Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Β
Dimas saputra dokumen RPP dan perangkat ke-2.pdf
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 21 BALIKPAPAN
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII ( Delapan )/Ganjil
Materi Pokok : Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
Sub Materi Pokok : Faktor-faktor pendorong , penghambat mobilitas sosial dan dampak mobilitas
sosial
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial budaya
serta pengembangan kehidupan kebangsaan.
3.2.1 Menjelaskan pengertian mobilitas sosial;
3.2.2 Mengklasifikasi bentuk-bentuk mobilitas sosial;
3.2.3 Menjelaskan faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial;
3.2.4 Mengidentifikasi saluran-saluran mobilitas sosial;
3.2.5 Menganalisis dampak mobilitas sosial;
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap
kehidupan sosial dan budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan.
4.2.1 Keterampilan melaksanakan diskusi dan presentasi tentang pengertian ruang dan interaksi
antarruang.
4.2.2 Mempraktikkan/mensimulasikan kegiatan interaksi antarruang yang menunjukan saling
ketergantungan
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial.
Fokus Penguatan Karakter:
Sikap Spritual : Bersyukur.
Sikap Sosial : Jujur, Kerjasama, Percaya Diri, dan Bertanggung Jawab
D. Materi Pembelajaran
1. Faktor-faktor pendorong , penghambat mobilitas sosial dan dampak mobilitas sosial (terlampir)
2. E. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi kelompok
3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a) LCD proyektor, laptop, dan tayangan slide (canva) yang telah disiapkan.
2. Sumber Belajar :
a) Buku Siswa IPS kelas VIII Revisi 2017 halaman 88
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke- 1
Kegiatan
Sintaks Model
Problem Based
Learning (PBL)
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Persiapan psikis dan fisik dengan
membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdoa bersama (menghayati
ajaran agama), dan melakukan tepuk
semangat untuk membangkitkan
semangat siswa sebelum memulai
pembelajaran. (Religius)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Menginformasikan tujuan yang akan
dicapai selama pembelajaran (rasa ingin
tahu).
4. Memberi motivasi peserta didik untuk
aktif dalam proses pembelajaran dengan
menyampaikan bahwa di lingkungan
sekitar sekolah mudah ditemui contoh
kasus mobilitas sosial.
5. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
10 menit
Kegiatan Inti Tahap 1
Orientasi peserta
didik
1. Guru menampilkan Power Point singkat
terkait materi Mobilitas Sosial.
2. Siswa mengamati media yang
ditampilkan.
3. Guru merangsang siswa dengan
pertanyaan sederhana agar peserta didik
tidak canggung untuk mengemukakan
pendapatnya.
4. Siswa merespon tayangan power point
yang ada di depan kelas dan mengajukan
beberapa pertanyaan.
60 menit
Tahap 2
Mengorganisasi
peserta didik
untuk belajar
1. Guru menyimpulkan permasalahan yang
harus dipecahkan oleh peserta didik.
2. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan
guru membagikan LKPD pada tiap
kelompok untuk berdiskusi menganalisis
3. Kegiatan
Sintaks Model
Problem Based
Learning (PBL)
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kisah "Anak Miskin Penjual Opak"
Berhasil Jadi Dokter, agar dapat
menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Menurut Pendapat kalian apakah
terdapat mobilitas sosial dalam artikel
tersebut?
b. Apa bentuk mobilitas sosial yang
tergambar pada artikel tersebut?
c. Jelaskan faktor pendorong mobilitas
sosial dalam artikel tersebut?
d. Bagaimana dampak mobilitas sosial
bagi kehidupan pada artikel tersebut?
(4C)
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan
individual ataupun
kelompok
1. Siswa mengamati penyajian informasi
yang terdapat dalam LKPD sebagai
petunjuk dalam menjawab pertanyaan
yang disajikan. (literasi)
2. Siswa mengumpulkan informasi dari
diskusi dengan teman sejawat.
Tahap 4
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
1. Siswa mencatat data hasil diskusi yang
telah diperoleh, kemudian data tersebut
diolah dan menuliskan hasil olah data
pada lembar jawaban LKPD.
2. Siswa menyajikan hasil diskusi dalam
bentuk laporan tertulis.
(Laporan dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya)
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
1. Siswa menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas dan direspon oleh kelompok
lain dengan pertanyaan atau sanggahan.
(Akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya)
Penutup 1. Guru memberikan penguatan atas hasil
diskusi yang disampaikan.
2. Siswa diperkenankan bertanya kepada
guru jika masih terdapat materi yang
belum jelas.
3. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang disampaikan hari ini dan
meminta siswa mengisi refleksi
pembelajaran.
https://forms.gle/cfxZswNzCZdZNBZ56
4. Guru memberikan reward kepada
kelompok yang memiliki kinerja baik.
5. Guru menyampaikan materi yang akan
disampaikan minggu depan.
5 menit
4. H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap : Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman
b. Pengetahuan : Tes Tulis
c. Keterampilan : Non Tes yaitu menggunakan observasi pada kegiatan diskusi dan presentasi
2. Instrumen penilaian
a. Sikap (rubrik), contoh format penilaian sikap terlampir.
b. Pengetahuan (terlampir)
c. Keterampilan (pada buku jurnal penilaian keterampilan), contoh format penilaian keterampilan
terlampir.
1. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan dalam pemberian tugas bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian
2. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan
pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/pendalaman materi dengan meringkas buku referensi
terkait materi.
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 21 Balikpapan
Marsudi, S.Pd
NIP. 19670527 199108 1 001
Balikpapan, ___ September 2022
Guru Mata Pelajaran IPS
Dimas Saputra, S.Pd
NIPPPK. 19930425 202221 1 001
5. LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap
1. Teknik Penilaian : Observasi/Jurnal
2. Instrument Penilaian :
Jurnal Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Balikpapan
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran.
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa.
No
Waktu /
Tanggal
Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
Tindak
Lanjut
1.
Jurnal Penilaian Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Balikpapan
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran.
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa.
No
Waktu /
Tanggal
Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
Tindak
Lanjut
1.
B. Penilaian Pengetahuan
Kisi-kisi Soal
No KD Materi Indikator Soal
Bentuk
Soal
Jumlah
Soal
1. 3.2
Menganalisis
pengaruh interaksi
sosial dalam ruang
yang berbeda
terhadap kehidupan
sosial budaya serta
pengembangan
kehidupan
Mobilitas Sosial
a. Pengertian
mobilitas sosial
b. Bentuk-Bentuk
Mobilitas Sosial
c. Faktor-Faktor
Pendorong dan
Penghambat
Mobilitas Sosial
1. Menjelaskan
pengertian
mobilitas
sosial;
2. Menjelaskan
perbedaan
dengan
disertai contoh
mobilitas
Uraian 1
1
6. No KD Materi Indikator Soal
Bentuk
Soal
Jumlah
Soal
kebangsaan d. Saluran-Saluran
Mobilitas Sosial
e. Dampak Mobilitas
Sosial
sosial naik dan
mobilitas
sosial turun;
3. Menjelaskan
faktor
penghambat
mobilitas
sosial;
4. Menjelaskan
saluran-
saluran
mobilitas
sosial;
5. Menjelaskan
dampak
mobilitas
sosial;
1
1
1
Jumlah Soal 5
Butir Soal:
1. Jelaskan pegertian mobilitas sosial menurut Paul B. Horton!
2. Jelaskan perbedaan dengan disertai contoh mobilitas sosial naik dan mobilitas sosial turun!
3. Mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?
4. Bagaimanakah pendidikan berperan sebagai social elevator (tangga sosial) yang mengangkat
kedudukan seseorang?
5. Jelaskan dampak negatif mobilitas sosial!
Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran
No Kunci Jawaban Skor Bobot
1. Menurut Paul B. Horton Mobilitas Sosial adalah: Suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya
2 20
2. Mobilitas sosial naik berarti naiknya orang-orang berstatus sosial
rendah ke status sosial yang lebih tinggi. Misalnya: Seorang
karyawan biasa menjadi manajer atau lebih tinggi lagi menjadi
direktur.
Mobilitas sosial turun berarti pergerakan atau perubahan status sosial
dari atas ke bawah. Misalnya: Seorang pegawai diturunkan
pangkatnya karena melanggar aturan sehingga ia menjadi pegawai
biasa
2 20
3. Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat
miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit.
Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah.
Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk
mendapatkan pekerjaan terbatas.
