SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PERILAKU MENYIMPANG
 SUTINAH
 DEPARTEMEN SOSIOLOGI
 FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
Secara umum,Secara umum, yangyang
digolongkan sebagai perilakudigolongkan sebagai perilaku
menyimpangmenyimpang1.1. Tindakan yangTindakan yang nonconformnonconform, yaitu perilaku, yaitu perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-
norma yang ada.norma yang ada.
 ContoContoh:h: tindakantindakan nonconformnonconform
-- membolos atau meninggalkan pelajaranmembolos atau meninggalkan pelajaran
pada jam-jam sekolah,pada jam-jam sekolah,
-- merokok di area di larangmerokok di area di larang merokok,merokok,
-- membuang sampah bukan di tempat yangmembuang sampah bukan di tempat yang
semestinya, dan sebagainya.semestinya, dan sebagainya.
Lanjutan Perilaku
Menyimpang
2. Tindakan yang anti sosial atau asosial,
yaitu tindakan yang melawan kebiasaan
masyarakat atau kepentingan umum.
 Bentuk tindakan asosial itu antara lain:
menarik diri dari pergaulan, tidak mau
berteman, keinginan untuk bunuh diri,
minum-minuman keras, menggunakan
narkotika atau obat-obat berbahaya, terlibat di
dunia prostitusi atau pelacuran,
penyimpangan seksual (homoseksual dan
lesbian), dan sebagainya.
Lanjutan Perilaku Menyimpang
3. Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan
yang nyata-nyata telah melanggar aturan-
aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa
atau keselamatan orang lain.
 Tindakan kriminal yang sering kita temui itu
misalnya: pencurian, perampokan,
pembunuhan, korupsi, perkosaan, dan
berbagai bentuk tindak kejahatan lainnya,
baik yang tercatat di kepolisian maupun yang
tidak karena tidak dilaporkan oleh
masyarakat, tetapi nyata-nyata mengancam
ketenteraman masyarakat.
EMPAT KELOMPOK DEFINISIEMPAT KELOMPOK DEFINISI
PERILAKU MENYIMPANGPERILAKU MENYIMPANG
 Pertama, secara statitikal.Pertama, secara statitikal.
 Definisi secara statistikal adalah segalaDefinisi secara statistikal adalah segala
perilaku yang bertolak dari suatu tindakanperilaku yang bertolak dari suatu tindakan
yang bukan rata-rata atau perilaku yangyang bukan rata-rata atau perilaku yang
jarang dan tidak sering dilakukan.jarang dan tidak sering dilakukan.
Pendekatan ini berasumsi, bahwaPendekatan ini berasumsi, bahwa
sebagian besar masyarakat dianggapsebagian besar masyarakat dianggap
melakukan cara-cara dan tindakan yangmelakukan cara-cara dan tindakan yang
benar.benar.
 Kedua, secara absolut atau mutlakKedua, secara absolut atau mutlak ..
 Definisi perilaku menyimpang berangkatDefinisi perilaku menyimpang berangkat
dari aturan-aturan sosial yang dianggapdari aturan-aturan sosial yang dianggap
sebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelassebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelas
dan nyata, sudah ada sejak dahulu, sertadan nyata, sudah ada sejak dahulu, serta
berlaku tanpa terkecuali, untuk semuaberlaku tanpa terkecuali, untuk semua
warga masyarakat.warga masyarakat.
  Kelompok absolutisKelompok absolutis berasumsiberasumsi, bahwa, bahwa
aturan-aturan dasar dari suatu masyarakataturan-aturan dasar dari suatu masyarakat
adalah jelas dan anggota-anggotanyaadalah jelas dan anggota-anggotanya
harus menyetujui tentang apa yangharus menyetujui tentang apa yang
disebut sebagai menyimpang dan bukan.disebut sebagai menyimpang dan bukan.
 Ketiga, secara reaktifKetiga, secara reaktif..
 Perilaku menyimpang berkenaan dengan reaksiPerilaku menyimpang berkenaan dengan reaksi
masyarakat atau agen kontrol sosial terhadapmasyarakat atau agen kontrol sosial terhadap
tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya,tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya,
apabila ada reaksi dari masyarakat atau agenapabila ada reaksi dari masyarakat atau agen
kontrol sosial dan kemudian mereka memberi capkontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap
atau tanda (atau tanda (labelinglabeling) terhadap si pelaku, maka) terhadap si pelaku, maka
perilaku itu telah dicap menyimpang, demikianperilaku itu telah dicap menyimpang, demikian
pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.
 Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989:Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989:
5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang
kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan;kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan;
perilaku menyimpang adalah perilaku yangperilaku menyimpang adalah perilaku yang
dicapkan kepadanya atau orang lain telahdicapkan kepadanya atau orang lain telah
memberi cap kepadanya.memberi cap kepadanya.
 Keempat, secara normatifKeempat, secara normatif ..
Sudut pandang ini didasarkanSudut pandang ini didasarkan
atas asumsi, bahwaatas asumsi, bahwa
penyimpangan adalah suatupenyimpangan adalah suatu
pelanggaran dari suatu normapelanggaran dari suatu norma
sosial.sosial.
Penyebab Perilaku Menyimpang MenurutPenyebab Perilaku Menyimpang Menurut
Soerjono Soekanto, al. :Soerjono Soekanto, al. :
1.1. Norma sos. yang ada tdk memuaskan pihak ttt,Norma sos. yang ada tdk memuaskan pihak ttt,
karena tdk dapat memenuhi kebutuhankarena tdk dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya.dasarnya.
2. Norma sos. yg ada kurang jelas perumusan2. Norma sos. yg ada kurang jelas perumusan
nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/
penerapannyapenerapannya
3. Dalam masy terjadi konflik antara peran-peran3. Dalam masy terjadi konflik antara peran-peran
yang dipegang wargayang dipegang warga
4. Tdk mungkin untuk mengatur kepentingan4. Tdk mungkin untuk mengatur kepentingan
semua warga masysemua warga masy
Faktor lain mengapa individu berperilakuFaktor lain mengapa individu berperilaku
menyimpang al.;menyimpang al.;
1. Individu tdk mendapatkan sosialisasi yg1. Individu tdk mendapatkan sosialisasi yg
cukup memadaicukup memadai
2. Kontrol sosial yang lemah2. Kontrol sosial yang lemah
3. Sanksi yang relatif ringan3. Sanksi yang relatif ringan
4. Menyimpang itu menguntungkan4. Menyimpang itu menguntungkan
TEORI PERILAKUTEORI PERILAKU
MENYIMPANGMENYIMPANG
1.Teori Anomie1.Teori Anomie berasumsi bahwaberasumsi bahwa
penyimpangan adalah akibat dari adanyapenyimpangan adalah akibat dari adanya
berbagai ketegangan dalam suatu strukturberbagai ketegangan dalam suatu struktur
sosial sehingga ada individu-individu yangsosial sehingga ada individu-individu yang
mengalamai tekanan dan akhirnya menjadimengalamai tekanan dan akhirnya menjadi
menyimpang. Pandangan tersebut dikemukakanmenyimpang. Pandangan tersebut dikemukakan
oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an,oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an,
di mana konsep anomie itu sendiri pernahdi mana konsep anomie itu sendiri pernah
digunakan oleh Emile Durkheim dalamdigunakan oleh Emile Durkheim dalam
analisisnya tentanganalisisnya tentang suicide anomiquesuicide anomique..
2.2. Teori Belajar atau Teori SosialisasiTeori Belajar atau Teori Sosialisasi
 Teori ini menyebutkan bahwaTeori ini menyebutkan bahwa
penyimpangan perilaku adalah hasil daripenyimpangan perilaku adalah hasil dari
proses belajar. Salah seorang ahli teoriproses belajar. Salah seorang ahli teori
belajar yang banyak dikutip tulisannyabelajar yang banyak dikutip tulisannya
adalah Edwin H. Sutherland (dalamadalah Edwin H. Sutherland (dalam
Atmasasmita, 1992:13). Ia menamakanAtmasasmita, 1992:13). Ia menamakan
teorinya denganteorinya dengan Asosiasi DiferensialAsosiasi Diferensial..
 Menurut Sutherland, penyimpanganMenurut Sutherland, penyimpangan
adalah konsekuensi dari kemahiran danadalah konsekuensi dari kemahiran dan
penguasaan atas suatu sikap ataupenguasaan atas suatu sikap atau
tindakan yang dipelajari dari norma-normatindakan yang dipelajari dari norma-norma
yang menyimpang, terutama dariyang menyimpang, terutama dari
subkultur atau di antara teman-temansubkultur atau di antara teman-teman
sebaya yang menyimpang.sebaya yang menyimpang.
Teori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisiTeori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisi ::
1.1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajarPerilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar
atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpanganatau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan
bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil daribukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari
intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak.intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak.
2.2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalamPerilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam
interaksinya dengan orang-orang lain dan melibatkaninteraksinya dengan orang-orang lain dan melibatkan
proses komunikasi yang intens.proses komunikasi yang intens.
3.3. Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpangBagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang
terjadi di dalam kelompok-kelompok personal yang intimterjadi di dalam kelompok-kelompok personal yang intim
atau akrab. Sedangkan media massa, seperti TV,atau akrab. Sedangkan media massa, seperti TV,
majalah atau koran, hanya memainkan peran sekundermajalah atau koran, hanya memainkan peran sekunder
dalam mempelajari penyimpangan.dalam mempelajari penyimpangan.
4.4. Hal-hal yang dipelajari di dalam prosesHal-hal yang dipelajari di dalam proses
terbentuknya perilaku menyimpang adalah :terbentuknya perilaku menyimpang adalah :
(a) teknis-teknis penyimpangan, (b) petunjuk-(a) teknis-teknis penyimpangan, (b) petunjuk-
petunjuk khusus tentang: motif, dorongan,petunjuk khusus tentang: motif, dorongan,
rasionalisasi dan sikap-sikap berperilakurasionalisasi dan sikap-sikap berperilaku
menyimpang.menyimpang.
5.5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif danPetunjuk-petunjuk khusus tentang motif dan
dorongan untuk berperilaku menyimpang itudorongan untuk berperilaku menyimpang itu
dipelajari dari definisi-definisi tentang norma-dipelajari dari definisi-definisi tentang norma-
norma yang baik atau tidak baik.norma yang baik atau tidak baik.
6.6. Seseorang menjadi menyimpang karena iaSeseorang menjadi menyimpang karena ia
menganggap lebih menguntungkan untukmenganggap lebih menguntungkan untuk
melanggar norma dari pada tidak.melanggar norma dari pada tidak.
7.7. Terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasiTerbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi
tergantung dari: frekuensi, durasi, prioritas dantergantung dari: frekuensi, durasi, prioritas dan
intensitas.intensitas.
8.8. Proses mempelajari penyimpangan perilaku melaluiProses mempelajari penyimpangan perilaku melalui
kelompok yang memiliki pola-pola menyimpang ataukelompok yang memiliki pola-pola menyimpang atau
sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yangsebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang
berlaku di dalam setiap proses belajar.berlaku di dalam setiap proses belajar.
9.9. Meskipun perilaku menyimpang merupakan salahMeskipun perilaku menyimpang merupakan salah
satu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakatsatu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat
yang umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebutyang umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebut
tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-
nilai umum tersebut. Karena perilaku yang tidaknilai umum tersebut. Karena perilaku yang tidak
menyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai danmenyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan
kebutuhan yang sama.kebutuhan yang sama.
3. Teori Labeling3. Teori Labeling
(Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi(Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi
Masyarakat)Masyarakat)
Becker, salah seorang pencetus teoriBecker, salah seorang pencetus teori
labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92)labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92)
mendefinisikan penyimpangan sebagaimendefinisikan penyimpangan sebagai
“suatu konsekuensi dari penerapan“suatu konsekuensi dari penerapan
aturan-aturan dan sanksi oleh orang lainaturan-aturan dan sanksi oleh orang lain
