Dokumen tersebut membahas berbagai aspek kesehatan reproduksi, termasuk hak reproduksi individu, masalah kesehatan wanita dan anak, penyakit menular seksual, kontrasepsi, dan gangguan seksual seperti disfungsi seksual, parafilia, perilaku seksual kompulsif, serta kekerasan seksual.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang profil Lilin Rosyanti S.Kep.Ns.M.Kep yang merupakan dosen keperawatan. Informasi kunci meliputi latar belakang pendidikan dan pelatihan yang dimiliki Lilin Rosyanti sebagai dosen keperawatan.
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATikemaharaniw
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan reproduksi lanjut usia di masyarakat, termasuk klimakterium, andropause, dan menopause. Pelayanan kesehatan lanjut usia meliputi puskesmas santun lansia, pembinaan kelompok lanjut usia, dan posyandu lansia.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi dan organ reproduksi, perkembangan pubertas dan menstruasi, serta pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk mencegah penyakit dan konsekuensi negatif seperti kehamilan muda dan KTD.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang profil Lilin Rosyanti S.Kep.Ns.M.Kep yang merupakan dosen keperawatan. Informasi kunci meliputi latar belakang pendidikan dan pelatihan yang dimiliki Lilin Rosyanti sebagai dosen keperawatan.
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATikemaharaniw
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan reproduksi lanjut usia di masyarakat, termasuk klimakterium, andropause, dan menopause. Pelayanan kesehatan lanjut usia meliputi puskesmas santun lansia, pembinaan kelompok lanjut usia, dan posyandu lansia.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi dan organ reproduksi, perkembangan pubertas dan menstruasi, serta pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk mencegah penyakit dan konsekuensi negatif seperti kehamilan muda dan KTD.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja, termasuk tujuan dan pentingnya memberikan informasi yang benar kepada remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi serta bahaya perilaku seksual berisiko seperti kehamilan dan penyakit menular seksual."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Ibu yang sudah tua rentan mengalami mutasi kromosom karena proses penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi reproduksi.
2) Non-disjunction terjadi saat meiosis I atau II yang mengakibatkan gamet dengan kromosom lebih atau kurang dari normal.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi topik pubertas, organ reproduksi, menstruasi, dan mimpi basah. Dokumen ini menjelaskan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa pubertas serta proses reproduksi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi dan kesehatan reproduksi, organ reproduksi, pubertas, mimpi basah, dan menstruasi beserta mitos yang berkembang mengenai topik-topik tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang infertilitas dan tingkat depresi pada wanita infertil. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seks tanpa kontrasepsi, dan infertilitas dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi pada wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara infertilitas dan tingkat
Pubertas prekoks merupakan kondisi dimana masa pubertas terjadi lebih awal dari biasanya. Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan konsep asuhan keperawatan pada kasus pubertas prekoks.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi, organ reproduksi, pubertas, dan menstruasi. Dokumen juga menjelaskan pentingnya komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan reproduksi untuk mencegah masalah kesehatan seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual pada remaja.
Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait gangguan kesehatan reproduksi seperti infertilitas, penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, hormon pengganti menopause, penyakit radang panggul, dan radang genetalia.
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
Buku harian Anne Frank mendokumentasikan kehidupan keluarga Yahudi yang bersembunyi di Amsterdam dari penganiayaan Nazi, termasuk catatan perasaan dan pemikiran Anne sebagai remaja."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja, termasuk tujuan dan pentingnya memberikan informasi yang benar kepada remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi serta bahaya perilaku seksual berisiko seperti kehamilan dan penyakit menular seksual."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Ibu yang sudah tua rentan mengalami mutasi kromosom karena proses penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi reproduksi.
2) Non-disjunction terjadi saat meiosis I atau II yang mengakibatkan gamet dengan kromosom lebih atau kurang dari normal.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi topik pubertas, organ reproduksi, menstruasi, dan mimpi basah. Dokumen ini menjelaskan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa pubertas serta proses reproduksi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi dan kesehatan reproduksi, organ reproduksi, pubertas, mimpi basah, dan menstruasi beserta mitos yang berkembang mengenai topik-topik tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang infertilitas dan tingkat depresi pada wanita infertil. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seks tanpa kontrasepsi, dan infertilitas dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi pada wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara infertilitas dan tingkat
Pubertas prekoks merupakan kondisi dimana masa pubertas terjadi lebih awal dari biasanya. Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan konsep asuhan keperawatan pada kasus pubertas prekoks.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, meliputi pengertian reproduksi, organ reproduksi, pubertas, dan menstruasi. Dokumen juga menjelaskan pentingnya komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan reproduksi untuk mencegah masalah kesehatan seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual pada remaja.
Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait gangguan kesehatan reproduksi seperti infertilitas, penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, hormon pengganti menopause, penyakit radang panggul, dan radang genetalia.
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
Buku harian Anne Frank mendokumentasikan kehidupan keluarga Yahudi yang bersembunyi di Amsterdam dari penganiayaan Nazi, termasuk catatan perasaan dan pemikiran Anne sebagai remaja."
Similar to MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx (20)
2. Kemampuan (ability) : dapat berproduksi.
Keberhasilan (success) : dapat menghasilkan
anak sehat yag tumbuh dan berkembang.
Keamanan (safety) : semua proses reproduksi
termasuk hubungan seks, kehamilan,
persalinan, kontrasepi, dan abortus
seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang
berbahaya.
3. Jadi hak reproduksi merupakan hak setiap
individu/pasangan untuk mendapatkan:
Kemampuan reproduksi
Keberhasilan reproduksi
Keamanan reproduksi
4. ”Women Health”
”Infant and Child Health”
”Prevention and Treatment of STDs”
“Fertility Regulation”
5. Kesuburan Remaja
Seratus tahun yang lalu : mendapat haid pertama pada
umur 17 tahun.
Sekarang : pada umur 12 atau kurang.
Percepatan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu:
Keadaan gizi remaja masa kini, relatif lebih baik
dibandingkan dengan keadaan seratus tahun yang lalu.
Rangsangan audio-visual, yang dapat mempercepat
kematangan biologik, yang diterima remaja masa kini
lebih banyak dibandingkan dangan seratus tahun yang lalu
(misal : radio, majalah, film, dll).
6. Masalah lain yang dihadapi dalam ”Women
Health” adalah masih tingginya angka
kematian ibu
7. Namun dalam jangka pendek, upaya penurunan AKI harus
berupa intervensi terhadap pelayanan obstetri:
1. pemeriksaan antenatal bagi semua wanita hamil, dengan
memakai ”risk approach”.
2. a. semua persalinan oleh tenaga terlatih
b. peningkatan standar pelayanan persalinan
3. pendidikan dan pelatihan yang terus menerus bagi
petugas untuk memberikan pelayanan gawat darurat serta
”esential obstetrics function” untuk bidan di desa, dokter
puskesmas, serta DSOG di RS Kabupaten.
4. ”Medical audit” terhadap kematian ibu oleh ”Panitia
Kematian Ibu”.
8. Setelah usia 40 tahun, seorang wanita
memasuki fase klimakterium. Asal katanya
climacter yang berarti tahun-tahun peralihan.
Klimakterium atau usia mapan, berlangsung
sari saat pramenopause (kira-kira umur 40
tahun), yaitu pada masa di mana ovarium
berangsur-angsur menurun fungsinya, dan
berakhir sekitar usia 55 tahun. Pada usia
sekitar 49 tahun terjadi menopause (mati
haid).
9. Pada masa menopause kapasitas reproduksi wanita
berhenti.
Ovarium tidak lagi berfungsi, produksi hormon
steroid dan peptida berangsur-angsur hilang.
Sejumlah perubahan fisiologik terjadi. Sebagian
disebabkan oleh berhentinya fungsi ovarium dan
sebagian lagi disebabkan proses penuaan.
Banyak wanita yang mengalami gejala dan keluhan
akibat perubahan tersebut di atas. Gejala dan
keluhan tersebut biasanya berangsur-angsur
menghilang. Walaupun tidak menyebabkan kematian,
namun menimbulkan rasa tidak nyaman dan kadang-
kadang menyebabkan gangguan dalam pekerjaan
sehari-hari.
10. Dalam bidang “infant and children care”,
angka kematian bayi dan anak di Indonesia
cenderung menurun tajam. Namun bila
dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya
masih merupakan angka yang tertinggi.
