SlideShare a Scribd company logo
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Ketentuan pidana Pasal 72 UU Nomor 19 tahun 2002
1.	 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2.	 Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Nico Andrianto
AUSTRALIA Dari Dekat,
Pengalaman dan Tips Hidup
Nico Andrianto
Penyunting: Sinta Nisfuanna
Desain & Layout: Eka Pinsi Dintha
Perum. Depok Maharaja Blok P14 No. 4.
Pancoran Mas, Depok–Jawa Barat  021-77880581
 admin@indie-publishing.com | www. Indie-Publishing.com
Cetakan Pertama, Juni 2013
ISBN : 978-602-281-001-8
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Australia Dari Dekat; Penyunting: Sinta Nisfuanna
Depok: Indie Publishing, 2013; xii + 205 hlm; 14 x 21 cm
I. Judul II. Nico Andrianto
vNico Andrianto
vi Persembahan
Persembahan
Kupersembahkan buku ini kepada:
Michaelia Rania Hayrunnisa,
yang terlahir di Indonesia, 16 November 2012,
karena perubahan rencana di Australia,
karena kesibukan orangtuanya,
termasuk menuliskan buku ini.
viiKata Pengantar
Kata Pengantar
A
lhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas selesainya penulisan buku “Australia dari Dekat:
BerbagiPengalamandanTipsHidup”ini.DaribeasiswaADS,penulis
berkesempatan tinggal dan belajar di Australia, sesuatu yang tidak
setiap orang bisa merasakannya. Melalui buku ini, penulis ingin
berbagi pengalaman, suasana, dan kehidupan di Australia yang
diramu dengan latar belakangnya sebagai mahasiswa Master of
Public Policy di ANU.
Buku yang ada di tangan pembaca ini merangkum
pengalaman-pengalaman menarik tersebut. Pembaca akan
diajak penulis untuk menyelami sejarah, memahami budaya,
tata pemerintahan, menelusuri jalan-jalan dan keindahan
kota-kotanya, mendaki ke puncak ketinggian menaranya,
merasakan segar alam lingkungannya, larut dalam hiruk-pikuk
pasar sosial dan budayanya, mencicipi dunia akademisnya,
menelusuri lorong alam pikiran dan spirit warganya, menengok
komunitas muslimnya dan bahkan mengumpulkan ceceran
jejak kisah dari rubbish bin-nya.
Inspirasi buku ini berasal dari peristiwa-peristiwa
keseharianyangdirasakansendiriolehpenulis,daripengalaman
menjadi cleaning service dan casual work lainnya, bertemu
viii Kata Pengantar
dan bicara dengan perdana menteri Australia, diwawancarai
Radio Australia, serta tentu saja, penjelajahan berbagai sudut
kota-kota, tempat-tempat menarik, serta interaksi budaya
yang terjadi. Warna-warni pengalaman tersebut mengusung
tema-tema Australia dari Dekat, Pengalaman di ANU, Islam di
Australia, dan tips hidup serta keunikan Australia.
Pengalaman selama hidup dan menempuh studi di negeri
kanguru tersebut penulis tuangkan dalam artikel-artikel
dengan tema yang berbeda-beda. Artikel-artikel tersebut
memperoleh sambutan yang antusias di Kompasiana,
Hidayatullah.com, Koran Fajar Australia, Majalah Potret, Buku
FLP Australia dan berbagai blog pribadi. Sebagai buku, tema-
tema tulisan tersebut sudah bisa mewakili gambaran utuh
tentang negeri koala namun dengan “resolusi pemotretan”
yang tinggi. Tak lupa penulis lampirkan juga berbagai foto
koleksi yang relevan untuk mendukung deskripsi artikel
tersebut.
Melalui buku ini penulis ingin agar pengalaman berharga
tersebut bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin pembaca.
Komentar-komentar yang penulis terima atas berbagai tulisan
tersebut di berbagai media elektronik mendorong penulis
untuk mengumpulkannya dan menghidangkan kepada Anda.
Semoga kumpulan duapuluh delapan artikel bisa memberi
inspirasi bagi para pembaca sekalian.
Mungkin beberapa di antara Anda ingin mengunjungi,
belajar, atau bekerja di Australia suatu hari nanti. Untuk
Andalah buku ini khusus saya tulis. Bagi Anda yang tertarik
ingin mengetahui seluk-beluk berbagai negara, maka buku ini
adalah inside story dari orang yang pernah tinggal di Australia.
ixKata Pengantar
Semoga buku; “Australia Dari Dekat: Berbagai Pengalaman dan
Tips Hidup” ini juga bisa menjembatani perbedaan budaya
antara Indonesia dan Australia.
Melalui media ini, tak lupa saya ingin berterima kasih
kepada AUSAID atas Australian Development Scholarship-
nya, Iwan Triyuwono dan Barbara Wiechecki atas inspirasinya,
Thoso Priharnowo atas review naskah awal, Handy Asikin
dan Ade Isyanah atas supportnya, teman-teman di Crawford
School of Economics and Government Faisal Jabbar, Didik
Mulyanto, Marudut Napitupulu dan Herry Indratno atas
pengalaman bersama, Irma Handayani atas komentarnya,
Norman Abjorensen yang mengunjungi blogs saya, Wiwied
Mulyadi dan Dian Islamiati Fatwa atas bantuannya. Akhirnya,
ungkapan kasih yang dalam saya sampaikan kepada istri
tercinta Alvien Nur Amalia dan putraku, Muhammad Al Fatih
Paramayodha, yang menemani mengisi hari-hari yang penuh
warna di Australia dan dengan sabar memberi waktu saya
menuliskannya untuk Anda.
Jakarta, 04 Mei 2013
Nico Andrianto
x Daftar Isi
Daftar Isi
Persembahan...................................................................... 	 vi
Kata Pengantar.................................................................... 	 vii
Daftar Isi.............................................................................. 	 x 
 
