SlideShare a Scribd company logo
Diklat Calon Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan V Tahun 2021
Klasifikasi
Pembahasan
Cara mempermudah dan mempercepat pencarian bahan pustaka
atau dokumen
Klasifikasi 01
Kegiatan menyelesaikan fisik dan kelengkapan koleksi
Pascapengatalogan 02
Klasifikasi
Klasifikasi
Klasifikasi
Klasifikasi
Perpustakaan
Sekolah X
020
SUL
p
Notasi Klasifikasi
3 huruf awal nama
penanggung jawab
1 huruf awal dari
judul
Bagan Klasifikasi
Klasifikasi Kolon (Colon Classification)
UDC (Universal Decimal Classification
DDC (Dewey Decimal Classification)
Unsur-unsur Pokok DDC
1.Sistematika, merupakan pembagian ilmu pengetahuan yang
dituangkan dalam suatu bagan yang lengkap
1.Notasi, terdiri dari serangkaian simbol berupa angka yang
mewakili serangkaian istilah yang ada pada bagan.
1.Indeks relatif, terdiri dari topik-topik dengan perincian
aspeknya yang disusun secara alfabetis
1.Tabel, merupakan serangkaian notasi khusus yang digunakan
untuk menyatakan aspek tertentu yang terdapat dalam suatu
subjek
Sistem Klasifikasi DDC
Utama • 10
Kelas
Devisi • 100
Kelas
Seksi • 1000
Kelas
Subseksi • 10000
Kelas
Bagan DDC
• Karya umum (Generalia)
000
• Filsafat, psikologi dan disiplin ilmu yang terkait
100
• Agama
200
• Ilmu-ilmu Sosial
300
• Bahasa
400
• Ilmu-ilmu murni (Sains)
500
• Teknologi
600
• Kesenia
700
• Kesusasteraan
800
• Geografi dan Sejarah
900
Bagan DDC
Ilmu-ilmu Sosial
300
Statistik
310
Ilmu Politik
320
Ekonomi
330
Hukum
340
Administrasi
350
Layanan
Sosial
360
Pendidikan
370
Perdagangan,
dll
380
Adat
istiadat
390
Pend. Secara
Umum
371
Pendidikan
Dasar
372
…
dst
371.1 371.2 371.dst
Indeks Relatif
Untuk membantu mencari notasi suatu subjek dalam DDC terdapat Indeks Relatif. Pada indek
relatif ini terdaftar sejumlah istilah yang disusun abjad. Istilah tersebut mengacu ke notasi yang
terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini didaftar sinonim untuk suatu istilah, hubungan-
hubungannya dengan subjek lainnya.
Contoh : Theater 792
accounting 657.84
elementary education 372. 66
Influence on crime 364.254
religious significance 203.7
Christianity 246.72
Sociology 306.484 8
Dengan demikian bila suatu subjek telah ditemukan dalam indeks relatif, hendaklah ditentukan
lebih lanjut aspek dari subjek yang bersangkutan. Subjek ‘theatre’ dapat dilihat dari aspek
akutansi, pendidikan, agama, sosiologi dan lain sebagainya. Masing- masingnya memiliki notasi
yang berbeda.
Tabel
Subdivisi standar (Standard
subdivision)
Subdivisi Wilayah, Periode
Sejarah, Biografi (Geographic
Areas, Historical Periods,
Biography)
Subdivisi untuk Seni, Sastra
dan bentuk Kesusasteran
khusus (Subdivisions for Arts,
for Individual Literatures, for
Specific Literary Forms)
Subdivisi Bahasa dan
Kelompok Bahasa (Subdivision
of Individual Languages and
Language Families)
Subdivisi Etnik, Kebangsaan
(Ethnic, National Groups)
Subdivisi Bahasa-bahasa
(Languages)
Subdivisi Standar
Apabila dalam bagan tidak terdapat
instruksi bagaimana cara penggunaan dan
penambahan Tabel 1, hal ini berarti bahwa
notasi tersebut dapat ditambahkan dengan
notasi yang terdapat di dalam Tabel 1.
Misalnya:
332.1 Bank (dalam bagan)
--05 Majalah (Serial publications) (Tabel1)
332.105 Majalah perbankan
1.Dalam bagan sudah diberikan contoh yang
lengkap untuk Tabel 1, hanya saja tidak
dirinci. Misalnya dalam kelas Filsafat (100)
Tabel 1 telah tercantum dalam bagan yang
menjangkau notasi antara 101 s/d. 109,
hanya tidak dirinci seperti notasi yang
terdapat pada Tabel 1.
48
Contoh : 102
--022 102.2
Miscellany of philoshophy (Tabel 1)
illustrations (Tabel 1)
Illustrations of philoshophy
Di dalam bagan adakalanya sebagian saja
notasi Tabel 1 tersebut yang didapatkan. Dari
contoh yang telah terdaftar berarti dapat pula
diperluas dengan notasi Tabel 1 yang
lainnya, misalnya notasu 020 Library and
information scince, di bawahnya terdapat
notasi sebagai berikut :
020 Library and information sciences
.7 Education, research, related topics
.9 Historical and geographi, personsl
treatment
Sebenarnya notasi 7 dan 9 pada notasi 020
adalah sama dengan notasi --07 dan --09
yang terdapat dalam Tabel 1. Bila ingin
memperluas notasi 020 dengan notasi Tabel
1 lainnya, pola tersebut dapat diikuti.
Contoh :
020 020.7
--05
020.5 MajalahIlmuPerpustakaan dan
Informasi.
Tidak ada instruksi
Terdapat dalam bagan
(lengkap)
Terdaftar sebagian
Subdivisi Standar
Di dalam bagan adakalanya terdapat
instruksi untuk penggunaan dua nol (00)
untuk penambahan notasi Tabel 1. Misalnya
pada notasi 636 Perternakan di bawahnya
diikuti dengan instruksi pada Summary
636.001-- 009 standard subdivision
(perhatikan) di sini digunakan dua nol (00).
Jika ingin memperluas notasi 363
Perternakan dengan Tabel 1, adalah sebagai
berikut :
636 Perternakan (dalam bagan)
-072 Penelitian (Tabel 1)
636.0072 Penelitian perternakan
Ada instruksi penggunaan
dua nol (00)
Adakalanya untuk penambahan notasi Tabel
1 pada notasi dalam bagan harus didahului
dengan tiga nol (000).. Hal ini tergantung
pada instruksi yang terdapat dalam bagan
dari subjek yang bersangkutan. Misalnya
pada notasi 375 Curricula di bawahnya diikuti
