SlideShare a Scribd company logo
SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI
TENAGA KERJA KONSTRUKSI
INDONESIA
Pengurus LPJK Nasional
Periode 2016-2020
Informasi umum
KKNI, Skkni, Sertifikasi,
Skema
Landasan Hukum Sistem Sertifikasi
1. Turunan Undang Undang No.18 Tahun
1999,Tentang Jasa Konstruksi (masih belkau
sebelum turunan UUJK No 2 th 2017 terbit).
2. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP)
4. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
5. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
6. Undang Undang No.11/2014,Tentang
Keinsinyuran.
7. Undang Undang No.2/2017, tentang Jasa
Konstruksi.
Skema sertifikasi KKNI dan keselarasan DUDI
S2
S1
S3
Sekolah
Menengah
Umum 1
2
3
4
5
7
8
9
6
Profesi
Spesialis
D I
D IV
D III
D II
Sekolah
Menegah
Kejuruan
Subspesialis
AHLI
TEKNISI/ANALIS
OPERATOR
Sertifikasi Kompetensi Kerja
• Proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu kepada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),
regional, internasional dan / atau khusus.
Kompeten ??
KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN DAN
KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH
SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU
PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH
PENGETAHUAN , KETERAMPILAN DAN SIKAP
SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG
DITETAPKAN
Construction Fail
Unsur Kompetensi
Integrasi dari 3 (tiga) komponen:
 Knowledge : Know Why
 Skill : Know How
 Attitude : How Should
Knowledge
Attitude
Skill
Kompetensi
Kerja
Keterpaduan membangun Kompetensi
MENGEMBANGKAN
KOMPETENSI
MEMASTIKAN
DAN
MEMELIHARA
KOMPETENSI
SERTIFIKASI KOMPETENSI
PENDIDIKAN & PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI
SKKNI
Prinsip dasar sertifikasi kompetensi
1. Berorientasi pasar kerja
2. Pengembangan SDM
3. Berbasis kompetensi
4. Tanggung jawab bersama
5. Pengembangan Profesi (Life Long Learning)
6. Adil dan tidak diskriminasi
Karakteristik sertifikasi kompetensi
1. Ditetapkan setelah melalui pengukuran/pengujian
(Assesment)
 Objective (Obyektif)  tidak ada konflik kepentingan
 Measurable (Terukur)  menggunakan standar
tertentu
 Treasurable (Tertelusur)  seluruh proses
terdokumentasi & terkendali
 Acceptable (Keberterimaan)  dapat diterima oleh
semua stake holders
 Accountable  dapat dipertanggung jawabkan
Karakteristik sertifikasi kompetensi
2. Pengakuan dilakukan oleh industri pengguna dan masyarakat
pengguna, melalui pembentukan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja
(USTK), yang ditetapkan oleh LPJKN melalui Dewan Komisi
Lisensi
3. Berkaitan dengan kompetensi terkini dari pencapaian masa
lalu.
4. Berlaku untuk waktu tertentu pada tingkatan kemampuan
tertentu dan jenis kemampuan tertentu. Membangun
kompetensi dan memelihara kompetensi.
Sertifikasi Kompetensi Kerja
LPJKN
USTK/N/P/M
UJI KOMPETENSI
( TUK )
Memiliki
Sertifikat
Kompetensi yang
Teregistrasi (SKA/SKTK)
AHLI (Ass.Profesi)
TERAMPIL
Lisensi
Kompeten
PESERTA
UJI
Penilaian
DPasar Kerja
(Kontraktor/
Konsultan)
Ketelusuran sistim sertifikasi kompetensi tenaga kerja
jasa konstruksi
LPJKN
(National Construction Services Development Board)
UU 18, PP 04, Permen PU, Perlem LPJKN
USTK / USBU
Permen PU, LPJKN Guidelines, ISO 17024
Licensing  accreditation
ASSESSEE
SKKNI/International Standard/harmonized/Harmonised
standard
certification
verification
TUK
LPJKN Guidelinea, QMS
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024,
Perlem 8/2012 dan 9/2012
Asesor Kompetensi
SK Asesor LPJKN
Perlem 5/2017 (SKA) dan 6/2017 (SKTK)
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, Standar spesifik
Perlem 7/2012
Sertifikasi Kompetensi Kerja
Siapa yang disertifikasi ?
PESERTA SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJA
Apa yang diujikan ?
STANDAR KOMPETENSI
KERJA
SKEMA SERTIFIKASI
PERANGKAT/MATERI UJI
KOMPETENSI
UJI
KOMPETENSI
PENGUJI TEMPAT UJI
KOMPETENSI
Standar Kompetensi
 Menggambarkan pengetahuan, keterampilan
maupun sikap yang disyaratkan dalam pekerjaan
di “industri”
 Dibuat oleh industri
 Merupakan pedoman dasar pelatihan, untuk
menentukan kualifikasi maupun penilaian
kompetensi
 Merupakan pedoman bagi pelatih maupun
evaluator terhadap penyelenggaraan dan
penilaian pelatihan
Elemen
Kompetensi
Kriteria
Unjuk
Kerja
Batasan
Variabel
Panduan
Penilaian
Rincian
Langkah – langkah / prosedur.
Dapat berupa proses
manajemen atau proses
produksi
Produk / Jasa
Instruksi Kerja
pada Industri yang
Terukur dan dapat
diobservasi
Kontekstual di
tempat kerja
Unit – unit
kompetensi
Fungsi dasar utk
menghasilkan
produk/jasa
Deskripsi aspek kritis
pengetahuan dan
ketrampilan penting
untuk asesmen
Skema sertifikasi ?
Paket kompetensi dan persyaratan
lain yang berkaitan dengan katagori
jabatan atau keahlian tertentu dari
seseorang
Jenis Skema Sertifikasi Kompetensi
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja
Nasional Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi
Okupasi (Jabatan) Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket
Kompetensi (Cluster)
Skema Sertifikasi Unit Kompetensi
Asesmen Kompetensi
ASESMEN ADALAH SEBUAH PROSES YANG SISTEMATIS
DALAM MENGUMPULKAN BUKTI-BUKTI, KEMUDIAN
MEMBANDINGKAN BUKTI-BUKTI TERSEBUT DENGAN
STANDAR KOMPETENSI DAN MEMBUAT KEPUTUSAN
