Dokumen tersebut membahas berbagai aliran seni rupa modern dan kontemporer seperti abstrakisme, dadaisme, ekspresionisme, fauvisme, futurisme, impresionisme, kubisme, naturalisme, realisme, postmodernisme, pop art, romantisme dan surealisme. Tokoh-tokoh kunci surealisme seperti Salvador Dali dan Rene Magritte juga disebutkan.
Makalah ini membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Pembahasan meliputi pengertian seni rupa modern dan kontemporer, latar belakang munculnya, keunikan gagasan dan teknik, serta apresiasi karya seni rupa modern dan kontemporer Indonesia beserta aliran-alirannya.
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Secara ringkas, seni rupa modern berkembang sejak akhir abad ke-19 dan bereksperimen dengan cara baru untuk melihat dan mengekspresikan ide-ide segar tanpa harus realistik. Seni rupa kontemporer lebih dipengaruhi oleh masa kini dan cenderung pluralistik tanpa batasan media atau genre.
Realisme adalah gaya seni rupa yang berusaha menampilkan subjek secara alami tanpa embel-embel. Gaya ini muncul di Prancis pada abad ke-19 sebagai reaksi terhadap Romantisme. Perupa realis seperti Courbet dan Millet berusaha menggambarkan kehidupan sehari-hari secara akurat.
1. Arsitektur Renaissance berkembang di Eropa antara abad ke-15 dan awal abad ke-17, dimana terjadi kebangkitan pemikiran budaya Yunani dan Romawi kuno. Gaya ini mengikuti arsitektur Gotik dan kemudian digantikan oleh arsitektur Barok.
2. Gaya ini menekankan pada simetri, proporsi, geometri dan ketertiban yang terinspirasi dari arsitektur Romawi kuno. Berkembang pertama di Firenze dengan Filippo Brunelleschi se
Dokumen tersebut membahas berbagai aliran seni rupa modern dan kontemporer seperti abstrakisme, dadaisme, ekspresionisme, fauvisme, futurisme, impresionisme, kubisme, naturalisme, realisme, postmodernisme, pop art, romantisme dan surealisme. Tokoh-tokoh kunci surealisme seperti Salvador Dali dan Rene Magritte juga disebutkan.
Makalah ini membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Pembahasan meliputi pengertian seni rupa modern dan kontemporer, latar belakang munculnya, keunikan gagasan dan teknik, serta apresiasi karya seni rupa modern dan kontemporer Indonesia beserta aliran-alirannya.
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Secara ringkas, seni rupa modern berkembang sejak akhir abad ke-19 dan bereksperimen dengan cara baru untuk melihat dan mengekspresikan ide-ide segar tanpa harus realistik. Seni rupa kontemporer lebih dipengaruhi oleh masa kini dan cenderung pluralistik tanpa batasan media atau genre.
Realisme adalah gaya seni rupa yang berusaha menampilkan subjek secara alami tanpa embel-embel. Gaya ini muncul di Prancis pada abad ke-19 sebagai reaksi terhadap Romantisme. Perupa realis seperti Courbet dan Millet berusaha menggambarkan kehidupan sehari-hari secara akurat.
1. Arsitektur Renaissance berkembang di Eropa antara abad ke-15 dan awal abad ke-17, dimana terjadi kebangkitan pemikiran budaya Yunani dan Romawi kuno. Gaya ini mengikuti arsitektur Gotik dan kemudian digantikan oleh arsitektur Barok.
