SlideShare a Scribd company logo
i
ii
Sanksi Pelanggaran Pasal 72:
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp1.000.000 (setujuta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait
sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
iii
Indonesia Book Project
2019
Penulis:
Handoko F Zainsam
Editor:
- Tri Widodo, S.SOS, M.H
- Auroyo Ahmad
iv
Hak pengarang dan penerbit dilindungi oleh undang-undang, dilarang
mengutip dan memperbanyak tanpa seizin penerbit, sebagian atau
seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, photoprint, microfilm,
dan sebagainya.
IBP (Indonesia Book Project)
Jln. Kelapa Hijau 23B
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp: (021) 2271 2799
e-mail: penerbitibp@gmail.com
Perpustakaan Nasional Indonesia; Katalog dalam Terbitan (KDT)
Handoko F Zainsam
LSU: Jejak Sewindu memotret Indonesia dari Udara, editor:, Ti Widodo, Auroyo
Ahmad, -Jakarta. Indonesia Book Project, 2019
132 hal ; 21 cm
ISBN 978-623-7102-04-5
I. Sejarah, LAPAN 			 II. Judul
Judul: LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari udara--Gunung Kan Kudaki,
Lautan Ku Seberangi
Penulis: Handoko F. Zainsam
Pendukung :
- Auroyo Ahmad
- Shiny.ane El’poesya
Editor:
- Tri Widodo, S.SOS, M.H
- Auroyo Ahmad
Perancang Sampul dan Penata Letak: @Phi Studio
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Cetakan 1: Juli 2019
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Indonesia Book Project / Media Kita Group
anggota IKAPI, 2008
iv
xv
Ucapan Terimakasih					v
Pengantar Kepala Pustekbang LAPAN			 vii
Pengantar Editor					ix
Pengantar Penerbit					xi
Catatan Penulis						xiii
Daftar Isi						 xv
DAFTAR ISI
xv
Menyongsong Era Pesawat Tanpa Awak			 1
- 	 Riwayat UAV LAPAN: Pesawat Model
	 R/C XT-400					 3
- 	 Mengembalikan Kejayaan Pesawat
	 UAV Indonesia					 6
xvi
BAGIAN SATU:
Romantika Awal Rancang Bangun
Pesawat Tanpa Awak LAPAN				 12
- 	 Kerjasama dengan Berbagai Instansi
	 Pemerintah					 19
- 	 Optimasi LSU untuk Pembuatan Peta Desa	 27
-	 Pemotretan Muara Angke				 29
-	 Pemotretan Danau Maninjau,
	 Kabupaten Agam					 33
xvi
BAGIAN KEDUA:
Terbang Menembus Batas				39
- 	 Memecahkan Rekor Muri tahun 2013		 42
- 	 Pemantauan Potensi Kebakaran Lahan
	 dan Hutan di Banyuasin				 50
- 	 Pengujian Sistem Kontrol Pesawat
	 Tanpa Awak					 55
xvii
-	 Perancangan dan Pengujian Gimbal LSU-02	 64
-	 Pengujian Launcher dan Parasut Sistem
	 Recovery						 75
-	 Operasi Pemotretan Danau Maninjau
	 dan Bukit Sakura					 79
- 	 Kerjasama dengan Kementerian Kelautan
	 dan Perikanan					 84
xvii
BAGIAN KETIGA:
Optimasi Pengambangan Pesawat Tanpa Awak		 87
-	 Kembali Memecahkan Rekor Muri 2015		 88
-	 Spesifikasi Teknis Pesawat LSU-03			 97
-	 Prototype LSU-03					 102
-	 Sistem Avionik Pesawat LSU-03 NG
	 (New Generation)				 103
BAGIAN KEEMPAT:
Rancang Bangun Pesawat LSU 05			 109
xviii
BAGIAN KELIMA:
Optimisme Pustekbang LAPAN dalam Rancang
Bangun Pesawat Tanpa Awak	
(Catatan Penutup)					 118
Daftar Nara Sumber dan Daftar Sumber
Acuan Utama						 124
Daftar Pustaka						 128
Tentang Penulis						 130
xviii
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
1
Handoko F Zainsam |
P
ada awal sejarah-
nya, pesawat tanpa
awak ini dipakai
dalam militer sebagai
sasaran tembak (drone
target). Namun dalam
perkembangannya, pesawat
tanpa awak ini kemudian
memiliki bentuk, ukuran,
konfigurasi dan karakter
yang bervariasi, rumit dan
kompleks.
Pesawat tanpa awak
atau yang dikenal orang
awamsebagaidronemenjadi
populer berkat banyaknya
Menyongsong Era
Pesawat Tanpa Awak
Pesawat tanpa awak
atau Unmanned Aerial
Vehicle (UAV) adalah
perangkat mesin yang
menggunakan hukum
aerodinamika untuk
mengangkat dirinya
bergerak (terbang) di
udara, baik dengan
menggunakan kendali
jarak jauh (remote
control) maupun
menggunakan sistem
kendali otomatis yang
mampu mengendalikan
dirinya sendiri (auto pilot).
1
Handoko F Zainsam |
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
2 | Handoko F Zainsam
foto maupun video footage dalam berbagai karya sinematik
yang menakjubkan. Dalam dunia militer, pesawat tanpa awak
ini kemudian lebih dikenal sebagai UAV atau Unmanned
Aerial Vehicle yang dikendalikan dari suatu pangkalan untuk
melaksanakan misi tertentu dengan teknologi canggih yang
terpasang di badan pesawat.
Awalnya istilah ‘drone’ hanya digunakan untuk
menyebut sebuah simulasi target dalam latihan menembak
yang bergerak di udara (air moving targets) baik dari darat
ke udara (ground to air) maupun dari udara ke udara (air to
air). Pada perkembangannya, beberapa kalangan menyebut
pesawat tanpa awak ini dengan sebutan UAS (Unmanned
Aircraft System). Selanjutnya muncul beberapa terminologi
dengan pengertian yang sama di antaranya UAV (Unmanned
Aerial Vehicle), RPV (Remotely Piloted Aerial Vehicle) dan
RPAS (Remotely Piloted Aircraft System).
Apapun istilah yang digunakan, pengertian dasar
UAV (Unmanned Aerial Vehicle) adalah sebuah perangkat
aerodinamis yang mampu terbang sendiri tanpa awak dengan
pengendalian jarak jauh. Pesawat tanpa awak (UAV) dapat
digunakan berulang kali dan mampu membawa berbagai
muatan, antara lain kamera, radio, senjata dan alat pengintai.
Beberapa negara dan organisasi membuat semacam
penggolongan untuk membedakan pesawat model tanpa
awak (UAV) dengan drone, dengan salah satu acuan yang
digunakan adalah ukuran dan beratnya.
Di Indonesia, pengembangan rancang bangun
pesawat tanpa awak ini juga dilakukan oleh Pusat Teknologi
Penerbangan / Pustekbang LAPAN yang telah melakukan
penelitian dan pengembangan UAV untuk tujuan surveillance.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
7
Handoko F Zainsam |
Terapan, kita sudah ancang-
ancang memikirkan penerbangan,”
lanjutnya.
Menurut Gunawan, pertama
kali Pusterapan berubah menjadi
Pustekbang memang sangat
berbeda, baik dari kompetensi
maupun risetnya. “Kita tidak
tahu apa-apa soal teknologi
penerbangan. Untuk mempercepat
itu, Bu Kapus, Rika Andiarti saat
itu memberikan ide untuk mencari
UAV yang sudah ada. Kita keliling-
keliling akhirnya bertemu dengan Pak Jaka Prahasta di
Bandung yang hobi membuat UAV. Di sana kita memulai
melakukan reverse engineering yang artinya barangnya dibawa
terlebih dahulu, kemudian kita pelajari.”
Hal senada juga disampaikan Kepala LAPAN saat itu,
Bambang Tedjasukmana yang mengatakan akan mencari
ikon baru untuk Pustekbang. Bambang Tedja juga tidak
mempermasalahkan jika membeli terlebih dahulu untuk
selanjutnya dipelajari dan dikuasai. Pada tahun 2011, begitu
berdiri sebagai Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang),
dua bidang tersebut pelan-pelan sudah mulai berjalan.
“Harus diakui, awalnya memang terjadi perdebatan,
apakah akan konsentrasi di pesawat berpenumpang saja,
namun pesawat tanpa penumpang juga tak kalah penting.
Waktu itu pesawat tanpa awak belum begitu terkenal,”
tutur Ari Sugeng, Peneliti yang sedari awal berkhidmat di
pengembangan pesawat nirawak.
Gunawan Setyo Prabowo
Kepala Pusat Teknologi
Penerbangan
Jejak Sewindu LSU
7
Handoko F Zainsam |
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
8 | Handoko F Zainsam
Dengan kajian mendalam, akhirnya diputuskan
bahwa pesawat tanpa awak tetap dikerjakan beriringan
dengan pesawat berawak (penumpang). “Untuk pesawat
tanpa penumpang, kita mengawalinya dengan menggandeng
Aero Terrascan dan beberapa pihak lainnya. Untuk pesawat
berpenumpang kita menggandeng PT Dirgantara Indonesia,”
ungkap Ari Sugeng. “Kita berkerja sama dengan pihak swasta
tersebut, walaupun kita hanya menyaksikan dan mempelajari
sistem kontrol dan cara mengendalikan UAV itu seperti apa.”
Ia menambahkan, pada awalnya banyak peneliti
Pustekbang masih buta dengan sistem kontrol. Apa saja
sistem kontrol itu? Apa saja software dan hardware yang
digunakan? dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Namun,
dengan membawa semangat untuk terus maju, Pustekbang
terus mencari tahu hingga mampu berdiri sendiri dengan
membeli sistem kontrol dan menggunakannya. Ari Sugeng
mengungkapkan, “Kita bahkan sampai mencari informasi
tentang sistem kontrol dan cara mengendalikan UAV
itu melalui portal open source. Begitu dapat, langsung
dipraktikkan. Selain itu, kita juga mengambil kursus untuk
menambah pengetahuan tentang pembuatan UAV.”
Setelah memahami beberapa hal secara garis besar,
LAPANkemudianmengirimbeberapapenelitidanperekayasa
Pustekbang untuk melakukan pendalaman dengan menjalani
kursus di Aero Terrascan sekitar satu bulan. Setelah menjalani
program kursus tersebut, para peneliti kemudian melakukan
pengembangan sendiri.
“Saat itu, kita masih melakukan penjajakan dan
ternyata bisa beli. Di sanalah kita mulai bersentuhan dengan
pesawat tanpa awak, yakni dengan munculnya LSU 02 yang
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
9
Handoko F Zainsam |
diberi nama Zen-1, kemudian berlanjut dengan Zen-2.
Generasi ke-2 inilah yang ditempeli kotak hitam auto pilot
milik seseorang bernama Pak Dian. Jadi pesawatnya dari Pak
Jaka dan autopilotnya dari Pak Dian. Kita menggabungkan
keduanya,” tutur Ari Sugeng. “Nama Zen diambil dari nama
salah seorang putra Pak Jaka Prahasta. Karena kita beli di Pak
Jaka, harus ada namanya. Itu UAV pertama yang kita beli, kita
adakan, dan kita terbangkan di landasan rumput. Waktu itu
keadaannya masih belum bagus seperti sekarang,” lanjutnya.
Menurutnya, ujicoba pertama memang sudah bisa
terbang,tapimasihmanual.Pilotyangmenerbangkannyajuga
masih Jaka Prahasta. Sementara, tim Pustekbang melakukan
ujicobanya hanya dengan taxi-taxi (jalan-jalan) saja,
pasalnya Pustekbang belum memiliki pilot. Dari peristiwa
itu, akhirnya pesawat tersebut dibeli sehingga statusnya sah
Ari Sugeng dan Tim sedang melakukan uji terbang pesawat LSU.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
10 | Handoko F Zainsam
milik Pustekbang, dan diberi nama LSU. Proses pengenalan
dan memperdalam selanjutnya adalah melakukan pelatihan
ke Bandung. Sementara di sisi lain, tim LSU juga terus
melakukan pengembangan autopilot.
Setelah sukses di UAV pertama, UAV kedua muncul
setelah pemotretan Merapi pertama tahun 2012. Di masa
inilah masuk LSU 01 jenis Skywalker 1680 yang dipakai
untuk melakukan pemotretan gunung Merapi untuk pertama
kali. Hasil pemotretan LSU 01 ini sudah dilakukan secara
mandiri dan berhasil masuk ke media massa (koran). Proses
pemotretan dilakukan oleh Pustekbang dengan publikasi
yang di-blow up oleh Universitas Gajah Mada. Pemotretan
dilakukan saat pagi, dan sorenya semua udah masuk koran.
Bahkan, saat beritanya sudah tayang di media cetak, tim
Pustekbang masih berada di lapangan. Inilah mula lahirnya
LSU 01.
