Kampung Adat Cikondang terletak di desa Lamajang, kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung. Desa ini memiliki luas 2.516 hektar yang sebagian besar digunakan untuk pertanian. Kampung ini dinamai dari sebuah mata air yang ditumbuhi pohon besar bernama Kondang. Bumi Adat Cikondang merupakan tempat keramat yang meliputi rumah, halaman, hutan, sawah, dan ladang keramat.
2. Bagaimana Letak Administratif Kampung Adat Cikondang
• Kampung Adat Cikondang secara administrasi terletak di dalam wilayah
desa Lamajang kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung.
• Desa ini memiliki luas tanah sebesar 2.516,096 hektar yang diperuntukkan
jalan sepanjang 2,5 kilometer, sawah dan ladang 1.325.028 hektar,
bangunan umum 9.000 hektar, empang 5.000 hektar, perumahan 438.060
hektar, jalur hijau 12.000 hektar, pekuburan 5.000 hektar; dan lain-lain
seluas 516.000 hektar.
• Lokasi ini terdapat di perbukitan Bandung selatan dengan memiliki
ketinggian tanah dari permukaan laut 6000 meter, banyaknya curah hujan
2.000 milimeter pertahun, tofografi yang tinggi, dan suhu udara rata-rata
23oC.
• Dengan kondisi geografis demikian menyebabkan daerah ini berhawa dingin
dan lembab yang cocok untuk pertanian, hal ini terbukti dari peruntukkan
tanah di desa Lamajang, lahan tanah yang paling banyak dipakai adalah
untuk keperluan pertanian sawah dan ladang.
3. Bagaimana Asal – usul Kampung Adat Cikondang
• Menurut sejarahnya, di daerah ini terdapat seke (mata air) yang ditumbuhi
pohon besar yang dinamakan Kondang.
• Oleh karena itu selanjutnya tempat ini dinamakan Cikondang atau
kampung Cikondang.
• Nama itu perpaduan antara sumber air dan pohon Kondang. "Ci" berasal
dari kependekan kata "cai" artinya air (sumber air), sedangkan "kondang"
adalah nama pohon tersebut.
• Untuk menyatakan kapan dan siapa yang mendirikan kampung Cikondang
sangat sulit untuk dipastikan.
• Namun, masyarakat meyakini bahwa karuhun (leluhur) mereka adalah
salah seorang wali yang menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.
• Mereka memanggilnya dengan sebutan Uyut Pameget dan Uyut Istri yang
diyakini membawa berkah dan dapat ngauban (melindungi) anak cucunya.
4. Bagaimana Asal – usul Bumi Adat Cikondang
• Istilah "Bumi Adat" terlontar dari Anom Rumya yang menjadi kuncen atau
ketua adat di kampung ini.
• Nama lain dari Bumi Adat adalah Bumi Keramat; karena tempat ini
dipercayai sebagai tempat yang harus dikeramatkan sampai kapanpun.
• Adapun aparat desa dan peni¬lik kebudayaan dari Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupa¬ten Bandung menyebutnya "Rumah
Antik".
• Bumi Adat selain berupa bangunan rumah juga meliputi halaman, hutan
keramat, sawah, dan ladang keramat.
• Halaman Bumi adat tidak terlalu besar, di depan bangunan ada tampian;
kolam kecil tempat mencuci, kamar mandi (jamban) yang berupa pancuran,
leuit (lum¬bung), dan berbagai tanaman yang dapat digolongkan ke dalam
apotek hidup dan dapur hidup seperti jahe, koneng, cikur, dan sebagainya.