Dokumen tersebut membahas sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Sistem ini didasarkan pada undang-undang dan peraturan terkait, dengan skema yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Proses sertifikasi melibatkan penilaian kompetensi melalui uji kompetensi untuk memberikan sertifikat bagi tenaga kerja konstruksi yang kompeten.
BIMTEK KEPEGAWAIAN “Sistem Manajemen Penilaian Kinerja Individu/PNS Sebagai Penilaian Akumulasi Kinerja SKPD/Lembaga/Instansi Pemerintah dilengkapi SOP serta Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)”
BIMTEK KEPEGAWAIAN “Sistem Manajemen Penilaian Kinerja Individu/PNS Sebagai Penilaian Akumulasi Kinerja SKPD/Lembaga/Instansi Pemerintah dilengkapi SOP serta Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)”
3. Landasan Hukum Sistem Sertifikasi
1. Turunan Undang Undang No.18 Tahun
1999,Tentang Jasa Konstruksi (masih belkau
sebelum turunan UUJK No 2 th 2017 terbit).
2. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP)
4. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
5. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
6. Undang Undang No.11/2014,Tentang
Keinsinyuran.
7. Undang Undang No.2/2017, tentang Jasa
Konstruksi.
4. Skema sertifikasi KKNI dan keselarasan DUDI
S2
S1
S3
Sekolah
Menengah
Umum 1
2
3
4
5
7
8
9
6
Profesi
Spesialis
D I
D IV
D III
D II
Sekolah
Menegah
Kejuruan
Subspesialis
AHLI
TEKNISI/ANALIS
OPERATOR
5. Sertifikasi Kompetensi Kerja
• Proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu kepada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),
regional, internasional dan / atau khusus.
6. Kompeten ??
KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN DAN
KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH
SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU
PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH
PENGETAHUAN , KETERAMPILAN DAN SIKAP
SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG
DITETAPKAN
8. Unsur Kompetensi
Integrasi dari 3 (tiga) komponen:
Knowledge : Know Why
Skill : Know How
Attitude : How Should
Knowledge
Attitude
Skill
Kompetensi
Kerja
10. Prinsip dasar sertifikasi kompetensi
1. Berorientasi pasar kerja
2. Pengembangan SDM
3. Berbasis kompetensi
4. Tanggung jawab bersama
5. Pengembangan Profesi (Life Long Learning)
6. Adil dan tidak diskriminasi
11. Karakteristik sertifikasi kompetensi
1. Ditetapkan setelah melalui pengukuran/pengujian
(Assesment)
Objective (Obyektif) tidak ada konflik kepentingan
Measurable (Terukur) menggunakan standar
tertentu
Treasurable (Tertelusur) seluruh proses
terdokumentasi & terkendali
Acceptable (Keberterimaan) dapat diterima oleh
semua stake holders
Accountable dapat dipertanggung jawabkan
12. Karakteristik sertifikasi kompetensi
2. Pengakuan dilakukan oleh industri pengguna dan masyarakat
pengguna, melalui pembentukan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja
(USTK), yang ditetapkan oleh LPJKN melalui Dewan Komisi
Lisensi
3. Berkaitan dengan kompetensi terkini dari pencapaian masa
lalu.
4. Berlaku untuk waktu tertentu pada tingkatan kemampuan
tertentu dan jenis kemampuan tertentu. Membangun
kompetensi dan memelihara kompetensi.