kepada seorang pelanggar”kepada seorang pelanggar”
Melalui definisi itu dapat ditetapkan bahwaMelalui definisi itu dapat ditetapkan bahwa
menyimpang adalah tindakan yangmenyimpang adalah tindakan yang
dilabelkan kepada seseorang, atau padadilabelkan kepada seseorang, atau pada
siapa label secara khusus telahsiapa label secara khusus telah
ditetapkan.ditetapkan.
4. TEORI KONTROL4. TEORI KONTROL
 Teori ini dibangun atas dasar pandanganTeori ini dibangun atas dasar pandangan
bahwa setiap manusia cenderung untukbahwa setiap manusia cenderung untuk
tidak patuh pada hukum atau memilikitidak patuh pada hukum atau memiliki
dorongan untuk melakukan pelanggarandorongan untuk melakukan pelanggaran
hukum.hukum.
 Oleh sebab itu para ahli teori kontrolOleh sebab itu para ahli teori kontrol
menilai perilaku menyimpang adalahmenilai perilaku menyimpang adalah
konsekuensi logis dari kegagalankonsekuensi logis dari kegagalan
seseorang untuk mentaati hukum. Dalamseseorang untuk mentaati hukum. Dalam
konteks ini, teori kontrol sosial paralelkonteks ini, teori kontrol sosial paralel
dengan teori konformitas.dengan teori konformitas.
Salah satu ahli yang mengembangkan teoriSalah satu ahli yang mengembangkan teori
KontrolKontrol ini adalah Hirschi (1969, dalamini adalah Hirschi (1969, dalam
Atrmasasmita, 1992).Atrmasasmita, 1992).
BBeberapa proposisi teoritisnya, yaitu:eberapa proposisi teoritisnya, yaitu:
1)1) Bahwa berbagai bentuk pengingkaranBahwa berbagai bentuk pengingkaran
terhadap aturan-aturan sosial adalahterhadap aturan-aturan sosial adalah
akibat dari kegagalan mensosialisasiakibat dari kegagalan mensosialisasi
individu warga masyarakat untukindividu warga masyarakat untuk
bertindak konform terhadap aturan ataubertindak konform terhadap aturan atau
tata tertib yang ada;tata tertib yang ada;
LANJUTAN
2) Penyimpangan dan bahkan kriminalitas
atau perilaku kriminal, merupakan bukti
kegagalan kelompok-kelompok sosial
konvensional untuk mengikat individu
agar tetap konform, seperti: keluarga,
sekolah atau institusi pendidikan dan
kelompok-kelompok dominan lainnya;
3) Setiap individu seharusnya belajar
untuk konform dan tidak melakukan
tindakan menyimpang atau kriminal;
4) Kontrol internal lebih berpengaruh dari
pada kontrol eksternal.
LANJUTANLANJUTAN
 Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurangMasih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang
lebih ada empat unsur utama di dalam kontrollebih ada empat unsur utama di dalam kontrol
sosial yang internal, yaitu:sosial yang internal, yaitu:
1)1) attachementattachement (kasih sayang);(kasih sayang);
2)2) commitmentcommitment (tanggung jawab),(tanggung jawab),
3)3) involvementinvolvement (keterlibatan atau partisipasi),(keterlibatan atau partisipasi),
4)4) believebelieve (kepercayaan/keyakinan).(kepercayaan/keyakinan).
Keempat unsur tersebut dianggap merupakanKeempat unsur tersebut dianggap merupakan
social bondssocial bonds yang berfungsi untukyang berfungsi untuk
mengendalikan perilaku individu.mengendalikan perilaku individu.
 5.5. TEORI KONFLIKTEORI KONFLIK
 Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnyaTeori konflik lebih menitikberatkan analisisnya
pada asal-usul terciptanya suatu aturan ataupada asal-usul terciptanya suatu aturan atau
tertib sosial.tertib sosial.
 Perspektif konflik lebih menekankan sifatPerspektif konflik lebih menekankan sifat
pluralistik dari masyarakat danpluralistik dari masyarakat dan
ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yangketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang
terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karenaterjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena
kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-
kelompok elit maka kelompok-kelompok itu jugakelompok elit maka kelompok-kelompok itu juga
memiliki kekuasaan untuk menciptakanmemiliki kekuasaan untuk menciptakan
peraturan, khususnya hukum yang dapatperaturan, khususnya hukum yang dapat
melayani kepentingan-kepentingan mereka.melayani kepentingan-kepentingan mereka.

