Dokumen tersebut membahas tentang analisis dan etika lingkungan hidup, dengan fokus pada tiga poin utama: (1) manusia sebagai pembuat masalah lingkungan, (2) definisi etika lingkungan, dan (3) analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL).
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Indonesia. Ia menjelaskan dasar hukum dan definisi penting terkait AMDAL, serta kriteria proyek yang wajib menyusun dokumen AMDAL berdasarkan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup di Indonesia.
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Indonesia. Ia menjelaskan dasar hukum dan definisi penting terkait AMDAL, serta kriteria proyek yang wajib menyusun dokumen AMDAL berdasarkan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup di Indonesia.
Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunanRiska_21
Dokumen tersebut membahas definisi dan peraturan terkait lingkungan hidup di Indonesia serta pengertian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Dokumen tersebut juga menjelaskan jenis-jenis AMDAL, kriteria kegiatan yang wajib AMDAL, dan hal-hal penting terkait pengelolaan kawasan lahan basah.
Dokumen tersebut membahas pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL, prosedur AMDAL, dan rona lingkungan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat. Prosedur AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu KA-Andal, Andal, RKL dan RPL. Rona lingkungan merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun yang menjadi dasar pendugaan dampak ling
Buku ini membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang merupakan kajian dampak lingkungan untuk pengambilan keputusan suatu rencana kegiatan. Tujuan buku ini adalah untuk menjawab pertanyaan umum terkait AMDAL dan meningkatkan pemahaman masyarakat. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi AMDAL dan masyarakat untuk memahami AMDAL secara komprehensif.
Dokumen tersebut membahas definisi dan konsep penting terkait analisis dampak lingkungan (AMDAL) seperti peraturan terkait, definisi ekosistem dan lingkungan hidup, jenis-jenis AMDAL, dan proyek yang wajib melakukan AMDAL."
AMDAL merangkum 3 hal penting: (1) AMDAL adalah kajian dampak lingkungan untuk proyek pembangunan, (2) tujuan AMDAL adalah memastikan proyek berjalan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, (3) proses AMDAL meliputi identifikasi dampak, analisis dampak, dan merumuskan rencana pengelolaan lingkungan.
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur mengenai upaya sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah pencemaran serta kerusakan lingkungan, meliputi perencanaan, pengendalian, pemantauan, dan penegakan hukum. UU ini menggunakan berbagai instrumen seperti KLHS, tata ruang, baku mutu, AMDAL, UKL-UPL, perizinan, dan instr
Dokumen tersebut membahas konsep, instrumen, dan strategi pengelolaan lingkungan. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan lingkungan yang mempertimbangkan aspek ekologis, ekonomi, sosial dan politik. Dokumen tersebut juga membahas berbagai instrumen dan strategi pengelolaan lingkungan serta tantangan yang dihadapi ke depan.
AMDAL adalah kajian dampak lingkungan yang dipersyaratkan untuk proyek-proyek yang berpotensi memengaruhi lingkungan, terdiri atas beberapa dokumen, dan bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dibahas pula prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, pengumuman, konsultasi masyarakat, penyusunan dan penilaian dokumen-dokumen terkait seperti KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL
Ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan, pertambangan, dan industriNiakhairani
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang ilmu teknologi, pengetahuan lingkungan, pertambangan, dan industri. 2) Dibahas pula konsep pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan lingkungan hidup. 3) Kesadaran lingkungan dan analisis risiko lingkungan juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk proyek pembangunan. AMDAL digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek, mengatur penanganan dampak, dan memantau hasilnya guna menjamin keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, konsultasi masyarakat, hingga penila
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunanRiska_21
Dokumen tersebut membahas definisi dan peraturan terkait lingkungan hidup di Indonesia serta pengertian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Dokumen tersebut juga menjelaskan jenis-jenis AMDAL, kriteria kegiatan yang wajib AMDAL, dan hal-hal penting terkait pengelolaan kawasan lahan basah.
