Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk contoh seperti gonorea, klamidia, sifilis, HIV dan AIDS. Gejala dan tanda penyakit juga dijelaskan. Pentingnya deteksi dini dan pengobatan juga ditekankan, serta dampak penyakit tersebut terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Gaya hidup sehat yang dianjurkan untuk menceg
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Hanya sebagian kecil remaja yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang proses kehamilan, IMS, dan HIV/AIDS. Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor yang berkontribusi pada penularan IMS dan HIV/AIDS serta dampak sosial yang ditimbulkan.
Berbagai infeksi menular seksual (IMS) dapat menular melalui kontak seksual dan mencakup bakteri dan virus seperti klamidia, gonore, herpes genital, HPV, dan sifilis. Remaja dan dewasa muda memiliki risiko tertinggi terkena IMS karena ketidaktahuan dan tidak menggunakan perlindungan seksual. Pencegahan melalui abstinensi dan monogami serta penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, termasuk penyakit menular seumur hidup. Juga memberikan data kasus HIV dan AIDS di Indonesia serta penjelasan tentang proses infeksi HIV, gejala, dan cara pencegahannya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk contoh seperti gonorea, klamidia, sifilis, HIV dan AIDS. Gejala dan tanda penyakit juga dijelaskan. Pentingnya deteksi dini dan pengobatan juga ditekankan, serta dampak penyakit tersebut terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Gaya hidup sehat yang dianjurkan untuk menceg
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Hanya sebagian kecil remaja yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang proses kehamilan, IMS, dan HIV/AIDS. Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor yang berkontribusi pada penularan IMS dan HIV/AIDS serta dampak sosial yang ditimbulkan.
Berbagai infeksi menular seksual (IMS) dapat menular melalui kontak seksual dan mencakup bakteri dan virus seperti klamidia, gonore, herpes genital, HPV, dan sifilis. Remaja dan dewasa muda memiliki risiko tertinggi terkena IMS karena ketidaktahuan dan tidak menggunakan perlindungan seksual. Pencegahan melalui abstinensi dan monogami serta penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, termasuk penyakit menular seumur hidup. Juga memberikan data kasus HIV dan AIDS di Indonesia serta penjelasan tentang proses infeksi HIV, gejala, dan cara pencegahannya.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan AIDS. AIDS adalah sindrom yang ditandai dengan kelemahan sistem kekebalan setelah dirusak oleh virus HIV. HIV dan AIDS berbeda di mana HIV belum menunjukkan gejala sedangkan AIDS sudah menunjukkan gejala penyakit akibat sistem kekebalan yang lemah. HIV menular melalui darah, cairan vagina, dan sperma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai HIV/AIDS, cara penularannya, gejala, pencegahan, dan tes HIV. Dokumen tersebut juga membahas mengenai narkoba dan hubungannya dengan penyebaran HIV/AIDS serta informasi lebih lanjut tentang layanan konseling dan tes HIV secara sukarela.
Penularan AIDS di Provinsi Kepri disebabkan oleh perilaku seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dibutuhkan kesadaran akan bahaya virus HIV, menghindari hubungan seks tidak aman, serta meningkatkan iman dan amal shaleh.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan individu rentan terhadap infeksi dan kanker yang biasanya tidak berbahaya. Penularan AIDS di Provinsi Kepri terjadi melalui seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial, sehingga daerah ini mengalami peningkatan kasus HIV/AIDS setiap tahunnya. Pencegahan yang disarankan adalah meningkatkan iman, menghindari hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk definisi, contoh penyakitnya yang disebabkan virus, bakteri dan parasit, gejala dan pencegahan, serta tindakan yang harus dilakukan jika terinfeksi.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan AIDS. AIDS adalah sindrom yang ditandai dengan kelemahan sistem kekebalan setelah dirusak oleh virus HIV. HIV dan AIDS berbeda di mana HIV belum menunjukkan gejala sedangkan AIDS sudah menunjukkan gejala penyakit akibat sistem kekebalan yang lemah. HIV menular melalui darah, cairan vagina, dan sperma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai HIV/AIDS, cara penularannya, gejala, pencegahan, dan tes HIV. Dokumen tersebut juga membahas mengenai narkoba dan hubungannya dengan penyebaran HIV/AIDS serta informasi lebih lanjut tentang layanan konseling dan tes HIV secara sukarela.
Penularan AIDS di Provinsi Kepri disebabkan oleh perilaku seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dibutuhkan kesadaran akan bahaya virus HIV, menghindari hubungan seks tidak aman, serta meningkatkan iman dan amal shaleh.
Dokumen tersebut membahas tentang konseling kesehatan reproduksi remaja dan program-program pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe, PIK-R, PKPR, dan UKS yang bertujuan untuk memberikan edukasi, konseling, dan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada remaja agar terhindar dari risiko kehamilan, IMS, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan individu rentan terhadap infeksi dan kanker yang biasanya tidak berbahaya. Penularan AIDS di Provinsi Kepri terjadi melalui seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial, sehingga daerah ini mengalami peningkatan kasus HIV/AIDS setiap tahunnya. Pencegahan yang disarankan adalah meningkatkan iman, menghindari hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk definisi, contoh penyakitnya yang disebabkan virus, bakteri dan parasit, gejala dan pencegahan, serta tindakan yang harus dilakukan jika terinfeksi.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
3. Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
4. Kasus yang mengancam :
• meningkatnya aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD), penyakit menular
seksual (PMS)
• PMS → gonorhoe, sifilis, HIV/AIDS langsung berkaitan dg alat reproduksi
• Informasi tentang kesehatan reproduksi → penting menentukan sikap dan
tingkah laku bertanggungjawab mengenai proses reproduksi
• Mampu mencegah atau mengobati terhadap permasalahan sistem
reproduksi.
