bullying pada siswa

1. Bullying pada
siswa
Ali Sadikin

2. Bullying
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara
sengaja dan berulang-ulang yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan. Perilaku ini
dapat berupa tindakan fisik, verbal, atau psikologis. Bullying
bisa terjadi di berbagai tempat, seperti di sekolah, tempat
kerja, lingkungan online, dan dalam interaksi sosial lainnya.
PRESENTATION TITLE 2

3. Macam-macam bullying
PRESENTATION TITLE 3
Beberapa bentuk bullying meliputi:
• Bullying Fisik: Melibatkan tindakan fisik yang menyakiti, seperti memukul,
menendang, atau mendorong.
• Bullying Verbal: Menggunakan kata-kata untuk menyakiti atau mengejek,
termasuk menghina, mengancam, atau melecehkan.
• Bullying Sosial atau Relasional: Bertujuan merusak reputasi atau hubungan
sosial seseorang, seperti menyebarkan gosip atau memisahkan seseorang dari
kelompok.
• Cyberbullying: Bullying yang dilakukan melalui media digital, seperti media
sosial, pesan teks, atau platform online lainnya.

4. Dampak Bullying bagi korban
1. Masalah Kesehatan Mental: Korban bullying sering mengalami depresi, kecemasan, dan
gangguan stres pasca-trauma. Mereka juga bisa mengalami perasaan kesepian, isolasi,
dan rendah diri.
2. Masalah Kesehatan Fisik: Stress kronis akibat bullying dapat menyebabkan sakit kepala,
sakit perut, gangguan tidur, dan masalah kesehatan fisik lainnya.
3. Pengaruh Akademik: Korban bullying seringkali mengalami penurunan prestasi akademik
karena kesulitan berkonsentrasi, ketidakhadiran di sekolah, dan hilangnya minat belajar.
4. Pengaruh Sosial: Korban bullying mungkin mengalami kesulitan dalam membangun atau
mempertahankan hubungan sosial yang sehat.
5. Perilaku Merugikan Diri Sendiri: Di beberapa kasus, korban bullying bisa melakukan
perilaku merugikan diri sendiri, termasuk pemikiran atau percobaan bunuh diri.
PRESENTATION TITLE 4

5. Dampak bagi pelaku
1. Masalah Perilaku: Pelaku bullying sering
mengembangkan masalah perilaku, termasuk agresi,
vandalisme, dan pelanggaran hukum di masa depan.
2. Masalah Hubungan: Mereka mungkin mengalami
kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang sehat
dan empati terhadap orang lain.
3. Masalah Kesehatan Mental: Pelaku bullying juga bisa
mengalami masalah kesehatan mental, seperti
kecemasan atau depresi.
PRESENTATION TITLE 5

6. Dampak sistemik
1. Lingkungan Sekolah atau Kerja: Bullying bisa menciptakan suasana ketakutan dan kecemasan yang
luas, merusak iklim dan budaya di sekolah atau tempat kerja.
2. Masalah Sosial Lebih Luas: Masyarakat yang membiarkan bullying bisa mengalami masalah sosial
lebih luas, termasuk intoleransi dan kekerasan.
PRESENTATION TITLE 6

7. Contoh kasus bullying
https://www.beautynesia.id/life/7-kasus-bullying-terkini-di-
indonesia-yang-viral-di-medsos-pelakunya-ada-yang-masih-
sd/b-280688
PRESENTATION TITLE 7

8. Pencegahan bullying
1. Kebijakan Anti-Bullying yang Jelas: Sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang
jelas, yang menjelaskan apa itu bullying, mengapa perilaku tersebut tidak dapat diterima,
dan konsekuensi bagi pelaku bullying.
2. Pendidikan dan Kesadaran: Mengadakan sesi pendidikan dan kesadaran bagi siswa,
guru, dan orang tua tentang bullying, dampaknya, dan cara mengatasinya. Ini bisa meliputi
workshop, seminar, dan materi pembelajaran di kelas.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Positif: Menciptakan lingkungan sekolah yang
mendukung dan positif, di mana semua siswa merasa aman dan dihargai. Ini termasuk
menggalakkan rasa hormat, inklusivitas, dan kerja sama.
4. Pelatihan untuk Staf dan Guru: Memberikan pelatihan kepada staf dan guru tentang cara
mengidentifikasi tanda-tanda bullying, merespons insiden bullying, dan memberikan
dukungan kepada korban.
PRESENTATION TITLE 8

9. 5. Melibatkan Siswa: Melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan
program anti-bullying. Siswa bisa menjadi advokat yang efektif dalam
mempromosikan perilaku positif dan mencegah bullying.
6. Mendukung Korban dan Pelaku: Memberikan dukungan yang sesuai kepada
korban bullying, termasuk konseling jika diperlukan. Juga penting untuk
menangani perilaku pelaku bullying dengan cara yang konstruktif, dengan fokus
pada pembelajaran dan perbaikan.
7. Komunikasi dengan Orang Tua: Memastikan bahwa ada komunikasi yang
efektif dengan orang tua tentang kebijakan sekolah, tanda-tanda bullying, dan
cara mereka dapat mendukung upaya pencegahan di rumah.
8. Pemantauan dan Evaluasi: Secara rutin memantau lingkungan sekolah untuk tanda-
tanda bullying dan mengevaluasi efektivitas program pencegahan bullying.
9. Intervensi Dini: Mengintervensi dengan cepat ketika insiden bullying terdeteksi. Respon
yang cepat dan tepat dapat mencegah eskalasi dan menunjukkan bahwa sekolah serius
dalam mengatasi masalah ini.
10. Membangun Kemitraan Komunitas: Bekerjasama dengan organisasi di luar sekolah,
seperti lembaga kesehatan mental, polisi, dan organisasi masyarakat, untuk mendukung
upaya pencegahan dan intervensi.
PRESENTATION TITLE 9

10. Thank you
alisadikin@unja.ac.id