Penelitian ini membahas tentang pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol susu terhadap kejadian rampan karies pada anak prasekolah. Studi pendahuluan menunjukkan tingkat kejadian rampan karies pada anak prasekolah di desa tersebut cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian susu dalam botol dengan frekuensi, waktu minum, dan kadar gula susu terhadap kejadian
Penelitian ini mengkaji hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada gigi sulung anak usia 4-5 tahun di beberapa TK di Kota Padang. Hasilnya menunjukkan bahwa responden dengan status sosial ekonomi tidak miskin dan status karies baik lebih dominan. Namun, secara statistik tidak ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada anak. Disarankan
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku menyikat gigi pada siswa SD Inpres Perumnas 1 Makassar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan yang baik dengan perilaku menyikat gigi yang baik pada siswa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 9-10 tahun di SDN Ngebel Gede II Sleman Yogyakarta. Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyuluhan sebelumnya menggunakan poster dan model gigi, namun belum pernah menggunakan boneka tangan. Peneliti bermaksud menguji
1. Karies gigi merupakan masalah kesehatan utama pada anak sekolah usia 6-12 tahun. Faktor yang mempengaruhinya antara lain pola makan yang kaya karbohidrat terutama makanan manis, dan kebiasaan menggosok gigi.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makanan jajanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa SD di Bandung. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asinikenwahyu
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah kecukupan ASI di BPM Eny Handayani Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, di mana terdapat keluhan dari ibu mengenai produksi ASI yang kurang dan memberikan makanan tambahan pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan ASI di temp
Penelitian ini mengkaji hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada gigi sulung anak usia 4-5 tahun di beberapa TK di Kota Padang. Hasilnya menunjukkan bahwa responden dengan status sosial ekonomi tidak miskin dan status karies baik lebih dominan. Namun, secara statistik tidak ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada anak. Disarankan
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku menyikat gigi pada siswa SD Inpres Perumnas 1 Makassar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan yang baik dengan perilaku menyikat gigi yang baik pada siswa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 9-10 tahun di SDN Ngebel Gede II Sleman Yogyakarta. Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyuluhan sebelumnya menggunakan poster dan model gigi, namun belum pernah menggunakan boneka tangan. Peneliti bermaksud menguji
1. Karies gigi merupakan masalah kesehatan utama pada anak sekolah usia 6-12 tahun. Faktor yang mempengaruhinya antara lain pola makan yang kaya karbohidrat terutama makanan manis, dan kebiasaan menggosok gigi.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makanan jajanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa SD di Bandung. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asinikenwahyu
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah kecukupan ASI di BPM Eny Handayani Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, di mana terdapat keluhan dari ibu mengenai produksi ASI yang kurang dan memberikan makanan tambahan pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan ASI di temp
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan waktu yang tepat untuk memulai pemberian makanan tambahan. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini seperti gangguan pencernaan dan pertumbuhan bayi."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan waktu yang tepat untuk memulai pemberian makanan tambahan. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini seperti gangguan pencernaan dan pertumbuhan bayi."
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini, seperti meningkatkan risiko diare, alergi, gangguan pertumbuhan, dan menurunnya produksi ASI."
1. PKMM ini bertujuan meningkatkan kesehatan gigi siswa SD melalui kalender perawatan gigi interaktif
2. Kalender ini akan digunakan untuk mengingatkan siswa dan orang tua akan pentingnya perawatan gigi rutin
3. Diharapkan siswa lebih peduli terhadap kesehatan gigi setelah menggunakan kalender perawatan gigi ini
1. Dokumen tersebut membahas program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) untuk meningkatkan kesehatan gigi siswa SD.
2. Status kesehatan gigi anak Indonesia masih buruk dengan tingginya angka gigi berlubang dan penyakit mulut.
3. Program UKGS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan menurunkan angka penyakit gigi.
Latar belakang: Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email, dentin
dan meluas ke arah pulpa. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, ditemui
prevalensi gigi berlubang/rusak/karies untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
55,5%, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, Kabupaten Jeneponto
juga ditemukan prevalensi yang cukup besar yaitu 48,27% yang didominasi oleh
usia 5-9 tahun. Pengetahuan yang baik akan memberikan dampak perilaku
kesehatan gigi dan mulut yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan:
meningkatkan pengetahuan siswa SDN 82 Bontokatangka terhadap kesehatan gigi
dan mulut. Metode: Penyuluhan dengan teknik demonstrasi dan ceramah di
hadapan siswa menggunakan media flichart, model studi, sikat gigi dan pasta gigi
serta mengukur tingkat pengetahuan dengan kuisioner pre-test dan post-test.