dengan notasi 000.1 - 000.8 “Standard
subdivisions” dan dikatakan bahwa notasi ini
berasal dari Tabel 1 (lihat bagan hal. 375). Ini
berarti bila akan memperluas notasi 375
Curricula dengan penambahan Tabel 1,
harus didahului dengan tiga nol (000).
Contoh :
375 Curricula
--072 Research (Tabel 1)
375.000 72 berarti Research on Curricula
--01 Philosophy (Tabel 1)
375.000 1 berarti Philosophy of Curricula.
Instruksi penggunaan tiga
nol (000)
Subdivisi Wilayah,
Periode Sejarah, Biografi
No Subjek Notasi Bagan T2
1 Statistik Indonesia 315.98 31 + --598
2 Geologi Indonesia 555.98 55 + --598
3 Geografi Indonesia 915.98 91 + --598
4 Sejarah Indonesia 959.8 9 + --598
Tidak langsung Langsung
Pola penambahan Tabel 2 secara tidak langsung adalah sebagai
berikut:
Contoh :
332.1 Bank (bagan)
--09 Interposisi geografi (Tabel 1)
--598 Indonesia (Tabel 2)
332.109598 berarti “Mengenal perbankan di Indonesia”
Bagan + --09 (T1) + Tabel 2
Contoh:
320.9 Political situation and conditions
901-.99 Historical, geographic,
personsl treatment Add to base number 320.9 notation --01--9 from
Table 2 eg, political condition in Indonesia 320.9598
--55 Iran (dari Tabel 2).
320.955 berarti “Situasi dan kondisi politik Iran”
Terdapat pola pembentukan yang sama untuk subjek tertentu, yaitu
notasi Subjek ditambah langsung dengan notasi Tabel 2, contohnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Subdivisi untuk Seni, Sastra
Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum
lengkap
Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum
lengkap
Dalam bagan sudah terdapat notasi yang ditambahkan bentuk
sastranya tetapi tidak lengkap. Bila dirasa perlu untuk memperluas
notasi tsb diambilkan dari Tabel 3.
Contoh : 842 French drama, angka -2 yang terdapat dalam Tabel 3.
Bila dianalisis notasi tersebut adalah sebagai berikut:
842 French drama (sudah terdaftar dalam
bagan)
-202 For radio and television (dari Tabel 3)
842.0 French drama for radio and television”
Bila di dalam bagan belum ditambahkan notasi bentuk sastra, maka
untuk memperluas notasinya adalah dengan mengambil notasi
bentuk sastra yang terdapat dalam Tabel 3.
839.31 Sastra Belanda
-3 Fiksi (dari Tabel 3)
839.313 “Fiksi Belanda”
Dengan demikian cara penambahan notasi bentuk sastra yang
terdapat dalam Tabel 3 polanya adalah sebagai berikut :
Notasi Dasar Sastra + notasi Tabel 3
Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3 + Periode (dalam bagan)
Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3B + -08 + Notasi Tabel 3C
895.91 Sastra Thailand (bagan)
895.913 Fiksi Thailand (Notasi -3 dari Tabel 3)
895.9132 Fiksi Thailand era 1800 - 1900 (Notasi 2 periode yang
terdapat dalam bagan Sastra ybs.)
895.9132080354 Fiksi Thailand di era 1800 - 1900 tentang perkawinan dan
kematian (--354 dari Tabel 3C)
Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum
lengkap
Belum terdaftar dalam bagan
Misalnya 441 “Written and spoken codes of standard French”
(terdaftar dalam bagan). Bila ingin memperluas notasi 441 caranya
adalah demikian :
441 “Writing system, phonology, phonetics of
standard French” (bagan)
-158 Phonetics (Tabel 4)
441.58 Phonetics of standard French
Dalam bagan sama sekali belum dicantumkan notasi bentuk
bahasa. Untuk memperluas notasi dasar suatu bahasa, diambilkan
dari Tabel 4. Misalnya untuk “tata bahasa Indonesia” akan dapat
notasi 499.221 5, bila dirinci adalah sebagai berikut :
499.221 Bahasa Indonesia (dalam bagan)
-5 Tata bahasa (dari Tabel 4)
499.221 5 “Tata bahasa Indonesia”
-152 Ejaan (dari Tabel 4)
499.221 152 “Ejaan bahasa Indonesia”
Dengan demikian untuk penambahan notasi pada Tabel 4 ini pada
notasi dasar suatu bahasa polanya sebagai berikut :
Notasi Bagan + notasi bentuk bahasa (Tabel 4)
Subdivisi untuk Bahasa dan
Kelompok Bahasa
Kamus dua bahasa Kamus banyak bahasa
Bagi karya kamus dua bahasa, urutan sitirannya ialah
• Sesuai dengan urutan kata yang terdapat pada kamus tsb.
Misalnya Kamus Indonesia – Inggris, maka kamus ini
dimasukan pada notasi Bahasa Indonesia, kemudian disusul
notasi –3 (dari Tabel 4), kemudian notasi Bahasa Inggris (-21
dari T6) Contoh -- > 499.221321
• Bila terdapat dua bahasa dalam kamus tsb, misalnya Kamus
Indonesia-Inggris dan Inggris –Indonesia (dalam satu buku)
maka utamakan lebih dahulu bahasa yang kurang dikenal,
kemudian ditambahkan --3, (dari Tabel 4), lalu menyusul notasi
bahasa yang lebih dikenal dari T6. → 423.99221, tetapi
pustakawan Inggris akan mengklaskanya pada 499.221321,
karena di Inggris bahasa Indonesia kurang dikenal. Polanya
adalah sebagai berikut:
Notasi Bahasa yg kurang Dikenal + --3 (T4) + bahasa yang lebih
dikenal (T6)
Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3 bahasa atau lebih
dimasukkan kedalam kamus poliglot (Polyglot dictionaries), pada
notasi 413. Kemudian ditambah notasi bahasa yang menjadi entri
pertama kamus tsb
Contoh :
Kamus Indonesia - Inggris dan Arab akan mendapat notasi
413.99221 (-- 99221 dalah bahasa Indonesia dari Tabel 6).
Kamus Jepang - Cina - Rusia dan Inggris mendapat notasi 413.956
(--956 bahasa Jepang Tabel 6)
Subdivisi untuk Bahasa dan
Kelompok Bahasa
Instruksi Langsung Belum terdaftar dalam bagan