2 20
4. Melalui Pendidikan setiap orang memiliki kesempatan untuk 2 20
7. No Kunci Jawaban Skor Bobot
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak
dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang perguruan
tinggi. Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan
menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil
menjadi a. pedagang, secara otomatis status sosialnya juga meningkat
5. Dampak negatif mobilitas sosial:
1. Timbulnya Konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia,
persaingan tidak dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul
dengan berbagai kategorinya. Bahkan, persaingan bisa menjelma
menjadi konflik.
2. Terjadi gangguan psikologis. Seseorang yang memiliki jabatan
kadang khawatir dan gelisah kehilangan jabatan, begitu juga
seseorang yang tidak naik-naik jabatan atau statusnya akan
terganggu jiwanya.
2 20
Jumlah 10 100
πππππ =
ππππ ππππππβππ
ππππ ππππ ππππ
π₯π΅ππππ‘ ππππ
C. Penilaian Keterampilan
Berupa Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi
Kisi-Kisi
No Kompetensi Dasar Materi Indicator
Bentuk
Penilaian
1. 4.2
Menyajikan hasil
analisis tentang
pengaruh interaksi sosial
dalam ruang yang
berbeda terhadap
kehidupan sosial dan
budaya serta
pengembangan
kehidupan kebangsaan.
Mobilitas Sosial
a. Pengertian
mobilitas sosial
b. Bentuk-Bentuk
Mobilitas Sosial
c. Faktor-Faktor
Pendorong dan
Penghambat
Mobilitas Sosial
d. Saluran-Saluran
Mobilitas Sosial
e. Dampak Mobilitas
Sosial
4.2.1
Keterampilan
melaksanakan
diskusi dan
presentasi tentang
Mobilitas Sosial.
Penilaian
Kinerja Produk
Lembar Penilaian Keterampilan β Unjuk Kerja
1. Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi
Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat siswa menyampaikan hasil diskusi tentang
Mobilitas Sosial
8. Lembar Observasi Kinerja Diskusi dan Presentasi
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Mobilitas Sosial
No. Nama Siswa
Aspek Penilaian
Rerata
Nilai
Kemampuan
Presentasi
Kemampuan
Bertanya
Kemampuan
Menjawab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
Keterangan Skor:
Baik Sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
πππππ =
ππππ ππππππβππ
ππππ ππππ ππππ
π₯100
Kriteria Nilai
A = 86 β 100 : Baik Sekali
B = 71 β 85 : Baik
C = 56 β 70 : Cukup
D = < 55 : Kurang
9. Lembar Penilaian Produk (Hasil Diskusi)
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Mobilitas Sosial
No. Nama Siswa
Kelayakan
Bahasa
(1-4)
Kelayakan
Isi
(1-4)
Kelayakan
Kreativitas
(1-4)
Jumlah Skor
1.
2.
Keterangan Tabel:
a. Kelayakan Bahasa adalah kemampuan menyampaikan materi atau presentasi dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
b. Kelayakan Isi berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam membuat peta konsep, dan
materinya sudah sesuai dengan inti materi tugas.
c. Kelayakan Kreativitas adalah kemampuan peserta didik dalam membuat peta konsep disajikan
dengan kreativitas yang tinggi.
Pedoman Penskoran dan Penentuan Nilai
a. Rumus Perhitungan Skor Akhir
π΅ππππ π¨ππππ = (
πΊπππ π¨ππππ
π±πππππ πΊπππ π΄πππππππ
) ππ
b. Kategori skor kompetensi keterampilan peserta didik didasarkan pada Permendikbud No
53 Tahun 2016
10. BAHAN AJAR
Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Terdapat beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
1. Faktor Struktural
Kalian tentu mengenal semua presiden yang pernah memerintah Republik Indonesia, seperti
Sukarno, Suharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono,
dan Joko Widodo. Ketujuh tokoh Indonesia tersebut berhasil mencapai status sosial yang
tinggi berkat sistem demokrasi yang berlaku dalam politik di Indonesia. Dengan sistem
demokrasi, setiap warga negara Indonesia dapat mencapai status sosial berupa jabatan politik
yang tinggi. Kedudukan yang tinggi bukan lagi didasarkan pada keturunan, tetapi pada
kemampuan hingga kemudian dipercaya menjadi pemimpin. Rakyat biasa sebagaimana
ketujuh tokoh di atas menjadi presiden bukan karena mereka keturunan presiden, tetapi dipilih
oleh rakyat. Hal ini tentu berbeda dengan sistem pemerintahan kerajaan di mana pengganti
raja adalah keturunan sang raja sendiri. Struktur masyarakat Indonesia sangat terbuka. Orang
miskin dapat mengalami mobilitas sosial setinggi-tingginya, bahkan menjadi presiden.