Jumlah responden sebanyak 36 anak SDN 82 Bonto Katangka, Kec. Tarowang,
Kab. Jeneponto. Hasil: Sejumlah 36 responden mengalami peningkatan
pengetahuan dari kurang menjadi baik setelah diberikan penyuluhan yaitu sebesar
36,2%. Simpulan: Seluruh responden mengalami peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut.
zxcvbnm
Tiga kalimat ringkasan artikel tersebut adalah:
Artikel ini meneliti hubungan antara pola makan dengan status gizi pada anak usia prasekolah di TK Kristen Tunas Rama Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pola makan yang baik dengan status gizi yang baik pada anak, dengan 82,1% anak memiliki pola makan baik dan status gizi baik.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
ABSTRACT
Diarrheal disease is one disease that commonly affects infants and young children, said diarrhea
when frekuensianya more than 3 times a day. PHC Mungkajang in Palopo, diarrheal disease in the
top ten greatest disease which ranks sixth with a proportion of 2.44%. This study aims to
mengenalisis factors most dominant on the incidence of diarrhea in infants in PHC Mungkajang
Palopo. The research method is analytical survey with case control design. Population in this
research are children who live in PHC Mungkajang Palopo. Samples were taken by proportional
random sampling totaling 246 people. Data analysis included univariate, bivariate and multivariate.
The results showed that there is no correlation age, sex, measles immunization, maternal age,
mother's occupation and environmental sanitation with the incidence of diarrhea in infants (p>
0.05) and there is a relationship of nutritional status, exclusive breastfeeding, education, personal
hygiene, water supply Clean and availability toilet with diarrhea (p <0.05). The most predominant
risk factors associated with the incidence of diarrhea in children under five is personal hygiene with
OR = 3,065 (p = 0.001) and Exp (B) = 3,065. Models of logistic regression equations known to
toddlers who are not exclusively breastfed and personal hygiene, provision of clean water and poor
availability of latrines, then have a probability of occurrence of diarrhea by 48%. Advised the
public to raise awareness to behave clean and healthy lifestyle in reducing the frequency of
morbidity of diarrhea in infants.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Studi ini meneliti hubungan asupan makanan anak dan status ekonomi keluarga dengan status gizi anak sekolah di Kota Depok. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan makanan anak dengan status gizi, tetapi tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan status gizi. Sebagian besar anak memiliki asupan makanan yang baik namun status gizi kurang baik lebih tinggi dari rata-rata nasional. Peran
Dokumen tersebut membahas masalah kesehatan pada anak sekolah seperti diare, ISPA, dan masalah gigi dan mulut. Diare disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dan juga perilaku ibu, sedangkan ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang umumnya diderita anak balita. Masalah gigi dan mulut seperti karies gigi juga sering dihadapi anak sekolah yang dipengaruhi pola makan dan kebiasaan menyikat gigi.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan waktu yang tepat untuk memulai pemberian makanan tambahan. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini seperti gangguan pencernaan dan pertumbuhan bayi."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan waktu yang tepat untuk memulai pemberian makanan tambahan. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini seperti gangguan pencernaan dan pertumbuhan bayi."
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 4-6 bulan dan dampak negatif dari pemberian makanan tambahan yang terlalu dini, seperti meningkatkan risiko diare, alergi, gangguan pertumbuhan, dan menurunnya produksi ASI."
1. PKMM ini bertujuan meningkatkan kesehatan gigi siswa SD melalui kalender perawatan gigi interaktif
2. Kalender ini akan digunakan untuk mengingatkan siswa dan orang tua akan pentingnya perawatan gigi rutin
3. Diharapkan siswa lebih peduli terhadap kesehatan gigi setelah menggunakan kalender perawatan gigi ini
1. Dokumen tersebut membahas program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) untuk meningkatkan kesehatan gigi siswa SD.