Sementara pustekbang terus melakukan penelitian,
banyak sekali informasi, kajian, dan ujicoba yang dilakukan
untuk terus melakukan pendalaman tentang teknologi dan
pembuatan pesawat tanpa awak ini. Dari kajian tersebut,
lahirlah LSU 03 yang mulai dikembangkan pada bulan
November tahun 2015. Pesawat LSU 03 ini yang akhirnya
mendapatkan pengakuan dengan memperoleh rekor Muri
dengan spesifikasi terbang jauh.
Ada kejadian menarik saat hendak mencacatkan ke
rekor Muri. Saat semua tim Muri sudah datang, pesawat gagal
menjalankan misi dan jatuh di sawah. Aristio, salah satu tim
yang terlibat dalam kegiatan tersebut meminta Ari Sugeng
untuk menuliskan nomer telepon selulernya di pesawat.
Maksud Aristio, jika terjadi sesuatu pada pesawat, akan lebih
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
15
Handoko F Zainsam |
Tahun 2011 merupakan masa transisi bagi
LAPAN untuk memulai melakukan penelitian
teknologi pesawat terbang, dimulai dengan
penelitian pesawat tanpa awak atau yang
disebut UAV (Unmannned Aerial Vehicle).
BAGIAN SATU
Romantika Awal Rancang
Bangun Pesawat Tanpa Awak
LAPAN
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
16 | Handoko F Zainsam
P
royek penelitian dan
pengembangan teknologi
pesawat tanpa awak ini
dinamakan LSU (LAPAN Surveillance
UAV). Langkah pertama yang dilakukan
LAPAN adalah mendatangkan pesawat
tanpa awak dari Amerika Serikat.
Pesawat tanpa awak pertama yang
dikembangkan LAPAN ini kemudian
dinamai Surveillance UAV-01 X (LSU-01
X) yang bisa disebut sebagai tonggak
bangkitnya teknologi penerbangan di
LAPAN.
16 | Handoko F Zainsam
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
35
Handoko F Zainsam |
Sugeng Budiyanta, M. Eng. menyampaikan tentang program
program LAPAN yang terkait dengan teknologi penerbangan.
Selain itu, pihak LAPAN juga menunjukkan hasil-hasil yang
telah dicapai dalam penelian UAV di Pustekbang dengan
menunjukkan contoh hasil pemotretan di dua tempat sekitar
kantor Bupati Agam dan Danau Maninjau.
Tindak lanjut dari hasil sosialisasi LAPAN di
kabupaten Agam adalah kesepakatan untuk melakukan
pemotretan karamba di danau Maninjau menggunakan
LSU. Pemotretan karamba-karamba ini penting dilakukan
Sosialisasi dan presentasihasil litbang LAPAN di Kantor Bupati Agam.
Hasil pemotretan di Danau Maninjau dan hasil pemotretan daerah
Kantor Kabupaten Agam.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
36 | Handoko F Zainsam
karena akan dilakukan pemetaan keramba serta mendata
siapa pemiliknya. Dengan pemetaan dan pendataan ini, jika
ada permasalahan dengan karamba yang rusak atau tidak
diurus lagi, dapat dilakukan peneguran kepada pemiliknya.
Sebagaimana diketahui, kondisi karamba yang rusak, apalagi
dengan banyak ikan mati di dalamnya dapat meracuni ikan-
ikan sehat yang berada di karamba yang lain.
Survei dilakukan pada hari Kamis dan Jumat 28 dan
29 Juni 2018. Survei ini mencari tempat yang memungkinkan
untuk lepas landas dan pendaratan LSU-02 dan LSU-01.
Jika ditemukan tempat yang cocok untuk lepas landas dan
pendaratan LSU-02 maka akan digunakan pemotretan
menggunakan LSU-02. Keuntungan menggunakan LSU-02
adalah jangkauan terbang yang cukup jauh, sehingga untuk
memotret karamba danau Maninjau cukup dengan sekali
terbang. Sedangkan jika menggunakan LSU-01 memerlukan
terbang puluhan kali, dan hanya menggunakan kamera 12
megapixel.
Tempat-tempat yang memungkinkan untuk lepas
landas pendaratan adalah jalan raya yang tidak banyak
pohon dikanan kirinya atau lapangan yang tidak ada pohon
tinggi atau bangunan disekitarnya. Sebelum dilakukan
Perbesaran hasil pemotretan daerah tepi Danau Maninjau dan
Perbesaran hasil pemotretan daerah Kantor Bupati Agam.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
39
Handoko F Zainsam |
Pencapaian LAPAN dalam
rancang bangun pesawat
tanpa awak selanjutnya adalah
pengembangan LSU-02, sebuah
UAV yang air frame-nya secara
umum mencontoh LSU-01.
BAGIAN DUA
Terbang Menembus
Batas
39
Handoko F Zainsam |
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
40 | Handoko F Zainsam
P
esawattanpaawakyang100%dibuatoleh
Pustekbang LAPAN ini telah mengalami
beberapa kemajuan dalam bidang
avionik, yaitu terbang secara autonomous
dengan dilengkapi muatan kamera dan video
yang berfungsi untuk merekam kegiatan
surveillance. Optimasi yang sudah dilakukan
pada LSU-02 antara lain sistem pendaratan
dengan jaring, sistem auto lepas landas dan
pendaratan,danoptimasiautocapturekamera.
Pemanfaatan LSU-02 antara lain
pemantauan penembakan pada latihan
gabungan uji coba senjata strategis dengan
TNI AL pada tanggal 2 hingga 9 Mei 2013 di
Laut Jawa sekitar Pulau Bawean. Selain uji
coba pendaratan dan lepas landas dilakukan di
atas kapal perang KRI, LSU-02 juga melakukan
LSU – 02 (LAPAN Surveillance UAV – 02)
40 | Handoko F Zainsam
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
49
Handoko F Zainsam |
tidak terlalu lama terbang. Dari data posisi awal dan posisi
akhir rencana lintasan pesawat maka dapat dilihat bahwa
posisi tengah ada di teluk Subreng pantai Munjungan. Survey
lokasi lepas landas pendaratan dilakukan pada tanggal 9 april
2016 , yaitu setelah melakukan pemotretan di Pacitan. Lepas
landas pendaratan dapat dilakukan di pantai Munjungan
tetapi harus dibantu dengan papan triplek atau GRC.
Hasil pemotretan garis pantai tahap I dan tahap II
berupa foto-foto dengan format JPEG dengan ukuran 24
mega pixel.
Hasil Foto Tahap I.
Hasil Foto Tahap II.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
50 | Handoko F Zainsam
Pemantauan Potensi Kebakaran Lahan dan Hutan
di Banyuasin
Selain pemantauan dan pemotretan yang dilakukan
pada garis pantai Parangtritis Yogyakarta, pada tahun 2016 ini
juga dilakukan pemantauan di Banyuasin Palembang dengan
memanfaatkan LSU-02. Pemotretan ini bekerjasama dengan
KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
untuk melakukan pemantauan potensi kebakaran hutan.
Propinsi Sumatra Selatan bekerjasama dengan KLHK,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
dan GIZ untuk mengembangkan sistem pemantauan dan
pelaporan kebakaran hutan dan lahan melalui inovasi
teknologi tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Sebagai langkah awal telah dilakukan uji terbang UAV di
TIM LAPAN dan BIG Foto bersama setelah pemotretan tahap.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
57
Handoko F Zainsam |
Secarakeseluruhantelahmenghasilnyanilaioptimasi
yang lebih baik.
(c) Pengujian Sistem autopilot Panda II yang adalah
suatu sistem kontrol UAV yang diproduksi oleh Cina
dan memenuhi semua standar regulasi yang berlaku
di Republik Rakyat Cina (RRC). Sistem kontrol ini
terdiri dari perangkat keras onboard dan perangkat
lunak GCS. Onboard terdiri dari modul Panda
II Autopilot, GPS, Power Management, Airspeed
Meter, Remote Adapter, Radio, Cables, dan lain
sebagainya. Sedangkan pada software GCS dapat
dilakukan setting mengenai flight Waypoint, flight
altitude, flight speed, equidistance or timing taking
photo, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan
kontrol untuk auto circling, return to home (RTH),
auto lepas landas and pendaratan. Dengan GCS ini
Tampilan GCS Pixhawk.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
58 | Handoko F Zainsam
dapat juga dilakukan secara riil time perubahan
lintasan terbang.
Perangkat keras Onboard Panda II.
Tampilan GCS.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
61
Handoko F Zainsam |
respon pada gangguan pitch. Pada gangguan pitch UAV
merespon gangguan dengan mencapai kestabilan dalam 7
detik.
Pada saat terbang mode stabil juga dilakukan
pengamatan terhadap kondisi heading. Dari gambar grafik
3.1.8 terlihat kondisi heading UAV saat cruise dan belok.
Pada saat cruise UAV menunjukkan kestabilan yang baik,
berosilasi dengan simpangan maksimum kurang lebih 3
derajat. Sedangkan saat berbelok UAV secara umum tidak
terjadi perubahan sudut heading secara mendadak atau dapat
dikatakan smooth.
PID Control		P		I		D
Turn Ctrl		60		20		60
Altitude Ctrl		50		10		50
Throttle Ctrl		50		10		50
Head Stability		50		10		50
Pitch Stability		50		20		50
Roll Stability		50		20		50
Nilai Default PID Panda.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
62 | Handoko F Zainsam
Setting stability gain saat UAV terbang stabil.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
63
Handoko F Zainsam |
Setting stability gain saat UAV terbang stabil. Setelah
dicapai kestabilan pada mode terbang stabil, maka dilanjutkan
dengan pengaturan PID pada mode terbang autonomous.
Prinsip pengaturan PID pada terbang autonomous adalah
dengan mengamati perilaku terbang UAV pada Roll, Pitch,
Yaw dan Throttle. Jika UAV terbang dengan kondisi Roll,
Pitch, Yaw dan Throttle berosilasi dengan frekuensi rendah
maka nilai P dan D dinaikkan dari nilai default-nya. Jika
berosilasi dengan frekuensi tinggi maka nilai I diturunkan
dari nilai default-nya.
Dari grafik secara umum terlihat UAV menunjukkan
kestabilan yang baik saat terbang autonomous. Sedangkan
gambar 3.1.15 menunjukkan lintasa terbang pada layar GCS
dengan mode terban autonomous. UAV telah dapat mengikuti
way point dengan baik.
Nilai PID mode terbang autonomous
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
64 | Handoko F Zainsam
Perancangan dan Pengujian Gimbal LSU-02
Gimbal dirancang sesuai dengan luas ruang yang
tersedai dalam ruang muatan LSU-02. Luas ruangan yang
Grafik beberapa parameter saat terbang autonomous.
Tampilan GCS hasil terbang autonomous.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
67
Handoko F Zainsam |
kamera diperintah Pitchhawk untuk mengambil gambar
maka pitchhawk juga menyimpan data posisi, roll, pitch dan
yaw. Dengan data di atas, gimbal siap dilakukan uji terbang.
Uji terbang ini dilaksanakan di landas pacu Rumpin. Secara
umumRolldanPitchmenunjukkangejalasimpanganmengecil
saat UAV cruise, namun simpangan saat pengambilan gambar
masih cukup besar, lebih dari ± 3 derajat.
Dari hasil analisis uji terbang yang pertama,
didapatkan bahwa getaran mesin dan pemasangan CG
Lintasan pengujian gimbal di landas pacu Rumpin.
Hasil pengujian di Landas pacu Rumpin dan Sudut Roll dan Pitch.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
68 | Handoko F Zainsam
kamera berpengaruh terhadap kestabilan sudut pengambilan
gambar dari kamera. Untuk itu sebelum diterbangkan
kembali perlu dilakukan uji pengaruh getaran mesin terhadap
kinerja gimbal. Mesin dinyalakan kemudian diukur sudut
penyimpangan gimbal kamera pada berbagai kecepatan
mesin. Kecepatan mesin dimonitor pada skala PWM remote
control. Kecepatan mesin dinaikkan dari PWM 1000 sampai
dengan 1400. Terlihat bahwa pengukuran sudut gimbal naik
maksimum sampai 1150 PWM dan mengecil pada 1300
PWM ke atas.
Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM dinaikkan dari
1000 ke 1150.
Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM 1150.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
69
Handoko F Zainsam |
Dari grafik terlihat bahwa kestabilan pitch lebih baik
dari pada roll. Hal ini diduga karena CG roll kurang baik
dibanding dengan CG pitch. Untuk itu dilakukan perubahan
lengan pada gimbal sehingga CG roll dapat diatur lebih baik.
Setelah CG roll diperbaiki dilakukan uji terbang yang kedua.
