SlideShare a Scribd company logo
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES)

PERATURAN
KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
NOMOR 03/E/2012
TENTANG
PENEGAKAN DISIPLIN DALAM RANGKA
PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA,
Menimbang

:

bahwa dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi, penegakan disiplin,
mendorong profesionalitas, dan meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perlu menetapkan Peraturan
Kepala LIPI tentang Penegakan Disiplin dalam rangka Pelaksanaan
Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan LIPI;

Mengingat

:

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.
9.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093);
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 258);
Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di
Lingkungan Lembaga Pemerintah;
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
52 Tahun 2005;
Keputusan Presiden Nomor 61/M Tahun 2010;
Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/M/2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 3212/M/2004;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM RANGKA PELAKSANAAN
PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala LIPI ini yang dimaksud dengan:
1. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang selanjutnya disingkat LIPI, adalah Lembaga
Pemerintah Nonkementerian yang menangani urusan di bidang penelitian ilmu
pengetahuan.
2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan LIPI
serta Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan di lingkungan LIPI, diangkat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kepegawaian/aparatur negara.
3. Pejabat Pembina Kepegawaian Tingkat Pusat adalah Kepala LIPI.
4. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang disiplin Pegawai diberi wewenang untuk menjatuhkan hukuman
disiplin.
5. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai karena melanggar
peraturan disiplin sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang disiplin Pegawai.
6. Tunjangan Kinerja adalah pemberian tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tunjangan kinerja.
7. Alasan yang sah adalah alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, disampaikan secara
tertulis, dan dituangkan dalam surat keterangan serta disetujui oleh atasan langsung
pegawai yang bersangkutan, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan II Peraturan ini.
Pasal 2
Peraturan Kepala LIPI ini bertujuan untuk menjadi acuan penegakan disiplin dalam rangka
pelaksanaan pemberian Tunjangan Kinerja di lingkungan LIPI.
BAB II
HARI DAN JAM KERJA
Bagian Kesatu
Ketentuan Hari dan Jam Kerja
Pasal 3
(1) Hari kerja di lingkungan LIPI adalah 5 (lima) hari kerja, mulai dari hari Senin sampai dengan
hari Jumat.
(2) Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Hari Senin s.d. Hari Kamis jam 07.30 – 16.00
Waktu istirahat
jam 12.00 – 13.00
b. Hari Jumat
jam 07.30 – 16.30
Waktu istirahat
jam 11.30 – 13.00
(3) Ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dikecualikan bagi satuan kerja LIPI di daerah karena menyesuaikan dengan aturan
pemerintah daerah setempat atau karena alasan tertentu sepanjang tidak mengurangi
jumlah jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan seizin pejabat Eselon I
terkait.
Pasal 4
(1) Pegawai wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja serta mengisi daftar hadir
dengan menggunakan sistem kehadiran elektronik.
(2) Pengisian daftar hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua)
kali yaitu pada saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja serta waktu lain yang
ditentukan oleh Kepala Satuan Kerja.
(3) Pengisian daftar hadir dapat dilakukan secara manual dalam hal:
a. sistem kehadiran elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengalami
kerusakan/tidak berfungsi;
b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem kehadiran elektronik;
c. tidak terekam dalam sistem kehadiran elektronik; atau
d. terjadi keadaan kahar (force majeure).
(4) Keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d merupakan
suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan dan kendali manusia serta tidak dapat
dihindarkan berupa bencana alam dan kerusuhan sehingga suatu kegiatan tidak dapat
dilakukan sebagaimana mestinya.
Bagian Kedua
Pelanggaran Jam Kerja
Pasal 5
Pegawai yang tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja, meninggalkan tempat kerja pada
waktu jam kerja, dan/atau pulang kerja sebelum waktunya tanpa alasan yang sah, dinyatakan
tidak mematuhi jam kerja.
Pasal 6
(1) Apabila dipandang perlu, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur ketentuan mengenai
toleransi jam keterlambatan paling banyak selama 60 (enam puluh) menit untuk 1 (satu) hari
kerja tanpa mengurangi akumulasi jumlah jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) pada hari kerja tersebut, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Kekurangan jumlah jam kerja efektif wajib diganti langsung pada hari kerja keterlambatan
tersebut.
(3) Pengaturan toleransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk keadaan
tertentu dan/atau dengan alasan yang sah.
Pasal 7
(1) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5
dengan jumlah kumulatif 5 (lima) hari kerja, diberikan teguran lisan.
(2) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5
dengan jumlah kumulatif 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja, diberikan teguran
tertulis.
(3) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5
dengan jumlah kumulatif 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja, diberikan
pernyataan tidak puas secara tertulis.
(4) Perhitungan tidak mematuhi jam kerja karena terlambat masuk kerja dan/atau pulang kerja
