2. Suatu masyarakat multikultural tidaklah
terbentuk begitu saja, ada banyak faktor yang
menyebabkannya. Untuk mengetahui faktor-
faktor penyebab keragaman dalam masyarakat
multikultural dapat menggunakan alat analisis
yang berupa pendekatan teoritis, di antaranya
pendekatan konflik dan struktural.
3. 1. Teori Fungsional Struktural
Tokoh utama teori ini adalah Talcott Parsons.
Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu
sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu
dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi
pada satu bagian akan membawa perubahan
pula terhadap bagian yang lain.
2. Teori Konflik
Tokoh utama teori konflik adalah
RalpDahrendorf. Menurut teori konflik masyarakat
senantiasa berada dalam proses perubahan yang
ditandai oleh pertentangan yang terus menerus di
antara unsur-unsurnya. Teori konflik melihat bahwa
setiap elemen memberikan sumbangan terhadap
disintegrasi sosial dan keteraturan yang terjadi
dalam masyarakat disebabkan karena adanya
tekanan dan pemaksaan kekuasaan dari atas
oleh golongan yang berkuasa.
4. 3. Analisis Keanekaragaman masyarakat Indonesia.
Dalam masyarakat multikultural tersimpan
potensi konflik yang besar. Dimana masing-masing
elemen dalam masyarakat memberikan
sumbangan besar bagi terjadinya disintegrasi dan
perubahan sosial.
Adapun bentuk pengendalian konflik-konflik
sosial yang terjadi antara kelompok-kelompok
sosial di antaranya:
1. koersif, yaitu bentuk pengendalian sosial secara
paksaan.
2. kompromi, yaitu bentuk pengendalian sosial di
mana pihak-pihakyang terkait saling mengurangi
tuntutannya.
3. mediasi, yaitu bentuk pengendalian sosial dengan
mengundang pihak ketiga.
5. 4. konsiliasi, yaitu suatu usaha untuk
mempertemakan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya
suatu persetujuan bersama.
5. arbitrasi, yaitu bentuk penghentian secara
langsung oleh pihak ketiga.
6. stalemate, yaitu berhentinya pertikaian dari
suatu titik tertentuk arena masing-masing
pihak memiliki kekuatan seimbang.
7. adjudikasi, yaitu penyelesaian perkara di
pengadilan.
6. Perbedaan yang timbul dalam
masyrakat Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut:
1. Faktor Sejarah
Dalam sejarah, dinyatakan bahwa
bangsa Indonesia merupakan bangsa
imigran yang datang dari daerah Yunan
Selatan (Indocina). Pada waktu itu bangsa
Yunan Selatan sudah mulai berkembang
dengan membawa kebudayaannya masuk
ke Indonesia. Masuknya bangsa Yunan
Selatan ke Indonesia terjadi secara
bergelombang.
7. 2. Faktor Geografi
Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang
terdiri dari kepulauan. Setiap pulau dibatasi oleh lautan di
sekelilingnya. Di samping itu,Indonesia juga merupakan
negara vulkanis dengan banyak pegunungan, baik
gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena
kedua faktor tadi, maka di Indonesia terjadi isolasi
geografi. Isolasi geografi adalah pembatasan suatu
daerah oleh karena keadaan alam, yaitu laut dan
gunung.
3. Faktor Iklim
Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di
Indonesia secara umum adalah berupa iklim tropis yang
panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat berbeda
dengan daerah lain, hal ini dinamakan dengan iklim
setempat. Faktor iklim setempat dapat menyebabkan
perbedaan tata cara hidup masyarakat. Hal ini
memengaruhi pula pola perilaku masyarakatnya.
8. 4. Faktor Letak
Indonesia terletak pada wilayah yang strategis dalam
persimpangan lalulintas dunia. Letak Indonesia secara
geografis adalah antara dua benua, yaitu benua Asia dan
Australia serta antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik
dan Hindia. Karakteristik dari posisi Indonesia tersebut
menjadikan Indonesia sebagai negara terbuka.
5. Faktor Agama
Masuknya agama dapat memengaruhi
perkembangan budaya pada suku-suku bangsa tertentu.
Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan
pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia pada
zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan
yang berupa animisme dan dinamisme sebelum
masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih
lanjut ada sebagian dari masyarakat yang
mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan
agama.