Skripsi ini membahas tentang penerapan inovasi metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Surya Buana Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya inovasi metode pembelajaran PAI seperti diskusi kelompok, presentasi, dan pembelajaran di luar kelas, prestasi belajar siswa mening
Skripsi ini membahas perbandingan antara psikoterapi Islam dan psikoterapi pastoral. Psikoterapi merupakan pendekatan keagamaan dalam memberikan terapi kepada pasien gangguan jiwa. Psikoterapi Islam dan pastoral memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda dalam hal aqidah dan pemahaman agama. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metodologi dan penerapan terapi dari kedua pendekatan tersebut.
Skripsi ini membahas pendidikan nilai dalam pengembangan pendidikan Islam melalui analisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Tujuannya adalah menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel tersebut dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan dalam novel Laskar Pelangi.
Skripsi ini membahas upaya pembinaan akhlak mulia melalui program kesehatan di SMAN 1 Gondang-Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program kesehatan sekolah dapat mendidik siswa untuk memiliki akhlak yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara dan observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa program kesehatan sekolah seperti pemeriksaan kesehatan
Skripsi ini membahas mengenai media pembelajaran Al Qur'an dan Hadis di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara pada tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran Al Qur'an dan Hadis serta penggunaannya di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran
Skripsi ini membahas pendapat Imam Syafi'i tentang mahar hutang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia. Imam Syafi'i berpendapat bahwa istri tetap berhak mendapatkan mahar penuh meskipun suami meninggal sebelum membayar mahar tersebut. Pihak yang membayar mahar adalah ahli waris suami. Metode hukum yang digunakan Imam Syafi'i adalah al-Quran, sunnah, ijma' dan qiyas.
Skripsi ini membahas tentang penerapan inovasi metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Surya Buana Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya inovasi metode pembelajaran PAI seperti diskusi kelompok, presentasi, dan pembelajaran di luar kelas, prestasi belajar siswa mening
Skripsi ini membahas perbandingan antara psikoterapi Islam dan psikoterapi pastoral. Psikoterapi merupakan pendekatan keagamaan dalam memberikan terapi kepada pasien gangguan jiwa. Psikoterapi Islam dan pastoral memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda dalam hal aqidah dan pemahaman agama. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metodologi dan penerapan terapi dari kedua pendekatan tersebut.
Skripsi ini membahas pendidikan nilai dalam pengembangan pendidikan Islam melalui analisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Tujuannya adalah menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel tersebut dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan dalam novel Laskar Pelangi.
Skripsi ini membahas upaya pembinaan akhlak mulia melalui program kesehatan di SMAN 1 Gondang-Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program kesehatan sekolah dapat mendidik siswa untuk memiliki akhlak yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara dan observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa program kesehatan sekolah seperti pemeriksaan kesehatan
Skripsi ini membahas mengenai media pembelajaran Al Qur'an dan Hadis di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara pada tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran Al Qur'an dan Hadis serta penggunaannya di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran
Skripsi ini membahas pendapat Imam Syafi'i tentang mahar hutang yang belum dibayar karena suami meninggal dunia. Imam Syafi'i berpendapat bahwa istri tetap berhak mendapatkan mahar penuh meskipun suami meninggal sebelum membayar mahar tersebut. Pihak yang membayar mahar adalah ahli waris suami. Metode hukum yang digunakan Imam Syafi'i adalah al-Quran, sunnah, ijma' dan qiyas.
Skripsi ini membahas motivasi kerja guru tidak tetap di beberapa SMA swasta di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memotivasi guru tidak tetap serta menemukan solusi mengenai harapan masa depan mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara dengan guru tidak tetap yang berpengalaman lebih dari 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bah
[Ringkasan]
Tesis ini membahas tentang kepemimpinan perubahan Kepala Madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pamekasan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perubahan yang dilakukan kepala madrasah meliputi perubahan kurikulum, sarana prasarana, budaya madrasah, dan peningkatan kompetensi guru. Lang
Pemerintah Indonesia melakukan perubahan kurikulum dari Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 (KBK) untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Dinas Pendidikan Kabupaten Batang menerapkan KBK di semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran 2004/2005, termasuk di SMP Negeri 1 Bawang, SMP Negeri 2 Bawang, dan SMP Negeri 3 Bawang. Perubahan ini menunjukkan komitmen sekolah untuk menerapkan K
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...IsroqGagah
Sistem pembelajaran tahfidzul Qur'an di MTs Negeri Samarinda meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi pembelajaran. Tujuannya adalah menghafal ayat-ayat Al-Qur'an sesuai target kelas. Metode yang digunakan antara lain tahsin dan tasmi'. Evaluasi dilakukan secara tertulis dan lisan. Faktor pendukungnya adalah sarana prasarana dan dukungan orang tua serta guru, sedangkan waktu
Skripsi ini membahas tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan KTSP dalam meningkatkan mutu pendidikan serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya men
Tesis ini membahas pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja OKU Timur. Terdiri dari empat bab yang membahas sistem pembelajaran fiqih, profil madrasah, hasil penelitian deskriptif pembelajaran fiqih, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Skripsi ini membahas hubungan antara promosi jabatan dengan kinerja karyawan pada PT Matra Optima Securindo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan di perusahaan tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik untuk menguji hubungan antara variabel promosi jabatan dan kinerja.
Buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati" memberikan gambaran mengenai puasa Daud, termasuk dasar hukum, manfaat, dan kisah-kisah orang yang melaksanakan puasa Daud. Buku ini diharapkan dapat menginspirasi para pemuda untuk melaksanakan puasa sunnah dan menjaga kesabaran dalam beribadah.
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATIaaean
Buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati" memberikan informasi tentang puasa Daud, termasuk manfaatnya bagi kesehatan, kesabaran, dan mengendalikan hawa nafsu. Buku ini juga berisi kisah-kisah orang yang melaksanakan puasa Daud beserta pengalaman penulisnya sendiri.
Skripsi ini membahas relevansi nilai-nilai etis Baratayudha dalam perspektif pendidikan Islam. Pertama, menjelaskan kejayaan Islam pada Abad Pertengahan ketika menguasai berbagai sektor kehidupan termasuk pendidikan dengan Baghdad sebagai pusat peradabannya. Kemudian, mengalami penurunan akibat faktor internal dan eksternal. Selanjutnya, menjelaskan hubungan antara Islam di Jawa dengan dunia way
Skripsi ini membahas hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Profesionalisme guru meliputi kemampuan merencanakan pelajaran, menguasai materi, mengelola proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Prestasi belajar diukur dari nilai siswa dalam mata pelajaran Fiqih. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif ant
Analisis Putusan No: 94/Pid.B/2003/PN.Ska Terhadap Penggunaan Alat Bukti Petunjuk Dalam Pembuktian Di Persidangan (Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam) membahas (1) penggunaan alat bukti petunjuk dalam putusan korupsi PN Surakarta, (2) analisis penggunaan alat bukti petunjuk sesuai hukum pidana Islam, dan (3) kesimpulan bahwa alat bukti petunjuk digunakan se
Skripsi ini membahas motivasi kerja guru tidak tetap di beberapa SMA swasta di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memotivasi guru tidak tetap serta menemukan solusi mengenai harapan masa depan mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara dengan guru tidak tetap yang berpengalaman lebih dari 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bah
[Ringkasan]
Tesis ini membahas tentang kepemimpinan perubahan Kepala Madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pamekasan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perubahan yang dilakukan kepala madrasah meliputi perubahan kurikulum, sarana prasarana, budaya madrasah, dan peningkatan kompetensi guru. Lang
Pemerintah Indonesia melakukan perubahan kurikulum dari Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 (KBK) untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Dinas Pendidikan Kabupaten Batang menerapkan KBK di semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran 2004/2005, termasuk di SMP Negeri 1 Bawang, SMP Negeri 2 Bawang, dan SMP Negeri 3 Bawang. Perubahan ini menunjukkan komitmen sekolah untuk menerapkan K
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...IsroqGagah
Sistem pembelajaran tahfidzul Qur'an di MTs Negeri Samarinda meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi pembelajaran. Tujuannya adalah menghafal ayat-ayat Al-Qur'an sesuai target kelas. Metode yang digunakan antara lain tahsin dan tasmi'. Evaluasi dilakukan secara tertulis dan lisan. Faktor pendukungnya adalah sarana prasarana dan dukungan orang tua serta guru, sedangkan waktu
Skripsi ini membahas tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan KTSP dalam meningkatkan mutu pendidikan serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya men
Tesis ini membahas pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja OKU Timur. Terdiri dari empat bab yang membahas sistem pembelajaran fiqih, profil madrasah, hasil penelitian deskriptif pembelajaran fiqih, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Skripsi ini membahas hubungan antara promosi jabatan dengan kinerja karyawan pada PT Matra Optima Securindo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan di perusahaan tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik untuk menguji hubungan antara variabel promosi jabatan dan kinerja.
Buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati" memberikan gambaran mengenai puasa Daud, termasuk dasar hukum, manfaat, dan kisah-kisah orang yang melaksanakan puasa Daud. Buku ini diharapkan dapat menginspirasi para pemuda untuk melaksanakan puasa sunnah dan menjaga kesabaran dalam beribadah.
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATIaaean
Buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati" memberikan informasi tentang puasa Daud, termasuk manfaatnya bagi kesehatan, kesabaran, dan mengendalikan hawa nafsu. Buku ini juga berisi kisah-kisah orang yang melaksanakan puasa Daud beserta pengalaman penulisnya sendiri.
Skripsi ini membahas relevansi nilai-nilai etis Baratayudha dalam perspektif pendidikan Islam. Pertama, menjelaskan kejayaan Islam pada Abad Pertengahan ketika menguasai berbagai sektor kehidupan termasuk pendidikan dengan Baghdad sebagai pusat peradabannya. Kemudian, mengalami penurunan akibat faktor internal dan eksternal. Selanjutnya, menjelaskan hubungan antara Islam di Jawa dengan dunia way
Skripsi ini membahas hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Profesionalisme guru meliputi kemampuan merencanakan pelajaran, menguasai materi, mengelola proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Prestasi belajar diukur dari nilai siswa dalam mata pelajaran Fiqih. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif ant
Analisis Putusan No: 94/Pid.B/2003/PN.Ska Terhadap Penggunaan Alat Bukti Petunjuk Dalam Pembuktian Di Persidangan (Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam) membahas (1) penggunaan alat bukti petunjuk dalam putusan korupsi PN Surakarta, (2) analisis penggunaan alat bukti petunjuk sesuai hukum pidana Islam, dan (3) kesimpulan bahwa alat bukti petunjuk digunakan se
Pengaruh perhatian orang tua stain salatigatia rosita
Skripsi ini membahas pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV di sebuah sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi untuk mengumpulkan data, kemudian dianalisis menggunakan analisis korelasi dan uji t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara
Skripsi ini membahas sistem pembelajaran tahfidz Al-Qur'an di SDIT Fithrah Insani 2 Baleendah dan hubungannya dalam meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran tahfidz Al-Qur'an, prestasi siswa, dan faktor pendukung serta penghambatnya.
Skripsi ini membahas tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Ibnul Qoyyim Yogyakarta. Tujuannya adalah mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial guru serta upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dan memberikan tambahan wawasan tentang kompetensi
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...Muhamad Yogi
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERKONSTITUSI PESERTA DIDIK (Penelitian Kualitatif Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nagreg)
Skripsi ini membahas upaya guru fiqih dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Kaliangkrik Magelang. Penelitian menunjukkan bahwa tujuan memotivasi belajar fiqih adalah memberikan dorongan kuat untuk mempelajari dan mengamalkan fiqih. Upaya guru fiqih meliputi menyajikan materi yang menarik, menciptakan suasana nyaman, dan memberikan penghargaan. Hasilnya, siswa
Skripsi ini membahas tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Balekencono Batanghari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran PBL. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan tes hasil belajar sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjuk
[Ringkasan]
Skripsi ini membahas tentang implementasi manajemen berbasis sekolah di MTsN Bantul Kota Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah pada berbagai bidang seperti kesiswaan, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, keuangan, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MTsN Bantul Kota sudah
Buku panduan MOS MA Al-Muthmainnah memberikan informasi tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan jadwal pelaksanaan MOS serta pengenalan singkat tentang sejarah berdirinya MA Al-Muthmainnah.
Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan cara atau jalan yang digunakan dalam proses belajar mengajar agama Islam guna mencapai tujuan pendidikan Islam. Metode ini penting untuk menentukan cara menyampaikan materi pembelajaran agar siswa termotivasi dan dapat memahami ajaran agama dengan baik."
Skripsi ini membahas tentang implementasi penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 28 Jakarta. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PAI di sekolah tersebut, kendala yang dihadapi, dan bagaimana pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Hasilnya, penelitian tindakan kelas yang dilakukan meliputi delapan langkah yaitu ide awal, prasurvey, diagnosis, perencanaan, implement
Skripsi ini membahas tentang implementasi penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 28 Jakarta. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PAI di sekolah tersebut, kendala yang dihadapi, dan bagaimana pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Hasilnya, penelitian tindakan kelas yang dilakukan meliputi delapan langkah yaitu ide awal, prasurvey, diagnosis, perencanaan, implement
Cerita ini menceritakan tentang seorang lelaki yang membawa adik perempuannya, Peni, ke rumah sakit setelah menemukannya dalam keadaan lemah di sebuah klinik aborsi. Lelaki itu merasa bersalah karena gagal menjaga dan mendidik Peni. Ia juga cemas menyampaikan kejadian ini kepada ibunya.
Siau-hong diundang makan malam oleh seekor anjing hitam yang berjalan di depannya sambil membawa surat undangan. Di perjalanan, Siau-hong mendengar suara yang mengaku sebagai hantu si jenggot biru yang dibunuhnya. Ternyata suara itu berasal dari anjing tersebut. Anjing itu kemudian menyerang Siau-hong dengan pisau yang keluar dari perutnya. Siau-hong berhasil menangkis ser
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya jamur tiram, mulai dari manfaat jamur tiram, kandungan gizi, syarat tumbuh, tahapan budidaya, dan analisis usaha tani jamur tiram. Jamur tiram mengandung protein, karbohidrat, serat, lemak, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan. Budidaya jamur tiram memerlukan media berbasis serbuk kayu, suhu tertentu, kelembaban, dan cahaya yang memadai. Proses
Jamur tiram memiliki manfaat kesehatan yang besar karena mengandung protein, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral. Budidaya jamur tiram memerlukan media berbasis serbuk kayu dan tepung jagung dengan kadar air 60-65% dan pH 6-7. Proses budidaya meliputi persiapan media, inokulasi, inkubasi, dan panen setiap 2 hari selama 6 bulan dengan keuntungan Rp. 2,25 juta per periode.
Kisah ini menceritakan kedua yatim piatu bersaudara bernama Cendana dan Cendini yang hidup di hutan. Suatu hari Cendana merantau untuk mencari bahan tenun sementara Cendini ditinggal menjaga kebun. Cendini lalu dimangsa oleh raksasa hutan tetapi dibangkitkan kembali oleh Cendana. Kemudian mereka berdua berkolaborasi membunuh raksasa itu dengan cara licik.
Teks ini memberikan cara untuk menangkal sihir dengan mensugestikan diri bahwa Allah telah memberi kekuatan, serta membaca ayat Al-Qur'an seperti surat Al-Fath ayat 1-5 secara rutin untuk mendapat perisai dari serangan gaib. Ayat-ayat Al-Qur'an diyakini memiliki kekuatan untuk menetralkan ilmu jahat dan membalikkan energi negatif ke pemiliknya.
1. Cerita Dewa Ruci menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan, yang ditunjukkan melalui hubungan Bima dan Dewa Ruci.
2. Bima mencari air suci Prawitasari untuk melakukan samadi. Ia mengalahkan berbagai rintangan roh jahat sebelum bertemu Dewa Suksma Ruci.