Uji terbang gimbal yang kedua dilakukan pada tanggal
3 Oktober 2017 di tempat yang sama dengan uji gimbal yang
pertama di Landas pacu Rumpin. Pesawat diterbangkan pada
ketinggian 500 m dari permukaan tanah. Lintasan sama
dengan pengujian sebelumnya. Karena pengujian dilakukan
di Rumpin, maka untuk alasan keamanan, lintasan cruise
UAV tidak dapat dibuat panjang atau hanya sekitar 1,5 km.
Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM dinaikkan dari
1150 ke 1300 dan Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal
PWM 1300.
Hasil pengujian gimbal LSu-02 dan Posisi Roll dan Pitch dari Gimbal
saat diterbangkan.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
70 | Handoko F Zainsam
Jika pada grafik yaw terlihat sudutnya konstan maka
UAV sedang cruise. Tapi jika sudut yaw nya tidak konstan
maka UAV sedang dalam kondisi berbelok. Pada saat cruise,
gimbal cenderung dalam kondisi mendatar atau pengambilan
gambar cenderung dengan sudut yang relatif kecil. Hal ini
dapat dilihat pada kondisi roll dan pitch dari kamera. Bahkan
data ke 25 sampai dengan ke 30 kondisi roll dan pitch kurang
dari 3 derajat. Dari grafik juga terlihat bahwa kestabilan roll
lebih baik dari pada kestabilan pitchnya.
Uji terbang ketiga dilakukan di Pameungpeuk pada
tanggal 12 sampai dengan 14 Desember 2017. Pengujian ini
difokuskan pada pengujian gimbal dengan kamera A6000
pada LSU-02. Pada pengujian sebelumnya, UAV diterbangkan
dari landas pacu Rumpin dengan lintasan terbang kurang dari
2 km. Dengan lintasan pendek maka gimbal belum sempat
menyesuaikan diri, UAV sudah berbelok kembali. Hal ini
dapat dilihat pada data pengujian sebelum ini.
Lintasan terbang LSU-02 di Pameungpeuk.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
73
Handoko F Zainsam |
sebelumnya. Dari hasil pengujian, getaran gimbal satu sumbu
yang diamati menggunakan kameran relatif menunjukkan
penurunan getaran. Hal ini dimungkinkan karena frekwensi
diri dari sistem berubah menjauhi frekwensi getaran mesin,
sehingga getarannya relatif menurun dari sebelumnya. Data
posisi roll dan pitch kamera saat cruise yang direkam pixhawk
saat mengambil gambar menunjukkan osilasi sekitar ±1
derajat.
Hal ini sudah cukup baik karena yang dipersyaratkan
oleh NSPK ± 3 derajat. Namun demikian dari grafik masih
terlihat adanya offset data sebesar kurang lebih 4 derajat pada
roll dan 2 derajat untuk pitch. Sementara saat pengambilan
datafotoyangpertama,saatUAVsebelumlepaslandasdimana
pesawat pada posisi level adalah 0,49 derajat pada arah roll,
-0,39 derajat pada arah pitch. Sehingga dapat disimpulkan,
saat cruise terjadi pergeseran atau offset arah gimbal beberapa
derajat. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan upaya
pengecekan dan pembenahan agar mounting kamera pada
Grafik Roll dan Pitch pesawat saat cruise (hari kedua}.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
74 | Handoko F Zainsam
gimbal tepat pada posisi CG.
Selainmelakukanujigimbal,kegiatandiPameumpeuk
juga diisi dengan pengujian UAV Skyhunter. Pesawat ini diuji
untuk terbang setinggi 3.200 meter. Pengujian ini dilakukan
untuk kepentingan pemotretan gunung berapi yang sedang
aktif di Indonesia. Pesawat Skyhunter membawa baterai
12.000 mAH dan kamera berukuran kecil Brica BPro. Pesawat
sukses menjalankan misinya terbang hingga ketinggian 3.200
m dan pendaratan dengan selamat.
Pesawat lepas landas pada pukul 09.50 wib terbang
menuju ketinggian 3200 m kemudian turun loiter pada
ketinggian ±150 meter pada pukul 09.14 wib. Kondisi baterai
saat lepas landas 16,8 Volt dan saat loiter 15,48 Volt. Kemudian
dilanjutkan loiter sampai pukul 10.25 wib dan dilakukan
pendaratan. Kondisi baterai setelah pendaratan adalah 15,2
Volt.
Hasil pengujian gimbal hari kedua.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
81
Handoko F Zainsam |
mengenai jumlah karamba, ukuran, jenis, kondisi karamba
dan lain-lain.
Selain melakukan pemotretan karamba di danau
Maninjau, pejabat Pemkab. Agam juga minta dilakukan
pemotretan bukit Sakura yang berada di sebelah timur laut
danauManinjau.Pemotretaninidilakukanuntukkepentingan
penataan lingkungan bukit Sakura dan sekitarnya.
Operasi pemotretan danau Maninjau dengan LSU-02.
Hasil mosaik bukit Sakura.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
82 | Handoko F Zainsam
Kegiatan ini juga diisi dengan presentasi mengenai
hasil citra satelit yang diambil pada bulan Oktober 2017 dan
Februari 2018.
Pengujian Launcher dan Parasut Sistem Recovery
Sampai saat ini upaya untuk mengoperasikan LSU di
laut terus dilakukan dengan melakukan pengujian launcher
dan sistem recovery di Pameungpeuk. Pada tahun 2017,
Pustekbang melakukan penelitian dan pengujian sistem
launcher dan recovery dengan parasut untuk lepas landas dan
pendaratan di laut.
Spesifikasi Launcher LSU-02
Panjang Launcher				: 2 meter
Massa LSU-02					: 12 kg
Massa Cradle					: 7,5 kg
Stiffness tali bangee				 : 532 N/m
Panjang tali bungee tanpa tarikan 		 : 2,4 m
Panjang tali bungee sampai ujung Launcher	 : 2,75
Panjang tali bungee sampai pangkal Launcher : 4,75
Besar gaya tali bungee ditarik sampai ujung launcher	: 470 m
Thrust Engine					: 48,9 N
Koefisien gesekan kinetis Cradle		 : 0,096
Hasil pemotertan di danau Maninjau.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
87
Handoko F Zainsam |
BAGIAN KETIGA
Optimasi Pengembangan
Pesawat Tanpa Awak
Pada tahun anggaran 2014
pengembangan LSU-03 difokuskan
pada pemecahan rekor Muri atas nama
Pustekbang LAPAN. Pada tanggal 2 Juni
2013 LAPAN telah berhasil mencatatkan
rekor Muri dalam kategori ‘Pesawat
Tanpa Awak Terbang dengan Jarak
Terjauh’, dengan total lintasan sejauh
200 km dari Pameungpeuk menuju
Pangandaran bolak balik.
87
Handoko F Zainsam |
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
88 | Handoko F Zainsam
Kembali Pemecahan Rekor MURI
P
ada tanggal 19 Nopember LSU-03 mencoba
melakukan pemecahan rekor Muri tersebut
dengan terbang sejauh 300 km bolak balik
dari Pameungpeuk menuju Pelabuhan Ratu.
Pada acara ini Pustekbang belum berhasil
memecahkan rekor tersebut. LSU-3 melakukan
pendaratan darurat di sawah setelah terbang
sejauh 95.6 km karena kerusakan mesin. Namun
demikian banyak pengalaman didapat dari hasil
usaha pemecahan rekor Muri ini. Pada tahun
2015 Pustekbang bertekad untuk mencoba
memecahkan rekor Muri kembali.
Pesawat LSU 03
88 | Handoko F Zainsam
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
89
Handoko F Zainsam |
Pada tanggal 19 Nopember 2015 Pustekbang LAPAN
berusaha untuk memecahkan rekor tersebut dengan
Persiapan pemecahan rekor Muri 2015.
Perencanaan terbang LSU-03 untuk memecahkan rekor Muri dan posisi
pendaratan darurat LSU 03.
Posisi pendaratan darurat LSU 03.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
90 | Handoko F Zainsam
Persiapan penerbangan LSU 03 dalam rangka pemecahan rekor Muri
2015.
Lokasi ujiterbang LSU 03 dalam rangka pemecahan rekor Muri 2015.
Tim LSU 03 dan hasil pemantauan Gunung Merapi.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
93
Handoko F Zainsam |
WIB pengamat menyaksikan kedatangan UAV, namun
karena di lokasi menunggu terdapat banyak awan maka
UAV hanya tampak sebentar dan tidak sempat diabadikan.
Walau demikian, seluruh dokumentasi lintas terbang ternyata
terekam dengan baik setelah UAV pendaratan karena kamera
berfungsi optimal.
Perencanaan terbang 340 km Pameungpeuk – Cilacap pulang pergi.
LSU-03 saat lepas landas pada pukul 6:20 wib.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
94 | Handoko F Zainsam
LSU 03 saat pendaratan pada pukul 9:59 WIB di Pameungpeuk.
Bukti UAV sampai tujuan di Cilacap.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
95
Handoko F Zainsam |
Lintasan UAV berdasar GPS kamera onboard.
Suasana kegembiraan setelah UAV pendaratan.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
96 | Handoko F Zainsam
Selain pemecahan rekor muri tersebut, sebagaimana
sempat disinggung dalam LSU 02, 2015, LSU 03 ini juga
dioptimasikan dalam program uji terbang Sistem Avionik.
Uji terbang ini dilakukan di Balai Pengujian dan Produksi,
LAPAN Pamengpeuk.
Data yang disajikan pada laporan ini menggunakan
data salah satu varian LSU-03 hasil kerjasama dengan PT.
M3. Misi pengujian ini untuk mengetahui sistem airframe,
tanki bahan bakar (fuel tank) dan memahami karakteristik
dinamik Terbang LSU-03. Dinamika Terbang yang akan
diketahui adalah perilaku (attitude) meliputi pitch, roll, yaw;
ketinggian (altitude), lintasan terbang (mission profile) dalam
mode manual, stabil dan autopilot.
Menerima piagam penghargaan dari Muri.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
97
Handoko F Zainsam |
Spesifikasi Teknis LSU-03
Parameter Value
MTOW 30 kg
Empty Weight with engine and
servo package (excl fuel and
payload) 20 kg
Payload Capacity 5 kg
Fuel Capacity 5 kg
Wing Span 3.5 m
Length 2.53 m
Wing Area 1.27 m2
Powerplant 4 hp
Max Payload 10 kg
Lepas landas method Runway,Catapult
Launcher(optional)
LSU-03 fiber glass.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
98 | Handoko F Zainsam
Mission Profile (misi lintasan terbang) pesawat secara
umum terdiri dari beberapa fase: start up (fase mulai) di
bandara asal (origin), taxi out (keluar) ke runway (landasan
pacu), lepas landas, climb (naik), cruise (terbang level) ke
bandara tujuan, descent(turun), hold (loiter) terbang mutar
menunggu antrian dan izin ATC untuk mendarat, approach
ke bandara tujuan, pendaratan dan taxi in ke hanggar/
penurunan penumpang (destination), terakhir shutdown.
Tangki Bahan bakar LSU-03 fibre glass.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
99
Handoko F Zainsam |
SedangkanpadaLSU-03inilandasanasaldanlandasan
tujuan sama. Lintasan misi terbang dibuat di software Mission
Planner[6]
di laptop GCS (Ground Control Station). Home
merupakan titik lepas landas dan pendaratan. Altitude diset
default di 150 m (ketinggian relatif gps).
Setelah waypoints ditanamkan ke sistem embedded
autopilot APM 2.6 kemudian dilakukan misi terbang. Misi
terbang dilakukan beberapa kali, terbang pertama mode
terbang manual dari pukul 07.23 s/d 07.45 WIB (terbang
selama 23 menit) dilakukan oleh pilot untuk menemukan
dan merasakan kestabilan pesawat. Pada uji terbang pertama
dicoba di ketinggian rata-rata 200 m dengan kecepatan rata-
rata 30 m/s (108 km/jam), juga dicoba manuver terbang
rendah simulasi untuk pendaratan 2 kali putaran (di monitor
Waypoints fligt mission profile of LSU-03.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
100 | Handoko F Zainsam
GCS terlihat saat terbang rendah seolah akan pendaratan pada
kecepatan 19 m/s (ketinggian 15 m) saat putaran pertama
dan kecepatan (ground speed) 20 m/s (ketinggian 10 m) saat
putaran kedua.
Terbang kedua juga masih mode manual jam 09.42 s/d
09.48 WIB (terbang selama 6 menit), kemudian turun untuk
dikosongkan bahan bakarnya dan diisi lagi 2 liter bahan bakar
untuk persiapan terbang ketiga mode autonomous. Terbang
ketiga untuk misi mode otonomous, lepas landas pukul 09.57
WIB dan pendaratan pukul 10.45 WIB (lama terbang 48
menit). Terbang ketiga ini tidak langsung full outonomous,
tetapi mode manual dan stabil terlebih dahulu (jam 09.57 s/d
10.11 WIB) kemudian mode outonomous. Plotting profile
misi lintasan terbang dilakukan pada terbang kedua dan
ketiga secara lengkap dapat dilihat pada gambar 9 s/d14.
