ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
2. Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi
akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000° C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200° C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus.
Gunung berapi yang sering meletus disebut
3. Berbagai Tipe Gunung Berapi
Gunung berapi kerucut atau gunung
berapi strato (strato vulcano).
Gunung berapi perisai (shield
volcano).
Gunung berapi maar.
4. Klasifikasi gunung berapi di
Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan
gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan
sejarah letusan/erupsinya.
Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi
magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun
1600.
Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat
lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih
memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti
kegiatan solfatara.
Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui
dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-
tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan
solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
5. Penyebab Terjadinya Gunung
Berapi
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan
dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng. Pada
batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan
dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan
cairan pijar (magma).
Saat magma mendekati permukaan, kandungan
gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini
bersama-sama meledak dan membentuk lubang
yang disebut lubang utama (central vent).
Sebagian besar magma dan material vulkanik
lainnya kemudian menyembur keluar melalui
lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah
(crater) yang menyerupai mangkuk biasanya
terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.
6. Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus
dapat diketahui melalui beberapa
tanda, antara lain:
Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh,
kadang disertai getaran (gempa)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
7. Hasil letusan gunung berapi
Gas vulkanik
Lava
Aliran pasir serta batu panas
Lahar
Hujan Abu
Awan panas
8. Persiapan Menghadapi Letusan Gunung Berapi
Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan) jika terjadi
letusan gunung berapi.
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.
Jangan memakai lensa kontak.
Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi.
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan
atap bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak
mesin motor, rem, persneling hingga pengapian
9. Bahaya Letusan Gunung
Api
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi
menjadi dua berdasarkan waktu
kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
Bahaya Sekunder
10. Bahaya Utama (Primer)
Awan Panas,suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700 Celcius,
kecepatan lumpurnya pun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung
kemiringan lereng).
Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)
berlangsung.
Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang
berlangsung. Karena ukurannya yang halus, material ini akan
sangat berbahaya bagi pernafasan dan mata
Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid
(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 1200 C. Karena cair,
maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa
saja yang dilaluinya.
Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api
sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-
rekahan yang terdapat di daerah gunung api.
Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana
saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang
besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi
gelombang tsunami.
11. Bahaya Sekunder
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi
setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api
meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di
puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba,
sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta
adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir
tersebut disebut lahar.
12. Upaya penanggulangan Letusan Gunung Api Oleh
Pemerintah
Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau
selama 24 jam menggunakan alat pencatat
gempa (seismograf).
Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan
oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi
Penyelidikan gunung berapi menggunakan
metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk
buku, peta dan dokumen lainya.
Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi
kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung
berapi.
13. Keuntungan Gunung Api
Ketika gunung meletus pasti akan mengeluarkan abu
vulkanik yang sangat kaya dengan unsur hara sehingga
tanah disekitar pegunungan menjadi lebih subur daripada
tempat lain. Pertanian menjadi mata pencarian yang dapat
mensejahterakan masyarakat sekitar gunung api.
Bahan bangunan yang berupa pasir, batu, kerikil dan mineral
lainnya banyak dihasilkan ketika terjadi letusan gunung api.
Bahan bangunan itu bisa digunakan untuk pembangunan
prasarana untuk masyarakat, misalnya: gedung sekolah,
jalan, jembatan dan lain-lain.
Gunung api juga menghasilkan mineral yang sangat berguna
bagi kehidupan.
Secara geografis, gunung berapi juga menghasilkan dataran
tinggi yang sering mendatangkan hujan orografis sehingga
menghasilkan banyak air bagi kehidupan disekitar gunung
api.
Dengan dataran tinggi yang subur dan indah dapat
dimanfaatkan untuk tempat pariwisata bagi wisatawan yang
ingin menikmati segarnya udara pegunungan dan dapat
menghilangkan kejenuhan selama beraktifitas.
14. Kerugian dari gunung api
Ketika gunung meletus akan akan mengeluarkan awan
panas, misalnya masyarakat sekitar gunung merapi
menyebutnya "wedus gembel".
Letusan gunung berapi juga menghasilkan lava pijar
yang sangat berbahaya.
Lahar dingin juga berbahaya, lahar ini dihasilkan dari
lava yang bercampur dengan air hujan.
Gunung api juga menghasilkan daerah bayangan
hujan. Daerah ini jarang terjadi hujan dan kering
sehingga sulit dijadikan lahan pertanian.
Abu vulkanik yang membumbung ke atas bisa
menyebabkan terganggunya penerbangan pesawat.
Untuk skala kecil, kejadian gunung meletus juga
menghasilkan gelombang tsunami. Misalnya letusan
gunung krakatau di selat sunda.
15. Letusan-Letusan Yang pernah
Terjadi di Indonesia
Gunung Kelud
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada
tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919
memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu
pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei),
1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya.
Pola ini membawa maternity ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan
gunung ini.
16. Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di
bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana
Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan
di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000
tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi
eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-
15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain
di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006
membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.
17. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5).
Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana expose
Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah
menunjukkan bahwa expose keruh tersebut panas dan kadang muncul
kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan
hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta
lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai.
Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan
kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak
gunung.
18. Gunung Agung
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif, dengan sebuah kawah
besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Iranian
kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau
Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada tanggal 18 Februari 1963,
penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah
Gunung Agung.
Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya
perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi
meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik
yang besar.
Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah
letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200
penduduk lain.
19. Krakatau
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa
dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung
Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000
jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, wave ini adalah yang terdahsyat di kawasan
Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, state dan Pulau Rodrigues
dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang
diledakkan di Hiroshima dan metropolis di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatoa menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah
hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.
Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatoa ini seben arnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan
Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun
gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara
ketika Gunung Krakatoa meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah
berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatoa adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan
telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang
geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan
tersebut.