Dokumen tersebut membahas tentang tanah longsor, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, proses kejadian, dan wilayah rawan tanah longsor di Indonesia. Faktor penyebab utama tanah longsor adalah hujan lebat, lereng terjal, dan jenis tanah yang mudah longsor seperti tanah liat. Gejala awal tanah longsor antara lain retakan di lereng dan munculnya mata air baru. Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera
Bioma gurun merupakan daerah yang menerima curah hujan sangat rendah, kurang dari 250 mm per tahun. Flora dan faunanya mampu beradaptasi dengan kondisi kering dan panas, seperti tumbuhan berduri dan berakar panjang, serta hewan yang mampu menyimpan air. Gurun terbentuk dari proses pelapukan batuan akibat perbedaan suhu siang dan malam.
Dokumen tersebut membahas tentang letusan gunung berapi, termasuk proses pembentukannya, jenis-jenis gunung berapi, tanda-tanda sebelum meletus, dampak positif dan negatif, serta contoh gunung berapi yang pernah meletus.
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh hantaman gelombang laut dan arus laut. Abrasi mengakibatkan terbentuknya tebing-tebing setinggi beberapa meter hingga puluhan kilometer. Contoh abrasi terjadi di pantai Dadap, Indramayu, dimana sekitar 50% dari panjang 147 km pantai terkena abrasi yang dapat menenggelamkan daratan hingga 10 meter per tahun. Abrasi di Dadap disebabkan oleh ber
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh hantaman gelombang laut dan arus laut. Abrasi mengakibatkan terbentuknya tebing-tebing setinggi beberapa meter hingga puluhan kilometer. Contoh abrasi terjadi di pantai Dadap, Indramayu, dimana sekitar 50% dari panjang 147 km pantai terkena abrasi yang dapat menenggelamkan daratan hingga 10 meter per tahun. Abrasi di Dadap disebabkan oleh ber
Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yang bergerak menabrak satu sain lain, menyebabkan terbentuknya gunung berapi, palung, dan patahan di sepanjang pulau-pulau. Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif yang dapat menyebabkan bencana letusan dan gempa bumi. Jenis tanah dan kondisi lereng yang curam juga berperan dalam terjadinya longsor yang berbahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah longsor, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, proses kejadian, dan wilayah rawan tanah longsor di Indonesia. Faktor penyebab utama tanah longsor adalah hujan lebat, lereng terjal, dan jenis tanah yang mudah longsor seperti tanah liat. Gejala awal tanah longsor antara lain retakan di lereng dan munculnya mata air baru. Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera
Bioma gurun merupakan daerah yang menerima curah hujan sangat rendah, kurang dari 250 mm per tahun. Flora dan faunanya mampu beradaptasi dengan kondisi kering dan panas, seperti tumbuhan berduri dan berakar panjang, serta hewan yang mampu menyimpan air. Gurun terbentuk dari proses pelapukan batuan akibat perbedaan suhu siang dan malam.
Dokumen tersebut membahas tentang letusan gunung berapi, termasuk proses pembentukannya, jenis-jenis gunung berapi, tanda-tanda sebelum meletus, dampak positif dan negatif, serta contoh gunung berapi yang pernah meletus.
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh hantaman gelombang laut dan arus laut. Abrasi mengakibatkan terbentuknya tebing-tebing setinggi beberapa meter hingga puluhan kilometer. Contoh abrasi terjadi di pantai Dadap, Indramayu, dimana sekitar 50% dari panjang 147 km pantai terkena abrasi yang dapat menenggelamkan daratan hingga 10 meter per tahun. Abrasi di Dadap disebabkan oleh ber
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh hantaman gelombang laut dan arus laut. Abrasi mengakibatkan terbentuknya tebing-tebing setinggi beberapa meter hingga puluhan kilometer. Contoh abrasi terjadi di pantai Dadap, Indramayu, dimana sekitar 50% dari panjang 147 km pantai terkena abrasi yang dapat menenggelamkan daratan hingga 10 meter per tahun. Abrasi di Dadap disebabkan oleh ber
Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yang bergerak menabrak satu sain lain, menyebabkan terbentuknya gunung berapi, palung, dan patahan di sepanjang pulau-pulau. Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif yang dapat menyebabkan bencana letusan dan gempa bumi. Jenis tanah dan kondisi lereng yang curam juga berperan dalam terjadinya longsor yang berbahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang gunung berapi, mulai dari penjelasan tentang apa itu gunung berapi, jenis-jenis gunung berapi, tanda-tanda akan meletus, bahaya letusan gunung berapi, upaya penanggulangannya, beberapa gunung berapi yang pernah meletus di Indonesia seperti Kelud, Merapi, Galunggung, Agung, dan Krakatau beserta dampak letusannya.