2. Gaya ini menekankan pada simetri, proporsi, geometri dan ketertiban yang terinspirasi dari arsitektur Romawi kuno. Berkembang pertama di Firenze dengan Filippo Brunelleschi se
Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082cutierou
Art Nouveau dan Ekspresionisme merupakan dua aliran seni rupa modern yang berkembang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau memiliki ciri khas dekoratif organik dengan garis lengkung yang terinspirasi dari alam, sedangkan Ekspresionisme menekankan ekspresi subjektif seniman. Kedua aliran ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan berkembang dengan ciri khas tersendiri di berbagai belahan Eropa dan Amerika
Makalah ini membahas tentang pengertian dan sejarah estetika. Pengertian estetika berkembang sesuai perubahan zaman, dari awalnya fokus pada objek kemudian mengarah pada subjek. Sejarah estetika dimulai dari pandangan Aristoteles dan Kant, kemudian berkembang mengikuti perkembangan filsafat dan arsitektur pada masa Renaissance, modernisme, hingga postmodernisme.
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Bermula di Italia lalu menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruh Renaissance dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik,
politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain di bidang intelektual
Teks tersebut membahas beberapa aliran seni rupa pramodern dan modern, mulai dari primitivisme, naturalisme, realisme, dekorativisme, hingga seni pop dan optik. Dibahas pula tokoh-tokoh dan ciri khas dari masing-masing aliran tersebut.
Art Nouveau adalah gaya seni rupa dan desain internasional pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang menggunakan dekorasi organik berbentuk tumbuhan. Ekspresionisme adalah aliran seni yang mengekspresikan perasaan manusia lewat karya seni, berkembang di Eropa 1905-1920. Kedua aliran ini mempengaruhi desain grafis, arsitektur, dan kriya dengan ciri khas bentuk meliuk dan eksp
Art Nouveau dan Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau menekankan gaya dekoratif organik berdasarkan tumbuhan dan lengkungan alami, sedangkan Ekspresionisme mengedepankan ekspresi perasaan individu seniman. Kedua aliran ini mempengaruhi perkembangan seni rupa internasional pada masa itu.
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern berkembang dari gagasan progresif untuk menjaga nilai estetika melalui inovasi. Sedangkan seni rupa kontemporer muncul pada tahun 1970-an dengan menampilkan karya-karya seniman Amerika seperti David Smith dan
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern lahir dari dorongan untuk menjaga nilai estetik dan mementingkan kebaruan, sedangkan seni rupa kontemporer menempatkan ide sebagai masalah utama dalam seni."
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern berkembang dari gagasan progresif untuk menjaga nilai estetika melalui inovasi. Sedangkan seni rupa kontemporer muncul pada tahun 1970-an dengan menampilkan seniman-seniman baru seperti David Smith dan Jackson Pollock."
Dokumen tersebut membahas berbagai aliran seni rupa mulai dari Naturalisme, Realisme, Romantisme, Impresionisme, Ekspresionisme, Kubisme, Konstruksifisme, Abstrakisme, Dadaisme, Surealisme, Elektisisme, hingga Posmodernisme. Setiap aliran memiliki ciri khas pendekatan dan gaya seni rupa yang berbeda-beda.
Art Nouveau dan Ekspresionisme adalah dua aliran seni rupa yang berkembang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau memiliki ciri khas dekorasi bermotif tumbuhan meliuk, sedangkan Ekspresionisme menekankan ekspresi individu seniman. Kedua aliran ini berkembang sebagai reaksi terhadap seni akademik klasik dan Impresionisme.
Teks tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar estetik dan selalu mementingkan kebaruan, keaslian, dan kreativitas. Seni kontemporer muncul akibat eksplorasi bahasa rupa dan kecenderungan meninggalkan representasi. Teks ini juga membedakan pengertian modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa.
Dokumen tersebut membahas tentang estetika dan seni. Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan, sedangkan seni adalah hasil karya manusia yang mampu menimbulkan efek psikologis pada orang lain. Terdapat berbagai definisi tentang seni, serta hubungan antara bentuk dan isi dalam karya seni.
Teori-teori sosiologi sastra mempersoalkan kaitan antara karya sastra dan 'kenyataan'. Teori ini mulai dikembangkan sejak Plato pada abad ke-4 SM dan berkembang pesat pada abad ke-19 dengan doktrin Marxisme. Berbagai pemikir seperti Marxis, Neomarxis, dan Frankfurt School berupaya mendefinisikan hubungan antara sastra, ideologi, dan struktur masyarakat.
Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang berarti “pernah dilihat” (Sumartono, 2000, hlm. 22). Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern yang sudah tidak relevan lagi dengan berbagai karya baru yang tercipta pada masa itu.
Art nouveau dan ekspresionisme zakiyah kharismatuzzahra 21052010082cutierou
Art Nouveau dan Ekspresionisme merupakan dua aliran seni rupa modern yang berkembang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau memiliki ciri khas dekoratif organik dengan garis lengkung yang terinspirasi dari alam, sedangkan Ekspresionisme menekankan ekspresi subjektif seniman. Kedua aliran ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan berkembang dengan ciri khas tersendiri di berbagai belahan Eropa dan Amerika
Makalah ini membahas tentang pengertian dan sejarah estetika. Pengertian estetika berkembang sesuai perubahan zaman, dari awalnya fokus pada objek kemudian mengarah pada subjek. Sejarah estetika dimulai dari pandangan Aristoteles dan Kant, kemudian berkembang mengikuti perkembangan filsafat dan arsitektur pada masa Renaissance, modernisme, hingga postmodernisme.
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Bermula di Italia lalu menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruh Renaissance dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik,
politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain di bidang intelektual
Teks tersebut membahas beberapa aliran seni rupa pramodern dan modern, mulai dari primitivisme, naturalisme, realisme, dekorativisme, hingga seni pop dan optik. Dibahas pula tokoh-tokoh dan ciri khas dari masing-masing aliran tersebut.
Art Nouveau adalah gaya seni rupa dan desain internasional pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang menggunakan dekorasi organik berbentuk tumbuhan. Ekspresionisme adalah aliran seni yang mengekspresikan perasaan manusia lewat karya seni, berkembang di Eropa 1905-1920. Kedua aliran ini mempengaruhi desain grafis, arsitektur, dan kriya dengan ciri khas bentuk meliuk dan eksp
Art Nouveau dan Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau menekankan gaya dekoratif organik berdasarkan tumbuhan dan lengkungan alami, sedangkan Ekspresionisme mengedepankan ekspresi perasaan individu seniman. Kedua aliran ini mempengaruhi perkembangan seni rupa internasional pada masa itu.
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern berkembang dari gagasan progresif untuk menjaga nilai estetika melalui inovasi. Sedangkan seni rupa kontemporer muncul pada tahun 1970-an dengan menampilkan karya-karya seniman Amerika seperti David Smith dan
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern lahir dari dorongan untuk menjaga nilai estetik dan mementingkan kebaruan, sedangkan seni rupa kontemporer menempatkan ide sebagai masalah utama dalam seni."
Dokumen tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni rupa dapat didefinisikan sebagai seni visual yang dapat dilihat secara kasat mata. Seni rupa modern berkembang dari gagasan progresif untuk menjaga nilai estetika melalui inovasi. Sedangkan seni rupa kontemporer muncul pada tahun 1970-an dengan menampilkan seniman-seniman baru seperti David Smith dan Jackson Pollock."
Dokumen tersebut membahas berbagai aliran seni rupa mulai dari Naturalisme, Realisme, Romantisme, Impresionisme, Ekspresionisme, Kubisme, Konstruksifisme, Abstrakisme, Dadaisme, Surealisme, Elektisisme, hingga Posmodernisme. Setiap aliran memiliki ciri khas pendekatan dan gaya seni rupa yang berbeda-beda.
Art Nouveau dan Ekspresionisme adalah dua aliran seni rupa yang berkembang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Art Nouveau memiliki ciri khas dekorasi bermotif tumbuhan meliuk, sedangkan Ekspresionisme menekankan ekspresi individu seniman. Kedua aliran ini berkembang sebagai reaksi terhadap seni akademik klasik dan Impresionisme.