sebelum waktunya dengan jumlah kumulatif 7,5 (tujuh setengah) jam, dinyatakan 1 (satu)
hari kerja tidak masuk kerja.
(5) Pegawai yang tidak mengisi daftar hadir pada saat masuk kerja atau daftar hadir pada saat
pulang kerja tanpa alasan yang sah, diperhitungkan sebagai keterlambatan masuk kerja
atau pulang kerja sebelum waktunya selama 3 (tiga) jam 45 (empat puluh lima) menit.
Pasal 8
(1) Perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dihitung secara kumulatif mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan.
(2) Apabila sebelum akhir tahun secara kumulatif Pegawai melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, dijatuhi Hukuman Disiplin Pegawai sesuai peraturan yang
berlaku.
Pasal 9
Pejabat yang ditunjuk untuk menangani sistem kehadiran elektronik di masing-masing Satuan
Kerja LIPI wajib:
a. setiap akhir bulan menyampaikan hasil rekapitulasi mengenai kehadiran Pegawai kepada
Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Biro Organisasi
dan Kepegawaian;
b. hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk keperluan tertentu
disampaikan juga kepada atasan langsung; dan
c. atasan langsung sebagaimana dimaksud pada huruf b melaksanakan prosedur penjatuhan
Hukuman Disiplin kepada Pegawai yang melanggar jam kerja dan melakukan pembinaan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 10
(1) Pemberian Hukuman Disiplin dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang.
(2) Atasan langsung dari pejabat yang berwenang wajib meminta pertanggungjawaban
pelaksanaan pemberian Hukuman Disiplin.
(3) Apabila pejabat yang berwenang tidak melaksanakan pemberian Hukuman Disiplin, maka
pelaksanaan pemberian Hukuman Disiplin dilakukan oleh atasan langsung dari pejabat
yang berwenang.
Pasal 11
Dalam hal tidak terdapat pejabat yang berwenang, maka kewenangan menjatuhkan Hukuman
Disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi secara hirarki.
Pasal 12
Setiap Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang, tembusannya
disampaikan kepada:
a. atasan langsung dari pejabat yang berwenang; dan
b. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian.
BAB III
TUNJANGAN KINERJA
Pasal 13
Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan kepada Pegawai yang mempunyai
tugas/pekerjaan/jabatan tertentu di lingkungan LIPI, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 14
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di lingkungan LIPI yang tidak mempunyai tugas/pekerjaan/jabatan tertentu di
lingkungan LIPI;
b. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
c. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberhentikan dari pekerjaan/jabatannya dengan
diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri);
d. Pegawai di lingkungan LIPI yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di
luar lingkungan LIPI;
e. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam
bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun.
Pasal 15
(1) Pegawai di lingkungan LIPI yang menerima Tunjangan Kinerja dikenakan pemotongan
Tunjangan Kinerja apabila:
a. Pegawai tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah;
b. Pegawai terlambat masuk kerja tanpa alasan yang sah;
c. Pegawai pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang sah;
d. Pegawai meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja tanpa alasan yang sah;
e. Pegawai dijatuhi hukuman disiplin; dan/atau
f. Pegawai tidak menghasilkan kinerja sebagaimana yang ditargetkan.
(2) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf e dinyatakan dalam % (perseratus).
(3) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dinilai dan
ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja atau oleh Pejabat yang berwenang.
Pasal 16
(1) Pegawai yang tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a,
diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga perseratus) untuk tiap 1
(satu) hari tidak masuk kerja.
(2) Pegawai yang terlambat masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
huruf b, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut:
a. keterlambatan 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit dikenakan
pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus);
b. keterlambatan 31 (tiga puluh satu) menit atau lebih dikenakan pemotongan Tunjangan
Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus) untuk setiap kelipatan 30 (tiga puluh) menit,
dan paling banyak pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus) untuk
setiap harinya.
(3) Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya dan/atau meninggalkan tempat kerja pada
waktu jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c dan d,
diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut:
a. meninggalkan tempat kerja 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit
dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus);
b. meninggalkan tempat kerja 31 (tiga puluh satu) menit atau lebih dikenakan pemotongan
Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus) untuk setiap kelipatan 30 (tiga
puluh) menit, dan paling banyak pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua
perseratus) untuk setiap harinya.
(4) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu) bulan.
Pasal 17
(1) Dikecualikan dari ketentuan Pasal 16 ayat (1), bagi Pegawai yang tidak masuk kerja dengan
alasan sebagai berikut:
a. menjalani cuti tahunan, menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) kedinasan, atau
menjalani tugas kedinasan tidak dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja;
b. karena sakit, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus)
untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja;
c. menjalani cuti bersalin, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua
perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja;
d. menjalani cuti bersalin anak ketiga dan seterusnya, dikenakan pemotongan Tunjangan
Kinerja sebesar 3% (tiga perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja;
e. menjalani cuti karena alasan penting atau cuti besar, dikenakan pemotongan Tunjangan
Kinerja sebesar 5% (lima perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; atau
f. menjalani cuti di luar tanggungan negara, menjalani hak masa persiapan pensiun, atau
penerima uang tunggu, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 100%
(seratus perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja.
(2) Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter/bidan, puskesmas, atau rumah sakit
yang merawat.
Pasal 18
(1) Pegawai yang menjalani tugas belajar di luar negeri, diberikan Tunjangan Kinerja sebesar
50% (lima puluh perseratus).
(2) Pegawai yang menjalani tugas belajar di dalam negeri dan dibebaskan dari tugas pokok,
diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh perseratus).
(3) Pegawai yang menjalani tugas belajar di dalam negeri yang tidak dibebaskan dari tugas
pokok berdasarkan keterangan tertulis dari atasan langsung, diberikan Tunjangan Kinerja
dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16,
dikenakan pemotongan paling banyak sebesar 50% (lima puluh perseratus).
Pasal 19
(1) Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
huruf d, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut:
a. Hukuman Disiplin ringan, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja,
yaitu:
1) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa teguran lisan;
2) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa teguran tertulis; dan
3) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Hukuman Disiplin sedang, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja,
yaitu:
1) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
3) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi
Hukuman Disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun.
c. Hukuman Disiplin berat, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja, yaitu:
1) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 12 (dua belas) bulan, jika Pegawai
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang izin perkawinan dan perceraian;
2) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai
dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama
3 (tiga) tahun;
3) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai
dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah;
4) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai
dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pembebasan dari jabatan; dan
5) sebesar 100% (seratus perseratus), jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian
tidak dengan hormat dan tidak mengajukan Banding Administratif ke Badan
Pertimbangan Kepegawaian.
(2) Dalam hal Banding Administratif yang diajukan oleh Pegawai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c angka 5) diterima oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian dengan putusan
selain pemberhentian atau pembatalan Hukuman Disiplin, Tunjangan Kinerja Pegawai yang
bersangkutan dibayarkan kembali terhitung sejak Pegawai yang bersangkutan diizinkan
untuk tetap melaksanakan tugas.
(3) Banding Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan upaya administratif
yang dapat ditempuh oleh Pegawai yang tidak puas terhadap Hukuman Disiplin berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai Pegawai yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang
menghukum kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Pasal 20
(1) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a,
dan huruf c angka 1), angka 2), angka 3), dan angka 4), diberlakukan terhitung mulai bulan
berikutnya sejak keputusan penjatuhan Hukuman Disiplin ditetapkan.
(2) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b
angka 1) dan angka 2), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke-15 (lima
belas) setelah Pegawai menerima Hukuman Disiplin, apabila Pegawai yang dijatuhi
Hukuman Disiplin tidak mengajukan keberatan.
(3) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b
angka 1) dan angka 2), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan atas
keberatan ditetapkan, apabila Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin mengajukan
keberatan.
(4) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b
angka 3), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan
Hukuman Disiplin ditetapkan.
(5) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf c
angka 5), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke-15 (lima belas) setelah
Pegawai menerima Hukuman Disiplin.
(6) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, diberlakukan
terhitung mulai bulan berikutnya sejak tanggal penahanan.
Pasal 21
Dalam hal Pegawai dijatuhi lebih dari 1 (satu) Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 pada bulan yang bersamaan, terhadap Pegawai yang bersangkutan diberlakukan
pemotongan Tunjangan Kinerja berdasarkan Hukuman Disiplin yang paling berat.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang sebelum berlakunya
Peraturan Kepala LIPI ini dan sedang dijalani oleh Pegawai yang bersangkutan tetap berlaku.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Penilaian Kinerja Pegawai sebelum berlakunya Peraturan Kepala LIPI ini, secara umum
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
Pasal 24
Peraturan Kepala LIPI ini berlaku pada tanggal ditetapkan, yang secara efektif mulai
dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2013.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 22 November 2012
KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Cap