APAKAH SESEORANG TELAH MENCAPAI KOMPETENSI.
Standar
Kompetensi
Bukti – bukti
Kompetensi
KOMPETEN ATAU
BELUM KOMPETEN
Proses Asesmen di LPJK
Portofolio
Wawancara / Observasi/ Praktek
Uji Tulis
DAN
Catatan:
Observasi / Praktek bagi tenaga terampil
DAN/
ATAU
Sertifikasi Kompetensi
Peraturan LPJK Nasional
terkait Sertifikasi dan
Registrasi Tenaga Kerja
Konstruksi
Belum terbit peraturan
implementasi
UUJK No 2/2017
Permen PUPR
51/2015
Peraturan Jasa Konstruksi
Penyedia dan Pengguna Jasa Konstruksi (saat ini)
Sebaran Badan Usaha dan Tenaga Kerja
SEPTEMBER 2018
Sumber : LPJKN, September 2018
BU 6.381
SKA 11.170
SKT 14.702
SUMATERA UTARA
JAMBI
BU 2.779
SKA 1.571
SKT 4.876
SUMATERA SELATAN
BU 3.479
SKA 2.764
SKT 7.181
BENGKULU
BU 1.348
SKA 528
SKT 2.565
LAMPUNG
BU 3.101
SKA 1.621
SKT 3.537
DKI JAKARTA
BU 7.040
SKA 27.021
SKT 11.152
JAWA BARAT
BU 13.219
SKA 7.793
SKT 20.836
JAWA TENGAH
BU 11.725
SKA 7.147
SKT 24.729
BANTEN
BU 3.941
SKA . 3.121
SKT 9.549
DI YOGYAKARTA
BU 987
SKA 2.494
SKT 4.856
KEP. RIAU
BU 2.478
SKA 21.553
SKT 63.556
BU 4.989
SKA 2.894
SKT 11.937
KALIMANTANTENGAH
BU 2.820
SKA 3.149
SKT 6.396
KALIMANTANTIMUR
BU 6.273
SKA 4.440
SKT 9.004
JAWA TIMUR
BU 14.289
SKA 6.531
SKT 19.785
BALI
BU 1.649
SKA . 2.915
SKT 4.930
NUSA TENGGARA BARAT
BU 2.830
SKA 1.450
SKT 5.893
NUSA TENGGARA TIMUR
BU 3.774
SKA . 2.464
SKT 5.551
MALUKU
BU 1.518
SKA . 1.249
SKT 2.166
PAPUA
BU 3.987
SKA 1.415
SKT 3.395
PAPUA BARAT
BU 2.692
SKA 944
SKT 3.006
MALUKUUTARA
BU 1.542
SKA . 625
SKT 2.696
SULAWESISELATAN
BU 7.251
SKA . 5.628
SKT 9.031
GORONTALO
.
SULAWESI BARAT
BU 1.234
SKA . 438
SKT 1.490
SULAWESI TENGGARA
BU 3.070
SKA . 1.285
SKT 3.035
KALIMANTANSELATAN
BU 3.499
SKA 1.281
SKT 5.151
SULAWESI TENGAH
BU 2.903
SKA . 1.432
SKT 4.686
SULAWESI UTARA
BU 2.494
SKA . 6.452
SKT 5.185
BANGKA BELITUNG
BU : 7.112
SKT : 8.082
SKA : 3.060
BU : 7.112
STK : 8.082
SKA : 3.060
NAD
SUMBAR
BU : 4.845
STK : 17.007
SKA : 9.105
KALIMANTANBARAT
RIAU
BANGKA BELITUNG
BU : 90
STK : 1.694
SKA : 330
BU : 7.112
STK : 8.082
SKA : 3.060
BU : 4.794
STK : 7.741
SKA : 2.353
BU : 2.218
STK : 3.692
SKA : 1.627
BU : 3.050
TK : 3.580
SKA : 571
BU : 2.310
STK : 74.879
SKA : 37.322
BU : 4.315
STK : 5.953
SKA : 3.569
BU : 1.132
STK : 2.374
SKA : 1.208
BU : 2.452
STK : 17.980
SKA : 10.132
BU : 2.669
STK : 3.692
SKA : 1.627
BU : 1.125
STK : 2.374
SKA : 1.208
BU : 2.070
STK : 4.277
SKA : 1.542
BU : 1.289
STK : 1.755
SKA : 539
BU : 3.430
STK : 7.748
SKA : 2.786
BU : 6.641
STK : 8.809
SKA : 4.891
BU : 1.400
STK : 1.783
SKA : 467
BU : 3.552
STK : 3.422
SKA : 927
BU : 5.065
STK : 759
SKA : 2.611
BU :1.408
STK : 1.144
SKA : 2.026
BU : 2.830
STK : 1.182
SKA : 5.737
BU :2.817
STK : 1.047
SKA : 2.238
BU : 3.085
STK : 2.032
SKA : 5.737
BU : 13.577
STK : 6.140
SKA : 16.239
BU : 1.566
STK : 1.869
SKA : 3.464
BU : 10.875
STK : 1.627
SKA : 15.953
BU : 1.140
STK : 1.862
SKA : 4.787
BU :13.552
STK : 6.721
SKA : 16.205
BU : 4.681
STK : 4.165
SKA : 9.678
BU : 7.583
STK : 18.598
SKA : 13.303
BU : 3.208
STK : 946
SKA : 2.935
MEKANISME REGISTRASI DAN
SERTIFIKASI
Ketentuan Peralihan
UUJK 2/2017, Ps 103
Status Pelaksanaan UUJK No 2 th 2017
Terkait Dengan Sertifikasi Usaha
Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, tetap
menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga
kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
DASAR HUKUM/LEGALITAS
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi 2016-2020
SK
Men.PUPR
SK
GUBENUR
Undang-
Undang
No. 18
TAHUN 1999
Pasal 31
ayat (3)
PP 28/2000
PP 28/2000
Jo PP
04/2010 Jo
PP 92/2010
Permen
PUPR
51/2015
KepmenPUPR:
No 991/2016
(LPJKN)
No 992/2016
(LPJKP)
Hasil
Rekruitmen
Ketentuan
Peralihan
Undang-
Undang No 2
Tahun 2017
Pasal 103
PENGURUS
LPJKN
PENGURUS
LPJK PROVINSI
Pasal 103 :
Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pe;aksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3833) tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi
sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Menyelenggarakan
pendidikan dan
pelatihan jasa
konstruksi
Mendorong dan
meningkatkan
peran arbitrase,
mediasi, dan
penilai ahli di
bidang jasa
konstruksi
Melakukan dan
mendorong
pendidikan dan
pengembangan
jasa konstruksi
Melakukan
registrasi tenaga
kerja konstruksi
yang meliputi
klasifikasi, dan
sertifikasi
keterampilan dan
keahlian kerja
Melakukan
registrasi badan
usaha jasa
konstruksi
TUGAS LPJK
Ketentuan Peralihan
UUJK 2/2017, Ps 103
Lembaga yang dibentuk
berdasarkan peraturan
pelaksanaan dari Undang-
Undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi,
tetap menjalankan tugas
sertifikasi dan registrasi badan
usaha dan tenaga kerja
konstruksi sampai dengan
terbentuknya lembaga
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Apa dan Siapa LPJK
 Lembaga Independen dan Mandiri
 Terdiri dari wakil – wakil dari :
 Unsur Asosiasi Badan Usaha
 Unsur Asosiasi Profesi
 Unsur Pakar dan Perguruan Tinggi
 Unsur Pemerintah
Dasar Pembentukannya :
 UNDANG UNDANG NO.18/1999, Ttg.Jasa
Konstruksi
 PP.No.28 Tahun 2000
 PP.No.04/2010
ALAT KELENGKAPAN LPJK & TATA KERJA
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Gubernur
Tim Pembina Jakon
Hubungan Fungsional:
 LPJKN menetapkan kebijakan
 LPJKP melaksanakan kebijakan
 LPJKN melakukan pengawasan pelaksanaan
kebijakan melaui Monev