3. Pertemuan Bima dengan Dewa Suksma Ruci menandakan ia telah mencapai kesadaran spiritual tertinggi dan
Kurma memiliki manfaat kesehatan yang tinggi karena mengandung kalium yang tinggi, yang dapat menurunkan risiko stroke. Kurma juga kaya akan karbohidrat sederhana, vitamin, mineral, dan serat yang berguna untuk kesehatan jantung, pembuluh darah, dan pencernaan. Konsumsi 5 butir kurma per hari cukup untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengubah perlakuan akuntansi kredit bermasalah sejak 1 Januari 2010 sesuai dengan pencabutan PSAK No. 31. Sebelumnya menggunakan konsep historical cost, namun kini menggunakan konsep fair value. Perbedaan utama adalah sebelum 2010 pembentukan cadangan menggunakan ekspektasi kerugian, sedangkan setelahnya menggunakan kerugian yang terjadi berdasarkan data historis 3
Paket LaTeX skripsi.sty membantu membuat format skripsi dan karya tulis ilmiah sesuai standar universitas dengan mengatur halaman sampul, pengesahan, daftar isi, dan lainnya. Paket ini dirancang khusus untuk Fakultas Ekonomi UGM tetapi dapat dimodifikasi untuk universitas lain dengan mengganti logo. Pengguna hanya perlu memikirkan isi tulisan saja, selebihnya formating diatur oleh paket ini.
This document provides a tutorial for using Ranorex to test the GUI of a SimpleCalculator application. It discusses:
1. Installing and setting up Ranorex, which allows simulating user interactions for GUI testing.
2. Adding a GUITester class to an existing SimpleCalculator project and referencing the Ranorex library.
3. Writing tests that use Ranorex methods to control the mouse, interact with calculator controls, and assert the result is correct.
4. Running the GUI tests using the NUnit test runner to automatically simulate user interactions and verify functionality.
This document provides a collection of Unix/Linux commands for system administration tasks. It covers topics such as the system, processes, file system, network, encryption, version control, software installation and more. Each section provides concise explanations of relevant commands and many include page references for further details. Advanced knowledge of the operating system is assumed.
1. 1
MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG
SKRIPSI
Disusun oleh :
Nafi’ Fadlilah Hayati
06110040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
2. 2
MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)
Oleh:
Nafi’ Fadlilah Hayati
06110040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
3. 3
HALAMAN PERSETUJUAN
MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG
SKRIPSI
Oleh:
Nafi’ Fadlilah Hayati
06110040
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Marno, M. Ag
NIP. 197208222002121001
Tanggal, 31 Juli 2010
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. Moh. Padil, M. Pd.I
4. 4
NIP. 196512051994031003
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Nafi’ Fadlilah Hayati (06110040)
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 31 Juli 2010 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)
pada tanggal: 31 Juli 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang
Dr. H. Farid Hasyim, M.Ag :
NIP. 19520309198303002
Sekretaris Sidang
Marno, M.Ag :
NIP. 197208222002121001
Pembimbing
Marno, M.Ag :
NIP. 197208222002121001
Penguji Utama
Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag :
NIP. 196712201998031002
Mengesahkan,
5. 5
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku bersujud di atas sajadah seraya mengucapkan syukur alhamdulillah atas segala
yang telah Engkau berikan kepadaku selama ini. Karena, atas kehendak dan
keridhloan-Mu maka akan ku persembahkan karyaku ini kepada:
Ayahku Amiruddin (alm.) dan Bundaku Hutimah tercinta, yang telah mengayomi dan
mengasihiku dengan kasih sayang, setulus hati mendoakan putrinya selama studi di
UIN MALIKI Malang dan telah menjadikan dan mengajariku menjadi manusia
dewasa dan lebih baik sebelumnya.
Kakakku Mas Oo dan adik-adikku tersayang, Guling & Dadak, yang selalu
memberiku motivasi agar aku selalu bersemangat. Mereka yang selalu menghiburku
di saat aku gundah. Mereka adalah masa depanku dan harapanku.
Seluruh keluarga dan saudara-saudaraku, yang tidak mungkin kusebutkan satu
persatu, terima kasih atas motivasi dan doa yang telah diberikan untukku.
Dosen pembimbingku, Pak Marno, yang senantiasa memberikan dukungan serta
membimbingku dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran. Terima kasih
Pak Marno……
Para guru dan dosen-dosenku, yang selalu menjadi pelita dalam hidupku yang telah
membimbing dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat berarti. Jasamu tiada tara……
Sahabat-sahabatku (Bahak, Devi, Iqbal, Alfian, Berta, Iqro’, Luluk, Leli, Fidho,
Nurul, Lia, Kemplu, Mieng2, Vina, Santi), yang dengan sabar dan setia telah menjadi
tempat berbagi cerita dan berdiskusi untukku. Kalian telah mengajariku untuk
mengenal arti kehidupan dan merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Aku
selalu merindukan canda tawa kalian di saat kita masih bersama…….
Kawan-kawanku yang ceria di kos “Kavling 8“ (Pipiel, Emi, Iswatik, Mbak Cemcem,
Mumuf, Popok, Mbak Rika, Itjah, Chenul, A’yun, Ari Sumi, Bundo Beti, Dwi,
Nopreth, Zahra, Yeni, Chiko, Ima, Emak Widya, Fitri, Mbak Lia,), terima kasih atas
6. 6
kekompakan dan motivasinya. Di saat aku tergoda oleh keputusasaan, kalian semua
yang membangkitkan semangatku kembali.
Ya Allah……kuhaturkan ucapan syukur pada-Mu yang telah menghadirkan orang-
orang di sampingku yang selalu tulus mencintaiku, mengasihiku dan menyayangiku
dengan sebening cinta dan sesuci doa.
MOTTO
ִ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami memohon pertolongan
(Departemen Agama RI, 2003. AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA. Bandung:
Dipenogoro)
7. 7
Marno, M.Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Nafi’ Fadlilah Hayati Malang, 31 Juli 2010
Lamp. : 5 Eksemplar Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah
ini:
Nama : Nafi’ Fadlilah Hayati
NIM : 06110040
Jurusan : PAI
Judul Skripsi : Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
8. 8
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Marno, M.Ag
NIP. 197208222002121001
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 31 Juli 2010
Nafi’ Fadlilah Hayati
9. 9
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis panjatkan
syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul ”Manajemen Kelas dalam
Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang” dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, yang telah mengantar umatnya menuju
jalan kebenaran dan semoga kita diberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangan
beliau.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda (alm.), Ibunda, kakak serta adik-adikku tercinta, yang dengan
kelembutan dan kesabaran hati telah memberikan perhatian, kasih sayang, dan
motivasi baik spiritual maupun material yang senantiasa mengiringi langkahku.
10. 10
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN MALIKI Malang.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI
Malang.
4. Bapak Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah UIN
MALIKI Malang.
5. Bapak Marno, M.Ag selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas
dan penuh tanggung-jawab telah memberikan bimbingan di tengah-tengah
kesibukannya, petunjuk serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Jazakumullah Khoiron Katsiro.
6. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang, yang telah
melayani kami dengan baik.
7. Bapak Hari Mulyadi, S.Pd selaku Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen
Malang yang telah mengizinkan dan memberikan informasi dan data yang penulis
butuhkan selama penelitian berlangsung.
8. Bapak Ro’ufur Rozi, S.PdI selaku Guru Keislaman SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang yang telah memberikan informasi dan data yang penulis
butuhkan selama penelitian berlangsung.
9. Seluruh Guru dan staf karyawan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang
telah berkenan meluangkan waktunya dan mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian.
10. Seluruh siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah ikut
membantu penulis dalam penelitian.
11. 11
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
Kepada semua pihak tersebut diatas, semoga Allah SWT memberikan imbalan
pahala yang sepadan dan balasan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat kelak,
amin.
Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap
semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi saya
pribadi khususnya, amin ya rabbal’alamin.
