SlideShare a Scribd company logo
BADAN
PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
Oleh :
Inneke Mutiara Amelia, SST, M.K.M
Universitas
Nurul
Hasanah
Kutacane
 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah badan hukum yang dibentuk dengan
Undang-Undang untuk menyelenggarakan
program jaminan social
 BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi
dari badan penyelenggara jaminan sosial yang
sekarang telah berjalan dan dimungkinkan
untuk membentuk badan penyelenggara baru
sesuai dengan dinamika perkembangan
jaminan social
 BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
adalah badan hukum publik menurut UU BPJS.
 Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan
bahwa BPJS merupakan badan hukum publik, yaitu:
1) cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu,
diadakan dengan konstruksi hukum publik, yaitu
didirikan oleh penguasa (Negara) dengan Undang-
undang;
2) lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan
tugasnya badan hukum tersebut pada umumnya
dengan publik dan bertindak dengan kedudukan
yang sama dengan publik;
3) wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh
penguasa Negara dan diberi wewenang untuk
membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan
yang mengikat umum.
Norma dalam
UU BPJS :
 BPJS dibentuk dengan
Undang-Undang No. 24Tahun
2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial.3
 BPJS berfungsi untuk
menyelenggarakan
kepentingan umum, yaitu
Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang
berdasarkan asas
kemanusiaan, manfaat dan
keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
 BPJS diberi delegasi
kewenangan untuk membuat
aturan yang mengikat umum
 BPJS bertugas mengelola dana
publik, yaitu dana jaminan
sosial untuk kepentingan
peserta
 BPJS berwenang melakukan
pengawasan dan
pemeriksaan atas kepatuhan
peserta dan pemberi kerja
dalam memenuhi
kewajibannya sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
jaminan sosial nasional.
 BPJS bertindak mewakili
Negara RI sebagai anggota
organisasi atau lembaga
internasional.
 BPJS berwenang
mengenakan sanksi
administratif kepada peserta
atau pemberi kerja yang
tidak memenuhi
kewajibannya.
 Pengangkatan anggota
Dewan Pengawas dan
anggota Direksi oleh
Presiden, setelah melalui
proses seleksi publik.
PEMBENTUKAN
BPJS
 UU Nomor 24Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.11 Pembentukan dan pengoperasian BPJS
melalui serangkaian tahapan, yaitu:
 1. pengundanganUU No. 40Tahun 2004Tentang SJSN pada 19
Oktober 2004;
 2. pembacaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No.
007/PUUIII/2005 pada 31 Agustus 2005;
 3. pengundanganUU No. 24Tahun 2011Tentang BPJS pada 25
November 2011;
 4. pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek pada 1 Januari 2014;
 5. pengoperasian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan pada
1 Januari 2014.
19 Oktober 2004
 UU No. 40Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (UU SJSN)
diundangkan. UU SJSN
memberi dasar hukum bagi
PT Jamsostek (Persero), PT
Taspen (Persero), PTAsabri
(Persero) dan PTAskes
Indonesia (Persero) sebagai
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.13 UU SJSN
memerintahkan penyesuaian
semua ketentuan yang
mengatur keempat Persero
tersebut dengan ketentuan
UU SJSN. Masa peralihan
berlangsung paling lama lima
tahun, yang berakhir pada 19
Oktober 2009
31 Agustus 2005
 Mahkamah Konstitusi (MK)
membacakan putusannya
atas perkara nomor 007/PUU-
III/2005 kepada publik pada
31 Agustus 2005. MK
menyatakan bahwa Pasal 5
ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
UU No. 40Tahun 2004
tentang SJSN yang
menyatakan bahwa keempat
Persero tersebut sebagai
BPJS, dinyatakan
bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar
Negara RITahun 1945 dan
tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat
BPJS KESEHATAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah
badan hukum publik yang
bertanggungjawab kepada Presiden
dan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan
1 Januari 2014 Pada 1 Januari 2014
Pemerintah mengoperasikan BPJS
Kesehatan atas perintah UU BPJS.
 Pada saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi, terjadi serangkaian
peristiwa sebagai berikut:
 1. PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua
aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes
(Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban
hukum BPJS Kesehatan;
 2. semua pegawai PT Askes (Persero) menjadi pegawai BPJS
Kesehatan;
 3. Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum
Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup
PT Askes (Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan
publik;
 4. Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan
pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembuka
dana jaminan kesehatan.
 Sejak BPJS Kesehatan beroperasi menyelenggarakan program
jaminan kesehatan nasional, terjadi pengalihan program-program
pelayanan kesehatan perorangan kepada BPJS Kesehatan.
 Mulai 1 Januari 2014 terjadi pengalihan program
sebagai berikut:
 1. Kementerian Kesehatan tidak lagi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas);
 2. Kementerian Pertahanan,Tentara Nasional
Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia tidak
lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan
bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan
tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya,
yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden;
 3. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi
menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan
kesehatan.
BPJS
KETENAGAKERJAAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)
adalah badan hukum publik yang
bertanggungjawab kepada Presiden dan
berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun dan jaminan
kematian.
1 Januari 2014
 Pada 1 Januari 2014, Pemerintah mengubah PT Jamsostek (Persero) menjadi
BPJS Ketenagakerjaan atas perintah UU BPJS.20 Pada saat PT Jamsostek
berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014, terjadi
serangkaian peristiwa sebagai berikut:
 PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi.
 Semua aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban PT Jamsostek (Persero)
dialihkan kepada BPJS Ketenagakerjaan.
 Semua pegawai PT Jamsostek (Persero) menjadi pegawai BPJS
Ketenagakerjaan.
 Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang
Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek
(Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.
 Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS
Jamsostek dan laporan posisi keuangan pembuka Dana Jaminan
Ketenagakerjaan.
 BPJS Ketenagakerjaan melanjutkan penyelenggaraan program jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua yang selama ini telah
diselenggarakan oleh PT Jamsostek, termasuk menerima peserta baru sampai
dengan 30 Juni 2015.
1 Juli 2015
 BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan kematian dan program
jaminan hari tua dan program jaminan pensiun sesuai dengan
ketentuan UU SJSN bagi peserta selain peserta program yang
dikelola oleh PT Asabri (Persero) dan PTTaspen (Persero).
31 Desember 2029
 PT Asabri (Persero) dan PTTaspen (Persero) mengalihkan
kepesertaan Pegawai Negeri Sipil, PrajuritTNI danAnggota
POLRI ke BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian dan jaminan hari tua dan jaminan pensiun
sesuai dengan ketentuan UU SJSN bagi seluruh pekerja di
Indonesia.
TUGAS,WEWENANG,KEWAJIBAN,
HAK BPJS
FUNGSI
UU BPJS menentukan bahwa,“BPJS Kesehatan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.”
Jaminan kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS
berfungsi menyelenggarakan 4 (empat) program, yaitu
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
TUGAS
 Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS
bertugas untuk:
 1. melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
 2. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi
kerja;
 3. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
 4. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
 5. mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan
sosial;
 6. membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial; 05
Paham BPJS 21
 7. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program
jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.
 WEWENANG
 Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas BPJS berwenang:
 1. Menagih pembayaran iuran;
 2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai;
 3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
 4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
 5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
 6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
 7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
 8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangkapenyelenggaraan program
jaminan sosial.
KEWAJIBAN
 1. memberikan nomor identitas tunggal
kepada peserta.Yang dimaksud dengan
”nomor identitas tunggal” adalah nomor
yang diberikan secara khusus oleh BPJS
kepada setiap peserta untuk menjamin
tertib administrasi atas hak dan
kewajiban setiap peserta. Nomor
identitas tunggal berlaku untuk semua
program jaminan sosial;
 2. mengembangkan aset Dana Jaminan
Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta;
 3. memberikan informasi melalui media
massa cetak dan elektronik mengenai
kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan
dan hasil pengembangannya. Informasi
mengenai kinerja dan kondisi keuangan
BPJS mencakup informasi mengenai