Tampilan Realtime Flight Data pada Mission Planner.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
101
Handoko F Zainsam |
Profil Lintasan Terbang lengkap di semua mode terbang LSU-03.
Lintasan Terbang Mode Autonomous (hanya titik-titik lintasan).
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
102 | Handoko F Zainsam
Prototype LSU-03
Purwarupa (prototype) yang kedua adalah LSU-03
New Generation untuk Litbangyasa. LSU-03 New Generation
ini sudah melalui uji terbang perdana yang dilaksanakan di
Pamengpeuk. Kegiatan Litbangyasa akan tetap dilakukan di
tahun berikutnya dengan spesifikasi dan optimasi.
Purwarupa yang ketiga adalah LSU-03 untuk
diseminasi MURI 300 km. LSU-03 berhasil memecahkan
rekor MURI dengan sempurna dengan terbang melintasi
Pamengpeuk – Cilacap – Pameungpeuk sejauh 340 km pada
tanggal 29 Desember 2015.
Purwarupa yang keempat adalah LSU-03 yang
dimanfaatkan untuk diseminasi hilirisasi teknologi bekerja
sama dengan PT Mandiri Mitra Muhibbah. Meskipun sudah
berhasil uji terbang dengan baik, kegiatan Litbangyasa akan
tetap dilakukan di tahun selanjutnya untuk diseminasi
hilirisasi.
Hasil kegiatan Litbangyasa sebagai purwarupa yang
kelimaadalahLSU-03Fullcarbon,dimanaseluruhpermukaan
pesawat dilapisi dengan bahan karbon. Bahan karbon yang
berbobot ringan memungkinkan untuk menambah jumlah
muatan tanpa menambah berat keseluruhan pada saat
LSU -03 yang dilapisi bahan Karbon
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
107
Handoko F Zainsam |
Persiapan akhir sebelum pengujian dan Jarak terjauh ketika diambil dari
posisi hotel 8289 m..
Posisi Tim ketika di kapal melakukan pengujian dan Posisi Tim
bakauheni ketika melakukan pengujian.
Jarak terjauh sinyal ditangkap di bakauheni 11299 m dan Posisi Tim
ketika di kapal melakukan pengujian.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
108 | Handoko F Zainsam
Pada percobaan ini didapat data bahwa antena
direksional mampu menambah jarak jangkau radio.
Sedangkan sistem repeater xtend juga terbukti dapat
menambah jarak jangkau mencapai 21.8 km.
***
Posisi Tim ketika di kapal melakukan pengujian dan Posisi Tim
bakauheni ketika melakukan pengujian.
Data terjauh ketika menggunakan repeater 21848 m.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
109
Handoko F Zainsam |
Berangkat dari kesuksesan LSU-02,
kemudian berlanjut pengembangan
LSU-03 dan LSU-04, LAPAN
menghadirkan lagi pesawat tanpa
awak LSU-05. LSU-05 dirancang dengan
dimensi dua kali lebih besar dari LSU-
02, dan mampu mewakili peran dari
LSU-03 dan LSU-04. Dari segi rancangan
dan kinerja, LSU-05 memang tak punya
perbedaan berarti dengan drone
Wulung yang dibesut PT Dirgantara
Indonesia dan BPPT. Hanya saja
tampilan moncong LSU-05 terlihat lebih
streamline.
BAGIAN KE EMPAT
Rancang Bangun Pesawat
LSU-05
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
110 | Handoko F Zainsam
O
leh LAPAN, LSU-05 digadang punya
keunggulan pada jarak jangkau dan
lama terbang (endurance). LSU-
05 didesain mampu terbang hingga 8 jam
dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam.
Artinya jika kecepatan rata-ratanya 100 km/
jam, dan mampu terbang selama 8 jam,
maka pesawat ini akan mampu terbang
secara otomatis sejauh 800 km. Kondisi
tersebut jelas berbeda dengan LSU-02 yang
hanya mampu terbang otomatis sejauh 200-
400 km. Jangkauan terbang LSU-05 pun
Tim Pustekbang saat persiapan uji terbang pesawat LSU.
Jejak Sewindu LSU
110 | Handoko F Zainsam
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
113
Handoko F Zainsam |
Perancangan struktur LSU-05 dimulai dengan analisis
desain wing (sayap). Kemudian dilanjutkan dengan desain
struktur fuselage yang meliputi konsep struktur fuselage,
pemilihan material fuselage, dan beban load fuselage.
Spesifikasi
Dimensi luar
Bentang Sayap : 5.5 m
Panjang Pesawat : 4.1 m
Proses pengujian pesawat LSU 05 di terowongan angin.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
114 | Handoko F Zainsam
TinggiPesawat : 1.13 m
Berat dan Muatan
MTOW : 77 kg
Berat kosong : 31 kg
Berat payload : 30 kg
Berat fuel : 16 kg
Prestasi terbang
TOG (take off ground run) : 60 m
RoC (climb rate) : 600 ft/min
Range : 240 km
Endurance : 8 h
LG (landing ground run) : 83 m
Ceiling : 12000 ft
Cruise altitude : 3000 ft
Cruise speed : 100 km/h
Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudoyono saat mengamati LSU 05.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
115
Handoko F Zainsam |
Tipe
Pesawat ringan tanpa awak multiguna (SAR, Surveillance
daerah perbatasan, dll)
Fitur Desain
Pesawat tanpa awak ringan dengan fokus misi pada observasi,
sayap high wing memberikan kestabilan yang lebih baik
ditambah dengan penambahan hedral. Sayap memiliki sweep
sebesar 0 deg dan bentuk taper memberikan distribusi lift
yang baik. Penempatan engine dengan konfigurasi pusher
memberikan bagian depan pesawat ruang yang bebas untuk
meletakkan payload dan sensor tanpa interferensi dan getaran
dari sistem propulsi. Ekor yang terpasang pada dua boom
memberikan kestabilan. Payload diletakkan pada bagian
dalam fuselage dengan pintu bukaan pada bagian atas dengan
tambahan untuk dibawa pada bagian bawah fuselage.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
116 | Handoko F Zainsam
Kendali
Pesawat dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh
dengan sinyal radio dari ground station. Pesawat dapat
dikendalikan secara autonomous dengan menggunakan
sistem autonomous.
Struktur
Stuktur utama terbuat dari GFRP dengan menggunakan ply-
wood sebagai penguat dengan konsep semi monocoque.
Landing Gear
Landing gear utama dibuat dengan menggunakan bahan
GFRP diperkuat plywood dengan sistem rem dan roda karet.
Landing gear depan dibuat dengan menggunakan konfigurasi
strut dengan shock absorber dan ban karet.
Sumber Daya
Sumber daya pesawat berasal dari mesin piston dengan 15 hp
dan propeller 28 inch. Untuk keperluan listrik berasal dari
baterai yang terdapat dipesawat.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
117
Handoko F Zainsam |
Publikasi Ilmiah dan Perancangan LSU 05
	Analisis CFD Karakteristik Aerodinamika Pada Sayap
Pesawat LSU-05 dengan Penambahan Vortex Generator
(Analysis Of Cfd Aerodynamic Characteristics At The
Wing Of Aircraft Lsu-05 With The Addition Of Vortex
Generator), Awalu. R & Dana. H, Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol.15 No. 1 Juni 2017.
	LendutanStrukturTwinBoom PesawatTerbangNirAwak
LSU-05 Pada Saat Menerima Beban Terbang (Deflection
Of LSU-05 UAV Twin Boom Structure On Recieving The
Flight Load), Atik Bintoro, Jurnal Teknologi Dirgantara,
Vol. 14 No. 2 Desember 2016, (dicetak pada tahun 2017).
	Yanuar Prabowo, Sistem Avionik Pada LSU-05, Laporan
Program LSU Tahun 2014.
	Lebih lengkap bisa cek repositori LAPAN untuk
pengembangan LSU 05.
***
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
118 | Handoko F Zainsam
Pesawat tanpa awak LAPAN surveillance
UAV (LSU) telah dioperasikan di berbagai
tempat untuk berbagai kepentingan
seperti penanggulangan bencana
alam, pemantauan dan pemetaan
daerah pegunungan berapi, hutan
rawan kebakaran, tanah longsor, banjir,
pemotretan garis pantai, pemantau kapal
nelayan, dan lain-lain. Dari pengalaman
operasi tersebut, banyak hal didapat,
termasuk penemuan beberapa kelemahan
kinerja UAV yang perlu segera diperbaiki.
BAGAIN KELIMA
Optimisme Pustekbang
LAPAN dalam Rancang
Bangun Pesawat Tanpa Awak
Catatan Penutup
Jejak Sewindu LSU
118 | Handoko F Zainsam
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
119
Handoko F Zainsam |
P
erbaikan ini selain untuk
meningkatkan kinerja UAV
juga merupakan rintisan untuk
menuju sertifikasi UAV oleh badan-
badan yang berwenang seperti IMA
dan Kementrian Perhubungan.
Peningkatan kinerja yang
perlu dilakukan diantaranya adalah
jangkauan sistem telemetri,
penempatan antena receiver remote
Jejak Sewindu LSU
119
Handoko F Zainsam |
TIM periset dan perekayasa yang mempersiapkan uji terbang LSU. 03
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
120 | Handoko F Zainsam
control, penempatan GPS pada fuselage, wiring UAV,
perhitungan konsumsi energi sistem avionik UAV dll.
Jangkauan sistem telemetri perlu ditingkatkan agar UAV
selalu dapat dimonitor dan dikontrol dari jarak jauh. Untuk
saat ini jangkauan terjauh telemetri adalah kurang lebih 40
km.
Jangkauan ini dapat dicapai secara line of sight di laut
lepas menggunakan antena Omnidirectional pada UAV dan
Yagi pada ground segment. Untuk meningkatkan jangkauan
LSU, dilakukan dengan menerbangkan repeater dengan UAV
TIM periset dan perekayasa yang mempersiapkan uji terbang LSU 03.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
121
Handoko F Zainsam |
diantara UAV dan ground segment. Penelitian pengaruh tata
letak dan pemasangan antena penerima Remote Control
perlu dilakukan. Hal ini penting untuk meningkatkan
jangkauan antena penerima agar proses take off dan landing
UAV berjalan dengan baik.
Kegiatan pelayanan produk teknologi penerbangan
pada tahun anggaran 2018 masih difokuskan pada kerjasama
dengan berbagai instansi dalam aplikasi teknologi LSU-01,
LSU-02 dan LSU-03 pada berbagai operasi dan fungsi seperti
pemetaan, pemantauan hutan, laut dll. Selain itu pada tahun
ini juga melakukan pemanfaatan LSA (Lapan Surveilance
Aircraft), pesawat berpenumpang 2 orang untuk pemantauan
dan pemetaan.
Tercatat beberapa kegiatan pengembangan pesawat
tanpa awak yang telah dan akan terus dilakukan LAPAN, di
antaranya:
•	 Melakukan kerjasama dengan Kementerian Kelautan
dan Perikanan dalam uji launcher dan sistem
recovery LSU-02. Hasil uji ini akan dipergunakan
untuk mendukung operasi pemantauan laut dengan
menggunakan kapal Orca milik KKP.
•	 Mempersiapkan UAV LSU-01, LSU-02 dan LSU-03
untuk melakukan operasi pemotretan untuk keperluan
pemetaan, mitigasi bencana, survei, dan lain-lain.
•	 Pemotretan udara untuk kepentingan tata kota,
kerjasama dengan pemerintah kabupaten Agam,
Sumatra Barat.
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
122 | Handoko F Zainsam
•	 Pemetaan menggunakan LSU-02 dengan gimbal,
merupakan kelanjutan kerjasama Pustekbang dengan
BIG dalam mewujudkan sistem pemetaan yang akurat
menggunakan UAV.
•	 Melakukan pemotretan arus mudik dengan LSA
didaerah Merak, Selat Sunda kerjasama dengan
Kementerian Perhubungan.
•	 Pemetaan di daerah Tanjung Lesung, merupakan
kelanjutan kerjasama dengan BIG untuk memperolah
cira yang akurat yang dapat dibandingkan dengan citra
satelit.