Teks tersebut membahas tentang seni rupa modern dan kontemporer. Ia menjelaskan bahwa seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar estetik dan selalu mementingkan kebaruan, keaslian, dan kreativitas. Seni kontemporer muncul akibat eksplorasi bahasa rupa dan kecenderungan meninggalkan representasi. Teks ini juga membedakan pengertian modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa.
Dokumen tersebut membahas tentang estetika dan seni. Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan, sedangkan seni adalah hasil karya manusia yang mampu menimbulkan efek psikologis pada orang lain. Terdapat berbagai definisi tentang seni, serta hubungan antara bentuk dan isi dalam karya seni.
Teori-teori sosiologi sastra mempersoalkan kaitan antara karya sastra dan 'kenyataan'. Teori ini mulai dikembangkan sejak Plato pada abad ke-4 SM dan berkembang pesat pada abad ke-19 dengan doktrin Marxisme. Berbagai pemikir seperti Marxis, Neomarxis, dan Frankfurt School berupaya mendefinisikan hubungan antara sastra, ideologi, dan struktur masyarakat.
Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang berarti “pernah dilihat” (Sumartono, 2000, hlm. 22). Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern yang sudah tidak relevan lagi dengan berbagai karya baru yang tercipta pada masa itu.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
1. Estetika modern :
periode romantik
dan
pascaromantik
grup 6
Estetika modern :
periode romantik dan
pascaromantik
Filsafat bahasa dan seni
2. 1. Periode romantik
2. Modernisme, pascamodernisme dan
sesudahnya : pengantar ke estetika
kontemporer
3. Selayang pandang estetika kontemporer
Topik pembahasan
3. ESTETIKA MODERN
Estetika modern. Disebut
estetika eksperimental karena
melakukan penelitian dengan metode
empiris, induktif, kuantitatif hasilnya
dinamakan estetika induktif. Novel
menjadi tolak ukur periode tertentu
karena mencerminkan jiwa
zamannya.
5. Sejarah latar belakang
sosial masyarakat periode
romantik
Pada awal revolusi, pendapat umum di Inggris
cenderung bersimpati atas gerakan itu. Bangsa
Inggris meyamakan peristiwa besar pada tahun 1789
itu dengan Revolusi gemilang tahun 1688 yang
mengakhiri kekuatan raja yng absolut. Disamping itu,
para intelektual Inggris terutama seniman
terangsang oleh ide-ide yang terkandung dalam
slogan liberte (kebebasan), egalite (persamaan),
fraternite (persaudaraan).
Pada tahun 1793 Inggris bersama beberapa negara-
negara Eropa membentuk koalisi dan memulai
perang melawan perancis. Pemerintahan Inggris
berada di tangan orang yang berpandangan sempit.
Kemudian kaum Whig mengusulkan undang-undang
6. Ciri ciri Pada masa
romantik
1. Seni merupakan ekspresi emosi dan perasaan sang seniman
2. Di perancis muncul romantisme yang ekstrim dengan
semboyan l’art pour l’art yang artinya seni untuk seni itu sendiri
3. Katakata Kunci: Jenius, kreatif, originalitas, simbolisme,bekspresi, senti
mental.
4. Menggali kembali mitologi-mitologi, baik di timur maupun di barat ,
akibatnya para seniman terlibat dalam eksotisme dunia lain dan
mistisme
5. Memuja seniman dan mendewakanya, karena seniman
dianggap sebagai sarana untuk mencapai objek-objek vital
6. Seniman tidak lagi terinspirasi oleh Tuhan, melainkan dirinya
sendirilah yang didewakan ke tingkat tertinggi
7. Seniman jenius tidak lagi mengikuti aturan dan tradisi,tetapi membuat at
uran sendiri, trobosan, serta kemungkinan-kemungkinan baru
9. Estetika yang berkembang pada abad ke-
20 mesti dilihat dalam kaitannya dengan
perlawanan selama berabad-abad
terhadap pakem estetika Klasik.