Contoh: karya yang berjudul Ethnopsycholgy of African Americans
akan mendapat notasi 155.8496073. Bila diperinci adalah sebagai
berikut:
155.84 Specific ethnic groups (dalam bagan)
‘Add to base number 155.84 notations 05-
-9 from Table 5. eg. Ethnopsycholgy
of African Americans 155.8496073
-96073 African Americans (dari Tabel 5)
Contoh: karya Ceramic Arts of Bengalis akan mendapat notasi
738.0899144, bila diperinci adalah sebagai berikut.
738 Ceramic arts (terdapat dalam bagan)
-089 Interposisi etnik dan kebangsaan (dari
Tabel 1)
-9144 Bengalis (dari Tabel 5)
738.0899144 Ceramic arts of Bengalis
Notasi Bagan + -089 (T1) + Tabel 5
Subdivisi Etnik dan
Kebangsaaan
Pola penambahan Tabel 5 adalah:
Notasi Bagan + Tabel 5
Instruksi Langsung Ada instruksi tidak langsung
Contoh: Bahan pustaka: Bibel dalam bahasa Belanda akan
mendapat notasi 220.53931 bila diperinci adalah demikian:
220 Bible (dalam bagan)
220.5 Modern versions and translations
220.53-59 Version in other languages (dalam bagan) Add to
base number 220.5 notations 3-9 from T6. e.g Injil
dalam bahasa Jerman 2205.31
-31 Bahasa Jerman (T6)
-393 1 Bahasa Belanda (T6)
297.0917541 Perkembangan Islam di daerah berbahasa
Perancis.
Contoh: Perkembanan Islam di negaa berbahasa Perancis, akan
mendapat notasi 297.0917541. Bila notasi ini dirinci hasilnya dalah
sebagai berikut:
297 Islam (bagan)
-09 interposisi (Tabel 1)
-175 daerah berbahasa tertentu (T2)
-41 Bahasa Prancis (T6)
297.0917541 Perkembangan Islam di daerah berbahasa
Perancis.
Notasi Bagan + 09 (T1) + --175 (T2) + Tabel 6
Subdivisi Bahasa
Notasi Bagan + 09 (T1) + --175 (T2) + Tabel 6
Langkah Mengklasifikasi Dokumen
1.Klasifikasi sebuah dokumen berdasarkan subjek utamanya, lalu berdasarkan bentuk penyajiannya
Klasifikasikan sebuah dokumen sesuai dengan maksud dan tujuan penulisnya, yang bisa diketahui melalui kata pengantar
atau pendahuluan
Klasifikasikan dokumen berdasarkan subjek yang paling spesifik
Bila sebuah dokumen dapat ditempatkan pada dua nomor kelas yang sama tepatnya, maka klasifikasikan dokumen tersebut
sesuai dengan jenis perpustakaan atau pemakai yang dilayani.
Bila sebuah dokumen membahas dua subjek atau lebih dan saling berhubungan satu sama lain, maka klasifikasikan
dokumen tersebut pada kelas yang lebih banyak diuraikan
Bila sebuah dokumen membahas dua subjek atau lebih dan tidak jelas hubungannya satu sama lain, maka klasifikasikan
dokumen tersebut pada subje yang lebih luas.
Bila sebuah dokumen membahas suatu subjek yang belum atau tidak terdapat dalam bagan DDC, klasifikasikan dokumen
tersebut pada nomor kelas yang paling dekat dengan subjek dan jangan pernah membuat nomor klasifikasi sendiri
Penentuan Subjek
Titik akses lainnya selain nama pengarang
adalah melalui subjek. Subjek merupakan
topik yang dibahas dalam suatu bahan
pustaka yang dalam pengolahan bahan
pustaka digunakan sebagai salah satu
pencarian informasi di perpustakaan, karena
itu dalam pengolahan bahan pustaka
terdapat istilah tajuk subjek.
Langkah awal yang dilakukan dalam
menentukan tajuk subjek adalah menelaah
isi dari koleksi.
Langkah Menentukan Subjek
1.Melalui judul, beberapa bahan pustaka dapat ditentukan
subjeknya hanya dengan melihat pada judulnya.
Malalui daftar isi, ada kalanya dengan melihat daftar isi suatu
bahan pustaka sudah dapat diketahui subjek atau isi
pembahasannya.
Melalui daftar bahan pustaka atau bibliografi yang digunakan oleh
pengarang untuk menyusun karya tersebut.
Melalui kata pengantar atau pendahuluan dari bahan pustaka
Melalui sebagian atau keseluruhan isi buku bila langkah-langkah
yang tersebut di atas masih belum dapat ditemukan subjeknya.
Langkah Menentukan Subjek
1.Menggunakan sumber lain seperti bibliografi, ensiklopedi dan tinjauan
buku.
1.Kopi katalog (cataloging copy), biasanya beberapa bahan
perpustakaan sudah menyediakan Katalog Dalam Terbitan, yang
mencantumkan nomor klasifikasi dan subjek. KDT ini dapat membantu
dalam membuat notasi klasifikasi dan subjek, tetapi tetap harus
dicocokkan dengan daftar tajuk subjek dan skema klasifikasi untuk
memeriksa kebenaran dari notasi klasifikasi dan subjeknya.
1.Bila semua langkah di atas masih belum juga dapat ditentukan
subjeknya, maka pengolah perlu bertanya kepada ahli di bidang subjek
tersebut.
Analisis Subjek
Menetapkan subjek bahan perpustakaan
Subjek
Pokok masalah yang dibahas
Masalah
Mewakili bahan perpustakaan dalam sistem temu
kembali atau katalog
Temu Kembali
Analisis Subjek
Jenis Konsep Dokumen (JKD)
Topik atau objek yang menjadi
kajian dan yang dibahas oleh
disiplin ilmu atau Sub-Disiplin
Ilmu. Contoh: judul buku
“Perda Pajak Bumi dan
Bangunan di Bukitinggi”.
Analisis subjek sbb:
Disiplin Ilmu = Ilmu Ekonomi
Fenomena = Perda Pajak
Bumi dan Bangunan di
Bukittinggi.
Fenomena
JKD
Bentuk adalah wadah, media
dan sistematika penyajian
subjek dokumen
• Bentuk fisik, misalnya, buku,
majalah, CD, mikrofis
• Bentuk penyajian: (a)
menggunakan lambing, b)
menunjukkan tata susunan
tertentu, (c) penyajian untuk
kelompok tertentu
• Bentuk intelektual, misalnya,
filsafat sejarah
Bentuk
JKD
kajian bidang ilmu
pengetahuan yang mempunyai
objek serta metodologi, baik
yang bersifat disiplin