2. Status kesehatan gigi anak Indonesia masih buruk dengan tingginya angka gigi berlubang dan penyakit mulut.
3. Program UKGS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan menurunkan angka penyakit gigi.
Latar belakang: Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email, dentin
dan meluas ke arah pulpa. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, ditemui
prevalensi gigi berlubang/rusak/karies untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
55,5%, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, Kabupaten Jeneponto
juga ditemukan prevalensi yang cukup besar yaitu 48,27% yang didominasi oleh
usia 5-9 tahun. Pengetahuan yang baik akan memberikan dampak perilaku
kesehatan gigi dan mulut yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan:
meningkatkan pengetahuan siswa SDN 82 Bontokatangka terhadap kesehatan gigi
dan mulut. Metode: Penyuluhan dengan teknik demonstrasi dan ceramah di
hadapan siswa menggunakan media flichart, model studi, sikat gigi dan pasta gigi
serta mengukur tingkat pengetahuan dengan kuisioner pre-test dan post-test.
Jumlah responden sebanyak 36 anak SDN 82 Bonto Katangka, Kec. Tarowang,
Kab. Jeneponto. Hasil: Sejumlah 36 responden mengalami peningkatan
pengetahuan dari kurang menjadi baik setelah diberikan penyuluhan yaitu sebesar
36,2%. Simpulan: Seluruh responden mengalami peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut.
zxcvbnm
Tiga kalimat ringkasan artikel tersebut adalah:
Artikel ini meneliti hubungan antara pola makan dengan status gizi pada anak usia prasekolah di TK Kristen Tunas Rama Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pola makan yang baik dengan status gizi yang baik pada anak, dengan 82,1% anak memiliki pola makan baik dan status gizi baik.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
ABSTRACT
Diarrheal disease is one disease that commonly affects infants and young children, said diarrhea
when frekuensianya more than 3 times a day. PHC Mungkajang in Palopo, diarrheal disease in the
top ten greatest disease which ranks sixth with a proportion of 2.44%. This study aims to
mengenalisis factors most dominant on the incidence of diarrhea in infants in PHC Mungkajang
Palopo. The research method is analytical survey with case control design. Population in this
research are children who live in PHC Mungkajang Palopo. Samples were taken by proportional
random sampling totaling 246 people. Data analysis included univariate, bivariate and multivariate.
The results showed that there is no correlation age, sex, measles immunization, maternal age,
mother's occupation and environmental sanitation with the incidence of diarrhea in infants (p>
0.05) and there is a relationship of nutritional status, exclusive breastfeeding, education, personal
hygiene, water supply Clean and availability toilet with diarrhea (p <0.05). The most predominant
risk factors associated with the incidence of diarrhea in children under five is personal hygiene with
OR = 3,065 (p = 0.001) and Exp (B) = 3,065. Models of logistic regression equations known to
toddlers who are not exclusively breastfed and personal hygiene, provision of clean water and poor
availability of latrines, then have a probability of occurrence of diarrhea by 48%. Advised the
public to raise awareness to behave clean and healthy lifestyle in reducing the frequency of
morbidity of diarrhea in infants.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita di TK Darma Wanita Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan tentang tingginya prevalensi karies gigi pada balita di daerah tersebut yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu ter
Studi ini meneliti hubungan asupan makanan anak dan status ekonomi keluarga dengan status gizi anak sekolah di Kota Depok. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan makanan anak dengan status gizi, tetapi tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan status gizi. Sebagian besar anak memiliki asupan makanan yang baik namun status gizi kurang baik lebih tinggi dari rata-rata nasional. Peran
Dokumen tersebut membahas masalah kesehatan pada anak sekolah seperti diare, ISPA, dan masalah gigi dan mulut. Diare disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dan juga perilaku ibu, sedangkan ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang umumnya diderita anak balita. Masalah gigi dan mulut seperti karies gigi juga sering dihadapi anak sekolah yang dipengaruhi pola makan dan kebiasaan menyikat gigi.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
BAB I.pdf
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering
terjadi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa
tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan
paling sering terjadi pada anak dibawah 6 tahun seringkali disebut nursing
caries atau disebut juga rampan karies (Adhani, dan Aspriyanto, 2014).
Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita),
Dengan penyebaran yang tertinggi (76,6%) pada anak usia tiga tahun
(Sutadi, 2007).