ttd.

LUKMAN HAKIM
NIP 19530923 198203 1 001
LAMPIRAN I

FORMAT SURAT KETERANGAN

PERMOHONAN IZIN/PEMBERITAHUAN *)
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami:
N am a
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Satuan Kerja

:
:
:
:
:

Dengan ini mengajukan Permohonan Izin untuk tidak masuk kerja/iIzin pulang sebelum
waktunya/pemberitahuan terlambat masuk kerja/………………………………………….........*)
selama …….. hari/jam/menit, pada hari ………….., tanggal ………………………....... dengan
alasan, yaitu ………………………………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………………………….........................

Demikian disampaikan kiranya menjadi maklum.

Menyetujui/Tidak Menyetujui*)
………………………………….

Hormat kami,
……………………………

…………………………………
NIP ……………………………

……………………………
NIP ……………………….

*) Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN II

FORMAT SURAT PERINGATAN TERTULIS
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
UNIT ESELON I
:
UNIT ESELON II
:
UNIT ESELON III
:

TEGURAN TERTULIS
Nomor ……………

N am a
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Satuan Kerja

:
:
:
:
:

Dengan ini kepada Saudara diberikan TEGURAN TERTULIS sesuai dengan Pasal 7
ayat (2) Peraturan Kepala LIPI Nomor ………………./2012, karena Saudara pada tanggal
………………………… telah tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai
dengan 10 (sepuluh) hari kerja dan diberlakukan Pemotongan Tunjangan Kinerja sesuai
Peraturan Kepala LIPI Nomor …………../2012.

………………………… 20 ………..

………………………………………
NIP …………………………………

More Related Content

What's hot

4. 2019 pp 030
4. 2019 pp 0304. 2019 pp 030
4. 2019 pp 030
KutsiyatinMSi
 
Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017
KutsiyatinMSi
 
Hartikah
Hartikah Hartikah
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
BBPP_Batu
 
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pnsPp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Al-Faruq Muhammad
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Web Master
 
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_20161475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
Toriq Amin
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
Yudhi Aldriand
 
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
CIkumparan
 

What's hot (9)

4. 2019 pp 030
4. 2019 pp 0304. 2019 pp 030
4. 2019 pp 030
 
Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017
 
Hartikah
Hartikah Hartikah
Hartikah
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
 
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pnsPp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
Pp 17 2020_perubahan_pp_11_2017 _manajemen_pns
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_20161475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
1475653048 pm kominfo-no_15_tahun_2016
 
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUA...
 