Malang, 31 Juli 2010
Penulis
12. 12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... .. i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. vii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
ABSTRAK ...................................................................................................... xix
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
13. 13
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
E. Batasan Masalah ................................................................................ 8
F. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9
G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 12
BAB II : KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 15
A. Pendidikan Agama Islam ................................................................... 15
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................ 15
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................. 16
3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................ 18
4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI ........................ 20
B. Manajemen Kelas............................................................................... 22
1. Pengertian Manajemen Kelas ........................................................ 22
2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ........................................... 26
3. Prosedur Manajemen Kelas ........................................................... 31
4. Tujuan Manajemen Kelas.............................................................. 38
5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas........................................ 39
6. Perencanaan Manajemen Kelas ..................................................... 41
7. Pelaksanaan Manajemen Kelas ..................................................... 55
8. Evaluasi Manajemen Kelas ........................................................... 64
C. Efektifitas Proses Belajar Mengajar................................................... 65
1. Pengertian Efektifitas Proses Belajar Mengajar ............................ 65
14. 14
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses
Belajar Mengajar ........................................................................... 67
3. Unsur-unsur Efektifitas Proses Belajar Mengajar ......................... 73
4. Komponen Belajar Mengajar ........................................................ 75
5. Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar ..... 81
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 84
A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 84
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 84
C. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 86
D. Jenis Data......................................................................................... 87
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 87
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 90
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 91
H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................... 92
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN.............................................. 94
A. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................... 94
1. Identitas Objek Penelitian ........................................................... 94
2. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian........................................... 94
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ........ 95
4. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ............. 98
5. Keadaan Guru & Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ... 99
6. Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 100
15. 15
7. Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 100
8. Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 101
B. Paparan dan Analisis Data ............................................................... 102
1. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang........................................................................ 102
a. Analisis Masalah Manajemen Kelas ...................................... 102
b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar ........................................ 105
2. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang ........................................................................ 111
a. Tindakan-tindakan dalam Manajemen Kelas ......................... 112
b. Iklim/Suasana Kelas ............................................................... 113
c. Metode Pembelajaran ............................................................. 116
d. Penggunaan Media ................................................................. 117
e. Pola Interaksi .......................................................................... 118
3. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang........................................................................ 119
a. Tujuan Evaluasi ...................................................................... 120
b. Bentuk Evaluasi ..................................................................... 122
c. Tindak Lanjut Setelah Diadakan Evaluasi ............................. 123
16. 16
BAB V : PEMBAHASAN .............................................................................. 124
A. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang............................................................................. 125
B. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang............................................................................. 133
C. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang............................................................................. 140
BAB VI : PENUTUP ...................................................................................... 143
A. Kesimpulan ...................................................................................... 143
B. Saran-saran ...................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17. 17
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Malang........................... 98
Tabel 1 : Keadaan Guru dan Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 99
Tabel 2 : Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ................... 100
Tabel 3 : Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .................. 100
Tabel 4 : Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .... 101
18. 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Bukti Konsultasi
Lampiran 2 : Surat Penelitian dari Fakultas
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 4 : Perangkat Pembelajaran Kelas XI
Lampiran 5 : Daftar Nilai Kelas XI
Lampiran 6 : Instrumen Penelitian
Lampiran 7 : Dokumentasi
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup Penulis
19. 19
ABSTRAK
Hayati, Nafi’ Fadlilah. Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang. Dosen
Pembimbing: Marno, M.Ag
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan dalam pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu
Proses Belajar Mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas. Oleh
karena itu, diperlukan Manajemen kelas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Manajemen Kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan untuk menciptakan suasana atau kondisi kelas yang menunjang program
pengajaran, agar siswa ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di
sekolah. Di samping itu, Proses Belajar Mengajar dapat terwujud dengan baik apabila
terdapat interaksi yang komunikatif antara guru dengan siswa, sesama siswa maupun
dengan sumber belajar lainnya. Dalam Manajemen Kelas, guru sebagai pemeran
utama yang sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, harus
senantiasa memperhatikan dan menciptakan suasana kondusif di dalam kelas. Dengan
adanya guru yang berkompeten dan berkualitas diharapkan mampu dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, khususnya pada
materi PAI.
Berpijak dari latar belakang di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, untuk mengetahui Pelaksanaan
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen, dan untuk mengetahui evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar
Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen.
20. 20
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti
menganalisis data dengan memaparkan dan menafsirkan data yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait kemudian data dianalisis lebih
lanjut secara intensif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1.Perencanaan Manajemen
Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a. Analisis Masalah Manajemen Kelas: 1)
Masalah individual: siswa tidak mempunyai buku pegangan sendiri; kurangnya
konsentrasi siswa terhadap pelajaran; siswa kurang aktif; menarik perhatian orang
lain, 2)Masalah kelompok: sebagian siswa mereaksi negatif terhadap salah seorang
anggotanya, beberapa kelompok siswa cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari
tugas yang tengah dikerjakan dan semangat belajar rendah. b. Desain Kegiatan
Belajar Mengajar: 1) menyusun silabus disesuaikan dengan karakteristik materi; 2)
menyusun RPP disesuaikan dengan karakteristik, potensi,, kebutuhan dan keinginan
siswa, 3) Strategi pembelajaran: a) memilih cara belajar mengajar yang efektif; b)
menggunakan metode yang bervariasi; c) memberikan contoh yang baik terhadap
siswa, 4) pengembangan sumber belajar: memanfaatkan kelas dan masjid. 5)
pengembangan bahan ajar: membuat buku diklat/rangkuman. 2.Pelaksanaan
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a.tindakan-tindakan dalam manajemen kelas: 1)
membuat buku diklat/rangkuman; 2) memotivasi siswa agar konsentrasi pada
pelajaran; 3) merangsang siswa agar aktif di kelas. b. Iklim/suasana kelas: 1) ruang
kelas cukup memadai; 2) pengaturan tempat duduk dibuat bervariasi. 3) ventilasi,
pengaturan cahaya serta penyimpanan barang-barang di dalam kelas baik. c.Metode:
ceramah, drill, tanya jawab interaktif, dan peragaan, disesuaikan dengan kondisi
waktu itu d. Media: buku, Lembar Kerja Siswa (LKS), LCD, dan OHP, memfasilitasi
siswa dalam belajar. e. Pola interaksi: interaksi edukatif antara personal. 3. Evaluasi
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian ini, saran-saran yang diharapkan penulis adalah: (1) Bagi
seluruh warga SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, baik Kepala Sekolah, para guru,
dan siswa hendaknya selalu berupaya untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas
pendidikannya semaksimal mungkin. (2) Bagi peneliti lanjutan, hendaknya hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan diharapkan dapat
melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih sempurna tentang Manajemen Kelas
dalam meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI.
Kata Kunci: Manajemen Kelas, Efektifitas Proses Belajar Mengajar, PAI
21. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan,
baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi
dalam Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 pada BAB II, Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.1
1
Redaksi Sinar Grafika, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20 Tahun. 2003) (Jakarta:
Sinar Grafika, 2008), hlm. 7
22. 22
Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu
proses belajar mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas.
Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Karenanya, manajemen kelas memegang peranan
yang sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas
menurut Sunaryo adalah masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara
efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.2
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana
belajar-mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu dalam
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, sehingga
hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut,
dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang
diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses
tersebut. Adapun kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu (1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan
2
Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Malang: IKIP Malang, 1989), hlm.
62
23. 23
(2) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut
perlu dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif
bagi terciptanya pembelajaran yang baik pula.
Hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas
mencakup pengaturan ruang belajar dan perabot kelas, serta pengaturan
peserta didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih
memfokuskan pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya,
peserta didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun kondisi kelas
menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar inilah, maka hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Kelas adalah tingkah laku siswa
(aspek psikologis), susana belajar di kelas yang menyenangkan (sosial) dan
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, dan siswa dengan
siswa. Hal ini merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif.3
Menurut Mulyadi bahwa manajemen kelas adalah seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,
mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif
3
Moh. Uzer Usman, Mejadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 97
24. 24
serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan
produktif.4
Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif,
apabila: Pertama; diketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat
menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar
mengajar. Kedua; diketahui masalah apa sajakah yang biasa timbul dan dapat
merusak suasana belajar mengajar. Ketiga; dikuasainya berbagai pendekatan
dalam manajemen kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana
suatu pendekatan tersebut digunakan.5
Oleh karena itu, pengelola sekolah perlu menciptakan suasana
gembira/menyenangkan di lingkungan sekolah melalui manajemen kelas.
Karena, dengan menjalin keakraban antara guru-siswa, maka guru dapat
mengarahkan siswa dengan lebih mudah untuk mendorong dan memotivasi
semangat belajar siswa. Disamping itu, juga dimaksudkan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas secara kondusif yang memberi
kemungkinan tujuan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.6 Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang
4
Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 4
5
Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 116
6
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 184
25. 25
dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana yang tersedia
untuk memperoleh hasil belajar secara optimal.
