Dokumen tersebut berisi persyaratan untuk kebun plasma/mitra dalam sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Beberapa persyaratan utama meliputi legalitas lahan dan izin lingkungan, lokasi kebun yang sesuai, penyelesaian sengketa lahan, organisasi petani dalam kelompok tani, dan pemenuhan pedoman teknis budidaya kelapa sawit dalam hal pembukaan lahan, perlindungan sumber air, perbenihan, dan penanaman.
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Shafa Nabilah Eka Puteri
Mata Kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan : Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Pembentuka P3A berdasarkan peraturan yang ada, Pembentukan P3A sangat bermanfaat bagi petani dan mempermudah dalam proses perkembangan dalam bidang pertanian.
Makalah Kesehatan Lingkungan - Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa...Shafa Nabilah Eka Puteri
Mata Kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan : Dampak Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Pembentuka P3A berdasarkan peraturan yang ada, Pembentukan P3A sangat bermanfaat bagi petani dan mempermudah dalam proses perkembangan dalam bidang pertanian.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
The realm of product design is a constantly changing environment where technology and style intersect. Every year introduces fresh challenges and exciting trends that mold the future of this captivating art form. In this piece, we delve into the significant trends set to influence the look and functionality of product design in the year 2024.
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
Mental health has been in the news quite a bit lately. Dozens of U.S. states are currently suing Meta for contributing to the youth mental health crisis by inserting addictive features into their products, while the U.S. Surgeon General is touring the nation to bring awareness to the growing epidemic of loneliness and isolation. The country has endured periods of low national morale, such as in the 1970s when high inflation and the energy crisis worsened public sentiment following the Vietnam War. The current mood, however, feels different. Gallup recently reported that national mental health is at an all-time low, with few bright spots to lift spirits.
To better understand how Americans are feeling and their attitudes towards mental health in general, ThinkNow conducted a nationally representative quantitative survey of 1,500 respondents and found some interesting differences among ethnic, age and gender groups.
Technology
For example, 52% agree that technology and social media have a negative impact on mental health, but when broken out by race, 61% of Whites felt technology had a negative effect, and only 48% of Hispanics thought it did.
While technology has helped us keep in touch with friends and family in faraway places, it appears to have degraded our ability to connect in person. Staying connected online is a double-edged sword since the same news feed that brings us pictures of the grandkids and fluffy kittens also feeds us news about the wars in Israel and Ukraine, the dysfunction in Washington, the latest mass shooting and the climate crisis.
Hispanics may have a built-in defense against the isolation technology breeds, owing to their large, multigenerational households, strong social support systems, and tendency to use social media to stay connected with relatives abroad.
Age and Gender
When asked how individuals rate their mental health, men rate it higher than women by 11 percentage points, and Baby Boomers rank it highest at 83%, saying it’s good or excellent vs. 57% of Gen Z saying the same.
Gen Z spends the most amount of time on social media, so the notion that social media negatively affects mental health appears to be correlated. Unfortunately, Gen Z is also the generation that’s least comfortable discussing mental health concerns with healthcare professionals. Only 40% of them state they’re comfortable discussing their issues with a professional compared to 60% of Millennials and 65% of Boomers.
Race Affects Attitudes
As seen in previous research conducted by ThinkNow, Asian Americans lag other groups when it comes to awareness of mental health issues. Twenty-four percent of Asian Americans believe that having a mental health issue is a sign of weakness compared to the 16% average for all groups. Asians are also considerably less likely to be aware of mental health services in their communities (42% vs. 55%) and most likely to seek out information on social media (51% vs. 35%).
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
This article is all about what AI trends will emerge in the field of creative operations in 2024. All the marketers and brand builders should be aware of these trends for their further use and save themselves some time!
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
The realm of product design is a constantly changing environment where technology and style intersect. Every year introduces fresh challenges and exciting trends that mold the future of this captivating art form. In this piece, we delve into the significant trends set to influence the look and functionality of product design in the year 2024.
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
Mental health has been in the news quite a bit lately. Dozens of U.S. states are currently suing Meta for contributing to the youth mental health crisis by inserting addictive features into their products, while the U.S. Surgeon General is touring the nation to bring awareness to the growing epidemic of loneliness and isolation. The country has endured periods of low national morale, such as in the 1970s when high inflation and the energy crisis worsened public sentiment following the Vietnam War. The current mood, however, feels different. Gallup recently reported that national mental health is at an all-time low, with few bright spots to lift spirits.
To better understand how Americans are feeling and their attitudes towards mental health in general, ThinkNow conducted a nationally representative quantitative survey of 1,500 respondents and found some interesting differences among ethnic, age and gender groups.
Technology
For example, 52% agree that technology and social media have a negative impact on mental health, but when broken out by race, 61% of Whites felt technology had a negative effect, and only 48% of Hispanics thought it did.
While technology has helped us keep in touch with friends and family in faraway places, it appears to have degraded our ability to connect in person. Staying connected online is a double-edged sword since the same news feed that brings us pictures of the grandkids and fluffy kittens also feeds us news about the wars in Israel and Ukraine, the dysfunction in Washington, the latest mass shooting and the climate crisis.
Hispanics may have a built-in defense against the isolation technology breeds, owing to their large, multigenerational households, strong social support systems, and tendency to use social media to stay connected with relatives abroad.