More Related Content

Similar to PERILAKU MENYIMPANG

Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Listya Angreni
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpangFathur Marah
 
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialPerilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialFathur Marah
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangRobbie AkaChopa
 
Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Farel Santoso
 
Perilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaPerilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaAris Pratama
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lEka Nur Fitriyani
 
materi penyimpangan sosial.pptx
materi penyimpangan sosial.pptxmateri penyimpangan sosial.pptx
materi penyimpangan sosial.pptxlesydeswanti
 
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosialDheea Resta
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosialPerilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosialYuca Siahaan
 
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan66601
 
Pengertian norma kelompok 1 ips
Pengertian norma kelompok 1  ipsPengertian norma kelompok 1  ips
Pengertian norma kelompok 1 ipsendangwira
 
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosial
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosialSosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosial
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosialnurul limsun
 

Similar to PERILAKU MENYIMPANG (20)

Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialPerilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpang
 
Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10Perilaku menyimpang Kelas 10
Perilaku menyimpang Kelas 10
 
Perilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaPerilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remaja
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
 
materi penyimpangan sosial.pptx
materi penyimpangan sosial.pptxmateri penyimpangan sosial.pptx
materi penyimpangan sosial.pptx
 
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
PPT sosiologi Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosialPerilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
 
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Pengertian norma kelompok 1 ips
Pengertian norma kelompok 1  ipsPengertian norma kelompok 1  ips
Pengertian norma kelompok 1 ips
 
Makalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpangMakalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpang
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosial
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosialSosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosial
Sosiologi SMA - Bab Penyimpangan & pengendalian sosial
 