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
129
Handoko F Zainsam |
WEBSITE:
https://www.indomiliter.com/lapan-lsu-03-ng-siap-
perkuat-kemampuan-intai-kodam-di-perbatasan/
https://regional.kompas.com/read/2018/08/10/20254001/
lapan-pamerkan-pesawat-tanpa-awak-dengan-daya-
jelajah-350-km
https://ristekdikti.go.id/info-iptek-dikti/lsu-3-drone-
canggih-buatan-lapan/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/07/17/ini-
dia-proses-evolusi-drone-kebanggaan-indonesia-karya-
lapan
website: http://www.lapan.go.id
Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi
129
Handoko F Zainsam |
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
130 | Handoko F Zainsam
HANDOKO F ZAINSAM
Lelaki kelahiran Madiun ini
merupakan penggagas dan
pendiri “Komunitas Mata
Aksara” (KomMa) – Jakarta,
sebuah komunitas yang fokus
pada telaah dan kajian tentang
Sastra-Budaya. Ia juga menjadi
salah satu penggagas dan pendiri CK Writing Studies Club
– Jakarta yang merupakan kelompuk studi penulisan remaja
se-Indonesia. Bersama beberapa rekannya, ia juga menjadi
pendiri Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun
(PSBNS) 6 Negara. Anggota Yayasan Kertagama, Jakarta
bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya; dan juga aktif
sebagai pembicara, motivator, dan kritikus/ apresiator karya
sastra.
TENTANG PENULIS
LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara
130 | Handoko F Zainsam

More Related Content

Recently uploaded

Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
noviardi261188
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 

Recently uploaded (6)

Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
Marius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Buku sewindu lsu final copy

  • 1. i
  • 2. ii Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000 (setujuta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
  • 3. iii Indonesia Book Project 2019 Penulis: Handoko F Zainsam Editor: - Tri Widodo, S.SOS, M.H - Auroyo Ahmad
  • 4. iv Hak pengarang dan penerbit dilindungi oleh undang-undang, dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa seizin penerbit, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, photoprint, microfilm, dan sebagainya. IBP (Indonesia Book Project) Jln. Kelapa Hijau 23B Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp: (021) 2271 2799 e-mail: penerbitibp@gmail.com Perpustakaan Nasional Indonesia; Katalog dalam Terbitan (KDT) Handoko F Zainsam LSU: Jejak Sewindu memotret Indonesia dari Udara, editor:, Ti Widodo, Auroyo Ahmad, -Jakarta. Indonesia Book Project, 2019 132 hal ; 21 cm ISBN 978-623-7102-04-5 I. Sejarah, LAPAN II. Judul Judul: LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari udara--Gunung Kan Kudaki, Lautan Ku Seberangi Penulis: Handoko F. Zainsam Pendukung : - Auroyo Ahmad - Shiny.ane El’poesya Editor: - Tri Widodo, S.SOS, M.H - Auroyo Ahmad Perancang Sampul dan Penata Letak: @Phi Studio Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Cetakan 1: Juli 2019 Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Indonesia Book Project / Media Kita Group anggota IKAPI, 2008 iv
  • 5. xv Ucapan Terimakasih v Pengantar Kepala Pustekbang LAPAN vii Pengantar Editor ix Pengantar Penerbit xi Catatan Penulis xiii Daftar Isi xv DAFTAR ISI xv Menyongsong Era Pesawat Tanpa Awak 1 - Riwayat UAV LAPAN: Pesawat Model R/C XT-400 3 - Mengembalikan Kejayaan Pesawat UAV Indonesia 6
  • 6. xvi BAGIAN SATU: Romantika Awal Rancang Bangun Pesawat Tanpa Awak LAPAN 12 - Kerjasama dengan Berbagai Instansi Pemerintah 19 - Optimasi LSU untuk Pembuatan Peta Desa 27 - Pemotretan Muara Angke 29 - Pemotretan Danau Maninjau, Kabupaten Agam 33 xvi BAGIAN KEDUA: Terbang Menembus Batas 39 - Memecahkan Rekor Muri tahun 2013 42 - Pemantauan Potensi Kebakaran Lahan dan Hutan di Banyuasin 50 - Pengujian Sistem Kontrol Pesawat Tanpa Awak 55
  • 7. xvii - Perancangan dan Pengujian Gimbal LSU-02 64 - Pengujian Launcher dan Parasut Sistem Recovery 75 - Operasi Pemotretan Danau Maninjau dan Bukit Sakura 79 - Kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan 84 xvii BAGIAN KETIGA: Optimasi Pengambangan Pesawat Tanpa Awak 87 - Kembali Memecahkan Rekor Muri 2015 88 - Spesifikasi Teknis Pesawat LSU-03 97 - Prototype LSU-03 102 - Sistem Avionik Pesawat LSU-03 NG (New Generation) 103 BAGIAN KEEMPAT: Rancang Bangun Pesawat LSU 05 109
  • 8. xviii BAGIAN KELIMA: Optimisme Pustekbang LAPAN dalam Rancang Bangun Pesawat Tanpa Awak (Catatan Penutup) 118 Daftar Nara Sumber dan Daftar Sumber Acuan Utama 124 Daftar Pustaka 128 Tentang Penulis 130 xviii
  • 9. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 1 Handoko F Zainsam | P ada awal sejarah- nya, pesawat tanpa awak ini dipakai dalam militer sebagai sasaran tembak (drone target). Namun dalam perkembangannya, pesawat tanpa awak ini kemudian memiliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi, rumit dan kompleks. Pesawat tanpa awak atau yang dikenal orang awamsebagaidronemenjadi populer berkat banyaknya Menyongsong Era Pesawat Tanpa Awak Pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) adalah perangkat mesin yang menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya bergerak (terbang) di udara, baik dengan menggunakan kendali jarak jauh (remote control) maupun menggunakan sistem kendali otomatis yang mampu mengendalikan dirinya sendiri (auto pilot). 1 Handoko F Zainsam |
  • 10. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 2 | Handoko F Zainsam foto maupun video footage dalam berbagai karya sinematik yang menakjubkan. Dalam dunia militer, pesawat tanpa awak ini kemudian lebih dikenal sebagai UAV atau Unmanned Aerial Vehicle yang dikendalikan dari suatu pangkalan untuk melaksanakan misi tertentu dengan teknologi canggih yang terpasang di badan pesawat. Awalnya istilah ‘drone’ hanya digunakan untuk menyebut sebuah simulasi target dalam latihan menembak yang bergerak di udara (air moving targets) baik dari darat ke udara (ground to air) maupun dari udara ke udara (air to air). Pada perkembangannya, beberapa kalangan menyebut pesawat tanpa awak ini dengan sebutan UAS (Unmanned Aircraft System). Selanjutnya muncul beberapa terminologi dengan pengertian yang sama di antaranya UAV (Unmanned Aerial Vehicle), RPV (Remotely Piloted Aerial Vehicle) dan RPAS (Remotely Piloted Aircraft System). Apapun istilah yang digunakan, pengertian dasar UAV (Unmanned Aerial Vehicle) adalah sebuah perangkat aerodinamis yang mampu terbang sendiri tanpa awak dengan pengendalian jarak jauh. Pesawat tanpa awak (UAV) dapat digunakan berulang kali dan mampu membawa berbagai muatan, antara lain kamera, radio, senjata dan alat pengintai. Beberapa negara dan organisasi membuat semacam penggolongan untuk membedakan pesawat model tanpa awak (UAV) dengan drone, dengan salah satu acuan yang digunakan adalah ukuran dan beratnya. Di Indonesia, pengembangan rancang bangun pesawat tanpa awak ini juga dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan / Pustekbang LAPAN yang telah melakukan penelitian dan pengembangan UAV untuk tujuan surveillance.
  • 11. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 7 Handoko F Zainsam | Terapan, kita sudah ancang- ancang memikirkan penerbangan,” lanjutnya. Menurut Gunawan, pertama kali Pusterapan berubah menjadi Pustekbang memang sangat berbeda, baik dari kompetensi maupun risetnya. “Kita tidak tahu apa-apa soal teknologi penerbangan. Untuk mempercepat itu, Bu Kapus, Rika Andiarti saat itu memberikan ide untuk mencari UAV yang sudah ada. Kita keliling- keliling akhirnya bertemu dengan Pak Jaka Prahasta di Bandung yang hobi membuat UAV. Di sana kita memulai melakukan reverse engineering yang artinya barangnya dibawa terlebih dahulu, kemudian kita pelajari.” Hal senada juga disampaikan Kepala LAPAN saat itu, Bambang Tedjasukmana yang mengatakan akan mencari ikon baru untuk Pustekbang. Bambang Tedja juga tidak mempermasalahkan jika membeli terlebih dahulu untuk selanjutnya dipelajari dan dikuasai. Pada tahun 2011, begitu berdiri sebagai Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang), dua bidang tersebut pelan-pelan sudah mulai berjalan. “Harus diakui, awalnya memang terjadi perdebatan, apakah akan konsentrasi di pesawat berpenumpang saja, namun pesawat tanpa penumpang juga tak kalah penting. Waktu itu pesawat tanpa awak belum begitu terkenal,” tutur Ari Sugeng, Peneliti yang sedari awal berkhidmat di pengembangan pesawat nirawak. Gunawan Setyo Prabowo Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Jejak Sewindu LSU 7 Handoko F Zainsam |
  • 12. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 8 | Handoko F Zainsam Dengan kajian mendalam, akhirnya diputuskan bahwa pesawat tanpa awak tetap dikerjakan beriringan dengan pesawat berawak (penumpang). “Untuk pesawat tanpa penumpang, kita mengawalinya dengan menggandeng Aero Terrascan dan beberapa pihak lainnya. Untuk pesawat berpenumpang kita menggandeng PT Dirgantara Indonesia,” ungkap Ari Sugeng. “Kita berkerja sama dengan pihak swasta tersebut, walaupun kita hanya menyaksikan dan mempelajari sistem kontrol dan cara mengendalikan UAV itu seperti apa.” Ia menambahkan, pada awalnya banyak peneliti Pustekbang masih buta dengan sistem kontrol. Apa saja sistem kontrol itu? Apa saja software dan hardware yang digunakan? dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Namun, dengan membawa semangat untuk terus maju, Pustekbang terus mencari tahu hingga mampu berdiri sendiri dengan membeli sistem kontrol dan menggunakannya. Ari Sugeng mengungkapkan, “Kita bahkan sampai mencari informasi tentang sistem kontrol dan cara mengendalikan UAV itu melalui portal open source. Begitu dapat, langsung dipraktikkan. Selain itu, kita juga mengambil kursus untuk menambah pengetahuan tentang pembuatan UAV.” Setelah memahami beberapa hal secara garis besar, LAPANkemudianmengirimbeberapapenelitidanperekayasa Pustekbang untuk melakukan pendalaman dengan menjalani kursus di Aero Terrascan sekitar satu bulan. Setelah menjalani program kursus tersebut, para peneliti kemudian melakukan pengembangan sendiri. “Saat itu, kita masih melakukan penjajakan dan ternyata bisa beli. Di sanalah kita mulai bersentuhan dengan pesawat tanpa awak, yakni dengan munculnya LSU 02 yang
  • 13. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 9 Handoko F Zainsam | diberi nama Zen-1, kemudian berlanjut dengan Zen-2. Generasi ke-2 inilah yang ditempeli kotak hitam auto pilot milik seseorang bernama Pak Dian. Jadi pesawatnya dari Pak Jaka dan autopilotnya dari Pak Dian. Kita menggabungkan keduanya,” tutur Ari Sugeng. “Nama Zen diambil dari nama salah seorang putra Pak Jaka Prahasta. Karena kita beli di Pak Jaka, harus ada namanya. Itu UAV pertama yang kita beli, kita adakan, dan kita terbangkan di landasan rumput. Waktu itu keadaannya masih belum bagus seperti sekarang,” lanjutnya. Menurutnya, ujicoba pertama memang sudah bisa terbang,tapimasihmanual.Pilotyangmenerbangkannyajuga masih Jaka Prahasta. Sementara, tim Pustekbang melakukan ujicobanya hanya dengan taxi-taxi (jalan-jalan) saja, pasalnya Pustekbang belum memiliki pilot. Dari peristiwa itu, akhirnya pesawat tersebut dibeli sehingga statusnya sah Ari Sugeng dan Tim sedang melakukan uji terbang pesawat LSU.
