SlideShare a Scribd company logo
Elang Flores (Spizaetus floris)
Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa)
endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung
pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam
punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam
daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis). Status konservasi dan
jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status
konservasinya Endangered (Terancam).
Elang flores dalam bahasa inggris dikenal sebagai Flores Hawk-eagle. Dalam bahasa
ilmiah (latin) dikenal sebagai Spizaetus floris.
Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa
berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai
garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota.
Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor
endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat
kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam.
Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih.
Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Elang flores merupakan raptor (burung
pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores,
Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca.
Burung ini biasa mendiami hutan-hutan dataran rendah dan hutan submontana sampai
ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (m. dpl).
Populasi raptor endemik flores ini di alam bebas diperkirakan tidak lebih dari 250 ekor
individu dewasa (IUCN Redlist, 2005). Lantaran sedikitnya jumlah individu dan persebaran
populasinya yang sempit maka elang flores (Spizaetus floris) langsung ditetapkan sebagai
salah satu spesies burung dengan status konservasi “kritis” (Critically Endangered) sejak
pertama kali raptor endemik ini berstatus sebagai spesies tersendiri yang terpisah dari elang
brontok.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:
Falconiformes; Famili: Accipitridae; Genus: Spizaetus; Species: Spizaetus floris
Rusa Bawean
Rusa Bawean (bahasa latinnya Axis kuhlii), merupakan satwa endemik pulau Bawean
(Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan.
Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa
yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally Endangered)
atau “sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES
sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut sebagai Bawean Deer.
Ciri-ciri. Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan Rusa jenis
lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii) mempunyai tinggi tubuh antara 60-70 cm dan panjang
tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik Pulau Bawean ini mempunyai bobot antara 15-25
kg untuk rusa betina dan 19-30 kg untuk rusa jantan.
Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah memiliki ekor sepanjang 20 cm yang
berwarna coklat dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Tubuhnya yang mungil ini
menjadikan Rusa Bawean lincah dan menjadi pelari yang ulung.
Warna bulunya sama dengan kebanyakan rusa, cokelat kemerahan kecuali pada leher dan
mata yang berwarna putih terang. Bulu pada Rusa Bawean anak-anak memiliki totol-totol
tetapi seiring bertambahnya umur, noktah ini akan hilang dengan sendirinya.
Sebagaimana rusa lainnya, Rusa Bawean jantan memiliki tanduk (ranggah) yang mulai
tumbuh ketika berusia delapan bulan. Tanduk (ranggah) tumbuh bercabang tiga hingga rusa
berusia 30 bulan. Ranggah rusa ini tidak langsung menjadi tanduk tetap tetapi mengalami
proses patah tanggal untuk digantikan ranggah yang baru. Baru ketika rusa berusia 7 tahun,
ranggah (tanduk rusa) ini menjadi tanduk tetap dan tidak patah tanggal kembali.
Populasi dan Konservasi Rusa Bawean (Axis kuhlii). Di habitat aslinya, Rusa Bawean
semakin terancam kepunahan. Pada akhir 2008, peneliti LIPI menyebutkan jumlah populasi
rusa bawean yang berkisar 400-600 ekor. Sedang menurut IUCN, satwa endemik yang
mulai langka ini diperkirakan berjumlah sekitar 250-300 ekor yang tersisa di habitat asli
(2006).
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:
Artiodactyla; Upaordo: Ruminantia; Famili: Cervidae; Upafamili: Cervinae; Genus: Axis;
Spesies: Axis kuhlii. Nama binomial: Axis kuhlii (Müller, 1840)
Burung Tokhtor Sumatera
Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) pernah dianggap punah karena
hampir seabad lamanya sejak terdiskripsikan pada 1916, tidak pernah sekalipun dijumpai.
Baru pada November 1997 seekor Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya.
Hingga kini burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di
Indonesia. Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa “Critically Endangered”
(Kritis) yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya
tidak mencapai 300 ekor.
Ciri-ciri dan Kebiasaan. Burung Tokhtor Sumatera merupakan burung penghuni
permukaan tanah dengan ukuran tubuh yang besar mencapai 60 cm. Kaki dan paruh
berwarna hijau. Mahkota hitam, sedangkan mantel, bagian atas, leher samping, penutup
sayap dan penutup sayap tengah berwarna hijau pudar. Bagian bawah tubuh berwarna
coklat dengan palang coklat kehijauan luas. Sayap dan ekor hitam kehijauan mengilap.
Tenggorokan bawah dan dada bawah hijau pudar, bagian bawah sisanya bungalan kayu
manis, sisi tubuh kemerahan. Kulit sekitar mata berwarna hijau, lila dan biru.
Burung Tokhtor Sumatera hidup di permukaan tanah dan memakan vertebrata kecil dan
invertebrata besar. Burung endemik Sumatera yang sangat langka dan terancam punah ini
termasuk binatang pemalu.
Burung Tokhtor Sumatera yang Langka. Burung Tokhtor Sumatera atau Sumatran
Ground Cuckoo (Carpococcyx viridis) merupakan binatang yang langka. Burung endemik
Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia.
Semoga saja burung Tokhtor Sumatera yang pernah dianggap punah dan kini diduga
populasinya kurang dari 300-an ekor yang hanya tersebar di sekitar Pegunungan Barisan
benar-benar belum punah. Di suatu tempat, burung ini masih eksis berkembang biak
dengan bebasnya memperkaya keanekaragaman satwa Indonesia.
Klasifikasi ilmiah: Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:
Cuculiformes; Famili: Cuculidae; Genus: Carpococcyx; Spesies: Carpococcyx viridis.
Tarsius siau atau Tarsius tumpara
Tarsius siau atau Tarsius tumpara memang imut penampilannya, namun tarsius asli pulau
Siau, Sulawesi ini juga terancam punah. Bukan sekedar diberikan status Critically
Endangered oleh IUCN Red List, bahkan tarsius tumpara atau Siau Island Tarsier pun
termasuk salah satu dari 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia.
Sesuai namanya, Si Imut Tarsius Siau merupakan hewan endemik yang hanya bisa
dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Meskipun diduga juga terdapat di beberapa pulau
kecil di sekitar pulau Siau. Hewan ini baru ditemukan pada tahun 2005 oleh Dr Shekelle.
Ciri-ciri dan Diskripsi Tarsius Siau. Tarsius siau (Tarsius tumpara) mempunyai bulu
abu-abu gelap dengan bintik-bintik coklat. Pun Tarsius siau memiliki ekor panjang yang
tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki
lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang
memiliki cakar. Mata Tarsius siau pun sangat besar dan memiliki kepala yang unik karena
mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri layaknya burung hantu.
Habitat, Populasi, dan Konservasi. Tarsius siau (Tarsius tumpara) merupakan hewan
endemik yang hanya dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Dimungkinkan primata imut
namun langka ini juga terdapat di beberapa pulau kecil di dekat pulau Siau.
Populasi tarsius siau diperkirakan hanya 1.300-an ekor saja (2009) yang hidup di sekitar
kolam air tawar kecil di ujung selatan pulau Siau, di tebing curam di sisi pantai timur pulau,
dan di lereng dekat kaldera Gunung Karengetang. Populasi tarsius ini diperkirakan
mengalami penurunan hingga 80% dalam tiga generasi terakhir.
Mengingat populasi Tarsius siau (Tarsius tumpara) yang kecil, hidup di satu tempat (pulau)
kecil, adanya ancaman erupsi gunung Karengetang, bertambah pesatnya populasi manusia
di pulau Siau, dan penurun populasi dalam 3 generasi terakhir, menjadi ancaman serius
bagi kelestarian tarsius imut ini. Karenaya IUCN Red List memasukkan tarsius siau dalam
daftar spesies Critically Endangered atau kategori dengan tingkat keterancaman tertinggi.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Primata;
Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tumpara.
Gajah Sumatera
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satu dari tiga subspesies
Gajah Asia. Subspesies Gajah Asia (Elephas maximus) selain Gajah Sumatera adalah Gajah
Asia (Elephas maximus maximus) yang terdapat di Srilangka dan Gajah India (Elephas
maximus indicus) yang terdapat di Asia Tenggara dan India. Gajah Sumatra (Elephas
maximus sumatranus) yang mempunyai nafsu makan besar (hingga 150 kg seharinya) bisa
dijumpai di pulau Sumatera Indonesia. Binatang ini juga ditetapkan sebagai Fauna Identitas
Provinsi Lampung.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) hanya berhabitat di pulau Sumatera
Indonesia. Populasinya tersebar di tujuh provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Meskipun
sebaran habitatnya luas ternyata populasinya menurun drastis. Karenanya UICN Redlist
menggolongkan binatang besar ini dalam kategori Endangered sejak tahun 1996.
Ciri-ciri Gajah Sumatera
Gajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung
belalai memiliki satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera memiliki 5 kuku
pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa mencapai
3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah Afrika.
Populasi dan Konservasi Gajah Sumatera
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dikategorikan dalam Endangered oleh
UICN Redlist. sementara itu CITES (Convention on International Trade of Endangered
Fauna and Flora / Konvensi tentang Perdagangan International Satwa dan Tumbuhan)
telah mengkategorikan gajah Sumatera dalam kelompok Appendix I.
Selain itu hal ini juga telah membuat gajah terjebak dalam blok-blok kecil hutan yang tidak
cukup untuk menyokong kehidupan gajah untuk jangka panjang, di sisi lain hal ini juga
yang menjadi pemicu terjadinya konflik antara manusia dengan gajah.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo:
Proboscidea. Famili: Elephantidae. Genus: Elephas Spesies: Elephas maximus. Upaspesies:
Elephas maximus sumatranus
Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud
Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud adalah dua spesies anggota
genus Kuskus Beruang (genus Ailurops) yang hidup endemik di Sulawesi. Kuskus Beruang
Sulawesi (Ailurops ursinus) hanya dapat ditemukan di daratan pulau Sulawesi, Peleng,
Muna, Buton, dan Togian.
Kuskus Beruang (Ailurops spp.) merupakan anggota famili Phalangeridae (kuskus) dan
merupakan salah satu mamalia berkantung (marsupialia) yang terdapat di Indonesia selain
kanguru. Seperti halnya kanguru, setelah melahirkan anaknya, kuskus merawat dan
membawa anaknya di dalam kantung yang terdapat di perutnya. Kuskus Beruang yang
terdiri atas dua jenis ini merupakan spesies kuskus terbesar. Mungkin lantaran tubuhnya
yang besar hingga berukuran satu meter itu, genus kuskus ini dinamai Kuskus Beruang.
Selain itu Kuskus Beruang disebut juga sebagai Kuse.
Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus). Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops
ursinus) mempunyai ukuran tubuh mencapai 60 cm dengan ekor yang panjangnya hampir
sama dengan panjang tubuhnya. Berat tubuh Kuskus Beruang Sulawesi dewasa mencapai 8
kg. Warna bulunya hitam, kecoklatan, dan abu-abu.
Meskipun masih bisa ditemui di beberapa tempat seperti Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone (Sulawesi Utara) dan TN. Lore Lindu (Sulawesi Tengah), populasi Kuskus
Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) diyakini mengalami penurunan drastis. Oleh
karenanya IUCN Red List memasukkan Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
dalam kategori Vulnerable.
Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis). Ciri-ciri fisik Kuskus Beruang Talaud
hampir menyerupai saudaranya Kuskus Beruang Sulawesi hanya saja memiliki ukuran
tubuh yang rata-rata lebih kecil serta dari warna bulunya yang lebih coklat kepucatan.
Populasi Kuskus Beruang Talaud diyakini lebih terancam kepunahan dibandingkan
saudaranya di daratan Sulawesi. Oleh karena itu, IUCN Red List memasukkan hewan
spesies endemik pulau Talaud ini dalam status konservasi Critically Endangered, yang
