SlideShare a Scribd company logo
Mari Ilka:Pengelola
Nglanggera Tingkatkan
Sarana-prasarana

DIGITAL NE WS PA PER

hal

2

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

| RABU, 16 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Racun Nuklir di Pakaian
mendiang Arafat
SURABAYA, SURYA-Dalam
sebuah laporan yang dipublikasikan The Lancet, tim ini menyediakan rincian bukti ilmiah
atas pernyataan mereka ke
media massa pada tahun 2012
lalu bahwa mereka menemukan polonium di barang-barang
pribadi milik Arafat.
Arafat meninggal di Prancis
pada 11 November 2004 pada
usai 75 tahun, tapi para dokter
tidak bisa memastikan penyebab kematian. Tidak ada otopsi
yang dilakukan ketika itu, atas
permintaan janda Arafat.
Kuburannya digali kembali
pada November 2012 untuk
mengambil contoh dari mayatnya, untuk menyelidiki apakah
ia telah diracun – sebuah
dugaan yang berkembang
setelah kasus pembunuhan
bekas mata-mata Rusia yang
kemudian berbalik menjadi
pembangkang Kremlin, Alexander Litvinenko pada tahun
2006. Ia tewas karena racun
radiasi nuklir, polonium.
Mengandung zat radioakatif

Penyelidikan mengenai
penyebab kematian Arafat
hingga kini masih dilakukan
oleh tim terpisah di Prancis,
Swiss dan Rusia.
Dalam laporan Lancet,
delapan ilmuwan yang bekerja
di Institute of Radiation Physics
dan University Centre of Legal
Medicine di Lausanne mengatakan bahwa mereka melakukan
tes radiasi atas 75 sampel.
Tigapuluh delapan sampel
berasal dari barang pribadi
milik Arafat, termasuk pakaian
dalam, topi shapka, sikat gigi,
tutup kepala rumah sakit dan
pakaian olahraga, yang diberikan oleh Suha, janda pemimpin
Palestina tersebut.
Sampel-sampel ini dibandingkan dengan 37 barang pribadi
Arafat lainnya yang disimpan
di loteng selama 10 tahun dan
terlindung dari debu.
“Sejumlah sampel noda
cairan tubuh (darah dan urin)

mengandung polonium 210
aktif yang lebih tinggi dan
tidak bisa dijelaskan dibanding
sampel acuan,“ demikian
diungkapkan para ahli
dalam
laporan
tersebut.
“Berbagai
temuan ini
mendukung
kemungkinan bahwa
Arafat diracun dengan
polonium
210.“
Sampelsampel
polonium
itu diukur
pada skala
“beberapa
mBq,” atau
millibecquerels, yang merupakan unit skala radioaktif.
Berdasarkan simulasi komputer yang memperhitungkan
bahwa polonium membusuk

join facebook.com/suryaonline

dengan sangat cepat, para ahli
menemukan bahwa tingkat
kandungan radiasi pada tahun
2004 “setara dengan

konsumsi mematikan
beberapa GBq,“ atau beberapa milyar becquerels, pada
saat pemimpin Palestina itu
meninggal dunia.
Beatrice Schaad, kepala

komunikasi di Vaudois University Hospital Centre yang
bertanggung jawab di lembaga
itu, mengatakan
bahwa laporan
Lancet itu adalah
“versi ilmiah”
dari apa yang
diberikan kepada
media.
”Tidak ada
yang baru dibandingkan dengan
apa yang mereka
katakan“ pada
tahun 2012,
kata dia.
“Masih belum
ada kesimpulan
bahwa Arafat
tewas diracun.“
Berbeda
dengan zat
radioaktif lainnya yang
umumnya memancarkan sinar
beta atau gamma, isotop 210
Po memancarkan sinar alpha
(a). Masalahnya, intensitas
sinar a dari polonium sangatlah

besar. Emisi sinar a 1 gram
Po setara dengan sinar a
yang dipancarkan 5 kilogram
radium (radium, Ra, adalah zat
radioaktif yang juga ditemukan
oleh keluarga Curie). Satu
microgram (0,001 gram) Po210, yang volumenya tak lebih
besar dari sebutir debu, sudah
cukup untuk menimbulkan
kematian pada orang yang
menelannya.
Po-210 sangat berbahaya
pada manusia karena sinar
a mudah menyerap electron
setiap molekul yang ada
disekitarnya. Akibatnya, pada
sel-sel hidup Po-210 bisa
menimbulkan dua kejadian
yang sangat fatal.
Pertama, menyebabkan rusaknya molekul DNA (pengatur
sifat biologis) sehingga sel
mengalami anomali genetic
yang berujung pada berubahnya sel tersebut menjadi kanker. Kedua (ini yang
paling fatal) adalah terjadinya
apoptosis (kematian sel-sel
karena pengerutan, kondensasi
kromatin, atau fragmentasi
DNA).
Meski sangat mematikan
ketika berada di dalam tubuh,
sinar a tidak bisa menembus
kulit atau kertas. Karena
itu Po-210 mudah di bawa
kemana-mana hanya dengan
mengemasnya di dalam sebuah
tabung gelas, tanpa kuatir
akan terkena radiasinya. Itu
sebabnya dia bisa dijadikan
racun untuk membunuh target
tertentu.
Karena penggunaan Po-210
sebagai racun cukup dalam
jumlah yang sangat sedikit
maka keberadaan Po-210 tidak
mudah dideteksi dengan caracara konvensional. Hanya dengan alat deteksi radiasi yang
sangat sensitive keberadaan
partikel radioaktif polonium
bisa di ketahui.
Mengingat sifatnya yang
mudah dikemas dan sulit
dideteksi, siapa orang yang
menrauh racun itu? (DE.DW)
follow @portalsurya
2