Dokumen tersebut membahas pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL, prosedur AMDAL, dan rona lingkungan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat. Prosedur AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu KA-Andal, Andal, RKL dan RPL. Rona lingkungan merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun yang menjadi dasar pendugaan dampak ling
Buku ini membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang merupakan kajian dampak lingkungan untuk pengambilan keputusan suatu rencana kegiatan. Tujuan buku ini adalah untuk menjawab pertanyaan umum terkait AMDAL dan meningkatkan pemahaman masyarakat. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi AMDAL dan masyarakat untuk memahami AMDAL secara komprehensif.
Dokumen tersebut membahas definisi dan konsep penting terkait analisis dampak lingkungan (AMDAL) seperti peraturan terkait, definisi ekosistem dan lingkungan hidup, jenis-jenis AMDAL, dan proyek yang wajib melakukan AMDAL."
AMDAL merangkum 3 hal penting: (1) AMDAL adalah kajian dampak lingkungan untuk proyek pembangunan, (2) tujuan AMDAL adalah memastikan proyek berjalan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, (3) proses AMDAL meliputi identifikasi dampak, analisis dampak, dan merumuskan rencana pengelolaan lingkungan.
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur mengenai upaya sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah pencemaran serta kerusakan lingkungan, meliputi perencanaan, pengendalian, pemantauan, dan penegakan hukum. UU ini menggunakan berbagai instrumen seperti KLHS, tata ruang, baku mutu, AMDAL, UKL-UPL, perizinan, dan instr
Dokumen tersebut membahas konsep, instrumen, dan strategi pengelolaan lingkungan. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan lingkungan yang mempertimbangkan aspek ekologis, ekonomi, sosial dan politik. Dokumen tersebut juga membahas berbagai instrumen dan strategi pengelolaan lingkungan serta tantangan yang dihadapi ke depan.
AMDAL adalah kajian dampak lingkungan yang dipersyaratkan untuk proyek-proyek yang berpotensi memengaruhi lingkungan, terdiri atas beberapa dokumen, dan bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dibahas pula prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, pengumuman, konsultasi masyarakat, penyusunan dan penilaian dokumen-dokumen terkait seperti KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL
Ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan, pertambangan, dan industriNiakhairani
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang ilmu teknologi, pengetahuan lingkungan, pertambangan, dan industri. 2) Dibahas pula konsep pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan lingkungan hidup. 3) Kesadaran lingkungan dan analisis risiko lingkungan juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk proyek pembangunan. AMDAL digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek, mengatur penanganan dampak, dan memantau hasilnya guna menjamin keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, konsultasi masyarakat, hingga penila
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
analisis dan etika LH (Edited).pptx
1. Disampaikan Oleh:
M. Tahir P., S.P., M.Si.
(Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang)
ANALISIS DAN ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DITJEN PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG
BPDASHL JENEBERANG SADDANG
Makassar, November 2021
3. PROBLEMATIKA LINGKUNGAN
Kerusakan sumber daya alam, pencemaran, tanah longsor, perubahan cuaca, dan pemanasan global
yang muncul beberapa dekade terakhir karena efek dari berbagai aktivitas manusia (Khoiriyah dan
Ristanti, 2012)
Problematika lingkungan muncul karena ketidakmampuan manusia mengembangkan tata nilai
yang baik, gaya hidup, etika dan pola berpikir harmonis dengan lingkungan (Husamah, 2015a;
Husamah, 2015b)
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari cara
pandang terhadap lingkungan hidup yang “nir-etik” dimana manusia melakukan pengelolaan
sumber-sumber alam atau mengkonsumsi lingkungan hampir tanpa peduli pada peran etika (Hudha,
A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
5. MANUSIA SEBAGAI PEMBUAT MASALAH LINGKUNGAN
Berbagai aktivitas keseharian manusia, dari skala kecil hingga besar, secara individu maupun kolektif
(masyarakat), memberikan kontribusi dalam pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah,
degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati dan plasma nutfah, krisis sumberdaya dan energi,
yang mempercepat pemanasan global/global warming (Iskandar, 2013)
Krisis lingkungan disebabkan oleh filosofi berpikir pragmatis oleh sebagian besar manusia, yang
biasa disebut sebagai the tragedy of commons, yaitu kegagalan memelihara milik bersama,