Apabila kalian merupakan anak dari keluarga kurang mampu, jangan berkecil hati. Banyak
contoh tokoh Indonesia yang berasal dari keluarga miskin. Kalian tetap dapat mengejar cita-
cita setinggi-tingginya karena mobilitas sosial masyarakat Indonesia bukan berdasarkan
keturunan melainkan prestasi. Memang keturunan memiliki peran penting dalam perjuangan
mobilitas sosial. Anak orang kaya mudah untuk memperoleh modal usaha dibandingkan anak
orang miskin. Namun, pada masa sekarang, banyak orang miskin yang menjadi kaya karena
kegigihannya dalam berusaha. Demikian halnya banyak kasus orang kaya tiba-tiba miskin
karena terlena dengan kekayaannya, lantas menjadi santai menjalani hidup.
2. Faktor Individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dua
orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu menjadi berhasil
dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan keberhasilan individu sangat
ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut. Sebagai contoh, dua orang sarjana dari
perguruan tinggi yang sama-sama melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Hanya satu orang
yang diterima karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup. Kalian dapat
menemukan berbagai contoh perbedaan individu orang-orang di sekitar tempat tinggalmu,
yang memengaruhi peluang mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.
3. Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial mendorong
manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial
yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan, tidak ada satu manusia pun yang dapat
memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya,
ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi. Kalian tentu juga
ingin meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga selalu berpesan supaya kalian belajar
giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih berhasil dari orangtuamu.
11. 4. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi
yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian dapat
memperhatikan berbagai fenomena masyarakat di sekeliling kita. Masyarakat yang kondisi
ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial. Dengan kondisi
ekonomi yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan
lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi atau
bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada masyarakat yang mengalami kesulitan
memenuhi kebutuhan dasar, prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
5. Faktor Politik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik. Kondisi negara
aman dan damai sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan dengan baik.
Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda dengan situasi
Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak
menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia sehingga memilih perang baru.
Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus
keamanan negara daripada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi mobilitas
sosial warga negara.
6. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan dalam
mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang bagus,
serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan. Pada
zaman penjajahan, pendidikan sulit didapat bangsa Indonesia. Akibatnya, masyarakat
terkungkung dalam kebodohan. Jangankan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membaca saja sebagian besar rakyat Indonesia tidak bisa. Penduduk Indonesia yang dapat
membaca dan menulis pada akhir masa penjajahan Jepang tidak lebih dari 10%. Kalian dapat
memperkirakan, pada masa penjajahan Belanda, jumlah buta huruf di Indonesia tentu jauh
lebih besar. Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia pada masa sekarang? Kalian patut
bersyukur karena rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses
pendidikan. Apabila kalian menginginkan pendidikan setinggitingginya, negara telah
menyediakan berbagai kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, negara telah
membebaskan biaya dasar pendidikan. Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan gratis.
Sebab, kalau ingin mutu sekolah semakin baik, tentu diperlukan biaya yang tinggi juga. Untuk
pendidikan tingkat menengah, beberapa daerah juga telah membebaskan biaya pendidikan.
Apabila masih terjadi kesulitan, pemerintah dan swasta memberikan banyak beasiswa.
Bagaimana dengan pendidikan di perguruan tinggi? Selain berbagai beasiswa yang diberikan
kepada mahasiswa berprestasi dan mahasiswa miskin selama menempuh pendidikan,
pemerintah juga menyediakan beasiswa yang diberikan pada saat mahasiswa mendaftar di
perguruan tinggi. Beasiswa yang diluncurkan sejak masa Presiden Susilo Bambang Yudoyono
tersebut bernama BIDIKMISI (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi). Apabila
merasa berasal dari keluarga kurang mampu, kalian dapat mendaftarkan diri di perguruan
tinggi dengan dukungan beasiswa BIDIKMISI. Semua biaya kuliah dan biaya hidup selama
12. studi akan ditanggung negara.