Age and Gender
When asked how individuals rate their mental health, men rate it higher than women by 11 percentage points, and Baby Boomers rank it highest at 83%, saying it’s good or excellent vs. 57% of Gen Z saying the same.
Gen Z spends the most amount of time on social media, so the notion that social media negatively affects mental health appears to be correlated. Unfortunately, Gen Z is also the generation that’s least comfortable discussing mental health concerns with healthcare professionals. Only 40% of them state they’re comfortable discussing their issues with a professional compared to 60% of Millennials and 65% of Boomers.
Race Affects Attitudes
As seen in previous research conducted by ThinkNow, Asian Americans lag other groups when it comes to awareness of mental health issues. Twenty-four percent of Asian Americans believe that having a mental health issue is a sign of weakness compared to the 16% average for all groups. Asians are also considerably less likely to be aware of mental health services in their communities (42% vs. 55%) and most likely to seek out information on social media (51% vs. 35%).
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
This article is all about what AI trends will emerge in the field of creative operations in 2024. All the marketers and brand builders should be aware of these trends for their further use and save themselves some time!
A report by thenetworkone and Kurio.
The contributing experts and agencies are (in an alphabetical order): Sylwia Rytel, Social Media Supervisor, 180heartbeats + JUNG v MATT (PL), Sharlene Jenner, Vice President - Director of Engagement Strategy, Abelson Taylor (USA), Alex Casanovas, Digital Director, Atrevia (ES), Dora Beilin, Senior Social Strategist, Barrett Hoffher (USA), Min Seo, Campaign Director, Brand New Agency (KR), Deshé M. Gully, Associate Strategist, Day One Agency (USA), Francesca Trevisan, Strategist, Different (IT), Trevor Crossman, CX and Digital Transformation Director; Olivia Hussey, Strategic Planner; Simi Srinarula, Social Media Manager, The Hallway (AUS), James Hebbert, Managing Director, Hylink (CN / UK), Mundy Álvarez, Planning Director; Pedro Rojas, Social Media Manager; Pancho González, CCO, Inbrax (CH), Oana Oprea, Head of Digital Planning, Jam Session Agency (RO), Amy Bottrill, Social Account Director, Launch (UK), Gaby Arriaga, Founder, Leonardo1452 (MX), Shantesh S Row, Creative Director, Liwa (UAE), Rajesh Mehta, Chief Strategy Officer; Dhruv Gaur, Digital Planning Lead; Leonie Mergulhao, Account Supervisor - Social Media & PR, Medulla (IN), Aurelija Plioplytė, Head of Digital & Social, Not Perfect (LI), Daiana Khaidargaliyeva, Account Manager, Osaka Labs (UK / USA), Stefanie Söhnchen, Vice President Digital, PIABO Communications (DE), Elisabeth Winiartati, Managing Consultant, Head of Global Integrated Communications; Lydia Aprina, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Nita Prabowo, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Okhi, Web Developer, PNTR Group (ID), Kei Obusan, Insights Director; Daffi Ranandi, Insights Manager, Radarr (SG), Gautam Reghunath, Co-founder & CEO, Talented (IN), Donagh Humphreys, Head of Social and Digital Innovation, THINKHOUSE (IRE), Sarah Yim, Strategy Director, Zulu Alpha Kilo (CA).
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
The search marketing landscape is evolving rapidly with new technologies, and professionals, like you, rely on innovative paid search strategies to meet changing demands.
It’s important that you’re ready to implement new strategies in 2024.
Check this out and learn the top trends in paid search advertising that are expected to gain traction, so you can drive higher ROI more efficiently in 2024.
You’ll learn:
- The latest trends in AI and automation, and what this means for an evolving paid search ecosystem.
- New developments in privacy and data regulation.
- Emerging ad formats that are expected to make an impact next year.
Watch Sreekant Lanka from iQuanti and Irina Klein from OneMain Financial as they dive into the future of paid search and explore the trends, strategies, and technologies that will shape the search marketing landscape.
If you’re looking to assess your paid search strategy and design an industry-aligned plan for 2024, then this webinar is for you.
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
From their humble beginnings in 1984, TED has grown into the world’s most powerful amplifier for speakers and thought-leaders to share their ideas. They have over 2,400 filmed talks (not including the 30,000+ TEDx videos) freely available online, and have hosted over 17,500 events around the world.
With over one billion views in a year, it’s no wonder that so many speakers are looking to TED for ideas on how to share their message more effectively.
The article “5 Public-Speaking Tips TED Gives Its Speakers”, by Carmine Gallo for Forbes, gives speakers five practical ways to connect with their audience, and effectively share their ideas on stage.
Whether you are gearing up to get on a TED stage yourself, or just want to master the skills that so many of their speakers possess, these tips and quotes from Chris Anderson, the TED Talks Curator, will encourage you to make the most impactful impression on your audience.
See the full article and more summaries like this on SpeakerHub here: https://speakerhub.com/blog/5-presentation-tips-ted-gives-its-speakers
See the original article on Forbes here:
http://www.forbes.com/forbes/welcome/?toURL=http://www.forbes.com/sites/carminegallo/2016/05/06/5-public-speaking-tips-ted-gives-its-speakers/&refURL=&referrer=#5c07a8221d9b
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
Everyone is in agreement that ChatGPT (and other generative AI tools) will shape the future of work. Yet there is little consensus on exactly how, when, and to what extent this technology will change our world.