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
Salinan PP Nomor 41 Tahun 2020
 

Similar to Keputusan kepalalipino.03 penegakandisiplin-2

PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdfPERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
SujimanSKM
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Winarto Winartoap
 
Perpres 1072012 bppt
Perpres 1072012  bppt Perpres 1072012  bppt
Perpres 1072012 bppt
riyanto st mt
 
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011Fauzi Badarudin
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
Winarto Winartoap
 
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
elsiaputridendya
 
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
Siti Djawijah
 
Perka bkn no.1 thn 2013 ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
Perka bkn no.1 thn 2013  ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...Perka bkn no.1 thn 2013  ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
Perka bkn no.1 thn 2013 ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
Asrul Mulyadi
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
Agus Prasetio
 
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
Rosyid Musthofa
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...Sri Budi Sukiyanto
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
Julis Marinaldi
 
06. perka bkn no. 1 thn. 2013 penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
06. perka bkn no. 1 thn. 2013   penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil06. perka bkn no. 1 thn. 2013   penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
06. perka bkn no. 1 thn. 2013 penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
amrannaulich
 
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNSKETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
MUHAMAD SALAHUDIN
 
Disiplin pns (pp)
Disiplin pns (pp)Disiplin pns (pp)
Disiplin pns (pp)
Benny Aqbar
 
E-Aparatur
E-AparaturE-Aparatur
E-Aparatur
Siti Sahati
 
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
8. permenpan nomor  40 tahun 20128. permenpan nomor  40 tahun 2012
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
KutsiyatinMSi
 
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNSPP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
Nurhidayat Mursalin
 
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdfPP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
RahmianaRahmiana
 
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdfPerpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
Adi Musolla
 

Similar to Keputusan kepalalipino.03 penegakandisiplin-2 (20)

PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdfPERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
 
Perpres 1072012 bppt
Perpres 1072012  bppt Perpres 1072012  bppt
Perpres 1072012 bppt
 
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011
Perka bkn pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2011
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
 
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
2235 perka bkn-nomor-1-tahun-2013-@-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2...
 
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
139181270 peraturan-kepala-bkn-sasaran-kinerja-pegawai
 
Perka bkn no.1 thn 2013 ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
Perka bkn no.1 thn 2013  ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...Perka bkn no.1 thn 2013  ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
Perka bkn no.1 thn 2013 ketentuan pelaksanaan pp 46 tahun 2011 -ttg penilaia...
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
 
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2013-ketentuan-pelaksanaan-pp-nomor-46-tahun-2011-ten...
 
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
2235 perka bkn nomor 1 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan pp nomor 46 tahun 2...
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
 
06. perka bkn no. 1 thn. 2013 penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
06. perka bkn no. 1 thn. 2013   penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil06. perka bkn no. 1 thn. 2013   penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
06. perka bkn no. 1 thn. 2013 penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil
 
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNSKETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
KETENTUAN PELAKSANAAN PP NO 46/2011 PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
 
Disiplin pns (pp)
Disiplin pns (pp)Disiplin pns (pp)
Disiplin pns (pp)
 
E-Aparatur
E-AparaturE-Aparatur
E-Aparatur
 
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
8. permenpan nomor  40 tahun 20128. permenpan nomor  40 tahun 2012
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
 
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNSPP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
PP Nomor 30 Tahun 2019 ttg Penilaian Kinerja PNS
 
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdfPP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
PP-Nomor-30-Tahun-2019.pdf
 
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdfPerpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
Perpres Nomor 103 Tahun 2022.pdf
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptxPRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
Hasbullah66
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
PujiMaryati
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
xtemplat
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
sucibrooks86
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptxPRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
PRESENTASI PROGRAM KERJA TATA USAHA SMP.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 

