Dokumen ini berisi metadata dari citra satelit Quickbird. Terdapat informasi waktu akuisisi, resolusi spasial, koordinat, kondisi pencitraan, dan proyeksi sistem koordinat yang digunakan.
Kalibrasi radiometrik merupakan langkah pertama dalam pengolahan data citra satelit untuk mengubah nilai digital piksel menjadi radiance, reflectance, atau suhu permukaan. Ada dua metode kalibrasi yaitu menggunakan gain dan offset serta menggunakan nilai maksimum dan minimum. Metode gain dan offset mengkonversi nilai digital menjadi radiance atau reflectance menggunakan faktor skala tambah dan kali, sedangkan metode maksimum minimum menghitung radi
Laporan ini membahas kalibrasi radiometrik citra Landsat 8 menggunakan ENVI 5.1. Tahapan meliputi konversi DN ke radiance dan reflectance secara manual dan otomatis. Hasilnya, konversi ke radiance sama, sedangkan konversi ke reflectance berbeda akibat pembulatan nilai manual.
Helikopter 4 baling-baling (rancang bangun dan simulasi)Muhammad Lukmana
Tugas akhir ini membahas rancang bangun quadrotor empat baling-baling dengan tiga tujuan utama: 1) menghasilkan prototipe quadrotor, 2) menganalisis strukturnya dengan Metode Elemen Hingga, dan 3) menganalisis kestabilan serta kendalinya dengan bantuan MATLAB. Quadrotor dirancang untuk memiliki ketinggian terbang maksimum 20 meter dan waktu terbang 10 menit.
Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran analog digital converter (ADC) menggunakan multimeter analog dan digital dengan variasi arus masukan 0-5 Volt. Hasilnya menunjukkan bahwa multimeter analog lebih akurat dibandingkan multimeter digital.
Dokumen tersebut merupakan daftar kebutuhan berbagai peralatan elektronika untuk kapal yang semuanya bersifat impor karena tidak ditemukan produk dalam negeri yang sesuai spesifikasi atau dijamin oleh supplier.
Kalibrasi radiometrik merupakan langkah pertama dalam pengolahan data citra satelit untuk mengubah nilai digital piksel menjadi radiance, reflectance, atau suhu permukaan. Ada dua metode kalibrasi yaitu menggunakan gain dan offset serta menggunakan nilai maksimum dan minimum. Metode gain dan offset mengkonversi nilai digital menjadi radiance atau reflectance menggunakan faktor skala tambah dan kali, sedangkan metode maksimum minimum menghitung radi
Laporan ini membahas kalibrasi radiometrik citra Landsat 8 menggunakan ENVI 5.1. Tahapan meliputi konversi DN ke radiance dan reflectance secara manual dan otomatis. Hasilnya, konversi ke radiance sama, sedangkan konversi ke reflectance berbeda akibat pembulatan nilai manual.
Helikopter 4 baling-baling (rancang bangun dan simulasi)Muhammad Lukmana
Tugas akhir ini membahas rancang bangun quadrotor empat baling-baling dengan tiga tujuan utama: 1) menghasilkan prototipe quadrotor, 2) menganalisis strukturnya dengan Metode Elemen Hingga, dan 3) menganalisis kestabilan serta kendalinya dengan bantuan MATLAB. Quadrotor dirancang untuk memiliki ketinggian terbang maksimum 20 meter dan waktu terbang 10 menit.
Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran analog digital converter (ADC) menggunakan multimeter analog dan digital dengan variasi arus masukan 0-5 Volt. Hasilnya menunjukkan bahwa multimeter analog lebih akurat dibandingkan multimeter digital.
Dokumen tersebut merupakan daftar kebutuhan berbagai peralatan elektronika untuk kapal yang semuanya bersifat impor karena tidak ditemukan produk dalam negeri yang sesuai spesifikasi atau dijamin oleh supplier.
Metode Koreksi Atmosfer 6SV melibatkan beberapa langkah seperti mengisi parameter geometris sensor dan target, memilih model atmosfer dan aerosol, serta menghitung dan memasukkan nilai-nilai koefisien atmosfer (xa, xb, xc) ke dalam rumus koreksi untuk setiap band citra satelit. Hasil akhir berupa citra yang telah dikoreksi atmosfer.
Laporan ini membahas proyek pembuatan aquarium pintar dengan sistem Arduino Uno yang dapat membersihkan air secara otomatis berdasarkan tingkat kekeruhan air dan memberi makan ikan secara berkala. Proyek ini menggunakan sensor LDR untuk mendeteksi tingkat cahaya, servo untuk memberi makan, dan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran.