Businesses that extract maximum value from ChatGPT will use it as a collaborative tool for everything from brainstorming to technical maintenance.
For individuals, now is the time to pinpoint the skills the future professional will need to thrive in the AI age.
Check out this presentation to understand what ChatGPT is, how it will shape the future of work, and how you can prepare to take advantage.
A brief introduction to DataScience with explaining of the concepts, algorithms, machine learning, supervised and unsupervised learning, clustering, statistics, data preprocessing, real-world applications etc.
It's part of a Data Science Corner Campaign where I will be discussing the fundamentals of DataScience, AIML, Statistics etc.
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
Here's my presentation on by proven best practices how to manage your work time effectively and how to improve your productivity. It includes practical tips and how to use tools such as Slack, Google Apps, Hubspot, Google Calendar, Gmail and others.
The six step guide to practical project managementMindGenius
The six step guide to practical project management
If you think managing projects is too difficult, think again.
We’ve stripped back project management processes to the
basics – to make it quicker and easier, without sacrificing
the vital ingredients for success.
“If you’re looking for some real-world guidance, then The Six Step Guide to Practical Project Management will help.”
Dr Andrew Makar, Tactical Project Management
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
ISPO.pdf
1. 1
Draft
MINYAK SAWIT INDONESIA BERKELANJUTAN
(INDONESIA SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO)
PERSYARATAN UNTUK KEBUN PLASMA/MITRA
TIM ISPO
2. 2
KEMENTERIAN PERTANIAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT (PLASMA) INDONESIA BERKELANJUTAN
”PERSYARATAN”
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
1.
1.1.
SISTEM PERIZINAN DAN
MANAJEMEN PERKEBUNAN
Legalitas lahan dan pengelolaan
kebun sawit sebagai petani mitra
yang tergabung dalam kelompok
tani.
1. Sertifikat tanah/Bukti Kepemilikan
Tanah;
2. Tersedia dokumen Izin Lingkungan.
3. Dokumen penetapan petani plasma;
4. Dokumen pembentukan kelompok tani;
5. Dokumen konversi dari Perusahaan ke
Petani;
6. Dokumen kesepakatan kerjasama
antara perusahaan dengan
petani/kelompok tani.
Dokumen disediakan oleh manajer plasma
dan/atau kelompok tani yaitu:
a. Sertifikat tanah/ Bukti kepemilikan tanah
harus dimiliki. Sertifikat tanah adalah
sertifikat tanah kebun kelapa sawit milik
petani berasal dari tanah negara, tanah
Adat/Ulayat, atau milik petani sendiri.
b. Dokumen penetapan petani plasma oleh
Bupati/walikota setempat disediakan oleh
manajer plasma;
c. Dokumen pembentukan dan kegiatan
kelompok tani ini disediakan oleh
kelompok tani, selain berisi penetapan
berdirinya kelompok tani juga memberikan
informasi mengenai lingkup kerjasama dari
budidaya sampai dengan pemasaran
hasil;
d. Dokumen Konversi dokumen yang berisi
3. 3
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
akad kredit dari perusahaan kepada
petani.
e. Dokumen kesepakatan kerjasama antara
kelompok tani yang tergabung dalam
koperasi dengan perusahaan (inti) antaara
lain berbentuk Smallholder Document
Agreemen (SDA), Kontrak Kerjasama
Tahunan (KKT) baik dalam pengolahan
dan pemasaran hasil pengelolaan kebun
petani (kerjasama antara koperasi dan
perusahaan).
1.2. Lokasi Perkebunan
Lokasi kebun plasma dari aspek
teknis, tata ruang dan lingkungan
sesuai untuk perkebunan kelapa
sawit
1. Lokasi kebun plasma sesuai dengan
penetapan tata ruang setempat; sesuai
dengan peruntukannya.
2. Apabila lahan yang digunakan
merupakan tanah adat/ulayat tersedia
berita acara proses penyerahan/
pembebasan lahan dari masyarakat
adat kepada perusahaan;
3. Keputusan Menteri Kehutanan bagi
lahan yang memerlukan Pelepasan
Kawasan Hutan.
4. Akses dan lokasi kebun plasma
memenuhi persyaratan untuk
mendukung transportasi sarana
produksi maupun hasil TBS.
5. Tersedia peta lokasi (koordinat) dan
a. Lokasi kebun plasma yang berasal dari
tanah negara merupakan satu paket
dengan kebun inti umumnya telah sesuai
dengan tata ruang setempat karena dalam
penetapan hak atas tanah melalui
rapat/pertemuan dengan instansi daerah
yang terkait, sedang plasma yang berasal
dari lahan petani / masyarakat adat/ ulayat
perlu diteliti kesesuaian dengan tata
ruang;
b. Kesepakatan bersama antara masyarakat
adat/ulayat menyangkut kesepakatan
waktu penggunaan, kompensasi,
kewajiban dan hak masing masing pihak
dan lain sebagainya;
c. Bagi lahan yang berasal dari Kawasan
4. 4
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
peta tanah serta kelas kesesuaian
lahan, peta topografi tersedia manajer
plasma
Hutan yaitu Hutan Produksi Konversi
(HPK) diperlukan persetujuan pelepasan
kawasan hutan dari Menteri Kehutanan,
ditangani oleh perusahaan inti.
d. Peta lokasi diperlukan untuk mengetahui
titik ordinat dari lokasi kebun, sedang peta
topografi diperlukan untuk melihat areal
yang dapat ditanami dan areal areal yang
tidak boleh ditanami (lereng dengan
kemiringan < > 40%, sepadan sungai,
kawasan yang dilindungi dan lain
sebagainya.
e. Peta tanah diperlukan untuk mengetahui
kelas kesesuaian lahan serta penyebaran
lahan gambut.