Dapat membentuk
komite
Laporan
Hubungan Fungsional
Dapat membentuk
komite LPJK
NASIONAL
LPJK
PROVINSI
BADAN
PELAKSANA
NASIONAL
Badan
Pelaksana
Provinsi
USBU
NASIONAL
USTK
NASIONAL
USTK
PROVINSI
USBU
PROVINSI
Lisensi
USTK
MASYARAKAT
Pengarah
Kepala
Pelaksana
BIDANG
ARSITEKTUR
BIDANG SIPIL
BIDANG MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
Bidang
Administrasi
Bidang Manajemen
Mutu
ASESOR
ASESOR
KOMPETENSI
TENAGA KERJA
BIDANG TATA
LINGKUNGAN DAN
MANAJEMEN
PELAKSANA
1. Unsur Pengarah
2. Unsur Pelaksana
3. Asesor
UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA
Lampiran I Permen PU No 8 th 2012
Mengangkat dan memberhentikan unsur
pelaksana; Melakukan pengawasan
operasional USTK
Melaksanakan fungsi administrasi, manajemen
mutu, standarisasi, dan sertifikasi
Melakukan penilaian kompetensi tenaga
kerja kostruksi
TUGAS & KEWENANGAN
USTK NASIONAL & USTK PROVINSI
 Melakukan Uji Kompetensi berdasarkan standar kompetensi
 USTK Nasional; Sertifikasi TA Utama dan Penyetaraan
klasifikasi dan Kualifikasi TK Asing
 USTK Provinsi; Sertifikasi TA Madya & Muda, serta sertifikasi
Tenaga terampil (wajib mendapat Lisensi LPJKN)
 USTK Bentukan Masyarakat;
 USTK dalam 1 Wilayah Provinsi
 Sertifikasi TA Madya, Muda dan Tenaga Terampil
 Dapat lebih dari 1 USTK bentukan Masyarakat dalam satu
provinsi
 USTK Provinsi dan USTK Bentukan Masyarakat Wajib
mendapat lisensi dari LPJKN
Pasal 6 Permen PU No 8 th 2012
Ruang Lingkup USTK (Propinsi)
Pengertian Sertifikasi Jasa Konstruksi
Sertifikasi adalah “proses penilaian” mendapatkan pengakuan
terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas “kompetensi tenaga kerja” dan
“kemampuan usaha” di bidang jasa konstruksi.
Registrasi adalah “proses menentukan” kompetensi orang
perseorangan dan kemampuan badan usaha jasa konstruksi sesuai
klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat.
Sertifikat Badan
Usaha (SBU)
Sertifikat Tenaga
Kerja (SKA - SKTK)
Sertifikasi dan Registrasi : SBU-SKA-SKTK
SERTIFIKASI REGISTRASI
Oleh USBU dan USTK Oleh LPJK N dan Provinsi
MEMASTIKAN DAN
MEMELIHARA KOMPETENSI
TENAGA KERJA
MEMASTIKAN DAN
MEMELIHARA KEMAMPUAN
BADAN USAHA
MENETAPKAN KESESUAIAN
KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI
DALAM BENTUK SERTIFIKAT
Berdasarkan Standar Sesuai tugas, fungsi dan wewenang
Bagan Alir Sertifikasi & Registrasi
SKTK
Asosiasi Profesi
Menyampaikan Surat Permohonan SKA ke LPJK
yang dilengkapi dokumen Portofolio terdiri dari
:
- Fotocopy Ijasah (dilegalisir)
- Daftar Pengalaman Kerja
- Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Fotocopy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) perseorangan
- Surat Pernyataan Kebenaran Data
- Rekomendasi Evaluasi Kompetensi (Continuing
Professional Development = CPD)
- Pas foto berwarna ukuran 3x4 menghadap ke
depan & berpakaian rapih
- Bukti pembayaran biaya sertifikasi
Badan Pelaksana LPJK
(Memeriksa Kelengkapan Dokumen
3 hari)
USTK
1. Melakukan Penilaian
Klasifikasi dan Kualifikasi
2. Menerbitkan Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
3. Menyampaikan Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi ke Pengurus LPJK
melalui Badan Pelaksana LPJK
(Waktu Proses Mac 10 Hari Kerja)
Rapat Pengurus LPJK
1. Menerima Berita Acara
Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
2. Menetapkan atau Menolak
Hasil Penilaian Klasifikasi dan
Kualifikasi
(Waktu Proses 3 Hari Kerja)
Badan Pelaksana LPJK
Cetak Sertifikat
(Waktu Proses Max 5 Hari
Kerja)
Apabila terjadi
perselisihan terhadap
Hasil Penilaian
Klasifikasi & Kualifikasi
maka pemohon dapat
mengajukan Keluhan /
Banding ke Pengurus
LPJK
Pemohon
(Tenaga Kerja)
SKA/SKTK
SKTK
MEMPERTEGAS
Wewenang dan
Tanggung jawab
Tenaga
Terampil
Rapat Pengurus
Lembaga
Assessment
Oleh USTK P
BADAN
PELAKSANA
Tenaga Ahli/
Terampil
ASOSIASI PROFESI
(Verifikasi & Validasi
awal)
Penerbitan
Sertifikat
Buku
Registrasi
Unit Sertifikasi
Bentukan
Masyarakat
(Assessment)
37
OLEH AKTK
Sertifikasi mengacu pada skema
AKTK yang yang ditugaskan
berbeda dengan AKTK yang VVA
Permohonan disampaikan
sesuai Provinsi Penerbit KTP
Contoh SKEMA SERTIFIKASI –AHLI
A: 4 skema, S: 15 skema, M: 5 skema, E: 3 skema, TL: 4, MP: 4 skema
38
Subklasifikasi Ahli Muda, Ahli Madya dan Ahli Utama
Kompetensi Kerja Unit Kompetensi Ahli Muda
Unit Kompetensi Ahli Madya
Unit Kompetensi Ahli Utama
Permohonan Formulir Aplikasi Permohonan Asesmen (F-1) beserta lampiran dan
Formulir Penilaian mandiri (F-2).
Proses Sertifikasi Metoda portofolio; dan Metoda wawancara dan observasi; dan/atau
Metoda uji tulis
Persyaratan Muda : 3 tahun untuk D3, 1 tahun untuk D4 dan S1.
Madya : 8 tahun untuk D3, 6 tahun untuk D4 dan S1,
3 tahun untuk S2 dan 1 tahun untuk S3.
Utama : 10 tahun untuk D4 dan S1, 8 tahun untuk S2
dan 4 tahun untuk S3
*Persyartaan latar belakang pendidikan : SE LPJKN
PEMBERLAKUAN AKTK SESUAI DENGAN
SUBKLASIFIKASI PEMOHON SKA
KONDISI KETERSEDIAAN
KOMPETENSI AKTK SESUAI
SUBKLASIFIKASI
KETUA TIM
PENILAI
ANGGOTA ANGGOTA
Terpenuhi 3 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai AKTK sesuai
Hanya 2 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai Tenaga Ahli*
Hanya 1 AKTK AKTK sesuai AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
SATU KLASIFIKASI AKTK satu
klasifikasi
AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