Keputusan kepalalipino.03 penegakandisiplin-2

  • 1. LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES) PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 03/E/2012 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi, penegakan disiplin, mendorong profesionalitas, dan meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Penegakan Disiplin dalam rangka Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan LIPI; Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093); Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 258); Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah; Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; Keputusan Presiden Nomor 61/M Tahun 2010; Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/M/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 3212/M/2004; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA.
  • 2. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala LIPI ini yang dimaksud dengan: 1. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang selanjutnya disingkat LIPI, adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang menangani urusan di bidang penelitian ilmu pengetahuan. 2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan LIPI serta Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan di lingkungan LIPI, diangkat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kepegawaian/aparatur negara. 3. Pejabat Pembina Kepegawaian Tingkat Pusat adalah Kepala LIPI. 4. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin Pegawai diberi wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin. 5. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai karena melanggar peraturan disiplin sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin Pegawai. 6. Tunjangan Kinerja adalah pemberian tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tunjangan kinerja. 7. Alasan yang sah adalah alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, disampaikan secara tertulis, dan dituangkan dalam surat keterangan serta disetujui oleh atasan langsung pegawai yang bersangkutan, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Peraturan ini. Pasal 2 Peraturan Kepala LIPI ini bertujuan untuk menjadi acuan penegakan disiplin dalam rangka pelaksanaan pemberian Tunjangan Kinerja di lingkungan LIPI. BAB II HARI DAN JAM KERJA Bagian Kesatu Ketentuan Hari dan Jam Kerja Pasal 3 (1) Hari kerja di lingkungan LIPI adalah 5 (lima) hari kerja, mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. (2) Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hari Senin s.d. Hari Kamis jam 07.30 – 16.00 Waktu istirahat jam 12.00 – 13.00 b. Hari Jumat jam 07.30 – 16.30 Waktu istirahat jam 11.30 – 13.00 (3) Ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikecualikan bagi satuan kerja LIPI di daerah karena menyesuaikan dengan aturan pemerintah daerah setempat atau karena alasan tertentu sepanjang tidak mengurangi jumlah jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan seizin pejabat Eselon I terkait. Pasal 4 (1) Pegawai wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja serta mengisi daftar hadir dengan menggunakan sistem kehadiran elektronik. (2) Pengisian daftar hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja serta waktu lain yang ditentukan oleh Kepala Satuan Kerja. (3) Pengisian daftar hadir dapat dilakukan secara manual dalam hal: a. sistem kehadiran elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengalami kerusakan/tidak berfungsi; b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem kehadiran elektronik;
  • 3. c. tidak terekam dalam sistem kehadiran elektronik; atau d. terjadi keadaan kahar (force majeure). (4) Keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d merupakan suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan dan kendali manusia serta tidak dapat dihindarkan berupa bencana alam dan kerusuhan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bagian Kedua Pelanggaran Jam Kerja Pasal 5 Pegawai yang tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja, meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja, dan/atau pulang kerja sebelum waktunya tanpa alasan yang sah, dinyatakan tidak mematuhi jam kerja. Pasal 6 (1) Apabila dipandang perlu, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur ketentuan mengenai toleransi jam keterlambatan paling banyak selama 60 (enam puluh) menit untuk 1 (satu) hari kerja tanpa mengurangi akumulasi jumlah jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) pada hari kerja tersebut, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Kekurangan jumlah jam kerja efektif wajib diganti langsung pada hari kerja keterlambatan tersebut. (3) Pengaturan toleransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk keadaan tertentu dan/atau dengan alasan yang sah. Pasal 7 (1) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5 dengan jumlah kumulatif 5 (lima) hari kerja, diberikan teguran lisan. (2) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5 dengan jumlah kumulatif 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja, diberikan teguran tertulis. (3) Pegawai yang tidak mematuhi jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5 dengan jumlah kumulatif 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja, diberikan pernyataan tidak puas secara tertulis. (4) Perhitungan tidak mematuhi jam kerja karena terlambat masuk kerja dan/atau pulang kerja sebelum waktunya dengan jumlah kumulatif 7,5 (tujuh setengah) jam, dinyatakan 1 (satu) hari kerja tidak masuk kerja. (5) Pegawai yang tidak mengisi daftar hadir pada saat masuk kerja atau daftar hadir pada saat pulang kerja tanpa alasan yang sah, diperhitungkan sebagai keterlambatan masuk kerja atau pulang kerja sebelum waktunya selama 3 (tiga) jam 45 (empat puluh lima) menit. Pasal 8 (1) Perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dihitung