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan
dan rewel. Wei (2009) menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena
adanya aktivitas mikroorganisme dalam plak dan saliva akibat yang
mengkonsumsi makanan olahan yang mengandung sukrosa di antara dua
waktu makan, serta menurunya sekresi saliva.
Kesehatan gigi anak yang buruk seperti rampan karies yang dapat
menyebabkan rasa sakit dan kesulitan mengunyah akan menyebabkan
gangguan pada pemasukan makanan yang akhinya akan mempengaruhi
kedaan gizi anak sehingga tumbuh kembang anak terganggu (Heriandi,
2006). Hasil penelitian Ayhan (2006) menunjukkan berat dan tinggi badan
2. 2
anak penderita rampan karies dan sindroma karies botol lebih rendah di
bandingkan dengan anak yang bebas karies (Sutadi, 2007).
Early childhood caries terjadi pada gigi yang baru erupsi dan anak
pra-sekolah.Gigi rahang atas lebih sering terkena dibanding gigi rahang
bawah karena di lindungi oleh lidah selama gerakan menghisap atau minum
susu. Early childhood caries (ECC) dapat didefinisikan sebagai adanya satu
gigi atau lebih yang terkena karies pada anak usia 6 tahun atau lebih muda.
Salah satu bakteri yang terdapat dalam Early childhood caries adalah
streptococcus mutans. ECC biasanya membutuhkan perawatan yang lama
dan jika tidak diobati dapat merusak gigi anak dan berpengaruh pada
kesehatan umum anak (Dye, 2007).
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad
renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasikan. Karies yang
terjadi tiba-tiba dan menyebar secara cepat pada anak-anak disebut rampan
karies. Rampan karies seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia enam
tahun yang mempunyai kebiasaan minum susu formula menggunakan media
botol susu (Bakar, 2012)
Susu formula merupakan suatu produk makanan yang mengandung
nilai gizi cukup tinggi, karena sebagian besar zat gizi esensial seperti
protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B1 ada di dalam susu
formula. Tambahan susu formula dalam pola konsumsi anak sangat
dianjurkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi dan nutrisi anak bagi
3. 3
pertumbuhan dan perkembangan. Namun terkadang pemberian susu formula
ini malahan menimbulkan masalah bagi kesehatan anak, salah satunya
berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut anak (Sulistyoningsih, 2011).
Pola konsumsi susu formula yang kurang tepat seperti cara penyajian
yang menggunakan botol yang dihubungkan dengan lama pemberian,
frekuensi, dan waktu pemberian dapat menyebabkan terjadinya karies pada
anak. Data WHO tahun 2003 menggambarkan bahwa angka kejadian karies
pada anak sekitar 60-90% kasus (Rudolf, 2006). Anak usia 4-5 tahun yang
tinggal di pedesaan mengalami 95,9% kejadian karies, dengan nilai def-t
(decayed, extracted, filled, tooth) 7,98 dan anak yang tinggal di perkotaan
mengalami 90,5% kejadian karies, dengan nilai def-t 7,92. Community
Dental Oral Epidemiology mengungkapkan bahwa anak-anak usia TK di
Indonesia mempunyai resiko besar terkena karies (Maulani, 2005).
Prevalensi karies di Indonesia mencapai 90% dari populasi anak balita.
Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa karies gigi telah mengalami
peningkatan khususnya pada anak yaitu dari 38% dimana pada anak usia 2
– 5 tahun meningkat 10,4% dari karies yang ditemukan (Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas, 2013)). Prevalensi karies anak di provinsi Jawa Tengah
sebesar 43,1% (Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah, 2013).