RABU, 16 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Mari Elka: Pengelola Nglanggeran
Tingkatkan Sarana-prasarana

SURABAYA, SURYA-Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Mari Elka Pangestu mengajak
masyarakat pengelola tempat
wisata Gunung Api Nglanggeran
di Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta,
meningkatkan sarana dan
prasarana pendukung agar
tercipta kenyamanan sebagai
tempat wisata.
“Tempat wisata yang kotor
tidak akan membuat wisatawan
mempunyai kenangan terhadap
tempat tersebut,” kata Mari
Elka Pangestu saat mengunjungi objek wisata Gunung Api
Nglanggeran di Gunung Kidul,
Senin.
Mari Elka mengatakan objek
wisata minat khusus semacam
Gua Pindul, Gunung Api Purba
Nglanggeran, dan Kali Suci
Pacarejo di Kabupaten Gunung

Kidul sangat menjanjikan ke
depannya.
Mari Elka mengatakan program PNPM Mandiri Perdesaan di
kawasan Gunung Api Purba bisa
dikatakan berhasil.
PNPM merupakan salah
satu kepedulian pemerintah
pusat secara langsung untuk
membantu memajukan daerahdaerah di Indonesia.
“Ada beberapa hal yang
diusulkan kepada kita, salah
satunya adalah adanya sertifikat pemandu. Seiring makin
ramainya wisatawan yang
datang ke kawasan Gunung
Api Purba, keselamatan, dan
jaminan yang profesional yang
diberikan kepada wisatawan
oleh pemandu harus kita tingkatkan, karena ini menyangkut
kenyamanan wisatawan,” kata
Mari Elka.
Wisata Eksotis

Gunung Nglanggeran
adalah sebuah gunung
api purba berumur sekitar 60 juta tahun yang
terletak di kawasan Baturagung, bagian utara
Kabupaten Gunung Kidul
pada ketinggian sekitar
200-700 mdpl.
Teletak di desa
Nglanggeran Kecamatan
Patuk, tempat wisata ini
dapat ditempuh sekitar
15 menit atau sekitar 22
km dari kota Wonosari.
Kawasan ini konon
merupakan kawasan
yang litologinya disusun
oleh material vulkanik
tua dan bentang
join facebook.com/suryaonline

alamnya memiliki keindahan
yang secara geologi sangat
unik dan bernilai ilmiah tinggi.
Berdasarkan hasil sejumlah
penelitian dan referensi,
gunung Nglanggeran adalah
gunung berapi purba, yang
keberadaanya jauh sebelum
terbentuknya Gunung Merapi
di Kabupaten Sleman.
Mendaki Gunung Nglanggeran, Anda akan menjumpai
sebauh bangunan Joglo
(Pendopo Joglo Kalisong) di
pintu masuk, dan akan ada
tiga bangunan gardu pandang
sederhana dari ketinggian yang
rendah, sedang sampai puncak
gunung.
Dari atas gunung, pemandangan terhampar luas bak
permadani hijau. Kala kita
memandang ke bawah, kita
bisa melihat ladang, kebun, dan
bangunan
tower dan
berbagai
stasiun
televisi yang
jumlahnya
cukup
banyak,
manambah
keindahan
alam.
Nama Nglanggeran konon
berasal dari
kata planggaran
yang bermakna
setiap perilaku
jahat pasti ketahuan. Ada pula
yang menuturkan, nama bukit
berketinggian 700 meter di
atas permukaan laut ini dengan

kata langgeng artinya desa
yang aman dan tentram.
Selain sebutan tersebut, gunung yang tersusun dari
banyak

bebatuan ini dikenal
dengan nama Gunung Wayang
karena terdapat gunung/
bebatuan yang menyerupai
tokoh pewayangan. Menurut
kepercayaan adat jawa Gunung