PERILAKU MENYIMPANG

  • 1. PERILAKU MENYIMPANG  SUTINAH  DEPARTEMEN SOSIOLOGI  FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
  • 2. Secara umum,Secara umum, yangyang digolongkan sebagai perilakudigolongkan sebagai perilaku menyimpangmenyimpang1.1. Tindakan yangTindakan yang nonconformnonconform, yaitu perilaku, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma- norma yang ada.norma yang ada.  ContoContoh:h: tindakantindakan nonconformnonconform -- membolos atau meninggalkan pelajaranmembolos atau meninggalkan pelajaran pada jam-jam sekolah,pada jam-jam sekolah, -- merokok di area di larangmerokok di area di larang merokok,merokok, -- membuang sampah bukan di tempat yangmembuang sampah bukan di tempat yang semestinya, dan sebagainya.semestinya, dan sebagainya.
  • 3. Lanjutan Perilaku Menyimpang 2. Tindakan yang anti sosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum.  Bentuk tindakan asosial itu antara lain: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minuman keras, menggunakan narkotika atau obat-obat berbahaya, terlibat di dunia prostitusi atau pelacuran, penyimpangan seksual (homoseksual dan lesbian), dan sebagainya.
  • 4. Lanjutan Perilaku Menyimpang 3. Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan- aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.  Tindakan kriminal yang sering kita temui itu misalnya: pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, perkosaan, dan berbagai bentuk tindak kejahatan lainnya, baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak karena tidak dilaporkan oleh masyarakat, tetapi nyata-nyata mengancam ketenteraman masyarakat.
  • 5. EMPAT KELOMPOK DEFINISIEMPAT KELOMPOK DEFINISI PERILAKU MENYIMPANGPERILAKU MENYIMPANG  Pertama, secara statitikal.Pertama, secara statitikal.  Definisi secara statistikal adalah segalaDefinisi secara statistikal adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakanperilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan rata-rata atau perilaku yangyang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan.jarang dan tidak sering dilakukan. Pendekatan ini berasumsi, bahwaPendekatan ini berasumsi, bahwa sebagian besar masyarakat dianggapsebagian besar masyarakat dianggap melakukan cara-cara dan tindakan yangmelakukan cara-cara dan tindakan yang benar.benar.
  • 6.  Kedua, secara absolut atau mutlakKedua, secara absolut atau mutlak ..  Definisi perilaku menyimpang berangkatDefinisi perilaku menyimpang berangkat dari aturan-aturan sosial yang dianggapdari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelassebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelas dan nyata, sudah ada sejak dahulu, sertadan nyata, sudah ada sejak dahulu, serta berlaku tanpa terkecuali, untuk semuaberlaku tanpa terkecuali, untuk semua warga masyarakat.warga masyarakat.   Kelompok absolutisKelompok absolutis berasumsiberasumsi, bahwa, bahwa aturan-aturan dasar dari suatu masyarakataturan-aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan anggota-anggotanyaadalah jelas dan anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yangharus menyetujui tentang apa yang disebut sebagai menyimpang dan bukan.disebut sebagai menyimpang dan bukan.
  • 7.  Ketiga, secara reaktifKetiga, secara reaktif..  Perilaku menyimpang berkenaan dengan reaksiPerilaku menyimpang berkenaan dengan reaksi masyarakat atau agen kontrol sosial terhadapmasyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya,tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya, apabila ada reaksi dari masyarakat atau agenapabila ada reaksi dari masyarakat atau agen kontrol sosial dan kemudian mereka memberi capkontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap atau tanda (atau tanda (labelinglabeling) terhadap si pelaku, maka) terhadap si pelaku, maka perilaku itu telah dicap menyimpang, demikianperilaku itu telah dicap menyimpang, demikian pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.  Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989:Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989: 5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan;kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan; perilaku menyimpang adalah perilaku yangperilaku menyimpang adalah perilaku yang dicapkan kepadanya atau orang lain telahdicapkan kepadanya atau orang lain telah memberi cap kepadanya.memberi cap kepadanya.
  • 8.  Keempat, secara normatifKeempat, secara normatif .. Sudut pandang ini didasarkanSudut pandang ini didasarkan atas asumsi, bahwaatas asumsi, bahwa penyimpangan adalah suatupenyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu normapelanggaran dari suatu norma sosial.sosial.
  • 9. Penyebab Perilaku Menyimpang MenurutPenyebab Perilaku Menyimpang Menurut Soerjono Soekanto, al. :Soerjono Soekanto, al. : 1.1. Norma sos. yang ada tdk memuaskan pihak ttt,Norma sos. yang ada tdk memuaskan pihak ttt, karena tdk dapat memenuhi kebutuhankarena tdk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.dasarnya. 2. Norma sos. yg ada kurang jelas perumusan2. Norma sos. yg ada kurang jelas perumusan nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/ penerapannyapenerapannya 3. Dalam masy terjadi konflik antara peran-peran3. Dalam masy terjadi konflik antara peran-peran yang dipegang wargayang dipegang warga 4. Tdk mungkin untuk mengatur kepentingan4. Tdk mungkin untuk mengatur kepentingan semua warga masysemua warga masy