13. Sertifikasi Kompetensi Kerja
LPJKN
USTK/N/P/M
UJI KOMPETENSI
( TUK )
Memiliki
Sertifikat
Kompetensi yang
Teregistrasi (SKA/SKTK)
AHLI (Ass.Profesi)
TERAMPIL
Lisensi
Kompeten
PESERTA
UJI
Penilaian
DPasar Kerja
(Kontraktor/
Konsultan)
14. Ketelusuran sistim sertifikasi kompetensi tenaga kerja
jasa konstruksi
LPJKN
(National Construction Services Development Board)
UU 18, PP 04, Permen PU, Perlem LPJKN
USTK / USBU
Permen PU, LPJKN Guidelines, ISO 17024
Licensing accreditation
ASSESSEE
SKKNI/International Standard/harmonized/Harmonised
standard
certification
verification
TUK
LPJKN Guidelinea, QMS
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024,
Perlem 8/2012 dan 9/2012
Asesor Kompetensi
SK Asesor LPJKN
Perlem 5/2017 (SKA) dan 6/2017 (SKTK)
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, Standar spesifik
Perlem 7/2012
15. Sertifikasi Kompetensi Kerja
Siapa yang disertifikasi ?
PESERTA SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJA
Apa yang diujikan ?
STANDAR KOMPETENSI
KERJA
SKEMA SERTIFIKASI
PERANGKAT/MATERI UJI
KOMPETENSI
UJI
KOMPETENSI
PENGUJI TEMPAT UJI
KOMPETENSI
16. Standar Kompetensi
Menggambarkan pengetahuan, keterampilan
maupun sikap yang disyaratkan dalam pekerjaan
di “industri”
Dibuat oleh industri
Merupakan pedoman dasar pelatihan, untuk
menentukan kualifikasi maupun penilaian
kompetensi
Merupakan pedoman bagi pelatih maupun
evaluator terhadap penyelenggaraan dan
penilaian pelatihan
17. Elemen
Kompetensi
Kriteria
Unjuk
Kerja
Batasan
Variabel
Panduan
Penilaian
Rincian
Langkah – langkah / prosedur.
Dapat berupa proses
manajemen atau proses
produksi
Produk / Jasa
Instruksi Kerja
pada Industri yang
Terukur dan dapat
diobservasi
Kontekstual di
tempat kerja
Unit – unit
kompetensi
Fungsi dasar utk
menghasilkan
produk/jasa
Deskripsi aspek kritis
pengetahuan dan
ketrampilan penting
untuk asesmen
18. Skema sertifikasi ?
Paket kompetensi dan persyaratan
lain yang berkaitan dengan katagori
jabatan atau keahlian tertentu dari
seseorang
19. Jenis Skema Sertifikasi Kompetensi
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja
Nasional Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi
Okupasi (Jabatan) Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket
Kompetensi (Cluster)
Skema Sertifikasi Unit Kompetensi
20. Asesmen Kompetensi
ASESMEN ADALAH SEBUAH PROSES YANG SISTEMATIS
DALAM MENGUMPULKAN BUKTI-BUKTI, KEMUDIAN
MEMBANDINGKAN BUKTI-BUKTI TERSEBUT DENGAN
STANDAR KOMPETENSI DAN MEMBUAT KEPUTUSAN
APAKAH SESEORANG TELAH MENCAPAI KOMPETENSI.