.
1.3. Sengketa Lahan dan
Kompensasi
Manajer plasma harus
memastikan bahwa lahan
perkebunan plasma bebas dari
status sengketa dengan
masyarakat/petani disekitarnya.
Apabila terdapat sengketa maka
harus diselesaikan secara
musyawarah untuk mendapatkan
kesepakatan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku namun bila tidak terjadi
Bila telah terjadi sengketa lahan
1. Tersedia catatan penyelesaian
sengketa lahan pada kebun plasma di
kantor Manajer Plasma dan tersedia
peta lokasi lahan yang disengketakan.
2. Tersedianya salinan perjanjian yang
telah disepakati.
3. Rekaman progres musyawarah untuk
penyelesaian sengketa disimpan
manajer plasma dan ketua kelompo
a. Dokumen penyelesaian dan
perkembangan penyelesaian masalah
tersedia di kantor Manajer Plasma;
b. Sengketa lahan dengan masyarakat
diselesaikan secara musyawarah
penyelesaian sengketa dengan
masyarakat di sekitar kebun tersedia di
kantor Manajer Plasma;
c. Penetapan besarnya kompensasi dan
lamanya penggunaan lahan masyarakat
untuk usaha perkebunan dilakukan secara
5. 5
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
kesepakatan maka penyelesaian
sengketa lahan harus
menempuh jalur hukum.
musyawarah.
d. Apabila penyelesaian sengketa lahan
melalui musyawarah tidak menemui
kesepakatan, maka lahan yang
disengketakan harus diselesaikan melalui
jalur hukum/pengadilan negeri.
.
1.4. Organisasi Kelembagaan Petani
/ Kelompok tani
Petani Perkebunan Kelapa Sawit
tergabung dalam organisasi
kelompok yang beranggotakan
antara 20 – 50 petani.
Kelompok tani harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki dokumen pembentukan dan
susunan pengurus kelompok tani;
2. Memiliki Rencana Kegiatan
operasional kelompok tani.
3. Laporan kegiatan kelompok tani yang
terdokumentasi.
a. Kelembagaan petani / kelompok tani
dibentuk untuk membantu petani dalam
melaksanakan pengelolaan usaha taninya;
b. Untuk melaksakan kegiatan tersebut
dibentuk susunan pengurus kelompoktani
yang dilengkapi uraian tugas untuk setiap
pengurus untuk mendukung kelancaran
kegiatan;
c. Rencana kegiatan operasional mencakup
kebutuhan sarana produksi, perkiraan
produksi, kegiatan pemeliharaan tanaman,
pengendalian OPT, panen, Pengangkutan
TBS ke PKS, pemeliharaan terasering,
drainase, jalan produksi dan lain
sebagainya serta rencana peremajaan bila
sudah diperlukan.
1.5 Tumpang tindih dengan Usaha
Pertambangan
6. 6
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
Manajer Plasma harus dapat
menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku apabila pada lahan
plasma juga merupakan lahan
pertambangan yang telah
memiliki izin
Tersedia kesepakatan bersama antara
pemegang hak atas tanah (Ketua
Kelompok tani/Pengurus
Koperasi/Manajer Plasma) dengan
pengusaha pertambangan yang tersimpan
di kelompok tani/koperasi/manajer
plasma.
Pengusaha Pertambangan mineral dan / atau
batu bara yang mendapat Izin Lokasi
Pertambangan pada areal Izin Lokasi Usaha
Perkebunan harus melakukan perundingan
untuk mendapatkan kesepakatan dengan
pemegang atau pengelola plasma.
1.6. Pemberian informasi kepada
instansi terkait sesuai ketentuan
yang berlaku dan pemangku
kepentingan lainnya terkecuali
menyangkut hal yang patut
dirahasiakan
1. Daftar jenis informasi/data yang dapat
diperoleh oleh pemangku kepentingan
lainnya di kantor Manajer Plasma;
2. Rekaman permintaan informasi oleh
pemangku kepentingan lainnya;
3. Rekaman tanggapan / pemberian
informasi kepada instansi terkait;
Jenis informasi yang bersifat rahasia antara
lain seperti keuangan atau informasi yang
dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
dan sosial;
2.
2.1
PENERAPAN PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA DAN
PENGANGKUTAN KELAPA
SAWIT.
Pembukaan lahan
Pembukaan lahan memenuhi
kaidah kaidah konservasi tanah
dan air.
1. Tersedia SOP / Instruksi kerja cara
pembukaan lahan untuk kebun plasma
di kantor manajer plasma ;
2. Rekaman pembukaan lahan oleh
perusahaan terdokumentasi di kantor
Manajer Plasma
a. SOP/Petunjuk Teknis mengacu pada
Pedoman Teknis Pembangunan Kebun
Kelapa Sawit, Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2006.
b. Dokumentasi kegiatan pembukaan lahan
tanpa membakar, sesuai ketentuan sejak
7. 7
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
tahun 2004, tidak diperkenankan.