  • 10. Faktor lain mengapa individu berperilakuFaktor lain mengapa individu berperilaku menyimpang al.;menyimpang al.; 1. Individu tdk mendapatkan sosialisasi yg1. Individu tdk mendapatkan sosialisasi yg cukup memadaicukup memadai 2. Kontrol sosial yang lemah2. Kontrol sosial yang lemah 3. Sanksi yang relatif ringan3. Sanksi yang relatif ringan 4. Menyimpang itu menguntungkan4. Menyimpang itu menguntungkan
  • 11. TEORI PERILAKUTEORI PERILAKU MENYIMPANGMENYIMPANG 1.Teori Anomie1.Teori Anomie berasumsi bahwaberasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanyapenyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu strukturberbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yangsosial sehingga ada individu-individu yang mengalamai tekanan dan akhirnya menjadimengalamai tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang. Pandangan tersebut dikemukakanmenyimpang. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an,oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an, di mana konsep anomie itu sendiri pernahdi mana konsep anomie itu sendiri pernah digunakan oleh Emile Durkheim dalamdigunakan oleh Emile Durkheim dalam analisisnya tentanganalisisnya tentang suicide anomiquesuicide anomique..
  • 12. 2.2. Teori Belajar atau Teori SosialisasiTeori Belajar atau Teori Sosialisasi  Teori ini menyebutkan bahwaTeori ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil daripenyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Salah seorang ahli teoriproses belajar. Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutip tulisannyabelajar yang banyak dikutip tulisannya adalah Edwin H. Sutherland (dalamadalah Edwin H. Sutherland (dalam Atmasasmita, 1992:13). Ia menamakanAtmasasmita, 1992:13). Ia menamakan teorinya denganteorinya dengan Asosiasi DiferensialAsosiasi Diferensial..  Menurut Sutherland, penyimpanganMenurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran danadalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap ataupenguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-normatindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dariyang menyimpang, terutama dari subkultur atau di antara teman-temansubkultur atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang.sebaya yang menyimpang.
  • 13. Teori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisiTeori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisi :: 1.1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajarPerilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpanganatau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil daribukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak.intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak. 2.2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalamPerilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang-orang lain dan melibatkaninteraksinya dengan orang-orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens.proses komunikasi yang intens. 3.3. Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpangBagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi di dalam kelompok-kelompok personal yang intimterjadi di dalam kelompok-kelompok personal yang intim atau akrab. Sedangkan media massa, seperti TV,atau akrab. Sedangkan media massa, seperti TV, majalah atau koran, hanya memainkan peran sekundermajalah atau koran, hanya memainkan peran sekunder dalam mempelajari penyimpangan.dalam mempelajari penyimpangan.
  • 14. 4.4. Hal-hal yang dipelajari di dalam prosesHal-hal yang dipelajari di dalam proses terbentuknya perilaku menyimpang adalah :terbentuknya perilaku menyimpang adalah : (a) teknis-teknis penyimpangan, (b) petunjuk-(a) teknis-teknis penyimpangan, (b) petunjuk- petunjuk khusus tentang: motif, dorongan,petunjuk khusus tentang: motif, dorongan, rasionalisasi dan sikap-sikap berperilakurasionalisasi dan sikap-sikap berperilaku menyimpang.menyimpang. 5.5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif danPetunjuk-petunjuk khusus tentang motif dan dorongan untuk berperilaku menyimpang itudorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari definisi-definisi tentang norma-dipelajari dari definisi-definisi tentang norma- norma yang baik atau tidak baik.norma yang baik atau tidak baik. 6.6. Seseorang menjadi menyimpang karena iaSeseorang menjadi menyimpang karena ia menganggap lebih menguntungkan untukmenganggap lebih menguntungkan untuk melanggar norma dari pada tidak.melanggar norma dari pada tidak.