  1. Patriotisme Australia, Pandangan Seorang Indonesia..... 	 1
  2. Sistem Pemerintahan Australia, Sebuah Refleksi.........`	 9
  3. Australia dari Dekat: Kehidupan Sehari-hari.................	 17
  4. Australia dari Dekat: Berlalu Lintas...............................	 25
  5. Radio Australia.............................................................	 33
  6. Etos Australia................................................................	 39
  7. Museum-Museum Australia.........................................	 47
  8. Belajar dari Pengelolaan Alam Lingkungan di Australia.....	 55
  9. Makanan Indo di Oz......................................................	 63
10. “Duit Ostrali”................................................................	 69
11. Melbourne, Sydney, atau Canberra,
  Terbaik untuk Kuliah?...................................................	 77
12. Merasakan Kuliah di Australia......................................	 85
13. Belajar dari Kosmopolitanisme di ANU........................	 93
14. Memimpin dengan Kerendahan Hati...........................	 99
15. Festival Indonesia di Canberra, Australia......................	 105
16. Pagelaran Wayang Kulit di National Gallery of Australia...	 111
17. Virus Narsis dari Canberra............................................	 119
18. “Babi Halal” dan Multikulturalisme di Australia...........	 127
xiDaftar Isi
19. Yarralumla Mosque, Masjid Segala Bangsa..................	 135
20. Ramadhan Ceria Muslim Canberra...............................	 141
21. Protes-Protes di Negeri Kanguru..................................	 147
22. Balai Bahasa, Soft Power Indonesia..............................	 155
23. Buku dan Transmisi Ilmu di Australia............................	 161
24. Diaspora Orang-Orang Nusantara................................	 167
25. The Cleaner..................................................................	 175
26. Pelatihan Menulis di Canberra.....................................	 181
27. Tips Hidup di Australia..................................................	 187
28. Yang Unik-Unik di Australia...........................................	 197
Tentang Penulis..................................................................	 203
qqq
1Nico Andrianto
Patriotisme Australia:
Pandangan Seorang Indonesia
S
etiap 25 April Australia menggelar ANZAC parade di depan
War Memorial, lima menit jalan kaki dari unit (rumah) saya
di bilangan Campbell, Canberra. Pada hari tersebut, Perdana
Menteri Australia beserta segenap veteran dari berbagai angkatan
dan generasi berkhidmad untuk sebuah peristiwa besar.
ANZAC day adalah peringatan kekalahan Australia
terhadap Turki di tahun 1915 pada pertempuran di Teluk
Gallipolli dengan korban sebanyak 8.709 pasukan. Australia
yang bertempur bersama Inggris, Perancis dan British India
2
untuk menghancurkan Turki Ottoman (sekutu Jerman)
tergabung dalam ANZAC (Australian and New Zealand Army
Corps). Meskipun menderita kekalahan, peristiwa tersebut
diperingati sebagai hari kepahlawanan yang turut membentuk
entitas bangsa muda bernama Australia.
Di War Memorial dengan api abadi di pelatarannya, ditulis
nama-nama pasukan Australia yang tewas di berbagai konflik di
dunia, termasuk daftar korban dalam konfrontasi di Kalimantan
Utara. Catatan tentang para korban perang Australia juga saya
saksikan di Shrine of Remembrance, Melbourne dengan bangunan
menyerupai candi dengan tulisan “Greater Love Hath No Man” di
dalamnya yang akan tersinari cahaya Matahari dari puncak the
3Nico Andrianto
shrine pada jam 11 tanggal 11 bulan 11 (saat Jerman menyetujui
gencatan senjata pada sekutu). Jika di dalam War Memorial
dipajang berbagai peralatan perang dan memorabilia di berbagai
konflik dalam penataan yang excellent, di the shrine dipamerkan
panji-panji bendera pasukan serta berbagai bintang jasa para
pahlawan Australia.
Penghargaan terhadap tentara yang pernah berjuang dan
bertugas demi negara sangat tinggi di Australia. Mereka yang
sudah tua tetap dihormati dan diposisikan di tempat terhormat.
Anak-anak remaja berpakaian ala tentara juga terlihat mengikuti
parade pasukan dan turut dalam peserta upacara. Setelah pidato
Perdana Menteri Kevin Rudd, disusul dengan devile pasukan
dan diakhiri dengan lintasan pesawat jet tempur (FA-18) yang
menggelegar.
Australia menghargai jasa warganya yang telah rela bertaruh
nyawa demi negaranya dengan mencukupi kesejahteraannya yang
diurus oleh Department of Veterans’ Affairs. Meski kebijakan
mengirimkan tentara ke berbagai daerah konflik sejak perang
Vietnam bisa diperdebatkan dan bahkan mendapat oposisi
4
di dalam negara Australia sendiri, cara pemerintah Australia
memperlakukan veterannya patut diapresiasi.
Dalam sebuah parade ANZAC day, bukan hanya para
veteran dari orang Australia yang turut serta, namun juga
diantaranya veteran dari Bangsa Vietnam dan Korea. Tak lupa
mereka didudukkan di panggung kehormatan. Terlihat jelas dari
ekspresinya, mereka merasa sangat dihargai di Australia, meski di
negeri asal mereka boleh jadi sebaliknya.
Pada tur ke dalam bangunan War Memorial saya juga melihat
orang-orang Turki turut hadir di acara ANZAC day tersebut. Entah
apayangmerekarasakanpadahariitu.Memang,untukmengenang
peristiwa besar tersebut didirikan masing-masing Kemal Attarturk
Memorial di Canberra, ANZAC cove di teluk Gallipoli Turki.
Pada Perang Dunia II, Australia masih menjadi anggota dari
aliansi negara-negara sekutu. Hal ini “wajar” mengingat Australia
adalah bangsa “Eropa” di kawasan Asia. Doktrin Australia sebagai
power holder di Pasifik “mengharuskan” Australia berperang
menghadapi serbuan kekuatan imperialis Jepang saat itu. “Our
first naval victory” dalam peperangan laut melawan Jepang turut
5Nico Andrianto
menaikkan kepercayaan diri Australia, yang diabadikan dalam
bentuk koleksi kapal perang, film, dan multimedia rekonstruksi
pertempuran laut yang menarik di dalam War Memorial tersebut.
Yang ingin di-framing serta ditransfer dalam museum perang
tersebut adalah “mental juara” para pendahulu.
Dalam sebuah diskusi dengan dosen di kampus, terungkap
bahwa Australia tidak akan lepas dari orbit Amerika Serikat,
karena posisi geopolitiknya yang sudah given. Ketakutan Australia
akan “bahaya kuning dari utara” masih ada, sehingga banyak
kebijakan perang dan damai Australia harus mengikuti para
aliansinya tersebut. Boleh dikata kebijakan untuk berperang
di Korea, Vietnam, Iraq, dan Afghanistan saat ini bukan semata
sebagai ekspresi ungkapan “right or wrong is my country”, namun
juga terkait erat dengan kepentingan Australia di kawasan.
Kini Australia telah menjelma menjadi negara multikultur
dengan lebih dari 8,7 persen penduduknya berlatar belakang
Asia (sensus 2006). Beberapa Perdana Menteri Australia seperti
Paul Keating dan Kevin Rudd juga menginginkan Australia lebih
dekat dengan Asia. Meski belum berhasil, upaya Australia menjadi
6
Republik yang terlepas dari Monarkhi Inggris telah menjadi isu
politik penting. Australia terus berproses menjadi sebuah negara
sejak pendaratan Kapten Arthur Phillip pada 26 Januari 1788 yang
diperingati sebagai Australia day.
Pada acara ANZAC day tersebut, kami bertemu dengan
seorang mantan pasukan khusus Australia yang sudah sepuh
dengan pakaian lengkap dan bintang-bintang jasa di dada. Saat
kami memperkenalkan diri berasal dari Indonesia, beliau langsung
menyebut “RPKAD” (Kopassus) dengan rasa takzim, seolah
mengingat kembali pengalamannya bertempur menghadapi
keandalan pasukan khusus kita waktu itu di belantara Kalimantan
Utara. Beliau tak keberatan saat kami meminta untuk berfoto
bersama.
Di Australia tentara bukan diklasifikasikan sebagai lapangan
kerja, namun dianggap sebagai sebuah pengabdian kepada
negara. Canberra sebagai ibukota negara tempat kantor-kantor
pemerintah federal berada, termasuk tempat markas besar
Australian Defence Force (ADF) yang setiap pagi saya lewati saat
menuju tempat kerja cleaner di daerah Manuka. Tidak ada kesan
7Nico Andrianto
sangar melihat gedung yang merupakan “Pentagon”-nya Australia
ini. Di Canberra juga terdapat Australian Defence Force Academy
(ADFA) dimana banyak perwira TNI belajar di sana, selain di tempat
lain semacam University of Wollongong atau di ANU.
Sepertinya bangsa kita bisa mengambil pelajaran dari cara
bangsa Australia menghargai orang-orang yang telah berjasa
kepada negara. Karena saat ini negara kita seolah telah melupakan
para pejuangnya, khususnya yang telah merebut kemerdekaan
atau yang pernah bertugas dalam pembebasan Papua atau Timor-
Timur yang merupakan keputusan politik saat itu. Selain pendek
ingatannya dalam menghargai pahlawan, orang Indonesia juga
lembek dalam menghukum para pengkhianat, seperti para mafia
pajak yang menghebohkan saat ini. Di Indonesia batas antara
pahlawan dan pengkhianat sangat tipis.
Perilaku para pejabat yang suka korupsi seakan menganggap
negara kita adalah warisan “engkong”-nya sendiri. Bagaimana
semangat kepahlawanan bisa tertransfer ke generasi yang lebih
muda, kalau kesadaran bahwa keberadaan kita hari ini adalah
hasil perjuangan para pendahulu dengan pengorbanan darah dan
8
air mata sudah kikis. Lalu kapan kita bisa menjadi bangsa besar
yang mampu mencapai prestasi-prestasi membanggakan dan
dihormati negara-negara lain. Di Australia saya bisa merenungkan
ucapan Bung Karno: “bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa
menghargai jasa para pahlawannya”. Wallohu a’lam bissawab.
qqq
9Nico Andrianto
Sistem Pemerintahan Australia,
Sebuah Refleksi
A
da dua peristiwa yang menghubungkan saya dengan
pemerintah Australia. Pertama, saya mendapatkan beasiswa
Australian Development Scholarship, sebuah beasiswa yang
diberikan oleh pemerintah federal Australia kepada negara-negara
berkembang untuk mendorong pembangunan di negeri sasaran.
Peristiwa yang kedua, saat saya mengurus childcare benefit (CCB)
untuk anak saya di centre link di Braddon, Canberra, ACT. Kedua
10
peristiwa tersebut yang mendorong saya untuk mencoba
memahami konteks dan sejarah dari sistem pemerintahan
Australia yang terdiri dari tiga cabang; eksekutif, legislative,
dan yudikatif.
Australia adalah sebuah benua berpenduduk sekitar
22 juta orang yang kebanyakan tinggal di kota tepi pantai
seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, dan Perth.
11Nico Andrianto
Negara tetangga di sebelah selatan (australis: latin) kepulauan
Nusantara ini adalah bagian dari monarkhi Inggris dibawah
Ratu Elizabeth II seperti dalam coin Australia dengan Gubernur
Jenderalnya sekarang bernama Quentin Brice yang istananya ada
di Canberra.
Benua yang dulunya sering dikunjungi pencari teripang dari
Makassar dan berpenduduk asli bangsa Aborigin ini dikolonisasi
oleh Inggris sejak kedatangan Kapten Phillip Arthur pada 26
Januari 1788 di Sydney cove, meski sebenarnya banyak penjelajah
Belanda dan Eropa lainnya yang mendarat sebelumnya seperti
Williem Janszoon, William Dampier atau Captain James Cook yang
rata-rata juga sampai ke Batavia (Jakarta). Tak mengherankan
nama lama Australia adalah New Holland.
Bangsa Aborigin yang tinggal di Benua Australia sejak 40 ribu
sampai 45 ribu tahun yang lalu dengan lebih dari 250 bahasa dan
suku ini terdesak sejak kedatangan bangsa Eropa yang lebih maju
secara peradaban. Persaingan memperebutkan lahan yang tak
jarang dengan penggunaan senjata terjadi dengan menyisakan
kisah-kisah pilu serta cerita tentang “penghilangan generasi”,
upaya men-civilize-kan Bangsa Aborigin dengan mengambil paksa
anak-anak mereka untuk dibesarkan di keluarga Eropa.
Benua yang pada mulanya dijadikan tempat pembuangan
narapidana dari Inggris ini kemudian semakin ramai oleh
pendatang dan imigran sejak ditemukannya emas (gold rush) pada
awal 1850 di Ballarat, dekat Melbourne.
Kemudian bermunculan kota-kota pusat hunian yang
berkembang menjadi negara-negara tersendiri (state). Australia
terbentuk dari bergabungnya enam koloni Inggris (self governing)
pada tahun 1901 menjadi sebuah negara federal. Masing-masing
12
negara bagian memiliki konstitusinya sendiri yang independen dan
akan diselesaikan oleh High Court of Australia jika ada perselisihan
diantara mereka. Federal constitutional monarchy dengan sistem
demokrasi parlementer adalah bentuk pemerintahan negara
dengan nama resmi Commonwealth of Australia ini.
Enam state yang ada di Australia adalah Victoria, New
South Wales, Western Australia, Tasmania, Queensland,
South Australia, sedangkan dua territory utama adalah
Northern Territory dan Australian Capital Territory (ACT). Jika
state memiliki kekuasaan yang bersumber dari konstitusinya
masing-masing, territory mendapatkan mandat pelimpahan
kekuasaan dari pemerintah commonwealth. State atau
territory kemudian dibagi menjadi shire, city dan town atau
yang disebut pemerintahan local (local government). Masing-
masing pemerintahan lokal ini diurus oleh council yang
anggotanya terdiri dari orang-orang yang dipilih melalui
pemilu yang disebut councilor/alderman. Selain itu, terdapat
13Nico Andrianto
wilayah-wilayah berpenghuni lain misalnya cristmas island
(sebelah selatan pulau Jawa) dan cocos island yang dijalankan
berdasarkan hukum federal.
Australia menganut bicameral parliament yang terdiri dari
Queen dan dua house, yaitu the senate beranggotakan 76 wakil
dan house of representatives beranggotakan 150 wakil. The
senate (the upper house) adalah representasi dari state dengan
masing-masing 12 orang wakil dan dari territory masing-masing
punya 2 wakil. Sedangkan, house of representatives (the lower
house) dengan 150 kursi diperebutkan oleh partai-partai politik
berdasarkan electorates/seats yang dialokasikan di berbagai
negara bagian berdasarkan banyaknya populasi. Saat ini Australia
dipimpin oleh Julia Gilard dari Labor Party yang ditunjuk oleh
GubernurJenderalkarenamemenangkanmayoritastipisparlemen
setelah federal election pada bulan Agustus yang lalu.
Kemenangan Julia Gilard kemarin menarik, karena dukungan
anggota parlemen independen yang biasanya secara tradisional
menjadi bagian dari koalisi Liberal Party yang dipimpin Tony Abbot
bersama National Party, Australian Democrats serta Green Party.
Kemunculan Julia Gilard menggantikan Kevin Rudd (yang menurun
popularitasnya karena isu super tax) sebagai perdana menteri dua
bulan sebelum federal election dilangsungkan turut melapangkan
jalan bagi kemenangan perdana menteri perempuan pertama
Australia ini. Sedangkan, Kevin Rudd saat ini diangkat menjadi
menteri luar negeri, sebuah “turun jabatan” yang bisa dipahami
dalam konteks perpolitikan di Australia.
Federal excutive council adalah institusi yang secara resmi
mewadahi menteri-menteri dalam kabinet Australia. Di Australia
nama kementerian dalam setiap kabinet dinamis termasuk
14
dibentuk, diubah, digabungkan sesuai dengan visi misi perdana
menteri terpilih. Karena berbentuk parlementer, disini terdapat
istilah kementerian portofolio dan non-portofolio, yaitu yang
memiliki suara dan tidak dalam pengambilan keputusan di
kabinet. Oposisi juga memiliki menteri bayangan sendiri yang akan
mengkritisi kinerja pemerintah terpilih.
Pada tahun 2008, Australia dibawah kabinet Kevin Rudd
secara resmi meminta maaf kepada Bangsa Aborigin atas
kesalahan di masa lalu, sesuatu yang penting mengingat
pemerintahan sebelumnya menolak untuk melakukannya. Kalau
kita datang di bandara di Australia, misalnya di Sydney biasanya
terdapat pegawai dari kalangan Aborigin. Inilah sebuah upaya
pemerintah Australia untuk mengarusutamakan orang Aborigin
dalam pemerintahan. Bendera Aborigin juga berkibar di berbagai
tempat resmi di Australia. Pengakuan terhadap eksistensi Aborigin
sebagai ancestor tanah Australia di berbagai produk perundangan
juga terjadi setelah referendum tahun 1967 dan mencuatnya kasus
Mabo versus Pemerintah Queensland di High Court of Australia
dengan penghormatan atas hak-hak ulayat mereka.
Pada tahun 1970 diperkenalkan multikulturalisme di Australia
dengan dicabutnya White Australia Policy yang membuat
para imigran dari Asia juga diperbolehkan masuk ke Australia.
Sebenarnya pada saat awal sejarah Australia juga telah terdapat
“para penunggang unta asal Afghanistan” yang membantu
mengirim logistik ke daerah pedalaman. Saat ini “orang Asia”
meliputi sekitar 8,7 persen dari populasi Australia (sensus 2006).
Dengan adanya Australia Act 1986, Australia “merdeka” dari
Inggris terkait pengambilan keputusan di parlemen Australia
sebagai undang-undang, namun gagal menjadi negara Republik
15Nico Andrianto
dengan Presiden sebagai kepala negara karena 55% warga
menolaknya dalam referendum tahun 1999.
Di Australia, parlemen negara bagian memiliki kewenangan
perundangan atas polisi dan peradilan negara bagian, urusan
sekolah, jalan, angkutan umum, dan pemerintah lokal yang tidak
diurus pemerintah federal. Di Canberra, urusan manajemen
sampah dilakukan oleh “dinas” di bawah pemerintah ACT yang
seminggu sekali mengambil sampah warga dengan mobil robot.
Pengalaman saya mengurus rego (pajak mobil) di otoritas transpor
ACT sangat efisien dan cepat, hanya membutuhkan 15 menit dari
antri sampai urusan selesai. Demikian juga urusan Tax File Number
dan childcare benefit dimana informasinya dapat dengan mudah
kita peroleh dan urusan cepat selesai jika data kita lengkap.
Di Australia sistem pelayanan pemerintah sudah terintegrasi
jaringan internet, sehingga semua informasi terkait pelayanan
pemerintahan dan transaksinya bisa diakses dari rumah. Terdapat
database yang memungkinkan seluruh data kita diakses dan
digabungkan oleh organ pemerintahan untuk kemudian diambil
sebuah keputusan. Misalnya, saat kita mengurus child care
benefit, atau baby bonus kita bisa mengisi datanya melalui form
di situs centre link pemerintah daerah (state) setempat, dan
datang ke kantor hanya untuk menyerahkan data pendukung atau
mengoreksi kesalahan pengisian data. Data kinerja pemerintahan
dan hasil audit juga bisa kita peroleh di website resmi pemerintah.
Menurut hitungan saya, Indonesia masih memerlukan 40
tahun untuk mengejar ketertinggalan pelayanan publik sekelas di
Australia. Itupun dengan syarat, korupsi bisa dihentikan hari ini
juga dan upaya untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas
publik bukan cuma retoris. Diperlukan sebuah upaya “bersejarah”
16
serta terstruktur untuk mengubah mentalitas rezim baik pusat
maupun lokal (yang berlaku bak penguasa daerah jajahan) agar
bisa mengejar ketertinggalan dari negeri maju seperti Australia.
Coba kalau orang Belanda waktu itu tidak menetap di Batavia dan
yang “mampir” adalah Bangsa Inggris, mungkin kondisi kita hari
ini berbeda. Wallohu a’lam bissawab.
qqq
17Nico Andrianto
Australia dari Dekat:
Kehidupan Sehari-hari
S
ore itu kami menemukan sebuah pesawat televisi tergeletak
di tempat sampah Toad Hall, asrama mahasiswa ANU. Dengan
gerakan senyap serta sebisa mungkin menghindari memberikan
jawabanyang“memalukan”kepadapenghunilain,kamipunsegera
memindahkan kotak ajaib itu ke kamar dan mencobanya. Ternyata
televisi masih berfungsi dengan baik. Ternyata mitos di negara
maju banyak barang berharga dibuang adalah benar adanya.
Itulah perjumpaan budaya pertama kami dengan Australia.
18
Dari layar kaca itupun perjumpaan-perjumpaan lainnya
menjadi semakin intens. “Di Australia acara televisi sama payahnya
dengan di Indonesia,” kata dosen pembimbing akademik kami
yang memang lumayan sering ke Indonesia. “Karena banyak opera
sabun dan hal remeh-temeh yang diproduksi karena motivasi
rating,” tambahnya. Namun kalau mau jujur, di sini acara sedikit
lebih bagus. Minimal banyak acara edukatif dan terdapat channel
khusus untuk anak-anak yang menumbuhkan kreativitas serta
menjauhkan mereka dari tayangan dewasa di channel lainnya.
19Nico Andrianto
Tayangan multicultural ada di salah satu channel, SBS. Selebihnya
adalah tayangan “Eropa”, “Amerika”, dan “Inggris”.
Setelah puas mengamati berbagai iklan produk di televisi
dari commercial break, kamipun harus memenuhi kebutuhan
alamiah kami, makanan. Civic shoping center di Canberra tempat
belanja terdekat menawarkan berbagai pilihan produk dengan
bermacam kualitas dan harga. Satu hal yang segera kami pelajari
dalam kondisi uang saku yang terbatas adalah, teliti harga
termurah dari berbagai macam jenis barang. Ada merek tertentu
yang menangkap peluang dari konsumen-konsumen berkantung
tipis, seperti kami para mahasiswa pendatang yang sangat
bergantung dari beasiswa ini. Tapi bagaimanapun, standar hidup
kami otomatis ikut meningkat ketika tinggal di Australia, karena
dari produk yang termurah tetap kualitasnya jauh lebih baik dan
lebih bervariasi dari kebanyakan produk sejenis di Tanah Air.
Beasiswa yang kami terima setiap dua minggu (fortnight
stipend) kalau dihitung-hitung sebanding dengan jaminan yang
diberikan kepada pengangguran di sini. Ya, orang tidak bekerja
di Australia ini diberi uang untuk kebutuhan kesehariannya.
Orang-orang yang di-PHK, misalnya karena krisis keuangan global
20
kemarin, bisa mengajukan social benefit di Centre link terdekat.
Minimal untuk beberapa bulan ke depan mereka tidak akan
kelaparan dan menjadi masalah sosial.
Halyangsamajugadiberikankepadaorangcacatatauorangtua
renta yang sudah tidak produktif. Yang masih lolos dari saringan ini,
ada social worker yang biasanya dari berbagai lembaga keagamaan
memberikan makanan gratis bagi orang-orang miskin. Rekan saya
seorang mahasiswa pernah ditawari makanan jenis ini ketika lewat
di sudut city center, entah apa pertimbangan mereka. ☺
Sehingga pekerjaan mengemis adalah “tabu”, dan hanya
dilakukan oleh mereka yang pemalas atau memiliki masalah
sosial seperti pemabuk. Meski tidak banyak pengemis, namun
saya pernah jumpai sangat sedikit spesies ini di city center dengan
penampilan yang cukup mentereng untuk ukuran kita, dengan jas
21Nico Andrianto
penghangat musim dingin. Mereka hanya meminta “uang kecil”
tanpa memaksa.
“Orang kecil” lainnya yang pernah saya temui adalah Bule
lusuhpembersihkacamobilsukareladijalanan,yangmelaksanakan
“tugas suci”-nya tersebut karena menjalani hukuman kerja sosial.
Sedangkan pengamen ataupun seniman jalanan pun di sini adalah
professional, dan hanya menyediakan tempat biola atau gitar
sebagai wadah bagi “apresiasi kecil” yang diberikan oleh penonton
yang merasa terhibur dengan penampilannya.
Sebenarnya, kalau mau sedikit peras keringat, tak akan ada
orang kelaparan di Canberra. Kerja dengan skill rendah seperti
cleaner, cashier, atau housekeeping yang banyak dijalani oleh
para mahasiswa kita memberikan dollar pemasukan yang berarti
kalau dirupiahkan. Standar gaji di sini sangat tinggi, mungkin
karena sejarah panjang peran organisasi buruh Australia yang
sampai mempunyai partai sendiri, Labor Party. Berganti-ganti
kekuasaan dengan Liberal Party yang “dikuasai” kaum usahawan,
partai buruh mendominasi jagat perpolitikan negeri kanguru
22
dengan menyumbangkan nama-nama Perdana Menteri, termasuk
untuk mempertahankan sistem jaminan sosial ini ditengah
perkembangan ageing population.
Tidak semua Bule itu orang kaya. Benar, di samping gedung-
gedung megah, mobil-mobil sport terbaru di jalanan yang luas dan
mulus, masih ada orang kulit putih yang tidak beruntung. Mereka
kebanyakan imigran yang berasal dari Eropa Timur dengan latar
belakang pendidikan dan sosial lebih rendah yang tentu tak
seberuntung kebanyakan imigran dari Eropa Barat lainnya.
Tak heran, garage sale, sunday market maupun toko barang
second hand seperti di Salvos tak hanya diserbu orang-orang Asia
atau Afrika, tapi juga orang-orang bule. Pernah dengan perasaan
trenyuh kudapati pembantu toko kelontong seorang Tionghoa dari
Indonesia di sini adalah seorang Bule kurus. Beberapa kawan cleaner
akrab saya juga orang Eropa asli. Mungkin beberapa di antara mereka
pernah ke Bali sebagai wisatawan yang kita panggil “Mister”.
Dari interaksi yang intens bisa dipahami “stereotype” yang
berkembang, semisal, cleaner biasanya orang Kroasia, kasir
supermarket atau sopir taksi “hampir selalu” orang India, dan
23Nico Andrianto
toko kelontong yang menyediakan berbagai bahan makanan
Asia biasanya dikelola orang-orang Vietnam. Australia memang
menjadi multikultur dalam beberapa dekade terakhir, dengan
populasi masyarakat India maupun China yang signifikan.
Beberapa diantara mereka bahkan masuk dalam jajaran kabinet
pemerintahan seperti minister for finance and deregulation,
Penny Wong, saat ini.
Masalah etnis di negeri multiethnic ini adalah krusial.
Masyarakat berlatar belakang India, Pasifik, Libanon, Asia dan
Eropa lainnya harus dikelola untuk menghindari konflik sosial.
Ditengah gejolak ekonomi dunia yang tidak selalu bagus, sebagai
eksportir layanan pendidikan, Australia banyak belajar dari
gesekan-gesekan sosial yang terjadi. Jujur secara pribadi saya
dan keluarga tidak pernah mengalami permasalahan terkait
etnis dan kepercayaan di kota kecil pusat pemerintahan dan
diplomatik Canberra yang kosmopolitan. Namun, di kota seperti
Sydney pernah terjadi kerusuhan rasial melibatkan pelajar India
yang memberi efek pada penurunan jumlah mahasiswa dari India
untuk belajar di negeri Koala.
Australia dengan standar hidup tinggi mengundang banyak
pendatang, dari yang legal sampai illegal. Para pengungsi perahu
dari negeri-negeri yang didera konflik seperti Afganistan dan Iraq
menjadi isu politik besar di Australia yang menyebabkan banyak
menteri bahkan perdana menteri menjadi bulan-bulanan di
parlemen. Sedangkan untuk urusan Bangsa Aborigin, menjadi
tugas ministry for Families, Housing, Community Services and
Indigenous Affairs membereskannya.
Tentu tidak hanya hal-hal bagus yang ada di negeri maju
berpenduduk sekitar 22 juta orang ini, misalnya masalah
24
alkoholisme serta liberaisme individu yang tidak layak untuk
ukuran budaya timur kita. Setiap negeri tentu punya permasalahan
dan solusinya sendiri. Namun bagaimanapun, banyak yang bisa
kita ambil sebagai pelajaran berharga dari kehidupan sehari-hari
negeri yang bernama Australia. Wallohu a’lam bissawab.
qqq
25Nico Andrianto
Australia dari Dekat:
Berlalu-lintas
L
ain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Jika para
ekspatriat di Indonesia harus belajar kembali menyetir mobil
di jalanan kita karena “budaya” dan aturan berlalu-lintas yang
berbeda, hal yang sama aku alami saat hidup di Australia. Aku mulai
mempergunakan mobil untuk mobilitas kuliah dan kerja setelah
membelinya seharga 750 AUD (kurang lebih enam juta rupiah) dari
orang Indonesia yang pulang setelah menyelesaikan study-nya.
Mobil Toyota sedan H-Back automatic warna coklat tahun 1987
dengan road worthy yang masih oke segera dalam penguasaanku.
Setelah mengurus balik nama dan bayar rego di Road Transport
Authority ACT yang hanya membutuhkan proses 15 menit, mobil
siap kukendarai di jalanan Canberra yang seperti tol di Indonesia.
26
Mengendarai mobil di Canberra sangatlah menyenangkan,
karena volume mobil yang relatif sedikit, di luar jam sibuk pagi
dan sore hari. Sebuah minibus besar perusahaan pos Australia di
depanku bertuliskan, “if you can’t see me, I can’t see you” menjadi
salam perkenalanku dengan situasi jalanan. Sebuah elektronik
board di tikungan Coranderrk Street bertuliskan, “burn fat, not
petrol” menyindir para pengendara kendaraan yang sedang
melaju. Pada akhirnya aku ketahui itu bukan sekadar slogan
kosong, karena “Pemkot” Canberra menyediakan jalur sepeda
terlengkap di dunia. Kota “terdingin” di Australia ini memang
dirancang dengan penuh perhitungan, termasuk mengantisipasi
penambahan jumlah kendaraan untuk beberapa dekade ke depan.
Daribanyakplatmobilyangmelintasbisaakubaca,“Canberra,
hearth of the Nation”, “The Nation Capital”, “celebration of a
century 2013”, atau “SA, the festival state”, atau “Queensland,
sunshine state”, “The Smart State”, bahkan “Victoria, golden
state”, “The place to be”. Cukup kreatif cara Road Transport
Authority Australia membedakan tahun plat nomor kendaraan
sambil mempromosikan daya tarik masing-masing negara bagian.
Bandingkan dengan slogan Blitar Kota Patria atau Kediri bersinar
terang yang dipajang di papan reklame statis kita.
27Nico Andrianto
Hal utama dalam aturan lalu-lintas yang aku ingat adalah saat
berada di roundabout (bundaran), kita harus mendahulukan mobil
yang meluncur dari sebelah kanan kita. Perbedaan-perbedaan
“aturan” lainnya seperti kalau di Indonesia saat lampu lalu lintas
berwarna kuning berarti ngebut, di Australia kuning berarti harus
segera berhenti.
Terdapat jalur penyeberangan khusus untuk pejalan kaki
dengan tanda lampu kuning berkedip-kedip atau simbol dengan
tombol khusus di setiap lampu lalu-lintas yang harus kita
perhatikan. Kita harus segera menginjak rem, jika ada orang
yang menyeberang di jalur tersebut. Kalau tidak, maka kita harus
berbesar hati jika mobil ditendang orang seperti yang pernah saya
alami. Juga, kita jangan sampai berdiri di pinggir jalan tanpa tujuan
yang jelas, karena akan membuat bingung para pengendara mobil.
Kita harus taati aturan lalu-lintas di sini dengan kepatuhan
yang tidak boleh ditawar, seperti kewajiban menggunakan
seat belt, car seat khusus anak dan bahkan helm khusus untuk
pengendara sepeda. Meski jarang sekali saya jumpai polisi lalu-
28
lintas di jalanan, semua orang terlihat taat aturan. Tak peduli
mobil sebesar lima kali gajah akan berhenti dan memberi jalan
bagi pengendara sepeda jika aturan memang menghendakinya.
Di beberapa jalur terdapat rambu khusus yang memberitahu kita
banyak Kanguru yang sering menyeberang.
Dalam urusan kecepatan, banyak kamera pemantau dipasang
di seantero kota atau polisi dengan “senjata” pemantau di sudut
jalanan yang siap mengirimkan surat tilang dengan keterangan
kapan, di mana pelanggaran terjadi disertai foto buktinya. Tak
heran,dibeberapatitiksepertijembatan,secarahampirbersamaan
semua kendaraan mengurangi kecepatan pada ambang yang
diperbolehkan. Menyerobot lampu merah tilangnya lebih mahal
dari speeding, tinggal mana pilihan kita. Yang jelas, pembayaran
dengan mata uang Dollar Australia adalah sangat mahal bagi kita
para “ekspatriat” yang sangat bergantung dari beasiswa atau kerja
part time ini.
Memang, salah satu permasalahan di banyak kota Australia
ini adalah sulitnya mencari tempat parkir. Salah posisi parkir di
reserve parking, atau parkir tidak pada tempatnya, misalnya
di tempat khusus untuk mobil orang cacat bisa mengundang
surat tilang yang tidak murah. Dalam urusan lalu-lintas di sini
semua serba otomatis. Tidak ada juru parkir seperti di Indonesia,
demikian juga untuk membeli bensin kita harus self service. Di
tempat parkir di pinggir jalan atau di mal-mal, tersedia semacam
ATM parkir untuk pembayarannya.
Aturan parkir ini juga sangat strict. Pernah suatu ketika aku
salah tempat parkir, langsung surat tilang 72 dollar diletakkan di
kaca depan mobil oleh petugas. Tilang kedua aku terima hanya
karena kelupaan memasang stiker parkir di kaca depan kurang dari
29Nico Andrianto
24 jam setelah aku beli
sebelumnya. Keterangan
di belakang stiker yang
berbunyi, “it is an offence