Laporan ini membahas proyek pembuatan aquarium pintar dengan sistem Arduino Uno yang dapat membersihkan air secara otomatis berdasarkan tingkat kekeruhan air dan memberi makan ikan secara berkala. Proyek ini menggunakan sensor LDR untuk mendeteksi tingkat cahaya, servo untuk memberi makan, dan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino, kemudian ditampilkan di LCD. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino sebelum ditampilkan. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino sebelum ditampilkan. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Metode Koreksi Atmosfer 6SV melibatkan beberapa langkah seperti mengisi parameter geometris sensor dan target, memilih model atmosfer dan aerosol, serta menghitung dan memasukkan nilai-nilai koefisien atmosfer (xa, xb, xc) ke dalam rumus koreksi untuk setiap band citra satelit. Hasil akhir berupa citra yang telah dikoreksi atmosfer.
Laporan ini membahas proyek pembuatan aquarium pintar dengan sistem Arduino Uno yang dapat membersihkan air secara otomatis berdasarkan tingkat kekeruhan air dan memberi makan ikan secara berkala. Proyek ini menggunakan sensor LDR untuk mendeteksi tingkat cahaya, servo untuk memberi makan, dan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran.
Laporan ini membahas proyek pembuatan aquarium pintar dengan sistem Arduino Uno yang dapat membersihkan air secara otomatis berdasarkan tingkat kekeruhan air dan memberi makan ikan secara berkala. Proyek ini menggunakan sensor LDR untuk mendeteksi tingkat cahaya, servo untuk memberi makan, dan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino, kemudian ditampilkan di LCD. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino sebelum ditampilkan. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
Alat ini dapat memantau arus listrik menggunakan sensor ACS712 dan menampilkan hasilnya di LCD. Arus terdeteksi diubah menjadi sinyal analog dan diinput ke Arduino sebelum ditampilkan. Rangkaian ini memudahkan pemantauan arus listrik yang digunakan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. <GENERATIONTIME>2015-11-13T14:03:43.000000Z</GENERATIONTIME>
GENERATION TIME : Waktu perekaman citra pada tanggal 13 november 2015.
<BANDID>Multi</BANDID>
BANDID: menerangkan identifikasi spektral band pada citra.
“Multi” yaitu 4 band pada citra quickbird (N (Near Infrared) ; R (red) ; G (Green) ; B (Blue).
“P” yaitu spektral band pankromatik.
<NUMROWS>24505</NUMROWS>
NUMROWS : Jumlah baris pada 1 scene citra yaitu 24505
<NUMCOLUMNS>6781</NUMCOLUMNS>
NUMCOLUMNS : Jumlah kolom pada 1 scene citra yaitu 6781
<PRODUCTLEVEL>LV2A</PRODUCTLEVEL>
PRODUCTLEVEL : mengindikasikan koreksi geometrik atau radiometrik apakah sudah
dilakukan pada produk. Pada citra quickbird ini produk levelnya yaitu LV2A.
<RADIOMETRICLEVEL>Corrected</RADIOMETRICLEVEL>
RADIOMETRICLEVEL : menerangkan apakah citra sudah terkoreksi secara radiometrik.
Pada citra ini sudah dilakukan koreksi radiometric “Corrected”
<RADIOMETRICENHANCEMENT>Off</RADIOMETRICENHANCEMENT>
RADIOMETRICENHANCEMENT : menerangkan apakah citra sudah dilakukan penajaman
kontras. Pada citra quickbird ini berlum dilakukan enhancment “Off”
<BITSPERPIXEL>16</BITSPERPIXEL>
BITSPERPIXEL : jumlah bit setiap piksel dari satu scene citra. Citra quickbird ini disimpan di
dalam 16 bit.
<OUTPUTFORMAT>GeoTIFF</OUTPUTFORMAT>
OUTPUTFORMAT : format produk citra yang digunakan yaitu Geotiff
<BAND_B> ; <BAND_G> ; <BAND_R> ; <BAND_N>
BAND_B ; BAND_G ; BAND_R dan BAND_N : menerangkan spektral band blue, green, red, dan
near infrared pada citra quickbird
<ULLON>1.103522349300000e+02</ULLON> ; <ULLAT>-7.483654710000000e+00</ULLAT>
<ULHAE>2.840000000000000e+02</ULHAE>
ULLON ; ULLAT ; ULHAE : menerangkan nilai koordinat geodetik yang terletak pada bagian kiri
atas piksel pada sebuah scene.
2. URLON>1.104997077500000e+02</URLON> ; <URLAT>-7.483846780000000e+00</URLAT>
<URHAE>2.840000000000000e+02</URHAE>
URLON ; URLAT ; URHAE : menerangkan nilai koordinat geodetik yang terletak pada bagian atas
kanan piksel pada sebuah scene.