Jadi, proses belajar mengajar dapat terwujud dengan baik apabila ada
interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber belajar
lainnya. Dengan kata lain “belajar dikatakan efektif apabila terjadi interaksi yang
cukup maksimal”. Namun, adapula kendala atau kesulitan yang dialami guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya keadaan siswa,
jumlah siswa, fasilitas yang kurang memadai, letak sekolah, dsb. Sehingga,
seorang guru dituntut mempunyai kemampuan/keahlian tertentu untuk dapat
menciptakan suasana kelas yang mendukung efektifitas belajar mengajar, agar
tercipta suasana/iklim belajar yang nyaman, kondusif, komunikatif, serta
dinamis yang diharapkan akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dan
semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan dari pada pendidikan itu sendiri.
Manajemen kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh setiap guru
dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif, agar proses belajar mengajar
dapat berjalan efektif.
Implementasi manajemen kelas melibatkan siswa di dalam kelas
untuk menentukan prinsip, prosedur, dan aturan bersama demi tujuan
bersama. Siswa dilibatkan melalui aktivitas-aktivitas belajar yang positif seperti
diskusi, laporan lisan, penelitian, simulasi, field trip, studi kasus, permainan
26. 26
peran, penyajian multi-media, dan sebagainya. Melalui aktivitas belajar tersebut
dimaksudkan agar siswa termotivasi untuk berpikir aktif, kritis dan kreatif. Selain
itu, aktivitas tersebut dapat meningkatkan interaksi antara siswa yang satu
dengan yang lainnya semakin baik.
Kecenderungan manajemen kelas sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa ini terlihat pada aspek potensi, bakat, dan minat siswa
dalam belajar. Dalam hal ini, potensi, bakat dan minat siswa akan berkembang
dengan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan Manajemen Kelas yang
memotivasi siswa yang semakin aktif dalam belajar akan semakin baik prestasi
yang diraih.
Karena betapa pentingnya manajemen kelas dengan serangkaian
manfaatnya dalam kegiatan proses belajar mengajar, maka SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen mencoba mengimplementasikan manajemen kelas
ini, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Meskipun
siswanya banyak yang minim tentang pengetahuan agama dan minimnya
alokasi waktu pembelajaran, guru PAI SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen
bersikeras dalam me-manage kelas agar pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai metode
dan media yang bervariasi sesuai dengan materi yang diberikan pada saat itu.
27. 27
Selain itu, suasana kelasnya pun tidak monoton. Sekali waktu pengaturan
tempat duduk dibuat bervariasi agar suasana kelas menyenangkan sehingga
membantu siswa dalam belajar di kelas. Pola interaksi antara guru PAI dan siswa
pun terlihat harmonis. Hal ini terbukti, di dalam dan di luar kelas komunikasi
antara keduanya seperti berjalan dengan baik.
Berpijak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin
meneliti lebih lanjut mengenai upaya mengembangkan efektifitas
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh
siswa melalui prosedur pengelolaan kelas dengan mengambil judul:
“Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis akan merumuskan
masalah yang menjadi dasar pokok pembahasan skripsi ini. Adapun rumusan
masalah tersebut adalah :
1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?
28. 28
2. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?
3. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam meningkatkan
Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam pembahasan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan tentang Perencanaan Manajemen Kelas dalam
Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang.
2. Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen
Malang.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas
dalam meningkatkan Efektifitas Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di
SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.
D. Manfaat Penelitian
29. 29
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara
teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan teori tentang manajemen kelas berikut inovasi yang terkait
dengan Manajemen Kelas. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1. Sekolah Lainnya
Sebagai contoh pemikiran dan pelaksanaan bagi perkembangan mutu
kegiatan proses belajar mengajar secara efektif melalui manajemen kelas
yang baik.
2. Peneliti Berikutnya
Sebagai dasar pengembangan penelitian berikutnya dengan meneliti
dimensi yang berbeda terkait dengan manajemen kelas yang dapat
menciptakan proses belajar mengajar secara efektif.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
manajemen kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencakup
analisis masalah manajemen kelas, desain kegiatan belajar mengajar, tindakan-
tindakan manajemen kelas, pengaturan suasana kelas, penggunaan metode dan
media, pola interaksi, dan evaluasi hasil belajar manajemen kelas.
30. 30
F. Penelitian Terdahulu
Dalam pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas
memadukan sumber-sumber pendidikan, agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Disamping itu,
manajemen bertugas memadukan sumber-sumber pendidikan secara
keseluruhan dan mengontrol/mengawas agar tepat dengan tujuan pendidikan.
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok manajemen
yang terdiri dari: Planning, Organizing, Leading/Actuating, dan Controlling.7
Planning (perencanaan) adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.8 Organizing
(pengorganisasian) adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut.
Leading/Actuating/ Directing adalah pelaksanaan/pengarahan kepada semua
anggota, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.
7
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 1
8
Ibid., hlm. 49
31. 31
Controlling (pengawasan/pengendalian) merupakan pengukuran dan perbaikan
terhadap pelaksanaan kerja anggota, agar rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan dapat terselenggara.
Setelah diketahui deskripsi singkat beberapa fungsi manajemen
diatas, serta mengingat penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu terkait
dengan Manajemen Kelas, maka penulis menunjukkan permasalahan yang
berkaitan dengan perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), evaluasi
(controlling) dalam manajemen kelas. Permasalahan tersebut terkait dengan
perencanaan manajemen kelas dalam proses belajar mengajar Pendidikan
Agama Islam. Selanjutnya, tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses
belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dan yang terakhir evaluasi
pelaksanaan manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam.
Pembahasan tentang manajemen kelas, belum terlalu banyak dibahas
dalam penelitian sebelumnya, sehingga penulis mengambil judul: ”Manajemen
Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”.
Penelitian tentang manajemen kelas yang akan penulis bahas, masih
sangat jarang diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, walaupun ada itu hanya
beberapa peneliti saja dengan obyek yang berbeda. Salah satunya adalah
32. 32
Husnul Khotimah, 2006, dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Kelas
dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran PAI Siswa (Studi Kasus di SMK
Negeri 1 Batu)”.
Penulis tersebut membahas tentang implementasi manajemen kelas
Pendidikan Agama Islam dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan
manajemen kelas Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Batu. Hasil dari
penelitian tersebut adalah manajemen kelas yang diterapkan dalam
meningkatkan efektifitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Batu meliputi
perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, disiplin kelas,
konflik kelas, evaluasi pembelajaran. Untuk faktor penghambatnya: kurangnya
kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam melakukan efektifitas pembelajaran
PAI, kurangnya fasilitas dan media pembelajaran PAI yang ada di SMK N 1 Batu,
keadaan ekonomi orang tua yang kurang cukup, lingkungan siswa yang keras
serta keadaan keluarga yang broken home. Dan usaha-usaha yang dilakukan
dalam manajemen kelas terkait dengan pembelajaran PAI di SMK Negeri 1 Batu,
adalah: mempersiapkan tugas administratif, memberi motivasi kepada siswa,
membuat modul sesuai dengan materi, mengatasi setiap permasalahan siswa,
memilih metode, membentukan kelompok diskusi, meningkatkan kedisiplinan
siswa.
33. 33
Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Husnul Khotimah, sama halnya
dengan yang akan peneliti laksanakan, yaitu membahas tentang manajemen
kelas. Namun terdapat beberapa perbedaan dan beberapa alasan tentang
pengambilan judul ini, antara lain:
a. Lokasi
Lokasi penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu terletak di
SMK Negeri 1 Batu, sedangkan lokasi yang akan diobservasi oleh peneliti
pada kali ini terletak di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.
b. Peneliti melihat pelaksanaan manajemen kelas belum seluruhnya
menyeluruh dan terlaksana dengan baik di setiap sekolah. Sehingga peneliti
ingin mengkaji lebih dalam dan mengkomparasikan pelaksanaan Manajemen
Kelas di kedua tempat tersebut. Dengan alasan berbagai faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan Manajemen Kelas di kedua tempat tersebut
sangat berbeda.
Untuk mengetahui pembahasan tentang judul tersebut maka penulis
akan menjelaskan mengenai Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar
Mengajar PAI.
G. Sistematika Pembahasan
34. 34
Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini,
maka pembahasan ini dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab ini
disusun sebagai berikut:
Bab Pertama, berisi tentang Pendahuluan. Yang menggambarkan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, penelitian terdahulu, dan sistematika
pembahasan.