fundamental seperti: IPA, IPS,
dan Humaniora ataupun sub-
disiplin ilmu seperti: Ilmu
Agama, Ilmu Ekonomi, Ilmu
Hukum, Biologi, dsbnya.
Disiplin ilmu atau Sub-
disiplin Ilmu
JKD
Jenis Subjek Dokumen (JSD)
Apabila suatu dokumen
hanya terdiri dari satu
disiplin ilmu atau
subdisiplin ilmu.
Contoh: Pengantar Ilmu
Perpustakaan dan
Informasi, subjek
dasarnya adalah Ilmu
Perpustakaan dan
Informasi .
Subjek Dasar
Apabila suatu dokumen
isinya mencakup lebih
dari satu disiplin ilmu
atau subdisiplin ilmu
Dalam hal ini terdapat
interaksi antara disiplin
tersebut, yang disebut
dengan istilah “fase“.
Pengindeks perlu
menetapkan disiplin
ilmu atau subdisiplin
ilmu yang diutamakan.
Dalam hal ini perlu
dilhat fasenya, yang
secara umum terdiri
dari 4 fase, yaitu: Fase
Bias, Fase Alat, Fase
Pengaruh, dan Fase
Perbandingan
Subjek Kompleks
Apabila suatu dokumen
terdiri satu disiplin ilmu
atau subdisiplin ilmu
sebagai subjek dasar
tetapi disertai oleh
lebih dari satu faset,
maka disebut sebagai
subjek majemuk.
Contoh: Pedoman
Praktis Perpustakaan
Sekolah di Indonesia
• Subjek Dasar = Ilmu
Perpustakaan
• Faset Jenis =
Perpustakaan
Sekolah
• Faset Tempat =
Indonesia
Subjek Majemuk
Apabila suatu dokumen
terdiri satu disiplin ilmu
atau subdisiplin ilmu
sebagai subjek dasar,.
Tetapi disertai dengan
satu faset (ciri
pembagian ilmu), maka
disebut subjek
sederhana. Misalnya
Contoh: Pedoman
Praktis Perpustakaan
Sekolah
Subjek Dasar = Ilmu
Perpustakaan Faset
Jenis = Perpustakaan
Sekolah
Subjek Sederhana
Subjek Kompleks
Fase
Bias
Fase
Alat
Fase
Pengaruh
Fase
Perbandingan
Subjek yang disajikan
untuk kelompok tertentu.
Subjek yang diutamakan
adalah subjek yang
disajikan.
Contoh: Bahasa Inggris
untuk anak, subjek yang
diutamakan adalah:
“Bahasa Inggris” bukan
“Anak”
Subjek yang digunakan
untuk menjelaskan atau
membahas subjek lain.
Dalam fase ini, yang
diutamakan adalah subjek
yang dibahas atau
dijelaskan.
Contoh: Penggunaan alat
kimia dalam analisis
darah. Subjek utamanya
adalah “Darah” bukan
“Kimia”
Bila dua atau lebih subjek
dasar saling
mempengaruhi satu sama
lain, subjek yang
diutamakan adalah subjek
yang dipengaruhi.
Contoh: Pengaruh gizi
terhadap kecerdasan
anak. Subjek utamanya
adalah: “Kecerdasan”
bukan “Gizi”
Bila dalam satu dokumen
terdapat beberapa subjek
tanpa ada hubungannya
satu sama lain. Untuk
menentukan subjek
utamanya, maka yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Pada subjek yang lebih
banyak dibahas
2) Pada subjek yang
disebut pertama kali
3) Pada subjek yang erat
kaitannya dengan jenis
perpustakaan atau
pemustaka
Subjek Kompleks
Kado untuk Bapak Guru
Sesuatu Kelompok
tertentu
Fase Bias
Fase Alat
Menggunakan
Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Mencegah Covid 19
Alat Pengguna
Subjek
Utama
Subjek
Utama
Subjek Kompleks
Fase Pengaruh
Pengaruh Kebiasaan Minum Alkohol terhadap Penyakit Jantung
Apa yang dipengaruhi?
Fase Perbandingan
Matematika
Ekonomi ?
• Pada subjek yang lebih banyak dibahas
• Pada subjek yang disebut pertama kali
• Pada subjek yang erat kaitannya dengan
jenis perpustakaan atau pemustaka
Latihan Subjek Dasar
Latihan
No Judul Tentang Apa Notasi
1 Dasar-dasar Ilmu Pendidikan
2 Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar
3 Geografi: Buku Pedoman Umum Pelajar
4 Pengantar Ilmu Hukum
5 Fisika Itu Mudah dan Menyenangkan
Subjek Dasar
Latihan
No Judul Tentang Apa Notasi
1 Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan 370
2 Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar Ilmu Sejarah 900
3 Geografi: Buku Pedoman Umum Pelajar Geografi 900
4 Pengantar Ilmu Hukum Ilmu Hukum 340
5 Fisika Itu Mudah dan Menyenangkan Fisika 530
Subjek Dasar
Latihan Subjek
Sederhana
Latihan
No Judul Tentang Apa Faset Notasi
1 Komunikasi Politik Ilmu Komunikasi Politik
2 Maritim Indonesia Kelautan Indonesia
3 Sejarah Indonesia Sejarah Indonesia
4 Seni tari Indonesia Seni Tari Indonesia
5 A History of Malaysia Sejarah Malaysia
Subjek
Sederhana
Latihan Subjek
Majemuk
Latihan
No Judul Tentang Apa Faset-1 Faset-2 Notasi
1 Ensiklopedi Pendudukan Jepang
di Indonesia
Sejarah Indonesia Pendudukan
Jepang
959.809 044
2 Pengantar Hukum Adat
Indonesia
Ilmu Hukum 340.559 8
3 Pengembangan Kurikulum di
Sekolah dasar
Ilmu Pendidikan Kurikulum Indonesia 372.19
4 Perekonomian Indonesia: Era
Orde lama Hingga Jokowi
Ekonomi Indonesia 1945-sekarang 330.959 8
5 Pembangunan dan
kesejahteraan sosial:
Indonesia di bawah Orde Baru
Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru 338.95
Subjek
Majemuk
Latihan
No Judul Fase Subjek Utama Faset Notasi
1 Penggunaan Bahasa Mandarin
untuk para Pengusaha Indonesia
2 Penggunaan Solar Panel untuk
Listrik Perumahan
3 Pengaruh Minum Buah Kurma
terhadap Kehamilan
4 Matematika Statistika
Subjek
Kompleks
Jawaban Latihan
No Judul Fase Subjek Utama Faset Notasi
1 Penggunaan Bahasa Mandarin
untuk para Pengusaha Indonesia
Bias Bahasa Mandarin Indonesia
2 Penggunaan Solar Panel untuk
Listrik Perumahan
Alat Listrik -
3 Pengaruh Minum Buah Kurma
terhadap Kehamilan
Pengaruh Kehamilan -
4 Matematika Statistika Perbandingan Matematika -
Subjek
Kompleks
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