Tiga bencana alam besar yang terjadi di Indonesia yaitu gempa bumi dan tsunami Aceh 2004 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang, gempa bumi Sumatera Barat 2009 yang menewaskan 6.234 orang, dan banjir bandang Wasior 2010 yang menewaskan 158 orang dan menyebabkan 145 orang hilang.
Tanah longsor terjadi ketika tanah dan batuan pada lereng bergeming dan bergerak ke bawah atau keluar lereng akibat gaya pendorong yang melebihi gaya penahan. Faktor penyebabnya meliputi kondisi geologi, iklim, topografi, tata air, tutupan lahan, serta aktivitas manusia seperti pemotongan tebing, penimbunan tanah, dan penebangan hutan. Pencegahannya meliputi pembangunan terasering, penutupan retak
Tanah longsor adalah pergerakan material lereng seperti batuan, tanah, atau campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor penyebabnya adalah pendorong seperti gravitasi dan pemicu seperti erosi, hujan, gempa bumi. Pencegahannya meliputi menutup retakan tanah, menjaga drainase, dan tidak membangun di lereng atau tepi sungai.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk geografis yang terbentuk akibat proses alam seperti erosi, transportasi, dan pengendapan yang disebabkan oleh tenaga eksogen seperti air, angin, dan gletser. Di antaranya adalah cliff, meander, delta, tanah loss, pasir berombak, morena, relung, platform gelombang, fyord, hamada, areg, tombolo, spit, pantai, dan gosong sungai.
Dokumen tersebut membahas tentang longsor dan cara mengatasinya. Longsor terjadi ketika massa tanah berpindah dari daerah dengan potensi energi tinggi ke daerah rendah akibat berbagai faktor seperti hujan, lereng terjal, dan tanah yang lembek. Cara mengatasinya meliputi penanaman tanaman, pembuatan saluran drainase, terasering, serta bangunan penguat tebing dan jurang.
Dokumen tersebut membahas tentang benua dan samudra. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa benua terbentuk dari daratan yang luas di permukaan bumi yang terpisah oleh massa air yang disebut samudra. Benua dan samudra mengalami perubahan bentuk seiring waktu akibat gerakan lempeng tektonik. Proses ini memisahkan benua raksasa Pangea menjadi benua-benua yang ada saat ini.
Bentang Alam Eolian adalah bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas angin, seperti gurun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah proses angin, suplai material, dan vegetasi. Prosesnya meliputi erosi, deflasi, abrasi, dan pengendapan yang menghasilkan bentukan seperti cekungan deflasi, dune, dan loess.
Dokumen tersebut membahas tentang tenaga endogen dan eksogen yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Tenaga endogen berasal dari dalam bumi seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tektonik yang membentuk permukaan menjadi tidak rata, sedangkan tenaga eksogen berasal dari luar bumi seperti angin dan air yang mengikis permukaan bumi yang terbentuk oleh tenaga endogen.
Bentang alam eolian adalah bentuk tanah yang dibentuk oleh aktivitas angin, umumnya di gurun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah proses angin, suplai material pasir, dan vegetasi. Bentuk-bentuknya meliputi cekungan deflasi, dune transversal, longitudinal, dan parabolik, serta endapan loess.
Gunung berapi memiliki berbagai ciri dan jenis. Ada gunung berapi aktif dan tidak aktif, stratovolcano, perisai, cinder cone, dan kaldera. Letusan gunung berapi dapat memberikan dampak positif seperti tanah subur namun juga negatif seperti polusi udara, gangguan ekonomi, dan bencana alam. Contoh kasus letusan gunung berapi yang merugikan adalah Merapi 2010, Krakatau 1883, dan Tambora 1815.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan lingkungan fisik seperti erosi tanah, abrasi pantai, longsor, banjir, dan korasi yang disebabkan oleh faktor alam seperti hujan, angin, dan gelombang laut serta dampaknya seperti berkurangnya kesuburan tanah dan meningkatnya risiko bencana. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara-cara pencegahan kerusakan lingkungan seperti reboisasi, penanaman pohon bak
Dokumen tersebut membahas tentang proses evaporasi, kondensasi, transpirasi, presipitasi, dan jenis-jenis air permukaan dan tanah. Proses-proses tersebut merupakan siklus hidrologi yang mengatur pergerakan air di bumi.