Standar
Kompetensi
Bukti – bukti
Kompetensi
KOMPETEN ATAU
BELUM KOMPETEN
21. Proses Asesmen di LPJK
Portofolio
Wawancara / Observasi/ Praktek
Uji Tulis
DAN
Catatan:
Observasi / Praktek bagi tenaga terampil
DAN/
ATAU
24. Sebaran Badan Usaha dan Tenaga Kerja
SEPTEMBER 2018
Sumber : LPJKN, September 2018
BU 6.381
SKA 11.170
SKT 14.702
SUMATERA UTARA
JAMBI
BU 2.779
SKA 1.571
SKT 4.876
SUMATERA SELATAN
BU 3.479
SKA 2.764
SKT 7.181
BENGKULU
BU 1.348
SKA 528
SKT 2.565
LAMPUNG
BU 3.101
SKA 1.621
SKT 3.537
DKI JAKARTA
BU 7.040
SKA 27.021
SKT 11.152
JAWA BARAT
BU 13.219
SKA 7.793
SKT 20.836
JAWA TENGAH
BU 11.725
SKA 7.147
SKT 24.729
BANTEN
BU 3.941
SKA . 3.121
SKT 9.549
DI YOGYAKARTA
BU 987
SKA 2.494
SKT 4.856
KEP. RIAU
BU 2.478
SKA 21.553
SKT 63.556
BU 4.989
SKA 2.894
SKT 11.937
KALIMANTANTENGAH
BU 2.820
SKA 3.149
SKT 6.396
KALIMANTANTIMUR
BU 6.273
SKA 4.440
SKT 9.004
JAWA TIMUR
BU 14.289
SKA 6.531
SKT 19.785
BALI
BU 1.649
SKA . 2.915
SKT 4.930
NUSA TENGGARA BARAT
BU 2.830
SKA 1.450
SKT 5.893
NUSA TENGGARA TIMUR
BU 3.774
SKA . 2.464
SKT 5.551
MALUKU
BU 1.518
SKA . 1.249
SKT 2.166
PAPUA
BU 3.987
SKA 1.415
SKT 3.395
PAPUA BARAT
BU 2.692
SKA 944
SKT 3.006
MALUKUUTARA
BU 1.542
SKA . 625
SKT 2.696
SULAWESISELATAN
BU 7.251
SKA . 5.628
SKT 9.031
GORONTALO
.
SULAWESI BARAT
BU 1.234
SKA . 438
SKT 1.490
SULAWESI TENGGARA
BU 3.070
SKA . 1.285
SKT 3.035
KALIMANTANSELATAN
BU 3.499
SKA 1.281
SKT 5.151
SULAWESI TENGAH
BU 2.903
SKA . 1.432
SKT 4.686
SULAWESI UTARA
BU 2.494
SKA . 6.452
SKT 5.185
BANGKA BELITUNG
BU : 7.112
SKT : 8.082
SKA : 3.060
BU : 7.112
STK : 8.082
SKA : 3.060
NAD
SUMBAR
BU : 4.845
STK : 17.007
SKA : 9.105
KALIMANTANBARAT
RIAU
BANGKA BELITUNG
BU : 90
STK : 1.694
SKA : 330
BU : 7.112
STK : 8.082
SKA : 3.060
BU : 4.794
STK : 7.741
SKA : 2.353
BU : 2.218
STK : 3.692
SKA : 1.627
BU : 3.050
TK : 3.580
SKA : 571
BU : 2.310
STK : 74.879
SKA : 37.322
BU : 4.315
STK : 5.953
SKA : 3.569
BU : 1.132
STK : 2.374
SKA : 1.208
BU : 2.452
STK : 17.980
SKA : 10.132
BU : 2.669
STK : 3.692
SKA : 1.627
BU : 1.125
STK : 2.374
SKA : 1.208
BU : 2.070
STK : 4.277
SKA : 1.542
BU : 1.289
STK : 1.755
SKA : 539
BU : 3.430
STK : 7.748
SKA : 2.786
BU : 6.641
STK : 8.809
SKA : 4.891
BU : 1.400
STK : 1.783
SKA : 467
BU : 3.552
STK : 3.422
SKA : 927
BU : 5.065
STK : 759
SKA : 2.611
BU :1.408
STK : 1.144
SKA : 2.026
BU : 2.830
STK : 1.182
SKA : 5.737
BU :2.817
STK : 1.047
SKA : 2.238
BU : 3.085
STK : 2.032
SKA : 5.737
BU : 13.577
STK : 6.140
SKA : 16.239
BU : 1.566
STK : 1.869
SKA : 3.464
BU : 10.875
STK : 1.627
SKA : 15.953
BU : 1.140
STK : 1.862
SKA : 4.787
BU :13.552
STK : 6.721
SKA : 16.205
BU : 4.681
STK : 4.165
SKA : 9.678
BU : 7.583
STK : 18.598
SKA : 13.303
BU : 3.208
STK : 946
SKA : 2.935
26. Ketentuan Peralihan
UUJK 2/2017, Ps 103
Status Pelaksanaan UUJK No 2 th 2017
Terkait Dengan Sertifikasi Usaha
Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, tetap
menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga
kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
27. DASAR HUKUM/LEGALITAS
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi 2016-2020
SK
Men.PUPR
SK
GUBENUR
Undang-
Undang
No. 18
TAHUN 1999
Pasal 31
ayat (3)
PP 28/2000
PP 28/2000
Jo PP
04/2010 Jo
PP 92/2010
Permen
PUPR
51/2015
KepmenPUPR:
No 991/2016
(LPJKN)
No 992/2016
(LPJKP)
Hasil
Rekruitmen