BEDA KLASIFIKASI
(khusus Tata lingkungan,
Mekanikal, dan Elektrikal)
AKTK
Klasifikasi Lain
AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli*
* Tenaga Ahli ditetapkan LPJKN, dapat direkomendasikan dari LPJKP, memiliki SKA min Madya
** Satu klasifikasi yang sama dengan yang dimohonkan,
** Khusus untuk permohonan klasifikasi tata lingkungan dapat oleh AKTK klasifikasi Sipil, permohonan
Mekanikal dapat oleh AKTK Elektrikal, permohonan Elektrikal dapat oleh AKTK Mekanikal
BAGAIMANA PROSES
PERPANJANGAN SKA
Rapat Pengurus
Lembaga
USTKP
penilaian PPKB
BADAN
PELAKSANA LPJK
Tenaga Ahli
ASOSIASI PROFESI
(Verifikasi & Validasi
awal)
Penerbitan
Sertifikat
Buku
Registrasi
USTKM
penilaian PPKB
40
Oleh 1 (satu) orang AKTK
Mengacu ketentuan penilaian PPKB bagi SKA
Sanksi tidak melakukan perpanjangan:
Tidak tayang dalam SIKI LPJKN dan tidak dapat
sebagai PJT/PJK
Perpanjangan SKA sd 31 Des 2018
dengan fortofolio
Standar Pelayanan Maksimal dan
Status Proses Registrasi Pada SIKI-LPJK
VVA 5 hari
1 hari
2 hari (adm)
6 hari (AKTK)
2 hari
1 hari
4 hari
1 hari
BANDING
Apabila hasil penilaian tidak memenuhi permohonan, dapat
mengajukan banding
Ditujukan kepada LPJK yang melayani sertifikasi
Waktu permohonan paling lama 14 hari sejak pemohon/asosiasi
menerima pemberitahuan resmi hasil penilaian dari LPJK
Banding dapat diterima (dinilai ulang oleh AKTK berbeda) atau
ditolak
SANKSI
Kategori Pelanggaran :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Sanksi :
1. Peringatan
2. Pembekuan layanan
3. Pencabutan layanan
LPJK PROVINSI
ASOSIASI PROFESI VVA
USTK
PEMEGANG SKA/SKTK
1. Peringatan
2. Pembekuan VVA
3. Pencabutan VVA
1. Peringatan
2. Pembekuan lisensi
3. Pencabutan lisensi
1. Peringatan
2. Pembekuan SKA/SKTK
3. Pencabutan SKA/SKTK
Asesor
Asesor Kompetensi
Tenaga Kerja (AKTK)
ASESOR KOMPETENSI TENAGA KERJA
(AKTK)
1. melakukan persiapan penilaian
2. melakukan verifikasi dan validasi dokumen permohonan
registrasi
3. melakukan uji kompetensi tenaga kerja
4. melakukan penilaian tenaga kerja melalui pelaksanaan
pengembangan profesional berkesinambungan
(continuing professional development/CPD)
5. membuat rekomendasi kompetensi klasifikasi dan
kualifikasi tenaga kerja dan menyampaikan rekomendasi
kepada ketua Unsur Pelaksana melalui Penanggung
Jawab Subbidang Sertifikasi
Asesor melaksanakan fungsi penilaian
kompetensi tenaga kerja konstruksi.
Kemampuan dasar Asesor Kompetensi
 Memilik Integritas
 Pengetahuan mengenai skema
sertifikasi Kompetensi
 Pengetahuan metodelogi asesmen dan
Perangkat asesmen
 Bertindak jujur, adil, dan memiliki
kompetensi teknis dibidangnya.
Kode Etik Asesor
1.Membuat setiap keputusan secara konsisten dengan memperhatikan
aspek kejujuran dan keadilan berlandaskan pada moral dan
profesionalisme untuk menghasilkan penilaian yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.Menghindari sejauh mungkin pertentangan dan perbedaan
kepentingan dengan menerima pendapat semua pihak secara arif
bijaksana, adil, dan objektif.
3.Membantu meningkatkan pemahaman teknologi melalui penggunaan
dan pemanfaatan kaidah yang benar
4.Selalu menjaga dan menyempurnakan kemampuan dan kompetensi
melalui pendidikan dan pelatihan dengan memperhatikan
keterbatasan kemampuan manusia
5.Mencari, menerima dan menawarkan pendapat yang jujur dan
objektif dari pekerjaan sebagai bahan pengetahuan dan perbaikan atas
kesalahan dan untuk memberikan komentar secara pantas dan tepat
pada pihak lain
Kode Etik Asesor
6.Tidak sekalipun memberikan atau menerima imbalan atas sesuatu
yang tidak didasarkan pada ikatan pekerjaan yang jelas dan profesional
7.Memperlakukan setiap orang secara adil tanpa mepertimbangkan
latar belakang suku, agama, jenis kelamin, umur, asal usul, dan
kekurangan seseorang
8.Selalu mencegah melakukan perbuatan tercela dan hal -hal yang
mencederai kehormatan dan/atau dapat menyebabkan kerugian harta
benda, orang serta tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan
reputasi dan nama baik orang lain
9.Membantu rekan seprofesi dan teman sejawat dalam pengembangan
karir dan keprofesiannya dan mendukungnya dlm menjunjung tinggi
kode etik keprofesian ini.
Kode Tata laku Asesor
1. Mematuhi segala Peraturan Perundangan yang terkait dengan
pekerjaan
2. Tidak Memiliki Konflik Kepentingan
3. Mewakili para pihak
4. Menjaga kerahasiaan informasi
KECUALI : untuk proses hukum, penyelidikan resmi regulasi
pemerintah, mengungkap pelanggaran tata laku
5. Penyerahan dokumen
Tidak pada instansi lain dan pengguna jasa
Atau instansi terkait
Sanksi dan Rehabilitasi
Pelanggaran ringan a. Bekerja tidak profesional
b. Pelanggaran kode etik
c. Pelanggaran tata laku
profesi
Tidak diperbolehkan
asesment selama 30 hari
kalender
Pelanggaran Sedang Pelanggaran kode etik/tata laku
sebanyak 2x
Tidak diperbolehkan
asesment selama 90 hari
kalender
Pelanggaran Berat Pelanggaran kode etik/tata laku
sebanyak 3x
Pencabutan sertifikat AKTK
AKTK yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan
tata laku profesi dapat dikenakan sanksi
* Komite Kode Etik Asesor LPJK Tingkat Provinsi adalah komite
penanganan pelanggaran kode etik asesor yang dibentuk oleh LPJK Provinsi.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 101. Kebijakan sertifikasi tenaga kerja.pdf