Klasisisme adalah suatu paham estetik
yang berkembang sejak era Yunani Klasik
(sekitar abad ke-4 SM), khususnya dalam
pemikiran orang seperti Plato dan
Aristoteles. Pokok pandangannya:
1. Konsepsi seni sebagai teknik
2. Konsepsi didaktis-instrumental
3. Konsepsi mimetik tentang seni.
10. Estetisime , Pokok
pandangannya:
1. Ketakbergunaan sebagai
prasyarat utama keindahan.
2. Konsepsi swa-acu tentang seni.
Formalisme dipelopori oleh
pemikir estetika seperti Clive Bell
dan Roger Fry. Pokok
pandangannya:
1. Konsepsi tentang seni sebagai
bentuk bermakna.
2. Konsepsi tentang evaluasi
Prekuel Pasca-Romantik ke Modernisme
Sebelum bicara estetika Modernis, kita perlu membahas dua ragam estetika
yang mendominasi Eropa pada peralihan menuju abad ke-20: estetisisme dan
formalisme. Ketiganya adalah gejala pasca-Romantik. Estetisisme dicetuskan
Victor Cousin dan Theophile Gautier serta kerap dirumuskan dalam slogan
“seni untuk seni”. Pokok pandangannya:
11. MODERNISME
GREENBERG
Estetika Modernis dalam wujudnya yang paradigmatis
diidentikkan dengan pandangan estetika Clement Greenberg.
Pandangannya mendominasi wacana estetika sejak era 1930-an
sampai dengan 1950-an. Pokok pandangannya:
1. Distingsi antara karya seni dan kitsch.
2. Penolakan atas pokok ihwal dalam karya rupa.
3. umpu pada suatu wahana (kertas/kanvas) yang dicirikan
oleh sifat datarnya (ciri dua dimensinya), sehingga seni lukis
mesti setia pada “kedataran” (flatness) wahananya dengan
tidak berpretensi menciptakan ilusi kedalaman atau ilusi
objek tiga dimensi (melalui perspektif)
4. Penjarakan estetis sebagai dasar evaluasi.
5. Pandangan Greenberg sangat berpengaruh di sekitar
dekade 1950-an dan 1960-an.
12. SEKITAR PASCAMODERNISME
Seni konseptual (para perupa
Fluxus) mendobrak kekhasan
wahana dua dimensi dengan
merambah ke segala bentuk seni
instalasi dan performance
Pop art (Warhol, Lichtenstein, dkk.)
membongkar dikotomi keras antara
karya seni dan komoditas artistik
produksi massal.
Estetika pascamodern mengemuka sebagai gejala pasca-pop
art dan seni konseptual. Kedua praktik seni kontemporer itu
membuyarkan pakem estetika Modernis: penekanan kekhasan
wahana dan keunikan karya seni dibanding kitsch.
13. SETELAH PASCAMODERNISME
Estetika partisipatoris adalah suatu cara baca atas
gejala seni kontemporer yang mengamini
pembatalan atas distingsi antara seniman dan
non-seniman, antara “karya seni” dan “bukan
karya seni”. Dalam kerangka estetika ini, setiap
orang pada dasarnya adalah seniman dan seluruh
ranah sosial adalah karya seni. Para pemikirnya
adalah seperti Nicolas Bourriaud dan Claire
Bishop. (Contoh praktiknya di Indonesia adalah
Moelyono dan Jatiwangi art Factory.) Pokok
pandangannya:
1. Seniman sebagai organisator/fasilitator.
Estetika partisipatoris dirumuskan ketika perayaan atas
kemulti-tafsiran, partikularitas nilai estetis serta
percampuran antara karya seni dan komoditas telah
jadi latah. Estetika pascamodern menyumbang banyak
bagi komodifikasi seni yang semakin massif. Estetika
partisipatoris melangkah lebih jauh dengan
membongkar itu, melalui suatu sensibilitas yang
bercorak post-avant-garde (tidak lagi berpretensi
menggurui/mencerahkan massa, melainkan bekerja
bersama massa, ambil bagian di dalamnya, untuk
menciptakan kebaruan yang membuyarkan distingsi
antara yang-estetik dan yang-non-estetik).