Ketentuan
Peralihan
Undang-
Undang No 2
Tahun 2017
Pasal 103
PENGURUS
LPJKN
PENGURUS
LPJK PROVINSI
Pasal 103 :
Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pe;aksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3833) tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi
sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
28. Menyelenggarakan
pendidikan dan
pelatihan jasa
konstruksi
Mendorong dan
meningkatkan
peran arbitrase,
mediasi, dan
penilai ahli di
bidang jasa
konstruksi
Melakukan dan
mendorong
pendidikan dan
pengembangan
jasa konstruksi
Melakukan
registrasi tenaga
kerja konstruksi
yang meliputi
klasifikasi, dan
sertifikasi
keterampilan dan
keahlian kerja
Melakukan
registrasi badan
usaha jasa
konstruksi
TUGAS LPJK
Ketentuan Peralihan
UUJK 2/2017, Ps 103
Lembaga yang dibentuk
berdasarkan peraturan
pelaksanaan dari Undang-
Undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi,
tetap menjalankan tugas
sertifikasi dan registrasi badan
usaha dan tenaga kerja
konstruksi sampai dengan
terbentuknya lembaga
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
29. Apa dan Siapa LPJK
Lembaga Independen dan Mandiri
Terdiri dari wakil – wakil dari :
Unsur Asosiasi Badan Usaha
Unsur Asosiasi Profesi
Unsur Pakar dan Perguruan Tinggi
Unsur Pemerintah
Dasar Pembentukannya :
UNDANG UNDANG NO.18/1999, Ttg.Jasa
Konstruksi
PP.No.28 Tahun 2000
PP.No.04/2010
30. ALAT KELENGKAPAN LPJK & TATA KERJA
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Gubernur
Tim Pembina Jakon
Hubungan Fungsional:
LPJKN menetapkan kebijakan
LPJKP melaksanakan kebijakan
LPJKN melakukan pengawasan pelaksanaan
kebijakan melaui Monev
Dapat membentuk
komite
Laporan
Hubungan Fungsional
Dapat membentuk
komite LPJK
NASIONAL
LPJK
PROVINSI
BADAN
PELAKSANA
NASIONAL
Badan
Pelaksana
Provinsi
USBU
NASIONAL
USTK
NASIONAL
USTK
PROVINSI
USBU
PROVINSI
Lisensi
USTK
MASYARAKAT
31. Pengarah
Kepala
Pelaksana
BIDANG
ARSITEKTUR
BIDANG SIPIL
BIDANG MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
Bidang
Administrasi
Bidang Manajemen
Mutu
ASESOR
ASESOR
KOMPETENSI
TENAGA KERJA
BIDANG TATA
LINGKUNGAN DAN
MANAJEMEN
PELAKSANA
1. Unsur Pengarah
2. Unsur Pelaksana
3. Asesor
UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA
Lampiran I Permen PU No 8 th 2012
Mengangkat dan memberhentikan unsur
pelaksana; Melakukan pengawasan
operasional USTK
Melaksanakan fungsi administrasi, manajemen
mutu, standarisasi, dan sertifikasi
Melakukan penilaian kompetensi tenaga
kerja kostruksi
32. TUGAS & KEWENANGAN
USTK NASIONAL & USTK PROVINSI
Melakukan Uji Kompetensi berdasarkan standar kompetensi
USTK Nasional; Sertifikasi TA Utama dan Penyetaraan
klasifikasi dan Kualifikasi TK Asing
USTK Provinsi; Sertifikasi TA Madya & Muda, serta sertifikasi
Tenaga terampil (wajib mendapat Lisensi LPJKN)
USTK Bentukan Masyarakat;
USTK dalam 1 Wilayah Provinsi
Sertifikasi TA Madya, Muda dan Tenaga Terampil
Dapat lebih dari 1 USTK bentukan Masyarakat dalam satu
provinsi
USTK Provinsi dan USTK Bentukan Masyarakat Wajib
mendapat lisensi dari LPJKN
Pasal 6 Permen PU No 8 th 2012
34. Pengertian Sertifikasi Jasa Konstruksi
Sertifikasi adalah “proses penilaian” mendapatkan pengakuan
terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas “kompetensi tenaga kerja” dan
“kemampuan usaha” di bidang jasa konstruksi.