More Related Content
Similar to Geology : The Work of Wind and Deserts.RC
Dokumen tersebut membahas tentang gunung berapi, mulai dari penjelasan tentang apa itu gunung berapi, jenis-jenis gunung berapi, tanda-tanda akan meletus, bahaya letusan gunung berapi, upaya penanggulangannya, beberapa gunung berapi yang pernah meletus di Indonesia seperti Kelud, Merapi, Galunggung, Agung, dan Krakatau beserta dampak letusannya.
Tiga bencana alam besar yang terjadi di Indonesia yaitu gempa bumi dan tsunami Aceh 2004 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang, gempa bumi Sumatera Barat 2009 yang menewaskan 6.234 orang, dan banjir bandang Wasior 2010 yang menewaskan 158 orang dan menyebabkan 145 orang hilang.
Tanah longsor terjadi ketika tanah dan batuan pada lereng bergeming dan bergerak ke bawah atau keluar lereng akibat gaya pendorong yang melebihi gaya penahan. Faktor penyebabnya meliputi kondisi geologi, iklim, topografi, tata air, tutupan lahan, serta aktivitas manusia seperti pemotongan tebing, penimbunan tanah, dan penebangan hutan. Pencegahannya meliputi pembangunan terasering, penutupan retak
Tanah longsor adalah pergerakan material lereng seperti batuan, tanah, atau campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor penyebabnya adalah pendorong seperti gravitasi dan pemicu seperti erosi, hujan, gempa bumi. Pencegahannya meliputi menutup retakan tanah, menjaga drainase, dan tidak membangun di lereng atau tepi sungai.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk geografis yang terbentuk akibat proses alam seperti erosi, transportasi, dan pengendapan yang disebabkan oleh tenaga eksogen seperti air, angin, dan gletser. Di antaranya adalah cliff, meander, delta, tanah loss, pasir berombak, morena, relung, platform gelombang, fyord, hamada, areg, tombolo, spit, pantai, dan gosong sungai.
Dokumen tersebut membahas tentang longsor dan cara mengatasinya. Longsor terjadi ketika massa tanah berpindah dari daerah dengan potensi energi tinggi ke daerah rendah akibat berbagai faktor seperti hujan, lereng terjal, dan tanah yang lembek. Cara mengatasinya meliputi penanaman tanaman, pembuatan saluran drainase, terasering, serta bangunan penguat tebing dan jurang.
Dokumen tersebut membahas tentang benua dan samudra. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa benua terbentuk dari daratan yang luas di permukaan bumi yang terpisah oleh massa air yang disebut samudra. Benua dan samudra mengalami perubahan bentuk seiring waktu akibat gerakan lempeng tektonik. Proses ini memisahkan benua raksasa Pangea menjadi benua-benua yang ada saat ini.
Bentang Alam Eolian adalah bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas angin, seperti gurun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah proses angin, suplai material, dan vegetasi. Prosesnya meliputi erosi, deflasi, abrasi, dan pengendapan yang menghasilkan bentukan seperti cekungan deflasi, dune, dan loess.
Dokumen tersebut membahas tentang tenaga endogen dan eksogen yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Tenaga endogen berasal dari dalam bumi seperti gunung berapi, gempa bumi, dan tektonik yang membentuk permukaan menjadi tidak rata, sedangkan tenaga eksogen berasal dari luar bumi seperti angin dan air yang mengikis permukaan bumi yang terbentuk oleh tenaga endogen.
Bentang alam eolian adalah bentuk tanah yang dibentuk oleh aktivitas angin, umumnya di gurun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah proses angin, suplai material pasir, dan vegetasi. Bentuk-bentuknya meliputi cekungan deflasi, dune transversal, longitudinal, dan parabolik, serta endapan loess.