Selain memahami berbagai faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, kalian juga perlu
memahami berbagai faktor penghambat mobilitas sosial. Beberapa faktor pendorong terjadinya
mobilitas sosial yang telah kalian pelajari di atas pada dasarnya juga merupakan faktor penghambat
mobilitas sosial apabila kondisinya dibalik. Sebagai contoh, pendidikan akan menjadi pendorong
mobilitas sosial apabila sistem pendidikan bersifat terbuka masih seperti di Indonesia pada masa
sekarang. Apabila sistem pendidikan seperti pada masa penjajahan, mobilitas sosial masyarakat pasti
terhambat.
Beberapa faktor penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut.
1. Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status
sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan
yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber
daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas. Saat ini,
negara Indonesia masih memiliki penduduk miskin Β± 12%. Hal ini menjadi hambatan dalam
mobilitas sosial. Karena itulah, pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan
berbagai cara. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah
mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan mobilitas.
2. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan bang, suku, ras, agama,
golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap
masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam memperoleh pendidikan,
masyarakat Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah
untuk orang-orang Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.
14. Tujuan Pembelajaran
β’ Dapat menjelaskan pengaruh interaksi sosial
(mobilitas sosial) terhadap kehidupan sosial
budaya.
β’ Dapat mendeskripsikan pluralitas (agama,
budaya, suku bangsa, pekerjaan) masyarakat
Indonesia.
β’ Dapat menjelaskan konsep konflik dan
integrasi.
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL DAN KEBANGSAAN
BAB 2
16. A. Mobilitas Sosial
Hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi
saling memengaruhi antarindividu, antara
individu dan kelompok, serta antarkelompok
disebut interaksi sosial.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
1. Interaksi Sosial dan Status Sosial
17. Interaksi yang berkembang di masyarakat
ini kemudian akan mengubah pola pikir dan
memungkinkan terjadinya mobilitas sosial.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
1. Interaksi Sosial dan Status Sosial
18. 1. Interaksi Sosial dan Status Sosial
Seseorang yang telah mengalami
mobilitas sosial berarti telah
mengalami perubahan status sosial.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
19. Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan
sosioekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Sosial
20. Mobilitas sosial memiliki bentuk-
bentuk sebagai berikut:
Mobilitas
Sosial Horizontal
Mobilitas
Sosial Vertikal
Mobilitas Sosial
Antargenerasi dan
Intragenerasi
Mobilitas
Sosial Geografis
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Sosial
23. Mobilitas sosial, khususnya
mobilitas vertikal ke atas, dapat
dilakukan dengan beberapa
cara berikut:
β’ Perubahan Standar Hidup
β’ Perubahan Tempat Tinggal
β’ Perubahan Tingkah Laku
β’ Pernikahan
β’ Bergabung dengan
Organisasi Tertentu
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Sosial
24. Saluran-saluran mobilitas
sosial yaitu sebagai berikut:
β’ Angkatan Bersenjata
β’ Lembaga Keagamaan
β’ Lembaga Pendidikan
β’ Organisasi Politik
β’ Organisasi Ekonomi
β’ Organisasi Keahlian
β’ Saluran Perkawinan
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Sosial
25. Mobilitas sosial berdampak positif, antara lain sebagai berikut:
β’ Mau Berusaha untuk Maju
β’ Mempercepat Perubahan Sosial
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
2. Mobilitas Sosial
26. 2. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berdampak negatif, antara
lain sebagai berikut.
β’ Menimbulkan Kecemasan dan
Ketegangan
β’ Merenggangnya Hubungan
β’ Menimbulkan Pertentangan atau Konflik
Antarpribadi
β’ Menimbulkan Konflik Antarkelas
β’ Menimbulkan Konflik Antarkelompok
β’ Menimbulkan Konflik Antargenerasi
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Mobilitas Sosial
27. Petunjuk Belajar
Bacalah materi dan kerjakan LKPD berikut
Konsultasikan dengan guru jika ada permasalahan!
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalis pengaruh
interaksi sosial dalam ruang
yang berbeda terhadap
kehidupan sosial budaya serta
Materi Pokok : Mobilitas sosial
Sub Materi : Faktor-faktor pendorong , penghambat
Mobilitas sosial dan dampak mobilitas sosial
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti
pembelajaran peserta
didik diharapkan mampu
menjelaskan faktor-
faktor pendorong dan
penghambat mobilitas
sosial serta menjelaskan
dampak mobilitas sosial.
Aktivitas 1
Mari Belajar Bersama!
Petunjuk :
Baca dan pahamilah penjelasan singkat tentang Mobilitas Sosial berikut untuk memudahkan kalian dalam
mengerjakan soal-soal dalam kegiatan evaluasi.
A. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1) Struktural 4) Politik
2) Individu 5) Faktor sosial
3) Ekonomi 6) Kemudahan dalam akses Pendidikan
B. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1) Kemiskinan
2) Diskriminasi
Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dan sebagainya);
C. Dampak Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial yang dialami masyarakat berdampak pada kehidupannya,dampak yang dialami
masyarakat akibat mobilitas sosial dapt berupa dampak positif atau negative.
1) Dampak Positif mobilitas sosial
ο· Mendorong seseorang lebih maju
ο· Mempercepat perubahan sosial
ο· Meningkatkan integrasi sosial
2) Dampak Negatif Mobilitas Sosial
ο· Terjadinya Konflik
ο· Ganguan Psikologis
Lembar Kerja Peserta Didik
( LKPD )
28. Aktivitas 2
Mari Berlatih!
Bacalah Artikel berikut ,kemudian jawablah soal-soal yang menyertainya.
Kisah " Anak Miskin Penjual Opak " Berhasil Jadi Dokter
Merdeka.com - Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita banyak insan. Namun tak semua orang bisa
mengapainya karena tidak mudah. Sebab, sudah menjadi rahasia umum dibutuhkan biaya yang tak sedikit untuk
menempuh pendidikan menjadi seorang dokter. Selain itu tidak mudah pula menjalani studi sebagai calon dokter.
Namun hal itu tak menjadi penghalang bagi Wulan Dwi Sakinah, anak dari keluarga miskin penjual opak. Dia
berhasil menamatkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Kini dia masih
berjuang menjadi garda depan pandemi Covid-19. Wulan mengaku sangat berkeinginan bisa melanjutkan
pendidikan sampai kuliah. Namun saat itu kedua orangtuanya masih ragu melihat kondisi ekonomi keluarga, lalu
memintanya untuk mencari beasiswa. Dia mencoba peruntungan di beberapa kampus ternama. Tidak
menyangka dia akhirnya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Untuk biayanya ya cari
sendiri. Akhirnya saya mencari beasiswa, mendaftar ke beberapa universitas juga. Pas menerima pengumuman
langsung nangis. Tidak menyangka bisa diterima di UNPAD," ujar Wulan dalam saluran YouTube Susilo
Bambang Yudhoyono. Munawaroh dan Bandi Subandi sempat berkecil hati. Kala itu, tahun 2010 anaknya harus
bersaing dengan 10.000 orang. Keduanya masih takut dengan biaya besar yang harus dipersiapkan. Namun,
Wulan terus meyakinkan kedua orangtuanya dan berusaha keras, bahwa dirinya mampu. Prestasinya di masa
SMA benar-benar membawa peluang besar. Tanpa ragu dan malu meski berasal dari keluarga miskin, dia bisa
membuktikan pada banyak orang. Wulan mencoba mendaftar beasiswa di berbagai kampus demi menggapai
cita-citanya. Ternyata keinginannya sebagai dokter terkabul melalui beasiswa BIDIKMISI. Dia mengaku
memperoleh tunjangan pendidikan dan uang saku setiap bulannya dari pemerintah. asiswa pendidikan yang
diperuntukkan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi. Serta memiliki potensi akademik yang baik,
untuk menempuh perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu Prestasi Wulan tidak
perlu diragukan lagi. Hanya dalam waktu tujuh semester, dia berhasil menyelesaikan studi kedokterannya. Dirinya
lulus dengan IPK 3,59.Bukan hal mudah bisa menyelesaikan pendidikan di bidang yang sulit tersebut. Perjuangan
Wulan begitu menginspirasi. Hingga saat ini, dia masih aktif membantu Fakultas Kedokteran UNPAD, serta
menjadi dokter di RSUD Kelas B Majalaya
Sumber : https://www.merdeka.com/trending/salut-wulan-dwi-anak-miskin-penjual-opak-berhasil-jadi-
dokter.html
1. Menurut Pendapat kalian apakah terdapat mobilitas sosial dalam artikel tersebut ? Jelaskan.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
2. Apa bentuk mobilitas sosial yang tergambar pada artikel tersebut ?
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.
3. Jelaskan faktor pendorong mobilitas sosial dalam artikel tersebut ?
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
4. Bagaimana dampak mobilitas sosial bagi kehidupan pada artikel tersebut ?
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