Registrasi adalah “proses menentukan” kompetensi orang
perseorangan dan kemampuan badan usaha jasa konstruksi sesuai
klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat.
Sertifikat Badan
Usaha (SBU)
Sertifikat Tenaga
Kerja (SKA - SKTK)
35. Sertifikasi dan Registrasi : SBU-SKA-SKTK
SERTIFIKASI REGISTRASI
Oleh USBU dan USTK Oleh LPJK N dan Provinsi
MEMASTIKAN DAN
MEMELIHARA KOMPETENSI
TENAGA KERJA
MEMASTIKAN DAN
MEMELIHARA KEMAMPUAN
BADAN USAHA
MENETAPKAN KESESUAIAN
KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI
DALAM BENTUK SERTIFIKAT
Berdasarkan Standar Sesuai tugas, fungsi dan wewenang
36. Bagan Alir Sertifikasi & Registrasi
SKTK
Asosiasi Profesi
Menyampaikan Surat Permohonan SKA ke LPJK
yang dilengkapi dokumen Portofolio terdiri dari
:
- Fotocopy Ijasah (dilegalisir)
- Daftar Pengalaman Kerja
- Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Fotocopy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) perseorangan
- Surat Pernyataan Kebenaran Data
- Rekomendasi Evaluasi Kompetensi (Continuing
Professional Development = CPD)
- Pas foto berwarna ukuran 3x4 menghadap ke
depan & berpakaian rapih
- Bukti pembayaran biaya sertifikasi
Badan Pelaksana LPJK
(Memeriksa Kelengkapan Dokumen
3 hari)
USTK
1. Melakukan Penilaian
Klasifikasi dan Kualifikasi
2. Menerbitkan Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
3. Menyampaikan Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi ke Pengurus LPJK
melalui Badan Pelaksana LPJK
(Waktu Proses Mac 10 Hari Kerja)
Rapat Pengurus LPJK
1. Menerima Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
2. Menetapkan atau Menolak
Hasil Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
(Waktu Proses 3 Hari Kerja)
Badan Pelaksana LPJK
Cetak Sertifikat
(Waktu Proses Max 5 Hari
Kerja)
Apabila terjadi
perselisihan terhadap
Hasil Penilaian
Klasifikasi & Kualifikasi
maka pemohon dapat
mengajukan Keluhan /
Banding ke Pengurus
LPJK
Pemohon
(Tenaga Kerja)
SKA/SKTK
SKTK
37. MEMPERTEGAS
Wewenang dan
Tanggung jawab
Tenaga
Terampil
Rapat Pengurus
Lembaga
Assessment
Oleh USTK P
BADAN
PELAKSANA
Tenaga Ahli/
Terampil
ASOSIASI PROFESI
(Verifikasi & Validasi
awal)
Penerbitan
Sertifikat
Buku
Registrasi
Unit Sertifikasi
Bentukan
Masyarakat
(Assessment)
37
OLEH AKTK
Sertifikasi mengacu pada skema
AKTK yang yang ditugaskan
berbeda dengan AKTK yang VVA
Permohonan disampaikan
sesuai Provinsi Penerbit KTP
38. Contoh SKEMA SERTIFIKASI –AHLI
A: 4 skema, S: 15 skema, M: 5 skema, E: 3 skema, TL: 4, MP: 4 skema
38
Subklasifikasi Ahli Muda, Ahli Madya dan Ahli Utama
Kompetensi Kerja Unit Kompetensi Ahli Muda
Unit Kompetensi Ahli Madya
Unit Kompetensi Ahli Utama
Permohonan Formulir Aplikasi Permohonan Asesmen (F-1) beserta lampiran dan
Formulir Penilaian mandiri (F-2).