Nglanggeran dijaga oleh Kyi
Ongko Wijaya dan Punakawan.
Punakawan dalam tokoh
pewayangan tersebut, yakni
Semar, Gareng, Petruk,
serta Bagong.
Kepercayaan lain menyebutkan bahwa Gunung
Nglanggeran sebagai
Gunung Wahyu karena
gunung tersebut diyakini
sebagai sarana meditasi
memperoleh wahyu
dari Tuhan Yang Maha
Esa. Air dari gunung
Nglanggeran sering
diambil abdi dalem
dari Kraton Yogyakarta
sebagai sarana mohon
ketentraman dan
keselamatan semua
masyarakat DIY. Tak heran,
sebagian orang masih mengeramatkan gunung tersebut.
Pada malam tahun baru Jawa
atau Jumat Kliwon, beberapa
orang memilih semedi di
puncak gunung ini. (ant/*)
follow @portalsurya

More Related Content

More from Portal Surya

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
 

Digital surya 16 oktober 2013

  • 1. Mari Ilka:Pengelola Nglanggera Tingkatkan Sarana-prasarana DIGITAL NE WS PA PER hal 2 Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id | RABU, 16 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Racun Nuklir di Pakaian mendiang Arafat SURABAYA, SURYA-Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan The Lancet, tim ini menyediakan rincian bukti ilmiah atas pernyataan mereka ke media massa pada tahun 2012 lalu bahwa mereka menemukan polonium di barang-barang pribadi milik Arafat. Arafat meninggal di Prancis pada 11 November 2004 pada usai 75 tahun, tapi para dokter tidak bisa memastikan penyebab kematian. Tidak ada otopsi yang dilakukan ketika itu, atas permintaan janda Arafat. Kuburannya digali kembali pada November 2012 untuk mengambil contoh dari mayatnya, untuk menyelidiki apakah ia telah diracun – sebuah dugaan yang berkembang setelah kasus pembunuhan bekas mata-mata Rusia yang kemudian berbalik menjadi pembangkang Kremlin, Alexander Litvinenko pada tahun 2006. Ia tewas karena racun radiasi nuklir, polonium. Mengandung zat radioakatif Penyelidikan mengenai penyebab kematian Arafat hingga kini masih dilakukan oleh tim terpisah di Prancis, Swiss dan Rusia. Dalam laporan Lancet, delapan ilmuwan yang bekerja di Institute of Radiation Physics dan University Centre of Legal Medicine di Lausanne mengatakan bahwa mereka melakukan tes radiasi atas 75 sampel. Tigapuluh delapan sampel berasal dari barang pribadi milik Arafat, termasuk pakaian dalam, topi shapka, sikat gigi, tutup kepala rumah sakit dan pakaian olahraga, yang diberikan oleh Suha, janda pemimpin Palestina tersebut. Sampel-sampel ini dibandingkan dengan 37 barang pribadi Arafat lainnya yang disimpan di loteng selama 10 tahun dan terlindung dari debu. “Sejumlah sampel noda cairan tubuh (darah dan urin) mengandung polonium 210 aktif yang lebih tinggi dan tidak bisa dijelaskan dibanding sampel acuan,“ demikian diungkapkan para ahli dalam laporan tersebut. “Berbagai temuan ini mendukung kemungkinan bahwa Arafat diracun dengan polonium 210.“ Sampelsampel polonium itu diukur pada skala “beberapa mBq,” atau millibecquerels, yang merupakan unit skala radioaktif. Berdasarkan simulasi komputer yang memperhitungkan bahwa polonium membusuk join facebook.com/suryaonline dengan sangat cepat, para ahli menemukan bahwa tingkat kandungan radiasi pada tahun 2004 “setara dengan konsumsi mematikan beberapa GBq,“ atau beberapa milyar becquerels, pada saat pemimpin Palestina itu meninggal dunia. Beatrice Schaad, kepala komunikasi di Vaudois University Hospital Centre yang bertanggung jawab di lembaga itu, mengatakan bahwa laporan Lancet itu adalah “versi ilmiah” dari apa yang diberikan kepada media. ”Tidak ada yang baru dibandingkan dengan apa yang mereka katakan“ pada tahun 2012, kata dia. “Masih belum ada kesimpulan bahwa Arafat tewas diracun.“ Berbeda dengan zat radioaktif lainnya yang umumnya memancarkan sinar beta atau gamma, isotop 210 Po memancarkan sinar alpha (a). Masalahnya, intensitas sinar a dari polonium sangatlah besar. Emisi sinar a 1 gram Po setara dengan sinar a yang dipancarkan 5 kilogram radium (radium, Ra, adalah zat radioaktif yang juga ditemukan oleh keluarga Curie). Satu microgram (0,001 gram) Po210, yang volumenya tak lebih besar dari sebutir debu, sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada orang yang menelannya. Po-210 sangat berbahaya pada manusia karena sinar a mudah menyerap electron setiap molekul yang ada disekitarnya. Akibatnya, pada sel-sel hidup Po-210 bisa menimbulkan dua kejadian yang sangat fatal. Pertama, menyebabkan rusaknya molekul DNA (pengatur sifat biologis) sehingga sel mengalami anomali genetic yang berujung pada berubahnya sel tersebut menjadi kanker. Kedua (ini yang paling fatal) adalah terjadinya apoptosis (kematian sel-sel karena pengerutan, kondensasi kromatin, atau fragmentasi DNA). Meski sangat mematikan ketika berada di dalam tubuh, sinar a tidak bisa menembus kulit atau kertas. Karena itu Po-210 mudah di bawa kemana-mana hanya dengan mengemasnya di dalam sebuah tabung gelas, tanpa kuatir akan terkena radiasinya. Itu sebabnya dia bisa dijadikan racun untuk membunuh target tertentu. Karena penggunaan Po-210 sebagai racun cukup dalam jumlah yang sangat sedikit maka keberadaan Po-210 tidak mudah dideteksi dengan caracara konvensional. Hanya dengan alat deteksi radiasi yang sangat sensitive keberadaan partikel radioaktif polonium bisa di ketahui. Mengingat sifatnya yang mudah dikemas dan sulit dideteksi, siapa orang yang menrauh racun itu? (DE.DW) follow @portalsurya
  • 2. 2 RABU, 16 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Mari Elka: Pengelola Nglanggeran Tingkatkan Sarana-prasarana SURABAYA, SURYA-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengajak masyarakat pengelola tempat wisata Gunung Api Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan sarana dan prasarana pendukung agar tercipta kenyamanan sebagai tempat wisata. “Tempat wisata yang kotor tidak akan membuat wisatawan mempunyai kenangan terhadap tempat tersebut,” kata Mari Elka Pangestu saat mengunjungi objek wisata Gunung Api Nglanggeran di Gunung Kidul, Senin. Mari Elka mengatakan objek wisata minat khusus semacam Gua Pindul, Gunung Api Purba Nglanggeran, dan Kali Suci Pacarejo di Kabupaten Gunung Kidul sangat menjanjikan ke depannya. Mari Elka mengatakan program PNPM Mandiri Perdesaan di kawasan Gunung Api Purba bisa dikatakan berhasil. PNPM merupakan salah satu kepedulian pemerintah pusat secara langsung untuk membantu memajukan daerahdaerah di Indonesia. “Ada beberapa hal yang diusulkan kepada kita, salah satunya adalah adanya sertifikat pemandu. Seiring makin ramainya wisatawan yang datang ke kawasan Gunung Api Purba, keselamatan, dan jaminan yang profesional yang diberikan kepada wisatawan oleh pemandu harus kita tingkatkan, karena ini menyangkut kenyamanan wisatawan,” kata Mari Elka. Wisata Eksotis Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung api purba berumur sekitar 60 juta tahun yang terletak di kawasan Baturagung, bagian utara Kabupaten Gunung Kidul pada ketinggian sekitar 200-700 mdpl. Teletak di desa Nglanggeran Kecamatan Patuk, tempat wisata ini dapat ditempuh sekitar 15 menit atau sekitar 22 km dari kota Wonosari. Kawasan ini konon merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang join facebook.com/suryaonline alamnya memiliki keindahan yang secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Berdasarkan hasil sejumlah penelitian dan referensi, gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba, yang keberadaanya jauh sebelum terbentuknya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Mendaki Gunung Nglanggeran, Anda akan menjumpai sebauh bangunan Joglo (Pendopo Joglo Kalisong) di pintu masuk, dan akan ada tiga bangunan gardu pandang sederhana dari ketinggian yang rendah, sedang sampai puncak gunung. Dari atas gunung, pemandangan terhampar luas bak permadani hijau. Kala kita memandang ke bawah, kita bisa melihat ladang, kebun, dan bangunan tower dan berbagai stasiun televisi yang jumlahnya cukup banyak, manambah keindahan alam. Nama Nglanggeran konon berasal dari kata planggaran yang bermakna setiap perilaku jahat pasti ketahuan. Ada pula yang menuturkan, nama bukit berketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini dengan kata langgeng artinya desa yang aman dan tentram. Selain sebutan tersebut, gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini dikenal dengan nama Gunung Wayang karena terdapat gunung/ bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijaya dan Punakawan. Punakawan dalam tokoh pewayangan tersebut, yakni Semar, Gareng, Petruk, serta Bagong. Kepercayaan lain menyebutkan bahwa Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sebagai sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa. Air dari gunung Nglanggeran sering diambil abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY. Tak heran, sebagian orang masih mengeramatkan gunung tersebut. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semedi di puncak gunung ini. (ant/*) follow @portalsurya