Data observasi awal peneliti terhadap 5 PAUD di Desa Pabelan
Kecamatan Kartasura diperoleh data bahwa pada PAUD Surya Mentari dari
8 siswa yang berusia 3-4 tahun ditemukan 2 anak mengalami karies gigi,
selanjutnya KB Aisyiyah dari 53 siswa yang berusia 3-5 tahun ditemukan 24
4. 4
anak mengalami karies gigi, KB Dharma Wanita dari 16 siswa usia 3-4
tahun ditemukan 6 siswa mengalami karies gigi, KB Darussalam dari 40
siswa usia 3-4 tahun ditemukan 20 siswa mengalami karies gigi, dan KB
Rosa Indah dari 51 siswa usia 3-5 tahun ditemukan 17 siswa mengalami
karies gigi. Berdasarkan observasi awal tersebut, menunjukkan tingkat
kejadian karies gigi pada anak prasekolah di Desa Pabelan cukup tinggi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada ibu
dan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rosa Indah dan Kelompok
Bermain (KB), TK A dan B KB Aisyiyah di Kelurahan Pabelan dengan 11
orang anak prasekolah (3-5 tahun) pada tanggal 19 Mei 2015 diketahui
bahwa 7 ibu menyatakan sampai saat ini anaknya masih menggunakan botol
susu yang digunakan menjelang tidur sedangkan 4 ibu menyatakan bahwa
anaknya menggunakan botol susu dari menjelang tidur sampai pagi dimana
pada saat anak terbangun dari tidur, anak selalu meminta susu baru dengan
menggunakan botol susu. Kebisaaan tersebut telah dilakukan sekitar 2-3
tahun yang lalu setelah anak tidak minum Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Dari
11 anak yang mengkonsumsi susu dalam botol kondisi gigi anak dketahui 9
anak sudah mengalami rampan gigi, sedangkan 2 anak kondisi gigi masih
cukup bagus dan belum ada tenda karies gigi. Sebanyak 4 menyatakan
bahwa anaknya sudah tidak menggunakan botol susu menjelang tidur,
dengan 3 anak dengan kondisi gigi yang bagus tetapi 1 anak sudah mulai ada
rampan gigi.
5. 5
Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan kepada 11 orang ibu
dan anak tentang kebisaan anak minum susu dalam botol serta melihat
kondisi gigi anak yang sudah ada rampan gigi, maka peneliti tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian susu formula
menggunakan botol susu (dot) terhadap kejadian rampan karies pada anak
prasekolah di Kelurahan Pabelan.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol susu
(dot) terhadap kejadian rampan karies pada anak prasekolah di Kelurahan
Pabelan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian susu formula menggunakan
botol susu (dot) terhadap kejadian rampan karies pada anak prasekolah
di Kelurahan Pabelan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pemberian susu formula menggunakan botol susu (dot)
berupa frekuensi pemberian susu formula dalam botol pada anak
prasekolah di Kelurahan Pabelan.
b. Mengetahui pemberian susu formula menggunakan botol susu (dot)
berupa waktu minum susu formula dalam botol pada anak
prasekolah di Kelurahan Pabelan.
6. 6
c. Mengetahui pemberian susu formula menggunakan botol susu (dot)
berupa pemberian komposisi gula pada susu formula dalam botol
susu pada anak prasekolah di Kelurahan Pabelan.
d. Mengetahui pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol
susu (dot) berupa frekuensi pemberian susu formula dalam botol
terhadap kejadian rampan karies pada anak prasekolah di
Kelurahan Pabelan.
e. Mengetahui pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol
susu (dot) berupa waktu minum susu formula dalam botol terhadap
kejadian rampan karies pada anak prasekolah di Kelurahan
Pabelan.
f. Mengetahui pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol
susu (dot) berupa pemberian komposisi gula pada susu formula
dalam botol susu terhadap kejadian rampan karies pada anak
prasekolah di Kelurahan Pabelan.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan
tentang pengaruh pemberian susu formula menggunakan botol susu
(dot) terhadap kejadian rampan karies pada anak prasekolah di
Kelurahan Pabelan.
7. 7
2. Praktis
a. Ibu Balita
Menambah pengetahuan tentang penyebab karies gigi, cara
perawatan gigi dan upaya pencegahan karies gigi pada anak
prasekolah.
b. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada Puskesmas Pabelan mengenai kejadian rampan karies
pada anak prasekolah.
c. Penelitian Selanjutnya
Penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan
untuk mengadakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Winda, Gunawan dan Wicaksono (2015). Gambaran karies rampan pada
siswa pendidikan anak usia dini di desa Pineleng II Indah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tipe karies rampan yang paling banyak ditemui yaitu
pada tipe III 19 siswa (38,78%), kemudian terbanyak kedua ialah tipe I 14
siswa (28,57%), terbanyak ketiga yaitu tipe II 13 siswa (26,53%), dan
yang paling sedikit yaitu tipe IV 3 siswa (6,12%).Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu karies rampan paling banyak dijumpai pada siswa yang
berumur 5 tahun dan pada siswa yang berjenis kelamin perempuan. Tipe
8. 8
karies rampan yang paling banyak yaitu tipe III dan yang paling sedikit
yaitu tipe IV.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Winda adalah variabel rampan
gigi, subyek penelitian adalah anak usia dini
Perbedaan penelitian: waktu, tempat, jumlah sampel penelitian, rancangan
penelitian, teknik analisis data.