merupakan status keterancaman tertinggi sebelum dinyatakan punah.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:
Diprotodontia; Famili: Phalangeridae; Genus: Ailurops; Spesies: Ailurops ursinus dan
Ailurops melanotis
Badak Jawa
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies satwa terlangka di dunia
dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 60 individu di Taman Nasional Ujung
Kulon (TNUK), dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000).
Badak Jawa juga adalah spesies badak yang paling langka diantara lima spesies badak yang
ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam
kategori sangat terancam atau critically endangered.
Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
Badak Jawa umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman. Memiliki satu
cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat
kecil sekali pada betina. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 – 2300 kg
dengan panjang tubuh sekitar 2 – 4 m. Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
Kulit Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) memiliki semacam lipatan sehingga tampak
seperti memakai tameng baja. Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan
kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol
sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).
Populasi Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
Di Indonesia, Badak Jawa dahulu diperkirakan tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Di
Sumatera saat itu badak bercula satu ini tersebar di Aceh sampai Lampung. Di Pulau Jawa,
badak Jawa pernah tersebar luas diseluruh Jawa.
Badak Jawa kini hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUT), Banten. Selain
di Indonesia Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) juga terdapat di Taman Nasional Cat
Tien, Vietnam. Individu terakhir yang di luar TNUT, ditemukan ditembak oleh pemburu di
Tasikmalaya pada tahun 1934. Sekarang specimennya disimpan di Museum Zoologi Bogor.
Klasifikaksi Ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Subfilum: Vertebrata. Kelas:
Mammalia. Ordo: Perissodactyla. Superfamili: Rhinocerotides. Famili: Rhinocerotidae.
Genus: Rhinoceros. Spesies: Rhinoceros sondaicus (Desmarest, 1822)
Kambing Hutan Sumatera
Kambing Hutan Sumatera (Sumatran Serow) atau yang dalam bahasa latin (ilmiah)
disebut Capricornis sumatraensis sumatraensis adalah jenis kambing hutan yang hanya
terdapat di hutan tropis pulau Sumatra.
Di alam bebas keberadaan fauna ini semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh
International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa
ini dikategorikan dalam “genting” atau “Endangered”. Sehingga tidak salah, untuk
melindungi yang masih tersisa, jika kemudian pemerintah Indonesia menetapkan Kambing
Hutan Sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP
Nomor 7 tahun 1999.
Ciri khas Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) ini adalah
bertanduk ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badannya antara 50 – 140
kg dengan panjang badannya mencapai antara 140 – 180 cm. Tingginya bila dewasa
mencapai antara 85 – 94 cm.
Kambing Hutan Sumatera ini mempunyai habitat di hutan-hutan pegunungan dataran tinggi
sumatera. Populasinya yang masih tersisa terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat
(Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan) juga dapat ditemukan di Taman
Nasional Batang Gadis (TNBG) yang secara administratif berlokasi di Kabupaten
Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser
(Nanggroe Aceh Darussalam).
Tidak ada laporan yang berarti tentang kambing ini dalam sepuluh tahun terakhir.
Berapakah spesies yang tersisa di alam bebas pun tidak diketahui dengan pasti. Mungkin
karena maraknya penebangan dan illegal logging Indonesia, dan kebakaran hutan membuat
populasi Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) semakin
terdesak dan langka serta semakin sulit diketemukan. Oleh International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa ini dikategorikan dalam
“genting” atau “Endangered” atau tiga tingkat di bawah kategori “Punah” (Extinct).
Langkanya Kambing Hutan Sumatera ini membuat hanya sedikit kebun binatang di dunia
yang memiliki satwa ini sehingga Kebun binatang yang memiliki koleksi spesies ini sangat
bangga. Bahkan banyak kebun binatang di Indonesia sendiri yang tidak memilikinya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo:
Artiodactyla. Famili: Bovidae. Upafamili: Caprinae. Genus: Capricornis. Spesies:
Capricornis sumatraensis. Upaspesies: Capricornis sumatraensis sumatraensis. Nama
trinomial: Capricornis sumatraensis sumatraensis (Bechstein, 1799). Sinonim:
Naemorhedus sumatraensis sumatraensis.
Macan Tutul Jawa
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing
besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul
Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera
pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang
dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi
“Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan
Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun
berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama.
Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul
Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar
antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg.
Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang dilindungi dari
kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. Oleh
IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan dalam status
konservasi “Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES
Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan.
Jumlah populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN Redlist
memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun oleh beberapa instansi
dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih di atas 500-an ekor.
Populasi Macan Tutul Jawa ini tersebar di beberapa wilayah yang berbeda seperti di Taman
Nasional (TN) Ujung Kulon, TN. Gunung Halimun Salak, TN. Gunung Gede, Hutan
Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru Betiri Jawa Timur.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:
Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Panthera; Spesies: Panthera. pardus; Subspesies:
Panthera pardus melas. Nama trinomial Panthera pardus melas (Cuvier, 1809)
ANOA
Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas
provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis)
yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua
spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Diperkirakan saat ini
terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) maupun Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam binatang dengan
status konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status
“Punah”.
Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang
serta meruncing dan agak memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila
menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau
apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya.
Populasi dan Konservasi. Anoa semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan
dalam beberapa tahun terakhir anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) yang menjadi
maskot provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi. Karena itu sejak tahun 1986,
IUCN Redlist memasukkan kedua jenis anoa ini dalam status konservasi “endangered”
(Terancam Punah).
Selain itu CITES juga memasukkan kedua satwa langka ini dalam Apendiks I yang berarti
tidak boleh diperjual belikan. Pemerintah Indonesia juga memasukkan anoa sebagai salah
satu satwa yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Beberapa daerah yang masih terdapat satwa langka yang dilindungi ini antaranya adalah
Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan TN Rawa Aopa
Watumohai (beberapa pihak menduga sudah punah).
Tahun 2010 ini, Taman Nasional Lore-Lindu akan mencoba melakukan penangkaran satwa
langka yang dilindungi ini. Semoga niat baik ini dapat terlaksana sehingga anoa datarn
rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dapat lestari dan
menjadi kebanggan seluruh bangsa Indonesia seperti halnya Panser Anoa buatan Pindad.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Mamalia, Ordo:
Artiodactyla, Famili: Bovidae, Upafamili: Bovinae, Genus: Bubalus, Spesies: Bubalus
quarlesi, Bubalus depressicornis. Nama binomial: Bubalus quarlesi (Ouwens, 1910).
Bubalus depressicornis (H. Smith, 1827).
RAFLESIA ARNOLDI
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia
oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818,
dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri
atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti
yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di
semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki
batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada
tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan
haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya
bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga
bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya
mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia
manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang
membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya
yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa
serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran
bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan
menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula
provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum
ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang
krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan
tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai
bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga,
namun hubungan kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal
terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari
beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar,
sementara palem Talipot (Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang
terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu
mati setelah berbunga.
KANTONG SEMAR
Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk
dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun
buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini
meliputi negara Indonesia , Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan, Indochina,
Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka,
dan Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya,
walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang
dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk
memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas,
kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa,
biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna
yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain,
kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat,
kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N.
ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda
yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat
bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya
tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang
sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk
roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis.
Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti
campuran kantong bawah dan kantong atas.
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran
tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis
dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat
tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
Bunga Bangkai Raksasa
Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase
vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan
(Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga
(majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas
(juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal
dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan
sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
Bunga bangkai raksasa sering dipertukarkan dengan patma raksasa Rafflesia arnoldii.
Mungkin karena kedua jenis tumbuhan ini sama-sama memiliki bunga yang berukuran
raksasa, dan keduanya sama-sama mengeluarkan bau yang tak enak. Jenis-jenis