Proses Sertifikasi Metoda portofolio; dan Metoda wawancara dan observasi; dan/atau
Metoda uji tulis
Persyaratan Muda : 3 tahun untuk D3, 1 tahun untuk D4 dan S1.
Madya : 8 tahun untuk D3, 6 tahun untuk D4 dan S1,
3 tahun untuk S2 dan 1 tahun untuk S3.
Utama : 10 tahun untuk D4 dan S1, 8 tahun untuk S2
dan 4 tahun untuk S3
*Persyartaan latar belakang pendidikan : SE LPJKN
39. PEMBERLAKUAN AKTK SESUAI DENGAN
SUBKLASIFIKASI PEMOHON SKA
KONDISI KETERSEDIAAN
KOMPETENSI AKTK SESUAI
SUBKLASIFIKASI
KETUA TIM
PENILAI
ANGGOTA ANGGOTA
Terpenuhi 3 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai AKTK sesuai
Hanya 2 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai Tenaga Ahli*
Hanya 1 AKTK AKTK sesuai AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
SATU KLASIFIKASI AKTK satu
klasifikasi
AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
BEDA KLASIFIKASI
(khusus Tata lingkungan,
Mekanikal, dan Elektrikal)
AKTK
Klasifikasi Lain
AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
* Tenaga Ahli ditetapkan LPJKN, dapat direkomendasikan dari LPJKP, memiliki SKA min Madya
** Satu klasifikasi yang sama dengan yang dimohonkan,
** Khusus untuk permohonan klasifikasi tata lingkungan dapat oleh AKTK klasifikasi Sipil, permohonan
Mekanikal dapat oleh AKTK Elektrikal, permohonan Elektrikal dapat oleh AKTK Mekanikal
40. BAGAIMANA PROSES
PERPANJANGAN SKA
Rapat Pengurus
Lembaga
USTKP
penilaian PPKB
BADAN
PELAKSANA LPJK
Tenaga Ahli
ASOSIASI PROFESI
(Verifikasi & Validasi
awal)
Penerbitan
Sertifikat
Buku
Registrasi
USTKM
penilaian PPKB
40
Oleh 1 (satu) orang AKTK
Mengacu ketentuan penilaian PPKB bagi SKA
Sanksi tidak melakukan perpanjangan:
Tidak tayang dalam SIKI LPJKN dan tidak dapat
sebagai PJT/PJK
Perpanjangan SKA sd 31 Des 2018
dengan fortofolio
41. Standar Pelayanan Maksimal dan
Status Proses Registrasi Pada SIKI-LPJK
VVA 5 hari
1 hari
2 hari (adm)
6 hari (AKTK)
2 hari
1 hari
4 hari
1 hari
42. BANDING
Apabila hasil penilaian tidak memenuhi permohonan, dapat
mengajukan banding
Ditujukan kepada LPJK yang melayani sertifikasi
Waktu permohonan paling lama 14 hari sejak pemohon/asosiasi
menerima pemberitahuan resmi hasil penilaian dari LPJK
Banding dapat diterima (dinilai ulang oleh AKTK berbeda) atau
ditolak
45. ASESOR KOMPETENSI TENAGA KERJA
(AKTK)
1. melakukan persiapan penilaian
2. melakukan verifikasi dan validasi dokumen permohonan
registrasi
3. melakukan uji kompetensi tenaga kerja
4. melakukan penilaian tenaga kerja melalui pelaksanaan
pengembangan profesional berkesinambungan
(continuing professional development/CPD)
5. membuat rekomendasi kompetensi klasifikasi dan
kualifikasi tenaga kerja dan menyampaikan rekomendasi
kepada ketua Unsur Pelaksana melalui Penanggung
Jawab Subbidang Sertifikasi
Asesor melaksanakan fungsi penilaian
kompetensi tenaga kerja konstruksi.
