Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Ke Mana RUU PILKADA Berlabuh?
1. Ke Mana RUU PILKADA Berlabuh?
By Mahendra
9 September 2014
http://politik.kompasiana.com/2014/09/09/kemana-ruu-pilkada-berlabuh-686511.html
Barangkali, Koalisi Merah Putih memperlihatkan keperkasaannya. Koalisi Merah Putih
memperlihatkan gigi-giginya. Mulai dari gigi seri, gigi taring, hingga gigi geraham.
Semuanya kelihatan, alias menggambarkan tawa.
Sebagaimana kita kalau ketawa terbahak-bahak, akan kelihatan seluruh giginya. Mungkin ini
penilaian yang salah.
Koalisi Merah Putih barangkali cuma tersenyum mekar, kelihatan seluruh giginya. Kenapa?
Karena ada tanda-tanda yang mengarah kepada keberhasilan ide mereka untuk menghemat
Anggaran Negara gara-gara PILKADA dan alasan lainnya.
Begini ceritanya, fraksi PDIP dan Hanura ingin pemilihan langsung untuk Gubernur dan
Walikota/Bupati. PKB ingin pemilihan langsung hanya untuk gubernur, sementara
Walikota/Bupati dipilih DPRD. Fraksi Demokrat, Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP
menggagas bahwa Gubernur dan Walikota/Bupati dipilih DPRD.
Apakah nanti berdampak adanya sinkronisasi gerak Presiden dengan kepala Daerah?
Harmonisasi pusat dan otonomi daerah? Bagi penganut keragaman sebagai keindahan maka
jangan mencemooh kalau ternyata ide Koalisi Merah Putih lolos.
Semoga saja sinkronisasi terbentuk. Itu akan terjadi jika Koalisi Merah Putih dianggap
kritikus. Kritikus justru mengantisipasi kelalaian Pemerintah.
2. RUU pilkada “tidak langsung” dicaci rata-rata karena alasan “suara rakyat adalah suara
Tuhan.” Ini prinsip “suara yang paling banyak “. Kalau memang RUU Pilkada sesuai dengan
usulan Koalisi Merah Putih, janganlah protes! Sebab mereka cerminan suara terbanyak. Lalu,
mau menyalahkan siapa?
Ujung-ujungnya mencaci-maki demokrasi kalau tidak komitmen dengan prinsip suara
terbanyak. Mereka yang berprinsip suara rakyat suara Tuhan, mesti komitmen dengan
prinsip itu kalau tidak ingin mencaci-maki demokrasi. Bukan pura-pura tenggelam dalam
ironi.
Namun, belum secara pasti apakah UU PILKADA resmi sesuai dengan ide dari Koalisi
Merah Putih. Tunggu saja rapat paripurna DPR! Kemudian, janganlah memandang kata
“Koalisi Merah Putih Menang” itu sebagai kata “kalah” kepada Tim Jokowi, sebagaimana
banyak ditemukan secara tersirat di judul-judul artikel dan isinya (dalam media massa).
Media massa jangan bikin panas suasana ya! Awas! Mungkin, media massa bikin panas
dengan lontaran “Koalisi Merah Putih Meruntuhkan Kerajaan Jokowi”. Tapi, awas! Media
massa jangan bikin keruh suasana! Kalau memang referendum terjadi, ya apa boleh buat.
Kita memang dituntut terbuka. It’s no problem.
read more:
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/08/078605241/UU-Pilkada-Sah-Koalisi-Prabowo-
Borong-31-Gubernur
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/08/22502261/Politisi.Partai.Golkar.Nilai.Pilkada.T
ak.Langsung.Dapat.Hemat.Rp.41.Triliun.
http://regional.kompas.com/read/2014/09/08/19063681/Risma.Lebih.Sepakat.Kepala.Daerah.
Dipilih.Langsung.oleh.Rakyat
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/08/19445881/RUU.Pilkada.Akan.Disahkan.Dalam.
Sidang.Paripurna.DPR.25.September