Amorphophallus juga dapat dijumpai pada hutan hujan tropis di Stasiun Penelitian Hutan
Tropis (SPHT) Taman Nasional Kayan Mentarang di Lalut Birai, Desa Long Alango,
Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau.
unganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau
spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya
berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya
bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun
2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang
menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005,
mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart,
juga di Jerman. Namun, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang
mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga
mekar untuk waktu sekitar seminggu,
Di kawasan SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang, jenis bunga bangkai ini dapat
tumbuh dengan tinggi kisaran 1,5 meter dengan lebar sekitar 50 – 70 cm. Banyak di jumpai
disekitar pinggir sungai dan daerah dataran lembab. Bunga ini mekar sekitar bulan
Nopember, dan yang terakhir di jumpai pada tanggal 23 Nopember 2013
(Misoniman/POLHUT TN Kayan Mentarang). Pada fase vegetatif, bunga bangkai ini
muncul daun dan batang mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 25 cm.
TENGKAWANG
Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari beberapa jenis Shorea, suku
Dipterocarpaceae, yang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Pohon-pohon
tengkawang ini hanya terdapat di Kalimantan. Dalam bahasa Inggris tengkawang dikenal
sebagai illipe nut atau Borneo tallow nut.
Minyak tengkawang diperoleh dari biji tengkawang yang telah dijemur atau disalai hingga
kering, yang kemudian ditumbuk dan dikempa. Secara tradisional, minyak tengkawang ini
dimanfaatkan untuk memasak, sebagai penyedap makanan dan untuk ramuan obat-obatan.
Dalam dunia industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak
coklat, bahan farmasi dan kosmetika. Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam
pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas dan sebagainya. Minyak tengkawang juga
dikenal sebagai green butter.
Sebagaimana umumnya Shorea, tengkawang tidak selalu berbuah pada setiap tahun. Dan
ada waktu-waktu tertentu setiap beberapa tahun sekali di mana produksi tengkawang
berlimpah, yang umum dikenal sebagai musim raya. Pada musim seperti ini, pohon-pohon
tengkawang di banyak daerah berbunga dan berbuah pada saat yang hampir bersamaan, dan
dalam jumlah yang berlimpah.
Meskipun beberapa jenisnya telah banyak ditanam penduduk, sebagian besar produksi
datang dari tumbuhan liar di hutan-hutan alam. Ketika musimnya tiba, buah-buah geluk
tengkawang yang berjatuhan di sekitar pohon segera dipunguti dan dikumpulkan oleh
warga setempat, sebelum buah-buah itu dimakan oleh babi hutan atau hewan-hewan liar
lainnya. Biji tengkawang yang bergizi tinggi disukai oleh banyak binatang hutan. Pada sisi
yang lain, buah-buah tengkawang ini lekas tumbuh karena tidak memiliki masa dormansi.
Dalam beberapa hari saja, apabila tidak dipungut, buah-buah yang jatuh ke tanah lembap
akan segera berkecambah.
JELUTUNG
Bayur, bayor atau wadang (Pterospermum javanicum) adalah sejenis pohon penghasil
kayu pertukangan berkualitas baik. Pohon yang biasa didapati di dataran rendah ini dikenal
juga dengan nama-nama lain, seperti bayur, cayur (Sd.); bayur, wayur, wadang, walang
(Jw.); phenjur (Md.); dan lain-lain. Juga bolang (Bal.); buli (Slw.); damarsala (NTT);
teunggi leuyan (Kal.). Bayur diketahui menyebar luas di dunia, khususnya di wilayah
tropis, mulai dari India bagian selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, dan juga
Amerika Tengah serta Brasil.
Dalam perdagangan, kelompok kayu bayur dari Indonesia juga mencakup beberapa
spesies Pterospermum yang lain, terutama P. celebicum dan P. diversifolium. Kayu ini
dikenal pula di dunia sebagai bayor, bayok, bayuk atau litak.
Bayur terutama dimanfaatkan kayunya yang dipujikan berkualitas baik, dan karenanya
menjadi salah satu jenis kayu penting di luar jati dan jenis-jenis dipterokarpa. Kayu bayur
kerap digunakan untuk konstruksi bangunan seperti rumah, perahu, dibuat balok dan papan,
bahkan juga untuk membuat jembatan. Akan tetapi kayu ini tidak begitu awet, sehingga
dianjurkan untuk digunakan hanya di bawah naungan atap dan dihindarkan dari sentuhan
dengan tanah. Kayu bayur juga sering dimanfaatkan dalam pembuatan mebel dan perkakas
rumah tangga.
Pada masa lalu, kulit kayunya juga diperdagangkan sebagai subal (pengganti) kulit kayu
soga (Peltophorum pterocarpum) yang mahal. Kulit kayu bayur ini di pasar disebut sebagai
kulit kayu Timor.
Sifat-sifat kayu
Kayu teras bayur berwarna merah pucat, merah-coklat muda, hingga keungu-unguan atau
semu lembayung. Kayu gubalnya putih kotor hingga kelabu. Berat jenis kayu bayur
berkisar antara 0,35–0,70 (rata-rata 0,53), dan dimasukkan ke dalam kelas kuat III. Kayu ini
termasuk mudah dikerjakan dengan hasil yang baik; walaupun teksturnya agak kasar,
namun permukaan kayu yang dihasilkan umumnya licin dan berkilap. Kayu ini mudah
dipelitur, dan mudah dijadikan venir (lembaran tipis bahan kayu lapis).
Dari segi keawetan, bayur berada dalam kelas IV-V (kurang awet); namun daya tahannya
terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-III. Dalam pada itu, keterawetannya
tergolong sedang sampai mudah diawetkan.
ANGGREK TEBU
Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) adalah jenis bunga anggrek terbesar dan
paling berat diantara jenis-jenis bunga anggrek lainnya. Anggrek tebu berat nya dapat
mencapai 1 ton dengan tinggi 3 meter dan diamater 1-2 cm. Bunga Anggrek jenis ini
mendapat predikat Anggrek Raksasa.
Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan bintik-bintik
berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga anggrek tebu tahan lama dan
tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong batangnya, bunga raksasa yang super besar dan
berat ini mampu bertahan 2 bulan.
Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos,
Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga Papua Nugini. Di Indonesia anggrek tebu tersebar
mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Tanaman
bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di sela-sela atau pangkal
pohon besar di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu sangat
membutuhkan sinar matahari langsung untuk pertumbuhannya. Karena keunikan dan
langkanya tanaman anggrek terbesar dan terberat ini, membuat anggrek tebu menjadi salah
satu anggrek yang dilindungi di Indonesia.
ULIN
Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah pohon berkayu dan merupakan
tanaman khas Kalimantan. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan salah
satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian
selatan dan Kalimantan.
Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
sampai 120 cm. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin
umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar
sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat
jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu,
kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras. agak
terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian
bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.
Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik.
Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan
persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit.
Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. Ulin tumbuh di
dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih
suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal
ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini
membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500–4000 mm.
TEMBESU
Tembesu (Latin: Fagraea fragrans) termasuk suku Loganiaceae adalah salah satu tanaman
asli Indonesia juga Burma, tumbuh di daerah Sumatera dan Malaysia. Tembusu tersebat di
beberapa wilayah seperti di Indoa, Myanmar, Singapura, dan Filipina
Ada beberapa jenis tembesu, tetapi yang dianggap tembesu asli adalah Fagraea
cochinchinensis (dinamai oleh A. Chev). Pohon tembesu merupakan pohon yang
tumbuhnya lambat, setelah berumur 30 tahun baru cukup tua untuk ditebang. Kayunya
berwarna kuning pucat dengan bercak lembayung, berbau asalm waktu baru ditebang,
keras, berat, dan tahan lama, digunakan antara lain untuk konstruksi jembatan dan
bangunan rumah. Daunnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Rebusan daun, ranting,
dan cabang biasa digunakan di Malaysia. Pohon tembesu tersebut dibudidayakan di
beberapa tempat di Asia Tenggara sebagai tanaman hias atau tanama pinggir jalan.
Pohon tembesu dapat tumbuh antara 10-25 meter, bahkan ada yang mencapai 35 meter.
Akarnya cukup kokoh untuk penahan arus banjir. Bunganya berbau wangi, kelopaknya
mencapai panjang 2.3 cm, berwarna putih kekuning-kuningan.
MIMBA
Mimba atau Daun Mimba atau Azadirachta indica A. Juss. adalah daun-daun yang
tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan didaerah Hindustani, di
Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia diperkirakan sejak tahun
1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau Jawa.
Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat,
Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat
kering berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.
Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-sitosterol, hyperoside,
nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya
diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-
desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin
Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut “the village
pharmacy”, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi,
demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986).
Daun mimba juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes,
anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral [9]
Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang
pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap
tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit
lambung di India. Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan
ternak. Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria.
Tanaman mimba dapat dipergunakan sebagai insektisida nabati dengan menggunakan
campuran bahan lain seperti: serai wangi, lengkuas, gadung, sabun dan alkohol. Bagian
tanaman yang digunakan adalah biji dan daun.
Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok,
malaria, anti bakteri. Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing,
menghambat perkembangan dan pertumbuhan kuman. Kulit batang digunakan untuk
mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah digunakan sebagai
penguat.
Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan
dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal
3/4 nya; setelah dingin, disaring dan diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari
3/4gelas). Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus,
diremas dengan air kapur sirih seperlunya, kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena
eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
ENAU
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah
kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan
pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal
di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu
(bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman
menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang.
Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang
serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.
Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang
pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal
sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang.
Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun
hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau
gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang
berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk
bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam
untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai
memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini
tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
TUGAS IPA
Disusun oleh :
Nama : SEPTIAN ERLANGGA
Kelas : VII-D
No. Absen : 28
SMP NEGERI 4 PATI
Tahun Pelajaran 2014/2015