jumlah aset dan liabilitas, penerimaan,
dan pengeluaran untuk setiap Dana
Jaminan Sosial, dan/ atau jumlah aset
dan liabilitas, penerimaan dan
pengeluaran BPJS;
 4. memberikan manfaat kepada seluruh
peserta sesuai dengan UU SJSN;
 5. memberikan informasi kepada peserta
mengenai hak dan kewajiban untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku;
 6. memberikan informasi kepada peserta
mengenai prosedur untuk mendapatkan
hak dan memenuhi kewajiban;
 7. memberikan informasi kepada peserta
mengenai saldo Jaminan HariTua (JHT) dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun;
 8. memberikan informasi kepada peserta
mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun;
 9. membentuk cadangan teknis sesuai
dengan standar praktik aktuaria yang lazim
dan berlaku umum;
 10. melakukan pembukuan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial;
 11. melaporkan pelaksanaan setiap
program, termasuk kondisi keuangan,
secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada
Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
 12. Kewajiban-kewajiban BPJS tersebut
berkaitan dengan tata kelola BPJS sebagai
badan hukum publik.
 HAK
 UU BPJS menentukan bahwa dalam
melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak:
 1. memperoleh dana operasional untuk
penyelenggaraan program yang bersumber
dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 2. memperoleh hasil monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan program jaminan sosial dari
DJSN.
ORGAN BPJS
OrganBPJSterdiri
atasDewanPengawasdanDireksi.21K
eduanyamempunyai fungsi, tugas
dan wewenang yang berbeda.
Meskipun demikian, organ BPJS
wajib bekerja secara integratif dalam
mengelola program-program
jaminan sosial nasional. Di tangan
Dewan Pengawas dan Direksi baik
buruknya kinerja BPJS ditentukan.
DEWAN
PENGAWAS
 DEWAN PENGAWAS
 Dewan Pengawas terdiri
atas 7 (tujuh) orang
profesional yang
mencerminkan unsur-
unsur pemangku
kepentingan jaminan
sosial, yaitu terdiri atas:
 dua orang unsur
pemerintah
 dua orang unsur pekerja
 dua orang unsur pemberi
kerja
 satu orang unsur tokoh
masyarakat
 Empat Wewenang
 Dalam melaksanakan
tugas sebagaimana
tersebut di atas, Dewan
Pengawas berwenang
untuk:
 1. menetapkan rencana
kerja anggaran tahunan
BPJS;
 2. mendapatkan
dan/atau meminta
laporan dari Direksi;
 3. mengakses data dan
informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS;
 4. memberikan saran
dan rekomendasi
kepada Presiden
mengenai kinerja Direksi.
DIREKSI
 Direksi terdiri atas
paling sedikit lima
orang anggota yang
berasal dari unsur
profesional. Anggota
Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden. Presiden
menetapkan salah
seorang dari anggota
Direksi sebagai
Direktur Utama.
Anggota Direksi
diangkat untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun
dan dapat diusulkan
untuk diangkat
kembali untuk satu
kali masa jabatan
berikutnya.
 Delapan Wewenang
 Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas Direksi
berwenang untuk:
 1. melaksanakan wewenang BPJS;
 2. menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan
fungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepegawaian;
 3. menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS,
termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan
pegawai BPJS, serta menetapkan penghasilan pegawai BPJS;
 4. mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan
Pengawas dan Direksi;
 5. menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang
dan jasa dalam rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan
memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi
dan efektifitas;
 6. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) dengan
persetujuan Dewan Pengawas;
 7. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) sampai dengan
Rp500.000.000.000,00 (lima ratus milyar rupiah) dengan
persetujuan Presiden;
 8. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari
Rp500.000.000.000,00 (lima ratus milyar rupiah) dengan
persetujuan DPR RI.
PENGELOLAAN
ASET
 ASET BPJS
 Aset BPJS bersumber dari:25
 1. modal awal dari Pemerintah,
yang merupakan kekayaan
Negara yang dipisahkan dan
tidak terbagi atas saham;
 2. hasil pengalihan aset BUMN
yang menyelenggarakan
program jaminan sosial;
 3. hasil pengembangan aset
BPJS;
 4. dana operasional yang
diambil dari Dana Jaminan
Sosial; 5. sumber lain yang sah
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Aset BPJS dapat digunakan
untuk:
 biaya operasional
penyelenggaraan program
jaminan sosial;
 biaya pengadaan barang dan
jasa yang digunakan untuk
mendukung operasional
penyelenggaraan jaminan sosial;
 biaya untuk peningkatan
kapasitas pelayanan;
 investasi dalam instrumen
investasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
To beContinue….
(Tuesday,Oct 10 2023)