5. roduksi
2. Penyakit menular HIV/AIDS dan dampaknya → kesehatan reproduksi
3. Mendewasakan usia kawin dan perencanaan kehamilan
4. Pengaruh sosial dan media → perilaku seksual
5. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya
6. Kemampuan berkomunikasi → katakan tidak terhadap hal- hal yang negatif
7. Persiapan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
6. Pemeriksaan atau skrining kesehatan reproduksi penting dilaksanakan untuk
mengetahui secara dini kualitas kesehatan reproduksi. Berikut beberapa jenis
pemeriksaan kesehatan reproduksi :
•
•
•
7. Skrining Marital
Skrining marital merupakan serangkaian tes kesehatan reproduksi yang
dilakukan saat memasuki tahap perkawinan. Adapun serangkaian tes
yang dilakukan antara lain:
° Pemeriksaan Fisik
° Pemeriksaan Penyakit Hereditas
° Pemeriksaan Penyakit Menular
° Pemeriksaan Organ Reproduksi
° Pemeriksaan Alergi
8. Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Orang yang
berisiko terkena PMS adalah orang yang suka
berganti-ganti pasangan seksual dan orang yang
mempunyai satu pasangan seksual namun pasangan
seksualnya berganti-ganti pasangan. Adapun beberapa
penyakit menular seksual yang kerap kali ditemukan
antara lain :
9. • Gonnorhea
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri. Gejala pada
laki-laki antara lain nyeri saat kencing, keluar
nanah, gatal dan perih saat BAK. Sedangkan
gejala pada wanita yaitu sebagian besar (60-
80%) tidak ada gejala atau keluar nanah saat
BAK.
• Infeksi Chlamydia
Infeksi disebabkan oleh bakteri. Gejala dari
infeksi ini mirip dengan gonnorhea namun lebih
ringan.
10. • Sifilis (Raja Singa)
Sifilis disebabkan oleh bakteri. Gejalanya yaitu luka pada
kemaluan yang tidak nyeri dan berwarna kemerahan, bias disertai
pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh, bercak merah pada kulit
yang tidak khas, hilangnya kontrol saraf dan akibatnya dapat
mengalami pikun dan sering ngompol.
• Herpes Genitalis
Infeksi ini disebabkan oleh virus. Gejalanya timbul gerombolan bintil-
bintil berukuran kecil, bias berisi air atau darah terutama pada pasien
penderita HIV.
11. •
•Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh jamur, gejalanya yaitu keluarnya
cairan yang mudah menggumpal, berwarna putih dengan rasa
gatak yang hebat yang dirasakan di dalam dan di luar vagina.
Seseorang dengan candidiasis patut dicurigai menderita HIV bila
candidiasis sangat parah dan muncul di daerah mulut atau di sisi
dalam pipi.
12. •HIV/AIDS termasuk Penyakit Menular Seksual, Menular lewat
cairan tubuh antara lain cairan mani, cairan vagina, produk darah
dan air susu. Penularannya melalui hubungan seksual dan
penggunaan jarum suntik bekas, dari ibu hamil ke janinnya.
Pengidap HIV/AIDS dapat terlihat normal dan baik-baik saja.
Orang yang baru saja tertular HIV sudah langsung dapat
menularkan ke orang lain.
13. Pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), Penyakit Menular
Seksual (PMS) dan HIV/AIDS menggunakan metode ABCDE yaitu
antara lain :
A = Absen yaitu tidak berhubungan seksual saat jauh dari pasangan
B = Be faithful (setia) yaitu tidak berganti-ganti pasangan
C = Condom yaitu memakai kondom saat melakukan hubungan
seksual
D = Drugs yaitu tidak menggunakan narkoba
E = Education yaitu aktif mencari informasi yang benar
Pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
14. Adapun cara menjaga kesehatan reproduksi antara lain :
• Ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
• Tidak memakai pakaian dalam yang ketat dan berbahan sintetik
• Bersihkan organ reproduksi luar dari arah depan ke belakang,
gunakan air bersih dan keringkan
• Tidak terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina
• Jangan menggunakan panty liner dalam waktu lama
• Ganti pembalut setiap 4 jam sekali
• Bagi laki-laki, sebaiknya disunat
15. Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri
saja tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan
mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat agar tidak
terjerumus ke pergaulan yang salah yang merugikan bagi remaja.
Intinya kita harus menyadari bahaya dan kesehatan sistem reproduksi
kita sedini mungkin untuk mencegah penyakit yang di timbulkan dari
sistem reproduksi tersebut semakin meluas, dan dapat di jadikan
pelajaran untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar
lebih waspada terhadap kesehatan sistem reproduksi.