11. Sexual Transmitted Diseases (STDs) atau
Penyakit Hubungan Seksual (PHS) merupakan
salah satu masalah kesehatan reproduksi,
karena cenderung meningkat dan
menyebabkan dampak negatif terhadap
keluarga dan keturunannya.
12. Dampak negatif yang ditimbulkannya antara
lain: infertilitas, kanker serviks, bahkan dapat
berakhir dengan kematian.
Beberapa jenis PHS dapat menyebabkan
dampak negatif terhadap kehamilan (Abortus,
IUFD, BBLR), janin (kelainan bawaan) dan
infeksi bayi baru lahir.
13. Sampai saat ini tidak ada satupun cara KB
(kontrasepsi) tanpa kegagalan, efek samping,
atau komplikasi. Memang kontrasepsi yang
ideal seperti itu belum ditemukan. Di lain
pihak bila petugas kesehatan dituntut untuk
dapat menanggulangi setiap kegagalan, efek
samping, atau komplikasi itu.
14. 1. Pengertian Disfungsi Seksual
a) Definisi Disfungsi Seksual
Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya
gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi
seksual (Pangkahila, 2006).
Didefinisi secara luas, adalah ketidakmampuan untuk
menikmati secara penuh hubungan seks.
Secara khusus, adalah gangguan yang terjadi pada
salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons
seksual yang normal (Elvira, 2006).
Sehingga disfungsi seksual dapat terjadi apabila ada
gangguan dari salah satu saja siklus respon seksual.
15. b) Siklus respon seksual (Kolodny, Master,
Johnson, 1979)
1) Fase Perangsangan (Excitement Phase)
Perangsangan terjadi sebagai hasil dari pacuan :
fisik atau psikis.
Kadang fase perangsangan ini berlangsung
singkat, segera masuk ke fase plateau. pada saat
yang lain terjadi lambat dan berlangsung
bertahap memerlukan waktu yang lebih lama.
Pemacu dapat berasal dari rangsangan erotik
maupun non erotik, seperti pandangan, suara,
bau, lamunan, pikiran, dan mimpi.
16. 2) Fase Plateau
Pada fase ini, bangkitan seksual mencapai derajat
tertinggi yaitu sebelum mencapai ambang batas
yang diperlukan untuk terjadinya orgasme.
3) Fase Orgasme
Orgasme adalah perasaan kepuasan seks yang
bersifat fisik dan psikologik dalam aktivitas seks
sebagai akibat pelepasan memuncaknya
ketegangan seksual (sexual tension) setelah
terjadi fase rangsangan yang memuncak pada
fase plateau.
17. 4) Fase Resolusi
Pada fase ini perubahan anatomik dan faal
alat kelamin dan luar alat kelamin yang telah
terjadi akan kembali ke keadaan asal.
Sehingga adanya hambatan atau gangguan
pada salah satu siklus respon seksual diatas
dapat menyebabkan terjadinya disfungsi
seksual.
18. Pada dasarnya disfungsi seksual dapat terjadi
baik pada pria ataupun wanita, etiologi
disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a) Faktor fisik
Gangguan organik atau fisik dapat terjadi
pada organ, bagian-bagian badan tertentu
atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang
sedang terganggu dapat menyebabkan
disfungsi seksual dalam berbagai tingkat
(Tobing, 2006).
19. Faktor usia :
1. penyakit kronis
2. Pemakaian obat-obat anti depresan
20. b) Faktor psikis
Faktor psikoseksual ialah semua faktor kejiwaan
yang terganggu dalam diri penderita.
Gangguan ini mencakup gangguan jiwa misalnya
depresi, anxietas (kecemasan) yang
menyebabkan disfungsi seksual.
Pada orang yang masih muda, sebagian besar
disfungsi seksual disebabkan faktor
psikoseksual. Kondisi fisik terutama organ-
organnya masih kuat dan normal sehingga jarang
sekali menyebabkan terjadinya disfungsi seksual
(Tobing, 2006).
21. Masalah psikis meliputi perasaan bersalah,
trauma hubungan seksual, kurangnya
pengetahuan tentang seks, dan keluarga
tidak harmonis (Susilo, 1994, Pangkahila,
2001, 2006, Richard, 1992).