if this permit label is not
clearly readable from
outside the vehicle” dan
gelengan kepala polisi
petugas loket tilang
memaksaku dengan berat
hati menerima denda
tilang 72 dollar, meski ada
mekanisme pengadilan
yang bisa ditempuh jika
tidak puas.
Mobil-mobil khusus dengan papan elektronik pemberitahuan
juga ditempatkan di berbagai sisi jalan untuk memberitahu
pengendara jika terdapat perbaikan jalan di depan atau aktivitas
lainnya.Disetiaplokasiperbaikanjalanataupembangunangedung
yang mengganggu lalu-lintas selalu disediakan petugas pengatur
lalu-lintas. Penutupan jalan, misalnya saat diselenggarakan
parade selalu disertai selebaran pemberitahuan beberapa hari
sebelumnya kepada setiap rumah yang terkena dampaknya.
Hampir semua kota besar di Australia sudah dipetakan, yang
bisa diakses melalui google map atau fasilitas GPS yang memberi
petunjuk arah, rute terdekat, jarak, dengan apa dan berapa lama
bisaditempuhsekaliansuarapemberiarahannya.Namun“bantuan
kemanusiaan universal” juga ada. Pernah suatu ketika mobil tuaku
mogok di tengah jalan yang serta merta mengundang dua pekerja
30
bangunan bule menawarkan bantuan untuk meminggirkannya.
Pada akhirnya, mobil towing membantuku membawanya ke
bengkel yang berhasil mendiagnosis penyebabnya kemudian,
kehabisan bensin.
Kota-kotadiAustraliadirancangsangatmanusiawisedemikian
rupa sehingga orang cacat dengan kendaraan khususnya (seperti
sepeda motor roda tiga) bisa mengakses ke semua tempat tanpa
bantuan orang lain. Fasilitas untuk mereka juga diutamakan di
segala angkutan umum, sebagaimana di Busway kita. Selain mobil
sebagai transportasi utama untuk mobilitas tinggi warga kota,
sistem bus kota juga sangat efektif di Canberra.
Jadwal bus Action perusahaan satu-satunya milik Kota
memiliki jalur dengan bus stop tertentu dengan fasilitas berteduh
dan tempat duduk di berbagai titik dan jadwal tetap yang bisa
diprediksi menit-menitnya. Kita bisa mendapatkan jadwalnya dari
tempat penjualan tiket elektronik atau website, atau di platform
tempat kita menunggu kehadiran bus warna hijau atau kuning ini.
31Nico Andrianto
Di kota “pendidikan tinggi” semacam Wolongong terdapat
bus gratis yang disediakan oleh pemerintah kota dengan rute
melewati kampus-kampus, atau bus wisata gratis di Melbourne
yang memang mendeklarasikan diri sebagai kota wisata. Di
kota-kota besar seperti Sidney dan Melbourne, sistem kereta
api terintegrasi dengan subway, tram atau bus kota dengan
efektivitas yang bisa diperkirakan, hanya dengan satu tiket.
Semua serba elektronik dan otomatis. Pelanggaran atas sistem
ini menghadapi denda yang tidak murah, bahkan untuk ukuran
warga Australia. Kerugian lainnya tentu rasa malu dilihat banyak
orang tak punya tiket. Bahkan saya pernah melihat di stasiun
Sydney, seorang bule segede gajah ditindih oleh tiga polisi yang
juga sebesar Mamoot, karena berteriak-teriak mabuk atau
mungkin tidak mempunyai tiket.
Meski terkenal tertib, bukan tidak ada pelanggaran terhadap
lalu-lintas di Australia. Anak-anak muda mabuk di akhir pekan
dengan mobil sport bersuara keras kerap membuat pengendara
lain terganggu dan harus berhati-hati. Banyak kecelakaan karena
dampak alkohol yang membuat polisi melakukan kampanye,
“Don’t drink and drive”, atau “Drunk and drive is an offence” di
banyak media. Sweeping oleh polisi Australia dengan menyodorkan
ke mulut alat tiup pengukur kandungan alkohol di paru-paru
pengendara mabuk sering menjadi tontonan menarik acara televisi.
Di sisi lain, para pengemudi taksi yang kebanyakan berasal dari Asia
Selatan sering kurang menaati peraturan lalu-lintas.
BMW (Brown Mobile Wagon)-ku terus melaju, menyusuri
jalanan kota untuk mengantar istri kerja, anak ke childcare, atau
aku kuliah. Memang enak hidup di negeri maju, jalan-jalannya luas
dan mulus, peraturan lalu-lintasnya jelas, demikian juga sanksi
32
atas pelanggarannya efektif yang memberi efek deterent. Saking
nyamannya hingga suatu saat tak kusadari mobil di depanku
pindah jalur dan berhenti mendadak karena menabrak mobil
di depannya di dekat lampu merah, dan …. brakkk…, tak bisa
kuhindari mobilku menabrak bagian belakangnya.
Sekali lagi, setiap tempat memiliki adat kebiasaan sendiri.
Tak ada acara marah-marahan. Keselamatan adalah nomor satu
yang mengkonfirmasi pentingnya seat belt dan car seat. Urusan
berikutnya, asuransi yang akan menanggung semuanya. Wallohu
a’lam bissawab.
qqq
33Nico Andrianto
Radio Australia
T
anggal 22 November yang lalu adalah hari bersejarah
bagiku. Jika sebelumnya hanya bisa mendekati perwakilan
Radio Australia di Canberra maupun Sydney, juga outlet ABC
yang menjual macam-macam DVD, buku dan souvenir, hari
itu aku “berhasil” mengunjungi kantor pusatnya di Southbank
dekat sungai Yarra, Melbourne.
Maklumlah, event itu telah aku nantikan lebih dari dua
puluh tahun lamanya. Karena, jauh sebelum aku mempunyai
anak, menikah, bekerja, atau kuliah, saat SMP sampai SMA
dulu tiap pagi dan sore aku mendengarkan siaran Radio
Australia berbahasa Indonesia. Aktivitas itu aku lakukan
sambil menunaikan tugas menyapu lantai atau mencuci piring
rumah, di Blitar.
34
Siang itu aku bertemu dengan para penyiar legendaris
favoritku yang segera menyergap dengan keramah-tamahan.
Aku temui suara penuh wibawa Hidayat Djajamiharja. Kujumpai
flamboyannya Oska Leon Setiyana. Kudengar secara life, suara
mantab Juni Tampi yang selama ini hanya bisa aku dengarkan
melalui acara warta berita. Eny Wibowo tampil seperti dalam
bayanganku selama ini. Sayang, penyiar gaek lainnya seperti Edy
Tando dan Istas Pratomo yang nyentrik sudah pensiun.
Aku adalah pendengar Radio Australia pasca periode Ebet
Kadarusman (alm), generasi ayahku. Beberapa penyiar generasi
baru tak kalah ramah dan humble-nya. Sedangkan Dian Islamiati
35Nico Andrianto
Fatwa, sangat memahami kebahagianku hari itu yang dengan
telaten memperkenalkan kehadiranku dan menunjukkan berbagai
fasilitas siaran yang ada. Obrolan yang tercipta siang itu, tak terasa
menarik ingatanku saat masih “muda” dulu. Sederet rangkaian
acara aku nikmati dari naik turun suara radio gelombang pendek
tua milik kakekku. Tak rugi rasanya telah susah-payah kupasang
enam meter antena kabel tembaga membentang di atas genting,
atas petunjuk dari brosur yang kuterima bersama stiker dan
kalender yang bergambar para penyiar dan Kota Melbourne.
Namun, hari itu tak kutemui penyiar pujaanku. Ya, Nuim
Khayyat, pembawa acara multitalenta sedang berlayar sampai akhir
tahun ini. Dahulu, dia berhasil menjejalkan berbagai pengetahuan
ke benakku serta melebarkan wawasanku. Pak Cik Nuim, biasa
membawakan dengan kualitas yang “sama” acara Samba “Sabtu
Gembira”, perspektif; tinjauan segi-segi kejadian dunia, lensa olah
raga, ilmu pengetahuan, warta berita, muda-mudi, dan mengenal
Australia. Jalan Masjid, Gang Bengkok di Kota Medan, lagu dan syair
Melayu seakan masih terngiang di telingaku sampai hari ini. Pernah
kutanyakan tentang Gang Bengkok itu ketika sedang tugas kantor ke
Medan, tapi tidak kutemui.
36
Aku merasa mendapatkan “tiket” untuk ke Radio Australia
melalui beasiswa pemerintah Australia untuk jenjang pendidikan
Master di ANU Canberra. Dalam rekaman wawancara yang secara
spontan dilakukan kemudian, jujur kukatakan bahwa keinginan
mengunjungi kantor Radio Australia di Melbourne adalah motivasi
yang mendorongku mencoba beberapa kali beasiswa ADS sampai
berhasil. Akhirnya bukan hanya beramah-tamah dan melihat-
lihat gedung serta fasilitas radio corong pemerintah Australia itu,
bahkan aku dijadikan nara sumber siaran. Serasa mimpi saja.
Bagaimanapun, Australia adalah sebuah paradoks bagi
Indonesia. Tetangga dekat, namun bisa juga jauh. Hanya berjarak
Laut Arafura, Australia memiliki budaya dan cara berpikir yang
jauh berbeda. Masyarakatnya kebanyakan terdiri dari dan
berorientasi Eropa, meski menjadi multikultur dalam beberapa
dekade terakhir. Hubungan dengan Indonesia juga naik dan turun,
sebagaimana layaknya seorang tetangga. Kisah sejarah yang
pernah kudengar dari Radio Australia mulai dari penolakan buruh
pelabuhan Sydney mengangkut barang untuk kapal Belanda di
awal kemerdekaan dulu, sampai berbagai kerumitan dalam peran
Australia terkait Timor Timur.
37Nico Andrianto
Radio Australia adalah jendela bagi alternatif sumber
berita saat Indonesia masih di bawah rezim otoriter waktu itu.
Hal itu pula yang kusampaikan saat secara mendadak dimintai
pendapat oleh pembesar media penyiaran pemerintah Australia
ini, Mike McCluskey. Sekalian kukatakan kepadanya bahwa jam
siarannya seharusnya ditambah, bukannya dikurangi. Sebab
banyak yang menarik manfaat dari siarannya di Indonesia. Bukan
hanya pelajaran Bahasa Inggris yang sangat berguna, tapi juga
wawasan internasional serta cara untuk memahami Australia
secara budaya, social, dan politik sebagai tetangga. Syukur-syukur,
kita bisa mengambil banyak sistem pemerintahan yang baik dari
negeri maju ini. Tak heran di tahun 1997-an banyak pendengar
yang mengirim surat protes, termasuk almarhum ayahku, saat
pemerintah Australia berencana mengurangi jam siaran Seksi
Indonesia.
Meski mungkin di Indonesia sekarang pers telah bebas,
namun dengan gaya khasnya Radio Australia masih dinanti banyak
pendengar setianya. Bagaimanapun, perspektif Australia juga
memiliki nilai tersendiri sebagai pembanding. Akhirnya, Radio
Australia dikombinasikan dengan beasiswa-beasiswa pendidikan
tinggi yang diberikan adalah seperangkat instrumen kebijakan
publik untuk mendekatkan dua negara yang memang banyak
memiliki perbedaan, selain juga persamaan (multikultur).
Dengan fasilitas life streaming saat ini, siaran RASI (Radio
Australia Seksi Indonesia) semakin mudah diakses. Kontennya
juga semakin beragam dan menarik. Kekuatannya ada pada
akses terhadap berbagai pihak terkait sebagai sumber
informasi, kekhasan yang harus terus dijaga, dan menjadi
berbeda dari BBC London, Radio Nederland, atau VoA. Juga,
38
regenerasi penyiar yang berhasil adalah vital untuk menjaga
loyalitas pendengarnya yang telah berganti generasi.
Kembali ke Pak Cik Nuim Khaiyyat yang aku belum sempat
kesampaian bertemu muka. Hanya meja kerjanya yang dipenuhi
material bahan siaran, berbagai peralatan kantor serta sebuah
Al Quran namun dengan kursi kosong. Aku dengar dari temanku
penyiar favoritku itu sering khotbah jumat dan menjadi sesepuh
masyarakat Indonesia di Melbourne.
Selamat berlayar Pak Cik Nuim. Mungkin di lain waktu
atau lain media aku bisa berjumpa Anda. “Bersyukur dalam
kejayaan, bersabar dalam cobaan”, itulah kata-kata bijak bestari
yang masih kuingat darinya. Toh, melalui life streaming aku
masih bisa mendengarkan suaranya yang bak kicau burung
Kokkabura itu. Diam-diam anakku umur tiga tahun sudah terbiasa
mendendangkan, “Come to me Mr. Mahmud…….”. Wallahu a’lam
bissawab.
qqq
39Nico Andrianto
Etos Australia
S
apaan hangat, “hello mate”, sering saya terima saat
membersihkansebuahresidentialareadipagihari.Sedangkan
pada kesempatan lainnya, “Good day, mate”, atau “how are you
going”, dengan senyum mengembang. “Work is work, mate!”
komentar seorang tetangga flat, suatu saat, dengan muka protes
menjawab “cengir malu” saya yang barusan mengaku kerja
sebagai cleaner.
Selain itu, kebanyakan orang Australia yang saya temui
adalah suka menolong. Pernah suatu ketika saya ketinggalan
kunci di dalam rumah, dan diluar dugaan saya, para tetangga
membantu dengan senang hati mengantarkan ke agen rumah
untuk mendapatkan kunci cadangan. Pernah juga seorang ibu
berlari kecil memberikan lukisan anak saya yang terjatuh saat di
jalan. Namun, pernah juga saya ditegur, “that’s not a rubbish bin!”
40
gara-gara saya buang tisu di
pot bunga childcare anak. ☺
Lihatlah perangkonya,
jika kita ingin menilai
sebuah negeri. Gambar-
gambar perangko Australia
yang saya kumpulkan
sembari mengosongkan
rubbish bin sebuah institute
of technology berbicara
tentang kehidupan sehari-
hari dan prestasi-prestasi
masyarakat Australia.
Tentang Queen Victoria Market, atlet berprestasi “pahlawan”
Australia di Olimpiade, line telepon darurat 000, binatang
kesayangan, gedung-gedung menarik, kisah kepahlawanan
tentara Australia di PD II, selain tentu saja sesekali gambar
Ratu Inggris, Putri Diana, atau Pangeran Charles.
Kalau kita berkesempatan melihat ruang pemutaran
film di dalam tiang beton jembatan Sydney Harbour, maka
akan terlihat gambar-gambar para pekerja yang berjuang
mendirikan bangunan icon kebanggaan Bangsa Australia
tersebut. Tentang berapa biayanya, tentang teknologi yang
digunakan, berapa ton besi yang digunakan, kondisi ekonomi
saat itu, berapa pekerja yang dikerahkan, termasuk berapa
yang “gugur” dalam menjalankan tugas tersebut. Bagian yang
ingin ditonjolkan bukan siapa Perdana Menteri saat jembatan
raksasa tersebut didirikan, namun bahwa bangunan raksasa
tersebut adalah hasil kerja kolektif Bangsa Australia.
41Nico Andrianto
Juga, di Australia tidak semua yang dihormati adalah tentang
kemenangan. ANZAC day yang diperingati setiap tahun dengan
devile pasukan dan lintasan jet tempur adalah tentang kekalahan
tentara Australia di Galipolli, Turki, pada Perang Dunia pertama.
Dariperistiwakekalahantersebutmengalircerita-ceritaherois
dan kesetiakawanan yang membangkitkan kepahlawanan negeri
yang masih “muda” dalam ukuran sejarah ini. Dan semua kisah itu
ada di War Memorial dengan berbagai koleksi memorabilia dan
tema yang dirancang serius menggunakan teknologi terkini. Dari
penjelasan di buku Makro Ekonomi yang saya pelajari, tentara
42
Australia dikeluarkan dari hitungan aset produksi Negara Australia
alias bukan dianggap sebagai pekerjaan, tetapi dihargai sebagai
bentuk pengabdian kepada negara.
Satu kata yang mungkin bisa menjelaskan hal di atas adalah,
orang Australia itu logis. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi,
mereka menciptakan childcare-childcare untuk menampung anak-
anak dari wanita pekerja. Mereka bahkan harus memajumundurkan
satu jam setiap enam bulan karena pergantian posisi Matahari
yang mengubah lamanya siang dan malam. Negeri empat musim
di belahan bumi selatan ini memang bukanlah negeri “tongkat
ditancapkan jadi tanaman”. Mereka harus bekerja keras dan putar
otak untuk menumbuhkan ekonomi setelah tambang emas di
Ballarat atau tambang-tambang lainnya habis.
Kota-kota Australia seperti Melbourne, Sydney, dan Perth
adalah di pinggiran pulau karena di tengah-tengahnya adalah
padangpasiryangluas.Tanahnyayangkerasdansedikithumustidak
bisa lama menyimpan air. Setelah hujan biasanya akan terbentuk
aliran air dan luapan sungai-sungai atau bahkan banjir bandang.
Karena air sangat langka, mereka menciptakan teknologi untuk
43Nico Andrianto
mendapatkannya,
termasuk dengan
m e n c i p t a k a n
danau buatan
di Canberra.
Salah kelola
sedikit di musim
panas maka
kebakaran hutan
menghadang.
Terlalu ceroboh melihat Australia dari hasil jadi sekarang ini,
tetapi merupakan hasil kerja keras dan cerdas selama ratusan
tahun sejak kedatangan Captain Cook. Bertahun-tahun negara
ini, yang banyak memiliki padang rumput, dikenal sebagai
produsen ternak domba, sapi selain juga gandum. Australia juga
tidak kebal dari dampak krisis ekonomi global. Kalau hampir
semua pelayanan publik, sistem perbankan, pendidikan sudah
terintegrasi internet, itu karena ada Minister for Broadband,
Communications and the Digital Economy, Minister Assisting the
Prime Minister on Digital Productivity.
Kreativitas di sini ditumbuhkan sejak usia dini dimulai dari
sistem pendidikan yang sangat mendukung. Acara televisi khusus
anak-anak merangsang mereka untuk kreatif dengan mengenalkan
mereka pada pembuatan sendiri berbagai mainan. Perlombaan
semacam karya ilmiah remaja sampai pada hitungan pemasaran
produk melalui mekanisme pasar, dan bukan hanya berhenti pada
penciptaan inovasi produk baru.
Hal yang agak mengherankan bagi orang luar adalah semua
alat-alat kerja merupakan bentuk mekanisasi dan otomatisasi.
44
Bukan hanya semacam ATM tiket parkir yang self service, mobil
untuk mengangkut sampah di seluruh kota adalah semacam
robot “transformer” dengan lengan untuk memasukkan
sampah. Juga mobil pemotong rumput, pemotong ranting
pohon, sampai traktor kecil untuk membuat galian tanah
adalah alat mekanis. Bahkan untuk menyapu jalan, orang sini
menggunakan semacam mesin blower tangan untuk menghalau
dan mengumpulkan sampah. Saya pernah mengalami gagap
teknologi saat harus menggunakan self key access, semacam
ATM untuk mendapatkan kunci kamar di guest house ANU.
Kalaukitamelihatgedung-gedungtuamaupunkontemporer
di Sydney atau Melbourne, maka kita akan merasakan sentuhan
arsitektur yang cerdas sekaligus artistik. Hal yang sama juga
terjadi pada ruang publik yang menjadi bagian wewenang
pemerintah kota. Bukan hanya keterjangkauan, tetapi juga
memperhatikan fungsi dan kebutuhan stakeholder sekaligus
memfasilitasi aturan yang ingin ditegakkan. Tak heran, jalanan
45Nico Andrianto
telah dirancang sedemikian rupa dengan sangat detail dan
memudahkan pengguna jalan termasuk orang cacat.
Mungkin hal-hal di atas terjadi karena semua sudah ada
standarnya, termasuk bahwa semua keahlian disertifikasi.
Mengasuh bayi di childcare, plumbing, pekerja bangunan, listrik,
housekeeping, semua harus melalui sertifikasi di berbagai institute
of technology. Hanya program pemasangan insulasi rumah di
era Kevin Rudd sebagai upaya spontan mengatasi dampak krisis
ekonomi global serta penghematan listrik yang gagal dan banyak
terjadi kecelakaan, sering dikritik karena kurang ahlinya para
pekerja pemasang.
Di Canberra ada Institute of Sport yang berhasil mencetak
para olahragawan berprestasi sekelas olimpiade. Tahun ini, the
Socceroo berhasil masuk ke ajang Piala Dunia. Ini bukan hal
yang biasa mengingat di Australia sepak bola bukanlah olahraga
favorit, meski kebanyakan warga memiliki akar budaya Inggris.
Orang Australia yang lebih suka sepakbola gaya Australia, kriket
atau berkuda mampu melampaui prestasi negeri-negeri lain yang
bertahun-tahun dikenal lebih gila bola. Untuk hal ini sepertinya
“etos Australia” bisa dijadikan jawaban memuaskan. Wallohu
a’lam bissawab.
qqq
47Nico Andrianto
Museum-Museum Australia
M
eski termasuk “muda” secara sejarah dan budaya, Australia
memiliki banyak sekali museum. Museum imigrasi, museum
binatang, museum maritim, museum film and archieve, museum
film dan audio, museum pencetakan uang, museum pendirian
jembatan Sydney, war memorial, dan museum Kota Canberra
untuk menyebut beberapa diantaranya. Australia seakan terus
menuliskan sejarahnya dengan membangun berbagai museum
tersebut. Kebanyakan museum milik pemerintah Australia adalah
free of charge alias gratis, tapi dengan fasilitas, koleksi, dan
pelayanan yang sangat bagus.
Penataan koleksi dilakukan secara detail dengan perencanaan
yang matang, termasuk dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan visualisasi tiga dimensi. Audio visual
48
dirangkai dengan berbagai koleksi untuk memperkuat tema-
tema yang relevan.
Museum di Australia jauh dari kesan angker, lembab, dan
membosankan. Pada berbagai momentum, museum Australia
juga menampilkan berbagai tema-tema tertentu yang menarik
banyak pengunjung termasuk anak-anak sekolah, pensiunan,
dan khalayak umum. Selain untuk mengenal sejarah bangsanya,
datang ke museum juga berarti untuk memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan yang berguna.
Museum Nasional Australia
Sesaat setelah masuk Museum Nasional Australia di Canberra,
kita disuguhi tiga segmen film tentang sejarah Australia dalam
studio berputar dengan tata suara dan gambar dari puluhan
televisi layar datar yang excelent. Ketiganya terdiri dari era
Aborigin, era kedatangan Bangsa Eropa sejak Captain Cook,
dan Australia kontemporer yang multikultur. Museum ini ingin
menonjolkan sebuah kebijakan publik terkait multikulturisme
dan pengarusutamaan Aborigin sebagai penghuni asli benua
49Nico Andrianto
Australia dengan berbagai hak-hak adat budaya yang melekat.
Bangsa Aborigin telah ada di Benua Australia ribuan tahun di era
Eora. Peninggalannya bisa kita temukan di Uluru, ayers rock dan
situs-situs tradisional lainnya. Suku Aborigin sangat terkait dengan
alam, berpindah-pindah, terpecah dalam berbagai sub-tribal dan
budaya. Tampil dalam kemasan ini tarian bertema alam, musik
aborigin, serta model tempat tinggal. Produk-produk budaya
yang dipamerkan diantaranya adalah boomerang, tombak, bubu
penangkap ikan, kain tenun yang seperti batik dan alat-alat hidup
Aborigin lainnya.
Berbagai artefak, lukisan tradisional, film, multimedia, dan
instalasi menggambarkan bagian ini pula. Aborigin identik pula
dengan berburu, batu, olesan tanah liat di tubuh, dan musiknya
yang khas. Ditampilkan pula dingo, kangaroo, emu, koala, harimau
yang punah, possum, wombat, kakatua dan wallabies. Semuanya
tersaji apik dalam artefak, tayangan audio visual, dan pencahayaan
yang indah.
Dengan museum ini Australia ingin menatap ke depan
sejarahnyadanmembangunplatformberbangsadenganmengakui
kesalahannya di masa lampau. Kejujuran akan perlakukan kelam
terhadap Bangsa Aborigin di masa lampau, misalnya tentang
“generasi yang hilang” dan permohonan maaf Bangsa Australia,
menjadi tema-tema pentingnya. Sedangkan perlakuan yang
lebih manusiawi dan beradab ditonjolkan di bagian berikutnya,
termasuk peran Aborigin dalam barisan tentara Australia di Perang
Dunia II serta berbagai sektor kehidupan terkini.
Pada bagian berikutnya ditampilkan era kedatangan Bangsa
Eropa serta pencapaian-pencapaiannya sehingga menjadi negara
maju seperti sekarang ini. Bagian selanjutnya menonjolkan
50
program multikultur Negara Australia pada beberapa dekade
terakhir. Kebijakan publik sangat kentara mempengaruhi tema
penggelaran koleksi di museum pemerintah pusat Australia ini.
Namun, meski banyak orang Australia mengetahui pernah pada
suatu masa para pelaut Bugis dan Makassar mencari teripang di
pantai Australia Barat, fakta tersebut belum dimasukkan ke dalam
tema museum yang terletak di dekat komplek Australian National
University ini.
Victoria Museum
Museum ini memberi impresi yang sangat kuat akan keinginan
negara bagian Victoria untuk membuat museum berkelas dunia.
Dengan bangunan ultra-modern, dipadu dengan koleksi yang
sangat menarik dan edukatif, menjadikan Victoria Museum tempat
yang layak untuk dikunjungi. Bisa dicapai dengan suttle bus gratis
yang disediakan pemerintah kota, museum ini menjadi salah satu
ikon kota yang digemari anak-anak dan keluarga.
Masuk ke dalam museum ini kita disuguhi berbagai kerangka
dinosaurus yang lumayan lengkap. Ukurannya yang raksasa tentu
saja menarik perhatian para pengunjung. Dinosaurus pemakan
daging, pemakan tumbuhan, dan burung purba ditampilkan di
51Nico Andrianto
bagian ini. Kerangka ikan paus raksasa juga melengkapi bagian
ini, dengan visualisasi dan reka ulang kehidupan purba pada
beberapa bagiannya.
Pada bagian selanjutnya, terpapar berbagai koleksi tentang
binatang khas Australia, beberapa diantaranya dalam keadaan
hidup. Berbagai ragam burung, serangga, ikan, invertebrate, dan
mamalia dipajang di museum ini dengan tampilan yang sangat
artistik. Interaktivitas sangat ditonjolkan di beberapa bagiannya
dengan bantuan teknologi, sehingga anak-anak bisa dengan
mudah belajar mengenali ciri-ciri, suara, sifat, dan cara hidup
binatang-binatang tersebut.
Pada bagian lainnya, berbagai binatang dari seluruh
dunia yang telah diawetkan menjadi koleksi yang artistik
sekaligus edukatif. CSIRO, atau LIPI-nya Australia banyak
menyumbangkan koleksinya di museum kota metropolitan ini,
termasuk berbagai mainan dan sarana pendidikan interaktif
berteknologi tinggi. Bukan hanya mengenal binatang, pada
bagian the human body, kita diperkenalkan dengan organ
tubuh kita. Berbagai bagian dalam tubuh kita, beserta berbagai
penjelasan ilmiahnya turut dipamerkan. Pada bagian brain kita
52
diperkenalkan dengan fungsi-fungsi otak kita dengan berbagai
pengaruh psikis dan emosinya.
Di museum yang terletak di tengah Kota Melborne ini, pada
bagian dalam juga membangun hutan dengan gambaran yang
sesungguhnya. Desainnya yang sangat matang memungkinkan
kita melalui track-nya sambil mempelajari ekosistem hutan
dengan aneka pepohonan, binatang-binatang, burung-burung,
sungai, dan rawa-rawanya. Pembelajaran yang ingin disampaikan
adalah pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, mencegah
kebakaran hutan, menghargai pentingnya air, dan sebagainya.
Menghadirkan hutan di tengah metropolitan Melbourne, itulah
sensasi yang ditawarkan bagian ini.
Pada bagian terakhir disajikan IMAX, gedung bioskop dengan
layar terbesar ketiga di dunia. Bioskop ini juga bisa menampilkan
film tiga dimensi dan tata suara yang prima. Dengan bantuan
kacamata khusus, kita bisa menikmati berbagai tayangan tentang
alam semesta, peradaban-peradaban kuno, dan tentu alam
lingkungan di sekitar kita.
Museum Kota Canberra
Sebuah brosur memuat tulisan, “Canberra, Our Nation, Your
Capital” menjadi salam persahabatan dari ibukota Australia ini.
Sebagaimana di banyak negara bagian, Australian Capital Territory
(ACT) tak ketinggalan juga memiliki museumnya sendiri. Museum
ini menceritakan tentang sejarah ibukota Australia ini dalam
berbagai bentuk tampilan artefak, dan produk-produk seni.
Dipamerkan berbagai koleksi terkait perkembangan Kota
Canberra mulai awal pendiriannya sampai menjelma menjadi kota
modern saat ini. Pada beberapa bagian dipajang berbagai koleksi
53Nico Andrianto
yang merupakan sumbangan warga kota, semisal koleksi mainan
anak-anak, mobil-mobilan dengan berbagai bentuknya, sesuatu
yang mungkin hanya bisa dipahami jika kita menjadi bagian dari
kota ini. Salah satu yang ditampilkan di museum ini adalah sosok
Ned Kelly yang sangat fenomenal di negara benua ini. Penjahat
dengan berbagai sisi menarik kehidupannya ini tergambar dalam
berbagai tema lukisan.
54
Di museum ini juga dipamerkan kendaraan polisi, penjara
jaman dahulu, sampai polisi sahabat anak-anak. Untuk
memperingati agar tidak terulang polisi korup, pemerintah ACT
memasukkan ke dalam museum tentang polisi yang jahat dan
korup, sebuah kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lalu.
Mereka seolah ingin mengatakan bahwa korupsi di kepolisian
adalah bagian masa lalu yang sudah masuk museum. Sebuah kisah
yang masih relevan dengan kondisi negara kita dimana korupsi
seharusnya segera dimasukkan ke museum pula. Sebab korupsilah
yang mencegah kita mewujudkan museum-museum berkelas
dunia seperti yang ada di Australia. Wallahu a’lam bissawab.
qqq
55Nico Andrianto
Belajar dari Pengelolaan
Alam Lingkungan di Australia
S
egar danmelegakanparu-paru,begitulahudarayangsayahirup
di Canberra. Meski Matahari terik menyengat, tapi angin terasa
dingin di awal musim panas itu. Beraneka tumbuhan empat musim
menghiasi seantero kota. Beberapa jenis cemara mengeluarkan
aroma segarnya khas. Pengaturan tata ruang kota yang bagus dan
konsisten, larangan membakar sampah dan kepadatan kendaraan
yang rendah turut mendukung lingkungan yang alami tersebut.
Di pagi dan sore hari kita akan disambut koakan suara aneka
burung. Burung-burung di sini memang bebas merdeka. Bebek
(Plumed Whistling Duck) dan angsa hitam (Black Swan) datang
dan pergi dari berbagai kolam dan danau yang ada di Canberra.
56
Sementara, Kakaktua putih (Sulphur-crested Cockatoo), Kakaktua
merah (Galah), gagak, Australian Magpie, jalak, merpati, maupun
aneka burung parkit yang berwarna-warni juga bebas berkeliaran.
Mereka berkelompok di taman-taman kota, rerumputan pembatas
jalanan, termasuk di halaman flat saya di bilangan Campbell.
Burung-burung itu makan dari berbagai tanaman yang
tersedia di ruang publik, seperti plum yang berbuah di musim
semi serta biji-bijian lainnya. Pada bulan Oktober-November
saat musim beranak, burung Australian Magpie terlihat sangat
protektif terhadap anak-anak mereka yang baru menetas. Mereka
sering paranoid dengan menyerang serta mengejar pengendara
sepeda yang lewat di dekat sarangnya sampai berkilo-kilometer
jauhnya demi “keselamatan” bayi mereka.
UpayaburungAustralianMagpieinitaksia-sia,karenapemerintah
Australiamembantudenganseperangkatparaturanuntukperlindungan
spesies-spesies yang berpindah tempat dengan cara terbang ini.
Sanksi hukuman denda telah menanti bagi mereka yang menembak
burung-burung, khususnya di dalam kota. Saya tidak pernah melihat
pelanggaranatasaturantersebut,meskipundaripemberitaanadajuga
orang yang ditangkap karena mencuri-curi kesempatan.
57Nico Andrianto
Bukan hanya di Canberra yang “ndeso”, tapi di kota-kota lain
yang pernah saya kunjungi burung-burung sejenis juga bebas
beterbangan. Di kota-kota tepian pantai semacam Melbourne,
Sydney, atau Wollongong, burung-burung laut seperti camar
bahkan masuk ke pusat kota. Di pantai, burung-burung camar
bersama bangau, pelikan dan lainnya menjadi atraksi tersendiri
saat orang-orang memberi mereka makanan. Juga, di Canberra
sudah biasa jika kita menemukan possum di luar jendela kamar,
kelinci liar, atau kangguru berlompatan di jalanan di pagi hari
tertinggal dari kawanannya.
KalaudidalamkotapemerintahAustraliabiasanyamembangun
botanical garden atau taman-taman kota di setiap suburb, di luar
kota mereka menetapkan dan mengelola natural reserve atau
58
national park untuk menjaga eksistensi binatang dari desakan
manusia. Salah satunya adalah Tidbinbilla Natural Reserve,
tiga puluh menit dari pusat Canberra, yang mengusung konsep
konservasi lingkungan sekaligus wisata alam. Para pengunjung
bisa melakukan perjalanan dengan kendaraan atau jalan kaki
penjelajahan. Di tempat tersebut pemerintah mengedukasi para
pengunjung akan pentingnya menjaga lingkungan hidup serta
keanekaragaman flora dan fauna.
Di Tidbinbilla Natural Reserve, pengunjung bisa melihat
secara langsung habitat kanguru, koala, burung emu, serta aneka
burung lainnya, reptile, dan serangga di alam terbuka. Selain bisa
berfoto, memegang, dan berinteraksi dengan berbagai binatang di
stan yang disediakan, terdapat pula sanctuary dengan track khusus
sebagai highlight dari natural reserve tersebut. Dengan berjalan
kaki berkelok-kelok di jalur sekitar tiga kilometer, kita sudah bisa
menikmati hutan, gemericik aliran sungai, genangan rawa-rawa,
gemerisik angin menyapu semak-semak dengan berbagai hewan
liarnya serta penjelasan ilmiahnya. Akhirnya, aneka merchandise
dan souvenir juga disediakan di shop yang disediakan di dekat
pintu keluar Tidbinbilla.
Sedangkan siklus alam di kota Canberra, saat spring daun-
daundanbungabermekaran,acarasepertifestivalbungaFlouriade
ramai dikunjungi wisatawan, summer banyak binatang turun bukit
masuk ke pinggiran kota di malam hari mencari makanan, saat
autumn daun-daun berubah warna mengundang para fotografer
mencari obyek artistik, sebelum akhirnya berguguran. Sedangkan
saat winter segalanya membeku, morning frost di rerumputan dan
pepohonan, hewan-hewan bersembunyi, lalu orang-orang pergi
ke Perisher Blue untuk bermain salju.
59Nico Andrianto
Meski terdapat daerah tropis di utara, sebagian besar
Australia berada di wilayah sub-tropis dengan gurun pasir di