Dewi
DewiDewi
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
MTauhid2
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
ssuser1519bc
 
Presentasi lsp p1 smkn sedayu
Presentasi lsp p1 smkn sedayuPresentasi lsp p1 smkn sedayu
Presentasi lsp p1 smkn sedayu
SMK Negeri 1 Sedayu
 
PEMBINAAN KARIR - SKP 2023.pptx
PEMBINAAN  KARIR - SKP 2023.pptxPEMBINAAN  KARIR - SKP 2023.pptx
PEMBINAAN KARIR - SKP 2023.pptx
YovanIristian
 
dokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.docdokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.doc
labadjidarmo
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
Mohammad Singgih
 
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
CIPTAKARYAMETRO
 
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
ACHMADRIDHOI
 
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptxPermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
septanaya18
 
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdfPaparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
amzadrake1
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
Mohammad Singgih
 
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
Muhammad Sakti (LKPMI)
 
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014Bunda Shafaiq
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspMohammad Singgih
 
rakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen hrakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen h
Dr. Zar Rdj
 
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty APaparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
rilla gantino
 
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat KepegawaianUndangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Lembaga Kajian Indonesia (LKI)
 
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptxSE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
kurniawanraharjo5
 

Similar to 101. Kebijakan sertifikasi tenaga kerja.pdf (20)

Dewi
DewiDewi
Dewi
 
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
 
Presentasi lsp p1 smkn sedayu
Presentasi lsp p1 smkn sedayuPresentasi lsp p1 smkn sedayu
Presentasi lsp p1 smkn sedayu
 
PEMBINAAN KARIR - SKP 2023.pptx
PEMBINAAN  KARIR - SKP 2023.pptxPEMBINAAN  KARIR - SKP 2023.pptx
PEMBINAAN KARIR - SKP 2023.pptx
 
dokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.docdokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.doc
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
 
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
 
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
157-Ahli Madya Rehabilitasi Jembatan.pdf
 
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptxPermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
 
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdfPaparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
Paparan Pengembangan kegiatan utama PKB.pdf
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
 
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
Ujian Sertifikasi Jadwal April - Mei 2017
 
CV AYU 2016
CV AYU 2016CV AYU 2016
CV AYU 2016
 
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014
Peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
 
rakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen hrakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen h
 
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty APaparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
Paparan bnsp utk univ esa unggul 20 mei 2020 Ibu Tetty A
 
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat KepegawaianUndangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
 
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptxSE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
SE No 5 Tahun 2023-penilaian kinerja JFK.pptx
 