  • 14. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 10 | Handoko F Zainsam milik Pustekbang, dan diberi nama LSU. Proses pengenalan dan memperdalam selanjutnya adalah melakukan pelatihan ke Bandung. Sementara di sisi lain, tim LSU juga terus melakukan pengembangan autopilot. Setelah sukses di UAV pertama, UAV kedua muncul setelah pemotretan Merapi pertama tahun 2012. Di masa inilah masuk LSU 01 jenis Skywalker 1680 yang dipakai untuk melakukan pemotretan gunung Merapi untuk pertama kali. Hasil pemotretan LSU 01 ini sudah dilakukan secara mandiri dan berhasil masuk ke media massa (koran). Proses pemotretan dilakukan oleh Pustekbang dengan publikasi yang di-blow up oleh Universitas Gajah Mada. Pemotretan dilakukan saat pagi, dan sorenya semua udah masuk koran. Bahkan, saat beritanya sudah tayang di media cetak, tim Pustekbang masih berada di lapangan. Inilah mula lahirnya LSU 01. Sementara pustekbang terus melakukan penelitian, banyak sekali informasi, kajian, dan ujicoba yang dilakukan untuk terus melakukan pendalaman tentang teknologi dan pembuatan pesawat tanpa awak ini. Dari kajian tersebut, lahirlah LSU 03 yang mulai dikembangkan pada bulan November tahun 2015. Pesawat LSU 03 ini yang akhirnya mendapatkan pengakuan dengan memperoleh rekor Muri dengan spesifikasi terbang jauh. Ada kejadian menarik saat hendak mencacatkan ke rekor Muri. Saat semua tim Muri sudah datang, pesawat gagal menjalankan misi dan jatuh di sawah. Aristio, salah satu tim yang terlibat dalam kegiatan tersebut meminta Ari Sugeng untuk menuliskan nomer telepon selulernya di pesawat. Maksud Aristio, jika terjadi sesuatu pada pesawat, akan lebih
  • 15. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 15 Handoko F Zainsam | Tahun 2011 merupakan masa transisi bagi LAPAN untuk memulai melakukan penelitian teknologi pesawat terbang, dimulai dengan penelitian pesawat tanpa awak atau yang disebut UAV (Unmannned Aerial Vehicle). BAGIAN SATU Romantika Awal Rancang Bangun Pesawat Tanpa Awak LAPAN
  • 16. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 16 | Handoko F Zainsam P royek penelitian dan pengembangan teknologi pesawat tanpa awak ini dinamakan LSU (LAPAN Surveillance UAV). Langkah pertama yang dilakukan LAPAN adalah mendatangkan pesawat tanpa awak dari Amerika Serikat. Pesawat tanpa awak pertama yang dikembangkan LAPAN ini kemudian dinamai Surveillance UAV-01 X (LSU-01 X) yang bisa disebut sebagai tonggak bangkitnya teknologi penerbangan di LAPAN. 16 | Handoko F Zainsam
  • 17. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 35 Handoko F Zainsam | Sugeng Budiyanta, M. Eng. menyampaikan tentang program program LAPAN yang terkait dengan teknologi penerbangan. Selain itu, pihak LAPAN juga menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam penelian UAV di Pustekbang dengan menunjukkan contoh hasil pemotretan di dua tempat sekitar kantor Bupati Agam dan Danau Maninjau. Tindak lanjut dari hasil sosialisasi LAPAN di kabupaten Agam adalah kesepakatan untuk melakukan pemotretan karamba di danau Maninjau menggunakan LSU. Pemotretan karamba-karamba ini penting dilakukan Sosialisasi dan presentasihasil litbang LAPAN di Kantor Bupati Agam. Hasil pemotretan di Danau Maninjau dan hasil pemotretan daerah Kantor Kabupaten Agam.
  • 18. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 36 | Handoko F Zainsam karena akan dilakukan pemetaan keramba serta mendata siapa pemiliknya. Dengan pemetaan dan pendataan ini, jika ada permasalahan dengan karamba yang rusak atau tidak diurus lagi, dapat dilakukan peneguran kepada pemiliknya. Sebagaimana diketahui, kondisi karamba yang rusak, apalagi dengan banyak ikan mati di dalamnya dapat meracuni ikan- ikan sehat yang berada di karamba yang lain. Survei dilakukan pada hari Kamis dan Jumat 28 dan 29 Juni 2018. Survei ini mencari tempat yang memungkinkan untuk lepas landas dan pendaratan LSU-02 dan LSU-01. Jika ditemukan tempat yang cocok untuk lepas landas dan pendaratan LSU-02 maka akan digunakan pemotretan menggunakan LSU-02. Keuntungan menggunakan LSU-02 adalah jangkauan terbang yang cukup jauh, sehingga untuk memotret karamba danau Maninjau cukup dengan sekali terbang. Sedangkan jika menggunakan LSU-01 memerlukan terbang puluhan kali, dan hanya menggunakan kamera 12 megapixel. Tempat-tempat yang memungkinkan untuk lepas landas pendaratan adalah jalan raya yang tidak banyak pohon dikanan kirinya atau lapangan yang tidak ada pohon tinggi atau bangunan disekitarnya. Sebelum dilakukan Perbesaran hasil pemotretan daerah tepi Danau Maninjau dan Perbesaran hasil pemotretan daerah Kantor Bupati Agam.
  • 19. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 39 Handoko F Zainsam | Pencapaian LAPAN dalam rancang bangun pesawat tanpa awak selanjutnya adalah pengembangan LSU-02, sebuah UAV yang air frame-nya secara umum mencontoh LSU-01. BAGIAN DUA Terbang Menembus Batas 39 Handoko F Zainsam |
  • 20. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 40 | Handoko F Zainsam P esawattanpaawakyang100%dibuatoleh Pustekbang LAPAN ini telah mengalami beberapa kemajuan dalam bidang avionik, yaitu terbang secara autonomous dengan dilengkapi muatan kamera dan video yang berfungsi untuk merekam kegiatan surveillance. Optimasi yang sudah dilakukan pada LSU-02 antara lain sistem pendaratan dengan jaring, sistem auto lepas landas dan pendaratan,danoptimasiautocapturekamera. Pemanfaatan LSU-02 antara lain pemantauan penembakan pada latihan gabungan uji coba senjata strategis dengan TNI AL pada tanggal 2 hingga 9 Mei 2013 di Laut Jawa sekitar Pulau Bawean. Selain uji coba pendaratan dan lepas landas dilakukan di atas kapal perang KRI, LSU-02 juga melakukan LSU – 02 (LAPAN Surveillance UAV – 02) 40 | Handoko F Zainsam
  • 21. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 49 Handoko F Zainsam | tidak terlalu lama terbang. Dari data posisi awal dan posisi akhir rencana lintasan pesawat maka dapat dilihat bahwa posisi tengah ada di teluk Subreng pantai Munjungan. Survey lokasi lepas landas pendaratan dilakukan pada tanggal 9 april 2016 , yaitu setelah melakukan pemotretan di Pacitan. Lepas landas pendaratan dapat dilakukan di pantai Munjungan tetapi harus dibantu dengan papan triplek atau GRC. Hasil pemotretan garis pantai tahap I dan tahap II berupa foto-foto dengan format JPEG dengan ukuran 24 mega pixel. Hasil Foto Tahap I. Hasil Foto Tahap II.
  • 22. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 50 | Handoko F Zainsam Pemantauan Potensi Kebakaran Lahan dan Hutan di Banyuasin Selain pemantauan dan pemotretan yang dilakukan pada garis pantai Parangtritis Yogyakarta, pada tahun 2016 ini juga dilakukan pemantauan di Banyuasin Palembang dengan memanfaatkan LSU-02. Pemotretan ini bekerjasama dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) untuk melakukan pemantauan potensi kebakaran hutan. Propinsi Sumatra Selatan bekerjasama dengan KLHK, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan GIZ untuk mengembangkan sistem pemantauan dan pelaporan kebakaran hutan dan lahan melalui inovasi teknologi tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Sebagai langkah awal telah dilakukan uji terbang UAV di TIM LAPAN dan BIG Foto bersama setelah pemotretan tahap.
  • 23. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 57 Handoko F Zainsam | Secarakeseluruhantelahmenghasilnyanilaioptimasi yang lebih baik. (c) Pengujian Sistem autopilot Panda II yang adalah suatu sistem kontrol UAV yang diproduksi oleh Cina dan memenuhi semua standar regulasi yang berlaku di Republik Rakyat Cina (RRC). Sistem kontrol ini terdiri dari perangkat keras onboard dan perangkat lunak GCS. Onboard terdiri dari modul Panda II Autopilot, GPS, Power Management, Airspeed Meter, Remote Adapter, Radio, Cables, dan lain sebagainya. Sedangkan pada software GCS dapat dilakukan setting mengenai flight Waypoint, flight altitude, flight speed, equidistance or timing taking photo, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan kontrol untuk auto circling, return to home (RTH), auto lepas landas and pendaratan. Dengan GCS ini Tampilan GCS Pixhawk.
  • 24. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 58 | Handoko F Zainsam dapat juga dilakukan secara riil time perubahan lintasan terbang. Perangkat keras Onboard Panda II. Tampilan GCS.
  • 25. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 61 Handoko F Zainsam | respon pada gangguan pitch. Pada gangguan pitch UAV merespon gangguan dengan mencapai kestabilan dalam 7 detik. Pada saat terbang mode stabil juga dilakukan pengamatan terhadap kondisi heading. Dari gambar grafik 3.1.8 terlihat kondisi heading UAV saat cruise dan belok. Pada saat cruise UAV menunjukkan kestabilan yang baik, berosilasi dengan simpangan maksimum kurang lebih 3 derajat. Sedangkan saat berbelok UAV secara umum tidak terjadi perubahan sudut heading secara mendadak atau dapat dikatakan smooth. PID Control P I D Turn Ctrl 60 20 60 Altitude Ctrl 50 10 50 Throttle Ctrl 50 10 50 Head Stability 50 10 50 Pitch Stability 50 20 50 Roll Stability 50 20 50 Nilai Default PID Panda.
  • 26. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 62 | Handoko F Zainsam Setting stability gain saat UAV terbang stabil.
  • 27. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 63 Handoko F Zainsam | Setting stability gain saat UAV terbang stabil. Setelah dicapai kestabilan pada mode terbang stabil, maka dilanjutkan dengan pengaturan PID pada mode terbang autonomous. Prinsip pengaturan PID pada terbang autonomous adalah dengan mengamati perilaku terbang UAV pada Roll, Pitch, Yaw dan Throttle. Jika UAV terbang dengan kondisi Roll, Pitch, Yaw dan Throttle berosilasi dengan frekuensi rendah maka nilai P dan D dinaikkan dari nilai default-nya. Jika berosilasi dengan frekuensi tinggi maka nilai I diturunkan dari nilai default-nya. Dari grafik secara umum terlihat UAV menunjukkan kestabilan yang baik saat terbang autonomous. Sedangkan gambar 3.1.15 menunjukkan lintasa terbang pada layar GCS dengan mode terban autonomous. UAV telah dapat mengikuti way point dengan baik. Nilai PID mode terbang autonomous
  • 28. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 64 | Handoko F Zainsam Perancangan dan Pengujian Gimbal LSU-02 Gimbal dirancang sesuai dengan luas ruang yang tersedai dalam ruang muatan LSU-02. Luas ruangan yang Grafik beberapa parameter saat terbang autonomous. Tampilan GCS hasil terbang autonomous.
  • 29. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 67 Handoko F Zainsam | kamera diperintah Pitchhawk untuk mengambil gambar maka pitchhawk juga menyimpan data posisi, roll, pitch dan yaw. Dengan data di atas, gimbal siap dilakukan uji terbang. Uji terbang ini dilaksanakan di landas pacu Rumpin. Secara umumRolldanPitchmenunjukkangejalasimpanganmengecil saat UAV cruise, namun simpangan saat pengambilan gambar masih cukup besar, lebih dari ± 3 derajat. Dari hasil analisis uji terbang yang pertama, didapatkan bahwa getaran mesin dan pemasangan CG Lintasan pengujian gimbal di landas pacu Rumpin. Hasil pengujian di Landas pacu Rumpin dan Sudut Roll dan Pitch.
  • 30. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 68 | Handoko F Zainsam kamera berpengaruh terhadap kestabilan sudut pengambilan gambar dari kamera. Untuk itu sebelum diterbangkan kembali perlu dilakukan uji pengaruh getaran mesin terhadap kinerja gimbal. Mesin dinyalakan kemudian diukur sudut penyimpangan gimbal kamera pada berbagai kecepatan mesin. Kecepatan mesin dimonitor pada skala PWM remote control. Kecepatan mesin dinaikkan dari PWM 1000 sampai dengan 1400. Terlihat bahwa pengukuran sudut gimbal naik maksimum sampai 1150 PWM dan mengecil pada 1300 PWM ke atas. Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM dinaikkan dari 1000 ke 1150. Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM 1150.
  • 31. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 69 Handoko F Zainsam | Dari grafik terlihat bahwa kestabilan pitch lebih baik dari pada roll. Hal ini diduga karena CG roll kurang baik dibanding dengan CG pitch. Untuk itu dilakukan perubahan lengan pada gimbal sehingga CG roll dapat diatur lebih baik. Setelah CG roll diperbaiki dilakukan uji terbang yang kedua. Uji terbang gimbal yang kedua dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2017 di tempat yang sama dengan uji gimbal yang pertama di Landas pacu Rumpin. Pesawat diterbangkan pada ketinggian 500 m dari permukaan tanah. Lintasan sama dengan pengujian sebelumnya. Karena pengujian dilakukan di Rumpin, maka untuk alasan keamanan, lintasan cruise UAV tidak dapat dibuat panjang atau hanya sekitar 1,5 km. Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM dinaikkan dari 1150 ke 1300 dan Pengaruh PWM engine terhadap kestabilan gimbal PWM 1300. Hasil pengujian gimbal LSu-02 dan Posisi Roll dan Pitch dari Gimbal saat diterbangkan.