tengah daratannya, serta memiliki garis pantai yang sangat
panjang. Dinding perbukitan berbatu-batu yang indah di berbagai
negara bagian sering dijadikan obyek wisata untuk dinikmati
melalui helikopter. Di Canberra yang berbukit-bukit dibangun
danau-danau buatan untuk menampung air hujan, mencegah
banjir, serta menjadi sumber air minum warga kota. Teman saya
yang hobi memancing sering mendapatkan ikan besar, jenis ikan
yang diperbolehkan untuk ditangkap, di danau ini. Selain itu,
pemerintah Australia juga sangat serius melakukan penghijauan.
Pohon sejenis cemara ditanam di berbagai lahan berbatu agar
menjadi hutan di masa mendatang tempat hewan-hewan
menemukan habitatnya.
Hewan paling popular dari Australia tentu saja kanguru dan
koala, meskipun lambang negara ini adalah kangguru dan burung
emu. Binatang Australia lainnya yang mendunia adalah ikan seperti
dalam film animasi “Nemo” asal Great Barrier Reef, Queensland.
Sedangkan hiu dan buaya, burung penguins di Philip island, serta
laba-laba black widow telah lama terkenal lewat berbagai film
60
dokumenter. Aneka macam satwa ini juga muncul di perangko
serta koin dollar Australia.
Selain itu, Australia juga memiliki beberapa kebun binatang
seperti Tarungga Zoo di Sydney, Canberra Zoo, juga museum-
museum sebagai media edukasi. Di Victoria museum Melbourne
dipajang aneka serangga, burung, mamalia yang diawetkan,
beberapa diantaranya berasal dari jaman prasejarah Australia
beserta segala penjelasan ilmiahnya. Di tengah punah dan
munculnya spesies-spesies baru karena perubahan iklim, Australia
seperti tak ingin kehilangan spesies berharga untuk kedua kalinya
seperti sejenis macan Australia yang telah punah beberapa puluh
tahun yang lalu. Para penyayang binatang banyak berperan dalam
upaya konservasi serta menjadi mitra pemerintah dalam upaya
memelihara kekayaan alam yang ada. Mereka mengkampanyekan
perlindungan satwa, mengedukasi masyarakat, membuat
situs-situs di internet, kampanye fotografi, serta melakukan
penggalangan dana. Tak heran, kasus pembantaian Brumbies
(kuda liar) yang dianggap hama menjadi isu nasional yang gaduh
beberapa tahun lalu, yang memaksa pemerintah Australia
menghentikan perburuannya.
61Nico Andrianto
Di perguruan-perguruan tinggi Australia seperti Crawford
School di ANU terdapat jurusan Environmental Management and
Development, yang membahas isu-isu seperti lingkungan, climate
change yang dikaitkan isu-isu pembangunan serta kependudukan.
Di Australia terdapat Ministry for Sustainability, Environment,
Water, Population and Communities, selain Ministry for Climate
Change and Energy Efficiency. Australia terkenal paling ketat
dalam mem-protect lingkungannya dari intrusi anasir asing, baik
benda maupun hewan. Tak heran, di bandara atau pelabuhan
pengecekan atas barang-barang bawaan biasanya dilakukan
secara ketat.
Australia dengan segala upaya konservasi alam lingkungannya
sepertinya telah menjalankan hadis nabi riwayat Muslim, “Seorang
Muslim tidak menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman
itu manusia, binatang atau burung, kecuali merupakan shadaqah
baginya, hingga datang hari kiamat,” pada tataran praktis. Wallohu
a’lam bissawab.
qqq
63Nico Andrianto
Makanan Indo di Oz
A
pa respon orang lapar saat menemukan makanan favorit,
misalnya sambal teri yang pedas atau manis gurih pada jarak
ribuan kilometer dari pembuatnya? Apalagi sambal teri tersebut
sudah terhidang di atas piring dengan nasi hangat yang pulen,
dilengkapi dengan kerupuk udang. Ada kalanya dengan aroma
jengkol kesukaan atau terasi yang sedap atau tahu tempe yang
sangat langka. Jawaban pastinya, siapapun akan melahapnya
dengan senang hati.
Begini, jika keadaannya diubah agar semakin jelas. Anda
berada di kota kecil di Australia, setiap hari makanan yang
tersedia adalah khas Eropa, atau dari sudut dunia lain. Terus
ada toko kecil menjual produk makanan Indonesia dengan
harga yang terjangkau untuk ukuran dollar meski tak murah
untuk ukuran Indonesia. Juga terdapat label halal. Tentu yang
64
Anda lakukan adalah membelinya dengan gembira. Percaya
nggak, hal terkait makanan ini yang mendorong perdagangan
produk Indonesia di Australia.
Bermula dari kebutuhan alamiah “lapar”, mengalir banyak
produk makanan Indonesia di toko-toko Asia dan supermarket
di Australia ini. Bukan produk televisi, lemari es, atau sepeda
motor made in Indonesia yang saya temui di sini, tetapi sambal
terasi, bumbu gado-gado, kerupuk udang Sidoarjo, sambal pecel
Blitar, abon sapi, serta berbagai bumbu instan. Beberapa produk
Indonesia lainnya di beberapa toko Asia meliputi kecap (soy
souce), bakso, onde-onde, tahu, dan tempe “merah putih”. Untuk
diketahui, produk-produk Thailand, Malaysia, China, India sudah
lama merajai pasar bahan makanan Asia di Australia. Sedangkan
produk Indonesia paling mudah ditemukan di Oz adalah Indomie.
Jumlah masyarakat Indonesia di Australia yang lumayan
banyak menjadi pasar tersendiri bagi produk makanan Indonesia.
Distribusinya diantaranya melalui jaringan komunitas Indonesia,
seperti misalnya K*****a Sembako, sebuah “toko kelontong
kecil” yang menawarkan produk-produk makanan Indonesia.
65Nico Andrianto
“Koperasi” milik para “ekspatriat” Indonesia ini tersebar melalui
jaringan facebook dan mempunyai fasilitas antar ke rumah jika
pesan banyak, atau kenal sama pengurusnya. Sedangkan toko
bahan makanan halal/Asia yang lebih besar pernah saya temui
di Lakemba, sebuah suburb di Sydney. Kota-kota besar semacam
Sydney atau Melbourne yang banyak komunitas Indonesia
memang jalur perdagangan bahan makanan asal Indonesia.
Di Australia biaya tenaga kerja mahal, sehingga makan di
restoran juga tidaklah murah biayanya. Makanya kebanyakan
student Indonesia memilih memasak sendiri di flat atau unitnya
masing-masing. Produk bahan makanan Indonesia menjadi favorit
mereka untuk mengobati kangen tanah air sekaligus menghemat
biaya. Orang-orang yang bisa menangkap peluang usaha di bidang
66
makanan Indonesia ini adalah mereka yang cerdas sekaligus
berjasa ikut memasarkan produk dan budaya Indonesia.
Setiap orang Indonesia yang bepergian ke suatu kota besar di
Australia, maka restoran makanan Indonesia adalah tempat tujuan
favorit mereka. Kata teman, banyak restoran Padang di Sydney
dan Melbourne. Saya sendiri menemukan dua restoran Indonesia
saat berlibur ke Melbourne, yaitu Nelayan: Indonesian cuisine
dan frenchise Es teller 77 di bilangan Swanston Street yang cukup
strategis (sebut merek ikut promosi lho). Menu yang ditawarkan
mulai nasi dan mie goreng, nasi uduk, pecel lele, ayam bakar, bakso,
rendang, kue klepon, donat, teh botol, es campur, dll.
Saya agak heran mengapa hanya sedikit orang Indonesia yang
membuka restoran di Australia, padahal pasarnya ada. Mungkin
karena makanan Indonesia agak rumit cara memasaknya, tidak
seperti Kebab Turky atau Pizza Italia yang telah lama mendunia.
Lalu bagaimana dengan fenomena banyaknya restoran Thailand,
Burma, Malaysia, Vietnam, Jepang, China. Mungkin jawaban
yang lebih pas, orang Indonesia tak terlalu pandai berdagang.
Padahal terbukti, kedua restoran Indonesia tersebut sangat laris
didatangi banyak konsumen. Jadi, pasar bukanlah kendala. Selain
orang-orang Australia umumnya, restoran Indonesia juga punya
pelanggan loyal para orang-orang “Indo” di Oz.
Memang,kalausudahmenyangkutmakanan,orangIndonesia
pasti kangen dengan selera asal. Tak peduli apa profesinya, gajinya,
asal daerahnya, makanan Nusantara mempersatukan kami semua.
Saat di jalanan mungkin kita tidak bisa mengenali seseorang dari
tampilannya, apakah Melayu Malaysia, Tionghoa dari Thailand
atau dari Indonesia, tapi saat di dalam restoran Indonesia akan
kelihatan dari mana ia berasal. Dari celotehan mereka, akhirnya
67Nico Andrianto
bisa ditebak dari sudut Indonesia mana mereka pernah tinggal.
Hal yang lebih jelas lagi, acara-acara di KBRI yang menghidangkan
masakan Indonesia “pasti” diserbu banyak orang Indonesia seperti
acara tujuh belasan.
Makanan memang bisa menjadi penanda budaya seseorang.
Rasa makanan mak nyuss yang sering dinikmati sejak kanak-
kanak, akan membentuk selera dan mengantarkan orang pada
identifikasi budaya. Ketika banyak orang belum merasakan makan
kalau belum makan nasi, maka makanan lainnya hanyalah serasa
kudapan belaka. Makanan Nusantara, adalah salah satu produk
hybrid bangunan budaya yang bernama Indonesia. Orang boleh
bertolak belakang pandangan politik, memiliki strata sosial yang
berbeda, atau berbeda keyakinan, namun bisa bertemu dalam
kegemaran makanan yang sama.
Namun, budaya makanan masyarakat bisa berubah. Saya
pernah bertemu seorang Inggris sedang menanak nasi di Asrama
mahasiswa Toad Hall. Ketika saya tanya mengapa dia makan nasi,
justru dia merasa aneh dengan pertanyaan saya karena ternyata di
68
Inggris sudah hal biasa orang bule makan nasi, karena banyak toko
Asia di UK. Australia yang menjadi multikultur juga mengubah
kebiasaan makan warganya. Juga kesimpulan lainnya, kalau selera
nusantara masih kuat maka budaya kita juga masih eksis.
Seharusnya makanan Indonesia bisa mendunia. Sudah
saatnya para frenchisor Indonesia datang ke Australia untuk
menjaring konsumen potensial sekaligus dollar. Jangan silau oleh
kesan “Barat”, Australia. Rekan-rekan restoran Asia sudah pada
datang ke Australia. Buat Cak Man bakso kota, Pak Puspo Wardoyo
Wong Solo, atau lainnya, ditunggu kehadirannya di Australia.
Wallohu a’lam bissawab.
qqq
69Nico Andrianto
“Duit Ostrali”
D
i penghujung sampai pergantian tahun (November-Januari)
kemarin nilai tukar dollar Australia (AUD) terhadap rupiah
(IDR) menguat sangat signifikan. Dari yang biasanya berkisar
Rp8.000,00 per dollar, pada periode tersebut mencapai sekitar
Rp9.000,00 per dollar. Bahkan AUD mencatat sejarah untuk
pertama kalinya melampaui nilai Dollar Amerika Serikat (USD).
Kondisi tersebut tentu saja berkah bagi para pekerja “mahasiswa”
yang mentransfer dollar hasil peras keringat selama di Australia
ke Tanah Air, yang biasanya melalui kanggaru.net milik seorang
Indonesia di Australia.
Otot-otot perekonomian Australia semakin perkasa sejak
meningkatnya permintaan atas produk-produk Australia di pasar
70
dunia. Negeri seperti China dan India yang haus bahan baku dan
sumber energi untuk geliat industri mereka melakukan impor
besar-besaran atas produk-produk Australia. Lonjakan permintaan
terhadap batu bara, bahan-bahan tambang serta produk pertanian
dan peternakan (life stock) otomatis meningkatkan pula kebutuhan
dunia akan mata uang bergambar ratu Inggris tersebut.
Saya pernah mengunjungi Royal Australian Mint di bilangan
Denison Street, Canberra. Pabrik uang koin Australia ini
menghasilkan enam jenis koin pecahan 5, 10, 20, dan 50 cent, serta
1 dan 2 dollar. Koin pecahan cent berwarna keperakan, sedangkan
koin pecahan dollar berwarna keemasan. Kalau ukuran koin cent
berbanding lurus terhadap nilai nominalnya, sebaliknya koin 2
dollar lebih kecil ukurannya dari koin 1 dollar. Ukuran masing-
masing jenis koin adalah standar, mengingat koin digunakan di
71Nico Andrianto
banyak mesin pembayar (ATM) dari urusan parkir, bayar tiket bus,
sampai telepon umum. Sedangkan untuk uang kertas (bank notes)
terdapat pecahan 5, 10, 20, 50 dan 100 dollar yang semuanya
dicetak di pabrik duit di Melbourne.
Di Royal Australian Mint, pengunjung bisa melihat koin
Australia dari tahun ke tahun. Saya jadi tahu bahwa gambar di uang
koin Australia dibalik gambar Ratu Inggris adalah beraneka ragam.
Setiap tahun Australia mengeluarkan edisi koinnya, bergantung
momen dan tema yang sedang dipilih. Untuk jenis koin yang sama,
ada edisi olimpiade, edisi ilmu pengetahuan, edisi kepahlawanan,
edisi flora dan fauna, edisi luar angkasa, dll. Terdapat pula koin
edisi khusus yang diperjualbelikan sebagai cendera mata yang
dibuat dari emas dan perak.
Melalui lorong dinding kaca tembus pandang di lantai
atas, kita bisa melihat proses pembuatan uang koin, mulai dari
desain, pencetakan, pemolesan sampai pendistribusiannya.
Jika kita datang saat jam kerja, kita bisa melihat para pekerja
mengoperasikan alat-alat otomatis yang beberapa diantaranya
seperti lengan robot. Dari tempat tersebut kita juga bisa melihat
72
tumpukan koin setengah jadi, yang sekilas seperti gudang koin
Paman Gober dalam cerita Donald Bebek. Di pabrik duit ini kita
juga bisa mencoba membuat uang sendiri, dengan memasukkan
koin dua dollar ke dalam mesin khusus, dan kita bisa melihat
prosesnya sampai keluar uang se-dollar serta bungkusnya sebagai
souvenir.
Dari pabrik koin ini didistribusikan cent dan dollar untuk
mengisi kebutuhan bank, mal, pasar, serta dompet orang-orang di
seantero Australia. Dengan duit dollar sebagai alat tukar tersebut
roda perekonomian Australia berputar dalam siklus usaha yang
naik dan turun, tergantung iklim ekonomi dalam negeri serta
global. Perdagangan dengan negara-negara lain di kawasan
maupun di ujung dunia pun berjalan.
Jika dilihat di berbagai mal dan market bisa dikatakan produk-
produk murah China telah merasuk begitu dalam pada struktur
perekonomian Australia. Barang mulai dari mug, t-shirt, sepatu,
tas, ATK, handphone, souvenir, makanan bahkan mungkin bendera
Australia adalah made in China, yang dipasarkan melalui toko-
toko seperti Top Bargain, Hot Dollar atau Price Attack. Banyak
pula produk mainan anak-anak didesain di Australia, tapi dibuat
di daratan China. Di Padys Market di Sydney atau Victoria Market
di Melbourne, produk pakaian dan souvenir khas Australia
dengan label made in China yang gampang dirobek sangat mudah
ditemukan.
Tak pelak, upaya Australia membendung perkembangan ini
dengan melabeli produk-produknya “Australian made” berlambang
kanguru menghadapi tantangan yang sangat berat. Juga, pada boxing
day saat toko melakukan obral besar-besaran beberapa waktu lalu,
produk China yang memang murah saya lihat tidak termasuk yang
73Nico Andrianto
dipotong harganya. Efek samping lainnya, kebanyakan barang yang
dijual di garage sale atau Sunday market juga adalah produk-produk
berkualitas rendah dari Negeri Tirai Bambu ini.
Akhirnya, gejolak fluktuasi kurs mata uang antar negara
berpengaruh pada isu-isu perdagangan bebas, daya saing produk
antar negara dan juga perbedaan purchasing power parity.
Pedang uang China begitu tajamnya sampai membuat keteteran
negeri adidaya Amerika Serikat. Sementara China berusaha
mendevaluasi “Renmimbi” atas mata uang dunia untuk menjaga
daya saing produknya agar tetap kuat. Negara seperti Amerika
Serikat berusaha menekan Negeri Tirai Bambu tersebut untuk
menaikkan nilai mata uangnya.
Kondisi yang mengarah pada “perang mata uang” menjadi
pokok bahasan yang menarik di universitas-universitas, termasuk
kampus saya, ANU College of Asia and the Pacific, dimana mata
kuliah seperti China and the World menjadi tren baru. Australia
mengamati dengan seksama geliat China, misalnya dengan
membentuk pusat-pusat kajian yang diantara produknya adalah
jurnal-jurnal ilmiah yang berpengaruh.
Bukan hanya mengundang produk-produk China,
perekonomian Australia yang prospektif juga menyerap banyak
tenaga kerja termasuk diantara para student. Karena membutuhkan
banyak tenaga kerja, khususnya untuk “pekerjaan casual” seperti
74
cleaner, house keeper, loper koran, kasir toko, pemetik buah atau
jamur yang kebanyakan orang sini kurang tertarik, pemerintah
Australia mengijinkan para mahasiswa bekerja part time 20 jam per
minggu dan full time bagi spouse mereka.
Demi duit Ostrali inilah banyak di antara mahasiswa kita
bekerja. Jadi jangan heran kalau yang membersihkan gedung atau
yang menjadi security atau cashier di mal adalah para kandidat
doktor atau master di berbagai bidang keilmuan. Saya pernah
bertemu seorang mahasiswa S-3 RMIT bekerja sebagai asisten
toko di Victoria Market, Melbourne yang tugasnya membuka
dan menutup toko. Dengan rate salary tinggi yang berbeda antar
negara bagian, mereka berlomba mengumpulkan bugs demi
bugs sebagai tabungan. Dari sinilah istilah “full time work, part
time study” bermula. Kalau setelah pulang ke Tanah Air mereka
bisa membeli rumah, mobil, atau biaya menikah itu bukan karena
korupsi, tetapi dari hasil membanting tulang.
Australia juga masih membutuhkan banyak tenaga kerja
terampil, khususnya di bidang kesehatan. Karena kekurangan
75Nico Andrianto
dokter dan perawat, kalau “sakit ringan” perlu beberapa hari
appointment sebelum kita ditangani oleh dokter. Dengan cukup
pelatihan, sertifikasi keilmuan, standarisasi dan bahasa inggris
yang bagus, terbuka peluang bagi TKI kita untuk bekerja di bidang
kesehatan, selain juga perhotelan atau kerja kasar lainnya. Gaji
tinggi dengan perlindungan tenaga kerja yang lumayan bagus,
berpotensi menciptakan para “pahlawan devisa”.
Uangmemangbisamembelibanyakhal,tapibukansegalanya.
Kalau di Indonesia duit gambar Gayus sangat digemari anak-anak,
paralel dengan rupiah yang bisa digunakan untuk membeli suara
pemilih dan bahkan keadilan seperti kasus joki penjara atau
plesiran Gayus ke Bali, sebaliknya di negara maju seperti Australia
pasca krisis banyak mantan eksekutif swasta bergaji tinggi rela
bekerja di lembaga sosial dengan bayaran murah atau bahkan
tidak digaji. Tentu yang begini yang mereka cari adalah kepuasan
non material, bukan duit Ostrali. Wallohu a’lam bissawab.
qqq
77Nico Andrianto
Melbourne, Sydney atau
Canberra terbaik untuk
Kuliah?
B
anyak pertimbangan sebelum seseorang memilih suatu kota
sebagai tempat kuliah, mulai dari mutu universitasnya, jurusan
studi yang tersedia, murah mahalnya biaya hidup, mudahnya
mencari akomodasi, kerja part time sampai menarik tidaknya kota
tersebut. Kalau bisa wisata sambil kuliah, eh ….. kuliah sambil
menikmati indahnya negeri yang kita datangi, tidak ada salahnya.
Saya dulu memilih Canberra dengan minim pertimbangan, tapi
78
alhamdulillah cukup memuaskan. Dengan tidak mengesampingkan
kota-kota lain seperti Adelaide, Perth, Wollongong, atau Brisbane
yang sedang terkena musibah flash flooding, inilah hasil
perenungan saya.
Pertama, Sydney tempat UNSW, Sydney University, UTS,
SCU dan UWS adalah kota Australia yang wajib dikunjungi. Opera
House dan Sydney Harbour Bridge adalah dua icon Australia yang
sudah mempunyai brand name kuat di seluruh dunia. Berfoto di
depannya adalah jaminan orang akan diakui telah berkunjung ke
Australia, setidaknya bagi teman-teman facebook atau tetangga
dekat rumah. Tahun baru di Sydney adalah kejadian kelas dunia
yang menjadi tujuan wisata banyak orang, bahkan kaum selebritis.
Permainan firework yang fenomenal di jembatan Sydney Harbour
menyedot kehadiran jutaan orang dari segala penjuru dunia.
Kita bisa menjangkau seisi kota dengan bus, kereta api, tram,
taksi, perahu, helikopter atau menyewa mobil di bandara. Terdapat
bis merah bertiket untuk menjelajahinya dari tempat-tempat
wisata seperti Sydney Aquarium, Museum Maritim, Museum of
Sydney, The Australian Museum, Sydney Botanical Garden, Sydney
79Nico Andrianto
Harbour National Park, Opera House dan Sydney Harbour Bridge,
dan ANZAC Memorial. Agak keluar kota terdapat Taronga Zoo,
Luna Park, dan Bondi beach yang terkenal.
Kota kosmopolitan
Sydney dengan 4,3 juta
penduduk (sensus 2006)
membuat kita tidak kesepian
selayaknya hidup di Indonesia
yang ramai, asal tidak
larut oleh negatif hingar-
bingar kota. Kita mudah
mendapatkan aneka jenis
makanan, termasuk menu
Indonesia di sini. Komunitas
Indonesia juga ramai di
beberapa suburb kota
terbesar Australia ini seperti di Lakemba. Kita juga bisa menikmati
indahnya panorama seisi kota dari ketinggian Sydney Tower dan
skywalk tower. Kalau masih tersisa uang, kita bisa belanja oleh-
oleh di Padys Market untuk yang terkenal menjual aneka souvenir
“murah”.
Sebagai kota pelabuhan tempat bongkar muat barang-barang
import, di Sydney biaya hidup lebih murah, tapi salary kerja part
time pun lebih rendah dibanding kota semacam Canberra. Hal
yang harus diingat, mencari pekerjaan part time di Sydney lebih
sulit, karena harus bersaing dengan orang-orang lokal. Sedangkan
mencari akomodasi termasuk mudah di kota yang Central Station-
nya bisa ditempuh dengan 3 jam naik bis dari Canberra.
80
Lalu, Melbourne kota tempat Melbourne University, Victoria
University, La Trobe University, RMIT, Swinburne dan Monash
University ini terkenal dengan event internasional pacuan kuda
tahunan, Melbourne Cup, Tenis Australia Open dan F-1 motor GP.
Berjalan-jalan di Melbourne terasa benar-benar di Dunia Barat.
Melbourne adalah perpaduan kota berarsitektur kuno dan modern
seperti bisa dilihat dari gedung tua Flinders Street Station dan
Southern Cross Station yang ekstra modern. Tram dengan jalur-
jalurnya yang membelah sampai ke sudut-sudut kota adalah alat
transportasi khas Melbourne yang masih berfungsi hingga kini.
Dipadu dengan bus, kereta api, taksi, helicopter, perahu, dan
sewa mobil berbayar atau suttle bus wisata dan City Circle tram
route gratis, kita bisa menjelajahi kota untuk melihat Victoria
Museum, Bioskop IMAX, Museum Imigrasi, Recital and Sound
archive, Royal Botanic Gardens Melbourne, Melbourne Zoo,
Melbourne Aquarium, National Sport Museum, Geelong Baech,
Shrine of Remembrance, melihat aneka karnaval dan art exhibition,
menyusuri Yarra river atau kita bisa menikmati pemandangan
seluruh kota dari Eureka Skydeck Tower yang memiliki 88 tingkat.
Agak keluar kota, kita bisa ke Balarat, kota wisata yang
81Nico Andrianto
dipertahankan berarsitektur kuno beserta penduduknya yang
berpakaian seperti di abad 19, atau Philiph Island untuk melihat
habitat penguins. Menjelajahi Great Ocean Road dengan tebing
dan hamparan pasir sepanjang puluhan kilometer adalah
pengalaman yang tak terlupakan. Sedangkan untuk oleh-oleh
keluarga kita di tanah air
kita bisa berbelanja di
Queen Victoria Market,
untuk membeli aneka
T-Shirt, boneka semacam
kanguru dan koala,
gantungan kunci, lampu
kristal khas Australia, serta
bumerang.
Komunitas Indonesia
dan Asia termasuk ramai
di kota yang terlihat sangat
multiethnic ini. Kantor
Radio Australia terletak
di sisi selatan kota yang
82
dibelah oleh Sungai Yarra. Di kota yang bisa dijangkau dengan 8
jam naik bis dari Canberra ini mencari akomodasi relatif mudah,
sedangkan kerja part time dengan membuka tutup toko, cleaner,
menjadi security yang harus bersaing dengan resident lainnya dari
kota berpenduduk sekitar 3,7 juta jiwa ini (sensus 2006) dengan
salary lebih rendah
dibanding Canberra.
Akhirnya, Canberra
kota tempat Australia
National University,
University of Canberra,
Canberra Institute of
Technology dan Australian
Institute of Sport berada
dengan julukan Bush
Capital memiliki even
terkenal seperti festival
bunga “Flouriade”,
multicultural event dan
Balloon Fiesta. Di kota
83Nico Andrianto
dengan bunga sakura dan tulip di berbagai sudut, didesain dengan
sangat baik oleh Walter Burley Griffin dengan lingkungan yang
alami serta danau buatan di tengahnya yang sangat nyaman untuk
tempat kuliah.
Kotaterdingin diAustraliainiadalahtempat ParliamentHouse
dan Perdana Menteri Australia berkantor. Juga berlokasi Museum
Nasional, Perpustakaan Nasional, War Memorial, Royal Australian
Mint, National Film and Sound Archive, Australia National Botanic
Garden, National Gallery, dan Canberra Deep Space yang gratis
dikunjungi. Sedangkan yang berbiaya ada miniatur bangunan
seluruh dunia di Cockingtong Garden, habitat Kanguru, burung
Emu dan Koala di Tidbinbilla Nature Reserve, atau taman
edutaintment Questacon. Kesemuanya bisa kita jangkau dengan
bus Action, taksi atau mobil pribadi. Di musim dingin orang-orang
bahkan dari Sydney dan Wollongong pergi ke Perisher Blue, tiga
jam dari Canberra untuk bermain salju.
Seperti di Melbourne maupun Sydney, Canberra juga memiliki
Telstra tower dari ketinggian 800 meter di atas black mountain
untuk menikmati panorama kota dengan pancaran water jet-nya
di Lake Burley Griffin. Di Canberra agak sulit mencari akomodasi,
tapi mudah mencari kerja part time dengan salary yang boleh
dikata tertinggi di Australia. Meski tidak seramai di Melbourne dan
Sydney, di Canberra yang saat ini berpenduduk sekitar 334 ribu
jiwa (sensus 2006) terdapat komunitas Indonesia yang lumayan
ramai. KBRI juga terletak di kota hasil jalan tengah persaingan
antara Melbourne dan Sydney untuk menjadi ibu kota Australia.
Sepertinya menjadi kebiasaan kita yang mempunyai kota
obyek wisata namun malah jarang menikmatinya. Kalau rekan-
rekan saya di Melbourne atau Sydney “jarang” menjelajahi
84
kotanya mungkin karena terlalu sibuk belajar, banyak rekan saya
di Canberra malah melakukan konvoi tour ke beberapa kota dan
negara bagian saat liburan. Di antara mereka ada yang berkemah
di beberapa lokasi selama perjalanan yang sangat menantang,
diantaranya sampai ke Sydney, Melbourne, Gong Beach di
Wollongong dan Gold Coast di Brisbane.
Promo wisata di Australia sangat terintegrasi dengan
informasi hotel dan transportasi, dimana kalender wisata tetap
telah dirancang dengan baik yang bisa diakses dari website
wisata seperti visitvictoria.com, sydneytorguide.com.au,
Australianexplorer.com, atau dengan brosur dan buku saku di
banyak bus terminal, airport atau train station. Kalau ingin murah
bisa menginap di flat teman kita di kota tujuan.
Di Canberra tersedia bis Greyhound atau Murrays yang
dengan pemesanan online siap mengantarkan kita ke Sydney
atau Melbourne. Kalau ingin lebih cepat, kita bisa meluncur dari
Canberra airport dengan Tiger arways, Virgin Blue atau Quantas.
Dengan beberapa pertimbangan subyektif, sepertinya Canberra
tetap merupakan pilihan terbaik tempat kuliah, dengan kesadaran
bahwa tujuan kita ke Australia adalah untuk menuntut ilmu, bukan
wisata. Wallohu a’lam bissawab.
qqq
85Nico Andrianto
Merasakan Kuliah di Australia
S
ungguh bukan perkara mudah bagi saya untuk memperoleh
beasiswa Australian Development Scholarship. Saat S-1
dulu saya mati-matian mencari IPK di atas 3 agar bisa melamar
beasiswa luar negeri, dan setelah dapat masih harus lima kali apply
sebelum akhirnya dipanggil. Saat wawancara saya ungkapkan
alasan kenapa saya layak dapat chance untuk merasakan bangku
kuliah di Australia karena ilmu yang saya cari terkait erat dengan
pekerjaan saya di Indonesia, serta tentu saja dengan menceritakan
perjuangan panjang saya. ☺
Mungkin yang menjadi salah satu pertimbangan yang
memberatkan keputusan panitia seleksi meloloskan adalah saya
86
pernah menulis buku yang telah dikoleksi oleh Perpustakaan
Nasional Australia (NLA). Buku berjudul Good e-Government
tersebut pada akhirnya bisa saya temukan saat berada di Canberra
tempat NLA. Hal lain yang menentukan, menurut saya, adalah doa
orang tua dan banyak lainnya yang ingin saya bisa mewujudkan
mimpi saya waktu kecil untuk bisa mengunjungi Australia.
Jika Andrea Hirata dalam sekuel Laskar Pelangi mempunyai
Bu Muslimah, maka salah satu inspirator yang mendorong saya
terus berjuang agar bisa kuliah di luar negeri adalah dosen S-1
yang tak keberatan membuatkan surat referensi bagi saya. Beliau
Doktor lulusan Wollongong University Australia dengan tesis dan
desertasi tentang Akuntansi Syariah. Kuliah di negeri “Barat” tapi
tesisnya tentang Akuntansi Syariah? Itulah yang terjadi. Saat Bank
Syariah di negara kita belum berkembang seperti sekarang, Doktor
Iwan Triyuwono telah mempelajari dan meletakkan epistemology
pemikiran tentang Akuntansi yang digali dari khasanah Islam
sebagai wacana alternatif saat itu.
Hal yang saya rasa menarik dari studi di luar negeri adalah
sistem yang sangat mendukung dan lingkungan akademiknya yang
87Nico Andrianto
memungkinkan kita berkembang secara intelektual. Saya beruntung
mendapatkanbangkukuliahdiANU,yangmenurutTimesEducational
Supplement merupakan universitas peringkat 16 besar dunia (2009)
dan nomor satu di Australia serta bumi bagian selatan yang sekarang
dipimpin mantan Menlu, Gareth Evans. Dosen saya adalah orang-
orang yang ahli dan terkenal di bidangnya, yang selama ini saya kenal
melalui buku-buku karya mereka.
Lebih dari itu, universitas elit anggota “group of eight” di
Australia ini telah mempertemukan saya dengan orang-orang dengan
talenta dan bakat akademis yang tinggi dari seluruh dunia untuk
saling bertukar pengalaman. Di sini juga terdapat banyak pusat kajian
yang menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah berpengaruh sebagai rujukan
para pengambil kebijakan di seluruh dunia. Satu diantaranya adalah
jurnal East Asia Forum, sebuah jurnal yang menyoroti dinamika
sosial, ekonomi, dan politik negara-negara kawasan Asia Timur yang
melesat saat ini. Berbeda dengan dunia kerja, di dunia ilmiah kita bisa
mengembangkan insting akademis kita.
Mungkin yang membuat pendidikan di Dunia Barat maju
adalah kebebasan akademik serta tradisi ilmiahnya yang hidup.
88
Ketikabanyakuniversitasmelarangaksesterhadapinformasisensitif
Wikileaks, ANU (almamater Julian Assange) termasuk universitas
yang membolehkannya. Beberapa kali saya juga berkesempatan
mengikuti event orasi ilmiah yang menghadirkan tokoh-tokoh besar
dunia di berbagai bidang, seperti Jozeph Stiglitz pemenang nobel
ekonomi atau Kevin Rudd, Perdana Menteri Australia, ahli masalah
China atau Anwar Ibrahim untuk isu Malaysia terkini. Di Indonesia
Study Group, beberapa kali saya menghadiri diskusi dengan para
pelaku dinamika penentu kebijakan, seperti Jusuf Kalla tentang
pengalamannya sebagai wapres serta Chatib Basri, alumni Crawford
School ANU yang membahas kasus Bank Century dari kronologis
beserta segala dampak politisnya.
Kelebihan lainnya dari universitas di Australia adalah
perpustakaan sebagai jantung pendidikan. Koleksi buku, jurnal,
dan aneka terbitan, sebagai urat nadi bagi tersalurnya ilmu
pengetahuan, di perpustakaan sini sangatlah lengkap. Banyak buku
maupun terbitan tentang Indonesia dalam berbagai bahasa yang
bahkan di Indonesia pun kita kesulitan mendapatkannya. Juga, jika
89Nico Andrianto
di perpustakaan sini tidak tersedia, kita masih bisa meminjam dari
perpustakaan di universitas lain yang akan dikirimkan melalui pos.
Kita juga bisa menyarankan perpustakaan untuk membeli buku
tertentu, dengan batas peminjaman selama enam bulan, kecuali
jika sedang di-call oleh peminjam lainnya.
Kita bisa mencari daftar koleksi buku atau jurnal-jurnal
di perpustakaan dengan cara search di website kampus.
Perpustakaan juga berlangganan aneka jurnal elektronik
internasionalyangbebaskitaakses.DiAustraliaseluruhinformasi
terkait perkuliahan telah terkomputerisasi secara integral,
seperti urusan rencana studi, jadwal kuliah, administrasi, nilai
ujian, email akademik, silabus, undangan even-even ilmiah,
bantuan akademik, biaya, perpustakaan, serta akun print dan
foto copy kita. Kita juga bisa mendengarkan ulang rekaman
kuliah, karena seluruh perkuliahan di kelas kita didigitalkan yang
didukung oleh pengaturan tata suara, pencahayaan, dan udara
yang excelent. Bahkan di beberapa kampus kita bisa belajar
secara online tanpa harus hadir di kelas.
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup
Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup

More Related Content

Similar to Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup

Proposal kegitan kelompok 3
Proposal kegitan kelompok 3Proposal kegitan kelompok 3
Proposal kegitan kelompok 3Retno Damayanti
 
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi aceh
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi acehNatural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi aceh
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi acehKonsultan Pendidikan
 
Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.Azh'rulk Amard
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitsekolah maya
 
Fins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookFins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookBung Maman
 
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa Berbudaya
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa BerbudayaNorma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa Berbudaya
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa BerbudayaCandra Waskito
 
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnala
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnalaSosiologi sma kelas xii bondet wrahatnala
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnalaDnr Creatives
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosiallombkTBK
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialasih yuliana
 
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakartamenwakepri
 
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdf
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdfBuku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdf
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdffikrihakim40
 
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatahandiminto
 
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...AndriWibisonoSHMSi
 

Similar to Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup (20)

Buku panduan b )
Buku panduan b )Buku panduan b )
Buku panduan b )
 
IPS SMP Kelas 8
IPS SMP Kelas 8IPS SMP Kelas 8
IPS SMP Kelas 8
 
Proposal kegitan kelompok 3
Proposal kegitan kelompok 3Proposal kegitan kelompok 3
Proposal kegitan kelompok 3
 
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi aceh
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi acehNatural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi aceh
Natural aceh rita oktavia diversitas udang air tawar di aceh barat provinsi aceh
 
Makalah (1)
Makalah (1)Makalah (1)
Makalah (1)
 
BSE IPS UNTUK SD & MI KELAS 4 -- INDRASTUTI
BSE IPS UNTUK SD & MI KELAS 4 -- INDRASTUTIBSE IPS UNTUK SD & MI KELAS 4 -- INDRASTUTI
BSE IPS UNTUK SD & MI KELAS 4 -- INDRASTUTI
 
Karya ilmiah 1
Karya ilmiah 1Karya ilmiah 1
Karya ilmiah 1
 
Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
 
Antropologi Ekologi
Antropologi EkologiAntropologi Ekologi
Antropologi Ekologi
 
Fix wasbang
Fix wasbangFix wasbang
Fix wasbang
 
Fins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookFins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebook
 
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa Berbudaya
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa BerbudayaNorma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa Berbudaya
Norma dan Adat Istiadat Keluarga Membentuk Pribadi Mahasiswa Berbudaya
 
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnala
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnalaSosiologi sma kelas xii bondet wrahatnala
Sosiologi sma kelas xii bondet wrahatnala
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosial
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosial
 
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
 
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdf
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdfBuku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdf
Buku Ajar Asas-Asas Hukum Pidana.pdf
 
