Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...Easter Tawy
Tugas Kelompok Power Point Presentation Teknologi DNA "Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) Dengan Metode Molekular Di Sungai Cikijing Rancaekek, Jawa Barat"
Pemanfaatan pasir pantai sebagai sumber silika untuk pembuatan adsorben logam...Emma Riani
Teknik imprinted ionic didasarkan pada kopolimerisasi dan monomer baik terisolasi maupun non isolasi atau ion kompleks dengan agen pengikat silang (Rao et al., 2004). Melalui pendekatan tersebut gugus ligan yang sesuai akan berinteraksi dengan ion logam untuk membentuk kompleks yang kemudian dilapisi dalam polimer melalui pengikatan silang. Selanjutnya ion logam dilepaskan dan terbentuk templat, akibatnya apabila terjadi interaksi dengan ion logam yang samadapat meningkatkan pengikatan yang lebih kuat dan juga selektivitas terhadap ion logam tersebut. Selektivitas ini terjadi karena beberapa faktor: (1) adanya interaksi spesifik antara ion logam dan ligan, (2) bentuk geometri koordinasi dan bilangan koordinasi ion logam yang sesuai dengan templat, (3) muatan ion logam, (4) ukuran ion logam
Studi Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) dalam pengelolaan Air Asam Tambang (A...Ferdian234
Meskipun mengalami gejolak yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir sebagai dampak dari isu pemanasan global dan deforestasi industri, batubara masih tetap menjadi sumber pembangkit listrik yang menonjol dan salah satu akar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Permasalahan yang kemudian menjadi salah satu isu lingkungan yang melingkupi industri batubara adalah residu pembakaran batubara berupa abu yang kemudian dikenal dengan fly ash (FA) dan bottom ash (BA). FA adalah residu anorganik yang berasal dari pembakaran batubara dengan suhu pembakaran 400 - 1500 OC. Sifat fisik yang terdapat pada FA yang dibutuhahkan tanah diantaranya bulk density, porosity, hydraulic conductivity, specific gravity, dan waterholding capacity. Selain nilai pH yang alkaline (>7) secara kimiawi FA kaya akan unsur Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na dimana unsur ini sangat berguna pada proses cation exchange capacity. Hal tersebut yang membuat FA sangat potensial dijadikan sebagai bahan amelioran untuk tanah yang secara fisiko-kimia kulitasnya terganggu. Namun, yang harus dijaga adalah sumber batubara induk. Karena salah satu penyebab perbedaan komposisi FA adalah jenis batubara induk. Perbedaan komposisi FA ini tidak bisa dihindari meskipun berasal dari PLTU dengan sistem pembakaran yang sama.
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...Easter Tawy
Tugas Kelompok Power Point Presentation Teknologi DNA "Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) Dengan Metode Molekular Di Sungai Cikijing Rancaekek, Jawa Barat"
Pemanfaatan pasir pantai sebagai sumber silika untuk pembuatan adsorben logam...Emma Riani
Teknik imprinted ionic didasarkan pada kopolimerisasi dan monomer baik terisolasi maupun non isolasi atau ion kompleks dengan agen pengikat silang (Rao et al., 2004). Melalui pendekatan tersebut gugus ligan yang sesuai akan berinteraksi dengan ion logam untuk membentuk kompleks yang kemudian dilapisi dalam polimer melalui pengikatan silang. Selanjutnya ion logam dilepaskan dan terbentuk templat, akibatnya apabila terjadi interaksi dengan ion logam yang samadapat meningkatkan pengikatan yang lebih kuat dan juga selektivitas terhadap ion logam tersebut. Selektivitas ini terjadi karena beberapa faktor: (1) adanya interaksi spesifik antara ion logam dan ligan, (2) bentuk geometri koordinasi dan bilangan koordinasi ion logam yang sesuai dengan templat, (3) muatan ion logam, (4) ukuran ion logam
Studi Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) dalam pengelolaan Air Asam Tambang (A...Ferdian234