  • 32. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 70 | Handoko F Zainsam Jika pada grafik yaw terlihat sudutnya konstan maka UAV sedang cruise. Tapi jika sudut yaw nya tidak konstan maka UAV sedang dalam kondisi berbelok. Pada saat cruise, gimbal cenderung dalam kondisi mendatar atau pengambilan gambar cenderung dengan sudut yang relatif kecil. Hal ini dapat dilihat pada kondisi roll dan pitch dari kamera. Bahkan data ke 25 sampai dengan ke 30 kondisi roll dan pitch kurang dari 3 derajat. Dari grafik juga terlihat bahwa kestabilan roll lebih baik dari pada kestabilan pitchnya. Uji terbang ketiga dilakukan di Pameungpeuk pada tanggal 12 sampai dengan 14 Desember 2017. Pengujian ini difokuskan pada pengujian gimbal dengan kamera A6000 pada LSU-02. Pada pengujian sebelumnya, UAV diterbangkan dari landas pacu Rumpin dengan lintasan terbang kurang dari 2 km. Dengan lintasan pendek maka gimbal belum sempat menyesuaikan diri, UAV sudah berbelok kembali. Hal ini dapat dilihat pada data pengujian sebelum ini. Lintasan terbang LSU-02 di Pameungpeuk.
  • 33. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 73 Handoko F Zainsam | sebelumnya. Dari hasil pengujian, getaran gimbal satu sumbu yang diamati menggunakan kameran relatif menunjukkan penurunan getaran. Hal ini dimungkinkan karena frekwensi diri dari sistem berubah menjauhi frekwensi getaran mesin, sehingga getarannya relatif menurun dari sebelumnya. Data posisi roll dan pitch kamera saat cruise yang direkam pixhawk saat mengambil gambar menunjukkan osilasi sekitar ±1 derajat. Hal ini sudah cukup baik karena yang dipersyaratkan oleh NSPK ± 3 derajat. Namun demikian dari grafik masih terlihat adanya offset data sebesar kurang lebih 4 derajat pada roll dan 2 derajat untuk pitch. Sementara saat pengambilan datafotoyangpertama,saatUAVsebelumlepaslandasdimana pesawat pada posisi level adalah 0,49 derajat pada arah roll, -0,39 derajat pada arah pitch. Sehingga dapat disimpulkan, saat cruise terjadi pergeseran atau offset arah gimbal beberapa derajat. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan upaya pengecekan dan pembenahan agar mounting kamera pada Grafik Roll dan Pitch pesawat saat cruise (hari kedua}.
  • 34. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 74 | Handoko F Zainsam gimbal tepat pada posisi CG. Selainmelakukanujigimbal,kegiatandiPameumpeuk juga diisi dengan pengujian UAV Skyhunter. Pesawat ini diuji untuk terbang setinggi 3.200 meter. Pengujian ini dilakukan untuk kepentingan pemotretan gunung berapi yang sedang aktif di Indonesia. Pesawat Skyhunter membawa baterai 12.000 mAH dan kamera berukuran kecil Brica BPro. Pesawat sukses menjalankan misinya terbang hingga ketinggian 3.200 m dan pendaratan dengan selamat. Pesawat lepas landas pada pukul 09.50 wib terbang menuju ketinggian 3200 m kemudian turun loiter pada ketinggian ±150 meter pada pukul 09.14 wib. Kondisi baterai saat lepas landas 16,8 Volt dan saat loiter 15,48 Volt. Kemudian dilanjutkan loiter sampai pukul 10.25 wib dan dilakukan pendaratan. Kondisi baterai setelah pendaratan adalah 15,2 Volt. Hasil pengujian gimbal hari kedua.
  • 35. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 81 Handoko F Zainsam | mengenai jumlah karamba, ukuran, jenis, kondisi karamba dan lain-lain. Selain melakukan pemotretan karamba di danau Maninjau, pejabat Pemkab. Agam juga minta dilakukan pemotretan bukit Sakura yang berada di sebelah timur laut danauManinjau.Pemotretaninidilakukanuntukkepentingan penataan lingkungan bukit Sakura dan sekitarnya. Operasi pemotretan danau Maninjau dengan LSU-02. Hasil mosaik bukit Sakura.
  • 36. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 82 | Handoko F Zainsam Kegiatan ini juga diisi dengan presentasi mengenai hasil citra satelit yang diambil pada bulan Oktober 2017 dan Februari 2018. Pengujian Launcher dan Parasut Sistem Recovery Sampai saat ini upaya untuk mengoperasikan LSU di laut terus dilakukan dengan melakukan pengujian launcher dan sistem recovery di Pameungpeuk. Pada tahun 2017, Pustekbang melakukan penelitian dan pengujian sistem launcher dan recovery dengan parasut untuk lepas landas dan pendaratan di laut. Spesifikasi Launcher LSU-02 Panjang Launcher : 2 meter Massa LSU-02 : 12 kg Massa Cradle : 7,5 kg Stiffness tali bangee : 532 N/m Panjang tali bungee tanpa tarikan : 2,4 m Panjang tali bungee sampai ujung Launcher : 2,75 Panjang tali bungee sampai pangkal Launcher : 4,75 Besar gaya tali bungee ditarik sampai ujung launcher : 470 m Thrust Engine : 48,9 N Koefisien gesekan kinetis Cradle : 0,096 Hasil pemotertan di danau Maninjau.
  • 37. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 87 Handoko F Zainsam | BAGIAN KETIGA Optimasi Pengembangan Pesawat Tanpa Awak Pada tahun anggaran 2014 pengembangan LSU-03 difokuskan pada pemecahan rekor Muri atas nama Pustekbang LAPAN. Pada tanggal 2 Juni 2013 LAPAN telah berhasil mencatatkan rekor Muri dalam kategori ‘Pesawat Tanpa Awak Terbang dengan Jarak Terjauh’, dengan total lintasan sejauh 200 km dari Pameungpeuk menuju Pangandaran bolak balik. 87 Handoko F Zainsam |
  • 38. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 88 | Handoko F Zainsam Kembali Pemecahan Rekor MURI P ada tanggal 19 Nopember LSU-03 mencoba melakukan pemecahan rekor Muri tersebut dengan terbang sejauh 300 km bolak balik dari Pameungpeuk menuju Pelabuhan Ratu. Pada acara ini Pustekbang belum berhasil memecahkan rekor tersebut. LSU-3 melakukan pendaratan darurat di sawah setelah terbang sejauh 95.6 km karena kerusakan mesin. Namun demikian banyak pengalaman didapat dari hasil usaha pemecahan rekor Muri ini. Pada tahun 2015 Pustekbang bertekad untuk mencoba memecahkan rekor Muri kembali. Pesawat LSU 03 88 | Handoko F Zainsam
  • 39. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 89 Handoko F Zainsam | Pada tanggal 19 Nopember 2015 Pustekbang LAPAN berusaha untuk memecahkan rekor tersebut dengan Persiapan pemecahan rekor Muri 2015. Perencanaan terbang LSU-03 untuk memecahkan rekor Muri dan posisi pendaratan darurat LSU 03. Posisi pendaratan darurat LSU 03.
  • 40. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 90 | Handoko F Zainsam Persiapan penerbangan LSU 03 dalam rangka pemecahan rekor Muri 2015. Lokasi ujiterbang LSU 03 dalam rangka pemecahan rekor Muri 2015. Tim LSU 03 dan hasil pemantauan Gunung Merapi.
  • 41. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 93 Handoko F Zainsam | WIB pengamat menyaksikan kedatangan UAV, namun karena di lokasi menunggu terdapat banyak awan maka UAV hanya tampak sebentar dan tidak sempat diabadikan. Walau demikian, seluruh dokumentasi lintas terbang ternyata terekam dengan baik setelah UAV pendaratan karena kamera berfungsi optimal. Perencanaan terbang 340 km Pameungpeuk – Cilacap pulang pergi. LSU-03 saat lepas landas pada pukul 6:20 wib.
  • 42. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 94 | Handoko F Zainsam LSU 03 saat pendaratan pada pukul 9:59 WIB di Pameungpeuk. Bukti UAV sampai tujuan di Cilacap.
  • 43. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 95 Handoko F Zainsam | Lintasan UAV berdasar GPS kamera onboard. Suasana kegembiraan setelah UAV pendaratan.
  • 44. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 96 | Handoko F Zainsam Selain pemecahan rekor muri tersebut, sebagaimana sempat disinggung dalam LSU 02, 2015, LSU 03 ini juga dioptimasikan dalam program uji terbang Sistem Avionik. Uji terbang ini dilakukan di Balai Pengujian dan Produksi, LAPAN Pamengpeuk. Data yang disajikan pada laporan ini menggunakan data salah satu varian LSU-03 hasil kerjasama dengan PT. M3. Misi pengujian ini untuk mengetahui sistem airframe, tanki bahan bakar (fuel tank) dan memahami karakteristik dinamik Terbang LSU-03. Dinamika Terbang yang akan diketahui adalah perilaku (attitude) meliputi pitch, roll, yaw; ketinggian (altitude), lintasan terbang (mission profile) dalam mode manual, stabil dan autopilot. Menerima piagam penghargaan dari Muri.
  • 45. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 97 Handoko F Zainsam | Spesifikasi Teknis LSU-03 Parameter Value MTOW 30 kg Empty Weight with engine and servo package (excl fuel and payload) 20 kg Payload Capacity 5 kg Fuel Capacity 5 kg Wing Span 3.5 m Length 2.53 m Wing Area 1.27 m2 Powerplant 4 hp Max Payload 10 kg Lepas landas method Runway,Catapult Launcher(optional) LSU-03 fiber glass.
  • 46. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 98 | Handoko F Zainsam Mission Profile (misi lintasan terbang) pesawat secara umum terdiri dari beberapa fase: start up (fase mulai) di bandara asal (origin), taxi out (keluar) ke runway (landasan pacu), lepas landas, climb (naik), cruise (terbang level) ke bandara tujuan, descent(turun), hold (loiter) terbang mutar menunggu antrian dan izin ATC untuk mendarat, approach ke bandara tujuan, pendaratan dan taxi in ke hanggar/ penurunan penumpang (destination), terakhir shutdown. Tangki Bahan bakar LSU-03 fibre glass.
  • 47. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 99 Handoko F Zainsam | SedangkanpadaLSU-03inilandasanasaldanlandasan tujuan sama. Lintasan misi terbang dibuat di software Mission Planner[6] di laptop GCS (Ground Control Station). Home merupakan titik lepas landas dan pendaratan. Altitude diset default di 150 m (ketinggian relatif gps). Setelah waypoints ditanamkan ke sistem embedded autopilot APM 2.6 kemudian dilakukan misi terbang. Misi terbang dilakukan beberapa kali, terbang pertama mode terbang manual dari pukul 07.23 s/d 07.45 WIB (terbang selama 23 menit) dilakukan oleh pilot untuk menemukan dan merasakan kestabilan pesawat. Pada uji terbang pertama dicoba di ketinggian rata-rata 200 m dengan kecepatan rata- rata 30 m/s (108 km/jam), juga dicoba manuver terbang rendah simulasi untuk pendaratan 2 kali putaran (di monitor Waypoints fligt mission profile of LSU-03.
  • 48. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 100 | Handoko F Zainsam GCS terlihat saat terbang rendah seolah akan pendaratan pada kecepatan 19 m/s (ketinggian 15 m) saat putaran pertama dan kecepatan (ground speed) 20 m/s (ketinggian 10 m) saat putaran kedua. Terbang kedua juga masih mode manual jam 09.42 s/d 09.48 WIB (terbang selama 6 menit), kemudian turun untuk dikosongkan bahan bakarnya dan diisi lagi 2 liter bahan bakar untuk persiapan terbang ketiga mode autonomous. Terbang ketiga untuk misi mode otonomous, lepas landas pukul 09.57 WIB dan pendaratan pukul 10.45 WIB (lama terbang 48 menit). Terbang ketiga ini tidak langsung full outonomous, tetapi mode manual dan stabil terlebih dahulu (jam 09.57 s/d 10.11 WIB) kemudian mode outonomous. Plotting profile misi lintasan terbang dilakukan pada terbang kedua dan ketiga secara lengkap dapat dilihat pada gambar 9 s/d14. Tampilan Realtime Flight Data pada Mission Planner.
  • 49. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 101 Handoko F Zainsam | Profil Lintasan Terbang lengkap di semua mode terbang LSU-03. Lintasan Terbang Mode Autonomous (hanya titik-titik lintasan).