More Related Content

What's hot

Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
Dzafran Anugerah
 
20 hewan langkah di indonesia
20  hewan langkah di indonesia20  hewan langkah di indonesia
20 hewan langkah di indonesia
Operator Warnet Vast Raha
 
Flora fauna di Nusantara
Flora fauna di NusantaraFlora fauna di Nusantara
Flora fauna di Nusantara
Vikha Paramitha Raflata Mitha
 
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
Fauziah Mahir
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah maleo
Makalah maleoMakalah maleo
Makalah maleo
muces
 
Ikan pari manta
Ikan pari mantaIkan pari manta
Ikan pari manta
rohidayat_rohmat
 
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
Yuca Siahaan
 
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesiaTumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
Azahra2010
 
Elang Flores
Elang FloresElang Flores
Elang Flores
Zumatul Amilin
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
Operator Warnet Vast Raha
 
20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia
Yasirecin Yasir
 
Hewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langkaHewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langka
Arsyadi Arsyadi
 
Hewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahanHewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahan
Ulfiatu Rohimah
 
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
Atika Wulandari
 
Burung Laut
Burung LautBurung Laut
Pelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidupPelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidup
SDN. Mangga Dua Selatan 01 Pagi
 
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
Aji Sanjaya
 

What's hot (20)

Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
20 hewan langkah di indonesia
20  hewan langkah di indonesia20  hewan langkah di indonesia
20 hewan langkah di indonesia
 
Flora fauna di Nusantara
Flora fauna di NusantaraFlora fauna di Nusantara
Flora fauna di Nusantara
 
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
 
Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Makalah maleo
Makalah maleoMakalah maleo
Makalah maleo
 
Ikan pari manta
Ikan pari mantaIkan pari manta
Ikan pari manta
 
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
Keterkaitan manusia dan satwa (Contoh Kasus Harimau Sumatera)
 
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesiaTumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
 
Elang Flores
Elang FloresElang Flores
Elang Flores
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
 
20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia20 hewan langka di indonesia
20 hewan langka di indonesia
 
Hewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langkaHewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langka
 
Hewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahanHewan yang mendekati kepunahan
Hewan yang mendekati kepunahan
 
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan Oleh Manusia IPA SMK Semester 5
 
10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia10 hewan langkah di indonesia
10 hewan langkah di indonesia
 
Burung Laut
Burung LautBurung Laut
Burung Laut
 
Pelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidupPelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidup
 
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
BURUNG CAMAR (Laridae sp.)
 