Tersimpan di kantor Manager Plasma;
c. Pembukaan lahan dilakukan berdasarkan
kajian lingkungan.
d. Pada lahan dengan kemiringan di atas 40%
tidak dilakukan pembukaan lahan. Menurut
PPKS Medan kemiringan 40% adalah tan α
= 0,4
α = sekitar 22,8 .
e. Pembuatan sistem drainase, terasering,
penanaman tanaman penutup tanah (cover
crops) untuk meminimalisir erosi dan
kerusakan/ degradasi tanah.
2.2 Perlindungan Terhadap Sumber
Air
Petani/Kelompok Tani wajib
memelihara sumber / mata air
apabila di lokasi kebun terdapat
sumber / mata air termasuk
sempadan sungai.
1. SOP/Instruksi Kerja perlindungan
sumber air
2. Tidak menanam di sekitar sumber air
atau pinggiran sungai sesuai ketentuan
yang berlaku terkecuali dengan jarak
yang telah ditetapkan dalam peraturan .
3. Rekaman jarak tanam dan perlindungan
dan pemeliharaan sumber/mata air
terdokumentasi.
1. Tidak membuka lahan di sekitar mata air
sesuai ketentuan yang berlaku dan
melakukan pelestarian lingkungan;
2. Setelah pengalihan pengelolaan, petani /
kelompok tani tetap memelihara sumber air
dan kelestarian lingkungan sumber mata
air.
3. Petani / kelompok tani harus menghindari
terjadinya erosi pada sempadan sungai.
2.3 Perbenihan
Untuk mendukung produktivitas 1. Rekaman asal benih yang digunakan Prosedur atau instruksi kerja/SOP
8. 8
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
tanaman dari kebun plasma
benih yang digunakan harus
berasal dari sumber benih yang
telah mendapat rekomendasi
dari pemerintah.
tersimpan di kantor Manajer plasma
2. Rekaman pelaksanaan perbenihan dan
pembibitan kelapa sawit sesuai dengan
SOP disimpan di kantor Manajer
Plasma.
pelaksanaan proses perbenihan harus dapat
menjamin :
a. Benih/bahan tanam yang digunakan
merupakan benih bina yang berasal dari
sumber benih yang telah mendapat
pengakuan dari pemerintah dan
bersertifikat dari instansi yang berwenang.
b. Umur dan kualitas benih yang disalurkan
sesuai ketentuan tekni
2.4 Penanaman pada tanah mineral
Perusahaan mitra dalam
melakukan penanaman harus
sesuai baku teknis dalam
mendukung produktivitas
tanaman
1. Tersedia SOP atau instruksi kerja untuk
penanaman yang terdokumentasi dan
mengacu kepada Pedoman Teknis
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
yang berlaku;
2. Rekaman pelaksanaan penanaman
kelapa sawqit disimpan disimpan di
kantor Manajer Plasma.
SOP atau instruksi kerja penanaman harus
mencakup :
a. Rencana dan realisasi penanaman.
b. Pengaturan jumlah tanaman dan jarak
tanam sesuai dengan kondisi lapangan dan
praktek budidaya perkebunan yang baik
c. Adanya tanaman penutup tanah.
d. Pembuatan terasering untuk lahan miring.
2.5 Penanaman pada lahan gambut
Penanaman kelapa sawit pada
kebun plasma di lahan gambut
dapat dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik
lahan gambut sehingga tidak
menimbulkan kerusakan fungsi
lingkungan
1. Tersedia SOP /instruksi kerja untuk
penanaman pada lahan gambut di
kantor Manajer Plasma dan mengacu
kepada ketentuan yang berlaku.
2. Rekaman pelaksanaan penanaman
tanaman terdokumentasi di kantor
Manajer Plasma;
SOP atau instruksi kerja penanaman pada
lahan gambut sesuai dengan Permentan No
14/2009 mencakup :
a. Penanaman dilakukan pada lahan gambut
berbentuk hamparan dengan kedalaman <
3 m dan proporsi mencakup 70% dari total
areal; Lapisan tanah mineral dibawah
9. 9
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
gambut bukan pasir kuarsa atau tanah
sulfat masam dan pada lahan gambut
dengan tingkat kematangan matang
(saprik).
b. Pengaturan jumlah tanaman dan jarak
tanam sesuai dengan kondisi lapangan dan
praktek budidaya perkebunan terbaik.
c. Adanya tanaman penutup tanah.
d. Pengaturan tinggi air tanah antara 50 – 60
cm dengan pembuatan tata air kebun
(saluran cacing) untuk menghambat emisi
karbon dari lahan gambut.
2.6 Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dalam
mendukung produktivitas
tanaman
1. Tersedia SOP mengenai pemupukan
dan instruksi kerja pemeliharaan
tanaman di kantor manajer plasma /
kelompok tani.
2. Rekaman pelaksanaan pemeliharaan
tanaman disimpan.
Pemeliharaan tanaman mencakup kegiatan:
a. Mempertahankan jumlah tanaman sesuai
standar yang ditetapkan dengan melakukan
sisipan;
b. Pemeliharaan terasering dan tinggi muka
air (drainase);
c. Pemeliharaan piringan;
d. Pemeliharaan tanaman penutup tanah
(cover crop) pada TBM.
e. Sanitasi kebun dan penyiangan gulma;
f. Rekomendasi dan realisasi pemupukan;
g. Laporan kegiatan pemeliharaan tanaman.