More Related Content

What's hot

Program kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolahProgram kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolah
Jajang Sulaeman
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
rsd kol abundjani
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Hanifah Nisrina C
 
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIAMakalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
EVI PAULINA SIMAREMARE
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
NASuprawoto Sunardjo
 
Presentasi penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
Presentasi  penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...Presentasi  penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
Presentasi penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
Resika Arthana
 
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
Tyo SBS
 
Filsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasaFilsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasa
pramithasari27
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Khusnul Kotimah
 
pengembngan kurikulum makro......
pengembngan  kurikulum makro......pengembngan  kurikulum makro......
pengembngan kurikulum makro......
Tri Ajeng
 
Otomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satyaOtomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satya
satya pradana
 
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdfBuku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
MAassunniyyahaljauha
 
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pengelolaan Perpustakaan SekolahPengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Hidayahilya
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Indonesia University of Education
 
Kurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baruKurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baru
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
GMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
GMD dan Jenis Koleksi PerpustakaanGMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
GMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
Meiriza Paramita
 
24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteachingJunaidi Arifin
 
makalah Ipa KEl 4
makalah Ipa KEl 4makalah Ipa KEl 4
makalah Ipa KEl 4
wanapenadyaimutt
 
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAFilsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAChristian Lokas
 
Jenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiahJenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiah
hervino
 

What's hot (20)

Program kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolahProgram kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolah
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
 
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIAMakalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
Makalah Sejarah Kurikulum di INDONESIA
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Presentasi penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
Presentasi  penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...Presentasi  penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
Presentasi penelusuran sumber pustaka secara online dan penulisan daftar pus...
 
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
Daftar Tajuk Subjek PerpusNas kumulasi tahun 2002-2010
 
Filsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasaFilsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasa
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
pengembngan kurikulum makro......
pengembngan  kurikulum makro......pengembngan  kurikulum makro......
pengembngan kurikulum makro......
 
Otomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satyaOtomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satya
 
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdfBuku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
Buku Sosiologi Pendidikan Islam.pdf
 
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pengelolaan Perpustakaan SekolahPengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Kurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baruKurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baru
 
GMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
GMD dan Jenis Koleksi PerpustakaanGMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
GMD dan Jenis Koleksi Perpustakaan
 
24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching24 pembelajaranmicroteaching
24 pembelajaranmicroteaching
 
makalah Ipa KEl 4
makalah Ipa KEl 4makalah Ipa KEl 4
makalah Ipa KEl 4
 
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAFilsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
 
Jenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiahJenis jenis karangan ilmiah
Jenis jenis karangan ilmiah
 