<LRLON>1.104990793700000e+02</LRLON> ; <LRLAT>-8.015798060000000e+00</LRLAT>
<LRHAE>2.840000000000000e+02</LRHAE>
LRLON ; LRLAT ; LRHAE : menerangkan nilai koordinat geodetik yang terletak pada bagian bawah
kanan piksel pada sebuah scene.
<LLLON>1.103514213400000e+02</LLLON> ; <LLLAT>-8.015592170000000e+00</LLLAT>
<LLHAE>2.840000000000000e+02</LLHAE>
LLLON ; LLLAT ; LLHAE : menerangkan nilai koordinat geodetik yang terletak pada bagian bawah
kiri piksel pada sebuah scene.
<ABSCALFACTOR>1.604120000000000e-02</ABSCALFACTOR>
ABSCALFACTOR: Nilai konversi faktor (KnTDI) yang mengkonversi nilai radian relatif di dalam sebuah
citra ke dalam radian absolut, nilai konversi terukur dalam satuan watts/m2/ster.
<EFFECTIVEBANDWIDTH>6.800000000000000e-02</EFFECTIVEBANDWIDTH>
EFFECTIVEBANDWIDTH : nilai yang perannya sama dengan abscalfactor, dimana nilai ini
dibutuhkan untuk menghitung nilai radian spektral atmosfer.
<TDILEVEL>1</TDILEVEL>
TDILEVEL : merupakan tingkatan dari time-delayed pada wahana. Nilai 1 hanya untuk citra
multispketral quickbird.
<SATID>QB02</SATID>
SATID : Merupakan nilai ID satelit yaitu QB02
<MODE>FullSwath</MODE>
MODE : merupakan mode sensor yang digunakan saat perekaman.
<SCANDIRECTION>Forward</SCANDIRECTION>
SCANDIRECTION : merupakan arah gerakan sapuan sensor saat perekaman.
<CATID>1010010011D8F500</CATID>
CATID : merupakan ID katalog DigitalGlobe untuk data raw yang digunakan pada produk citra.
<FIRSTLINETIME>2013-08-28T02:20:14.260812Z</FIRSTLINETIME>
FIRSTLINETIME :waktu sapuan untuk jalur perekaman pertama pada strip yang digunakan, yaitu pada
tanggal 28 agustus 2013 pukul 02:20:14
3. <AVGLINERATE>1.725030000000000e+03</AVGLINERATE>
AVGLINERATE : nilai rata-rata image line yang terekam setiap detik.
<EXPOSUREDURATION>5.797000000000001e-04</EXPOSUREDURATION>
EXPOSUREDURATION : durasi interval sapuan setiap jalur perekaman.
<MINCOLLECTEDROWGSD>2.356000000000000e+00</MINCOLLECTEDROWGSD>
MINCOLLECTEDROWGSD : nilai minimum pengumpulan GSD (Ground Sample Distance) dari
produk citra di sepanjang baris perekaman.
<MAXCOLLECTEDROWGSD>2.385000000000000e+00</MAXCOLLECTEDROWGSD>
MAXCOLLECTEDROWGSD : nilai maksimum pengumpulan GSD (Ground Sample Distance) dari
produk citra di sepanjang baris perekaman.
<MEANCOLLECTEDROWGSD>2.367000000000000e+00</MEANCOLLECTEDROWGSD>
MEANCOLLECTEDROWGSD : nilai rata-rata pengumpulan GSD (Ground Sample Distance) dari
produk citra di sepanjang baris perekaman.
<MINCOLLECTEDCOLGSD>2.378000000000000e+00</MINCOLLECTEDCOLGSD>
MINCOLLECTEDCOLGSD: nilai minimum pengumpulan GSD (Ground Sample Distance)dari produk
citra di sepanjang kolom perekaman.
<MAXCOLLECTEDCOLGSD>2.397000000000000e+00</MAXCOLLECTEDCOLGSD>
MAXCOLLECTEDCOLGSD : nilai maksimum pengumpulan GSD (Ground Sample Distance) dari
produk citra di sepanjang kolom perekaman.
<MEANCOLLECTEDGSD>2.376000000000000e+00</MEANCOLLECTEDGSD>
MEANCOLLECTEDCOLGSD : nilai rata-rata pengumpulan GSD (Ground Sample Distance) dari
produk citra di sepanjang kolom perekaman.
<MINSUNAZ>6.360000000000000e+01</MINSUNAZ>
MINSUNAZ : nilai minimum sudut azimuth matahari diukur dari arah utara searah jarum jam.