Gunung berapi memiliki berbagai ciri dan jenis. Ada gunung berapi aktif dan tidak aktif, stratovolcano, perisai, cinder cone, dan kaldera. Letusan gunung berapi dapat memberikan dampak positif seperti tanah subur namun juga negatif seperti polusi udara, gangguan ekonomi, dan bencana alam. Contoh kasus letusan gunung berapi yang merugikan adalah Merapi 2010, Krakatau 1883, dan Tambora 1815.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan lingkungan fisik seperti erosi tanah, abrasi pantai, longsor, banjir, dan korasi yang disebabkan oleh faktor alam seperti hujan, angin, dan gelombang laut serta dampaknya seperti berkurangnya kesuburan tanah dan meningkatnya risiko bencana. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara-cara pencegahan kerusakan lingkungan seperti reboisasi, penanaman pohon bak
Dokumen tersebut membahas tentang proses evaporasi, kondensasi, transpirasi, presipitasi, dan jenis-jenis air permukaan dan tanah. Proses-proses tersebut merupakan siklus hidrologi yang mengatur pergerakan air di bumi.
Similar to Geology : The Work of Wind and Deserts.RC (20)
2. 01
Table of contents
DIMANA DAN BAGAIMANA GURUN TERBENTUK
Di mana dan bagaimana gurun terbentuk,
pengertian dari pergerakanangin dan
hubungannya dengan gurun
KARAKTERISTIK GURUN
Karakteristik gurun, jenis gurun, bagaimana
bukit pasir terbentuk, dan berbagai jenis
bukit pasir
02
Fitur Gurun di Amerika Serikat Bagian Barat
Daya
Perkembangan bentang alam dan ciri-ciri
yang ditemukandi gurundi barat daya
Amerika Serikat
03
AKSI ANGIN
Agen erosi yang paling efektif di gurun,
ciri yang disebabkan oleh erosi angin, erosi angin dan
transportasi, deposisi angin
04
4. DIMANA DAN BAGAIMANA GURUN TERBENTUK
❑ Gurunberkaitan dengan atmosfer
❑ Lokasi sebagian besar gurun
berhubungan dengan turunnya udara
❑ Keduasabuk di 30° Lintang Utara dan
Selatan ini memiliki karakteristik langit
cerah, banyak sinar matahari, sedikit
hujan, dan penguapan tinggi
❑ Garis khatulistiwa ditandai dengan
naiknya massa udara yang
mengembang dan mendingin saat naik
❑ Tidak semua gurunterletak di dekat
sabuk lintang 30°
❑ Jarak yang jauh dari laut merupakan
faktor lain yang dapat menciptakan
gurun
❑ Gurunjuga cenderung berkembang di
pantai tropis yang berbatasan dengan
aruslaut dingin
5. Pemandangan dari Gurun Mojave di California selatan
menunjukkan tanaman yang tersebar luas dan telah
beradaptasi dengan curah hujan kurang dari 25 sentimeter
per tahun. Foto oleh Diane Carlson
Sirkulasi udara global. Panah merah menunjukkan angin
permukaan. Panah biru menunjukkan sirkulasi udara
vertikal. Udara tenggelam pada garis lintang 30° LU dan 30°
LS (dan di kutub).
6. Distribusi gurun nonpolar di dunia. Sebagian besar gurun
terletak di dua jalur dekat 30° LU dan 30° LS. Peta
diadaptasi dari Departemen Pertanian AS
7. Bayangan hujan menyebabkan gurun di sisi pegunungan
yang melawan arah angin. Angin yang dominan bertiup dari
kiri ke kanan.