Viewers also liked

Group 7 phylum amfibi
Group 7 phylum amfibiGroup 7 phylum amfibi
Group 7 phylum amfibi
Maman Sulaeman
 
Sp111 survival guide
Sp111 survival guideSp111 survival guide
Sp111 survival guide
Bradyc17
 
Was 2011 shrimp sensorial test - krill oil
Was 2011   shrimp sensorial test - krill oilWas 2011   shrimp sensorial test - krill oil
Was 2011 shrimp sensorial test - krill oil
otavio_castro
 
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
Susan Hood
 
Cloud Computing Berkley
Cloud Computing BerkleyCloud Computing Berkley
Cloud Computing Berkley
krmartin_dal
 
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
Konstantin Boldyrev
 
Eric Peterson Acuity 2011 CV
Eric Peterson Acuity 2011 CVEric Peterson Acuity 2011 CV
Eric Peterson Acuity 2011 CV
elmpeterson
 
00076 Plantilla ppt
00076 Plantilla ppt00076 Plantilla ppt
00076 Plantilla ppt
ivan_educa
 
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young people
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young peopleBirmingham Employers needed for voluntary placements for young people
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young people
Emma Bytheway
 
Finding Major Donor Prospects Webinar
Finding Major Donor Prospects WebinarFinding Major Donor Prospects Webinar
Finding Major Donor Prospects Webinar
Heather Yandow
 
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - finalActivitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
Andrei Dais
 
энтони чаплин Naturest ram сон
энтони чаплин Naturest ram сонэнтони чаплин Naturest ram сон
энтони чаплин Naturest ram сон
Konstantin Boldyrev
 
Outstation media
Outstation mediaOutstation media
Outstation media
widenerads
 
Wikipowerpoint
WikipowerpointWikipowerpoint
Wikipowerpoint
adamwalkden
 
Benefits and Challenges of Using Open Educational Resources
Benefits and Challenges of Using Open Educational ResourcesBenefits and Challenges of Using Open Educational Resources
Benefits and Challenges of Using Open Educational Resources
kcanales
 
May4
May4May4
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
Jose Muñoz
 
Take nobu 2012
Take nobu 2012Take nobu 2012
Career power point
Career power pointCareer power point
Career power point
codylowry28
 

Viewers also liked (20)

Group 7 phylum amfibi
Group 7 phylum amfibiGroup 7 phylum amfibi
Group 7 phylum amfibi
 
Sp111 survival guide
Sp111 survival guideSp111 survival guide
Sp111 survival guide
 
Was 2011 shrimp sensorial test - krill oil
Was 2011   shrimp sensorial test - krill oilWas 2011   shrimp sensorial test - krill oil
Was 2011 shrimp sensorial test - krill oil
 
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
Discourse of the Winds (essays by a retired navigator)
 
Cloud Computing Berkley
Cloud Computing BerkleyCloud Computing Berkley
Cloud Computing Berkley
 
Exercício 1
Exercício 1Exercício 1
Exercício 1
 
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
Vvodnyi vebinar po unikalnosty 21 janv 2012
 
Eric Peterson Acuity 2011 CV
Eric Peterson Acuity 2011 CVEric Peterson Acuity 2011 CV
Eric Peterson Acuity 2011 CV
 
00076 Plantilla ppt
00076 Plantilla ppt00076 Plantilla ppt
00076 Plantilla ppt
 
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young people
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young peopleBirmingham Employers needed for voluntary placements for young people
Birmingham Employers needed for voluntary placements for young people
 
Finding Major Donor Prospects Webinar
Finding Major Donor Prospects WebinarFinding Major Donor Prospects Webinar
Finding Major Donor Prospects Webinar
 
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - finalActivitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
Activitati non formale la scoala de vara geopolitics editia i - asagri - final
 
энтони чаплин Naturest ram сон
энтони чаплин Naturest ram сонэнтони чаплин Naturest ram сон
энтони чаплин Naturest ram сон
 
Outstation media
Outstation mediaOutstation media
Outstation media
 
Wikipowerpoint
WikipowerpointWikipowerpoint
Wikipowerpoint
 
Benefits and Challenges of Using Open Educational Resources
Benefits and Challenges of Using Open Educational ResourcesBenefits and Challenges of Using Open Educational Resources
Benefits and Challenges of Using Open Educational Resources
 
May4
May4May4
May4
 
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
Teoría del Liderazgo_Jose_Muñoz_UTE_2016
 
Take nobu 2012
Take nobu 2012Take nobu 2012
Take nobu 2012
 
Career power point
Career power pointCareer power point
Career power point
 

Similar to Flora dan fauna

Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
Operator Warnet Vast Raha
 
FLORA FAUNA.docx
FLORA FAUNA.docxFLORA FAUNA.docx
FLORA FAUNA.docx
LutfiFai
 
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Tifa Rachmi
 
Makhluk hidup
Makhluk hidupMakhluk hidup
Makhluk hidup
jessicansthasia
 
Hewan punah
Hewan punahHewan punah
Hewan punah
Cindy Fatikha
 
PPT GAJAH.pptx
PPT GAJAH.pptxPPT GAJAH.pptx
PPT GAJAH.pptx
mrjohn7
 
Zona paleartik dan ethiopia.pptx
Zona  paleartik dan ethiopia.pptxZona  paleartik dan ethiopia.pptx
Zona paleartik dan ethiopia.pptx
FARAZA3
 
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBUBAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
Dian Indira
 
makalah IPA
makalah IPAmakalah IPA
makalah IPA
Husien Armansyah
 
Ikan lou han
Ikan lou hanIkan lou han
Ikan lou han
rohidayat_rohmat
 
Makalah bio sel
Makalah bio selMakalah bio sel
Makalah bio sel
Ayienun Marziah
 
carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea
Aka Tedi Nurwalidin
 
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxHEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
abdinet
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Bunga lanka
Bunga lankaBunga lanka
Bunga lanka
Arya Ningrat
 

Similar to Flora dan fauna (20)

Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
 
FLORA FAUNA.docx
FLORA FAUNA.docxFLORA FAUNA.docx
FLORA FAUNA.docx
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
 
Makhluk hidup
Makhluk hidupMakhluk hidup
Makhluk hidup
 
Hewan punah
Hewan punahHewan punah
Hewan punah
 
PPT GAJAH.pptx
PPT GAJAH.pptxPPT GAJAH.pptx
PPT GAJAH.pptx
 
Zona paleartik dan ethiopia.pptx
Zona  paleartik dan ethiopia.pptxZona  paleartik dan ethiopia.pptx
Zona paleartik dan ethiopia.pptx
 
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBUBAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
BAHASA INDONESIA - BINATANG LANGKA, SIMAKOBU
 
makalah IPA
makalah IPAmakalah IPA
makalah IPA
 
Ikan lou han
Ikan lou hanIkan lou han
Ikan lou han
 
Makalah bio sel
Makalah bio selMakalah bio sel
Makalah bio sel
 
carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea
 
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docxHEWAN DILINDUNGI NRI.docx
HEWAN DILINDUNGI NRI.docx
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Bunga lanka
Bunga lankaBunga lanka
Bunga lanka
 