Masalah psikis pd pria --) pada wanita jg
22. a) Gangguan Dorongan Seksual (GDS)
b) Gangguan ereksi
c) Gangguan ejakulasi (Pangkahila, 2007)
d) Disfungsi orgasme (Pangkahila, 2007)
e) Dispareunia (Pangkahila, 2007)
23. Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual
pada pria dan wanita adalah sebagai berikut :
a) Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
b) Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
c) Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi
seksual
d) Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual,
yang terdiri dari pengobatan bedah dan
pengobatan non bedah (konseling seksual dan
sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta
pelatihan jasmani).
24. a. Pengertian
Kaplan (2002) mengatakan parafilia adalah
gangguan seksual yang ditandai oleh
khayalan seksual yang khusus dan desakan
serta praktek seksual yang kuat, biasanya
berulang kali dan menakutkan.
Parafilia mengacu pada sekelompok
gangguan yang melibatkan ketertarikan
seksual terhadap obyek yang tidak biasa atau
aktifitas seksual yang tidak biasa (Davidson
dan Neale dalam Fausiah, 2003).
25. b. Ciri (Nevid, 2002) :
Orang akan menunjukkan keterangsangan
seksual sebagai respon yang tidak biasa.
Menurut DSM IV parafilia melibatkan
dorongan dan fantasi seksual yang berulang
dan kuat, bertahan selama enam bulan yang
berpusat pada objek, perasaan merendahkan
atau menyakiti diri atau pasangannya, atau
anak-anak dan orang lain yang tidak dapat
atau tidak mampu memberikan persetujuan.
26. c. Jenis-jenis (Fausiah, 2003) :
1. fetihisme
fetihisme adalah ketergantungan seseorang
pada objek tidak hidup untuk memperoleh
rangsangan seksual. Perilaku yang
ditampakkan tidak dibuat dan tidak dapat
ditahan.
2. transvestic fetihisme
laki-laki terangsang secara seksual dengan
menggunakan pakaian atau atribut wanita.
27. 3. pedofilia
kepuasan seksual melalui kontak fisik dan
seksual dengan anak pra pubertas.
4. inses
hubungan seksual dalam satu keluarga.
5. veyeurism
kepuasan melihat orang tanpa busana.
28. 6. eksibision
mempertunjukkan kelaminnya pada orang
lain.
7. fretteurism
menyentuh, menggosokkan alat kelamin pada
paha, pantat perempuan, memegang
payudara atau alat kelamin perempuan.
8. sadisme
kegemaran memperoleh kepuasan seksual
dengan menimbulkan kesakitan pasangannya
baik fisik, maupun psikologis.
31. Perilaku seksual kompulsif adalah
pengulangan tindakan erotik tanpa
kenikmatan.
Apakah kompulsi seksual berupa telepon
seks tanpa akhir, one night stand (affair
singkat) atau bermasturbasi beberapa kali
dalam sehari, penderitanya seringkali
melaporkan perasaan “tidak terkendali”
sebelum aktivitas dan perasaan bersalah atau
malu setelahnya.
32. Apapun kepuasan seksual yang dialami
seseorang dari tindakan tersebut adalah
dangkal dan hambar.
Pendukung teori menyatakan bahwa sebagian
orang-yang mungkin dahulu disebut
“womanizer”, “rakes” atau “sluts”-bukan saja
berkelakuan secara kompulsif tetapi juga
ketagihan terhadap seks karena mereka tidak
memiliki kemampuan untuk mengendalikan
dorongan seksualnya dan akan menempatkan
mereka dalam resiko atau akibat.
33. Kekerasan seksual adalah kekerasan yang
terjadi karena persoalan seksualitas. Ibarat
awan dan hujan, demikianlah hubungan antar
seks dan kekerasan. Di mana terdapat seks
maka kekerasan hampir selalu dilahirkan.
Termasuk dalam kekerasan seksual adalah
perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan
dan perendahan terhadap lawan jenis),
penjualan anak perempuan untuk prostitusi,
dan kekerasan oleh pasangan.
34. Telah dikemukakan tinjauan kesehatan
reproduksi di Indonesia. Untuk meningkatkan
status kesehatan reproduksi setiap individu
dituntut untuk menghayati hak
reproduksinya.
Hanya dengan cara itu ia dapat diharapkan
dapat melakukan pencegahan terhadap risiko
yang membahayakan kesehatan pada
umumnya dan kesehatan reproduksi pada
khususnya.