9. ❑ Gurunmemiliki karakteristik drainase
dan topografi yang berbeda dengan
daerah lembab
❑ Banyak daerah gurunyang memiliki
drainase internal
❑ Terbatasnya curahhujan yang terjadi di
gurun sering kali disebabkan oleh badai
petir yang dahsyat, dengan curahhujan
dalam jumlah besar yang turun dalam
waktu yang sangat singkat
❑ Saluran sungai gurunmemiliki tampilan
yang khas karena kekuatan erosif yang
besar dari banjir bandang dan sifat aliran
sungai yang terputus-putus
❑ Ketahanan beberapa batuan terhadap
pelapukandan erosisebagian
dikendalikan oleh iklim
❑ Ciri khas topografi gurun terlihat lebih
bersudutdibandingkan perbukitan dan
lembah yang membulat di wilayah
lembab
11. Van tersapu banjir bandang yang terjadi di Taman Nasional
Death Valley pada tanggal 15 Agustus 2004, setelah hujan
deras menurunkan curah hujan 0,33 inci hanya dalam waktu
20 menit. Dua orang tewas dalam banjir bandang dan badai
tersebut menyebabkan kerusakan parah pada jalan, saluran
air, dan saluran pembuangan serta menutup taman selama
lebih dari seminggu. Foto milik Caltrans
Topografi tanah tandus (punggung bukit yang tajam dan
saluran berbentuk V) terkikis menjadi serpih di wilayah
kering yang tanamannya langka. Taman Nasional Badlands,
Dakota Selatan. Foto oleh Diane Carlson
13. ▪ Sebagian besar wilayah barat daya
Amerika Serikat beriklim gersang (atau
semi kering)
▪ Batuan di dekat permukaanDataran
Tinggi Colorado sebagian besar
merupakanlapisan batuan sedimen
datar dengan ketinggian lebih dari 1.500
meter di atas permukaanlaut
Dataran Tinggi Colorado dan provinsi Basin and
Range di barat daya Amerika Serikat. Setelah
Thelin dan Pike, Survei Geologi AS
14. ▪ Karena lapisan batuan berada jauh di
atas permukaanlaut, maka rentan
terhadaperosi akibat sedikitnya hujan
yang turun di wilayah tersebut
Bentang alam khas Dataran Tinggi Colorado. (A) Mesas dan
buttes di Monument Valley, Arizona, suatu area batuan sedimen
horizontal yang terkikis. (B) Kemunduran erosi pada tebing di tepi
dataran tinggi dapat meninggalkan mesas dan buttes sebagai sisa
erosi dataran tinggi. Foto oleh David McGeary
18. ▪ Curahhujan derasyang sesekali terjadi
badai petir di pegunungan
menyebabkan erosi cepat pada bagian
depangunung yang curamdan
mengakibatkan pengendapan di dasar
lembah
Perkembangan bentang alam yang terkait dengan topografi
Cekungan dan Pegunungan
20. ● Deposisiyang berlanjut di dekat dasar pegunungan
dapat menciptakan bajada, permukaanpengendapan
yang luas dan landai yang dibentuk oleh
penggabungan masing-masing kipas aluvial
● Erosi gunung padaakhirnya dapat membentuk
pedimen, yang merupakanpermukaanlandai,
biasanya ditutupidengan lapisan kerikil, yang
dipotong menjadi batuan padat gunung
● Perubahan kemiringan yang tiba-tiba menandai batas
atas pedimen, yang bertemu dengan bagian depan
pegunungan yang curam
21. ● Struktur batuan, bukan iklim, sebagian besar
mengendalikan fakta bahwa dataran tinggi dan
tebing ditemukandi Dataran Tinggi Colorado
● Barisanpegunungan, lembah luas, kipas aluvial, dan
pedimen ditemukan di provinsi Basinand Range
● Ciri-cirisepertidataran tinggi, mesa, dan kipas aluvial
juga dapatditemukan di iklim lembab dimana
strukturbatuan mendukung perkembangannya (tidak
dikendalikan iklim)
● Fitur-fitur sepertingarai yang curam,danau playa,
tanah tipis, dan vegetasi yang jarang biasanya
dikendalikan oleh iklim
23. ❖ Angin dapat menjadi penyebab penting erosi dan
pengendapan dalam iklim apa pun, selama partikel
sedimennya lepas dan kering
❖ Secara umum,semakin cepat angin bertiup, semakin
banyak sedimen yang dapat berpindah
❖ Meskipun angin kencang juga dikaitkan dengan hujan
badai dan angin topan, angin jarang mengikis
sedimen karena hujanmembasahi sedimen
permukaan
Badai debu yang tebal adalah salah satu contoh aksi angin
26. Sedimen yang tertiup angin terkadang terbawa ke darat
dan terbawa ke laut
Citra satelit dari badai debu dari Gurun Sahara yang bertiup di lepas pantai Afrika ke arah barat laut menuju Samudera
Atlantik pada tanggal 26 Februari 2000. Gumpalan debu yang tebal kira-kira seukuran Spanyol, dan partikel debu dari
badai ini tertiup ke seluruh penjuru jalan ke sisi barat Atlantik. Badai semacam ini cukup umum terjadi di Gurun
Sahara dan merupakan penyuplai debu terbesar di dunia. Gambar milik Norman Kuring, Proyek SeaWiFS/NASA
27. Abu vulkanik dapat terbawa angin dalam jarak yang sangat jauh
● Setelah letusan Gunung St. Helens di Washington barat pada tahun 1980, lapisan
abu terlihat menyelimuti sebagian Washington, Idaho, dan Montana di sebelah
timur
● Abu dari letusan Krakatau tahun 1883 di Indonesia mengelilingi bumi selama dua
tahun, menyebabkan cahaya matahari sulitmasukdan terjadi penurunansuhu
● Letusan Tambora pada tahun 1815, juga di Indonesia, menimbulkan begitu banyak
abu ke udarasehingga terjadilah badai salju padamusim panas, kegagalan panen,
dan kelaparan di NewEngland dan Eropa utara pada tahun 1816, “tahun tanpa
musimpanas.”