dimana kesadaran kolektif untuk memelihara lingkungan akan berkurang (Hudha, A.M,
Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
Akar permasalahan pokok bagi masalah lingkungan adalah manusia dengan pertumbuhan dan segala
perilakunya yang mengabaikan alam dan Tuhan penciptanya, serta mengabaikan etika lingkungan
(Alikodra, 2012)
7. DEFINISI ETIKA LINGKUNGAN
Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dengan interaksi
dan interdependensi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri dari aspek abiotik, biotik dan
kultur (Marfai, 2013)
Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku yang mengandung nilai-nilai positif dalam
rangka mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan (Syamsuri, 1996)
Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk atau arah
perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan; dengan adanya
etika lingkungan, manusia tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajibannya terhadap
lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai
kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan
untuk berusaha pulih karena gangguan, dimana gangguan tersebut masih dapat diterima (Hudha,
A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
8. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN
Manusia sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama dalam pengelolaan lingkungan
Kebijakan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, misalnya energi
Lingkungan disediakan untuk semua makhluk hidup, bukan untuk manusia saja
(Sumber: Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
9. TIGA KELOMPOK DALAM ETIKA LINGKUNGAN
BERDASARKAN PENDEKATANNYA
The instrumental approach/pendekatan instrumental, merupakan pendekatan antroposentris
yang memandang bahwa alam sebagai sense yang hanya memiliki nilai instrumental bagi umat
manusia; segala sesuatu yang diupayakan oleh manusia untuk melakukan pengelolaan dan
proteksi terhadap alam dilakukan semata-mata dengan semangat guna keperluan dan pemenuhan
kebutuhan kemanusiaan; apabila keberadaan alam dan segala sumber daya yang ada di dalamnya
ternyata tidak memberikan kemanfaatan dan efek positif bagi manusia dan kehidupannya, maka
tidak dilakukan pengelolaan dan proteksi terhadap sumber daya alam tersebut
The axiological approach/pendekatan aksiologis, alam memiliki nilainya sendiri dan manusia
harus menyelamatkan serta melindungi nilai yang ada dalam setiap komponen alam tersebut
The anthropological approach/pendekatan atropologi, utamanya berkaitan dengan identifikasi
tentang keberadaan manusia atau cara seharusnya manusia bersikap atau berperilaku terhadap
alam
(Sumber: Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
11. ANALISI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup/AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian
AMDAL, dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang ada/tersedia dan juga jika biaya yang
diperlukan untuk menaggulangi dampak negatif yang akan ditimbulkan lebih besar daripada
manfaat positif yang akan ditimbulkan, sehingga rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
dapat diputuskan tidak layak lingkungan dan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
•Dokumen AMDAL terdiri dari 3 (tiga) dokumen, yaitu :
•1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
•2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
•3. Dokumen Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL)
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
12. 1. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) adalah suatu dokumen yang berisi tentang
ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL; Ruang Lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-
dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL
sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji
dampak; Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara pemrakarsa
kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL (Tim Teknis dan Tenaga Ahli) melalui proses yang disebut pelingkupan
Tujuan KA-ANDAL:
1.1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL;
2.2. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu
yang
3. tersedia
•Fungsi KA-ANDAL:
1.1. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen AMDAL. Instansi yang membidangi
2. rencana usaha dan/atau kegiatan, intansi lingkungan hidup, tim teknis dan tenaga ahli Komisi Penilai
3. AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan;
4.2. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi
ANDAL
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
13. 2. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan
Dampak-dampak penting yang telah diindentifikasikan didalam dokumen KA-ANDAL kemudian ditelaah