secara kumulatif mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan. (2) Apabila sebelum akhir tahun secara kumulatif Pegawai melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dijatuhi Hukuman Disiplin Pegawai sesuai peraturan yang berlaku. Pasal 9 Pejabat yang ditunjuk untuk menangani sistem kehadiran elektronik di masing-masing Satuan Kerja LIPI wajib: a. setiap akhir bulan menyampaikan hasil rekapitulasi mengenai kehadiran Pegawai kepada Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian; b. hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk keperluan tertentu disampaikan juga kepada atasan langsung; dan c. atasan langsung sebagaimana dimaksud pada huruf b melaksanakan prosedur penjatuhan Hukuman Disiplin kepada Pegawai yang melanggar jam kerja dan melakukan pembinaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 4. Pasal 10 (1) Pemberian Hukuman Disiplin dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang. (2) Atasan langsung dari pejabat yang berwenang wajib meminta pertanggungjawaban pelaksanaan pemberian Hukuman Disiplin. (3) Apabila pejabat yang berwenang tidak melaksanakan pemberian Hukuman Disiplin, maka pelaksanaan pemberian Hukuman Disiplin dilakukan oleh atasan langsung dari pejabat yang berwenang. Pasal 11 Dalam hal tidak terdapat pejabat yang berwenang, maka kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi secara hirarki. Pasal 12 Setiap Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang, tembusannya disampaikan kepada: a. atasan langsung dari pejabat yang berwenang; dan b. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian. BAB III TUNJANGAN KINERJA Pasal 13 Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan kepada Pegawai yang mempunyai tugas/pekerjaan/jabatan tertentu di lingkungan LIPI, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 14 (1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, tidak diberikan kepada: a. Pegawai di lingkungan LIPI yang tidak mempunyai tugas/pekerjaan/jabatan tertentu di lingkungan LIPI; b. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan; c. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberhentikan dari pekerjaan/jabatannya dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri); d. Pegawai di lingkungan LIPI yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di luar lingkungan LIPI; e. Pegawai di lingkungan LIPI yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun. Pasal 15 (1) Pegawai di lingkungan LIPI yang menerima Tunjangan Kinerja dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja apabila: a. Pegawai tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah; b. Pegawai terlambat masuk kerja tanpa alasan yang sah; c. Pegawai pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang sah; d. Pegawai meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja tanpa alasan yang sah; e. Pegawai dijatuhi hukuman disiplin; dan/atau f. Pegawai tidak menghasilkan kinerja sebagaimana yang ditargetkan. (2) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e dinyatakan dalam % (perseratus). (3) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dinilai dan ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja atau oleh Pejabat yang berwenang. Pasal 16 (1) Pegawai yang tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja.
  • 5. (2) Pegawai yang terlambat masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut: a. keterlambatan 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus); b. keterlambatan 31 (tiga puluh satu) menit atau lebih dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus) untuk setiap kelipatan 30 (tiga puluh) menit, dan paling banyak pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus) untuk setiap harinya. (3) Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya dan/atau meninggalkan tempat kerja pada waktu jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c dan d, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut: a. meninggalkan tempat kerja 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus); b. meninggalkan tempat kerja 31 (tiga puluh satu) menit atau lebih dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 0,5% (setengah perseratus) untuk setiap kelipatan 30 (tiga puluh) menit, dan paling banyak pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus) untuk setiap harinya. (4) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu) bulan. Pasal 17 (1) Dikecualikan dari ketentuan Pasal 16 ayat (1), bagi Pegawai yang tidak masuk kerja dengan alasan sebagai berikut: a. menjalani cuti tahunan, menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) kedinasan, atau menjalani tugas kedinasan tidak dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja; b. karena sakit, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; c. menjalani cuti bersalin, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 2% (dua perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; d. menjalani cuti bersalin anak ketiga dan seterusnya, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; e. menjalani cuti karena alasan penting atau cuti besar, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 5% (lima perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; atau f. menjalani cuti di luar tanggungan negara, menjalani hak masa persiapan pensiun, atau penerima uang tunggu, dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 100% (seratus perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja. (2) Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter/bidan, puskesmas, atau rumah sakit yang merawat. Pasal 18 (1) Pegawai yang menjalani tugas belajar di luar negeri, diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh perseratus). (2) Pegawai yang menjalani tugas belajar di dalam negeri dan dibebaskan dari tugas pokok, diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh perseratus). (3) Pegawai yang menjalani tugas belajar di dalam negeri yang tidak dibebaskan dari tugas pokok berdasarkan keterangan tertulis dari atasan langsung, diberikan Tunjangan Kinerja dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16, dikenakan pemotongan paling banyak sebesar 50% (lima puluh perseratus). Pasal 19 (1) Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf d, diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagai berikut: a. Hukuman Disiplin ringan, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja, yaitu: 1) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa teguran lisan; 2) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa teguran tertulis; dan
