
  • 27. 3. pedofilia  kepuasan seksual melalui kontak fisik dan seksual dengan anak pra pubertas. 4. inses  hubungan seksual dalam satu keluarga. 5. veyeurism  kepuasan melihat orang tanpa busana.
  • 28. 6. eksibision  mempertunjukkan kelaminnya pada orang lain. 7. fretteurism  menyentuh, menggosokkan alat kelamin pada paha, pantat perempuan, memegang payudara atau alat kelamin perempuan. 8. sadisme  kegemaran memperoleh kepuasan seksual dengan menimbulkan kesakitan pasangannya baik fisik, maupun psikologis.
  • 29. d. Faktor penyebab (Kaplan, 2002) : 1. psikososial, 2. organik,
  • 30. e. Penanganan :  1. pendekatan psikoanalitik,  2. pendekatan behavioral,  3. pendekatan kognitif,  4. pendekatan bilogis
  • 31.  Perilaku seksual kompulsif adalah pengulangan tindakan erotik tanpa kenikmatan.  Apakah kompulsi seksual berupa telepon seks tanpa akhir, one night stand (affair singkat) atau bermasturbasi beberapa kali dalam sehari, penderitanya seringkali melaporkan perasaan “tidak terkendali” sebelum aktivitas dan perasaan bersalah atau malu setelahnya.
  • 32.  Apapun kepuasan seksual yang dialami seseorang dari tindakan tersebut adalah dangkal dan hambar.  Pendukung teori menyatakan bahwa sebagian orang-yang mungkin dahulu disebut “womanizer”, “rakes” atau “sluts”-bukan saja berkelakuan secara kompulsif tetapi juga ketagihan terhadap seks karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan seksualnya dan akan menempatkan mereka dalam resiko atau akibat.
  • 33.  Kekerasan seksual adalah kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas. Ibarat awan dan hujan, demikianlah hubungan antar seks dan kekerasan. Di mana terdapat seks maka kekerasan hampir selalu dilahirkan.  Termasuk dalam kekerasan seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan terhadap lawan jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh pasangan.
  • 34.  Telah dikemukakan tinjauan kesehatan reproduksi di Indonesia. Untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi setiap individu dituntut untuk menghayati hak reproduksinya.  Hanya dengan cara itu ia dapat diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap risiko yang membahayakan kesehatan pada umumnya dan kesehatan reproduksi pada khususnya.