1. CATATAN KAKI (FOOTNOTE)
Contoh 1
Daniel Golemen mendefinisikan kecerdasan emosional (emotional intelegence) sebagai
kemampuan untuk mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (bekerja sama) dengan
orang lain.1
Kekerabatan umat manusia di seluruh dunia menyebabkan bahwa di dalam menganalisis
suatu sistem kekerabatan di dalam suatu system kekerabatan di dalam suatu masyarakat itu,
mereka memandang akan istilah-istilah itu sebagai proses-proses hubungan kemasyarakatan.2
Daniel Golemen mendefinisikan kecerdasan emosional (emotional intelegence) sebagai
kemampuan untuk mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (bekerja sama) dengan
orang lain.3
1
Daniel Golemen, Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional, terjemahan T. Hermaya
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996) hal. 411.
2
F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923) hal. 544.
3
Daniel Golemen, Op.Cit. hal. 512.
Contoh 2
Kekerabatan umat manusia di seluruh dunia menyebabkan bahwa di dalam menganalisis
suatu sistem kekerabatan di dalam suatu system kekerabatan di dalam suatu masyarakat itu,
mereka memandang akan istilah-istilah itu sebagai proses-proses hubungan kemasyarakatan.1
Daniel Golemen mendefinisikan kecerdasan emosional (emotional intelegence) sebagai
kemampuan untuk mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (bekerja sama) dengan
orang lain.2
1
F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923) hal. 544.
1
Ibid. hal. 577.
2. CATATAN KAKI (FOOTNOTE)
Catatan
1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik (karena referensi yang pertama kali).
2. Antara nama pengarang dan judul buku diberi tanda koma (pada daftar pustaka
dipergunakan tanda titik). Antara judul buku dan data publikasi tidak ada titik atau koma.
3. Tempat dan tahun terbit ditempatkan di dalam kurung. Penerbit tidak diikutsertakan.
4. Jika pengarang terdiri 2-3 orang maka semua nama pengarang ditulis, tetapi jika lebih
dari 3 orang maka hanya pengarang pertama yang disebutkan diikuti dengan dkk.
5. Pada buku terjemahan nama pengarang asli ditempatkan lebih dahulu, diberi keterangan
tentang penerjamah (terj.) setelah judul buku, dipisahkan oleh tanda koma.
Ket:
1. Ibid (Ibidem) : kutipan yang sama
2. Op. Cit. (Opere Citato): kutipan yang sama tetapi diselingi dengan kutipan lain
3. Loc. Cit (Loco Citato): sama dengan opcit tapi khusus untuk majalah atau artikel
No. Pengarang Judul Tahun Tempat Penerbit Keterangan
1 Korrie Layun Rampan Beberapa Unsur
Dominan dalam
Siti Nurbaya
1999 Majalah
Horison, 26
Maret, hal 6-8
2 Prof. Drs. Onong Uchjana
Effendy, M.A.
Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktik
1999 Bandung PT Remaja
Rosdakarya
3 a. Jakob Sumadjo
b. Saini K.M.
Apresiasi
Kesusastraan
1994 Jakarta Gramedia
4 a. Asrom
b. Gunawan
c. Slamet Samsoerizal
d. Syukur Budihardjo
Dari Narasi hingga
Argumentasi
1997 Jakarta Erlangga
5 Irwan Kelana Buku-buku tentang
Presiden
2007 Surat kabar
Republika, 17
Juni, hal.19