Bab Kedua, berisi tentang Kajian Pustaka. Yang memaparkan tentang
Pendidikan Agama Islam terdiri dari; pengertian PAI, dasar dan tujuan PAI,
kedudukan dan fungsi PAI dan Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI.
Untuk Manajemen Kelas meliputi; pengertian Manajemen Kelas, prosedur
Manajemen Kelas, pendekatan dalam Manajemen Kelas, tujuan Manajemen
Kelas, hambatan-hambatan Manajemen Kelas, Perencanaan Manajemen Kelas,
Pelaksanaan Manajemen Kelas dan Evaluasi Manajemen Kelas. Sedangkan
Efektifitas Proses Belajar Mengajar meliputi; pengertian Efektifitas Proses
Belajar Mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses Belajar
Mengajar, unsur-unsur efektifitas Proses Belajar Mengajar, komponen belajar-
mengajar dan Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar.
Bab Ketiga, berisi tentang Metode Penelitian. Dalam Bab ini, penulis
menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian,
35. 35
kehadiran peneliti, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab Keempat, berisi tentang Laporan Hasil Penelitian. Pada bab ini
penulis mengemukakan masalah-masalah yang diperoleh dari penelitian pada
obyek, meliputi: latar belakang obyek penelitian, penyajian data dan analisis
data.
Bab Kelima, Pembahasan. Pada bab ini penulis membahas tentang
laporan hasil penelitian.
Bab Keenam, Penutup. Pada akhir pembahasan, penulis akan
mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan
dengan realita hasil penelitian, kata penutup serta pada bagian terakhir penulis
cantumkan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
36. 36
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Daradjat, pengertian Pendidikan Agama Islam adalah
pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang dilakukan secara
sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh, serta menghayati tujuan, yang
37. 37
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.9
Dalam Kurikulum PAI tahun 2002 seperti yang telah dikutip oleh
Abdul Majid, mengatakan bahwa Pendidikan agama Islam adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam yang
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.10
Sedangkan menurut Azizy, Pendidikan Agama Islam merupakan
proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan dari generasi tua
kepada generasi muda yang mencakup dua hal yaitu, mendidik siswa untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa-
siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam.11
Sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir yang menyatakan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
9
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130
10
Ibid..
11
Ibid., hlm. 131
38. 38
Islam. Bila disingkat, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap
seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.12
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 13
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan
perundang-undangan. Yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama, di sekolah-
sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.
b. Dasar Religi
Dasar religius ini bersumber dari agama Islam yang tertera dalam
ayat Al-Qur’an dan Hadits, yaitu:
1) Sumber dari al-Qur’an. Antara lain:
12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 32
13
Abdul Majid dan Dian Andayani. Op. Cit., hlm. 132
39. 39
a) Surat Al-Mujadalah ayat 11:
(11 :ﺠﺕ. . .)ﺍﻝﻤﺠﺎﺩﻝﻪ ﻥ ﹸﻭ ﹸﻭﺍ ﺍﻝﹾﻌﻠﹾﻡ ﺩﺍﻝﺫﻴ ﺍ ﻤﻨﹾﻜﻡﻥ ﺍﻤﻨﻭﻓﻊ ﺍﷲ ﺍﻝﺫﻴ. . . ﻴﺭ
ﺭ ﺍ ﺘ ﹸ ﻭ ﹼ ﹸ ﹶ ﹺ ُ ﹼ
“. . . niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)
b) Hadist Riwayat Baihaqi:
(ﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻝﺒﻴﻬﻘﻰ ﺎ ﻴﻤﺠﻪ ﺍﻭ ﺍ ﻴﻨﺼﻪ ﺍﻭ ﺍ ﺍﻩ ﻴﻬﻭ ﻠﻰ ﺍﻝﹾﻔﻁﹾﺭﺓ ﻓﺎﺒ ﻭﻝﺩﺩ ُﻴﻝﻭﻜل ﻤﻭ
ﺴ ﻨ ﺭ ﻨ ﹶ ﹶ ﺩ ﻨ ﹶ ﻭ ﹶ ﹶ ﻋ ﹶ ﹸ ﹸ ﱡ
“Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragam
(perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragam Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR.
Baihaqi)
c. Dasar Sosial-Psikologi
Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya suatu
pegangan hidup, yaitu agama. Mereka merasakan, bahwa dalam jiwanya
ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat
mereka berlindung dan meminta pertolongan. Hal semacam ini terjadi
pada masyarakat yang masih primitif maupun modern. Mereka akan
merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan
dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.14
14
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 12
40. 40
Adapun tujuan dari Pendidikan Agama Islam secara umum adalah
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam mempunyai kedudukan dan peranan
penting dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia. Sedangkan
fungsinya adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga
dan digunakan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
Secara khusus kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.
41. 41
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik fisik maupaun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
orang lain.15
15
Ibid., hlm. 134-135
42. 42
4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI
a. Dapat melibatkan siswa secara aktif
Menurut William Burton mengajar adalah membimbing kegiatan
belajar siswa sehingga ia mau belajar.16 Dengan demikian, aktivitas murid
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga muridlah yang
seharusnya banyak aktif sebab murid sebagai subyek didik adalah yang
merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
b. Dapat menarik minat dan perhatian siswa
Kondisi belajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap
pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar
sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa,
baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sehingga hal itu
akan menjadikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan secara
efektif.
c. Dapat membangkitkan motivasi siswa
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 21
43. 43
mencapai tujuan, atau kesadaran dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan
efektif apabila dapat membangkitkan motivasi siswa yang sedang belajar.
d. Prinsip individualitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan efektif jika
guru selalu memperhatikan keragaman karakteristik setiap siswa. Dengan
kata lain hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar
dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus
mengajar siswa secara individual.17 Dengan demikian, maka siswa akan
merasakan perhatian guru dan pembelajaran juga akan terlaksana dengan
maksimal.
e. Peragaan dalam pengajaran
Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau
pengalaman konkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.
Dan apabila pembelajaran dilaksanakan dengan melaksanakan peragaan
yang sesuai maka akan dapat membantu siswa dalam pengajaran.18
f. Pembelajaran yang dapat menjadikan siswa antusias
17
Ibid., hlm. 30
18
Ibid., hlm. 31
44. 44
Keantusiasan siswa dalam pembelajaran khususnya Pendidikan
Agama Islam akan berpengaruh pada efektifitas proses pembelajaran yang
dilakukannya.
B. Manajemen Kelas
1. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen Kelas berasal dari dua kata, yaitu dari kata manajemen
dan kelas. Manajemen dari kata Management, yang diterjemahkan pula
menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran.19 Dengan kata lain arti dari Manajemen adalah
pengelolaan usaha, kepengurusan, direksi, ketatalaksanaan penggunaaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.20
Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maka,
dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan
atau pengurusan sekaligus pengawasan pada sesuatu yang terlibat dalam
19
Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 2
20
Pius A.Partanto dan M.Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm.
434
45. 45
pelaksanaan dan pencapaian tujuan agar sesuatu tersebut berjalan dengan
lancar, efektif dan efisien.
Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas
dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi
siswa. Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yakni :
a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis
karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis
masing-masing.
b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit
kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.21
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang belajar dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.22
21
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 176
22
Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 3
46. 46
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan
belajar dan atau sekelompok siswa yang belajar (rombongan belajar), dimana
guru mengajar, peserta didik belajar, dan tingkatan (grade) sebagai satu
kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai
suatu tujuan.