● Suhuyang lebih rendah (1 8 F) dan sinar matahariyang minim juga menandai
letusan Pinatubo di Filipina pada tahun 1991.
28. Butiran pasir lebih berat daripadasilt dan clay (tanah liat), pasir bergerak mendekati tanah
dalam pola lompatan yang disebut salinasi (seperti halnya sedimen di sungai)
(A) Erosi angin di dekat tanah telah menyebabkan
ledakan pasir pada kedalaman 1 meter bagian
bawah singkapan basal yang lapuk secara
kimiawi, Death Valley, Kalifornia. Palu untuk
skala. (B) Tiang listrik yang alasnya dibungkus
dengan bahan tahan abrasi untuk meminimalkan
erosi angin. Foto A oleh David McGeary; foto B
milik Paul Bauer
29. Angin jarang menggerakkan partikel yang lebih besar daripadabutiran pasir, namun pasir
yang tertiup angin dapat membentuk kerikil, batu bulat, atau bongkahan batu besar
menjadi ventifak—batuan dengan permukaandatar yang terkikis oleh angin
Ventifact terkikis akibat aksi sandblasting angin
kencang di Death Valley, California. Angin yang
dominan dari selatan dan utara (kiri dan kanan)
membentuk permukaan yang beralur (bergalur).
Foto oleh Diane Carlson
30. Deflasi
Hilangnya partikel tanah liat, lanau, dan pasir dari permukaan
tanah oleh angin
Blowout adalah depresi pada permukaan tanah yang
disebabkan oleh erosi angin
Deflasi akibat erosi angin dapat menyebabkan
terjadinya ledakan pada sedimen yang lepas dan
kering. Deflasi berhenti di permukaan air. Sebuah
pilar, atau sisa erosi, dapat ditemukan di tengah
ledakan.
32. Daerah-daerah yang sebagian besar tertutup loess di Amerika Serikat. Sumber: Data dari peta dari Departemen
Pertanian AS
33. Deposisi Angin
Bukit pasir
Bukit pasir merupakan gundukan butiran pasir lepas yang
bertumpuk oleh angin
Komposisi mineral butiran pasir di bukit pasir bergantung pada
karakter sumber pasir asli dan intensitas pelapukan kimia di
wilayah tersebut
Sebagian besar bukit pasir memiliki penampang asimetris,
dengan kemiringan landai menghadap angin dan kemiringan
lebih curam di sisi melawan arah angin. Kemiringan bukit pasir
yang curam melawan arah angin disebut permukaan slip
Bukit pasir dapat memiliki berbagai bentuk, seperti bukit
lonjong (longitudinal dune), bukit melingkar (barchan dune),
atau kipas pasir (star dune), tergantung pada arah dan
kecepatan angin.
34. (A) Bukit pasir terbentuk dengan kemiringan landai melawan
arah angin dan permukaan licin yang lebih curam di sisi bawah.
Pasir yang terkikis dari sisi bukit pasir yang melawan arah
angin diendapkan pada permukaan slip, membentuk lapisan
melintang. Pergerakan pasir menyebabkan bukit pasir bergerak
perlahan melawan arah angin. (B) Angin gurun yang kencang
(60 mil per jam) bertiup ke kanan menghilangkan pasir dari sisi
bukit pasir yang landai dan landai melawan arah angin. Pasir
mengendap di lereng curam di sebelah kanan. Foto oleh David
McGeary
35. Deposisi Angin
Jenis Bukit pasir
Bukit pasir cenderung membentuk karakteristik tertentu,
bergantung pada :
1. Kecepatan dan arah angin
2. Ketersediaan pasir
3. Tutupan vegetasi
Bukit pasir diklasifikasikan menjadi bukit pasir barchan, bukit
pasir melintang, bukit pasir parabola, dan bukit pasir memanjang,
namun banyak bukit pasir yang tidak menyerupai jenis bukit pasir
tersebut. Jenis bukit pasir bergantung pada kekuatan dan arah
angin, pasokan pasir, dan vegetasi.