More Related Content

Similar to 2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx

Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJSAsuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfPermenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Adi Musolla
 
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pkuSosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
Paroki St Paulus Pekanbaru
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
Wahyudi Sigit
 
Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014
IdnJournal
 
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
HanzoCOC
 
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNPermenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Erie Gusnellyanti
 
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jknPmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
Chike Sang Melankolis
 
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015 COB ppu
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015   COB ppuSosialisasi Bpjs Kesehatan 2015   COB ppu
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015 COB ppu
Gunawan Wicaksono
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Kemala Widhiari
 
Sosialisasi bpjs
Sosialisasi bpjsSosialisasi bpjs
Sosialisasi bpjsHety Byan
 
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosialUndang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Yusbaimbang Bilabora
 
Undang undang tentang jaminan sosial
Undang undang tentang jaminan sosialUndang undang tentang jaminan sosial
Undang undang tentang jaminan sosialSisKa L. Putri
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 M Ungang
 
sjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.pptsjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.ppt
KHAIRINAMAYARNI
 
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
KIPKULIAH
 
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copyMateri sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copyPalComTech
 
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Ilham Ismail
 

Similar to 2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx (20)

Uu sjsn
Uu sjsnUu sjsn
Uu sjsn
 
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJSAsuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
Asuransi Kesehatan Sosial dan BPJS
 
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfPermenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
 
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pkuSosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
Sosialisasi bpjs seksi sosial paroki st paulus pku
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
 
Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014Permenkes no. 28 tahun 2014
Permenkes no. 28 tahun 2014
 
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
 
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNPermenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
 
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jknPmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
Pmk 28 2014 pedoman pelaksanaan program jkn
 
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015 COB ppu
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015   COB ppuSosialisasi Bpjs Kesehatan 2015   COB ppu
Sosialisasi Bpjs Kesehatan 2015 COB ppu
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
 
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasionalUu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
 
Sosialisasi bpjs
Sosialisasi bpjsSosialisasi bpjs
Sosialisasi bpjs
 
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosialUndang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
 
Undang undang tentang jaminan sosial
Undang undang tentang jaminan sosialUndang undang tentang jaminan sosial
Undang undang tentang jaminan sosial
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
 
sjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.pptsjsn_riza_bambang.ppt
sjsn_riza_bambang.ppt
 
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
1. Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional.pptx
 
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copyMateri sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
 