  • 15. 7.7. Terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasiTerbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi tergantung dari: frekuensi, durasi, prioritas dantergantung dari: frekuensi, durasi, prioritas dan intensitas.intensitas. 8.8. Proses mempelajari penyimpangan perilaku melaluiProses mempelajari penyimpangan perilaku melalui kelompok yang memiliki pola-pola menyimpang ataukelompok yang memiliki pola-pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yangsebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang berlaku di dalam setiap proses belajar.berlaku di dalam setiap proses belajar. 9.9. Meskipun perilaku menyimpang merupakan salahMeskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakatsatu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat yang umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebutyang umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai- nilai umum tersebut. Karena perilaku yang tidaknilai umum tersebut. Karena perilaku yang tidak menyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai danmenyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan kebutuhan yang sama.kebutuhan yang sama.
  • 16. 3. Teori Labeling3. Teori Labeling (Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi(Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi Masyarakat)Masyarakat) Becker, salah seorang pencetus teoriBecker, salah seorang pencetus teori labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92)labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92) mendefinisikan penyimpangan sebagaimendefinisikan penyimpangan sebagai “suatu konsekuensi dari penerapan“suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang lainaturan-aturan dan sanksi oleh orang lain kepada seorang pelanggar”kepada seorang pelanggar” Melalui definisi itu dapat ditetapkan bahwaMelalui definisi itu dapat ditetapkan bahwa menyimpang adalah tindakan yangmenyimpang adalah tindakan yang dilabelkan kepada seseorang, atau padadilabelkan kepada seseorang, atau pada siapa label secara khusus telahsiapa label secara khusus telah ditetapkan.ditetapkan.
  • 17. 4. TEORI KONTROL4. TEORI KONTROL  Teori ini dibangun atas dasar pandanganTeori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untukbahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memilikitidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggarandorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.hukum.  Oleh sebab itu para ahli teori kontrolOleh sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalahmenilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalankonsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum. Dalamseseorang untuk mentaati hukum. Dalam konteks ini, teori kontrol sosial paralelkonteks ini, teori kontrol sosial paralel dengan teori konformitas.dengan teori konformitas.
  • 18. Salah satu ahli yang mengembangkan teoriSalah satu ahli yang mengembangkan teori KontrolKontrol ini adalah Hirschi (1969, dalamini adalah Hirschi (1969, dalam Atrmasasmita, 1992).Atrmasasmita, 1992). BBeberapa proposisi teoritisnya, yaitu:eberapa proposisi teoritisnya, yaitu: 1)1) Bahwa berbagai bentuk pengingkaranBahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalahterhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan mensosialisasiakibat dari kegagalan mensosialisasi individu warga masyarakat untukindividu warga masyarakat untuk bertindak konform terhadap aturan ataubertindak konform terhadap aturan atau tata tertib yang ada;tata tertib yang ada;
  • 19. LANJUTAN 2) Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal, merupakan bukti kegagalan kelompok-kelompok sosial konvensional untuk mengikat individu agar tetap konform, seperti: keluarga, sekolah atau institusi pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya; 3) Setiap individu seharusnya belajar untuk konform dan tidak melakukan tindakan menyimpang atau kriminal; 4) Kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol eksternal.
  • 20. LANJUTANLANJUTAN  Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurangMasih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang lebih ada empat unsur utama di dalam kontrollebih ada empat unsur utama di dalam kontrol sosial yang internal, yaitu:sosial yang internal, yaitu: 1)1) attachementattachement (kasih sayang);(kasih sayang); 2)2) commitmentcommitment (tanggung jawab),(tanggung jawab), 3)3) involvementinvolvement (keterlibatan atau partisipasi),(keterlibatan atau partisipasi), 4)4) believebelieve (kepercayaan/keyakinan).(kepercayaan/keyakinan). Keempat unsur tersebut dianggap merupakanKeempat unsur tersebut dianggap merupakan social bondssocial bonds yang berfungsi untukyang berfungsi untuk mengendalikan perilaku individu.mengendalikan perilaku individu.
  • 21.  5.5. TEORI KONFLIKTEORI KONFLIK  Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnyaTeori konflik lebih menitikberatkan analisisnya pada asal-usul terciptanya suatu aturan ataupada asal-usul terciptanya suatu aturan atau tertib sosial.tertib sosial.  Perspektif konflik lebih menekankan sifatPerspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat danpluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yangketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karenaterjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok- kelompok elit maka kelompok-kelompok itu jugakelompok elit maka kelompok-kelompok itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakanmemiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang dapatperaturan, khususnya hukum yang dapat melayani kepentingan-kepentingan mereka.melayani kepentingan-kepentingan mereka.