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
 
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
 

Australia dari Dekat: Berbagi Pengalaman dan Tips Hidup

  • 1.
  • 2. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Ketentuan pidana Pasal 72 UU Nomor 19 tahun 2002 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
  • 4. AUSTRALIA Dari Dekat, Pengalaman dan Tips Hidup Nico Andrianto Penyunting: Sinta Nisfuanna Desain & Layout: Eka Pinsi Dintha Perum. Depok Maharaja Blok P14 No. 4. Pancoran Mas, Depok–Jawa Barat  021-77880581  admin@indie-publishing.com | www. Indie-Publishing.com Cetakan Pertama, Juni 2013 ISBN : 978-602-281-001-8 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Australia Dari Dekat; Penyunting: Sinta Nisfuanna Depok: Indie Publishing, 2013; xii + 205 hlm; 14 x 21 cm I. Judul II. Nico Andrianto
  • 6. vi Persembahan Persembahan Kupersembahkan buku ini kepada: Michaelia Rania Hayrunnisa, yang terlahir di Indonesia, 16 November 2012, karena perubahan rencana di Australia, karena kesibukan orangtuanya, termasuk menuliskan buku ini.
  • 7. viiKata Pengantar Kata Pengantar A lhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan buku “Australia dari Dekat: BerbagiPengalamandanTipsHidup”ini.DaribeasiswaADS,penulis berkesempatan tinggal dan belajar di Australia, sesuatu yang tidak setiap orang bisa merasakannya. Melalui buku ini, penulis ingin berbagi pengalaman, suasana, dan kehidupan di Australia yang diramu dengan latar belakangnya sebagai mahasiswa Master of Public Policy di ANU. Buku yang ada di tangan pembaca ini merangkum pengalaman-pengalaman menarik tersebut. Pembaca akan diajak penulis untuk menyelami sejarah, memahami budaya, tata pemerintahan, menelusuri jalan-jalan dan keindahan kota-kotanya, mendaki ke puncak ketinggian menaranya, merasakan segar alam lingkungannya, larut dalam hiruk-pikuk pasar sosial dan budayanya, mencicipi dunia akademisnya, menelusuri lorong alam pikiran dan spirit warganya, menengok komunitas muslimnya dan bahkan mengumpulkan ceceran jejak kisah dari rubbish bin-nya. Inspirasi buku ini berasal dari peristiwa-peristiwa keseharianyangdirasakansendiriolehpenulis,daripengalaman menjadi cleaning service dan casual work lainnya, bertemu
  • 8. viii Kata Pengantar dan bicara dengan perdana menteri Australia, diwawancarai Radio Australia, serta tentu saja, penjelajahan berbagai sudut kota-kota, tempat-tempat menarik, serta interaksi budaya yang terjadi. Warna-warni pengalaman tersebut mengusung tema-tema Australia dari Dekat, Pengalaman di ANU, Islam di Australia, dan tips hidup serta keunikan Australia. Pengalaman selama hidup dan menempuh studi di negeri kanguru tersebut penulis tuangkan dalam artikel-artikel dengan tema yang berbeda-beda. Artikel-artikel tersebut memperoleh sambutan yang antusias di Kompasiana, Hidayatullah.com, Koran Fajar Australia, Majalah Potret, Buku FLP Australia dan berbagai blog pribadi. Sebagai buku, tema- tema tulisan tersebut sudah bisa mewakili gambaran utuh tentang negeri koala namun dengan “resolusi pemotretan” yang tinggi. Tak lupa penulis lampirkan juga berbagai foto koleksi yang relevan untuk mendukung deskripsi artikel tersebut. Melalui buku ini penulis ingin agar pengalaman berharga tersebut bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin pembaca. Komentar-komentar yang penulis terima atas berbagai tulisan tersebut di berbagai media elektronik mendorong penulis untuk mengumpulkannya dan menghidangkan kepada Anda. Semoga kumpulan duapuluh delapan artikel bisa memberi inspirasi bagi para pembaca sekalian. Mungkin beberapa di antara Anda ingin mengunjungi, belajar, atau bekerja di Australia suatu hari nanti. Untuk Andalah buku ini khusus saya tulis. Bagi Anda yang tertarik ingin mengetahui seluk-beluk berbagai negara, maka buku ini adalah inside story dari orang yang pernah tinggal di Australia.
  • 9. ixKata Pengantar Semoga buku; “Australia Dari Dekat: Berbagai Pengalaman dan Tips Hidup” ini juga bisa menjembatani perbedaan budaya antara Indonesia dan Australia. Melalui media ini, tak lupa saya ingin berterima kasih kepada AUSAID atas Australian Development Scholarship- nya, Iwan Triyuwono dan Barbara Wiechecki atas inspirasinya, Thoso Priharnowo atas review naskah awal, Handy Asikin dan Ade Isyanah atas supportnya, teman-teman di Crawford School of Economics and Government Faisal Jabbar, Didik Mulyanto, Marudut Napitupulu dan Herry Indratno atas pengalaman bersama, Irma Handayani atas komentarnya, Norman Abjorensen yang mengunjungi blogs saya, Wiwied Mulyadi dan Dian Islamiati Fatwa atas bantuannya. Akhirnya, ungkapan kasih yang dalam saya sampaikan kepada istri tercinta Alvien Nur Amalia dan putraku, Muhammad Al Fatih Paramayodha, yang menemani mengisi hari-hari yang penuh warna di Australia dan dengan sabar memberi waktu saya menuliskannya untuk Anda. Jakarta, 04 Mei 2013 Nico Andrianto
  • 10. x Daftar Isi Daftar Isi Persembahan...................................................................... vi Kata Pengantar.................................................................... vii Daftar Isi.............................................................................. x      1. Patriotisme Australia, Pandangan Seorang Indonesia..... 1   2. Sistem Pemerintahan Australia, Sebuah Refleksi.........` 9   3. Australia dari Dekat: Kehidupan Sehari-hari................. 17   4. Australia dari Dekat: Berlalu Lintas............................... 25   5. Radio Australia............................................................. 33   6. Etos Australia................................................................ 39   7. Museum-Museum Australia......................................... 47   8. Belajar dari Pengelolaan Alam Lingkungan di Australia..... 55   9. Makanan Indo di Oz...................................................... 63 10. “Duit Ostrali”................................................................ 69 11. Melbourne, Sydney, atau Canberra,   Terbaik untuk Kuliah?................................................... 77 12. Merasakan Kuliah di Australia...................................... 85 13. Belajar dari Kosmopolitanisme di ANU........................ 93 14. Memimpin dengan Kerendahan Hati........................... 99 15. Festival Indonesia di Canberra, Australia...................... 105 16. Pagelaran Wayang Kulit di National Gallery of Australia... 111 17. Virus Narsis dari Canberra............................................ 119 18. “Babi Halal” dan Multikulturalisme di Australia........... 127
  • 11. xiDaftar Isi 19. Yarralumla Mosque, Masjid Segala Bangsa.................. 135 20. Ramadhan Ceria Muslim Canberra............................... 141 21. Protes-Protes di Negeri Kanguru.................................. 147 22. Balai Bahasa, Soft Power Indonesia.............................. 155 23. Buku dan Transmisi Ilmu di Australia............................ 161 24. Diaspora Orang-Orang Nusantara................................ 167 25. The Cleaner.................................................................. 175 26. Pelatihan Menulis di Canberra..................................... 181 27. Tips Hidup di Australia.................................................. 187 28. Yang Unik-Unik di Australia........................................... 197 Tentang Penulis.................................................................. 203 qqq
  • 12.
  • 13. 1Nico Andrianto Patriotisme Australia: Pandangan Seorang Indonesia S etiap 25 April Australia menggelar ANZAC parade di depan War Memorial, lima menit jalan kaki dari unit (rumah) saya di bilangan Campbell, Canberra. Pada hari tersebut, Perdana Menteri Australia beserta segenap veteran dari berbagai angkatan dan generasi berkhidmad untuk sebuah peristiwa besar. ANZAC day adalah peringatan kekalahan Australia terhadap Turki di tahun 1915 pada pertempuran di Teluk Gallipolli dengan korban sebanyak 8.709 pasukan. Australia yang bertempur bersama Inggris, Perancis dan British India
  • 14. 2 untuk menghancurkan Turki Ottoman (sekutu Jerman) tergabung dalam ANZAC (Australian and New Zealand Army Corps). Meskipun menderita kekalahan, peristiwa tersebut diperingati sebagai hari kepahlawanan yang turut membentuk entitas bangsa muda bernama Australia. Di War Memorial dengan api abadi di pelatarannya, ditulis nama-nama pasukan Australia yang tewas di berbagai konflik di dunia, termasuk daftar korban dalam konfrontasi di Kalimantan Utara. Catatan tentang para korban perang Australia juga saya saksikan di Shrine of Remembrance, Melbourne dengan bangunan menyerupai candi dengan tulisan “Greater Love Hath No Man” di dalamnya yang akan tersinari cahaya Matahari dari puncak the
  • 15. 3Nico Andrianto shrine pada jam 11 tanggal 11 bulan 11 (saat Jerman menyetujui gencatan senjata pada sekutu). Jika di dalam War Memorial dipajang berbagai peralatan perang dan memorabilia di berbagai konflik dalam penataan yang excellent, di the shrine dipamerkan panji-panji bendera pasukan serta berbagai bintang jasa para pahlawan Australia. Penghargaan terhadap tentara yang pernah berjuang dan bertugas demi negara sangat tinggi di Australia. Mereka yang sudah tua tetap dihormati dan diposisikan di tempat terhormat. Anak-anak remaja berpakaian ala tentara juga terlihat mengikuti parade pasukan dan turut dalam peserta upacara. Setelah pidato Perdana Menteri Kevin Rudd, disusul dengan devile pasukan dan diakhiri dengan lintasan pesawat jet tempur (FA-18) yang menggelegar. Australia menghargai jasa warganya yang telah rela bertaruh nyawa demi negaranya dengan mencukupi kesejahteraannya yang diurus oleh Department of Veterans’ Affairs. Meski kebijakan mengirimkan tentara ke berbagai daerah konflik sejak perang Vietnam bisa diperdebatkan dan bahkan mendapat oposisi
  • 16. 4 di dalam negara Australia sendiri, cara pemerintah Australia memperlakukan veterannya patut diapresiasi. Dalam sebuah parade ANZAC day, bukan hanya para veteran dari orang Australia yang turut serta, namun juga diantaranya veteran dari Bangsa Vietnam dan Korea. Tak lupa mereka didudukkan di panggung kehormatan. Terlihat jelas dari ekspresinya, mereka merasa sangat dihargai di Australia, meski di negeri asal mereka boleh jadi sebaliknya. Pada tur ke dalam bangunan War Memorial saya juga melihat orang-orang Turki turut hadir di acara ANZAC day tersebut. Entah apayangmerekarasakanpadahariitu.Memang,untukmengenang peristiwa besar tersebut didirikan masing-masing Kemal Attarturk Memorial di Canberra, ANZAC cove di teluk Gallipoli Turki. Pada Perang Dunia II, Australia masih menjadi anggota dari aliansi negara-negara sekutu. Hal ini “wajar” mengingat Australia adalah bangsa “Eropa” di kawasan Asia. Doktrin Australia sebagai power holder di Pasifik “mengharuskan” Australia berperang menghadapi serbuan kekuatan imperialis Jepang saat itu. “Our first naval victory” dalam peperangan laut melawan Jepang turut
  • 17. 5Nico Andrianto menaikkan kepercayaan diri Australia, yang diabadikan dalam bentuk koleksi kapal perang, film, dan multimedia rekonstruksi pertempuran laut yang menarik di dalam War Memorial tersebut. Yang ingin di-framing serta ditransfer dalam museum perang tersebut adalah “mental juara” para pendahulu. Dalam sebuah diskusi dengan dosen di kampus, terungkap bahwa Australia tidak akan lepas dari orbit Amerika Serikat, karena posisi geopolitiknya yang sudah given. Ketakutan Australia akan “bahaya kuning dari utara” masih ada, sehingga banyak kebijakan perang dan damai Australia harus mengikuti para aliansinya tersebut. Boleh dikata kebijakan untuk berperang di Korea, Vietnam, Iraq, dan Afghanistan saat ini bukan semata sebagai ekspresi ungkapan “right or wrong is my country”, namun juga terkait erat dengan kepentingan Australia di kawasan. Kini Australia telah menjelma menjadi negara multikultur dengan lebih dari 8,7 persen penduduknya berlatar belakang Asia (sensus 2006). Beberapa Perdana Menteri Australia seperti Paul Keating dan Kevin Rudd juga menginginkan Australia lebih dekat dengan Asia. Meski belum berhasil, upaya Australia menjadi
  • 18. 6 Republik yang terlepas dari Monarkhi Inggris telah menjadi isu politik penting. Australia terus berproses menjadi sebuah negara sejak pendaratan Kapten Arthur Phillip pada 26 Januari 1788 yang diperingati sebagai Australia day. Pada acara ANZAC day tersebut, kami bertemu dengan seorang mantan pasukan khusus Australia yang sudah sepuh dengan pakaian lengkap dan bintang-bintang jasa di dada. Saat kami memperkenalkan diri berasal dari Indonesia, beliau langsung menyebut “RPKAD” (Kopassus) dengan rasa takzim, seolah mengingat kembali pengalamannya bertempur menghadapi keandalan pasukan khusus kita waktu itu di belantara Kalimantan Utara. Beliau tak keberatan saat kami meminta untuk berfoto bersama. Di Australia tentara bukan diklasifikasikan sebagai lapangan kerja, namun dianggap sebagai sebuah pengabdian kepada negara. Canberra sebagai ibukota negara tempat kantor-kantor pemerintah federal berada, termasuk tempat markas besar Australian Defence Force (ADF) yang setiap pagi saya lewati saat menuju tempat kerja cleaner di daerah Manuka. Tidak ada kesan
  • 19. 7Nico Andrianto sangar melihat gedung yang merupakan “Pentagon”-nya Australia ini. Di Canberra juga terdapat Australian Defence Force Academy (ADFA) dimana banyak perwira TNI belajar di sana, selain di tempat lain semacam University of Wollongong atau di ANU. Sepertinya bangsa kita bisa mengambil pelajaran dari cara bangsa Australia menghargai orang-orang yang telah berjasa kepada negara. Karena saat ini negara kita seolah telah melupakan para pejuangnya, khususnya yang telah merebut kemerdekaan atau yang pernah bertugas dalam pembebasan Papua atau Timor- Timur yang merupakan keputusan politik saat itu. Selain pendek ingatannya dalam menghargai pahlawan, orang Indonesia juga lembek dalam menghukum para pengkhianat, seperti para mafia pajak yang menghebohkan saat ini. Di Indonesia batas antara pahlawan dan pengkhianat sangat tipis. Perilaku para pejabat yang suka korupsi seakan menganggap negara kita adalah warisan “engkong”-nya sendiri. Bagaimana semangat kepahlawanan bisa tertransfer ke generasi yang lebih muda, kalau kesadaran bahwa keberadaan kita hari ini adalah hasil perjuangan para pendahulu dengan pengorbanan darah dan
  • 20. 8 air mata sudah kikis. Lalu kapan kita bisa menjadi bangsa besar yang mampu mencapai prestasi-prestasi membanggakan dan dihormati negara-negara lain. Di Australia saya bisa merenungkan ucapan Bung Karno: “bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya”. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 21. 9Nico Andrianto Sistem Pemerintahan Australia, Sebuah Refleksi A da dua peristiwa yang menghubungkan saya dengan pemerintah Australia. Pertama, saya mendapatkan beasiswa Australian Development Scholarship, sebuah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah federal Australia kepada negara-negara berkembang untuk mendorong pembangunan di negeri sasaran. Peristiwa yang kedua, saat saya mengurus childcare benefit (CCB) untuk anak saya di centre link di Braddon, Canberra, ACT. Kedua
  • 22. 10 peristiwa tersebut yang mendorong saya untuk mencoba memahami konteks dan sejarah dari sistem pemerintahan Australia yang terdiri dari tiga cabang; eksekutif, legislative, dan yudikatif. Australia adalah sebuah benua berpenduduk sekitar 22 juta orang yang kebanyakan tinggal di kota tepi pantai seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, dan Perth.
  • 23. 11Nico Andrianto Negara tetangga di sebelah selatan (australis: latin) kepulauan Nusantara ini adalah bagian dari monarkhi Inggris dibawah Ratu Elizabeth II seperti dalam coin Australia dengan Gubernur Jenderalnya sekarang bernama Quentin Brice yang istananya ada di Canberra. Benua yang dulunya sering dikunjungi pencari teripang dari Makassar dan berpenduduk asli bangsa Aborigin ini dikolonisasi oleh Inggris sejak kedatangan Kapten Phillip Arthur pada 26 Januari 1788 di Sydney cove, meski sebenarnya banyak penjelajah Belanda dan Eropa lainnya yang mendarat sebelumnya seperti Williem Janszoon, William Dampier atau Captain James Cook yang rata-rata juga sampai ke Batavia (Jakarta). Tak mengherankan nama lama Australia adalah New Holland. Bangsa Aborigin yang tinggal di Benua Australia sejak 40 ribu sampai 45 ribu tahun yang lalu dengan lebih dari 250 bahasa dan suku ini terdesak sejak kedatangan bangsa Eropa yang lebih maju secara peradaban. Persaingan memperebutkan lahan yang tak jarang dengan penggunaan senjata terjadi dengan menyisakan kisah-kisah pilu serta cerita tentang “penghilangan generasi”, upaya men-civilize-kan Bangsa Aborigin dengan mengambil paksa anak-anak mereka untuk dibesarkan di keluarga Eropa. Benua yang pada mulanya dijadikan tempat pembuangan narapidana dari Inggris ini kemudian semakin ramai oleh pendatang dan imigran sejak ditemukannya emas (gold rush) pada awal 1850 di Ballarat, dekat Melbourne. Kemudian bermunculan kota-kota pusat hunian yang berkembang menjadi negara-negara tersendiri (state). Australia terbentuk dari bergabungnya enam koloni Inggris (self governing) pada tahun 1901 menjadi sebuah negara federal. Masing-masing
  • 24. 12 negara bagian memiliki konstitusinya sendiri yang independen dan akan diselesaikan oleh High Court of Australia jika ada perselisihan diantara mereka. Federal constitutional monarchy dengan sistem demokrasi parlementer adalah bentuk pemerintahan negara dengan nama resmi Commonwealth of Australia ini. Enam state yang ada di Australia adalah Victoria, New South Wales, Western Australia, Tasmania, Queensland, South Australia, sedangkan dua territory utama adalah Northern Territory dan Australian Capital Territory (ACT). Jika state memiliki kekuasaan yang bersumber dari konstitusinya masing-masing, territory mendapatkan mandat pelimpahan kekuasaan dari pemerintah commonwealth. State atau territory kemudian dibagi menjadi shire, city dan town atau yang disebut pemerintahan local (local government). Masing- masing pemerintahan lokal ini diurus oleh council yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang dipilih melalui pemilu yang disebut councilor/alderman. Selain itu, terdapat
  • 25. 13Nico Andrianto wilayah-wilayah berpenghuni lain misalnya cristmas island (sebelah selatan pulau Jawa) dan cocos island yang dijalankan berdasarkan hukum federal. Australia menganut bicameral parliament yang terdiri dari Queen dan dua house, yaitu the senate beranggotakan 76 wakil dan house of representatives beranggotakan 150 wakil. The senate (the upper house) adalah representasi dari state dengan masing-masing 12 orang wakil dan dari territory masing-masing punya 2 wakil. Sedangkan, house of representatives (the lower house) dengan 150 kursi diperebutkan oleh partai-partai politik berdasarkan electorates/seats yang dialokasikan di berbagai negara bagian berdasarkan banyaknya populasi. Saat ini Australia dipimpin oleh Julia Gilard dari Labor Party yang ditunjuk oleh GubernurJenderalkarenamemenangkanmayoritastipisparlemen setelah federal election pada bulan Agustus yang lalu. Kemenangan Julia Gilard kemarin menarik, karena dukungan anggota parlemen independen yang biasanya secara tradisional menjadi bagian dari koalisi Liberal Party yang dipimpin Tony Abbot bersama National Party, Australian Democrats serta Green Party. Kemunculan Julia Gilard menggantikan Kevin Rudd (yang menurun popularitasnya karena isu super tax) sebagai perdana menteri dua bulan sebelum federal election dilangsungkan turut melapangkan jalan bagi kemenangan perdana menteri perempuan pertama Australia ini. Sedangkan, Kevin Rudd saat ini diangkat menjadi menteri luar negeri, sebuah “turun jabatan” yang bisa dipahami dalam konteks perpolitikan di Australia. Federal excutive council adalah institusi yang secara resmi mewadahi menteri-menteri dalam kabinet Australia. Di Australia nama kementerian dalam setiap kabinet dinamis termasuk
  • 26. 14 dibentuk, diubah, digabungkan sesuai dengan visi misi perdana menteri terpilih. Karena berbentuk parlementer, disini terdapat istilah kementerian portofolio dan non-portofolio, yaitu yang memiliki suara dan tidak dalam pengambilan keputusan di kabinet. Oposisi juga memiliki menteri bayangan sendiri yang akan mengkritisi kinerja pemerintah terpilih. Pada tahun 2008, Australia dibawah kabinet Kevin Rudd secara resmi meminta maaf kepada Bangsa Aborigin atas kesalahan di masa lalu, sesuatu yang penting mengingat pemerintahan sebelumnya menolak untuk melakukannya. Kalau kita datang di bandara di Australia, misalnya di Sydney biasanya terdapat pegawai dari kalangan Aborigin. Inilah sebuah upaya pemerintah Australia untuk mengarusutamakan orang Aborigin dalam pemerintahan. Bendera Aborigin juga berkibar di berbagai tempat resmi di Australia. Pengakuan terhadap eksistensi Aborigin sebagai ancestor tanah Australia di berbagai produk perundangan juga terjadi setelah referendum tahun 1967 dan mencuatnya kasus Mabo versus Pemerintah Queensland di High Court of Australia dengan penghormatan atas hak-hak ulayat mereka. Pada tahun 1970 diperkenalkan multikulturalisme di Australia dengan dicabutnya White Australia Policy yang membuat para imigran dari Asia juga diperbolehkan masuk ke Australia. Sebenarnya pada saat awal sejarah Australia juga telah terdapat “para penunggang unta asal Afghanistan” yang membantu mengirim logistik ke daerah pedalaman. Saat ini “orang Asia” meliputi sekitar 8,7 persen dari populasi Australia (sensus 2006). Dengan adanya Australia Act 1986, Australia “merdeka” dari Inggris terkait pengambilan keputusan di parlemen Australia sebagai undang-undang, namun gagal menjadi negara Republik
  • 27. 15Nico Andrianto dengan Presiden sebagai kepala negara karena 55% warga menolaknya dalam referendum tahun 1999. Di Australia, parlemen negara bagian memiliki kewenangan perundangan atas polisi dan peradilan negara bagian, urusan sekolah, jalan, angkutan umum, dan pemerintah lokal yang tidak diurus pemerintah federal. Di Canberra, urusan manajemen sampah dilakukan oleh “dinas” di bawah pemerintah ACT yang seminggu sekali mengambil sampah warga dengan mobil robot. Pengalaman saya mengurus rego (pajak mobil) di otoritas transpor ACT sangat efisien dan cepat, hanya membutuhkan 15 menit dari antri sampai urusan selesai. Demikian juga urusan Tax File Number dan childcare benefit dimana informasinya dapat dengan mudah kita peroleh dan urusan cepat selesai jika data kita lengkap. Di Australia sistem pelayanan pemerintah sudah terintegrasi jaringan internet, sehingga semua informasi terkait pelayanan pemerintahan dan transaksinya bisa diakses dari rumah. Terdapat database yang memungkinkan seluruh data kita diakses dan digabungkan oleh organ pemerintahan untuk kemudian diambil sebuah keputusan. Misalnya, saat kita mengurus child care benefit, atau baby bonus kita bisa mengisi datanya melalui form di situs centre link pemerintah daerah (state) setempat, dan datang ke kantor hanya untuk menyerahkan data pendukung atau mengoreksi kesalahan pengisian data. Data kinerja pemerintahan dan hasil audit juga bisa kita peroleh di website resmi pemerintah. Menurut hitungan saya, Indonesia masih memerlukan 40 tahun untuk mengejar ketertinggalan pelayanan publik sekelas di Australia. Itupun dengan syarat, korupsi bisa dihentikan hari ini juga dan upaya untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas publik bukan cuma retoris. Diperlukan sebuah upaya “bersejarah”
  • 28. 16 serta terstruktur untuk mengubah mentalitas rezim baik pusat maupun lokal (yang berlaku bak penguasa daerah jajahan) agar bisa mengejar ketertinggalan dari negeri maju seperti Australia. Coba kalau orang Belanda waktu itu tidak menetap di Batavia dan yang “mampir” adalah Bangsa Inggris, mungkin kondisi kita hari ini berbeda. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 29. 17Nico Andrianto Australia dari Dekat: Kehidupan Sehari-hari S ore itu kami menemukan sebuah pesawat televisi tergeletak di tempat sampah Toad Hall, asrama mahasiswa ANU. Dengan gerakan senyap serta sebisa mungkin menghindari memberikan jawabanyang“memalukan”kepadapenghunilain,kamipunsegera memindahkan kotak ajaib itu ke kamar dan mencobanya. Ternyata televisi masih berfungsi dengan baik. Ternyata mitos di negara maju banyak barang berharga dibuang adalah benar adanya. Itulah perjumpaan budaya pertama kami dengan Australia.
  • 30. 18 Dari layar kaca itupun perjumpaan-perjumpaan lainnya menjadi semakin intens. “Di Australia acara televisi sama payahnya dengan di Indonesia,” kata dosen pembimbing akademik kami yang memang lumayan sering ke Indonesia. “Karena banyak opera sabun dan hal remeh-temeh yang diproduksi karena motivasi rating,” tambahnya. Namun kalau mau jujur, di sini acara sedikit lebih bagus. Minimal banyak acara edukatif dan terdapat channel khusus untuk anak-anak yang menumbuhkan kreativitas serta menjauhkan mereka dari tayangan dewasa di channel lainnya.
  • 31. 19Nico Andrianto Tayangan multicultural ada di salah satu channel, SBS. Selebihnya adalah tayangan “Eropa”, “Amerika”, dan “Inggris”. Setelah puas mengamati berbagai iklan produk di televisi dari commercial break, kamipun harus memenuhi kebutuhan alamiah kami, makanan. Civic shoping center di Canberra tempat belanja terdekat menawarkan berbagai pilihan produk dengan bermacam kualitas dan harga. Satu hal yang segera kami pelajari dalam kondisi uang saku yang terbatas adalah, teliti harga termurah dari berbagai macam jenis barang. Ada merek tertentu yang menangkap peluang dari konsumen-konsumen berkantung tipis, seperti kami para mahasiswa pendatang yang sangat bergantung dari beasiswa ini. Tapi bagaimanapun, standar hidup kami otomatis ikut meningkat ketika tinggal di Australia, karena dari produk yang termurah tetap kualitasnya jauh lebih baik dan lebih bervariasi dari kebanyakan produk sejenis di Tanah Air. Beasiswa yang kami terima setiap dua minggu (fortnight stipend) kalau dihitung-hitung sebanding dengan jaminan yang diberikan kepada pengangguran di sini. Ya, orang tidak bekerja di Australia ini diberi uang untuk kebutuhan kesehariannya. Orang-orang yang di-PHK, misalnya karena krisis keuangan global
  • 32. 20 kemarin, bisa mengajukan social benefit di Centre link terdekat. Minimal untuk beberapa bulan ke depan mereka tidak akan kelaparan dan menjadi masalah sosial. Halyangsamajugadiberikankepadaorangcacatatauorangtua renta yang sudah tidak produktif. Yang masih lolos dari saringan ini, ada social worker yang biasanya dari berbagai lembaga keagamaan memberikan makanan gratis bagi orang-orang miskin. Rekan saya seorang mahasiswa pernah ditawari makanan jenis ini ketika lewat di sudut city center, entah apa pertimbangan mereka. ☺ Sehingga pekerjaan mengemis adalah “tabu”, dan hanya dilakukan oleh mereka yang pemalas atau memiliki masalah sosial seperti pemabuk. Meski tidak banyak pengemis, namun saya pernah jumpai sangat sedikit spesies ini di city center dengan penampilan yang cukup mentereng untuk ukuran kita, dengan jas
  • 33. 21Nico Andrianto penghangat musim dingin. Mereka hanya meminta “uang kecil” tanpa memaksa. “Orang kecil” lainnya yang pernah saya temui adalah Bule lusuhpembersihkacamobilsukareladijalanan,yangmelaksanakan “tugas suci”-nya tersebut karena menjalani hukuman kerja sosial. Sedangkan pengamen ataupun seniman jalanan pun di sini adalah professional, dan hanya menyediakan tempat biola atau gitar sebagai wadah bagi “apresiasi kecil” yang diberikan oleh penonton yang merasa terhibur dengan penampilannya. Sebenarnya, kalau mau sedikit peras keringat, tak akan ada orang kelaparan di Canberra. Kerja dengan skill rendah seperti cleaner, cashier, atau housekeeping yang banyak dijalani oleh para mahasiswa kita memberikan dollar pemasukan yang berarti kalau dirupiahkan. Standar gaji di sini sangat tinggi, mungkin karena sejarah panjang peran organisasi buruh Australia yang sampai mempunyai partai sendiri, Labor Party. Berganti-ganti kekuasaan dengan Liberal Party yang “dikuasai” kaum usahawan, partai buruh mendominasi jagat perpolitikan negeri kanguru
  • 34. 22 dengan menyumbangkan nama-nama Perdana Menteri, termasuk untuk mempertahankan sistem jaminan sosial ini ditengah perkembangan ageing population. Tidak semua Bule itu orang kaya. Benar, di samping gedung- gedung megah, mobil-mobil sport terbaru di jalanan yang luas dan mulus, masih ada orang kulit putih yang tidak beruntung. Mereka kebanyakan imigran yang berasal dari Eropa Timur dengan latar belakang pendidikan dan sosial lebih rendah yang tentu tak seberuntung kebanyakan imigran dari Eropa Barat lainnya. Tak heran, garage sale, sunday market maupun toko barang second hand seperti di Salvos tak hanya diserbu orang-orang Asia atau Afrika, tapi juga orang-orang bule. Pernah dengan perasaan trenyuh kudapati pembantu toko kelontong seorang Tionghoa dari Indonesia di sini adalah seorang Bule kurus. Beberapa kawan cleaner akrab saya juga orang Eropa asli. Mungkin beberapa di antara mereka pernah ke Bali sebagai wisatawan yang kita panggil “Mister”. Dari interaksi yang intens bisa dipahami “stereotype” yang berkembang, semisal, cleaner biasanya orang Kroasia, kasir supermarket atau sopir taksi “hampir selalu” orang India, dan
  • 35. 23Nico Andrianto toko kelontong yang menyediakan berbagai bahan makanan Asia biasanya dikelola orang-orang Vietnam. Australia memang menjadi multikultur dalam beberapa dekade terakhir, dengan populasi masyarakat India maupun China yang signifikan. Beberapa diantara mereka bahkan masuk dalam jajaran kabinet pemerintahan seperti minister for finance and deregulation, Penny Wong, saat ini. Masalah etnis di negeri multiethnic ini adalah krusial. Masyarakat berlatar belakang India, Pasifik, Libanon, Asia dan Eropa lainnya harus dikelola untuk menghindari konflik sosial. Ditengah gejolak ekonomi dunia yang tidak selalu bagus, sebagai eksportir layanan pendidikan, Australia banyak belajar dari gesekan-gesekan sosial yang terjadi. Jujur secara pribadi saya dan keluarga tidak pernah mengalami permasalahan terkait etnis dan kepercayaan di kota kecil pusat pemerintahan dan diplomatik Canberra yang kosmopolitan. Namun, di kota seperti Sydney pernah terjadi kerusuhan rasial melibatkan pelajar India yang memberi efek pada penurunan jumlah mahasiswa dari India untuk belajar di negeri Koala. Australia dengan standar hidup tinggi mengundang banyak pendatang, dari yang legal sampai illegal. Para pengungsi perahu dari negeri-negeri yang didera konflik seperti Afganistan dan Iraq menjadi isu politik besar di Australia yang menyebabkan banyak menteri bahkan perdana menteri menjadi bulan-bulanan di parlemen. Sedangkan untuk urusan Bangsa Aborigin, menjadi tugas ministry for Families, Housing, Community Services and Indigenous Affairs membereskannya. Tentu tidak hanya hal-hal bagus yang ada di negeri maju berpenduduk sekitar 22 juta orang ini, misalnya masalah
  • 36. 24 alkoholisme serta liberaisme individu yang tidak layak untuk ukuran budaya timur kita. Setiap negeri tentu punya permasalahan dan solusinya sendiri. Namun bagaimanapun, banyak yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berharga dari kehidupan sehari-hari negeri yang bernama Australia. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 37. 25Nico Andrianto Australia dari Dekat: Berlalu-lintas L ain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Jika para ekspatriat di Indonesia harus belajar kembali menyetir mobil di jalanan kita karena “budaya” dan aturan berlalu-lintas yang berbeda, hal yang sama aku alami saat hidup di Australia. Aku mulai mempergunakan mobil untuk mobilitas kuliah dan kerja setelah membelinya seharga 750 AUD (kurang lebih enam juta rupiah) dari orang Indonesia yang pulang setelah menyelesaikan study-nya. Mobil Toyota sedan H-Back automatic warna coklat tahun 1987 dengan road worthy yang masih oke segera dalam penguasaanku. Setelah mengurus balik nama dan bayar rego di Road Transport Authority ACT yang hanya membutuhkan proses 15 menit, mobil siap kukendarai di jalanan Canberra yang seperti tol di Indonesia.
  • 38. 26 Mengendarai mobil di Canberra sangatlah menyenangkan, karena volume mobil yang relatif sedikit, di luar jam sibuk pagi dan sore hari. Sebuah minibus besar perusahaan pos Australia di depanku bertuliskan, “if you can’t see me, I can’t see you” menjadi salam perkenalanku dengan situasi jalanan. Sebuah elektronik board di tikungan Coranderrk Street bertuliskan, “burn fat, not petrol” menyindir para pengendara kendaraan yang sedang melaju. Pada akhirnya aku ketahui itu bukan sekadar slogan kosong, karena “Pemkot” Canberra menyediakan jalur sepeda terlengkap di dunia. Kota “terdingin” di Australia ini memang dirancang dengan penuh perhitungan, termasuk mengantisipasi penambahan jumlah kendaraan untuk beberapa dekade ke depan. Daribanyakplatmobilyangmelintasbisaakubaca,“Canberra, hearth of the Nation”, “The Nation Capital”, “celebration of a century 2013”, atau “SA, the festival state”, atau “Queensland, sunshine state”, “The Smart State”, bahkan “Victoria, golden state”, “The place to be”. Cukup kreatif cara Road Transport Authority Australia membedakan tahun plat nomor kendaraan sambil mempromosikan daya tarik masing-masing negara bagian. Bandingkan dengan slogan Blitar Kota Patria atau Kediri bersinar terang yang dipajang di papan reklame statis kita.