Yasin
YasinYasin
Yasin
 

Flora dan fauna

  • 1. Elang Flores (Spizaetus floris) Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status konservasinya Endangered (Terancam). Elang flores dalam bahasa inggris dikenal sebagai Flores Hawk-eagle. Dalam bahasa ilmiah (latin) dikenal sebagai Spizaetus floris. Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota. Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih. Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Elang flores merupakan raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca. Burung ini biasa mendiami hutan-hutan dataran rendah dan hutan submontana sampai ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (m. dpl). Populasi raptor endemik flores ini di alam bebas diperkirakan tidak lebih dari 250 ekor individu dewasa (IUCN Redlist, 2005). Lantaran sedikitnya jumlah individu dan persebaran populasinya yang sempit maka elang flores (Spizaetus floris) langsung ditetapkan sebagai salah satu spesies burung dengan status konservasi “kritis” (Critically Endangered) sejak pertama kali raptor endemik ini berstatus sebagai spesies tersendiri yang terpisah dari elang brontok. Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Falconiformes; Famili: Accipitridae; Genus: Spizaetus; Species: Spizaetus floris
  • 2. Rusa Bawean Rusa Bawean (bahasa latinnya Axis kuhlii), merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally Endangered) atau “sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut sebagai Bawean Deer. Ciri-ciri. Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan Rusa jenis lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii) mempunyai tinggi tubuh antara 60-70 cm dan panjang tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik Pulau Bawean ini mempunyai bobot antara 15-25 kg untuk rusa betina dan 19-30 kg untuk rusa jantan. Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah memiliki ekor sepanjang 20 cm yang berwarna coklat dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Tubuhnya yang mungil ini menjadikan Rusa Bawean lincah dan menjadi pelari yang ulung. Warna bulunya sama dengan kebanyakan rusa, cokelat kemerahan kecuali pada leher dan mata yang berwarna putih terang. Bulu pada Rusa Bawean anak-anak memiliki totol-totol tetapi seiring bertambahnya umur, noktah ini akan hilang dengan sendirinya. Sebagaimana rusa lainnya, Rusa Bawean jantan memiliki tanduk (ranggah) yang mulai tumbuh ketika berusia delapan bulan. Tanduk (ranggah) tumbuh bercabang tiga hingga rusa berusia 30 bulan. Ranggah rusa ini tidak langsung menjadi tanduk tetap tetapi mengalami proses patah tanggal untuk digantikan ranggah yang baru. Baru ketika rusa berusia 7 tahun, ranggah (tanduk rusa) ini menjadi tanduk tetap dan tidak patah tanggal kembali. Populasi dan Konservasi Rusa Bawean (Axis kuhlii). Di habitat aslinya, Rusa Bawean semakin terancam kepunahan. Pada akhir 2008, peneliti LIPI menyebutkan jumlah populasi rusa bawean yang berkisar 400-600 ekor. Sedang menurut IUCN, satwa endemik yang mulai langka ini diperkirakan berjumlah sekitar 250-300 ekor yang tersisa di habitat asli (2006). Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Upaordo: Ruminantia; Famili: Cervidae; Upafamili: Cervinae; Genus: Axis; Spesies: Axis kuhlii. Nama binomial: Axis kuhlii (Müller, 1840)
  • 3. Burung Tokhtor Sumatera Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) pernah dianggap punah karena hampir seabad lamanya sejak terdiskripsikan pada 1916, tidak pernah sekalipun dijumpai. Baru pada November 1997 seekor Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya. Hingga kini burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa “Critically Endangered” (Kritis) yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya tidak mencapai 300 ekor. Ciri-ciri dan Kebiasaan. Burung Tokhtor Sumatera merupakan burung penghuni permukaan tanah dengan ukuran tubuh yang besar mencapai 60 cm. Kaki dan paruh berwarna hijau. Mahkota hitam, sedangkan mantel, bagian atas, leher samping, penutup sayap dan penutup sayap tengah berwarna hijau pudar. Bagian bawah tubuh berwarna coklat dengan palang coklat kehijauan luas. Sayap dan ekor hitam kehijauan mengilap. Tenggorokan bawah dan dada bawah hijau pudar, bagian bawah sisanya bungalan kayu manis, sisi tubuh kemerahan. Kulit sekitar mata berwarna hijau, lila dan biru. Burung Tokhtor Sumatera hidup di permukaan tanah dan memakan vertebrata kecil dan invertebrata besar. Burung endemik Sumatera yang sangat langka dan terancam punah ini termasuk binatang pemalu. Burung Tokhtor Sumatera yang Langka. Burung Tokhtor Sumatera atau Sumatran Ground Cuckoo (Carpococcyx viridis) merupakan binatang yang langka. Burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Semoga saja burung Tokhtor Sumatera yang pernah dianggap punah dan kini diduga populasinya kurang dari 300-an ekor yang hanya tersebar di sekitar Pegunungan Barisan benar-benar belum punah. Di suatu tempat, burung ini masih eksis berkembang biak dengan bebasnya memperkaya keanekaragaman satwa Indonesia. Klasifikasi ilmiah: Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Cuculiformes; Famili: Cuculidae; Genus: Carpococcyx; Spesies: Carpococcyx viridis.
  • 4. Tarsius siau atau Tarsius tumpara Tarsius siau atau Tarsius tumpara memang imut penampilannya, namun tarsius asli pulau Siau, Sulawesi ini juga terancam punah. Bukan sekedar diberikan status Critically Endangered oleh IUCN Red List, bahkan tarsius tumpara atau Siau Island Tarsier pun termasuk salah satu dari 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia. Sesuai namanya, Si Imut Tarsius Siau merupakan hewan endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Meskipun diduga juga terdapat di beberapa pulau kecil di sekitar pulau Siau. Hewan ini baru ditemukan pada tahun 2005 oleh Dr Shekelle. Ciri-ciri dan Diskripsi Tarsius Siau. Tarsius siau (Tarsius tumpara) mempunyai bulu abu-abu gelap dengan bintik-bintik coklat. Pun Tarsius siau memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar. Mata Tarsius siau pun sangat besar dan memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri layaknya burung hantu. Habitat, Populasi, dan Konservasi. Tarsius siau (Tarsius tumpara) merupakan hewan endemik yang hanya dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Dimungkinkan primata imut namun langka ini juga terdapat di beberapa pulau kecil di dekat pulau Siau. Populasi tarsius siau diperkirakan hanya 1.300-an ekor saja (2009) yang hidup di sekitar kolam air tawar kecil di ujung selatan pulau Siau, di tebing curam di sisi pantai timur pulau, dan di lereng dekat kaldera Gunung Karengetang. Populasi tarsius ini diperkirakan mengalami penurunan hingga 80% dalam tiga generasi terakhir. Mengingat populasi Tarsius siau (Tarsius tumpara) yang kecil, hidup di satu tempat (pulau) kecil, adanya ancaman erupsi gunung Karengetang, bertambah pesatnya populasi manusia di pulau Siau, dan penurun populasi dalam 3 generasi terakhir, menjadi ancaman serius bagi kelestarian tarsius imut ini. Karenaya IUCN Red List memasukkan tarsius siau dalam daftar spesies Critically Endangered atau kategori dengan tingkat keterancaman tertinggi. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Primata; Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tumpara.
  • 5. Gajah Sumatera Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satu dari tiga subspesies Gajah Asia. Subspesies Gajah Asia (Elephas maximus) selain Gajah Sumatera adalah Gajah Asia (Elephas maximus maximus) yang terdapat di Srilangka dan Gajah India (Elephas maximus indicus) yang terdapat di Asia Tenggara dan India. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang mempunyai nafsu makan besar (hingga 150 kg seharinya) bisa dijumpai di pulau Sumatera Indonesia. Binatang ini juga ditetapkan sebagai Fauna Identitas Provinsi Lampung. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) hanya berhabitat di pulau Sumatera Indonesia. Populasinya tersebar di tujuh provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Meskipun sebaran habitatnya luas ternyata populasinya menurun drastis. Karenanya UICN Redlist menggolongkan binatang besar ini dalam kategori Endangered sejak tahun 1996. Ciri-ciri Gajah Sumatera Gajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung belalai memiliki satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa mencapai 3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah Afrika. Populasi dan Konservasi Gajah Sumatera Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dikategorikan dalam Endangered oleh UICN Redlist. sementara itu CITES (Convention on International Trade of Endangered Fauna and Flora / Konvensi tentang Perdagangan International Satwa dan Tumbuhan) telah mengkategorikan gajah Sumatera dalam kelompok Appendix I. Selain itu hal ini juga telah membuat gajah terjebak dalam blok-blok kecil hutan yang tidak cukup untuk menyokong kehidupan gajah untuk jangka panjang, di sisi lain hal ini juga yang menjadi pemicu terjadinya konflik antara manusia dengan gajah. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Proboscidea. Famili: Elephantidae. Genus: Elephas Spesies: Elephas maximus. Upaspesies: Elephas maximus sumatranus