Meskipun mengalami gejolak yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir sebagai dampak dari isu pemanasan global dan deforestasi industri, batubara masih tetap menjadi sumber pembangkit listrik yang menonjol dan salah satu akar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Permasalahan yang kemudian menjadi salah satu isu lingkungan yang melingkupi industri batubara adalah residu pembakaran batubara berupa abu yang kemudian dikenal dengan fly ash (FA) dan bottom ash (BA). FA adalah residu anorganik yang berasal dari pembakaran batubara dengan suhu pembakaran 400 - 1500 OC. Sifat fisik yang terdapat pada FA yang dibutuhahkan tanah diantaranya bulk density, porosity, hydraulic conductivity, specific gravity, dan waterholding capacity. Selain nilai pH yang alkaline (>7) secara kimiawi FA kaya akan unsur Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na dimana unsur ini sangat berguna pada proses cation exchange capacity. Hal tersebut yang membuat FA sangat potensial dijadikan sebagai bahan amelioran untuk tanah yang secara fisiko-kimia kulitasnya terganggu. Namun, yang harus dijaga adalah sumber batubara induk. Karena salah satu penyebab perbedaan komposisi FA adalah jenis batubara induk. Perbedaan komposisi FA ini tidak bisa dihindari meskipun berasal dari PLTU dengan sistem pembakaran yang sama.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
2. 1. Air Asam Tambang sangat berbahaya bagi
lingkungan :
Terjadi penurunan pH sehingga
meningkatkan kelarutan logam (Tan,
1993) dan logam berat (Hards and
Higgins, 2004)
2. Sudah banyak penelitian AAT
(geokimia, physic treatment,
mikrobiologi) tetapi belum ada
penelitian yang memodelkan
lapisan batuan untuk mengetahui
potensi pembentukan AAT ditinjau dari
piritnya.
MENGAPA PENELITIAN INI PERLU DILAKUKAN ?
3. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran
sifat-sifat fisik lapisan batuan melalui pengukuran di lapangan dan
analisis di laboratorium sehingga dapat ditentukan potensi
pembentukan air asam tambang.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi
perusahaan pertambangan sebelum melakukan penambangan
batubara sehingga dapat mengantisipasi pencemaran lingkungan
b. Membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
karena hasil penelitian ini menjadi alternatif yang murah tetapi
memiliki resolusi yang tinggi dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan
7. Gambar. Hasil SEM EDS Untuk Lapisan
Claystone BK 206
Terlihat bahwa unsur yang
dominan pada batuan claystone
BK 206 PIT 3 timur adalah Si
dan Al. Spesimen claystone
BK206 dikarakterisasi oleh
material relatif porous.
Sedangkan unsur Mo dan S
masing-masing 4.74 % dan
0.93 %. Artinya pada sampel
tersebut terdapat mineral
sulfida tetapi bukan mineral
pirit melainkan mineral MoS2
(Molybdenite).
8. KESIMPULAN
• Dari hasil SEM-EDS terlihat bahwa kandungan Si yang
paling dominan dan mineral walaupun persen massa S
(sulfur) lebih kecil dari Si tetapi cukup besar
mempengaruhi terbentuknya AAT. Hal ini disebabkan
karena mineral S berasosiasi dengan unsur-unsur lain
seperti Mo (Molibdenite), Fe (pirit), Cu (Covellite)
9. PUBLIKASI
• 1. SEMINAR NASIONAL AVOER TAHUN,
• 28 NOVEMBER 2013
• 2. SEMINAR INTERNASIONAL SISEEST,
• 10-11 SEPTEMBER 2014
• 3. BUKU “GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK’
1. Sedang diterbitkan oleh Penerbit ANDI OFFSET
BAB1 : 40 HAL BAB 7 : 6 HAL
BAB 2 : 24 HAL BAB 8 : 26 HAL
BAB 3 : 36 HAL BAB 9 : 12 HAL
BAB 4 : 8 HAL BAB 10 : 14 HAL
BAB 5 : 25 HAL BAB 11 : 23 HAL
BAB 6 : 20 HAL BAB 12 : 4 HAL
Tan, K.H. 1993. Principles of Soil Chemistry. Marceland Dekker. NewYork.
Hards, B.C. and J.P. Higgins. 2004. Bioremediation of Acid Rock Drainage Using SRB. Jacques Whit Environment Limited. Ontario