  • 50. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 102 | Handoko F Zainsam Prototype LSU-03 Purwarupa (prototype) yang kedua adalah LSU-03 New Generation untuk Litbangyasa. LSU-03 New Generation ini sudah melalui uji terbang perdana yang dilaksanakan di Pamengpeuk. Kegiatan Litbangyasa akan tetap dilakukan di tahun berikutnya dengan spesifikasi dan optimasi. Purwarupa yang ketiga adalah LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km. LSU-03 berhasil memecahkan rekor MURI dengan sempurna dengan terbang melintasi Pamengpeuk – Cilacap – Pameungpeuk sejauh 340 km pada tanggal 29 Desember 2015. Purwarupa yang keempat adalah LSU-03 yang dimanfaatkan untuk diseminasi hilirisasi teknologi bekerja sama dengan PT Mandiri Mitra Muhibbah. Meskipun sudah berhasil uji terbang dengan baik, kegiatan Litbangyasa akan tetap dilakukan di tahun selanjutnya untuk diseminasi hilirisasi. Hasil kegiatan Litbangyasa sebagai purwarupa yang kelimaadalahLSU-03Fullcarbon,dimanaseluruhpermukaan pesawat dilapisi dengan bahan karbon. Bahan karbon yang berbobot ringan memungkinkan untuk menambah jumlah muatan tanpa menambah berat keseluruhan pada saat LSU -03 yang dilapisi bahan Karbon
  • 51. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 107 Handoko F Zainsam | Persiapan akhir sebelum pengujian dan Jarak terjauh ketika diambil dari posisi hotel 8289 m.. Posisi Tim ketika di kapal melakukan pengujian dan Posisi Tim bakauheni ketika melakukan pengujian. Jarak terjauh sinyal ditangkap di bakauheni 11299 m dan Posisi Tim ketika di kapal melakukan pengujian.
  • 52. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 108 | Handoko F Zainsam Pada percobaan ini didapat data bahwa antena direksional mampu menambah jarak jangkau radio. Sedangkan sistem repeater xtend juga terbukti dapat menambah jarak jangkau mencapai 21.8 km. *** Posisi Tim ketika di kapal melakukan pengujian dan Posisi Tim bakauheni ketika melakukan pengujian. Data terjauh ketika menggunakan repeater 21848 m.
  • 53. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 109 Handoko F Zainsam | Berangkat dari kesuksesan LSU-02, kemudian berlanjut pengembangan LSU-03 dan LSU-04, LAPAN menghadirkan lagi pesawat tanpa awak LSU-05. LSU-05 dirancang dengan dimensi dua kali lebih besar dari LSU- 02, dan mampu mewakili peran dari LSU-03 dan LSU-04. Dari segi rancangan dan kinerja, LSU-05 memang tak punya perbedaan berarti dengan drone Wulung yang dibesut PT Dirgantara Indonesia dan BPPT. Hanya saja tampilan moncong LSU-05 terlihat lebih streamline. BAGIAN KE EMPAT Rancang Bangun Pesawat LSU-05
  • 54. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 110 | Handoko F Zainsam O leh LAPAN, LSU-05 digadang punya keunggulan pada jarak jangkau dan lama terbang (endurance). LSU- 05 didesain mampu terbang hingga 8 jam dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam. Artinya jika kecepatan rata-ratanya 100 km/ jam, dan mampu terbang selama 8 jam, maka pesawat ini akan mampu terbang secara otomatis sejauh 800 km. Kondisi tersebut jelas berbeda dengan LSU-02 yang hanya mampu terbang otomatis sejauh 200- 400 km. Jangkauan terbang LSU-05 pun Tim Pustekbang saat persiapan uji terbang pesawat LSU. Jejak Sewindu LSU 110 | Handoko F Zainsam
  • 55. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 113 Handoko F Zainsam | Perancangan struktur LSU-05 dimulai dengan analisis desain wing (sayap). Kemudian dilanjutkan dengan desain struktur fuselage yang meliputi konsep struktur fuselage, pemilihan material fuselage, dan beban load fuselage. Spesifikasi Dimensi luar Bentang Sayap : 5.5 m Panjang Pesawat : 4.1 m Proses pengujian pesawat LSU 05 di terowongan angin.
  • 56. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 114 | Handoko F Zainsam TinggiPesawat : 1.13 m Berat dan Muatan MTOW : 77 kg Berat kosong : 31 kg Berat payload : 30 kg Berat fuel : 16 kg Prestasi terbang TOG (take off ground run) : 60 m RoC (climb rate) : 600 ft/min Range : 240 km Endurance : 8 h LG (landing ground run) : 83 m Ceiling : 12000 ft Cruise altitude : 3000 ft Cruise speed : 100 km/h Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudoyono saat mengamati LSU 05.
  • 57. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 115 Handoko F Zainsam | Tipe Pesawat ringan tanpa awak multiguna (SAR, Surveillance daerah perbatasan, dll) Fitur Desain Pesawat tanpa awak ringan dengan fokus misi pada observasi, sayap high wing memberikan kestabilan yang lebih baik ditambah dengan penambahan hedral. Sayap memiliki sweep sebesar 0 deg dan bentuk taper memberikan distribusi lift yang baik. Penempatan engine dengan konfigurasi pusher memberikan bagian depan pesawat ruang yang bebas untuk meletakkan payload dan sensor tanpa interferensi dan getaran dari sistem propulsi. Ekor yang terpasang pada dua boom memberikan kestabilan. Payload diletakkan pada bagian dalam fuselage dengan pintu bukaan pada bagian atas dengan tambahan untuk dibawa pada bagian bawah fuselage.
  • 58. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 116 | Handoko F Zainsam Kendali Pesawat dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh dengan sinyal radio dari ground station. Pesawat dapat dikendalikan secara autonomous dengan menggunakan sistem autonomous. Struktur Stuktur utama terbuat dari GFRP dengan menggunakan ply- wood sebagai penguat dengan konsep semi monocoque. Landing Gear Landing gear utama dibuat dengan menggunakan bahan GFRP diperkuat plywood dengan sistem rem dan roda karet. Landing gear depan dibuat dengan menggunakan konfigurasi strut dengan shock absorber dan ban karet. Sumber Daya Sumber daya pesawat berasal dari mesin piston dengan 15 hp dan propeller 28 inch. Untuk keperluan listrik berasal dari baterai yang terdapat dipesawat.
  • 59. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 117 Handoko F Zainsam | Publikasi Ilmiah dan Perancangan LSU 05  Analisis CFD Karakteristik Aerodinamika Pada Sayap Pesawat LSU-05 dengan Penambahan Vortex Generator (Analysis Of Cfd Aerodynamic Characteristics At The Wing Of Aircraft Lsu-05 With The Addition Of Vortex Generator), Awalu. R & Dana. H, Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol.15 No. 1 Juni 2017.  LendutanStrukturTwinBoom PesawatTerbangNirAwak LSU-05 Pada Saat Menerima Beban Terbang (Deflection Of LSU-05 UAV Twin Boom Structure On Recieving The Flight Load), Atik Bintoro, Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 14 No. 2 Desember 2016, (dicetak pada tahun 2017).  Yanuar Prabowo, Sistem Avionik Pada LSU-05, Laporan Program LSU Tahun 2014.  Lebih lengkap bisa cek repositori LAPAN untuk pengembangan LSU 05. ***
  • 60. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 118 | Handoko F Zainsam Pesawat tanpa awak LAPAN surveillance UAV (LSU) telah dioperasikan di berbagai tempat untuk berbagai kepentingan seperti penanggulangan bencana alam, pemantauan dan pemetaan daerah pegunungan berapi, hutan rawan kebakaran, tanah longsor, banjir, pemotretan garis pantai, pemantau kapal nelayan, dan lain-lain. Dari pengalaman operasi tersebut, banyak hal didapat, termasuk penemuan beberapa kelemahan kinerja UAV yang perlu segera diperbaiki. BAGAIN KELIMA Optimisme Pustekbang LAPAN dalam Rancang Bangun Pesawat Tanpa Awak Catatan Penutup Jejak Sewindu LSU 118 | Handoko F Zainsam
  • 61. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 119 Handoko F Zainsam | P erbaikan ini selain untuk meningkatkan kinerja UAV juga merupakan rintisan untuk menuju sertifikasi UAV oleh badan- badan yang berwenang seperti IMA dan Kementrian Perhubungan. Peningkatan kinerja yang perlu dilakukan diantaranya adalah jangkauan sistem telemetri, penempatan antena receiver remote Jejak Sewindu LSU 119 Handoko F Zainsam | TIM periset dan perekayasa yang mempersiapkan uji terbang LSU. 03
  • 62. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 120 | Handoko F Zainsam control, penempatan GPS pada fuselage, wiring UAV, perhitungan konsumsi energi sistem avionik UAV dll. Jangkauan sistem telemetri perlu ditingkatkan agar UAV selalu dapat dimonitor dan dikontrol dari jarak jauh. Untuk saat ini jangkauan terjauh telemetri adalah kurang lebih 40 km. Jangkauan ini dapat dicapai secara line of sight di laut lepas menggunakan antena Omnidirectional pada UAV dan Yagi pada ground segment. Untuk meningkatkan jangkauan LSU, dilakukan dengan menerbangkan repeater dengan UAV TIM periset dan perekayasa yang mempersiapkan uji terbang LSU 03.
  • 63. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 121 Handoko F Zainsam | diantara UAV dan ground segment. Penelitian pengaruh tata letak dan pemasangan antena penerima Remote Control perlu dilakukan. Hal ini penting untuk meningkatkan jangkauan antena penerima agar proses take off dan landing UAV berjalan dengan baik. Kegiatan pelayanan produk teknologi penerbangan pada tahun anggaran 2018 masih difokuskan pada kerjasama dengan berbagai instansi dalam aplikasi teknologi LSU-01, LSU-02 dan LSU-03 pada berbagai operasi dan fungsi seperti pemetaan, pemantauan hutan, laut dll. Selain itu pada tahun ini juga melakukan pemanfaatan LSA (Lapan Surveilance Aircraft), pesawat berpenumpang 2 orang untuk pemantauan dan pemetaan. Tercatat beberapa kegiatan pengembangan pesawat tanpa awak yang telah dan akan terus dilakukan LAPAN, di antaranya: • Melakukan kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam uji launcher dan sistem recovery LSU-02. Hasil uji ini akan dipergunakan untuk mendukung operasi pemantauan laut dengan menggunakan kapal Orca milik KKP. • Mempersiapkan UAV LSU-01, LSU-02 dan LSU-03 untuk melakukan operasi pemotretan untuk keperluan pemetaan, mitigasi bencana, survei, dan lain-lain. • Pemotretan udara untuk kepentingan tata kota, kerjasama dengan pemerintah kabupaten Agam, Sumatra Barat.
  • 64. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 122 | Handoko F Zainsam • Pemetaan menggunakan LSU-02 dengan gimbal, merupakan kelanjutan kerjasama Pustekbang dengan BIG dalam mewujudkan sistem pemetaan yang akurat menggunakan UAV. • Melakukan pemotretan arus mudik dengan LSA didaerah Merak, Selat Sunda kerjasama dengan Kementerian Perhubungan. • Pemetaan di daerah Tanjung Lesung, merupakan kelanjutan kerjasama dengan BIG untuk memperolah cira yang akurat yang dapat dibandingkan dengan citra satelit.
  • 65. Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 129 Handoko F Zainsam | WEBSITE: https://www.indomiliter.com/lapan-lsu-03-ng-siap- perkuat-kemampuan-intai-kodam-di-perbatasan/ https://regional.kompas.com/read/2018/08/10/20254001/ lapan-pamerkan-pesawat-tanpa-awak-dengan-daya- jelajah-350-km https://ristekdikti.go.id/info-iptek-dikti/lsu-3-drone- canggih-buatan-lapan/ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/07/17/ini- dia-proses-evolusi-drone-kebanggaan-indonesia-karya- lapan website: http://www.lapan.go.id Gunung akan Kudaki, lautan Kuseberangi 129 Handoko F Zainsam |
  • 66. LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 130 | Handoko F Zainsam HANDOKO F ZAINSAM Lelaki kelahiran Madiun ini merupakan penggagas dan pendiri “Komunitas Mata Aksara” (KomMa) – Jakarta, sebuah komunitas yang fokus pada telaah dan kajian tentang Sastra-Budaya. Ia juga menjadi salah satu penggagas dan pendiri CK Writing Studies Club – Jakarta yang merupakan kelompuk studi penulisan remaja se-Indonesia. Bersama beberapa rekannya, ia juga menjadi pendiri Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun (PSBNS) 6 Negara. Anggota Yayasan Kertagama, Jakarta bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya; dan juga aktif sebagai pembicara, motivator, dan kritikus/ apresiator karya sastra. TENTANG PENULIS LSU: Jejak Sewindu Memotret Indonesia dari Udara 130 | Handoko F Zainsam