10. 10
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
2.7 Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Manajer plasma/Kelompok tani
harus melakukan pengamatan
pengendalian OPT (hama,
penyakit tanaman dan gulma)
dengan menerapkan
Pengendalian Hama Terpadu /
Integrated Pest Management
(PHT/IPM) sesuai dengan
ketentuan teknis dengan
memperhatikan aspek
lingkungan.
1. Tersedia instruksi kerja atau SOP untuk
Pengamatan dan Pengendalian Hama
Terpadu / Integrated Pest Management
(PHT/IPM) di kelompok tani/manajer
plasma
2. Tersedia instruksi kerja atau SOP
penggunaan pestisida.
3. Rekaman pelaksanaan pengamatan
dan pengendalian OPT terdokumentasi;
4. Rekaman jenis dan penggunaan
pestisida serta agens pengendali OPT
lainnya (parasitoid, predator, agens
hayat, feromon, dll.) terdokumentasi.
SOP / instruksi kerja untuk pengendalian OPT
harus dapat menjamin bahwa :
a. Pengendalian OPT dilakukan secara
terpadu (pengendalian hama
terpadu/PHT), yaitu melalui teknik
budidaya, kebersihan kebun, penggunaan
musuh alami (parasitoid, predator dan
agens hayati), secara mekanis dan
penggunaan pestisida secara terbatas dan
bijaksana.
b. Dilakukan pengamatan dengan sistem
peringatan dini (Early Warning Sistem /
EWS) terhadap serangan OPT antara lain
dengan melakukan sensus/perhitungan
populasi hama., oleh manajer plasma
c. Pestisida yang digunakan telah terdaftar di
Komisi Pestisida Kementerian Pertanian
d. Penanganan limbah pestisida dilakukan
sesuai petunjuk teknis untuk meminimalisir
dampak negatif terhadap lingkungan;
e. Tersedia sarana pengendalian sesuai
SOP atau instruksi kerja.
f. Tersedia tenaga (regu) pengendali yang
sudah terlatih, pada kebun plasma .
g. Tersedia gudang penyimpanan alat dan
bahan pengendalian OPT ;
11. 11
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
2.8 Pemanenan
Kelompok tani dan manajer
plasma memastikan bahwa
panen dilakukan tepat waktu dan
dengan cara yang benar.
1. Tersedia SOP atau instruksi kerja
terdokumentasi untuk pelaksanaan
pemanenan.di kelompok tani;
2. Rekaman pelaksanaan pemanenan
disimpan.
SOP dan instruksi kerja pelaksanaan
pemanenan harus mencakup :
a. Penyiapan tenaga kerja, peralatan dan
sarana penunjangnya.
b. Penetapan kriteria matang panen dan
putaran panen sesuai panduan.
2.9. Pengangkutan Buah.
Kelompok tani memastikan
bahwa TBS yang dipanen harus
segera diangkut ke tempat
pengolahan untuk menghindari
kerusakan.
1. Tersedia instruksi kerja/ SOP yang
terdokumentasi untuk pengangkutan
TBS di kelompok tani
2. Rekaman pengangkutan TBS disimpan
Instruksi kerja / SOP pengangkutan buah
berisikan ketentuan sbb:
a. Ketersediaan alat transportasi serta sarana
pendukungnya.
b. Buah harus terjaga dari kerusakan,
kontaminasi, kehilangan dan ketepatan
waktu sampai di tempat pengolahan.
2.10. Penyerahan dan Penetapan
Harga TBS
Sesuai dengan kerjasama antara
Perusahaan Perkebunan dan
Petani Plasma, maka seluruh
produksi TBS Petani Plasma
dijual ke perusahaan dengan.
1. Kelompok tani menjual TBS ke
perusahaan inti.
2. Rekaman harga yang ditetapkan oleh
Tim Penetapan Harga TBS dan harga
pembelian TBS kelompok tani oleh
perusahaan.
a. Sesuai dengan kerjasama antara Petani
plasma dan Perusahaan Inti, maka seluruh
produksi TBS Kebun Plasma harus dijual
kepada perusahaan inti.
b. Penjualan seluruh TBS kepada perusahaan
inti dalam menjamin pelaksanaan
12. 12
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
Note :
Dengan berpedoman kepada
harga yang ditetapkan oleh tim
penetapan harga TBS
pengembalian hutang petani.
c. Penetapan harga pembelian TBS
dilakukan minimal setiap bulan sekali
dengan berpedoman kepada harga yang
ditetapkan oleh tim penetapan harga TBS.
3. PENUNDAAN IZIN LOKASI DAN
PEMBERIAN HAK ATAS
TANAH UNTUK USAHA
PERKEBUNAN SESUAI
INPRES NO 10 TAHUN 2011
(Penjelasan oleh Manajer
Plasma)
4.. PENGELOLAAN DAN
1. Tersedia dokumen izin lingkungan
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Rekaman pelaaksanaan
pengelolaan lingkungan.
