Isra dan Mi'raj merujuk kepada perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Yerusalem dan kemudian ke langit-langit, mencapai tujuh lapisan langit dan bertemu dengan para nabi. Ayat-ayat Al Quran seperti Al-Israa' dan An-Najm memberikan dalil tentang peristiwa tersebut, di mana Nabi Muhammad SAW bertemu dengan malaikat Jibril dan melihat beberapa tanda-tanda ke
Tulisan ini merupakan kumpulan dari beberapa artikel bertopik Lailatul Qadar, yang bersumber dari internet. Tujuannya adalah untukm memudahkan pemahaman kami tentang topik tersebut, khususnya pada Ramadhan 2014. Tulisan-tulisan tersebut ditulis oleh berbagai penulis, di antaranya Ustadz Yusdeka, penulis produktif dari milis “Dzikrullah” (https://groups.yahoo.com/group/dzikrullah) dan blog “Sikap Murid Dalam Berketuhanan Sedang Belajar Mendekat Kepada Dzat Yang Maha Dekat” (yusdeka.wordpress.com).
slide ini berisi ulasan tentang sebagian kejadian-kejadian yang terjadi pada hari akhir, dimana dapat dijadikan renungan kita bersama melihat kemerosotan kualitas hidup sebagai kaum muslimin dan muslimah, semoga bermanfaat..
Malaikat adalah jamak dari kata Malak, yang secara bahasa bermakna Mursil; utusan. Mereka adalah makhluk ghoib yang Allah yang ciptakan dari cahaya, tidak memiliki sifat ketuhanan, selalu taat kepada perintah Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah.
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
2. ARTI KATA ISRA DAN MI’RAJ Kata Bahasa Istilah Isra Berjalan di waktu malam "Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari. (QS. Ad Dukhaan: 23) Perjalanan Nabi Muhammad saw dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di waktu malam hari Mi’raj Tangga atau alat untuk naik dari bawah ke atas “ (yang datang) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik.” (QS. Al Ma’arij: 3) Perjalanan Nabi saw, dari alam bumi ke alam langit sampai tujuh petala langit dan terakhir sampai Sidratul Muntaha, dan terakhir ke Arsy di mana beliau menerima wahyu
3. Dalil tentang Isra dan Mi’raj “ Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Isra” 1)
5. Dalil tentang Isra dan Mi’raj “ Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli. Sedang Dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian Dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah Dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu Dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka Apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm: 1-18)