2. Lombo, A., Mayulu, N., dan Gunawan, P.N (2015) status karies anak usia
pra sekolah di sekolah Citra Kasih yang mengonsumsi susu formula. Hasil
penelitian menunjukakan indeks def-t rata-rata anak yaitu 1,6 dengan nilai
d (decay) 36, e (indicated for extraction) 29, dan f (filled) 19. Berdasarkan
pola pemberian susu formula diperoleh hasil, mayoritas murid sekolah
Citra Kasih Manado mengonsumsi susu formula > 2 tahun, frekuensi
minum susu > 3 kali sehari, durasi minum susu ≤ 15 menit, tanpa adanya
penambahan gula dan pemberian air putih setelah mengonsumsi susu
formula.Status karies anak usia prasekolah di Sekolah Citra Kasih Manado
yang mengonsumsi susu formula tergolong dalam kategori rendah.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lombo adalah variabel rampan
gigi, penggunaan botol susu, subyek penelitian adalah anak usia dini
Perbedaan penelitian: waktu, tempat, jumlah sampel penelitian, rancangan
penelitian, teknik analisis data.
3. Worotitjan, Mintjelungan, dan Gunawan, (2013). Pengalaman Karies Gigi
Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Kiawa
Kecamatan Kawangkoan Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
9. 9
siswa sekolah dasar di desa Kiawa memiliki pengalaman karies gigi
kategori sedang dengan rata-rata DMF-T 3.71 yang artinya anak-anak
sekolah mengalami karies rata-rata 4 gigi. Pola makan makanan
karbohidrat karsiogenik tertinggi pada anak sekolah dasar yaitu snack pada
frekuensi waktu 2-3 kali per hari. Pola minum minuman karsiogenik
tertinggi pada anak sekolah dasar yaitu minuman isotonik pada frekuensi
1-3 kali per minggu.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Worotitjan adalah variabel
rampan gigi.
Perbedaan penelitian: waktu, tempat, jumlah sampel penelitian, rancangan
penelitian, teknik analisis data.
4. Kawuryan (2008): Hubungan Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi dan
Mulut dengan Kejadian Karies anak SDN Kleco II kelas V danVI
Laweyan Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut di SDN Kleco II Kecamatan
Laweyan Surakarta sebagian besar dalam kategori sedang. (2) Sebagian
besar responden di SDN Kleco II Kecamatan Laweyan Surakarta tidak
mengalami karies gigi. (3) Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka ditarik
kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi anak SDN
Kleco II kelas V dan VI Kecamatan Laweyan Surakarta.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Kawuryan adalah variabel
karies gigi
10. 10
Perbedaan penelitian: waktu, tempat, jumlah sampel penelitian, rancangan
penelitian, teknik analisis data.
5. Anugrah A,S. (2012) Hubungan Jenis Konsumsi Makanan Jajanan Anak
Terhadap Kejadian Karies Gigi di TK Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali.
Hasil penelitian diperoleh 28 anak (47,5%) mempunyai frekuensi tinggi
dalam jajanan makan, 31 anak (52,5%) dengan frekuensi rendah. Data
karies gigi menunjukkan 41 anak (69,5%) mengalami karies gigi, dan 18
anak (30,5%) tidak mengalami karies gigi. Hasil uji statistic diperoleh nilai
Chi Square X2
= 6.371p = 0,022, sehingga disimpulkan tedapat hubungan
antara frekuensi konsumsi makanan jajanan anak terhadap kejadian karies
gigi di TK Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Anugrah adalah variabel karies
gigi
Perbedaan penelitian: waktu, tempat, jumlah sampel penelitian, rancangan
penelitian, teknik analisis data.