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
 

2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx

  • 1. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL Oleh : Inneke Mutiara Amelia, SST, M.K.M Universitas Nurul Hasanah Kutacane
  • 2.  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan social  BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan social  BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum publik menurut UU BPJS.
  • 3.  Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa BPJS merupakan badan hukum publik, yaitu: 1) cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (Negara) dengan Undang- undang; 2) lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum tersebut pada umumnya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang sama dengan publik; 3) wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang mengikat umum.
  • 4. Norma dalam UU BPJS :  BPJS dibentuk dengan Undang-Undang No. 24Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.3  BPJS berfungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum, yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  BPJS diberi delegasi kewenangan untuk membuat aturan yang mengikat umum  BPJS bertugas mengelola dana publik, yaitu dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta  BPJS berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional.  BPJS bertindak mewakili Negara RI sebagai anggota organisasi atau lembaga internasional.  BPJS berwenang mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya.  Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi oleh Presiden, setelah melalui proses seleksi publik.
  • 5. PEMBENTUKAN BPJS  UU Nomor 24Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.11 Pembentukan dan pengoperasian BPJS melalui serangkaian tahapan, yaitu:  1. pengundanganUU No. 40Tahun 2004Tentang SJSN pada 19 Oktober 2004;  2. pembacaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 007/PUUIII/2005 pada 31 Agustus 2005;  3. pengundanganUU No. 24Tahun 2011Tentang BPJS pada 25 November 2011;  4. pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek pada 1 Januari 2014;  5. pengoperasian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014.
  • 6. 19 Oktober 2004  UU No. 40Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) diundangkan. UU SJSN memberi dasar hukum bagi PT Jamsostek (Persero), PT Taspen (Persero), PTAsabri (Persero) dan PTAskes Indonesia (Persero) sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.13 UU SJSN memerintahkan penyesuaian semua ketentuan yang mengatur keempat Persero tersebut dengan ketentuan UU SJSN. Masa peralihan berlangsung paling lama lima tahun, yang berakhir pada 19 Oktober 2009 31 Agustus 2005  Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusannya atas perkara nomor 007/PUU- III/2005 kepada publik pada 31 Agustus 2005. MK menyatakan bahwa Pasal 5 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) UU No. 40Tahun 2004 tentang SJSN yang menyatakan bahwa keempat Persero tersebut sebagai BPJS, dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara RITahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
  • 7. BPJS KESEHATAN Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan 1 Januari 2014 Pada 1 Januari 2014 Pemerintah mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS.
  • 8.  Pada saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi, terjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut:  1. PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan;  2. semua pegawai PT Askes (Persero) menjadi pegawai BPJS Kesehatan;  3. Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Askes (Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik;  4. Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan kesehatan.  Sejak BPJS Kesehatan beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan nasional, terjadi pengalihan program-program pelayanan kesehatan perorangan kepada BPJS Kesehatan.
  • 9.  Mulai 1 Januari 2014 terjadi pengalihan program sebagai berikut:  1. Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas);  2. Kementerian Pertahanan,Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya, yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden;  3. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan.
  • 10.
  • 11. BPJS KETENAGAKERJAAN Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.
  • 12. 1 Januari 2014  Pada 1 Januari 2014, Pemerintah mengubah PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan atas perintah UU BPJS.20 Pada saat PT Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014, terjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut:  PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi.  Semua aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban PT Jamsostek (Persero) dialihkan kepada BPJS Ketenagakerjaan.  Semua pegawai PT Jamsostek (Persero) menjadi pegawai BPJS Ketenagakerjaan.  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek (Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.  Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Jamsostek dan laporan posisi keuangan pembuka Dana Jaminan Ketenagakerjaan.  BPJS Ketenagakerjaan melanjutkan penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua yang selama ini telah diselenggarakan oleh PT Jamsostek, termasuk menerima peserta baru sampai dengan 30 Juni 2015.
  • 13. 1 Juli 2015  BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian dan program jaminan hari tua dan program jaminan pensiun sesuai dengan ketentuan UU SJSN bagi peserta selain peserta program yang dikelola oleh PT Asabri (Persero) dan PTTaspen (Persero). 31 Desember 2029  PT Asabri (Persero) dan PTTaspen (Persero) mengalihkan kepesertaan Pegawai Negeri Sipil, PrajuritTNI danAnggota POLRI ke BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua dan jaminan pensiun sesuai dengan ketentuan UU SJSN bagi seluruh pekerja di Indonesia.