46. Kemampuan dasar Asesor Kompetensi
Memilik Integritas
Pengetahuan mengenai skema
sertifikasi Kompetensi
Pengetahuan metodelogi asesmen dan
Perangkat asesmen
Bertindak jujur, adil, dan memiliki
kompetensi teknis dibidangnya.
47. Kode Etik Asesor
1.Membuat setiap keputusan secara konsisten dengan memperhatikan
aspek kejujuran dan keadilan berlandaskan pada moral dan
profesionalisme untuk menghasilkan penilaian yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.Menghindari sejauh mungkin pertentangan dan perbedaan
kepentingan dengan menerima pendapat semua pihak secara arif
bijaksana, adil, dan objektif.
3.Membantu meningkatkan pemahaman teknologi melalui penggunaan
dan pemanfaatan kaidah yang benar
4.Selalu menjaga dan menyempurnakan kemampuan dan kompetensi
melalui pendidikan dan pelatihan dengan memperhatikan
keterbatasan kemampuan manusia
5.Mencari, menerima dan menawarkan pendapat yang jujur dan
objektif dari pekerjaan sebagai bahan pengetahuan dan perbaikan atas
kesalahan dan untuk memberikan komentar secara pantas dan tepat
pada pihak lain
48. Kode Etik Asesor
6.Tidak sekalipun memberikan atau menerima imbalan atas sesuatu
yang tidak didasarkan pada ikatan pekerjaan yang jelas dan profesional
7.Memperlakukan setiap orang secara adil tanpa mepertimbangkan
latar belakang suku, agama, jenis kelamin, umur, asal usul, dan
kekurangan seseorang
8.Selalu mencegah melakukan perbuatan tercela dan hal -hal yang
mencederai kehormatan dan/atau dapat menyebabkan kerugian harta
benda, orang serta tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan
reputasi dan nama baik orang lain
9.Membantu rekan seprofesi dan teman sejawat dalam pengembangan
karir dan keprofesiannya dan mendukungnya dlm menjunjung tinggi
kode etik keprofesian ini.
49. Kode Tata laku Asesor
1. Mematuhi segala Peraturan Perundangan yang terkait dengan
pekerjaan
2. Tidak Memiliki Konflik Kepentingan
3. Mewakili para pihak
4. Menjaga kerahasiaan informasi
KECUALI : untuk proses hukum, penyelidikan resmi regulasi
pemerintah, mengungkap pelanggaran tata laku
5. Penyerahan dokumen
Tidak pada instansi lain dan pengguna jasa
Atau instansi terkait
50. Sanksi dan Rehabilitasi
Pelanggaran ringan a. Bekerja tidak profesional
b. Pelanggaran kode etik
c. Pelanggaran tata laku
profesi
Tidak diperbolehkan
asesment selama 30 hari
kalender
Pelanggaran Sedang Pelanggaran kode etik/tata laku
sebanyak 2x
Tidak diperbolehkan
asesment selama 90 hari
kalender
Pelanggaran Berat Pelanggaran kode etik/tata laku
sebanyak 3x
Pencabutan sertifikat AKTK
AKTK yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan
tata laku profesi dapat dikenakan sanksi
* Komite Kode Etik Asesor LPJK Tingkat Provinsi adalah komite
penanganan pelanggaran kode etik asesor yang dibentuk oleh LPJK Provinsi.