Dokumen dapat berupa AMDAL atau
UKL/UPL dalam satu dokumen atau masing
masing dokumen tersendiri apabila lokasi
antara kebun inti dan kebun plasma tidak
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
4.1 Kewajiban Izin lingkungan
Sebelum membangun kebun
plasma perusahaan harus
melaksanakan kewajibannya
untuk memperoleh izin
lingkungan sesuai ketentuan berada dalam satu lokasi (terpisah) tersedia
perundang-undangan yang di kantor manajer plasma.
berlaku.termasuk kebun plasma.
4.2. Pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
13. 13
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
Kelompok tani kelapa sawit
harus melakukan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran
di kebun dan sekitarnya.
1. Tersedia Petunjuk Teknis pencegahan
dan penanggulangan kebakaran di
kantor manajer plasma / kelompok tani;
2. Tersedianya SDM yang mampu
mencegah dan menangani kebakaran.
3. Tersedianya sarana dan prasarana
pengendalian/penanggulangan
kebakaran di kantor manajer plasma
4. Tersedianya organisasi dan sistem
tanggap darurat;
5. Rekaman pelaksanaan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran,
pemantauan kebakaran dan
pelaporannya harus disimpan.
a. Melakukan pelatihan penanggulangan
kebakaran secara periodik oleh inti
b. Melakukan penanggulangan bila terjadi
kebakaran bersama-sama dengan inti
4.3 Pelestarian Biodiversity /
keanekaragaman hayati dan
kawasan lindung
Kelompok tani harus menjaga
dan melestarikan
keanekaragaman hayati
termasuk spesies langka atau
hampir punah dan kawasan
lindung yang ada di perkebunan
atau yang dapat dipengaruhi
dengan keberadaan perkebunan
kelapa sawit rakyat tersebut
1. Petani / kelompok tani mengetahui
spesies yang dilindungi di daerah
tersebut. dan keberadaan kawasan
lindung yang tidak boleh dibuka untuk
perkebunan kelapa sawit.
a. Informasi spesies langka yang dilindungi
dan kawasan lindung dapat diperoleh dari
manajer plasma dan BKSDA.
b. Apabila ditemui hewan langka di lahan
petani, maka petani harus melaporkan
kepada manager plasma dan atau ke
BKSDA terdekat;
5. TANGGUNG JAWAB
14. 14
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
5.1.
TERHADAP KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
PETANI
Penerapan keselamatan dan
kesehatan petani
Kelompok tani dalam melakukan
pengelolaan usaha perkebunan
harus menerapkan aspek
kesehatan dan keselamatan
kerja dengan bimbingan Manajer
Plasma.
1. Tersedia SOP/instruksi kerja
kesehatan dan keselamatan kerja
yang disepakati bersama
2. Tersedianya pelatihan oleh
perusahaan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja
3. Rekaman penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
a. Manajer Plasma menyelenggarakan
pelatihan dan kampanye mengenai
keselamatan dan kesehatan petani.
b. Dilakukan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko kecelakaan.
c. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi petani dengan resiko
kecelakaan kerja tinggi.
d. Penyediaan sarana keselamatan bekerja
seperti helm, masker, sepatu dan lain-lain;
e. Rekaman terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan kerja.
5.2. Pembentukan koperasi
Kelompok tani bersama sama
dengan kelompok tani lainnya
membentuk koperasi / koperasi
unit desa (KUD) sebagai wadah
pemberdayaan ekonomi untuk
mendukung kegiatan usahatani.;
Tersedia bukti bahwa kelompok `tani yang
bersangkutan menjadi anggota koperasi
unit desa (KUD);
Koperasi / Koperasi Unit Desa (KUD) yang
beranggotakan kelompok tani merupakan
media kerjasama antara kelompok tani dengan
perusahaan antara lain dalam pembagian
SHU, pengadaan sarana produksi, rapat-rapat
antara perusahaan dengan kelompok tani dan
lain sebagainya.
6 TANGGUNG JAWAB SOSIAL
15. 15
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
(akan dilakukan kaji ulang di
beberapa Proyek PIR)
7. PENINGKATAN USAHA
SECARA BERKELANJUTAN
Kelompok tani dengan
bimbingan manajer plasma terus
menerus meningkatkan kinerja
(sosial, ekonomi dan lingkungan)
dengan mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana
aksi yang mendukung
peningkatan produksi minyak
sawit berkelanjutan.
Tersedia rekaman hasil penerapan
perbaikan/peningkatan yang dilakukan.
Kelompok tani dapat melakukan perbaikan /
peningkatan secara berkelanjutan melalui :
a. Perbaikan sebagai tindak lanjut dari hasil
evaluasi internal dan / atau saran saran dari
Manajer Plasma dan / atau berbagai
instansi yang terkait lainnya
b. Perbaikan / peningkatan sebagai tindak
lanjut keputusan-keputusan dari tinjauan
manajemen.
c. Penerapan teknologi baru hasil penelitian
baik internal maupun dari luar.
d. Perbaikan sebagai konsekuensi dari
peningkatan sasaran / target yang
ditetapkan;
e. Pelaksanaan tindakan korektif maupun
preventif sebagai tindak lanjut terhadap
adanya ketidak sesuaian, ketidak sesuaian
potencial, keluhan pelanggan, trend /
kecenderungan proses, análisis data, saran
masukan baik dari internal maupun dari
luar termasuk dari pemerintah dll.