Klasifikasi

  • 1. Diklat Calon Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan V Tahun 2021 Klasifikasi
  • 2.
  • 3. Pembahasan Cara mempermudah dan mempercepat pencarian bahan pustaka atau dokumen Klasifikasi 01 Kegiatan menyelesaikan fisik dan kelengkapan koleksi Pascapengatalogan 02
  • 7. Klasifikasi Perpustakaan Sekolah X 020 SUL p Notasi Klasifikasi 3 huruf awal nama penanggung jawab 1 huruf awal dari judul
  • 8. Bagan Klasifikasi Klasifikasi Kolon (Colon Classification) UDC (Universal Decimal Classification DDC (Dewey Decimal Classification)
  • 9. Unsur-unsur Pokok DDC 1.Sistematika, merupakan pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam suatu bagan yang lengkap 1.Notasi, terdiri dari serangkaian simbol berupa angka yang mewakili serangkaian istilah yang ada pada bagan. 1.Indeks relatif, terdiri dari topik-topik dengan perincian aspeknya yang disusun secara alfabetis 1.Tabel, merupakan serangkaian notasi khusus yang digunakan untuk menyatakan aspek tertentu yang terdapat dalam suatu subjek
  • 10. Sistem Klasifikasi DDC Utama • 10 Kelas Devisi • 100 Kelas Seksi • 1000 Kelas Subseksi • 10000 Kelas
  • 11. Bagan DDC • Karya umum (Generalia) 000 • Filsafat, psikologi dan disiplin ilmu yang terkait 100 • Agama 200 • Ilmu-ilmu Sosial 300 • Bahasa 400 • Ilmu-ilmu murni (Sains) 500 • Teknologi 600 • Kesenia 700 • Kesusasteraan 800 • Geografi dan Sejarah 900
  • 12. Bagan DDC Ilmu-ilmu Sosial 300 Statistik 310 Ilmu Politik 320 Ekonomi 330 Hukum 340 Administrasi 350 Layanan Sosial 360 Pendidikan 370 Perdagangan, dll 380 Adat istiadat 390 Pend. Secara Umum 371 Pendidikan Dasar 372 … dst 371.1 371.2 371.dst
  • 13. Indeks Relatif Untuk membantu mencari notasi suatu subjek dalam DDC terdapat Indeks Relatif. Pada indek relatif ini terdaftar sejumlah istilah yang disusun abjad. Istilah tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini didaftar sinonim untuk suatu istilah, hubungan- hubungannya dengan subjek lainnya. Contoh : Theater 792 accounting 657.84 elementary education 372. 66 Influence on crime 364.254 religious significance 203.7 Christianity 246.72 Sociology 306.484 8 Dengan demikian bila suatu subjek telah ditemukan dalam indeks relatif, hendaklah ditentukan lebih lanjut aspek dari subjek yang bersangkutan. Subjek ‘theatre’ dapat dilihat dari aspek akutansi, pendidikan, agama, sosiologi dan lain sebagainya. Masing- masingnya memiliki notasi yang berbeda.
  • 14. Tabel Subdivisi standar (Standard subdivision) Subdivisi Wilayah, Periode Sejarah, Biografi (Geographic Areas, Historical Periods, Biography) Subdivisi untuk Seni, Sastra dan bentuk Kesusasteran khusus (Subdivisions for Arts, for Individual Literatures, for Specific Literary Forms) Subdivisi Bahasa dan Kelompok Bahasa (Subdivision of Individual Languages and Language Families) Subdivisi Etnik, Kebangsaan (Ethnic, National Groups) Subdivisi Bahasa-bahasa (Languages)
  • 15. Subdivisi Standar Apabila dalam bagan tidak terdapat instruksi bagaimana cara penggunaan dan penambahan Tabel 1, hal ini berarti bahwa notasi tersebut dapat ditambahkan dengan notasi yang terdapat di dalam Tabel 1. Misalnya: 332.1 Bank (dalam bagan) --05 Majalah (Serial publications) (Tabel1) 332.105 Majalah perbankan 1.Dalam bagan sudah diberikan contoh yang lengkap untuk Tabel 1, hanya saja tidak dirinci. Misalnya dalam kelas Filsafat (100) Tabel 1 telah tercantum dalam bagan yang menjangkau notasi antara 101 s/d. 109, hanya tidak dirinci seperti notasi yang terdapat pada Tabel 1. 48 Contoh : 102 --022 102.2 Miscellany of philoshophy (Tabel 1) illustrations (Tabel 1) Illustrations of philoshophy Di dalam bagan adakalanya sebagian saja notasi Tabel 1 tersebut yang didapatkan. Dari contoh yang telah terdaftar berarti dapat pula diperluas dengan notasi Tabel 1 yang lainnya, misalnya notasu 020 Library and information scince, di bawahnya terdapat notasi sebagai berikut : 020 Library and information sciences .7 Education, research, related topics .9 Historical and geographi, personsl treatment Sebenarnya notasi 7 dan 9 pada notasi 020 adalah sama dengan notasi --07 dan --09 yang terdapat dalam Tabel 1. Bila ingin memperluas notasi 020 dengan notasi Tabel 1 lainnya, pola tersebut dapat diikuti. Contoh : 020 020.7 --05 020.5 MajalahIlmuPerpustakaan dan Informasi. Tidak ada instruksi Terdapat dalam bagan (lengkap) Terdaftar sebagian
  • 16. Subdivisi Standar Di dalam bagan adakalanya terdapat instruksi untuk penggunaan dua nol (00) untuk penambahan notasi Tabel 1. Misalnya pada notasi 636 Perternakan di bawahnya diikuti dengan instruksi pada Summary 636.001-- 009 standard subdivision (perhatikan) di sini digunakan dua nol (00). Jika ingin memperluas notasi 363 Perternakan dengan Tabel 1, adalah sebagai berikut : 636 Perternakan (dalam bagan) -072 Penelitian (Tabel 1) 636.0072 Penelitian perternakan Ada instruksi penggunaan dua nol (00) Adakalanya untuk penambahan notasi Tabel 1 pada notasi dalam bagan harus didahului dengan tiga nol (000).. Hal ini tergantung pada instruksi yang terdapat dalam bagan dari subjek yang bersangkutan. Misalnya pada notasi 375 Curricula di bawahnya diikuti dengan notasi 000.1 - 000.8 “Standard subdivisions” dan dikatakan bahwa notasi ini berasal dari Tabel 1 (lihat bagan hal. 375). Ini berarti bila akan memperluas notasi 375 Curricula dengan penambahan Tabel 1, harus didahului dengan tiga nol (000). Contoh : 375 Curricula --072 Research (Tabel 1) 375.000 72 berarti Research on Curricula --01 Philosophy (Tabel 1) 375.000 1 berarti Philosophy of Curricula. Instruksi penggunaan tiga nol (000)
  • 17. Subdivisi Wilayah, Periode Sejarah, Biografi No Subjek Notasi Bagan T2 1 Statistik Indonesia 315.98 31 + --598 2 Geologi Indonesia 555.98 55 + --598 3 Geografi Indonesia 915.98 91 + --598 4 Sejarah Indonesia 959.8 9 + --598 Tidak langsung Langsung Pola penambahan Tabel 2 secara tidak langsung adalah sebagai berikut: Contoh : 332.1 Bank (bagan) --09 Interposisi geografi (Tabel 1) --598 Indonesia (Tabel 2) 332.109598 berarti “Mengenal perbankan di Indonesia” Bagan + --09 (T1) + Tabel 2 Contoh: 320.9 Political situation and conditions 901-.99 Historical, geographic, personsl treatment Add to base number 320.9 notation --01--9 from Table 2 eg, political condition in Indonesia 320.9598 --55 Iran (dari Tabel 2). 320.955 berarti “Situasi dan kondisi politik Iran” Terdapat pola pembentukan yang sama untuk subjek tertentu, yaitu notasi Subjek ditambah langsung dengan notasi Tabel 2, contohnya dapat dilihat pada tabel berikut:
  • 18. Subdivisi untuk Seni, Sastra Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap Dalam bagan sudah terdapat notasi yang ditambahkan bentuk sastranya tetapi tidak lengkap. Bila dirasa perlu untuk memperluas notasi tsb diambilkan dari Tabel 3. Contoh : 842 French drama, angka -2 yang terdapat dalam Tabel 3. Bila dianalisis notasi tersebut adalah sebagai berikut: 842 French drama (sudah terdaftar dalam bagan) -202 For radio and television (dari Tabel 3) 842.0 French drama for radio and television” Bila di dalam bagan belum ditambahkan notasi bentuk sastra, maka untuk memperluas notasinya adalah dengan mengambil notasi bentuk sastra yang terdapat dalam Tabel 3. 839.31 Sastra Belanda -3 Fiksi (dari Tabel 3) 839.313 “Fiksi Belanda” Dengan demikian cara penambahan notasi bentuk sastra yang terdapat dalam Tabel 3 polanya adalah sebagai berikut : Notasi Dasar Sastra + notasi Tabel 3 Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3 + Periode (dalam bagan) Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3B + -08 + Notasi Tabel 3C 895.91 Sastra Thailand (bagan) 895.913 Fiksi Thailand (Notasi -3 dari Tabel 3) 895.9132 Fiksi Thailand era 1800 - 1900 (Notasi 2 periode yang terdapat dalam bagan Sastra ybs.) 895.9132080354 Fiksi Thailand di era 1800 - 1900 tentang perkawinan dan kematian (--354 dari Tabel 3C)
  • 19. Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap Belum terdaftar dalam bagan Misalnya 441 “Written and spoken codes of standard French” (terdaftar dalam bagan). Bila ingin memperluas notasi 441 caranya adalah demikian : 441 “Writing system, phonology, phonetics of standard French” (bagan) -158 Phonetics (Tabel 4) 441.58 Phonetics of standard French Dalam bagan sama sekali belum dicantumkan notasi bentuk bahasa. Untuk memperluas notasi dasar suatu bahasa, diambilkan dari Tabel 4. Misalnya untuk “tata bahasa Indonesia” akan dapat notasi 499.221 5, bila dirinci adalah sebagai berikut : 499.221 Bahasa Indonesia (dalam bagan) -5 Tata bahasa (dari Tabel 4) 499.221 5 “Tata bahasa Indonesia” -152 Ejaan (dari Tabel 4) 499.221 152 “Ejaan bahasa Indonesia” Dengan demikian untuk penambahan notasi pada Tabel 4 ini pada notasi dasar suatu bahasa polanya sebagai berikut : Notasi Bagan + notasi bentuk bahasa (Tabel 4) Subdivisi untuk Bahasa dan Kelompok Bahasa
  • 20. Kamus dua bahasa Kamus banyak bahasa Bagi karya kamus dua bahasa, urutan sitirannya ialah • Sesuai dengan urutan kata yang terdapat pada kamus tsb. Misalnya Kamus Indonesia – Inggris, maka kamus ini dimasukan pada notasi Bahasa Indonesia, kemudian disusul notasi –3 (dari Tabel 4), kemudian notasi Bahasa Inggris (-21 dari T6) Contoh -- > 499.221321 • Bila terdapat dua bahasa dalam kamus tsb, misalnya Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris –Indonesia (dalam satu buku) maka utamakan lebih dahulu bahasa yang kurang dikenal, kemudian ditambahkan --3, (dari Tabel 4), lalu menyusul notasi bahasa yang lebih dikenal dari T6. → 423.99221, tetapi pustakawan Inggris akan mengklaskanya pada 499.221321, karena di Inggris bahasa Indonesia kurang dikenal. Polanya adalah sebagai berikut: Notasi Bahasa yg kurang Dikenal + --3 (T4) + bahasa yang lebih dikenal (T6) Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3 bahasa atau lebih dimasukkan kedalam kamus poliglot (Polyglot dictionaries), pada notasi 413. Kemudian ditambah notasi bahasa yang menjadi entri pertama kamus tsb Contoh : Kamus Indonesia - Inggris dan Arab akan mendapat notasi 413.99221 (-- 99221 dalah bahasa Indonesia dari Tabel 6). Kamus Jepang - Cina - Rusia dan Inggris mendapat notasi 413.956 (--956 bahasa Jepang Tabel 6) Subdivisi untuk Bahasa dan Kelompok Bahasa
  • 21. Instruksi Langsung Belum terdaftar dalam bagan Contoh: karya yang berjudul Ethnopsycholgy of African Americans akan mendapat notasi 155.8496073. Bila diperinci adalah sebagai berikut: 155.84 Specific ethnic groups (dalam bagan) ‘Add to base number 155.84 notations 05- -9 from Table 5. eg. Ethnopsycholgy of African Americans 155.8496073 -96073 African Americans (dari Tabel 5) Contoh: karya Ceramic Arts of Bengalis akan mendapat notasi 738.0899144, bila diperinci adalah sebagai berikut. 738 Ceramic arts (terdapat dalam bagan) -089 Interposisi etnik dan kebangsaan (dari Tabel 1) -9144 Bengalis (dari Tabel 5) 738.0899144 Ceramic arts of Bengalis Notasi Bagan + -089 (T1) + Tabel 5 Subdivisi Etnik dan Kebangsaaan Pola penambahan Tabel 5 adalah: Notasi Bagan + Tabel 5
  • 22. Instruksi Langsung Ada instruksi tidak langsung Contoh: Bahan pustaka: Bibel dalam bahasa Belanda akan mendapat notasi 220.53931 bila diperinci adalah demikian: 220 Bible (dalam bagan) 220.5 Modern versions and translations 220.53-59 Version in other languages (dalam bagan) Add to base number 220.5 notations 3-9 from T6. e.g Injil dalam bahasa Jerman 2205.31 -31 Bahasa Jerman (T6) -393 1 Bahasa Belanda (T6) 297.0917541 Perkembangan Islam di daerah berbahasa Perancis. Contoh: Perkembanan Islam di negaa berbahasa Perancis, akan mendapat notasi 297.0917541. Bila notasi ini dirinci hasilnya dalah sebagai berikut: 297 Islam (bagan) -09 interposisi (Tabel 1) -175 daerah berbahasa tertentu (T2) -41 Bahasa Prancis (T6) 297.0917541 Perkembangan Islam di daerah berbahasa Perancis. Notasi Bagan + 09 (T1) + --175 (T2) + Tabel 6 Subdivisi Bahasa Notasi Bagan + 09 (T1) + --175 (T2) + Tabel 6
  • 23. Langkah Mengklasifikasi Dokumen 1.Klasifikasi sebuah dokumen berdasarkan subjek utamanya, lalu berdasarkan bentuk penyajiannya Klasifikasikan sebuah dokumen sesuai dengan maksud dan tujuan penulisnya, yang bisa diketahui melalui kata pengantar atau pendahuluan Klasifikasikan dokumen berdasarkan subjek yang paling spesifik Bila sebuah dokumen dapat ditempatkan pada dua nomor kelas yang sama tepatnya, maka klasifikasikan dokumen tersebut sesuai dengan jenis perpustakaan atau pemakai yang dilayani. Bila sebuah dokumen membahas dua subjek atau lebih dan saling berhubungan satu sama lain, maka klasifikasikan dokumen tersebut pada kelas yang lebih banyak diuraikan Bila sebuah dokumen membahas dua subjek atau lebih dan tidak jelas hubungannya satu sama lain, maka klasifikasikan dokumen tersebut pada subje yang lebih luas. Bila sebuah dokumen membahas suatu subjek yang belum atau tidak terdapat dalam bagan DDC, klasifikasikan dokumen tersebut pada nomor kelas yang paling dekat dengan subjek dan jangan pernah membuat nomor klasifikasi sendiri
  • 24. Penentuan Subjek Titik akses lainnya selain nama pengarang adalah melalui subjek. Subjek merupakan topik yang dibahas dalam suatu bahan pustaka yang dalam pengolahan bahan pustaka digunakan sebagai salah satu pencarian informasi di perpustakaan, karena itu dalam pengolahan bahan pustaka terdapat istilah tajuk subjek. Langkah awal yang dilakukan dalam menentukan tajuk subjek adalah menelaah isi dari koleksi.
  • 25. Langkah Menentukan Subjek 1.Melalui judul, beberapa bahan pustaka dapat ditentukan subjeknya hanya dengan melihat pada judulnya. Malalui daftar isi, ada kalanya dengan melihat daftar isi suatu bahan pustaka sudah dapat diketahui subjek atau isi pembahasannya. Melalui daftar bahan pustaka atau bibliografi yang digunakan oleh pengarang untuk menyusun karya tersebut. Melalui kata pengantar atau pendahuluan dari bahan pustaka Melalui sebagian atau keseluruhan isi buku bila langkah-langkah yang tersebut di atas masih belum dapat ditemukan subjeknya.