101. Kebijakan sertifikasi tenaga kerja.pdf

  • 1. SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA Pengurus LPJK Nasional Periode 2016-2020
  • 2. Informasi umum KKNI, Skkni, Sertifikasi, Skema
  • 3. Landasan Hukum Sistem Sertifikasi 1. Turunan Undang Undang No.18 Tahun 1999,Tentang Jasa Konstruksi (masih belkau sebelum turunan UUJK No 2 th 2017 terbit). 2. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 4. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional 5. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 6. Undang Undang No.11/2014,Tentang Keinsinyuran. 7. Undang Undang No.2/2017, tentang Jasa Konstruksi.
  • 4. Skema sertifikasi KKNI dan keselarasan DUDI S2 S1 S3 Sekolah Menengah Umum 1 2 3 4 5 7 8 9 6 Profesi Spesialis D I D IV D III D II Sekolah Menegah Kejuruan Subspesialis AHLI TEKNISI/ANALIS OPERATOR
  • 5. Sertifikasi Kompetensi Kerja • Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), regional, internasional dan / atau khusus.
  • 6. Kompeten ?? KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH PENGETAHUAN , KETERAMPILAN DAN SIKAP SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG DITETAPKAN
  • 8. Unsur Kompetensi Integrasi dari 3 (tiga) komponen:  Knowledge : Know Why  Skill : Know How  Attitude : How Should Knowledge Attitude Skill Kompetensi Kerja
  • 10. Prinsip dasar sertifikasi kompetensi 1. Berorientasi pasar kerja 2. Pengembangan SDM 3. Berbasis kompetensi 4. Tanggung jawab bersama 5. Pengembangan Profesi (Life Long Learning) 6. Adil dan tidak diskriminasi
  • 11. Karakteristik sertifikasi kompetensi 1. Ditetapkan setelah melalui pengukuran/pengujian (Assesment)  Objective (Obyektif)  tidak ada konflik kepentingan  Measurable (Terukur)  menggunakan standar tertentu  Treasurable (Tertelusur)  seluruh proses terdokumentasi & terkendali  Acceptable (Keberterimaan)  dapat diterima oleh semua stake holders  Accountable  dapat dipertanggung jawabkan
  • 12. Karakteristik sertifikasi kompetensi 2. Pengakuan dilakukan oleh industri pengguna dan masyarakat pengguna, melalui pembentukan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja (USTK), yang ditetapkan oleh LPJKN melalui Dewan Komisi Lisensi 3. Berkaitan dengan kompetensi terkini dari pencapaian masa lalu. 4. Berlaku untuk waktu tertentu pada tingkatan kemampuan tertentu dan jenis kemampuan tertentu. Membangun kompetensi dan memelihara kompetensi.
  • 13. Sertifikasi Kompetensi Kerja LPJKN USTK/N/P/M UJI KOMPETENSI ( TUK ) Memiliki Sertifikat Kompetensi yang Teregistrasi (SKA/SKTK) AHLI (Ass.Profesi) TERAMPIL Lisensi Kompeten PESERTA UJI Penilaian DPasar Kerja (Kontraktor/ Konsultan)
  • 14. Ketelusuran sistim sertifikasi kompetensi tenaga kerja jasa konstruksi LPJKN (National Construction Services Development Board) UU 18, PP 04, Permen PU, Perlem LPJKN USTK / USBU Permen PU, LPJKN Guidelines, ISO 17024 Licensing  accreditation ASSESSEE SKKNI/International Standard/harmonized/Harmonised standard certification verification TUK LPJKN Guidelinea, QMS Asesor Lisensi ISO 19011, ISO 17024, Perlem 8/2012 dan 9/2012 Asesor Kompetensi SK Asesor LPJKN Perlem 5/2017 (SKA) dan 6/2017 (SKTK) Asesor Lisensi ISO 19011, ISO 17024, Standar spesifik Perlem 7/2012
  • 15. Sertifikasi Kompetensi Kerja Siapa yang disertifikasi ? PESERTA SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA Apa yang diujikan ? STANDAR KOMPETENSI KERJA SKEMA SERTIFIKASI PERANGKAT/MATERI UJI KOMPETENSI UJI KOMPETENSI PENGUJI TEMPAT UJI KOMPETENSI
  • 16. Standar Kompetensi  Menggambarkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang disyaratkan dalam pekerjaan di “industri”  Dibuat oleh industri  Merupakan pedoman dasar pelatihan, untuk menentukan kualifikasi maupun penilaian kompetensi  Merupakan pedoman bagi pelatih maupun evaluator terhadap penyelenggaraan dan penilaian pelatihan
  • 17. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Batasan Variabel Panduan Penilaian Rincian Langkah – langkah / prosedur. Dapat berupa proses manajemen atau proses produksi Produk / Jasa Instruksi Kerja pada Industri yang Terukur dan dapat diobservasi Kontekstual di tempat kerja Unit – unit kompetensi Fungsi dasar utk menghasilkan produk/jasa Deskripsi aspek kritis pengetahuan dan ketrampilan penting untuk asesmen
  • 18. Skema sertifikasi ? Paket kompetensi dan persyaratan lain yang berkaitan dengan katagori jabatan atau keahlian tertentu dari seseorang
  • 19. Jenis Skema Sertifikasi Kompetensi Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi (Jabatan) Nasional Skema Sertifikasi berdasar Paket Kompetensi (Cluster) Skema Sertifikasi Unit Kompetensi
  • 20. Asesmen Kompetensi ASESMEN ADALAH SEBUAH PROSES YANG SISTEMATIS DALAM MENGUMPULKAN BUKTI-BUKTI, KEMUDIAN MEMBANDINGKAN BUKTI-BUKTI TERSEBUT DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN MEMBUAT KEPUTUSAN APAKAH SESEORANG TELAH MENCAPAI KOMPETENSI. Standar Kompetensi Bukti – bukti Kompetensi KOMPETEN ATAU BELUM KOMPETEN
  • 21. Proses Asesmen di LPJK Portofolio Wawancara / Observasi/ Praktek Uji Tulis DAN Catatan: Observasi / Praktek bagi tenaga terampil DAN/ ATAU
  • 22. Sertifikasi Kompetensi Peraturan LPJK Nasional terkait Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Kerja Konstruksi
  • 23. Belum terbit peraturan implementasi UUJK No 2/2017 Permen PUPR 51/2015 Peraturan Jasa Konstruksi Penyedia dan Pengguna Jasa Konstruksi (saat ini)
  • 24. Sebaran Badan Usaha dan Tenaga Kerja SEPTEMBER 2018 Sumber : LPJKN, September 2018 BU 6.381 SKA 11.170 SKT 14.702 SUMATERA UTARA JAMBI BU 2.779 SKA 1.571 SKT 4.876 SUMATERA SELATAN BU 3.479 SKA 2.764 SKT 7.181 BENGKULU BU 1.348 SKA 528 SKT 2.565 LAMPUNG BU 3.101 SKA 1.621 SKT 3.537 DKI JAKARTA BU 7.040 SKA 27.021 SKT 11.152 JAWA BARAT BU 13.219 SKA 7.793 SKT 20.836 JAWA TENGAH BU 11.725 SKA 7.147 SKT 24.729 BANTEN BU 3.941 SKA . 3.121 SKT 9.549 DI YOGYAKARTA BU 987 SKA 2.494 SKT 4.856 KEP. RIAU BU 2.478 SKA 21.553 SKT 63.556 BU 4.989 SKA 2.894 SKT 11.937 KALIMANTANTENGAH BU 2.820 SKA 3.149 SKT 6.396 KALIMANTANTIMUR BU 6.273 SKA 4.440 SKT 9.004 JAWA TIMUR BU 14.289 SKA 6.531 SKT 19.785 BALI BU 1.649 SKA . 2.915 SKT 4.930 NUSA TENGGARA BARAT BU 2.830 SKA 1.450 SKT 5.893 NUSA TENGGARA TIMUR BU 3.774 SKA . 2.464 SKT 5.551 MALUKU BU 1.518 SKA . 1.249 SKT 2.166 PAPUA BU 3.987 SKA 1.415 SKT 3.395 PAPUA BARAT BU 2.692 SKA 944 SKT 3.006 MALUKUUTARA BU 1.542 SKA . 625 SKT 2.696 SULAWESISELATAN BU 7.251 SKA . 5.628 SKT 9.031 GORONTALO . SULAWESI BARAT BU 1.234 SKA . 438 SKT 1.490 SULAWESI TENGGARA BU 3.070 SKA . 1.285 SKT 3.035 KALIMANTANSELATAN BU 3.499 SKA 1.281 SKT 5.151 SULAWESI TENGAH BU 2.903 SKA . 1.432 SKT 4.686 SULAWESI UTARA BU 2.494 SKA . 