  • 39. 27Nico Andrianto Hal utama dalam aturan lalu-lintas yang aku ingat adalah saat berada di roundabout (bundaran), kita harus mendahulukan mobil yang meluncur dari sebelah kanan kita. Perbedaan-perbedaan “aturan” lainnya seperti kalau di Indonesia saat lampu lalu lintas berwarna kuning berarti ngebut, di Australia kuning berarti harus segera berhenti. Terdapat jalur penyeberangan khusus untuk pejalan kaki dengan tanda lampu kuning berkedip-kedip atau simbol dengan tombol khusus di setiap lampu lalu-lintas yang harus kita perhatikan. Kita harus segera menginjak rem, jika ada orang yang menyeberang di jalur tersebut. Kalau tidak, maka kita harus berbesar hati jika mobil ditendang orang seperti yang pernah saya alami. Juga, kita jangan sampai berdiri di pinggir jalan tanpa tujuan yang jelas, karena akan membuat bingung para pengendara mobil. Kita harus taati aturan lalu-lintas di sini dengan kepatuhan yang tidak boleh ditawar, seperti kewajiban menggunakan seat belt, car seat khusus anak dan bahkan helm khusus untuk pengendara sepeda. Meski jarang sekali saya jumpai polisi lalu-
  • 40. 28 lintas di jalanan, semua orang terlihat taat aturan. Tak peduli mobil sebesar lima kali gajah akan berhenti dan memberi jalan bagi pengendara sepeda jika aturan memang menghendakinya. Di beberapa jalur terdapat rambu khusus yang memberitahu kita banyak Kanguru yang sering menyeberang. Dalam urusan kecepatan, banyak kamera pemantau dipasang di seantero kota atau polisi dengan “senjata” pemantau di sudut jalanan yang siap mengirimkan surat tilang dengan keterangan kapan, di mana pelanggaran terjadi disertai foto buktinya. Tak heran,dibeberapatitiksepertijembatan,secarahampirbersamaan semua kendaraan mengurangi kecepatan pada ambang yang diperbolehkan. Menyerobot lampu merah tilangnya lebih mahal dari speeding, tinggal mana pilihan kita. Yang jelas, pembayaran dengan mata uang Dollar Australia adalah sangat mahal bagi kita para “ekspatriat” yang sangat bergantung dari beasiswa atau kerja part time ini. Memang, salah satu permasalahan di banyak kota Australia ini adalah sulitnya mencari tempat parkir. Salah posisi parkir di reserve parking, atau parkir tidak pada tempatnya, misalnya di tempat khusus untuk mobil orang cacat bisa mengundang surat tilang yang tidak murah. Dalam urusan lalu-lintas di sini semua serba otomatis. Tidak ada juru parkir seperti di Indonesia, demikian juga untuk membeli bensin kita harus self service. Di tempat parkir di pinggir jalan atau di mal-mal, tersedia semacam ATM parkir untuk pembayarannya. Aturan parkir ini juga sangat strict. Pernah suatu ketika aku salah tempat parkir, langsung surat tilang 72 dollar diletakkan di kaca depan mobil oleh petugas. Tilang kedua aku terima hanya karena kelupaan memasang stiker parkir di kaca depan kurang dari
  • 41. 29Nico Andrianto 24 jam setelah aku beli sebelumnya. Keterangan di belakang stiker yang berbunyi, “it is an offence if this permit label is not clearly readable from outside the vehicle” dan gelengan kepala polisi petugas loket tilang memaksaku dengan berat hati menerima denda tilang 72 dollar, meski ada mekanisme pengadilan yang bisa ditempuh jika tidak puas. Mobil-mobil khusus dengan papan elektronik pemberitahuan juga ditempatkan di berbagai sisi jalan untuk memberitahu pengendara jika terdapat perbaikan jalan di depan atau aktivitas lainnya.Disetiaplokasiperbaikanjalanataupembangunangedung yang mengganggu lalu-lintas selalu disediakan petugas pengatur lalu-lintas. Penutupan jalan, misalnya saat diselenggarakan parade selalu disertai selebaran pemberitahuan beberapa hari sebelumnya kepada setiap rumah yang terkena dampaknya. Hampir semua kota besar di Australia sudah dipetakan, yang bisa diakses melalui google map atau fasilitas GPS yang memberi petunjuk arah, rute terdekat, jarak, dengan apa dan berapa lama bisaditempuhsekaliansuarapemberiarahannya.Namun“bantuan kemanusiaan universal” juga ada. Pernah suatu ketika mobil tuaku mogok di tengah jalan yang serta merta mengundang dua pekerja
  • 42. 30 bangunan bule menawarkan bantuan untuk meminggirkannya. Pada akhirnya, mobil towing membantuku membawanya ke bengkel yang berhasil mendiagnosis penyebabnya kemudian, kehabisan bensin. Kota-kotadiAustraliadirancangsangatmanusiawisedemikian rupa sehingga orang cacat dengan kendaraan khususnya (seperti sepeda motor roda tiga) bisa mengakses ke semua tempat tanpa bantuan orang lain. Fasilitas untuk mereka juga diutamakan di segala angkutan umum, sebagaimana di Busway kita. Selain mobil sebagai transportasi utama untuk mobilitas tinggi warga kota, sistem bus kota juga sangat efektif di Canberra. Jadwal bus Action perusahaan satu-satunya milik Kota memiliki jalur dengan bus stop tertentu dengan fasilitas berteduh dan tempat duduk di berbagai titik dan jadwal tetap yang bisa diprediksi menit-menitnya. Kita bisa mendapatkan jadwalnya dari tempat penjualan tiket elektronik atau website, atau di platform tempat kita menunggu kehadiran bus warna hijau atau kuning ini.
  • 43. 31Nico Andrianto Di kota “pendidikan tinggi” semacam Wolongong terdapat bus gratis yang disediakan oleh pemerintah kota dengan rute melewati kampus-kampus, atau bus wisata gratis di Melbourne yang memang mendeklarasikan diri sebagai kota wisata. Di kota-kota besar seperti Sidney dan Melbourne, sistem kereta api terintegrasi dengan subway, tram atau bus kota dengan efektivitas yang bisa diperkirakan, hanya dengan satu tiket. Semua serba elektronik dan otomatis. Pelanggaran atas sistem ini menghadapi denda yang tidak murah, bahkan untuk ukuran warga Australia. Kerugian lainnya tentu rasa malu dilihat banyak orang tak punya tiket. Bahkan saya pernah melihat di stasiun Sydney, seorang bule segede gajah ditindih oleh tiga polisi yang juga sebesar Mamoot, karena berteriak-teriak mabuk atau mungkin tidak mempunyai tiket. Meski terkenal tertib, bukan tidak ada pelanggaran terhadap lalu-lintas di Australia. Anak-anak muda mabuk di akhir pekan dengan mobil sport bersuara keras kerap membuat pengendara lain terganggu dan harus berhati-hati. Banyak kecelakaan karena dampak alkohol yang membuat polisi melakukan kampanye, “Don’t drink and drive”, atau “Drunk and drive is an offence” di banyak media. Sweeping oleh polisi Australia dengan menyodorkan ke mulut alat tiup pengukur kandungan alkohol di paru-paru pengendara mabuk sering menjadi tontonan menarik acara televisi. Di sisi lain, para pengemudi taksi yang kebanyakan berasal dari Asia Selatan sering kurang menaati peraturan lalu-lintas. BMW (Brown Mobile Wagon)-ku terus melaju, menyusuri jalanan kota untuk mengantar istri kerja, anak ke childcare, atau aku kuliah. Memang enak hidup di negeri maju, jalan-jalannya luas dan mulus, peraturan lalu-lintasnya jelas, demikian juga sanksi
  • 44. 32 atas pelanggarannya efektif yang memberi efek deterent. Saking nyamannya hingga suatu saat tak kusadari mobil di depanku pindah jalur dan berhenti mendadak karena menabrak mobil di depannya di dekat lampu merah, dan …. brakkk…, tak bisa kuhindari mobilku menabrak bagian belakangnya. Sekali lagi, setiap tempat memiliki adat kebiasaan sendiri. Tak ada acara marah-marahan. Keselamatan adalah nomor satu yang mengkonfirmasi pentingnya seat belt dan car seat. Urusan berikutnya, asuransi yang akan menanggung semuanya. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 45. 33Nico Andrianto Radio Australia T anggal 22 November yang lalu adalah hari bersejarah bagiku. Jika sebelumnya hanya bisa mendekati perwakilan Radio Australia di Canberra maupun Sydney, juga outlet ABC yang menjual macam-macam DVD, buku dan souvenir, hari itu aku “berhasil” mengunjungi kantor pusatnya di Southbank dekat sungai Yarra, Melbourne. Maklumlah, event itu telah aku nantikan lebih dari dua puluh tahun lamanya. Karena, jauh sebelum aku mempunyai anak, menikah, bekerja, atau kuliah, saat SMP sampai SMA dulu tiap pagi dan sore aku mendengarkan siaran Radio Australia berbahasa Indonesia. Aktivitas itu aku lakukan sambil menunaikan tugas menyapu lantai atau mencuci piring rumah, di Blitar.
  • 46. 34 Siang itu aku bertemu dengan para penyiar legendaris favoritku yang segera menyergap dengan keramah-tamahan. Aku temui suara penuh wibawa Hidayat Djajamiharja. Kujumpai flamboyannya Oska Leon Setiyana. Kudengar secara life, suara mantab Juni Tampi yang selama ini hanya bisa aku dengarkan melalui acara warta berita. Eny Wibowo tampil seperti dalam bayanganku selama ini. Sayang, penyiar gaek lainnya seperti Edy Tando dan Istas Pratomo yang nyentrik sudah pensiun. Aku adalah pendengar Radio Australia pasca periode Ebet Kadarusman (alm), generasi ayahku. Beberapa penyiar generasi baru tak kalah ramah dan humble-nya. Sedangkan Dian Islamiati
  • 47. 35Nico Andrianto Fatwa, sangat memahami kebahagianku hari itu yang dengan telaten memperkenalkan kehadiranku dan menunjukkan berbagai fasilitas siaran yang ada. Obrolan yang tercipta siang itu, tak terasa menarik ingatanku saat masih “muda” dulu. Sederet rangkaian acara aku nikmati dari naik turun suara radio gelombang pendek tua milik kakekku. Tak rugi rasanya telah susah-payah kupasang enam meter antena kabel tembaga membentang di atas genting, atas petunjuk dari brosur yang kuterima bersama stiker dan kalender yang bergambar para penyiar dan Kota Melbourne. Namun, hari itu tak kutemui penyiar pujaanku. Ya, Nuim Khayyat, pembawa acara multitalenta sedang berlayar sampai akhir tahun ini. Dahulu, dia berhasil menjejalkan berbagai pengetahuan ke benakku serta melebarkan wawasanku. Pak Cik Nuim, biasa membawakan dengan kualitas yang “sama” acara Samba “Sabtu Gembira”, perspektif; tinjauan segi-segi kejadian dunia, lensa olah raga, ilmu pengetahuan, warta berita, muda-mudi, dan mengenal Australia. Jalan Masjid, Gang Bengkok di Kota Medan, lagu dan syair Melayu seakan masih terngiang di telingaku sampai hari ini. Pernah kutanyakan tentang Gang Bengkok itu ketika sedang tugas kantor ke Medan, tapi tidak kutemui.
  • 48. 36 Aku merasa mendapatkan “tiket” untuk ke Radio Australia melalui beasiswa pemerintah Australia untuk jenjang pendidikan Master di ANU Canberra. Dalam rekaman wawancara yang secara spontan dilakukan kemudian, jujur kukatakan bahwa keinginan mengunjungi kantor Radio Australia di Melbourne adalah motivasi yang mendorongku mencoba beberapa kali beasiswa ADS sampai berhasil. Akhirnya bukan hanya beramah-tamah dan melihat- lihat gedung serta fasilitas radio corong pemerintah Australia itu, bahkan aku dijadikan nara sumber siaran. Serasa mimpi saja. Bagaimanapun, Australia adalah sebuah paradoks bagi Indonesia. Tetangga dekat, namun bisa juga jauh. Hanya berjarak Laut Arafura, Australia memiliki budaya dan cara berpikir yang jauh berbeda. Masyarakatnya kebanyakan terdiri dari dan berorientasi Eropa, meski menjadi multikultur dalam beberapa dekade terakhir. Hubungan dengan Indonesia juga naik dan turun, sebagaimana layaknya seorang tetangga. Kisah sejarah yang pernah kudengar dari Radio Australia mulai dari penolakan buruh pelabuhan Sydney mengangkut barang untuk kapal Belanda di awal kemerdekaan dulu, sampai berbagai kerumitan dalam peran Australia terkait Timor Timur.
  • 49. 37Nico Andrianto Radio Australia adalah jendela bagi alternatif sumber berita saat Indonesia masih di bawah rezim otoriter waktu itu. Hal itu pula yang kusampaikan saat secara mendadak dimintai pendapat oleh pembesar media penyiaran pemerintah Australia ini, Mike McCluskey. Sekalian kukatakan kepadanya bahwa jam siarannya seharusnya ditambah, bukannya dikurangi. Sebab banyak yang menarik manfaat dari siarannya di Indonesia. Bukan hanya pelajaran Bahasa Inggris yang sangat berguna, tapi juga wawasan internasional serta cara untuk memahami Australia secara budaya, social, dan politik sebagai tetangga. Syukur-syukur, kita bisa mengambil banyak sistem pemerintahan yang baik dari negeri maju ini. Tak heran di tahun 1997-an banyak pendengar yang mengirim surat protes, termasuk almarhum ayahku, saat pemerintah Australia berencana mengurangi jam siaran Seksi Indonesia. Meski mungkin di Indonesia sekarang pers telah bebas, namun dengan gaya khasnya Radio Australia masih dinanti banyak pendengar setianya. Bagaimanapun, perspektif Australia juga memiliki nilai tersendiri sebagai pembanding. Akhirnya, Radio Australia dikombinasikan dengan beasiswa-beasiswa pendidikan tinggi yang diberikan adalah seperangkat instrumen kebijakan publik untuk mendekatkan dua negara yang memang banyak memiliki perbedaan, selain juga persamaan (multikultur). Dengan fasilitas life streaming saat ini, siaran RASI (Radio Australia Seksi Indonesia) semakin mudah diakses. Kontennya juga semakin beragam dan menarik. Kekuatannya ada pada akses terhadap berbagai pihak terkait sebagai sumber informasi, kekhasan yang harus terus dijaga, dan menjadi berbeda dari BBC London, Radio Nederland, atau VoA. Juga,
  • 50. 38 regenerasi penyiar yang berhasil adalah vital untuk menjaga loyalitas pendengarnya yang telah berganti generasi. Kembali ke Pak Cik Nuim Khaiyyat yang aku belum sempat kesampaian bertemu muka. Hanya meja kerjanya yang dipenuhi material bahan siaran, berbagai peralatan kantor serta sebuah Al Quran namun dengan kursi kosong. Aku dengar dari temanku penyiar favoritku itu sering khotbah jumat dan menjadi sesepuh masyarakat Indonesia di Melbourne. Selamat berlayar Pak Cik Nuim. Mungkin di lain waktu atau lain media aku bisa berjumpa Anda. “Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan”, itulah kata-kata bijak bestari yang masih kuingat darinya. Toh, melalui life streaming aku masih bisa mendengarkan suaranya yang bak kicau burung Kokkabura itu. Diam-diam anakku umur tiga tahun sudah terbiasa mendendangkan, “Come to me Mr. Mahmud…….”. Wallahu a’lam bissawab. qqq
  • 51. 39Nico Andrianto Etos Australia S apaan hangat, “hello mate”, sering saya terima saat membersihkansebuahresidentialareadipagihari.Sedangkan pada kesempatan lainnya, “Good day, mate”, atau “how are you going”, dengan senyum mengembang. “Work is work, mate!” komentar seorang tetangga flat, suatu saat, dengan muka protes menjawab “cengir malu” saya yang barusan mengaku kerja sebagai cleaner. Selain itu, kebanyakan orang Australia yang saya temui adalah suka menolong. Pernah suatu ketika saya ketinggalan kunci di dalam rumah, dan diluar dugaan saya, para tetangga membantu dengan senang hati mengantarkan ke agen rumah untuk mendapatkan kunci cadangan. Pernah juga seorang ibu berlari kecil memberikan lukisan anak saya yang terjatuh saat di jalan. Namun, pernah juga saya ditegur, “that’s not a rubbish bin!”
  • 52. 40 gara-gara saya buang tisu di pot bunga childcare anak. ☺ Lihatlah perangkonya, jika kita ingin menilai sebuah negeri. Gambar- gambar perangko Australia yang saya kumpulkan sembari mengosongkan rubbish bin sebuah institute of technology berbicara tentang kehidupan sehari- hari dan prestasi-prestasi masyarakat Australia. Tentang Queen Victoria Market, atlet berprestasi “pahlawan” Australia di Olimpiade, line telepon darurat 000, binatang kesayangan, gedung-gedung menarik, kisah kepahlawanan tentara Australia di PD II, selain tentu saja sesekali gambar Ratu Inggris, Putri Diana, atau Pangeran Charles. Kalau kita berkesempatan melihat ruang pemutaran film di dalam tiang beton jembatan Sydney Harbour, maka akan terlihat gambar-gambar para pekerja yang berjuang mendirikan bangunan icon kebanggaan Bangsa Australia tersebut. Tentang berapa biayanya, tentang teknologi yang digunakan, berapa ton besi yang digunakan, kondisi ekonomi saat itu, berapa pekerja yang dikerahkan, termasuk berapa yang “gugur” dalam menjalankan tugas tersebut. Bagian yang ingin ditonjolkan bukan siapa Perdana Menteri saat jembatan raksasa tersebut didirikan, namun bahwa bangunan raksasa tersebut adalah hasil kerja kolektif Bangsa Australia.
  • 53. 41Nico Andrianto Juga, di Australia tidak semua yang dihormati adalah tentang kemenangan. ANZAC day yang diperingati setiap tahun dengan devile pasukan dan lintasan jet tempur adalah tentang kekalahan tentara Australia di Galipolli, Turki, pada Perang Dunia pertama. Dariperistiwakekalahantersebutmengalircerita-ceritaherois dan kesetiakawanan yang membangkitkan kepahlawanan negeri yang masih “muda” dalam ukuran sejarah ini. Dan semua kisah itu ada di War Memorial dengan berbagai koleksi memorabilia dan tema yang dirancang serius menggunakan teknologi terkini. Dari penjelasan di buku Makro Ekonomi yang saya pelajari, tentara
  • 54. 42 Australia dikeluarkan dari hitungan aset produksi Negara Australia alias bukan dianggap sebagai pekerjaan, tetapi dihargai sebagai bentuk pengabdian kepada negara. Satu kata yang mungkin bisa menjelaskan hal di atas adalah, orang Australia itu logis. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mereka menciptakan childcare-childcare untuk menampung anak- anak dari wanita pekerja. Mereka bahkan harus memajumundurkan satu jam setiap enam bulan karena pergantian posisi Matahari yang mengubah lamanya siang dan malam. Negeri empat musim di belahan bumi selatan ini memang bukanlah negeri “tongkat ditancapkan jadi tanaman”. Mereka harus bekerja keras dan putar otak untuk menumbuhkan ekonomi setelah tambang emas di Ballarat atau tambang-tambang lainnya habis. Kota-kota Australia seperti Melbourne, Sydney, dan Perth adalah di pinggiran pulau karena di tengah-tengahnya adalah padangpasiryangluas.Tanahnyayangkerasdansedikithumustidak bisa lama menyimpan air. Setelah hujan biasanya akan terbentuk aliran air dan luapan sungai-sungai atau bahkan banjir bandang. Karena air sangat langka, mereka menciptakan teknologi untuk
  • 55. 43Nico Andrianto mendapatkannya, termasuk dengan m e n c i p t a k a n danau buatan di Canberra. Salah kelola sedikit di musim panas maka kebakaran hutan menghadang. Terlalu ceroboh melihat Australia dari hasil jadi sekarang ini, tetapi merupakan hasil kerja keras dan cerdas selama ratusan tahun sejak kedatangan Captain Cook. Bertahun-tahun negara ini, yang banyak memiliki padang rumput, dikenal sebagai produsen ternak domba, sapi selain juga gandum. Australia juga tidak kebal dari dampak krisis ekonomi global. Kalau hampir semua pelayanan publik, sistem perbankan, pendidikan sudah terintegrasi internet, itu karena ada Minister for Broadband, Communications and the Digital Economy, Minister Assisting the Prime Minister on Digital Productivity. Kreativitas di sini ditumbuhkan sejak usia dini dimulai dari sistem pendidikan yang sangat mendukung. Acara televisi khusus anak-anak merangsang mereka untuk kreatif dengan mengenalkan mereka pada pembuatan sendiri berbagai mainan. Perlombaan semacam karya ilmiah remaja sampai pada hitungan pemasaran produk melalui mekanisme pasar, dan bukan hanya berhenti pada penciptaan inovasi produk baru. Hal yang agak mengherankan bagi orang luar adalah semua alat-alat kerja merupakan bentuk mekanisasi dan otomatisasi.
  • 56. 44 Bukan hanya semacam ATM tiket parkir yang self service, mobil untuk mengangkut sampah di seluruh kota adalah semacam robot “transformer” dengan lengan untuk memasukkan sampah. Juga mobil pemotong rumput, pemotong ranting pohon, sampai traktor kecil untuk membuat galian tanah adalah alat mekanis. Bahkan untuk menyapu jalan, orang sini menggunakan semacam mesin blower tangan untuk menghalau dan mengumpulkan sampah. Saya pernah mengalami gagap teknologi saat harus menggunakan self key access, semacam ATM untuk mendapatkan kunci kamar di guest house ANU. Kalaukitamelihatgedung-gedungtuamaupunkontemporer di Sydney atau Melbourne, maka kita akan merasakan sentuhan arsitektur yang cerdas sekaligus artistik. Hal yang sama juga terjadi pada ruang publik yang menjadi bagian wewenang pemerintah kota. Bukan hanya keterjangkauan, tetapi juga memperhatikan fungsi dan kebutuhan stakeholder sekaligus memfasilitasi aturan yang ingin ditegakkan. Tak heran, jalanan
  • 57. 45Nico Andrianto telah dirancang sedemikian rupa dengan sangat detail dan memudahkan pengguna jalan termasuk orang cacat. Mungkin hal-hal di atas terjadi karena semua sudah ada standarnya, termasuk bahwa semua keahlian disertifikasi. Mengasuh bayi di childcare, plumbing, pekerja bangunan, listrik, housekeeping, semua harus melalui sertifikasi di berbagai institute of technology. Hanya program pemasangan insulasi rumah di era Kevin Rudd sebagai upaya spontan mengatasi dampak krisis ekonomi global serta penghematan listrik yang gagal dan banyak terjadi kecelakaan, sering dikritik karena kurang ahlinya para pekerja pemasang. Di Canberra ada Institute of Sport yang berhasil mencetak para olahragawan berprestasi sekelas olimpiade. Tahun ini, the Socceroo berhasil masuk ke ajang Piala Dunia. Ini bukan hal yang biasa mengingat di Australia sepak bola bukanlah olahraga favorit, meski kebanyakan warga memiliki akar budaya Inggris. Orang Australia yang lebih suka sepakbola gaya Australia, kriket atau berkuda mampu melampaui prestasi negeri-negeri lain yang bertahun-tahun dikenal lebih gila bola. Untuk hal ini sepertinya “etos Australia” bisa dijadikan jawaban memuaskan. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 58.
  • 59. 47Nico Andrianto Museum-Museum Australia M eski termasuk “muda” secara sejarah dan budaya, Australia memiliki banyak sekali museum. Museum imigrasi, museum binatang, museum maritim, museum film and archieve, museum film dan audio, museum pencetakan uang, museum pendirian jembatan Sydney, war memorial, dan museum Kota Canberra untuk menyebut beberapa diantaranya. Australia seakan terus menuliskan sejarahnya dengan membangun berbagai museum tersebut. Kebanyakan museum milik pemerintah Australia adalah free of charge alias gratis, tapi dengan fasilitas, koleksi, dan pelayanan yang sangat bagus. Penataan koleksi dilakukan secara detail dengan perencanaan yang matang, termasuk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan visualisasi tiga dimensi. Audio visual
  • 60. 48 dirangkai dengan berbagai koleksi untuk memperkuat tema- tema yang relevan. Museum di Australia jauh dari kesan angker, lembab, dan membosankan. Pada berbagai momentum, museum Australia juga menampilkan berbagai tema-tema tertentu yang menarik banyak pengunjung termasuk anak-anak sekolah, pensiunan, dan khalayak umum. Selain untuk mengenal sejarah bangsanya, datang ke museum juga berarti untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan yang berguna. Museum Nasional Australia Sesaat setelah masuk Museum Nasional Australia di Canberra, kita disuguhi tiga segmen film tentang sejarah Australia dalam studio berputar dengan tata suara dan gambar dari puluhan televisi layar datar yang excelent. Ketiganya terdiri dari era Aborigin, era kedatangan Bangsa Eropa sejak Captain Cook, dan Australia kontemporer yang multikultur. Museum ini ingin menonjolkan sebuah kebijakan publik terkait multikulturisme dan pengarusutamaan Aborigin sebagai penghuni asli benua
  • 61. 49Nico Andrianto Australia dengan berbagai hak-hak adat budaya yang melekat. Bangsa Aborigin telah ada di Benua Australia ribuan tahun di era Eora. Peninggalannya bisa kita temukan di Uluru, ayers rock dan situs-situs tradisional lainnya. Suku Aborigin sangat terkait dengan alam, berpindah-pindah, terpecah dalam berbagai sub-tribal dan budaya. Tampil dalam kemasan ini tarian bertema alam, musik aborigin, serta model tempat tinggal. Produk-produk budaya yang dipamerkan diantaranya adalah boomerang, tombak, bubu penangkap ikan, kain tenun yang seperti batik dan alat-alat hidup Aborigin lainnya. Berbagai artefak, lukisan tradisional, film, multimedia, dan instalasi menggambarkan bagian ini pula. Aborigin identik pula dengan berburu, batu, olesan tanah liat di tubuh, dan musiknya yang khas. Ditampilkan pula dingo, kangaroo, emu, koala, harimau yang punah, possum, wombat, kakatua dan wallabies. Semuanya tersaji apik dalam artefak, tayangan audio visual, dan pencahayaan yang indah. Dengan museum ini Australia ingin menatap ke depan sejarahnyadanmembangunplatformberbangsadenganmengakui kesalahannya di masa lampau. Kejujuran akan perlakukan kelam terhadap Bangsa Aborigin di masa lampau, misalnya tentang “generasi yang hilang” dan permohonan maaf Bangsa Australia, menjadi tema-tema pentingnya. Sedangkan perlakuan yang lebih manusiawi dan beradab ditonjolkan di bagian berikutnya, termasuk peran Aborigin dalam barisan tentara Australia di Perang Dunia II serta berbagai sektor kehidupan terkini. Pada bagian berikutnya ditampilkan era kedatangan Bangsa Eropa serta pencapaian-pencapaiannya sehingga menjadi negara maju seperti sekarang ini. Bagian selanjutnya menonjolkan
  • 62. 50 program multikultur Negara Australia pada beberapa dekade terakhir. Kebijakan publik sangat kentara mempengaruhi tema penggelaran koleksi di museum pemerintah pusat Australia ini. Namun, meski banyak orang Australia mengetahui pernah pada suatu masa para pelaut Bugis dan Makassar mencari teripang di pantai Australia Barat, fakta tersebut belum dimasukkan ke dalam tema museum yang terletak di dekat komplek Australian National University ini. Victoria Museum Museum ini memberi impresi yang sangat kuat akan keinginan negara bagian Victoria untuk membuat museum berkelas dunia. Dengan bangunan ultra-modern, dipadu dengan koleksi yang sangat menarik dan edukatif, menjadikan Victoria Museum tempat yang layak untuk dikunjungi. Bisa dicapai dengan suttle bus gratis yang disediakan pemerintah kota, museum ini menjadi salah satu ikon kota yang digemari anak-anak dan keluarga. Masuk ke dalam museum ini kita disuguhi berbagai kerangka dinosaurus yang lumayan lengkap. Ukurannya yang raksasa tentu saja menarik perhatian para pengunjung. Dinosaurus pemakan daging, pemakan tumbuhan, dan burung purba ditampilkan di
  • 63. 51Nico Andrianto bagian ini. Kerangka ikan paus raksasa juga melengkapi bagian ini, dengan visualisasi dan reka ulang kehidupan purba pada beberapa bagiannya. Pada bagian selanjutnya, terpapar berbagai koleksi tentang binatang khas Australia, beberapa diantaranya dalam keadaan hidup. Berbagai ragam burung, serangga, ikan, invertebrate, dan mamalia dipajang di museum ini dengan tampilan yang sangat artistik. Interaktivitas sangat ditonjolkan di beberapa bagiannya dengan bantuan teknologi, sehingga anak-anak bisa dengan mudah belajar mengenali ciri-ciri, suara, sifat, dan cara hidup binatang-binatang tersebut. Pada bagian lainnya, berbagai binatang dari seluruh dunia yang telah diawetkan menjadi koleksi yang artistik sekaligus edukatif. CSIRO, atau LIPI-nya Australia banyak menyumbangkan koleksinya di museum kota metropolitan ini, termasuk berbagai mainan dan sarana pendidikan interaktif berteknologi tinggi. Bukan hanya mengenal binatang, pada bagian the human body, kita diperkenalkan dengan organ tubuh kita. Berbagai bagian dalam tubuh kita, beserta berbagai penjelasan ilmiahnya turut dipamerkan. Pada bagian brain kita
  • 64. 52 diperkenalkan dengan fungsi-fungsi otak kita dengan berbagai pengaruh psikis dan emosinya. Di museum yang terletak di tengah Kota Melborne ini, pada bagian dalam juga membangun hutan dengan gambaran yang sesungguhnya. Desainnya yang sangat matang memungkinkan kita melalui track-nya sambil mempelajari ekosistem hutan dengan aneka pepohonan, binatang-binatang, burung-burung, sungai, dan rawa-rawanya. Pembelajaran yang ingin disampaikan adalah pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, mencegah kebakaran hutan, menghargai pentingnya air, dan sebagainya. Menghadirkan hutan di tengah metropolitan Melbourne, itulah sensasi yang ditawarkan bagian ini. Pada bagian terakhir disajikan IMAX, gedung bioskop dengan layar terbesar ketiga di dunia. Bioskop ini juga bisa menampilkan film tiga dimensi dan tata suara yang prima. Dengan bantuan kacamata khusus, kita bisa menikmati berbagai tayangan tentang alam semesta, peradaban-peradaban kuno, dan tentu alam lingkungan di sekitar kita. Museum Kota Canberra Sebuah brosur memuat tulisan, “Canberra, Our Nation, Your Capital” menjadi salam persahabatan dari ibukota Australia ini. Sebagaimana di banyak negara bagian, Australian Capital Territory (ACT) tak ketinggalan juga memiliki museumnya sendiri. Museum ini menceritakan tentang sejarah ibukota Australia ini dalam berbagai bentuk tampilan artefak, dan produk-produk seni. Dipamerkan berbagai koleksi terkait perkembangan Kota Canberra mulai awal pendiriannya sampai menjelma menjadi kota modern saat ini. Pada beberapa bagian dipajang berbagai koleksi
  • 65. 53Nico Andrianto yang merupakan sumbangan warga kota, semisal koleksi mainan anak-anak, mobil-mobilan dengan berbagai bentuknya, sesuatu yang mungkin hanya bisa dipahami jika kita menjadi bagian dari kota ini. Salah satu yang ditampilkan di museum ini adalah sosok Ned Kelly yang sangat fenomenal di negara benua ini. Penjahat dengan berbagai sisi menarik kehidupannya ini tergambar dalam berbagai tema lukisan.
  • 66. 54 Di museum ini juga dipamerkan kendaraan polisi, penjara jaman dahulu, sampai polisi sahabat anak-anak. Untuk memperingati agar tidak terulang polisi korup, pemerintah ACT memasukkan ke dalam museum tentang polisi yang jahat dan korup, sebuah kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lalu. Mereka seolah ingin mengatakan bahwa korupsi di kepolisian adalah bagian masa lalu yang sudah masuk museum. Sebuah kisah yang masih relevan dengan kondisi negara kita dimana korupsi seharusnya segera dimasukkan ke museum pula. Sebab korupsilah yang mencegah kita mewujudkan museum-museum berkelas dunia seperti yang ada di Australia. Wallahu a’lam bissawab. qqq
  • 67. 55Nico Andrianto Belajar dari Pengelolaan Alam Lingkungan di Australia S egar danmelegakanparu-paru,begitulahudarayangsayahirup di Canberra. Meski Matahari terik menyengat, tapi angin terasa dingin di awal musim panas itu. Beraneka tumbuhan empat musim menghiasi seantero kota. Beberapa jenis cemara mengeluarkan aroma segarnya khas. Pengaturan tata ruang kota yang bagus dan konsisten, larangan membakar sampah dan kepadatan kendaraan yang rendah turut mendukung lingkungan yang alami tersebut. Di pagi dan sore hari kita akan disambut koakan suara aneka burung. Burung-burung di sini memang bebas merdeka. Bebek (Plumed Whistling Duck) dan angsa hitam (Black Swan) datang dan pergi dari berbagai kolam dan danau yang ada di Canberra.
  • 68. 56 Sementara, Kakaktua putih (Sulphur-crested Cockatoo), Kakaktua merah (Galah), gagak, Australian Magpie, jalak, merpati, maupun aneka burung parkit yang berwarna-warni juga bebas berkeliaran. Mereka berkelompok di taman-taman kota, rerumputan pembatas jalanan, termasuk di halaman flat saya di bilangan Campbell. Burung-burung itu makan dari berbagai tanaman yang tersedia di ruang publik, seperti plum yang berbuah di musim semi serta biji-bijian lainnya. Pada bulan Oktober-November saat musim beranak, burung Australian Magpie terlihat sangat protektif terhadap anak-anak mereka yang baru menetas. Mereka sering paranoid dengan menyerang serta mengejar pengendara sepeda yang lewat di dekat sarangnya sampai berkilo-kilometer jauhnya demi “keselamatan” bayi mereka. UpayaburungAustralianMagpieinitaksia-sia,karenapemerintah Australiamembantudenganseperangkatparaturanuntukperlindungan spesies-spesies yang berpindah tempat dengan cara terbang ini. Sanksi hukuman denda telah menanti bagi mereka yang menembak burung-burung, khususnya di dalam kota. Saya tidak pernah melihat pelanggaranatasaturantersebut,meskipundaripemberitaanadajuga orang yang ditangkap karena mencuri-curi kesempatan.
  • 69. 57Nico Andrianto Bukan hanya di Canberra yang “ndeso”, tapi di kota-kota lain yang pernah saya kunjungi burung-burung sejenis juga bebas beterbangan. Di kota-kota tepian pantai semacam Melbourne, Sydney, atau Wollongong, burung-burung laut seperti camar bahkan masuk ke pusat kota. Di pantai, burung-burung camar bersama bangau, pelikan dan lainnya menjadi atraksi tersendiri saat orang-orang memberi mereka makanan. Juga, di Canberra sudah biasa jika kita menemukan possum di luar jendela kamar, kelinci liar, atau kangguru berlompatan di jalanan di pagi hari tertinggal dari kawanannya. KalaudidalamkotapemerintahAustraliabiasanyamembangun botanical garden atau taman-taman kota di setiap suburb, di luar kota mereka menetapkan dan mengelola natural reserve atau