  • 26. Langkah Menentukan Subjek 1.Menggunakan sumber lain seperti bibliografi, ensiklopedi dan tinjauan buku. 1.Kopi katalog (cataloging copy), biasanya beberapa bahan perpustakaan sudah menyediakan Katalog Dalam Terbitan, yang mencantumkan nomor klasifikasi dan subjek. KDT ini dapat membantu dalam membuat notasi klasifikasi dan subjek, tetapi tetap harus dicocokkan dengan daftar tajuk subjek dan skema klasifikasi untuk memeriksa kebenaran dari notasi klasifikasi dan subjeknya. 1.Bila semua langkah di atas masih belum juga dapat ditentukan subjeknya, maka pengolah perlu bertanya kepada ahli di bidang subjek tersebut.
  • 27. Analisis Subjek Menetapkan subjek bahan perpustakaan Subjek Pokok masalah yang dibahas Masalah Mewakili bahan perpustakaan dalam sistem temu kembali atau katalog Temu Kembali
  • 29. Jenis Konsep Dokumen (JKD) Topik atau objek yang menjadi kajian dan yang dibahas oleh disiplin ilmu atau Sub-Disiplin Ilmu. Contoh: judul buku “Perda Pajak Bumi dan Bangunan di Bukitinggi”. Analisis subjek sbb: Disiplin Ilmu = Ilmu Ekonomi Fenomena = Perda Pajak Bumi dan Bangunan di Bukittinggi. Fenomena JKD Bentuk adalah wadah, media dan sistematika penyajian subjek dokumen • Bentuk fisik, misalnya, buku, majalah, CD, mikrofis • Bentuk penyajian: (a) menggunakan lambing, b) menunjukkan tata susunan tertentu, (c) penyajian untuk kelompok tertentu • Bentuk intelektual, misalnya, filsafat sejarah Bentuk JKD kajian bidang ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta metodologi, baik yang bersifat disiplin fundamental seperti: IPA, IPS, dan Humaniora ataupun sub- disiplin ilmu seperti: Ilmu Agama, Ilmu Ekonomi, Ilmu Hukum, Biologi, dsbnya. Disiplin ilmu atau Sub- disiplin Ilmu JKD
  • 30. Jenis Subjek Dokumen (JSD) Apabila suatu dokumen hanya terdiri dari satu disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu. Contoh: Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, subjek dasarnya adalah Ilmu Perpustakaan dan Informasi . Subjek Dasar Apabila suatu dokumen isinya mencakup lebih dari satu disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu Dalam hal ini terdapat interaksi antara disiplin tersebut, yang disebut dengan istilah “fase“. Pengindeks perlu menetapkan disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu yang diutamakan. Dalam hal ini perlu dilhat fasenya, yang secara umum terdiri dari 4 fase, yaitu: Fase Bias, Fase Alat, Fase Pengaruh, dan Fase Perbandingan Subjek Kompleks Apabila suatu dokumen terdiri satu disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu sebagai subjek dasar tetapi disertai oleh lebih dari satu faset, maka disebut sebagai subjek majemuk. Contoh: Pedoman Praktis Perpustakaan Sekolah di Indonesia • Subjek Dasar = Ilmu Perpustakaan • Faset Jenis = Perpustakaan Sekolah • Faset Tempat = Indonesia Subjek Majemuk Apabila suatu dokumen terdiri satu disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu sebagai subjek dasar,. Tetapi disertai dengan satu faset (ciri pembagian ilmu), maka disebut subjek sederhana. Misalnya Contoh: Pedoman Praktis Perpustakaan Sekolah Subjek Dasar = Ilmu Perpustakaan Faset Jenis = Perpustakaan Sekolah Subjek Sederhana
  • 31. Subjek Kompleks Fase Bias Fase Alat Fase Pengaruh Fase Perbandingan Subjek yang disajikan untuk kelompok tertentu. Subjek yang diutamakan adalah subjek yang disajikan. Contoh: Bahasa Inggris untuk anak, subjek yang diutamakan adalah: “Bahasa Inggris” bukan “Anak” Subjek yang digunakan untuk menjelaskan atau membahas subjek lain. Dalam fase ini, yang diutamakan adalah subjek yang dibahas atau dijelaskan. Contoh: Penggunaan alat kimia dalam analisis darah. Subjek utamanya adalah “Darah” bukan “Kimia” Bila dua atau lebih subjek dasar saling mempengaruhi satu sama lain, subjek yang diutamakan adalah subjek yang dipengaruhi. Contoh: Pengaruh gizi terhadap kecerdasan anak. Subjek utamanya adalah: “Kecerdasan” bukan “Gizi” Bila dalam satu dokumen terdapat beberapa subjek tanpa ada hubungannya satu sama lain. Untuk menentukan subjek utamanya, maka yang perlu diperhatikan adalah: 1) Pada subjek yang lebih banyak dibahas 2) Pada subjek yang disebut pertama kali 3) Pada subjek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemustaka
  • 32. Subjek Kompleks Kado untuk Bapak Guru Sesuatu Kelompok tertentu Fase Bias Fase Alat Menggunakan Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Mencegah Covid 19 Alat Pengguna Subjek Utama Subjek Utama
  • 33. Subjek Kompleks Fase Pengaruh Pengaruh Kebiasaan Minum Alkohol terhadap Penyakit Jantung Apa yang dipengaruhi? Fase Perbandingan Matematika Ekonomi ? • Pada subjek yang lebih banyak dibahas • Pada subjek yang disebut pertama kali • Pada subjek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemustaka
  • 35. Latihan No Judul Tentang Apa Notasi 1 Dasar-dasar Ilmu Pendidikan 2 Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar 3 Geografi: Buku Pedoman Umum Pelajar 4 Pengantar Ilmu Hukum 5 Fisika Itu Mudah dan Menyenangkan Subjek Dasar
  • 36. Latihan No Judul Tentang Apa Notasi 1 Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan 370 2 Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar Ilmu Sejarah 900 3 Geografi: Buku Pedoman Umum Pelajar Geografi 900 4 Pengantar Ilmu Hukum Ilmu Hukum 340 5 Fisika Itu Mudah dan Menyenangkan Fisika 530 Subjek Dasar
  • 38. Latihan No Judul Tentang Apa Faset Notasi 1 Komunikasi Politik Ilmu Komunikasi Politik 2 Maritim Indonesia Kelautan Indonesia 3 Sejarah Indonesia Sejarah Indonesia 4 Seni tari Indonesia Seni Tari Indonesia 5 A History of Malaysia Sejarah Malaysia Subjek Sederhana
  • 40. Latihan No Judul Tentang Apa Faset-1 Faset-2 Notasi 1 Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia Sejarah Indonesia Pendudukan Jepang 959.809 044 2 Pengantar Hukum Adat Indonesia Ilmu Hukum 340.559 8 3 Pengembangan Kurikulum di Sekolah dasar Ilmu Pendidikan Kurikulum Indonesia 372.19 4 Perekonomian Indonesia: Era Orde lama Hingga Jokowi Ekonomi Indonesia 1945-sekarang 330.959 8 5 Pembangunan dan kesejahteraan sosial: Indonesia di bawah Orde Baru Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru 338.95 Subjek Majemuk
  • 41. Latihan No Judul Fase Subjek Utama Faset Notasi 1 Penggunaan Bahasa Mandarin untuk para Pengusaha Indonesia 2 Penggunaan Solar Panel untuk Listrik Perumahan 3 Pengaruh Minum Buah Kurma terhadap Kehamilan 4 Matematika Statistika Subjek Kompleks
  • 42. Jawaban Latihan No Judul Fase Subjek Utama Faset Notasi 1 Penggunaan Bahasa Mandarin untuk para Pengusaha Indonesia Bias Bahasa Mandarin Indonesia 2 Penggunaan Solar Panel untuk Listrik Perumahan Alat Listrik - 3 Pengaruh Minum Buah Kurma terhadap Kehamilan Pengaruh Kehamilan - 4 Matematika Statistika Perbandingan Matematika - Subjek Kompleks