16. 16
No Prinsip/Kriteria Indikator Panduan
Note :
Point a, b, c, d dan e dibantu oleh/dengan
melibatkan perusahaan inti
Komisi ISPO
Januari 2013
17. 17
PENJELASAN
1. Perkembangan Pola PIR
Pelaksanaan pembangunan perkebunan dengan pola PIR dimulai sejak tahun 1977/1978 berdasarkan Keputusan Presiden RI No 11
Tahun 1974 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA II) dengan dimulainya pembangunan perkebunan rakyat dengan
pola Nucleus Estate and Smallholder (NES / PIRBUN). Sebagai inti dalam pola NES ini adalah Perkebunan Besar Negara. Dalam
perkembangan kemudian pemerintah memfasilitasi adanya proyek perkebunan pola PIR yang didanai dengan dana perbankan nasional
(PIR Swadana). Melihat dampak positip dari pembangunan perkebunan dengan pola PIR tersebut, sesuai dengan Keppres No 1 Tahun
1996, dilaksanakan pengembangan PIR pola PIR-TRANS Selanjutnya kerjasama antara perbangkan dan pemerintah daerah dalam
mengembangakan pola PIR dengan pendanaan dari fasilitas kredit KKPA. (PIR-KKPA). Namun karenapengembangannya oleh
pemerintah daerah banyak yang tidak dilaporkan ke pusat.
Komoditi yang dikembangkan pada awalnya terutama adalah karet dan kelapa sawit, namun selanjutnya lebih banyak tanaman kelapa
sawit yang dikembangkan Pada saat ini berdasarkan data di Direktorat Jenderal Perkebunan luas areal seluruh PIR untuk perkebunan
kelapa sawit mencapai sekitar 920.578 ha terdiri dari Pola NES/PIR-BUN seluas 160.816 ha, PIR-TRANS adalah 386.537 ha dan PIR-
KKPA tercatat 373.225 ha..Karena PIR KKPA ini difasilitasi oleh pemerintah daerah belum seluruh areal yang terealisasi
pembangunannya dilaporkan ke pusat.
Petani Plasma / Kemitraan adalah petani yang terikat kerjasama dengan perusahaan inti pada berbagai bidang baik di bidang budidaya,
pengolahan dan pemasaran hasil serta pengembalian kredit petani. Petani kemitraan dalam hal pengelolaan kebun dibedakan 2 (dua)
jenis yaitu petani kemitraan satu atap yaitu petani kemitraan setelah konversi (penyerahan kebun dan hutang petani dari perusahaan inti
kepada petani) seluruh pengelolaan kebun dilakukan oleh kebun inti dan petani kemitraan lainnya adalah petani plasma setelah konversi
pemeliharaan kebun dilakukan sendiri oleh petani/kelompok tani dengan bimbingan dari manajer plasma, sedangkan pengolahan dan
pemasaran hasil tetap dilakukan oleh inti.
18. 18
2. Penjelasan Singkatan
Didalam Prinsip dan Kriteria ISPO untuk petani kemitraan dijumpai singkatan pengertian dan singkatan yang perlu penjelasan yaitu
a. Petani Plasma adalah petani yang melakukan kerjasama dengan perusahaan perkebunan yang difasilitasi oleh pemerintah dalam
melakukan pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran hasil.
b. Berdasarkan pengololaannya terdapat 2 (dua) jenis kebun plasma yaitu kebun plasma setelah konversi dikelola sendiri oleh
petani/kelompok tan dan kebun plasma setelah konversi tetap dikelola oleh kebun inti (satu atap).
c. Pada saat ini ada 3 (tiga) kebun plasma yaitu kebun plasma yang berasal dari Proyek PIR/NES (PIRBUN), proyek PIR – TRANS
dan Proyek PIR KKPA.
d. KKPA : Kredit Koperasi Primer untuk Anggota yaitu kredit yang diberikan oleh perbankan kepada koperasi primer.
e. Kerjasama antara petani den perusahaan dilakukan pada tingkat Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan gabungan dari
beberapa kelompok tani.
f. RUTWP/RUTWK Rencana Umum Tataruang Wilayah Propinsi/Kabupaten yaitu rencana umum penggunaan lahan untuk berbagai
bidang antara lain untuk budidaya, industri, pemukiman dan lain sebagainya baik di tingkat
g. HPK Hutan Produksi Konversi adalah kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi/dilepas untuk penggunaan diluar kehutanan
antara lain untuk usaha perkebunan setelah mendapat persetujuan pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan.
h. SOP Standart Operational and Procedure adalah merupakan langkah langkah yang diperlukan untuk suatu kegiatan
i. TBM : Tanaman Belum Menghasilkan.
j. TM : Tanaman Menghasilkan
k. TT/TR :Tanaman Tua/Tanaman Rusak
l. PKS Pabrik Kelapa Sawit adalah unit pengolahan TBS menjadi minyak sawit (CPO)
m. AMDAL Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
n. UKL/UPL Usaha Kelola Lingkungan / Upaya Pemantauan Lingkungan
o. OPT Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah
p. PHT/IPM Pengendalian Hama Terpadu / Integrated Pest Management adalah adalah cara pengendalian hama, penyakit dan
gulma dengan memadukan berbagai cara yaitu secara budidaya, mekanis, biologis dan kimia (penggunaan pestisida).
q. SMK3 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah