1. Mari Ilka:Pengelola
Nglanggera Tingkatkan
Sarana-prasarana
DIGITAL NE WS PA PER
hal
2
Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com
surya.co.id
| RABU, 16 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Racun Nuklir di Pakaian
mendiang Arafat
SURABAYA, SURYA-Dalam
sebuah laporan yang dipublikasikan The Lancet, tim ini menyediakan rincian bukti ilmiah
atas pernyataan mereka ke
media massa pada tahun 2012
lalu bahwa mereka menemukan polonium di barang-barang
pribadi milik Arafat.
Arafat meninggal di Prancis
pada 11 November 2004 pada
usai 75 tahun, tapi para dokter
tidak bisa memastikan penyebab kematian. Tidak ada otopsi
yang dilakukan ketika itu, atas
permintaan janda Arafat.
Kuburannya digali kembali
pada November 2012 untuk
mengambil contoh dari mayatnya, untuk menyelidiki apakah
ia telah diracun – sebuah
dugaan yang berkembang
setelah kasus pembunuhan
bekas mata-mata Rusia yang
kemudian berbalik menjadi
pembangkang Kremlin, Alexander Litvinenko pada tahun
2006. Ia tewas karena racun
radiasi nuklir, polonium.
Mengandung zat radioakatif
Penyelidikan mengenai
penyebab kematian Arafat
hingga kini masih dilakukan
oleh tim terpisah di Prancis,
Swiss dan Rusia.
Dalam laporan Lancet,
delapan ilmuwan yang bekerja
di Institute of Radiation Physics
dan University Centre of Legal
Medicine di Lausanne mengatakan bahwa mereka melakukan
tes radiasi atas 75 sampel.
Tigapuluh delapan sampel
berasal dari barang pribadi
milik Arafat, termasuk pakaian
dalam, topi shapka, sikat gigi,
tutup kepala rumah sakit dan
pakaian olahraga, yang diberikan oleh Suha, janda pemimpin
Palestina tersebut.
Sampel-sampel ini dibandingkan dengan 37 barang pribadi
Arafat lainnya yang disimpan
di loteng selama 10 tahun dan
terlindung dari debu.
“Sejumlah sampel noda
cairan tubuh (darah dan urin)
mengandung polonium 210
aktif yang lebih tinggi dan
tidak bisa dijelaskan dibanding
sampel acuan,“ demikian
diungkapkan para ahli
dalam
laporan
tersebut.
“Berbagai
temuan ini
mendukung
kemungkinan bahwa
Arafat diracun dengan
polonium
210.“
Sampelsampel
polonium
itu diukur
pada skala
“beberapa
mBq,” atau
millibecquerels, yang merupakan unit skala radioaktif.
Berdasarkan simulasi komputer yang memperhitungkan
bahwa polonium membusuk
join facebook.com/suryaonline
dengan sangat cepat, para ahli
menemukan bahwa tingkat
kandungan radiasi pada tahun
2004 “setara dengan
konsumsi mematikan
beberapa GBq,“ atau beberapa milyar becquerels, pada
saat pemimpin Palestina itu
meninggal dunia.
Beatrice Schaad, kepala
komunikasi di Vaudois University Hospital Centre yang
bertanggung jawab di lembaga
itu, mengatakan
bahwa laporan
Lancet itu adalah
“versi ilmiah”
dari apa yang
diberikan kepada
media.
”Tidak ada
yang baru dibandingkan dengan
apa yang mereka
katakan“ pada
tahun 2012,
kata dia.
“Masih belum
ada kesimpulan
bahwa Arafat
tewas diracun.“
Berbeda
dengan zat
radioaktif lainnya yang
umumnya memancarkan sinar
beta atau gamma, isotop 210
Po memancarkan sinar alpha
(a). Masalahnya, intensitas
sinar a dari polonium sangatlah
besar. Emisi sinar a 1 gram
Po setara dengan sinar a
yang dipancarkan 5 kilogram
radium (radium, Ra, adalah zat
radioaktif yang juga ditemukan
oleh keluarga Curie). Satu
microgram (0,001 gram) Po210, yang volumenya tak lebih
besar dari sebutir debu, sudah
cukup untuk menimbulkan
kematian pada orang yang
menelannya.
Po-210 sangat berbahaya
pada manusia karena sinar
a mudah menyerap electron
setiap molekul yang ada
disekitarnya. Akibatnya, pada
sel-sel hidup Po-210 bisa
menimbulkan dua kejadian
yang sangat fatal.
Pertama, menyebabkan rusaknya molekul DNA (pengatur
sifat biologis) sehingga sel
mengalami anomali genetic
yang berujung pada berubahnya sel tersebut menjadi kanker. Kedua (ini yang
paling fatal) adalah terjadinya
apoptosis (kematian sel-sel
karena pengerutan, kondensasi
kromatin, atau fragmentasi
DNA).
Meski sangat mematikan
ketika berada di dalam tubuh,
sinar a tidak bisa menembus
kulit atau kertas. Karena
itu Po-210 mudah di bawa
kemana-mana hanya dengan
mengemasnya di dalam sebuah
tabung gelas, tanpa kuatir
akan terkena radiasinya. Itu
sebabnya dia bisa dijadikan
racun untuk membunuh target
tertentu.
Karena penggunaan Po-210
sebagai racun cukup dalam
jumlah yang sangat sedikit
maka keberadaan Po-210 tidak
mudah dideteksi dengan caracara konvensional. Hanya dengan alat deteksi radiasi yang
sangat sensitive keberadaan
partikel radioaktif polonium
bisa di ketahui.
Mengingat sifatnya yang
mudah dikemas dan sulit
dideteksi, siapa orang yang
menrauh racun itu? (DE.DW)
follow @portalsurya
2. 2
RABU, 16 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Mari Elka: Pengelola Nglanggeran
Tingkatkan Sarana-prasarana
SURABAYA, SURYA-Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Mari Elka Pangestu mengajak
masyarakat pengelola tempat
wisata Gunung Api Nglanggeran
di Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta,
meningkatkan sarana dan
prasarana pendukung agar
tercipta kenyamanan sebagai
tempat wisata.
“Tempat wisata yang kotor
tidak akan membuat wisatawan
mempunyai kenangan terhadap
tempat tersebut,” kata Mari
Elka Pangestu saat mengunjungi objek wisata Gunung Api
Nglanggeran di Gunung Kidul,
Senin.
Mari Elka mengatakan objek
wisata minat khusus semacam
Gua Pindul, Gunung Api Purba
Nglanggeran, dan Kali Suci
Pacarejo di Kabupaten Gunung
Kidul sangat menjanjikan ke
depannya.
Mari Elka mengatakan program PNPM Mandiri Perdesaan di
kawasan Gunung Api Purba bisa
dikatakan berhasil.
PNPM merupakan salah
satu kepedulian pemerintah
pusat secara langsung untuk
membantu memajukan daerahdaerah di Indonesia.
“Ada beberapa hal yang
diusulkan kepada kita, salah
satunya adalah adanya sertifikat pemandu. Seiring makin
ramainya wisatawan yang
datang ke kawasan Gunung
Api Purba, keselamatan, dan
jaminan yang profesional yang
diberikan kepada wisatawan
oleh pemandu harus kita tingkatkan, karena ini menyangkut
kenyamanan wisatawan,” kata
Mari Elka.
Wisata Eksotis
Gunung Nglanggeran
adalah sebuah gunung
api purba berumur sekitar 60 juta tahun yang
terletak di kawasan Baturagung, bagian utara
Kabupaten Gunung Kidul
pada ketinggian sekitar
200-700 mdpl.
Teletak di desa
Nglanggeran Kecamatan
Patuk, tempat wisata ini
dapat ditempuh sekitar
15 menit atau sekitar 22
km dari kota Wonosari.
Kawasan ini konon
merupakan kawasan
yang litologinya disusun
oleh material vulkanik
tua dan bentang
join facebook.com/suryaonline
alamnya memiliki keindahan
yang secara geologi sangat
unik dan bernilai ilmiah tinggi.
Berdasarkan hasil sejumlah
penelitian dan referensi,
gunung Nglanggeran adalah
gunung berapi purba, yang
keberadaanya jauh sebelum
terbentuknya Gunung Merapi
di Kabupaten Sleman.
Mendaki Gunung Nglanggeran, Anda akan menjumpai
sebauh bangunan Joglo
(Pendopo Joglo Kalisong) di
pintu masuk, dan akan ada
tiga bangunan gardu pandang
sederhana dari ketinggian yang
rendah, sedang sampai puncak
gunung.
Dari atas gunung, pemandangan terhampar luas bak
permadani hijau. Kala kita
memandang ke bawah, kita
bisa melihat ladang, kebun, dan
bangunan
tower dan
berbagai
stasiun
televisi yang
jumlahnya
cukup
banyak,
manambah
keindahan
alam.
Nama Nglanggeran konon
berasal dari
kata planggaran
yang bermakna
setiap perilaku
jahat pasti ketahuan. Ada pula
yang menuturkan, nama bukit
berketinggian 700 meter di
atas permukaan laut ini dengan
kata langgeng artinya desa
yang aman dan tentram.
Selain sebutan tersebut, gunung yang tersusun dari
banyak
bebatuan ini dikenal
dengan nama Gunung Wayang
karena terdapat gunung/
bebatuan yang menyerupai
tokoh pewayangan. Menurut
kepercayaan adat jawa Gunung
Nglanggeran dijaga oleh Kyi
Ongko Wijaya dan Punakawan.
Punakawan dalam tokoh
pewayangan tersebut, yakni
Semar, Gareng, Petruk,
serta Bagong.
Kepercayaan lain menyebutkan bahwa Gunung
Nglanggeran sebagai
Gunung Wahyu karena
gunung tersebut diyakini
sebagai sarana meditasi
memperoleh wahyu
dari Tuhan Yang Maha
Esa. Air dari gunung
Nglanggeran sering
diambil abdi dalem
dari Kraton Yogyakarta
sebagai sarana mohon
ketentraman dan
keselamatan semua
masyarakat DIY. Tak heran,
sebagian orang masih mengeramatkan gunung tersebut.
Pada malam tahun baru Jawa
atau Jumat Kliwon, beberapa
orang memilih semedi di
puncak gunung ini. (ant/*)
follow @portalsurya