Setelah berbicara tentang pengertian dari manajemen dan kelas di
atas, maka di bawah ini para ahli pendidikan mendefinisikan manajemen
kelas, antara lain:
a. Made Pidarta mengatakan, manajemen kelas adalah proses seleksi dan
penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Guru
bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi
kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya,
bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual.23
b. Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa manajemen kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar.24
23
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), hlm. 172
24
Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 97
47. 47
c. Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa manajemen kelas adalah
suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal
mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran.25
d. Johanna Kasin Lemlech, dalam bukunya Cecep Wijaya & A. Tabrani Rusyan
mengatakan bahwa Classroom management is the orchestration of
classroom life: planning curriculum, organizing procedures and resources,
arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student
progress, anticipating potential problems.26 Menurut definisi ini, yang
dimaksud dengan manajemen kelas adalah usaha dari pihak guru untuk
menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya,
penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya
untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul.
e. Menurut Mulyadi, bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan
untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,
mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang
25
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 173
26
Cece Wijaya, A.Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 113
48. 48
positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif dan produktif.27
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa
di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana/kondisi kelas yang menunjang program pembelajaran dengan
jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut
terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. Jadi
manajemen kelas harus mengacu pada penciptaan suasana atau kondisi
kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar
dengan efektif.28
2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen
kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap
tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada
waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Di bawah ini ada beberapa
pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam
upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut:
27
Mulyadi., Op.Cit., hlm. 4
28
Ibid., hlm. 2
49. 49
a. Pendekatan Manajerial
Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang
berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat
dibedakan menjadi :
1) Kontrol Otoriter
Dalam menegakkan disiplin kelas guru harus bersikap keras, jika
perlu dengan hukuman-hukuman yang berat. Menurut konsep ini,
disiplin kelas yang baik adalah apabila siswa duduk, diam, dan
mendengarkan perkataan guru.
2) Kebebasan Liberal
Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya
untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas
anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi,
sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat
terjadinya kekacauan atau kericuhan di dalam kelas karena kebebasan
yang didapat oleh siswa disalahgunakan.
3) Kebebasan Terbimbing
50. 50
Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan
kebebasan liberal. Di sini siswa diberi kebebasan untuk melakukan
aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Di satu pihak siswa diberi
kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus
dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat
penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep
ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.
b. Pendekatan Psikologis
Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi
psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin
kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai
berikut:
1) Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)29
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang
mengemukakan pendapat bahwa:
a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan
hasil proses belajar.30
b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan
untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu
29
Ibid., hlm. 35
30
Ibid..
51. 51
diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti
hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan
aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative
reinforcement) seperti hukuman, penghapusan hak, dan ancaman.31
Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Penguatan Primer, yaitu penguatan yang tanpa dipelajari seperti
makan, minum, menghangatkan tubuh, dsb.
2. Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil proses
belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan
sosial (pujian, sanjungan, perhatian, dsb), penguatan simbolik
(nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) dan penguatan
dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan yang disenangi
oleh siswa yang tidak semua siswa dapat mempraktekkannya).
Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus
(continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan
yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu),
misalnya setiap satu semester sekali, setahun sekali, dsb.
2) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)32
31
Ibid., hlm. 36
32
Ibid., hlm. 46
52. 52
Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling
yang mempradugakan:
a) Proses Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan
sosio-emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan inter
personal yang harmonis antar guru dengan guru, guru dengan
siswa dan antara siswa dengan siswa merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif.33
b) Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim
sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus di
hadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai
manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri.
Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa
menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut
memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif
dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang
perlu dilakukannya sebagai alternatif penyelesaian.
c. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)34
33
Ibid..
34
Ibid., hlm. 55
53. 53
Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika
kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah:
1) Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok
sosial.
2) Tugas pokok guru yang utama dalam manajemen kelas ialah membina
kelompok yang produktif dan efektif.35
d. Pendekatan Elektif (Electic Approach)
Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan
masing-masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok
untuk semua masalah dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai
tujuan dan wawasan tertentu. Dengan demikan, guru dituntut untuk
memahami berbagai pendekatan. Dengan dikuasainya berbagai
pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk
menggunakannya bahkan dapat memadukannya.
Pendekatan Elektik disebut juga dengan pendekatan pluralistik,
yaitu manajemen kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan
35
Ibid..
54. 54
menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan
kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan
proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.36
3. Prosedur Manajemen Kelas
Upaya untuk menciptakan dan mempertahankan suasana yang
diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi, perlu dilakukan langkah-langkah
tertentu untuk me-manage kelas dengan baik. Langkah-langkah ini disebut
sebagai prosedur manajemen kelas. Adapun prosedur manajemen kelas ini
dapat dilakukan secara preventif (pencegahan) maupun kuratif
(penyembuhan).37 Perbedaan kedua jenis pengelolaan kelas
tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan langkah-langkah yang perlu
dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis manajemen
kelas tersebut. Dikatakan secara preventif apabila langkah-langkah/upaya
yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk mengatur siswa, peralatan
(fasilitas) atau format belajar mengajar yang tepat yang dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar.38 Sedangkan yang dimaksud
dengan manajemen kelas secara kuratif adalah langkah-langkah tindakan
36
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 184
37
Mulyadi. Op. Cit, hlm. 19
38
Ibid., hlm. 20
55. 55
penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu
kondisi-kondisi optimal dan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung.39
a. Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Preventif meliputi :
1) Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru
Suatu langkah yang mendasar dalam strategi manajemen
kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri
pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang
pendidik harus menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan fungsi
yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya yang sedang belajar,40 serta
bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa
apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa,
semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
2) Peningkatan Kesadaran Siswa
Kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam proses
pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang
jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan.
Dalam hal proses pembelajaran, siswa harus menyadari bahwa
dia belajar adalah dengan tujuan tertentu. Keefektifan siswa dalam
39
Ibid., hlm. 25
40
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 112
56. 56
proses pembelajaran sebenarnya bergantung pada tingkat kesadaran
siswa tersebut di dalam proses. Semakin tinggi tingkat kesadarannya
semakin tinggi pula keefektifannya. Kondisi ini selanjutnya berdampak
pada tingkat penguasaan kemampuan dari siswa yang bersangkutan.41
Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk melakukan
tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia
membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu.
Untuk membangkitkan kesadaran siswa dalam peran sertanya
dalam proses pembelajaran kelas, tidak cukup hanya guru yang harus
berkutat pada metode-metode pembelajaran yang disesuaikan dengan
kondisi kelas. Proses tersebut memerlukan keikutsertaan siswa yang
sebenarnya merupakan subyek yang sedang belajar,42 agar dapat
menimbulkan suasana kelas yang mendukung untuk melakukan proses
belajar mengajar.
3) Penampilan Sikap Tulus Guru
Guru mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan
kondisi belajar yang optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak secara
wajar, tulus dan tidak pura-pura terhadap siswa.43 Penampilan sikap
41
Ibid., hlm. 100
42
Ibid., hlm. 111-112
43
Mulyadi. Op. Cit, hlm. 23
57. 57
guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan
dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus
adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-
terang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap
tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa
sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah
keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar
yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas
peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat
sekolah.
Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan
proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah
kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan
pendidikan.
4) Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa
Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik
yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang
diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut
bisa bersifat perseorangan maupun kelompok. Identifikasi akan variasi
tingkah laku siswa itu diperlukan bagi guru untuk menetapkan pola
58. 58
atau pendekatan manajemen kelas yang akan diterapkan dalam situasi
kelas tertentu.
5) Penemuan Alternatif Manajemen Kelas
Agar pemilihan alternatif tindakan manajemen kelas dapat
sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik
mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam
manajemen kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai,
diharapkan arah manajemen kelas yang diharapkan akan tercapai.
Selain itu, pengalaman guru yang selama ini dilakukan dalam
mengelola kelas waktu mengajar, baik yang dilakukan secara sadar
maupun tidak sadar perlu pula dijadikan sebagai referensi yang cukup
berharga dalam melakukan manajemen kelas.44
6) Pembuatan Kontrak Sosial
Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan
dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak
tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai
individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah
44
Ibid., hlm. 24
59. 59
yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan
terjadinya pelanggaran.
Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya
manajemen kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan
pengarahan dan bimbingan dari pendidik.
a) Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Kuratif meliputi :
1) Identifikasi Masalah
Pertama-tama guru melakukan identifikasi masalah dengan
jalan berusaha memahami dan menyidik penyimpangan tingkah
laku siswa yang dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan
didalam kelas, dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang
berdampak negatif secara luas atau tidak, ataukah hanya sekedar
masalah perseorangan atau kelompok, ataukah bersifat sesaat
saja ataukah sering dilakukan maupun hanya sekedar kebiasaan
siswa.
2) Analisis Masalah
Dengan hasil penyidikan yang mendalam, seorang guru dapat
melanjutkan langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui latar
belakang serta sebab-musabbab timbulnya tingkah laku siswa
60. 60
yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan dapat
ditemukan sumber masalah yang sebenarnya.