<MAXSUNAZ>6.420000000000000e+01</MAXSUNAZ>
MAXSUNAZ : nilai maksimum sudut azimuth matahari diukur dari arah utara searah jarum jam.
<MEANSUNAZ>6.390000000000000e+01</MEANSUNAZ>
MEANSUNAZ : nilai rata-rata sudut azimuth matahari diukur dari arah utara searah jarum jam.
<MINSUNEL>5.120000000000000e+01</MINSUNEL>
MINSUNELEV : nilai minimum elevasi sudut matahari secara horizontal
<MAXSUNEL>5.140000000000000e+01</MAXSUNEL>
MAXSUNELEV : nilai maksimum elevasi sudut matahari secara horizontal
4. <MEANSUNEL>5.130000000000000e+01</MEANSUNEL>
MEANSUNELEV : nilai rata-rata elevasi sudut matahari secara horizontal
<MINSATAZ>2.360000000000000e+01</MINSATAZ>
MINSATAZ : nilai minimum sudut azimuth satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<MAXSATAZ>1.615000000000000e+02</MAXSATAZ>
MAXSATAZ : nilai maksimum sudut azimuth satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<MEANSATAZ>7.820000000000000e+01</MEANSATAZ>
MEANSATAZ : nilai rata-rata sudut azimuth satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<MINSATEL>7.940000000000001e+01</MINSATEL>
MINSATEL : nilai minimum elevasi sudut satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<MAXSATEL>8.750000000000000e+01</MAXSATEL>
MAXSATEL : nilai maksimum elevasi sudut satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<MEANSATEL>8.450000000000000e+01</MEANSATEL>
MEANSATEL : nilai rata-rata elevasi sudut satelit yang terhubung ke center line dalam satuan derajat.
<PNIIRS>2.700000000000000e+00</PNIIRS>
PNIIRS : Nilai prediksi rata-rata kualitas citra dalam skala NIIRS dihitung menggunakan General Image
Quality Equation.
<CLOUDCOVER>2.000000000000000e-02</CLOUDCOVER>
CLOUDCOVER : nilai estimasi gangguan tutupan awan pada produk citra
<RESAMPLINGKERNEL>CC</RESAMPLINGKERNEL>
RESAMPLINGKERNEL : metode yang digunakan untuk melakukan resample citra. Yaitu menggunakan
“CC” Cubic Convolution.
<POSITIONKNOWLEDGESRC>R</POSITIONKNOWLEDGESRC>
POSITIONKNOWLEDGESRC : sumber dari posisi satelit. “R” Refined.
<ATTITUDEKNOWLEDGESRC>R</ATTITUDEKNOWLEDGESRC>
ATTITUDEKNOWLEDGESRC : sumber dari attitude satelit. “R” Refined.
<REVNUMBER>66617</REVNUMBER>
REVNUMBER : revolusi orbit pada setiap exposured, yaity 66617
<DATUMNAME>WE</DATUMNAME>
DATUMNAME : nama spesifikasi datum dari citra yang di order, citra ini menggunakan datum “WE”
WGS84
5. <SEMIMAJORAXIS>6.378137000000000e+06</SEMIMAJORAXIS>
SEMIMAJORAXIS : panjang semi major axis dari elipsoid datum dalam satuan meter.
<INVERSEFLATTENING>2.982572235630000e+02</INVERSEFLATTENING>
INVERSFLATTENING : nilai pemapatan dari datum ellipsoid (1/f).
<DATUMOFFSET>0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00
0.000000000000000e+00</DATUMOFFSET>
DATUMOFFSET : nilai offset X,Y,Z dari pusat ellipsoid referensi relatif terhadap titik origin datum
WGS84.
<MAPPROJNAME>UTM</MAPPROJNAME>
MAPPROJNAME : nama spesifikasi proyeksi peta yang digunakan pada citra, citra ini menggunakan
proyeksi UTM.
<MAPPROJCODE>1</MAPPROJCODE>
MAPPROJCODE : kode interger dari proyeksi peta yang digunakan, untuk UTM=1
<MAPZONE>49</MAPZONE>
MAPZONE : zona yang digunakan pada proyeksi UTM yaitu 49
<MAPHEMI>S</MAPHEMI>
MAPHEMI : kode yang menerangkan hemisphere yang digunakan pada proyeksi UTM yaitu “S” South
<MAPPROJPARAM>0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00
0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00
0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00
0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00 0.000000000000000e+00
0.000000000000000e+00</MAPPROJPARAM>
MAPPROJPARAM : rincian yang memperlihatkan 15 parameter yang digunakan proyeksi UTM