Kejenuhan terhadap estetika pascamodernis mulai terasa pada peralihan
abad ke-21. Estetika sesudah pascamodernisme berkembang ke dalam
beragam kajian yang sangat terspesialisasi (ada neuro-estetika, ada
estetika biologis, ada estetika sosiologis, ada inestetika Badiou yang
menggali estetika Modernis, dsb.). Di sini kita hanya akan mencermati satu
kecenderungan yang bisa dianggap menarik: estetika partisipatoris.
15. Peralihan dari Masa Modern ke Kontemporer Ada
kedekatan makna antara istilah ‘modern’ dan
‘kontemporer’. Apabila istilah ‘modern’ sejatinya
berarti ‘baru saja’ (modo), istilah ‘kontemporer’
sebetulnya bermakna ‘sezaman’ atau mengacu
pada sesuatu yang tengah berlangsung. Bagian ini
akan membahas riwayat estetika di era
kontemporer yang utamanya mengacu pada
estetika abad ke-20. Namun dalam banyak cabang
seni, umpamanya seni rupa, abad ke-20 disebut
sebagai masa Modern. Karenanya, lukisan Picasso
di awal abad ke-20 disebut sebagai ‘karya seni
Modern’. Tidak demikian halnya ketika kita sedang
membicarakan estetika. Sebagai suatu ranah kajian
filsafat, estetika mengikuti kaidah pembabakan
dalam sejarah filsafat yang menempatkan abad ke-
20 sebagai era kontemporer alih-alih Modern.
Sebabnya era Modern sudah terlanjur secara
konvensional diartikan sebagai suatu era pemikiran
yang merentang sejak abad ke-17 hingga akhir
Peralihan dari masa modern ke
kotemporer
16. Perluasan kajian estetika
Perluasan Kajian EstetikaMemasuki abad ke-20, front
perdebatan estetika kian meluas. Estetika Modern telah
menggeser pertimbangan estetika dari ranah ontologi (apa
itu keindahan?) ke ranah epistemologi (apa yang
memungkinkan kita mengakses keindahan?), estetika
kontemporer meradikalkan ‘balikan epistemologis’ itu.
Upaya mempertanyakan kembali definisi karya seni ini
seayun dengan terobosan-terobosan yang berhasil ditempuh
oleh para seniman. Kemunculan ‘seni Modern’ menantang
para estetikawan kontemporer untuk membongkar kembali
pengertian sempit tentang seni baik yang didefinisikan oleh
pakem estetika Klasik ataupun Romantik. Berikut adalah
ilustrasi dari dampak terobosan praktik seni pada diskursus
estetika:
1. Pengertian Klasik bahwa seni adalah tiruan kenyataan digugat oleh
kemunculan lukisan-lukisan abstrak yang sama sekali tidak
merepresentasikan kenyataan empiris apapun.
2. Pengertian ekspresivis bahwa seni adalah ungkapan batin seniman yang
personal dan unik digembosi oleh keberadaan karya-karya instalasi
readymade (sejak Duchamp) yang dipungut dari barang jadi hasil
manufaktur tanpa polesan artistik sama sekali.
3. Pengertian formalis bahwa karya seni adalah ‘bentuk bermakna’
diruntuhkan oleh kemunculan karya-karya seni konseptual sejak tahun 60-
an (dari para perupa Fluxus, misalnya) yang terkadang hanya berupa
rangkaian kata-kata semata, dengan kata lain, nyaris nir-bentuk.
17. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
images by Freepik
THANK
S
We hope that what we have
presented earlier can be useful
for
all of you friends