6.452 SKT 5.185 BANGKA BELITUNG BU : 7.112 SKT : 8.082 SKA : 3.060 BU : 7.112 STK : 8.082 SKA : 3.060 NAD SUMBAR BU : 4.845 STK : 17.007 SKA : 9.105 KALIMANTANBARAT RIAU BANGKA BELITUNG BU : 90 STK : 1.694 SKA : 330 BU : 7.112 STK : 8.082 SKA : 3.060 BU : 4.794 STK : 7.741 SKA : 2.353 BU : 2.218 STK : 3.692 SKA : 1.627 BU : 3.050 TK : 3.580 SKA : 571 BU : 2.310 STK : 74.879 SKA : 37.322 BU : 4.315 STK : 5.953 SKA : 3.569 BU : 1.132 STK : 2.374 SKA : 1.208 BU : 2.452 STK : 17.980 SKA : 10.132 BU : 2.669 STK : 3.692 SKA : 1.627 BU : 1.125 STK : 2.374 SKA : 1.208 BU : 2.070 STK : 4.277 SKA : 1.542 BU : 1.289 STK : 1.755 SKA : 539 BU : 3.430 STK : 7.748 SKA : 2.786 BU : 6.641 STK : 8.809 SKA : 4.891 BU : 1.400 STK : 1.783 SKA : 467 BU : 3.552 STK : 3.422 SKA : 927 BU : 5.065 STK : 759 SKA : 2.611 BU :1.408 STK : 1.144 SKA : 2.026 BU : 2.830 STK : 1.182 SKA : 5.737 BU :2.817 STK : 1.047 SKA : 2.238 BU : 3.085 STK : 2.032 SKA : 5.737 BU : 13.577 STK : 6.140 SKA : 16.239 BU : 1.566 STK : 1.869 SKA : 3.464 BU : 10.875 STK : 1.627 SKA : 15.953 BU : 1.140 STK : 1.862 SKA : 4.787 BU :13.552 STK : 6.721 SKA : 16.205 BU : 4.681 STK : 4.165 SKA : 9.678 BU : 7.583 STK : 18.598 SKA : 13.303 BU : 3.208 STK : 946 SKA : 2.935
  • 26. Ketentuan Peralihan UUJK 2/2017, Ps 103 Status Pelaksanaan UUJK No 2 th 2017 Terkait Dengan Sertifikasi Usaha Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
  • 27. DASAR HUKUM/LEGALITAS Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi 2016-2020 SK Men.PUPR SK GUBENUR Undang- Undang No. 18 TAHUN 1999 Pasal 31 ayat (3) PP 28/2000 PP 28/2000 Jo PP 04/2010 Jo PP 92/2010 Permen PUPR 51/2015 KepmenPUPR: No 991/2016 (LPJKN) No 992/2016 (LPJKP) Hasil Rekruitmen Ketentuan Peralihan Undang- Undang No 2 Tahun 2017 Pasal 103 PENGURUS LPJKN PENGURUS LPJK PROVINSI Pasal 103 : Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pe;aksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833) tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
  • 28. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jasa konstruksi Mendorong dan meningkatkan peran arbitrase, mediasi, dan penilai ahli di bidang jasa konstruksi Melakukan dan mendorong pendidikan dan pengembangan jasa konstruksi Melakukan registrasi tenaga kerja konstruksi yang meliputi klasifikasi, dan sertifikasi keterampilan dan keahlian kerja Melakukan registrasi badan usaha jasa konstruksi TUGAS LPJK Ketentuan Peralihan UUJK 2/2017, Ps 103 Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pelaksanaan dari Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
  • 29. Apa dan Siapa LPJK  Lembaga Independen dan Mandiri  Terdiri dari wakil – wakil dari :  Unsur Asosiasi Badan Usaha  Unsur Asosiasi Profesi  Unsur Pakar dan Perguruan Tinggi  Unsur Pemerintah Dasar Pembentukannya :  UNDANG UNDANG NO.18/1999, Ttg.Jasa Konstruksi  PP.No.28 Tahun 2000  PP.No.04/2010
  • 30. ALAT KELENGKAPAN LPJK & TATA KERJA Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Gubernur Tim Pembina Jakon Hubungan Fungsional:  LPJKN menetapkan kebijakan  LPJKP melaksanakan kebijakan  LPJKN melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan melaui Monev Dapat membentuk komite Laporan Hubungan Fungsional Dapat membentuk komite LPJK NASIONAL LPJK PROVINSI BADAN PELAKSANA NASIONAL Badan Pelaksana Provinsi USBU NASIONAL USTK NASIONAL USTK PROVINSI USBU PROVINSI Lisensi USTK MASYARAKAT
  • 31. Pengarah Kepala Pelaksana BIDANG ARSITEKTUR BIDANG SIPIL BIDANG MEKANIKAL ELEKTRIKAL Bidang Administrasi Bidang Manajemen Mutu ASESOR ASESOR KOMPETENSI TENAGA KERJA BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN MANAJEMEN PELAKSANA 1. Unsur Pengarah 2. Unsur Pelaksana 3. Asesor UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA Lampiran I Permen PU No 8 th 2012 Mengangkat dan memberhentikan unsur pelaksana; Melakukan pengawasan operasional USTK Melaksanakan fungsi administrasi, manajemen mutu, standarisasi, dan sertifikasi Melakukan penilaian kompetensi tenaga kerja kostruksi
  • 32. TUGAS & KEWENANGAN USTK NASIONAL & USTK PROVINSI  Melakukan Uji Kompetensi berdasarkan standar kompetensi  USTK Nasional; Sertifikasi TA Utama dan Penyetaraan klasifikasi dan Kualifikasi TK Asing  USTK Provinsi; Sertifikasi TA Madya & Muda, serta sertifikasi Tenaga terampil (wajib mendapat Lisensi LPJKN)  USTK Bentukan Masyarakat;  USTK dalam 1 Wilayah Provinsi  Sertifikasi TA Madya, Muda dan Tenaga Terampil  Dapat lebih dari 1 USTK bentukan Masyarakat dalam satu provinsi  USTK Provinsi dan USTK Bentukan Masyarakat Wajib mendapat lisensi dari LPJKN Pasal 6 Permen PU No 8 th 2012
  • 33. Ruang Lingkup USTK (Propinsi)
  • 34. Pengertian Sertifikasi Jasa Konstruksi Sertifikasi adalah “proses penilaian” mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas “kompetensi tenaga kerja” dan “kemampuan usaha” di bidang jasa konstruksi. Registrasi adalah “proses menentukan” kompetensi orang perseorangan dan kemampuan badan usaha jasa konstruksi sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Sertifikat Tenaga Kerja (SKA - SKTK)
  • 35. Sertifikasi dan Registrasi : SBU-SKA-SKTK SERTIFIKASI REGISTRASI Oleh USBU dan USTK Oleh LPJK N dan Provinsi MEMASTIKAN DAN MEMELIHARA KOMPETENSI TENAGA KERJA MEMASTIKAN DAN MEMELIHARA KEMAMPUAN BADAN USAHA MENETAPKAN KESESUAIAN KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI DALAM BENTUK SERTIFIKAT Berdasarkan Standar Sesuai tugas, fungsi dan wewenang
  • 36. Bagan Alir Sertifikasi & Registrasi SKTK Asosiasi Profesi Menyampaikan Surat Permohonan SKA ke LPJK yang dilengkapi dokumen Portofolio terdiri dari : - Fotocopy Ijasah (dilegalisir) - Daftar Pengalaman Kerja - Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) - Fotocopy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perseorangan - Surat Pernyataan Kebenaran Data - Rekomendasi Evaluasi Kompetensi (Continuing Professional Development = CPD) - Pas foto berwarna ukuran 3x4 menghadap ke depan & berpakaian rapih - Bukti pembayaran biaya sertifikasi Badan Pelaksana LPJK (Memeriksa Kelengkapan Dokumen 3 hari) USTK 1. Melakukan Penilaian Klasifikasi dan Kualifikasi 2. Menerbitkan Berita Acara Penilaian Klasifikasi dan Kualifikasi 3. Menyampaikan Berita Acara Penilaian Klasifikasi dan Kualifikasi ke Pengurus LPJK melalui Badan Pelaksana LPJK (Waktu Proses Mac 10 Hari Kerja) Rapat Pengurus LPJK 1. Menerima Berita Acara Penilaian Klasifikasi dan Kualifikasi 2. Menetapkan atau Menolak Hasil Penilaian Klasifikasi dan Kualifikasi (Waktu Proses 3 Hari Kerja) Badan Pelaksana LPJK Cetak Sertifikat (Waktu Proses Max 5 Hari Kerja) Apabila terjadi perselisihan terhadap Hasil Penilaian Klasifikasi & Kualifikasi maka pemohon dapat mengajukan Keluhan / Banding ke Pengurus LPJK Pemohon (Tenaga Kerja) SKA/SKTK SKTK