  • 6. Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud adalah dua spesies anggota genus Kuskus Beruang (genus Ailurops) yang hidup endemik di Sulawesi. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) hanya dapat ditemukan di daratan pulau Sulawesi, Peleng, Muna, Buton, dan Togian. Kuskus Beruang (Ailurops spp.) merupakan anggota famili Phalangeridae (kuskus) dan merupakan salah satu mamalia berkantung (marsupialia) yang terdapat di Indonesia selain kanguru. Seperti halnya kanguru, setelah melahirkan anaknya, kuskus merawat dan membawa anaknya di dalam kantung yang terdapat di perutnya. Kuskus Beruang yang terdiri atas dua jenis ini merupakan spesies kuskus terbesar. Mungkin lantaran tubuhnya yang besar hingga berukuran satu meter itu, genus kuskus ini dinamai Kuskus Beruang. Selain itu Kuskus Beruang disebut juga sebagai Kuse. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus). Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) mempunyai ukuran tubuh mencapai 60 cm dengan ekor yang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya. Berat tubuh Kuskus Beruang Sulawesi dewasa mencapai 8 kg. Warna bulunya hitam, kecoklatan, dan abu-abu. Meskipun masih bisa ditemui di beberapa tempat seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara) dan TN. Lore Lindu (Sulawesi Tengah), populasi Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) diyakini mengalami penurunan drastis. Oleh karenanya IUCN Red List memasukkan Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) dalam kategori Vulnerable. Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis). Ciri-ciri fisik Kuskus Beruang Talaud hampir menyerupai saudaranya Kuskus Beruang Sulawesi hanya saja memiliki ukuran tubuh yang rata-rata lebih kecil serta dari warna bulunya yang lebih coklat kepucatan. Populasi Kuskus Beruang Talaud diyakini lebih terancam kepunahan dibandingkan saudaranya di daratan Sulawesi. Oleh karena itu, IUCN Red List memasukkan hewan spesies endemik pulau Talaud ini dalam status konservasi Critically Endangered, yang merupakan status keterancaman tertinggi sebelum dinyatakan punah. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Diprotodontia; Famili: Phalangeridae; Genus: Ailurops; Spesies: Ailurops ursinus dan Ailurops melanotis
  • 7. Badak Jawa Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies satwa terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 60 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga adalah spesies badak yang paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered. Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) Badak Jawa umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman. Memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 – 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 – 4 m. Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m. Kulit Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja. Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut. Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri). Populasi Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) Di Indonesia, Badak Jawa dahulu diperkirakan tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Di Sumatera saat itu badak bercula satu ini tersebar di Aceh sampai Lampung. Di Pulau Jawa, badak Jawa pernah tersebar luas diseluruh Jawa. Badak Jawa kini hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUT), Banten. Selain di Indonesia Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) juga terdapat di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Individu terakhir yang di luar TNUT, ditemukan ditembak oleh pemburu di Tasikmalaya pada tahun 1934. Sekarang specimennya disimpan di Museum Zoologi Bogor. Klasifikaksi Ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Subfilum: Vertebrata. Kelas: Mammalia. Ordo: Perissodactyla. Superfamili: Rhinocerotides. Famili: Rhinocerotidae. Genus: Rhinoceros. Spesies: Rhinoceros sondaicus (Desmarest, 1822)
  • 8. Kambing Hutan Sumatera Kambing Hutan Sumatera (Sumatran Serow) atau yang dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Capricornis sumatraensis sumatraensis adalah jenis kambing hutan yang hanya terdapat di hutan tropis pulau Sumatra. Di alam bebas keberadaan fauna ini semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa ini dikategorikan dalam “genting” atau “Endangered”. Sehingga tidak salah, untuk melindungi yang masih tersisa, jika kemudian pemerintah Indonesia menetapkan Kambing Hutan Sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP Nomor 7 tahun 1999. Ciri khas Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) ini adalah bertanduk ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badannya antara 50 – 140 kg dengan panjang badannya mencapai antara 140 – 180 cm. Tingginya bila dewasa mencapai antara 85 – 94 cm. Kambing Hutan Sumatera ini mempunyai habitat di hutan-hutan pegunungan dataran tinggi sumatera. Populasinya yang masih tersisa terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan) juga dapat ditemukan di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam). Tidak ada laporan yang berarti tentang kambing ini dalam sepuluh tahun terakhir. Berapakah spesies yang tersisa di alam bebas pun tidak diketahui dengan pasti. Mungkin karena maraknya penebangan dan illegal logging Indonesia, dan kebakaran hutan membuat populasi Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) semakin terdesak dan langka serta semakin sulit diketemukan. Oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa ini dikategorikan dalam “genting” atau “Endangered” atau tiga tingkat di bawah kategori “Punah” (Extinct). Langkanya Kambing Hutan Sumatera ini membuat hanya sedikit kebun binatang di dunia yang memiliki satwa ini sehingga Kebun binatang yang memiliki koleksi spesies ini sangat bangga. Bahkan banyak kebun binatang di Indonesia sendiri yang tidak memilikinya. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla. Famili: Bovidae. Upafamili: Caprinae. Genus: Capricornis. Spesies: Capricornis sumatraensis. Upaspesies: Capricornis sumatraensis sumatraensis. Nama trinomial: Capricornis sumatraensis sumatraensis (Bechstein, 1799). Sinonim: Naemorhedus sumatraensis sumatraensis.
  • 9. Macan Tutul Jawa Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama. Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg. Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang dilindungi dari kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan dalam status konservasi “Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Jumlah populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN Redlist memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun oleh beberapa instansi dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih di atas 500-an ekor. Populasi Macan Tutul Jawa ini tersebar di beberapa wilayah yang berbeda seperti di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon, TN. Gunung Halimun Salak, TN. Gunung Gede, Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru Betiri Jawa Timur. Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Panthera; Spesies: Panthera. pardus; Subspesies: Panthera pardus melas. Nama trinomial Panthera pardus melas (Cuvier, 1809)
  • 10. ANOA Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) maupun Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam binatang dengan status konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status “Punah”. Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Populasi dan Konservasi. Anoa semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) yang menjadi maskot provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi. Karena itu sejak tahun 1986, IUCN Redlist memasukkan kedua jenis anoa ini dalam status konservasi “endangered” (Terancam Punah). Selain itu CITES juga memasukkan kedua satwa langka ini dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diperjual belikan. Pemerintah Indonesia juga memasukkan anoa sebagai salah satu satwa yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Beberapa daerah yang masih terdapat satwa langka yang dilindungi ini antaranya adalah Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan TN Rawa Aopa Watumohai (beberapa pihak menduga sudah punah). Tahun 2010 ini, Taman Nasional Lore-Lindu akan mencoba melakukan penangkaran satwa langka yang dilindungi ini. Semoga niat baik ini dapat terlaksana sehingga anoa datarn rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dapat lestari dan menjadi kebanggan seluruh bangsa Indonesia seperti halnya Panser Anoa buatan Pindad. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Mamalia, Ordo: Artiodactyla, Famili: Bovidae, Upafamili: Bovinae, Genus: Bubalus, Spesies: Bubalus quarlesi, Bubalus depressicornis. Nama binomial: Bubalus quarlesi (Ouwens, 1910). Bubalus depressicornis (H. Smith, 1827).
  • 11. RAFLESIA ARNOLDI Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand. Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem Talipot (Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga.
  • 12. KANTONG SEMAR Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia , Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan, Indochina, Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas. Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
  • 13. Bunga Bangkai Raksasa Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya. Bunga bangkai raksasa sering dipertukarkan dengan patma raksasa Rafflesia arnoldii. Mungkin karena kedua jenis tumbuhan ini sama-sama memiliki bunga yang berukuran raksasa, dan keduanya sama-sama mengeluarkan bau yang tak enak. Jenis-jenis Amorphophallus juga dapat dijumpai pada hutan hujan tropis di Stasiun Penelitian Hutan Tropis (SPHT) Taman Nasional Kayan Mentarang di Lalut Birai, Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau. unganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, Di kawasan SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang, jenis bunga bangkai ini dapat tumbuh dengan tinggi kisaran 1,5 meter dengan lebar sekitar 50 – 70 cm. Banyak di jumpai disekitar pinggir sungai dan daerah dataran lembab. Bunga ini mekar sekitar bulan Nopember, dan yang terakhir di jumpai pada tanggal 23 Nopember 2013 (Misoniman/POLHUT TN Kayan Mentarang). Pada fase vegetatif, bunga bangkai ini muncul daun dan batang mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 25 cm.
  • 14. TENGKAWANG Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari beberapa jenis Shorea, suku Dipterocarpaceae, yang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Pohon-pohon tengkawang ini hanya terdapat di Kalimantan. Dalam bahasa Inggris tengkawang dikenal sebagai illipe nut atau Borneo tallow nut. Minyak tengkawang diperoleh dari biji tengkawang yang telah dijemur atau disalai hingga kering, yang kemudian ditumbuk dan dikempa. Secara tradisional, minyak tengkawang ini dimanfaatkan untuk memasak, sebagai penyedap makanan dan untuk ramuan obat-obatan. Dalam dunia industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi dan kosmetika. Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas dan sebagainya. Minyak tengkawang juga dikenal sebagai green butter. Sebagaimana umumnya Shorea, tengkawang tidak selalu berbuah pada setiap tahun. Dan ada waktu-waktu tertentu setiap beberapa tahun sekali di mana produksi tengkawang berlimpah, yang umum dikenal sebagai musim raya. Pada musim seperti ini, pohon-pohon tengkawang di banyak daerah berbunga dan berbuah pada saat yang hampir bersamaan, dan dalam jumlah yang berlimpah. Meskipun beberapa jenisnya telah banyak ditanam penduduk, sebagian besar produksi datang dari tumbuhan liar di hutan-hutan alam. Ketika musimnya tiba, buah-buah geluk tengkawang yang berjatuhan di sekitar pohon segera dipunguti dan dikumpulkan oleh warga setempat, sebelum buah-buah itu dimakan oleh babi hutan atau hewan-hewan liar lainnya. Biji tengkawang yang bergizi tinggi disukai oleh banyak binatang hutan. Pada sisi yang lain, buah-buah tengkawang ini lekas tumbuh karena tidak memiliki masa dormansi. Dalam beberapa hari saja, apabila tidak dipungut, buah-buah yang jatuh ke tanah lembap akan segera berkecambah.
  • 15. JELUTUNG Bayur, bayor atau wadang (Pterospermum javanicum) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas baik. Pohon yang biasa didapati di dataran rendah ini dikenal juga dengan nama-nama lain, seperti bayur, cayur (Sd.); bayur, wayur, wadang, walang (Jw.); phenjur (Md.); dan lain-lain. Juga bolang (Bal.); buli (Slw.); damarsala (NTT); teunggi leuyan (Kal.). Bayur diketahui menyebar luas di dunia, khususnya di wilayah tropis, mulai dari India bagian selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, dan juga Amerika Tengah serta Brasil. Dalam perdagangan, kelompok kayu bayur dari Indonesia juga mencakup beberapa spesies Pterospermum yang lain, terutama P. celebicum dan P. diversifolium. Kayu ini dikenal pula di dunia sebagai bayor, bayok, bayuk atau litak. Bayur terutama dimanfaatkan kayunya yang dipujikan berkualitas baik, dan karenanya menjadi salah satu jenis kayu penting di luar jati dan jenis-jenis dipterokarpa. Kayu bayur kerap digunakan untuk konstruksi bangunan seperti rumah, perahu, dibuat balok dan papan, bahkan juga untuk membuat jembatan. Akan tetapi kayu ini tidak begitu awet, sehingga dianjurkan untuk digunakan hanya di bawah naungan atap dan dihindarkan dari sentuhan dengan tanah. Kayu bayur juga sering dimanfaatkan dalam pembuatan mebel dan perkakas rumah tangga. Pada masa lalu, kulit kayunya juga diperdagangkan sebagai subal (pengganti) kulit kayu soga (Peltophorum pterocarpum) yang mahal. Kulit kayu bayur ini di pasar disebut sebagai kulit kayu Timor. Sifat-sifat kayu Kayu teras bayur berwarna merah pucat, merah-coklat muda, hingga keungu-unguan atau semu lembayung. Kayu gubalnya putih kotor hingga kelabu. Berat jenis kayu bayur berkisar antara 0,35–0,70 (rata-rata 0,53), dan dimasukkan ke dalam kelas kuat III. Kayu ini termasuk mudah dikerjakan dengan hasil yang baik; walaupun teksturnya agak kasar, namun permukaan kayu yang dihasilkan umumnya licin dan berkilap. Kayu ini mudah dipelitur, dan mudah dijadikan venir (lembaran tipis bahan kayu lapis). Dari segi keawetan, bayur berada dalam kelas IV-V (kurang awet); namun daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-III. Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang sampai mudah diawetkan.
  • 16. ANGGREK TEBU Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) adalah jenis bunga anggrek terbesar dan paling berat diantara jenis-jenis bunga anggrek lainnya. Anggrek tebu berat nya dapat mencapai 1 ton dengan tinggi 3 meter dan diamater 1-2 cm. Bunga Anggrek jenis ini mendapat predikat Anggrek Raksasa. Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong batangnya, bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan 2 bulan. Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga Papua Nugini. Di Indonesia anggrek tebu tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Tanaman bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon besar di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu sangat membutuhkan sinar matahari langsung untuk pertumbuhannya. Karena keunikan dan langkanya tanaman anggrek terbesar dan terberat ini, membuat anggrek tebu menjadi salah satu anggrek yang dilindungi di Indonesia.
  • 17. ULIN Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah pohon berkayu dan merupakan tanaman khas Kalimantan. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan. Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras. agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang. Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500–4000 mm.
  • 18. TEMBESU Tembesu (Latin: Fagraea fragrans) termasuk suku Loganiaceae adalah salah satu tanaman asli Indonesia juga Burma, tumbuh di daerah Sumatera dan Malaysia. Tembusu tersebat di beberapa wilayah seperti di Indoa, Myanmar, Singapura, dan Filipina Ada beberapa jenis tembesu, tetapi yang dianggap tembesu asli adalah Fagraea cochinchinensis (dinamai oleh A. Chev). Pohon tembesu merupakan pohon yang tumbuhnya lambat, setelah berumur 30 tahun baru cukup tua untuk ditebang. Kayunya berwarna kuning pucat dengan bercak lembayung, berbau asalm waktu baru ditebang, keras, berat, dan tahan lama, digunakan antara lain untuk konstruksi jembatan dan bangunan rumah. Daunnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Rebusan daun, ranting, dan cabang biasa digunakan di Malaysia. Pohon tembesu tersebut dibudidayakan di beberapa tempat di Asia Tenggara sebagai tanaman hias atau tanama pinggir jalan. Pohon tembesu dapat tumbuh antara 10-25 meter, bahkan ada yang mencapai 35 meter. Akarnya cukup kokoh untuk penahan arus banjir. Bunganya berbau wangi, kelopaknya mencapai panjang 2.3 cm, berwarna putih kekuning-kuningan.
  • 19. MIMBA Mimba atau Daun Mimba atau Azadirachta indica A. Juss. adalah daun-daun yang tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan didaerah Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau Jawa. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang. Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6- desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut “the village pharmacy”, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun mimba juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral [9] Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India. Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria. Tanaman mimba dapat dipergunakan sebagai insektisida nabati dengan menggunakan campuran bahan lain seperti: serai wangi, lengkuas, gadung, sabun dan alkohol. Bagian tanaman yang digunakan adalah biji dan daun. Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok, malaria, anti bakteri. Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan pertumbuhan kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah digunakan sebagai penguat. Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; setelah dingin, disaring dan diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas). Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya, kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
  • 20. ENAU Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm. Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang. Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula. Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya. Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
  • 21. TUGAS IPA Disusun oleh : Nama : SEPTIAN ERLANGGA Kelas : VII-D No. Absen : 28 SMP NEGERI 4 PATI Tahun Pelajaran 2014/2015