secara lebih cermat dengan mengunakan metodologi yang telah disepakati; Telaahan ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak, setelah besaran dampak diketahui selanjutnya dilakukan penentuan sifat
penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak dengan kriteria dampak penting yang
telah ditetapkan oleh pemerintah (penjelasan PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Psl 3
ayat (1))
•Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainya; Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menetukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
14. 3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif
serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan dan/atau usaha; Upaya-
upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan
dari kajian ANDAL
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah dokumen yang memuat program-program
pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan; Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya
pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevalusi akurasi prediksi dampak
yang digunakan dalam kajian ANDAL
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
17. Pengelolaan DAS: Upaya manusia dalam mangatur hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dan manusia di dalam das dan segala aktivitasnya, agar terwujud
kelestarian dan keserasian eksosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber
daya alam bagi secara berkelanjutan. P.39/Mehut-II/2009 TENTANG Pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAST)
dan PP No. 37 Tahun 2012
18. KERANGKA DASAR PENGELOLAAN DAS
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
19. Rencana
Pengelolaan DAS
Terpadu
rencana jangka panjang 15
(lima belas) tahun yang rentang
waktu rencananya disesuaikan
dengan rencana pembangunan
daerah bersangkutan
Rencana dimaksud bersifat strategis
dengan unit analisis DAS, SWP DAS, atau
Pulau-pulau Kecil yang akan dijabarkan
dalam rencana jangka menengah 5 (lima)
tahun bersifat semi detail pada tingkat
sektor di setiap DAS.
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
20. Menyediakan data dan informasi
bagi pengambilan keputusan
dalam menetapkan kebijakan
pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya alam berbasis
ekosistem DAS
Tujuan
• Terbangunnya pola pikir, kebiasaan dan budaya yang berpihak pada pelestarian lingkungan
hidup bagi keberlanjutan pembangunan di DAS.
• Terbangunnya kesepahaman berbagai pihak tentang sistem, prosedur, mekanisme dan
tujuan pengelolaan sumberdaya alam di DAS.
• Tersedianya tempat uji coba/penelitian berbagai model rehabilitasi hutan dan penggunaan
lahan serta kelembagaan usaha, pelestarian lingkungan hidup dan pemecahan berbagai
masalah sosial kemasyarakatan yang terkait dengan sumberdaya alam ekosistem DAS.
• Tersusunnya tata ruang dan arahan penggunaan lahan DAS.
• Terdistribusinya berbagai kegiatan rencana revitalisasi ekosistem DAS pada stakeholders
sesuai dengan tupoksi masing-masing.
• Terbentuknya tim pemantau, pengendali dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lapangan.
• Tersusunnya perangkat hukum sebagai dasar perencanaan dan penganggaran.
Maksud
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
21. Tahapan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
23. VENUS
JUPITER
MARS
Alikodra, H.S. 2012. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan ecosophy bagi penyelamatan bumi.
Yogyakarta: GMU Press.
Hin, A.L.C. 2001. Buberian Environmentalism (Unpublished Thesis). Department of Philosophy, National University of
Singapore. Diakses dari https://www.academia.edu/3063962/Buberian_Environmentalism.
Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A. 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya). Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah Malang.
Husamah. 2015a. Blended Project based Learning: Metacognitive Awareness of Biology Education New Students. Journal of
Education and Learning 9(4): 274-281.
Husamah. 2015b. Thinking skills for environmental sustainability perspective of new students of biology education
department through blended project based learning model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 4(2): 110-119.
Iskandar, T.Z. 2013. Psikologi Lingkungan: Metode dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Khoiriyah, S. & Ristianti, R. 2012. Kesadaran Lingkungan dan Motivasi Berprestasi Siswa SMA Negri 1 Depok Tahun 2010/2011
dalam Kegiatan Toyota Eco Youth (TEY). Bioedukasi, 4(2): 13-22.
Marfai, M. A. 2013. Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: GMU Press.
Syamsuri, I. 1996. Etika Lingkungan (Usul tentang Cara Merumuskan dan Memasyarakatkannya). Chimera, 1(2): 85:98.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu. Jakarta: Kementerian Kehutanan Indonesia.