  • 37. MEMPERTEGAS Wewenang dan Tanggung jawab Tenaga Terampil Rapat Pengurus Lembaga Assessment Oleh USTK P BADAN PELAKSANA Tenaga Ahli/ Terampil ASOSIASI PROFESI (Verifikasi & Validasi awal) Penerbitan Sertifikat Buku Registrasi Unit Sertifikasi Bentukan Masyarakat (Assessment) 37 OLEH AKTK Sertifikasi mengacu pada skema AKTK yang yang ditugaskan berbeda dengan AKTK yang VVA Permohonan disampaikan sesuai Provinsi Penerbit KTP
  • 38. Contoh SKEMA SERTIFIKASI –AHLI A: 4 skema, S: 15 skema, M: 5 skema, E: 3 skema, TL: 4, MP: 4 skema 38 Subklasifikasi Ahli Muda, Ahli Madya dan Ahli Utama Kompetensi Kerja Unit Kompetensi Ahli Muda Unit Kompetensi Ahli Madya Unit Kompetensi Ahli Utama Permohonan Formulir Aplikasi Permohonan Asesmen (F-1) beserta lampiran dan Formulir Penilaian mandiri (F-2). Proses Sertifikasi Metoda portofolio; dan Metoda wawancara dan observasi; dan/atau Metoda uji tulis Persyaratan Muda : 3 tahun untuk D3, 1 tahun untuk D4 dan S1. Madya : 8 tahun untuk D3, 6 tahun untuk D4 dan S1, 3 tahun untuk S2 dan 1 tahun untuk S3. Utama : 10 tahun untuk D4 dan S1, 8 tahun untuk S2 dan 4 tahun untuk S3 *Persyartaan latar belakang pendidikan : SE LPJKN
  • 39. PEMBERLAKUAN AKTK SESUAI DENGAN SUBKLASIFIKASI PEMOHON SKA KONDISI KETERSEDIAAN KOMPETENSI AKTK SESUAI SUBKLASIFIKASI KETUA TIM PENILAI ANGGOTA ANGGOTA Terpenuhi 3 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai AKTK sesuai Hanya 2 AKTK AKTK sesuai AKTK sesuai Tenaga Ahli* Hanya 1 AKTK AKTK sesuai AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli* SATU KLASIFIKASI AKTK satu klasifikasi AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli* BEDA KLASIFIKASI (khusus Tata lingkungan, Mekanikal, dan Elektrikal) AKTK Klasifikasi Lain AKTK lain**/ Tenaga Ahli* Tenaga Ahli* * Tenaga Ahli ditetapkan LPJKN, dapat direkomendasikan dari LPJKP, memiliki SKA min Madya ** Satu klasifikasi yang sama dengan yang dimohonkan, ** Khusus untuk permohonan klasifikasi tata lingkungan dapat oleh AKTK klasifikasi Sipil, permohonan Mekanikal dapat oleh AKTK Elektrikal, permohonan Elektrikal dapat oleh AKTK Mekanikal
  • 40. BAGAIMANA PROSES PERPANJANGAN SKA Rapat Pengurus Lembaga USTKP penilaian PPKB BADAN PELAKSANA LPJK Tenaga Ahli ASOSIASI PROFESI (Verifikasi & Validasi awal) Penerbitan Sertifikat Buku Registrasi USTKM penilaian PPKB 40 Oleh 1 (satu) orang AKTK Mengacu ketentuan penilaian PPKB bagi SKA Sanksi tidak melakukan perpanjangan: Tidak tayang dalam SIKI LPJKN dan tidak dapat sebagai PJT/PJK Perpanjangan SKA sd 31 Des 2018 dengan fortofolio
  • 41. Standar Pelayanan Maksimal dan Status Proses Registrasi Pada SIKI-LPJK VVA 5 hari 1 hari 2 hari (adm) 6 hari (AKTK) 2 hari 1 hari 4 hari 1 hari
  • 42. BANDING Apabila hasil penilaian tidak memenuhi permohonan, dapat mengajukan banding Ditujukan kepada LPJK yang melayani sertifikasi Waktu permohonan paling lama 14 hari sejak pemohon/asosiasi menerima pemberitahuan resmi hasil penilaian dari LPJK Banding dapat diterima (dinilai ulang oleh AKTK berbeda) atau ditolak
  • 43. SANKSI Kategori Pelanggaran : 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat Sanksi : 1. Peringatan 2. Pembekuan layanan 3. Pencabutan layanan LPJK PROVINSI ASOSIASI PROFESI VVA USTK PEMEGANG SKA/SKTK 1. Peringatan 2. Pembekuan VVA 3. Pencabutan VVA 1. Peringatan 2. Pembekuan lisensi 3. Pencabutan lisensi 1. Peringatan 2. Pembekuan SKA/SKTK 3. Pencabutan SKA/SKTK
  • 45. ASESOR KOMPETENSI TENAGA KERJA (AKTK) 1. melakukan persiapan penilaian 2. melakukan verifikasi dan validasi dokumen permohonan registrasi 3. melakukan uji kompetensi tenaga kerja 4. melakukan penilaian tenaga kerja melalui pelaksanaan pengembangan profesional berkesinambungan (continuing professional development/CPD) 5. membuat rekomendasi kompetensi klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja dan menyampaikan rekomendasi kepada ketua Unsur Pelaksana melalui Penanggung Jawab Subbidang Sertifikasi Asesor melaksanakan fungsi penilaian kompetensi tenaga kerja konstruksi.
  • 46. Kemampuan dasar Asesor Kompetensi  Memilik Integritas  Pengetahuan mengenai skema sertifikasi Kompetensi  Pengetahuan metodelogi asesmen dan Perangkat asesmen  Bertindak jujur, adil, dan memiliki kompetensi teknis dibidangnya.
  • 47. Kode Etik Asesor 1.Membuat setiap keputusan secara konsisten dengan memperhatikan aspek kejujuran dan keadilan berlandaskan pada moral dan profesionalisme untuk menghasilkan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.Menghindari sejauh mungkin pertentangan dan perbedaan kepentingan dengan menerima pendapat semua pihak secara arif bijaksana, adil, dan objektif. 3.Membantu meningkatkan pemahaman teknologi melalui penggunaan dan pemanfaatan kaidah yang benar 4.Selalu menjaga dan menyempurnakan kemampuan dan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan dengan memperhatikan keterbatasan kemampuan manusia 5.Mencari, menerima dan menawarkan pendapat yang jujur dan objektif dari pekerjaan sebagai bahan pengetahuan dan perbaikan atas kesalahan dan untuk memberikan komentar secara pantas dan tepat pada pihak lain
  • 48. Kode Etik Asesor 6.Tidak sekalipun memberikan atau menerima imbalan atas sesuatu yang tidak didasarkan pada ikatan pekerjaan yang jelas dan profesional 7.Memperlakukan setiap orang secara adil tanpa mepertimbangkan latar belakang suku, agama, jenis kelamin, umur, asal usul, dan kekurangan seseorang 8.Selalu mencegah melakukan perbuatan tercela dan hal -hal yang mencederai kehormatan dan/atau dapat menyebabkan kerugian harta benda, orang serta tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan reputasi dan nama baik orang lain 9.Membantu rekan seprofesi dan teman sejawat dalam pengembangan karir dan keprofesiannya dan mendukungnya dlm menjunjung tinggi kode etik keprofesian ini.
  • 49. Kode Tata laku Asesor 1. Mematuhi segala Peraturan Perundangan yang terkait dengan pekerjaan 2. Tidak Memiliki Konflik Kepentingan 3. Mewakili para pihak 4. Menjaga kerahasiaan informasi KECUALI : untuk proses hukum, penyelidikan resmi regulasi pemerintah, mengungkap pelanggaran tata laku 5. Penyerahan dokumen Tidak pada instansi lain dan pengguna jasa Atau instansi terkait
  • 50. Sanksi dan Rehabilitasi Pelanggaran ringan a. Bekerja tidak profesional b. Pelanggaran kode etik c. Pelanggaran tata laku profesi Tidak diperbolehkan asesment selama 30 hari kalender Pelanggaran Sedang Pelanggaran kode etik/tata laku sebanyak 2x Tidak diperbolehkan asesment selama 90 hari kalender Pelanggaran Berat Pelanggaran kode etik/tata laku sebanyak 3x Pencabutan sertifikat AKTK AKTK yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan tata laku profesi dapat dikenakan sanksi * Komite Kode Etik Asesor LPJK Tingkat Provinsi adalah komite penanganan pelanggaran kode etik asesor yang dibentuk oleh LPJK Provinsi.