  • 6. 3) sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis. b. Hukuman Disiplin sedang, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja, yaitu: 1) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; 2) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan 3) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. c. Hukuman Disiplin berat, kecuali yang berkaitan dengan ketidakpatuhan jam kerja, yaitu: 1) sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 12 (dua belas) bulan, jika Pegawai melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang izin perkawinan dan perceraian; 2) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; 3) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; 4) sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pembebasan dari jabatan; dan 5) sebesar 100% (seratus perseratus), jika Pegawai dijatuhi Hukuman Disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dan tidak mengajukan Banding Administratif ke Badan Pertimbangan Kepegawaian. (2) Dalam hal Banding Administratif yang diajukan oleh Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 5) diterima oleh Badan Pertimbangan Kepegawaian dengan putusan selain pemberhentian atau pembatalan Hukuman Disiplin, Tunjangan Kinerja Pegawai yang bersangkutan dibayarkan kembali terhitung sejak Pegawai yang bersangkutan diizinkan untuk tetap melaksanakan tugas. (3) Banding Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan upaya administratif yang dapat ditempuh oleh Pegawai yang tidak puas terhadap Hukuman Disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang menghukum kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian. Pasal 20 (1) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a, dan huruf c angka 1), angka 2), angka 3), dan angka 4), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan Hukuman Disiplin ditetapkan. (2) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b angka 1) dan angka 2), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke-15 (lima belas) setelah Pegawai menerima Hukuman Disiplin, apabila Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin tidak mengajukan keberatan. (3) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b angka 1) dan angka 2), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan atas keberatan ditetapkan, apabila Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin mengajukan keberatan. (4) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b angka 3), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan Hukuman Disiplin ditetapkan. (5) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf c angka 5), diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke-15 (lima belas) setelah Pegawai menerima Hukuman Disiplin. (6) Pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak tanggal penahanan.
  • 7. Pasal 21 Dalam hal Pegawai dijatuhi lebih dari 1 (satu) Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 pada bulan yang bersamaan, terhadap Pegawai yang bersangkutan diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja berdasarkan Hukuman Disiplin yang paling berat. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang sebelum berlakunya Peraturan Kepala LIPI ini dan sedang dijalani oleh Pegawai yang bersangkutan tetap berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Penilaian Kinerja Pegawai sebelum berlakunya Peraturan Kepala LIPI ini, secara umum berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pasal 24 Peraturan Kepala LIPI ini berlaku pada tanggal ditetapkan, yang secara efektif mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2013. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 22 November 2012 KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Cap ttd. LUKMAN HAKIM NIP 19530923 198203 1 001
  • 8. LAMPIRAN I FORMAT SURAT KETERANGAN PERMOHONAN IZIN/PEMBERITAHUAN *) Yang bertanda tangan di bawah ini, kami: N am a NIP Pangkat/Golongan Jabatan Satuan Kerja : : : : : Dengan ini mengajukan Permohonan Izin untuk tidak masuk kerja/iIzin pulang sebelum waktunya/pemberitahuan terlambat masuk kerja/………………………………………….........*) selama …….. hari/jam/menit, pada hari ………….., tanggal ………………………....... dengan alasan, yaitu ………………………………………………………………………………………............ ……………………………………………………………………………………………......................... Demikian disampaikan kiranya menjadi maklum. Menyetujui/Tidak Menyetujui*) …………………………………. Hormat kami, …………………………… ………………………………… NIP …………………………… …………………………… NIP ………………………. *) Coret yang tidak perlu
  • 9. LAMPIRAN II FORMAT SURAT PERINGATAN TERTULIS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UNIT ESELON I : UNIT ESELON II : UNIT ESELON III : TEGURAN TERTULIS Nomor …………… N am a NIP Pangkat/Golongan Jabatan Satuan Kerja : : : : : Dengan ini kepada Saudara diberikan TEGURAN TERTULIS sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Kepala LIPI Nomor ………………./2012, karena Saudara pada tanggal ………………………… telah tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja dan diberlakukan Pemotongan Tunjangan Kinerja sesuai Peraturan Kepala LIPI Nomor …………../2012. ………………………… 20 ……….. ……………………………………… NIP …………………………………