  • 70. 58 national park untuk menjaga eksistensi binatang dari desakan manusia. Salah satunya adalah Tidbinbilla Natural Reserve, tiga puluh menit dari pusat Canberra, yang mengusung konsep konservasi lingkungan sekaligus wisata alam. Para pengunjung bisa melakukan perjalanan dengan kendaraan atau jalan kaki penjelajahan. Di tempat tersebut pemerintah mengedukasi para pengunjung akan pentingnya menjaga lingkungan hidup serta keanekaragaman flora dan fauna. Di Tidbinbilla Natural Reserve, pengunjung bisa melihat secara langsung habitat kanguru, koala, burung emu, serta aneka burung lainnya, reptile, dan serangga di alam terbuka. Selain bisa berfoto, memegang, dan berinteraksi dengan berbagai binatang di stan yang disediakan, terdapat pula sanctuary dengan track khusus sebagai highlight dari natural reserve tersebut. Dengan berjalan kaki berkelok-kelok di jalur sekitar tiga kilometer, kita sudah bisa menikmati hutan, gemericik aliran sungai, genangan rawa-rawa, gemerisik angin menyapu semak-semak dengan berbagai hewan liarnya serta penjelasan ilmiahnya. Akhirnya, aneka merchandise dan souvenir juga disediakan di shop yang disediakan di dekat pintu keluar Tidbinbilla. Sedangkan siklus alam di kota Canberra, saat spring daun- daundanbungabermekaran,acarasepertifestivalbungaFlouriade ramai dikunjungi wisatawan, summer banyak binatang turun bukit masuk ke pinggiran kota di malam hari mencari makanan, saat autumn daun-daun berubah warna mengundang para fotografer mencari obyek artistik, sebelum akhirnya berguguran. Sedangkan saat winter segalanya membeku, morning frost di rerumputan dan pepohonan, hewan-hewan bersembunyi, lalu orang-orang pergi ke Perisher Blue untuk bermain salju.
  • 71. 59Nico Andrianto Meski terdapat daerah tropis di utara, sebagian besar Australia berada di wilayah sub-tropis dengan gurun pasir di tengah daratannya, serta memiliki garis pantai yang sangat panjang. Dinding perbukitan berbatu-batu yang indah di berbagai negara bagian sering dijadikan obyek wisata untuk dinikmati melalui helikopter. Di Canberra yang berbukit-bukit dibangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, mencegah banjir, serta menjadi sumber air minum warga kota. Teman saya yang hobi memancing sering mendapatkan ikan besar, jenis ikan yang diperbolehkan untuk ditangkap, di danau ini. Selain itu, pemerintah Australia juga sangat serius melakukan penghijauan. Pohon sejenis cemara ditanam di berbagai lahan berbatu agar menjadi hutan di masa mendatang tempat hewan-hewan menemukan habitatnya. Hewan paling popular dari Australia tentu saja kanguru dan koala, meskipun lambang negara ini adalah kangguru dan burung emu. Binatang Australia lainnya yang mendunia adalah ikan seperti dalam film animasi “Nemo” asal Great Barrier Reef, Queensland. Sedangkan hiu dan buaya, burung penguins di Philip island, serta laba-laba black widow telah lama terkenal lewat berbagai film
  • 72. 60 dokumenter. Aneka macam satwa ini juga muncul di perangko serta koin dollar Australia. Selain itu, Australia juga memiliki beberapa kebun binatang seperti Tarungga Zoo di Sydney, Canberra Zoo, juga museum- museum sebagai media edukasi. Di Victoria museum Melbourne dipajang aneka serangga, burung, mamalia yang diawetkan, beberapa diantaranya berasal dari jaman prasejarah Australia beserta segala penjelasan ilmiahnya. Di tengah punah dan munculnya spesies-spesies baru karena perubahan iklim, Australia seperti tak ingin kehilangan spesies berharga untuk kedua kalinya seperti sejenis macan Australia yang telah punah beberapa puluh tahun yang lalu. Para penyayang binatang banyak berperan dalam upaya konservasi serta menjadi mitra pemerintah dalam upaya memelihara kekayaan alam yang ada. Mereka mengkampanyekan perlindungan satwa, mengedukasi masyarakat, membuat situs-situs di internet, kampanye fotografi, serta melakukan penggalangan dana. Tak heran, kasus pembantaian Brumbies (kuda liar) yang dianggap hama menjadi isu nasional yang gaduh beberapa tahun lalu, yang memaksa pemerintah Australia menghentikan perburuannya.
  • 73. 61Nico Andrianto Di perguruan-perguruan tinggi Australia seperti Crawford School di ANU terdapat jurusan Environmental Management and Development, yang membahas isu-isu seperti lingkungan, climate change yang dikaitkan isu-isu pembangunan serta kependudukan. Di Australia terdapat Ministry for Sustainability, Environment, Water, Population and Communities, selain Ministry for Climate Change and Energy Efficiency. Australia terkenal paling ketat dalam mem-protect lingkungannya dari intrusi anasir asing, baik benda maupun hewan. Tak heran, di bandara atau pelabuhan pengecekan atas barang-barang bawaan biasanya dilakukan secara ketat. Australia dengan segala upaya konservasi alam lingkungannya sepertinya telah menjalankan hadis nabi riwayat Muslim, “Seorang Muslim tidak menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman itu manusia, binatang atau burung, kecuali merupakan shadaqah baginya, hingga datang hari kiamat,” pada tataran praktis. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 74.
  • 75. 63Nico Andrianto Makanan Indo di Oz A pa respon orang lapar saat menemukan makanan favorit, misalnya sambal teri yang pedas atau manis gurih pada jarak ribuan kilometer dari pembuatnya? Apalagi sambal teri tersebut sudah terhidang di atas piring dengan nasi hangat yang pulen, dilengkapi dengan kerupuk udang. Ada kalanya dengan aroma jengkol kesukaan atau terasi yang sedap atau tahu tempe yang sangat langka. Jawaban pastinya, siapapun akan melahapnya dengan senang hati. Begini, jika keadaannya diubah agar semakin jelas. Anda berada di kota kecil di Australia, setiap hari makanan yang tersedia adalah khas Eropa, atau dari sudut dunia lain. Terus ada toko kecil menjual produk makanan Indonesia dengan harga yang terjangkau untuk ukuran dollar meski tak murah untuk ukuran Indonesia. Juga terdapat label halal. Tentu yang
  • 76. 64 Anda lakukan adalah membelinya dengan gembira. Percaya nggak, hal terkait makanan ini yang mendorong perdagangan produk Indonesia di Australia. Bermula dari kebutuhan alamiah “lapar”, mengalir banyak produk makanan Indonesia di toko-toko Asia dan supermarket di Australia ini. Bukan produk televisi, lemari es, atau sepeda motor made in Indonesia yang saya temui di sini, tetapi sambal terasi, bumbu gado-gado, kerupuk udang Sidoarjo, sambal pecel Blitar, abon sapi, serta berbagai bumbu instan. Beberapa produk Indonesia lainnya di beberapa toko Asia meliputi kecap (soy souce), bakso, onde-onde, tahu, dan tempe “merah putih”. Untuk diketahui, produk-produk Thailand, Malaysia, China, India sudah lama merajai pasar bahan makanan Asia di Australia. Sedangkan produk Indonesia paling mudah ditemukan di Oz adalah Indomie. Jumlah masyarakat Indonesia di Australia yang lumayan banyak menjadi pasar tersendiri bagi produk makanan Indonesia. Distribusinya diantaranya melalui jaringan komunitas Indonesia, seperti misalnya K*****a Sembako, sebuah “toko kelontong kecil” yang menawarkan produk-produk makanan Indonesia.
  • 77. 65Nico Andrianto “Koperasi” milik para “ekspatriat” Indonesia ini tersebar melalui jaringan facebook dan mempunyai fasilitas antar ke rumah jika pesan banyak, atau kenal sama pengurusnya. Sedangkan toko bahan makanan halal/Asia yang lebih besar pernah saya temui di Lakemba, sebuah suburb di Sydney. Kota-kota besar semacam Sydney atau Melbourne yang banyak komunitas Indonesia memang jalur perdagangan bahan makanan asal Indonesia. Di Australia biaya tenaga kerja mahal, sehingga makan di restoran juga tidaklah murah biayanya. Makanya kebanyakan student Indonesia memilih memasak sendiri di flat atau unitnya masing-masing. Produk bahan makanan Indonesia menjadi favorit mereka untuk mengobati kangen tanah air sekaligus menghemat biaya. Orang-orang yang bisa menangkap peluang usaha di bidang
  • 78. 66 makanan Indonesia ini adalah mereka yang cerdas sekaligus berjasa ikut memasarkan produk dan budaya Indonesia. Setiap orang Indonesia yang bepergian ke suatu kota besar di Australia, maka restoran makanan Indonesia adalah tempat tujuan favorit mereka. Kata teman, banyak restoran Padang di Sydney dan Melbourne. Saya sendiri menemukan dua restoran Indonesia saat berlibur ke Melbourne, yaitu Nelayan: Indonesian cuisine dan frenchise Es teller 77 di bilangan Swanston Street yang cukup strategis (sebut merek ikut promosi lho). Menu yang ditawarkan mulai nasi dan mie goreng, nasi uduk, pecel lele, ayam bakar, bakso, rendang, kue klepon, donat, teh botol, es campur, dll. Saya agak heran mengapa hanya sedikit orang Indonesia yang membuka restoran di Australia, padahal pasarnya ada. Mungkin karena makanan Indonesia agak rumit cara memasaknya, tidak seperti Kebab Turky atau Pizza Italia yang telah lama mendunia. Lalu bagaimana dengan fenomena banyaknya restoran Thailand, Burma, Malaysia, Vietnam, Jepang, China. Mungkin jawaban yang lebih pas, orang Indonesia tak terlalu pandai berdagang. Padahal terbukti, kedua restoran Indonesia tersebut sangat laris didatangi banyak konsumen. Jadi, pasar bukanlah kendala. Selain orang-orang Australia umumnya, restoran Indonesia juga punya pelanggan loyal para orang-orang “Indo” di Oz. Memang,kalausudahmenyangkutmakanan,orangIndonesia pasti kangen dengan selera asal. Tak peduli apa profesinya, gajinya, asal daerahnya, makanan Nusantara mempersatukan kami semua. Saat di jalanan mungkin kita tidak bisa mengenali seseorang dari tampilannya, apakah Melayu Malaysia, Tionghoa dari Thailand atau dari Indonesia, tapi saat di dalam restoran Indonesia akan kelihatan dari mana ia berasal. Dari celotehan mereka, akhirnya
  • 79. 67Nico Andrianto bisa ditebak dari sudut Indonesia mana mereka pernah tinggal. Hal yang lebih jelas lagi, acara-acara di KBRI yang menghidangkan masakan Indonesia “pasti” diserbu banyak orang Indonesia seperti acara tujuh belasan. Makanan memang bisa menjadi penanda budaya seseorang. Rasa makanan mak nyuss yang sering dinikmati sejak kanak- kanak, akan membentuk selera dan mengantarkan orang pada identifikasi budaya. Ketika banyak orang belum merasakan makan kalau belum makan nasi, maka makanan lainnya hanyalah serasa kudapan belaka. Makanan Nusantara, adalah salah satu produk hybrid bangunan budaya yang bernama Indonesia. Orang boleh bertolak belakang pandangan politik, memiliki strata sosial yang berbeda, atau berbeda keyakinan, namun bisa bertemu dalam kegemaran makanan yang sama. Namun, budaya makanan masyarakat bisa berubah. Saya pernah bertemu seorang Inggris sedang menanak nasi di Asrama mahasiswa Toad Hall. Ketika saya tanya mengapa dia makan nasi, justru dia merasa aneh dengan pertanyaan saya karena ternyata di
  • 80. 68 Inggris sudah hal biasa orang bule makan nasi, karena banyak toko Asia di UK. Australia yang menjadi multikultur juga mengubah kebiasaan makan warganya. Juga kesimpulan lainnya, kalau selera nusantara masih kuat maka budaya kita juga masih eksis. Seharusnya makanan Indonesia bisa mendunia. Sudah saatnya para frenchisor Indonesia datang ke Australia untuk menjaring konsumen potensial sekaligus dollar. Jangan silau oleh kesan “Barat”, Australia. Rekan-rekan restoran Asia sudah pada datang ke Australia. Buat Cak Man bakso kota, Pak Puspo Wardoyo Wong Solo, atau lainnya, ditunggu kehadirannya di Australia. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 81. 69Nico Andrianto “Duit Ostrali” D i penghujung sampai pergantian tahun (November-Januari) kemarin nilai tukar dollar Australia (AUD) terhadap rupiah (IDR) menguat sangat signifikan. Dari yang biasanya berkisar Rp8.000,00 per dollar, pada periode tersebut mencapai sekitar Rp9.000,00 per dollar. Bahkan AUD mencatat sejarah untuk pertama kalinya melampaui nilai Dollar Amerika Serikat (USD). Kondisi tersebut tentu saja berkah bagi para pekerja “mahasiswa” yang mentransfer dollar hasil peras keringat selama di Australia ke Tanah Air, yang biasanya melalui kanggaru.net milik seorang Indonesia di Australia. Otot-otot perekonomian Australia semakin perkasa sejak meningkatnya permintaan atas produk-produk Australia di pasar
  • 82. 70 dunia. Negeri seperti China dan India yang haus bahan baku dan sumber energi untuk geliat industri mereka melakukan impor besar-besaran atas produk-produk Australia. Lonjakan permintaan terhadap batu bara, bahan-bahan tambang serta produk pertanian dan peternakan (life stock) otomatis meningkatkan pula kebutuhan dunia akan mata uang bergambar ratu Inggris tersebut. Saya pernah mengunjungi Royal Australian Mint di bilangan Denison Street, Canberra. Pabrik uang koin Australia ini menghasilkan enam jenis koin pecahan 5, 10, 20, dan 50 cent, serta 1 dan 2 dollar. Koin pecahan cent berwarna keperakan, sedangkan koin pecahan dollar berwarna keemasan. Kalau ukuran koin cent berbanding lurus terhadap nilai nominalnya, sebaliknya koin 2 dollar lebih kecil ukurannya dari koin 1 dollar. Ukuran masing- masing jenis koin adalah standar, mengingat koin digunakan di
  • 83. 71Nico Andrianto banyak mesin pembayar (ATM) dari urusan parkir, bayar tiket bus, sampai telepon umum. Sedangkan untuk uang kertas (bank notes) terdapat pecahan 5, 10, 20, 50 dan 100 dollar yang semuanya dicetak di pabrik duit di Melbourne. Di Royal Australian Mint, pengunjung bisa melihat koin Australia dari tahun ke tahun. Saya jadi tahu bahwa gambar di uang koin Australia dibalik gambar Ratu Inggris adalah beraneka ragam. Setiap tahun Australia mengeluarkan edisi koinnya, bergantung momen dan tema yang sedang dipilih. Untuk jenis koin yang sama, ada edisi olimpiade, edisi ilmu pengetahuan, edisi kepahlawanan, edisi flora dan fauna, edisi luar angkasa, dll. Terdapat pula koin edisi khusus yang diperjualbelikan sebagai cendera mata yang dibuat dari emas dan perak. Melalui lorong dinding kaca tembus pandang di lantai atas, kita bisa melihat proses pembuatan uang koin, mulai dari desain, pencetakan, pemolesan sampai pendistribusiannya. Jika kita datang saat jam kerja, kita bisa melihat para pekerja mengoperasikan alat-alat otomatis yang beberapa diantaranya seperti lengan robot. Dari tempat tersebut kita juga bisa melihat
  • 84. 72 tumpukan koin setengah jadi, yang sekilas seperti gudang koin Paman Gober dalam cerita Donald Bebek. Di pabrik duit ini kita juga bisa mencoba membuat uang sendiri, dengan memasukkan koin dua dollar ke dalam mesin khusus, dan kita bisa melihat prosesnya sampai keluar uang se-dollar serta bungkusnya sebagai souvenir. Dari pabrik koin ini didistribusikan cent dan dollar untuk mengisi kebutuhan bank, mal, pasar, serta dompet orang-orang di seantero Australia. Dengan duit dollar sebagai alat tukar tersebut roda perekonomian Australia berputar dalam siklus usaha yang naik dan turun, tergantung iklim ekonomi dalam negeri serta global. Perdagangan dengan negara-negara lain di kawasan maupun di ujung dunia pun berjalan. Jika dilihat di berbagai mal dan market bisa dikatakan produk- produk murah China telah merasuk begitu dalam pada struktur perekonomian Australia. Barang mulai dari mug, t-shirt, sepatu, tas, ATK, handphone, souvenir, makanan bahkan mungkin bendera Australia adalah made in China, yang dipasarkan melalui toko- toko seperti Top Bargain, Hot Dollar atau Price Attack. Banyak pula produk mainan anak-anak didesain di Australia, tapi dibuat di daratan China. Di Padys Market di Sydney atau Victoria Market di Melbourne, produk pakaian dan souvenir khas Australia dengan label made in China yang gampang dirobek sangat mudah ditemukan. Tak pelak, upaya Australia membendung perkembangan ini dengan melabeli produk-produknya “Australian made” berlambang kanguru menghadapi tantangan yang sangat berat. Juga, pada boxing day saat toko melakukan obral besar-besaran beberapa waktu lalu, produk China yang memang murah saya lihat tidak termasuk yang
  • 85. 73Nico Andrianto dipotong harganya. Efek samping lainnya, kebanyakan barang yang dijual di garage sale atau Sunday market juga adalah produk-produk berkualitas rendah dari Negeri Tirai Bambu ini. Akhirnya, gejolak fluktuasi kurs mata uang antar negara berpengaruh pada isu-isu perdagangan bebas, daya saing produk antar negara dan juga perbedaan purchasing power parity. Pedang uang China begitu tajamnya sampai membuat keteteran negeri adidaya Amerika Serikat. Sementara China berusaha mendevaluasi “Renmimbi” atas mata uang dunia untuk menjaga daya saing produknya agar tetap kuat. Negara seperti Amerika Serikat berusaha menekan Negeri Tirai Bambu tersebut untuk menaikkan nilai mata uangnya. Kondisi yang mengarah pada “perang mata uang” menjadi pokok bahasan yang menarik di universitas-universitas, termasuk kampus saya, ANU College of Asia and the Pacific, dimana mata kuliah seperti China and the World menjadi tren baru. Australia mengamati dengan seksama geliat China, misalnya dengan membentuk pusat-pusat kajian yang diantara produknya adalah jurnal-jurnal ilmiah yang berpengaruh. Bukan hanya mengundang produk-produk China, perekonomian Australia yang prospektif juga menyerap banyak tenaga kerja termasuk diantara para student. Karena membutuhkan banyak tenaga kerja, khususnya untuk “pekerjaan casual” seperti
  • 86. 74 cleaner, house keeper, loper koran, kasir toko, pemetik buah atau jamur yang kebanyakan orang sini kurang tertarik, pemerintah Australia mengijinkan para mahasiswa bekerja part time 20 jam per minggu dan full time bagi spouse mereka. Demi duit Ostrali inilah banyak di antara mahasiswa kita bekerja. Jadi jangan heran kalau yang membersihkan gedung atau yang menjadi security atau cashier di mal adalah para kandidat doktor atau master di berbagai bidang keilmuan. Saya pernah bertemu seorang mahasiswa S-3 RMIT bekerja sebagai asisten toko di Victoria Market, Melbourne yang tugasnya membuka dan menutup toko. Dengan rate salary tinggi yang berbeda antar negara bagian, mereka berlomba mengumpulkan bugs demi bugs sebagai tabungan. Dari sinilah istilah “full time work, part time study” bermula. Kalau setelah pulang ke Tanah Air mereka bisa membeli rumah, mobil, atau biaya menikah itu bukan karena korupsi, tetapi dari hasil membanting tulang. Australia juga masih membutuhkan banyak tenaga kerja terampil, khususnya di bidang kesehatan. Karena kekurangan
  • 87. 75Nico Andrianto dokter dan perawat, kalau “sakit ringan” perlu beberapa hari appointment sebelum kita ditangani oleh dokter. Dengan cukup pelatihan, sertifikasi keilmuan, standarisasi dan bahasa inggris yang bagus, terbuka peluang bagi TKI kita untuk bekerja di bidang kesehatan, selain juga perhotelan atau kerja kasar lainnya. Gaji tinggi dengan perlindungan tenaga kerja yang lumayan bagus, berpotensi menciptakan para “pahlawan devisa”. Uangmemangbisamembelibanyakhal,tapibukansegalanya. Kalau di Indonesia duit gambar Gayus sangat digemari anak-anak, paralel dengan rupiah yang bisa digunakan untuk membeli suara pemilih dan bahkan keadilan seperti kasus joki penjara atau plesiran Gayus ke Bali, sebaliknya di negara maju seperti Australia pasca krisis banyak mantan eksekutif swasta bergaji tinggi rela bekerja di lembaga sosial dengan bayaran murah atau bahkan tidak digaji. Tentu yang begini yang mereka cari adalah kepuasan non material, bukan duit Ostrali. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 88.
  • 89. 77Nico Andrianto Melbourne, Sydney atau Canberra terbaik untuk Kuliah? B anyak pertimbangan sebelum seseorang memilih suatu kota sebagai tempat kuliah, mulai dari mutu universitasnya, jurusan studi yang tersedia, murah mahalnya biaya hidup, mudahnya mencari akomodasi, kerja part time sampai menarik tidaknya kota tersebut. Kalau bisa wisata sambil kuliah, eh ….. kuliah sambil menikmati indahnya negeri yang kita datangi, tidak ada salahnya. Saya dulu memilih Canberra dengan minim pertimbangan, tapi
  • 90. 78 alhamdulillah cukup memuaskan. Dengan tidak mengesampingkan kota-kota lain seperti Adelaide, Perth, Wollongong, atau Brisbane yang sedang terkena musibah flash flooding, inilah hasil perenungan saya. Pertama, Sydney tempat UNSW, Sydney University, UTS, SCU dan UWS adalah kota Australia yang wajib dikunjungi. Opera House dan Sydney Harbour Bridge adalah dua icon Australia yang sudah mempunyai brand name kuat di seluruh dunia. Berfoto di depannya adalah jaminan orang akan diakui telah berkunjung ke Australia, setidaknya bagi teman-teman facebook atau tetangga dekat rumah. Tahun baru di Sydney adalah kejadian kelas dunia yang menjadi tujuan wisata banyak orang, bahkan kaum selebritis. Permainan firework yang fenomenal di jembatan Sydney Harbour menyedot kehadiran jutaan orang dari segala penjuru dunia. Kita bisa menjangkau seisi kota dengan bus, kereta api, tram, taksi, perahu, helikopter atau menyewa mobil di bandara. Terdapat bis merah bertiket untuk menjelajahinya dari tempat-tempat wisata seperti Sydney Aquarium, Museum Maritim, Museum of Sydney, The Australian Museum, Sydney Botanical Garden, Sydney
  • 91. 79Nico Andrianto Harbour National Park, Opera House dan Sydney Harbour Bridge, dan ANZAC Memorial. Agak keluar kota terdapat Taronga Zoo, Luna Park, dan Bondi beach yang terkenal. Kota kosmopolitan Sydney dengan 4,3 juta penduduk (sensus 2006) membuat kita tidak kesepian selayaknya hidup di Indonesia yang ramai, asal tidak larut oleh negatif hingar- bingar kota. Kita mudah mendapatkan aneka jenis makanan, termasuk menu Indonesia di sini. Komunitas Indonesia juga ramai di beberapa suburb kota terbesar Australia ini seperti di Lakemba. Kita juga bisa menikmati indahnya panorama seisi kota dari ketinggian Sydney Tower dan skywalk tower. Kalau masih tersisa uang, kita bisa belanja oleh- oleh di Padys Market untuk yang terkenal menjual aneka souvenir “murah”. Sebagai kota pelabuhan tempat bongkar muat barang-barang import, di Sydney biaya hidup lebih murah, tapi salary kerja part time pun lebih rendah dibanding kota semacam Canberra. Hal yang harus diingat, mencari pekerjaan part time di Sydney lebih sulit, karena harus bersaing dengan orang-orang lokal. Sedangkan mencari akomodasi termasuk mudah di kota yang Central Station- nya bisa ditempuh dengan 3 jam naik bis dari Canberra.
  • 92. 80 Lalu, Melbourne kota tempat Melbourne University, Victoria University, La Trobe University, RMIT, Swinburne dan Monash University ini terkenal dengan event internasional pacuan kuda tahunan, Melbourne Cup, Tenis Australia Open dan F-1 motor GP. Berjalan-jalan di Melbourne terasa benar-benar di Dunia Barat. Melbourne adalah perpaduan kota berarsitektur kuno dan modern seperti bisa dilihat dari gedung tua Flinders Street Station dan Southern Cross Station yang ekstra modern. Tram dengan jalur- jalurnya yang membelah sampai ke sudut-sudut kota adalah alat transportasi khas Melbourne yang masih berfungsi hingga kini. Dipadu dengan bus, kereta api, taksi, helicopter, perahu, dan sewa mobil berbayar atau suttle bus wisata dan City Circle tram route gratis, kita bisa menjelajahi kota untuk melihat Victoria Museum, Bioskop IMAX, Museum Imigrasi, Recital and Sound archive, Royal Botanic Gardens Melbourne, Melbourne Zoo, Melbourne Aquarium, National Sport Museum, Geelong Baech, Shrine of Remembrance, melihat aneka karnaval dan art exhibition, menyusuri Yarra river atau kita bisa menikmati pemandangan seluruh kota dari Eureka Skydeck Tower yang memiliki 88 tingkat. Agak keluar kota, kita bisa ke Balarat, kota wisata yang
  • 93. 81Nico Andrianto dipertahankan berarsitektur kuno beserta penduduknya yang berpakaian seperti di abad 19, atau Philiph Island untuk melihat habitat penguins. Menjelajahi Great Ocean Road dengan tebing dan hamparan pasir sepanjang puluhan kilometer adalah pengalaman yang tak terlupakan. Sedangkan untuk oleh-oleh keluarga kita di tanah air kita bisa berbelanja di Queen Victoria Market, untuk membeli aneka T-Shirt, boneka semacam kanguru dan koala, gantungan kunci, lampu kristal khas Australia, serta bumerang. Komunitas Indonesia dan Asia termasuk ramai di kota yang terlihat sangat multiethnic ini. Kantor Radio Australia terletak di sisi selatan kota yang
  • 94. 82 dibelah oleh Sungai Yarra. Di kota yang bisa dijangkau dengan 8 jam naik bis dari Canberra ini mencari akomodasi relatif mudah, sedangkan kerja part time dengan membuka tutup toko, cleaner, menjadi security yang harus bersaing dengan resident lainnya dari kota berpenduduk sekitar 3,7 juta jiwa ini (sensus 2006) dengan salary lebih rendah dibanding Canberra. Akhirnya, Canberra kota tempat Australia National University, University of Canberra, Canberra Institute of Technology dan Australian Institute of Sport berada dengan julukan Bush Capital memiliki even terkenal seperti festival bunga “Flouriade”, multicultural event dan Balloon Fiesta. Di kota
  • 95. 83Nico Andrianto dengan bunga sakura dan tulip di berbagai sudut, didesain dengan sangat baik oleh Walter Burley Griffin dengan lingkungan yang alami serta danau buatan di tengahnya yang sangat nyaman untuk tempat kuliah. Kotaterdingin diAustraliainiadalahtempat ParliamentHouse dan Perdana Menteri Australia berkantor. Juga berlokasi Museum Nasional, Perpustakaan Nasional, War Memorial, Royal Australian Mint, National Film and Sound Archive, Australia National Botanic Garden, National Gallery, dan Canberra Deep Space yang gratis dikunjungi. Sedangkan yang berbiaya ada miniatur bangunan seluruh dunia di Cockingtong Garden, habitat Kanguru, burung Emu dan Koala di Tidbinbilla Nature Reserve, atau taman edutaintment Questacon. Kesemuanya bisa kita jangkau dengan bus Action, taksi atau mobil pribadi. Di musim dingin orang-orang bahkan dari Sydney dan Wollongong pergi ke Perisher Blue, tiga jam dari Canberra untuk bermain salju. Seperti di Melbourne maupun Sydney, Canberra juga memiliki Telstra tower dari ketinggian 800 meter di atas black mountain untuk menikmati panorama kota dengan pancaran water jet-nya di Lake Burley Griffin. Di Canberra agak sulit mencari akomodasi, tapi mudah mencari kerja part time dengan salary yang boleh dikata tertinggi di Australia. Meski tidak seramai di Melbourne dan Sydney, di Canberra yang saat ini berpenduduk sekitar 334 ribu jiwa (sensus 2006) terdapat komunitas Indonesia yang lumayan ramai. KBRI juga terletak di kota hasil jalan tengah persaingan antara Melbourne dan Sydney untuk menjadi ibu kota Australia. Sepertinya menjadi kebiasaan kita yang mempunyai kota obyek wisata namun malah jarang menikmatinya. Kalau rekan- rekan saya di Melbourne atau Sydney “jarang” menjelajahi
  • 96. 84 kotanya mungkin karena terlalu sibuk belajar, banyak rekan saya di Canberra malah melakukan konvoi tour ke beberapa kota dan negara bagian saat liburan. Di antara mereka ada yang berkemah di beberapa lokasi selama perjalanan yang sangat menantang, diantaranya sampai ke Sydney, Melbourne, Gong Beach di Wollongong dan Gold Coast di Brisbane. Promo wisata di Australia sangat terintegrasi dengan informasi hotel dan transportasi, dimana kalender wisata tetap telah dirancang dengan baik yang bisa diakses dari website wisata seperti visitvictoria.com, sydneytorguide.com.au, Australianexplorer.com, atau dengan brosur dan buku saku di banyak bus terminal, airport atau train station. Kalau ingin murah bisa menginap di flat teman kita di kota tujuan. Di Canberra tersedia bis Greyhound atau Murrays yang dengan pemesanan online siap mengantarkan kita ke Sydney atau Melbourne. Kalau ingin lebih cepat, kita bisa meluncur dari Canberra airport dengan Tiger arways, Virgin Blue atau Quantas. Dengan beberapa pertimbangan subyektif, sepertinya Canberra tetap merupakan pilihan terbaik tempat kuliah, dengan kesadaran bahwa tujuan kita ke Australia adalah untuk menuntut ilmu, bukan wisata. Wallohu a’lam bissawab. qqq
  • 97. 85Nico Andrianto Merasakan Kuliah di Australia S ungguh bukan perkara mudah bagi saya untuk memperoleh beasiswa Australian Development Scholarship. Saat S-1 dulu saya mati-matian mencari IPK di atas 3 agar bisa melamar beasiswa luar negeri, dan setelah dapat masih harus lima kali apply sebelum akhirnya dipanggil. Saat wawancara saya ungkapkan alasan kenapa saya layak dapat chance untuk merasakan bangku kuliah di Australia karena ilmu yang saya cari terkait erat dengan pekerjaan saya di Indonesia, serta tentu saja dengan menceritakan perjuangan panjang saya. ☺ Mungkin yang menjadi salah satu pertimbangan yang memberatkan keputusan panitia seleksi meloloskan adalah saya
  • 98. 86 pernah menulis buku yang telah dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional Australia (NLA). Buku berjudul Good e-Government tersebut pada akhirnya bisa saya temukan saat berada di Canberra tempat NLA. Hal lain yang menentukan, menurut saya, adalah doa orang tua dan banyak lainnya yang ingin saya bisa mewujudkan mimpi saya waktu kecil untuk bisa mengunjungi Australia. Jika Andrea Hirata dalam sekuel Laskar Pelangi mempunyai Bu Muslimah, maka salah satu inspirator yang mendorong saya terus berjuang agar bisa kuliah di luar negeri adalah dosen S-1 yang tak keberatan membuatkan surat referensi bagi saya. Beliau Doktor lulusan Wollongong University Australia dengan tesis dan desertasi tentang Akuntansi Syariah. Kuliah di negeri “Barat” tapi tesisnya tentang Akuntansi Syariah? Itulah yang terjadi. Saat Bank Syariah di negara kita belum berkembang seperti sekarang, Doktor Iwan Triyuwono telah mempelajari dan meletakkan epistemology pemikiran tentang Akuntansi yang digali dari khasanah Islam sebagai wacana alternatif saat itu. Hal yang saya rasa menarik dari studi di luar negeri adalah sistem yang sangat mendukung dan lingkungan akademiknya yang
  • 99. 87Nico Andrianto memungkinkan kita berkembang secara intelektual. Saya beruntung mendapatkanbangkukuliahdiANU,yangmenurutTimesEducational Supplement merupakan universitas peringkat 16 besar dunia (2009) dan nomor satu di Australia serta bumi bagian selatan yang sekarang dipimpin mantan Menlu, Gareth Evans. Dosen saya adalah orang- orang yang ahli dan terkenal di bidangnya, yang selama ini saya kenal melalui buku-buku karya mereka. Lebih dari itu, universitas elit anggota “group of eight” di Australia ini telah mempertemukan saya dengan orang-orang dengan talenta dan bakat akademis yang tinggi dari seluruh dunia untuk saling bertukar pengalaman. Di sini juga terdapat banyak pusat kajian yang menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah berpengaruh sebagai rujukan para pengambil kebijakan di seluruh dunia. Satu diantaranya adalah jurnal East Asia Forum, sebuah jurnal yang menyoroti dinamika sosial, ekonomi, dan politik negara-negara kawasan Asia Timur yang melesat saat ini. Berbeda dengan dunia kerja, di dunia ilmiah kita bisa mengembangkan insting akademis kita. Mungkin yang membuat pendidikan di Dunia Barat maju adalah kebebasan akademik serta tradisi ilmiahnya yang hidup.
  • 100. 88 Ketikabanyakuniversitasmelarangaksesterhadapinformasisensitif Wikileaks, ANU (almamater Julian Assange) termasuk universitas yang membolehkannya. Beberapa kali saya juga berkesempatan mengikuti event orasi ilmiah yang menghadirkan tokoh-tokoh besar dunia di berbagai bidang, seperti Jozeph Stiglitz pemenang nobel ekonomi atau Kevin Rudd, Perdana Menteri Australia, ahli masalah China atau Anwar Ibrahim untuk isu Malaysia terkini. Di Indonesia Study Group, beberapa kali saya menghadiri diskusi dengan para pelaku dinamika penentu kebijakan, seperti Jusuf Kalla tentang pengalamannya sebagai wapres serta Chatib Basri, alumni Crawford School ANU yang membahas kasus Bank Century dari kronologis beserta segala dampak politisnya. Kelebihan lainnya dari universitas di Australia adalah perpustakaan sebagai jantung pendidikan. Koleksi buku, jurnal, dan aneka terbitan, sebagai urat nadi bagi tersalurnya ilmu pengetahuan, di perpustakaan sini sangatlah lengkap. Banyak buku maupun terbitan tentang Indonesia dalam berbagai bahasa yang bahkan di Indonesia pun kita kesulitan mendapatkannya. Juga, jika
  • 101. 89Nico Andrianto di perpustakaan sini tidak tersedia, kita masih bisa meminjam dari perpustakaan di universitas lain yang akan dikirimkan melalui pos. Kita juga bisa menyarankan perpustakaan untuk membeli buku tertentu, dengan batas peminjaman selama enam bulan, kecuali jika sedang di-call oleh peminjam lainnya. Kita bisa mencari daftar koleksi buku atau jurnal-jurnal di perpustakaan dengan cara search di website kampus. Perpustakaan juga berlangganan aneka jurnal elektronik internasionalyangbebaskitaakses.DiAustraliaseluruhinformasi terkait perkuliahan telah terkomputerisasi secara integral, seperti urusan rencana studi, jadwal kuliah, administrasi, nilai ujian, email akademik, silabus, undangan even-even ilmiah, bantuan akademik, biaya, perpustakaan, serta akun print dan foto copy kita. Kita juga bisa mendengarkan ulang rekaman kuliah, karena seluruh perkuliahan di kelas kita didigitalkan yang didukung oleh pengaturan tata suara, pencahayaan, dan udara yang excelent. Bahkan di beberapa kampus kita bisa belajar secara online tanpa harus hadir di kelas.