3) Penetapan Alternatif Pemecahan
Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan
tersebut, hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang
dapat digunakan dalam manajemen kelas dan juga memahami
cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan
pendekatan masing-masing.45
Dengan membandingkan berbagai alternatif pendekatan yang
mungkin dapat dipergunakan, seorang guru akan dapat memilih
alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah pada situasi
yang dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu pendekatan,
maka cara-cara mengatasi masalah tersebut juga akan dapat
ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan manajemen kelas
yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan.
4) Monitoring
Hal ini diperlukan, karena akibat perlakuan guru dapat saja
mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang
45
Ibid., hlm. 26
61. 61
menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau
bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang
berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah
monitoring ini pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat
dari apa yang telah terjadi.
5) Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back)
Hasil Monitoring tersebut, hendaknya dimanfaatkan secara
konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk:
a) Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan
bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang
sama.
b) Dasar dalam melakukan kegiatan manajemen kelas berikutnya
sebagai tindak lanjut dari kegiatan manajemen kelas yang
sudah dilakukan sebelumnya. Yakni untuk lebih menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal, dengan
diusahakannya pencapaian tujuan melalui kegiatan
pengaturan siswa, bahan/alat pelajaran dan format belajar
mengajar yang kesemuanya difokuskan pada penciptaan
62. 62
kondisi belajar mengajar yang menunjang cara belajar siswa
aktif.46
4. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam
tujuan pendidikan, baik secara umum maupun khusus. Secara umum tujuan
manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual
dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para
siswa.
Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut:
a. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya. Dengan manajemen kelas, guru mudah untuk melihat
dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa,
terutama siswa yang tergolong lamban.
46
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), hlm. 49
63. 63
c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting
untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pembelajaran pada masa
mendatang.
Jadi, manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di
dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang
memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian,
dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas
a. Faktor guru, faktor penghambat yang datang dari sini berupa hal-hal,
seperti: tipe kepemimpinan guru yang otoriter, format belajar mengajar
yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru yang tidak baik,
pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserta
didik yang kurang.47
b. Faktor peserta didik. Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi
tugas dan haknya sebagai anggota kelas atau suatu sekolah akan menjadi
masalah dalam pengelolaan kelas.
47
Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Op. Cit., hlm. 151-152
64. 64
c. Faktor keluarga. Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan
pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan
tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di
dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik penganggu dan pembuat
ribut, mereka itu biasanya dari keluarga yang broken-home.
d. Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi: jumlah peserta didik dalam kelas yang
terlalu banyak dan tidak seimbang dengan ukuran kelas, besar dan
kecilnya ruangan tidak disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya,
ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang
membutuhkannya.48
e. Faktor sekolah sebagai lembaga pendidikan. Faktor ini meliputi:
pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan,
pengaturan upacara bendera pada setiap hari Senin dan masalah-masalah
yang bertalian dengan disiplin.49 Misalnya, menegur peserta didik yang
selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang
tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang
rambutnya gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik
yang merokok di kelas atau sekolah dan suka minum-minuman keras,
48
Ibid., hlm. 153-154
49
Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Op.Cit., hlm. 135
65. 65
sampai kepada mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antar
sekolah.
f. Faktor yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah. Dalam
mengatasi masalah semacam ini mungkin yang harus terlibat adalah orang
tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna,
bahkan para pengusaha dan lembaga pemerintahan setempat.
6. Perencanaan Manajemen Kelas
a. Analisis Masalah Manajemen Kelas
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok.50 Meskipun
seringkali terjadi perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan
perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan
efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah
yang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi dengan
penanggulangan yang tepat pula.
1) Masalah Individual
50
Ahmad Rohani, Op. Cit., hlm. 124
66. 66
Dalam konteks ini dapat dibedakan menjadi empat kelompok
masalah manajemen kelas yang bersifat individual, yaitu:
a) attention-getting behaviors (tingkah laku menarik perhatian orang
lain).
b) power-seeking behaviors (tingkah laku mencari kekuasaan).
c) revenge-seeking behaviors (tingkah laku menuntut balas).
d) peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali
menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin hanya
kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
2) Masalah Kelompok
Louis V Johson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh
kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas,51 yaitu:
1) kelas kurang kohesif lantaran alasan karena jenis kelamin, suku, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya.
2) penyebalan terhadap norma-norma tingkah laku yang telah disepakati
sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras di ruang baca
perpustakaan.
51
Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 15
67. 67
3) kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya
mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi
dengan suara sumbang.
4) membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
misalnya pembinaan semangat kepada badut kelas.
5) kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang
tengah dikerjakan.
6) semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes kepada
guru karena menganggap yang diberikan kurang fair.
7) kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti
gangguan jadwal, guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain
dan sebagainya.
b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar
Desain kegiatan belajar mengajar/desain pembelajaran merupakan
suatu perencanaan atau persiapan yang sistematis dalam suatu aktivitas
pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta
melalui langkah-langkah pembelajaran yang akan dimanifestasikan
bersama-sama pada peserta didik. Singkat kata, desain pembelajaran
merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan
68. 68
kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.52 Kegiatan ini
merupakan tugas guru sebagai desainer dalam menyusun perangkat dan
instrumen pembelajaran.
1) Menyusun Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai ”Garis besar,
ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pelajaran”. Silabus
digunakan menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa
penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan
dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang
perlu dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan
kemampuan dasar.
Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana
bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,
sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian
materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.
52
Ibid,, hlm. 69
69. 69
Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus
adalah:53
• Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
• Komponen silabus menjawab: kompetensi apa yang akan
dikembangkan pada siswa?; bagaimana cara mengembangkannya?;
bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dikuasai oleh
siswa?.
• Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi
perencanaan belajar mengajar.
• Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata
pelajaran di sekolah/madrasah kelompok guru, musyawarah guru
mata pelajaran dan dinas pendidikan.
Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup
unsur-unsur: tujuan mata pelajaran yang diajarkan; sasaran-sasaran
mata pelajaran; keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai
mata pelajaran tersebut dengan baik; urutan topik-topik yang
53
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 39
70. 70
diajarkan; aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung
keberhasilan pembelajaran; berbagai teknik evaluasi yang digunakan.
Contoh Format Silabus54
Nama Sekolah : (diisi nama sekolah)
Mata Pelajaran : (diisi nama mata pelajaran)
Kelas : (diisi kelas berapa standar kompetensi tersebut harus
dicapai melalui proses belajar mengajar)
Semester : (diisi semester berapa standar kompetensi tersebut
harus dicapai melalui proses belajar
mengajar)
Standar Kompetensi : (diisi rumusan standar kompetensi yang akan
dikembangkan silabusnya)
Kompe Materi Pengalaman Indikator PENILAIAN Alokasi Sumber
tensi Pokok Belajar Contoh Waktu Bahan/ Alat
Jenis Bentuk
Dasar Rumusan (menit)
Tagihan Instrumen Instrumen
Memu Memu Memuat Berisi Berisi Instumen Diisi Memu Memuat
at at alternatif penjabar jenis- dikategorikan contoh at nomor atau
kompe materi kegiatan an jenis menjadi dua, rumusan alokasi kode jenis
tensi pokok siswa dalam kompete tagihan yaitu tes dan sesuai yang sumber
dasar yang berinteraksi nsi dasar untuk nontes. Tes dengan diperlu bahan yang
hasil diambil secara yang mencapai meliputi pilihan bentuk kan digunakan
penjab /dikuti langsung dirumusk indikator. ganda,uraian instrume untuk beserta
aran p dari dengan an Jenis objektif, n yang mengu halaman
dari buku objek/sumber dengan tagihan jawaban digunaka asai yang
standa KBK. belajar. kata yang singkat, n masing dirujuk.
r Kemud Misalnya kerja dapat menjodohkan, -
kompe ian tugas operasio digunaka benar salah, masing
tensi diuraik mandiri, nal yang n antara portofolio. kompe
yang an tugas bisa lain: kuis, Nontes meliput: tensi
telah secara kelompok, diukur pertanya wawancara, dasar.
dirumu agak melakukan dan an lisan, angket,
54
Marno, Siti Kusrini & Sutiah, Ketrampilan Dasar Mengajar (PPL 1) (Malang: Fakultas Tarbiyah,
2009), hlm. 146