  • 14.
  • 15. TUGAS,WEWENANG,KEWAJIBAN, HAK BPJS FUNGSI UU BPJS menentukan bahwa,“BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.” Jaminan kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 (empat) program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
  • 16. TUGAS  Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:  1. melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;  2. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;  3. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;  4. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;  5. mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;  6. membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial; 05 Paham BPJS 21  7. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.
  • 17.  WEWENANG  Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas BPJS berwenang:  1. Menagih pembayaran iuran;  2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;  3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;  4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;  5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;  6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya;  7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;  8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangkapenyelenggaraan program jaminan sosial.
  • 18. KEWAJIBAN  1. memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta.Yang dimaksud dengan ”nomor identitas tunggal” adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan kewajiban setiap peserta. Nomor identitas tunggal berlaku untuk semua program jaminan sosial;  2. mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar- besarnya kepentingan peserta;  3. memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya. Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan BPJS mencakup informasi mengenai jumlah aset dan liabilitas, penerimaan, dan pengeluaran untuk setiap Dana Jaminan Sosial, dan/ atau jumlah aset dan liabilitas, penerimaan dan pengeluaran BPJS;  4. memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;  5. memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;  6. memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban;  7. memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo Jaminan HariTua (JHT) dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;  8. memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;  9. membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan berlaku umum;  10. melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan jaminan sosial;  11. melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.  12. Kewajiban-kewajiban BPJS tersebut berkaitan dengan tata kelola BPJS sebagai badan hukum publik.
  • 19.  HAK  UU BPJS menentukan bahwa dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak:  1. memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;  2. memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN.
  • 20. ORGAN BPJS OrganBPJSterdiri atasDewanPengawasdanDireksi.21K eduanyamempunyai fungsi, tugas dan wewenang yang berbeda. Meskipun demikian, organ BPJS wajib bekerja secara integratif dalam mengelola program-program jaminan sosial nasional. Di tangan Dewan Pengawas dan Direksi baik buruknya kinerja BPJS ditentukan.
  • 21. DEWAN PENGAWAS  DEWAN PENGAWAS  Dewan Pengawas terdiri atas 7 (tujuh) orang profesional yang mencerminkan unsur- unsur pemangku kepentingan jaminan sosial, yaitu terdiri atas:  dua orang unsur pemerintah  dua orang unsur pekerja  dua orang unsur pemberi kerja  satu orang unsur tokoh masyarakat  Empat Wewenang  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dewan Pengawas berwenang untuk:  1. menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS;  2. mendapatkan dan/atau meminta laporan dari Direksi;  3. mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS;  4. memberikan saran dan rekomendasi kepada Presiden mengenai kinerja Direksi.
  • 22. DIREKSI  Direksi terdiri atas paling sedikit lima orang anggota yang berasal dari unsur profesional. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Presiden menetapkan salah seorang dari anggota Direksi sebagai Direktur Utama. Anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diusulkan untuk diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.  Delapan Wewenang  Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas Direksi berwenang untuk:  1. melaksanakan wewenang BPJS;  2. menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepegawaian;  3. menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS, termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pegawai BPJS, serta menetapkan penghasilan pegawai BPJS;  4. mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas dan Direksi;  5. menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas;  6. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) dengan persetujuan Dewan Pengawas;  7. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) sampai dengan Rp500.000.000.000,00 (lima ratus milyar rupiah) dengan persetujuan Presiden;  8. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp500.000.000.000,00 (lima ratus milyar rupiah) dengan persetujuan DPR RI.
  • 23.
  • 24. PENGELOLAAN ASET  ASET BPJS  Aset BPJS bersumber dari:25  1. modal awal dari Pemerintah, yang merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham;  2. hasil pengalihan aset BUMN yang menyelenggarakan program jaminan sosial;  3. hasil pengembangan aset BPJS;  4. dana operasional yang diambil dari Dana Jaminan Sosial; 5. sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Aset BPJS dapat digunakan untuk:  biaya operasional penyelenggaraan program jaminan sosial;  biaya pengadaan barang dan jasa yang digunakan untuk mendukung operasional penyelenggaraan jaminan sosial;  biaya untuk peningkatan kapasitas pelayanan;  investasi dalam instrumen investasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.