SlideShare a Scribd company logo
1




MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
    BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
          MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG




                        SKRIPSI




                      Disusun oleh :
                   Nafi’ Fadlilah Hayati
                        06110040




        PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
           JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
                  FAKULTAS TARBIYAH
               UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
            MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
                        Juli, 2010
2




MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
    BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
             MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG



                                 SKRIPSI
         Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
 Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
       Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)




                                   Oleh:
                           Nafi’ Fadlilah Hayati
                                 06110040




          PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
               JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
                        FAKULTAS TARBIYAH
                    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
               MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
                                 Juli, 2010
3




                    HALAMAN PERSETUJUAN



MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
    BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
          MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG



                            SKRIPSI


                              Oleh:
                      Nafi’ Fadlilah Hayati
                            06110040


                      Telah disetujui oleh:
                      Dosen Pembimbing



                         Marno, M. Ag
                  NIP. 197208222002121001



                      Tanggal, 31 Juli 2010



                           Mengetahui
              Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam




                     Drs. Moh. Padil, M. Pd.I
4




                               NIP. 196512051994031003

                            HALAMAN PENGESAHAN


MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES
   BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA
          MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG

                                          SKRIPSI

                            Dipersiapkan dan disusun oleh:
                            Nafi’ Fadlilah Hayati (06110040)

                   telah dipertahankan di depan dewan penguji
                      pada tanggal 31 Juli 2010 dengan nilai A
           dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
        untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)
                             pada tanggal: 31 Juli 2010


Panitia Ujian                                      Tanda Tangan
Ketua Sidang

Dr. H. Farid Hasyim, M.Ag                      :
NIP. 19520309198303002
Sekretaris Sidang

Marno, M.Ag                                    :
NIP. 197208222002121001
Pembimbing

Marno, M.Ag                                    :
NIP. 197208222002121001
Penguji Utama


Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag          :
NIP. 196712201998031002
                                    Mengesahkan,
5




           Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


                            Dr. H. M. Zainuddin, MA
                          NIP. 19620507 199503 1 001
                         HALAMAN PERSEMBAHAN


Ku bersujud di atas sajadah seraya mengucapkan syukur alhamdulillah atas segala
yang telah Engkau berikan kepadaku selama ini. Karena, atas kehendak dan
keridhloan-Mu maka akan ku persembahkan karyaku ini kepada:

Ayahku Amiruddin (alm.) dan Bundaku Hutimah tercinta, yang telah mengayomi dan
mengasihiku dengan kasih sayang, setulus hati mendoakan putrinya selama studi di
UIN MALIKI Malang dan telah menjadikan dan mengajariku menjadi manusia
dewasa dan lebih baik sebelumnya.

Kakakku Mas Oo dan adik-adikku tersayang, Guling & Dadak, yang selalu
memberiku motivasi agar aku selalu bersemangat. Mereka yang selalu menghiburku
di saat aku gundah. Mereka adalah masa depanku dan harapanku.

Seluruh keluarga dan saudara-saudaraku, yang tidak mungkin kusebutkan satu
persatu, terima kasih atas motivasi dan doa yang telah diberikan untukku.

Dosen pembimbingku, Pak Marno, yang senantiasa memberikan dukungan serta
membimbingku dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran. Terima kasih
Pak Marno……

Para guru dan dosen-dosenku, yang selalu menjadi pelita dalam hidupku yang telah
membimbing dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat berarti. Jasamu tiada tara……

Sahabat-sahabatku (Bahak, Devi, Iqbal, Alfian, Berta, Iqro’, Luluk, Leli, Fidho,
Nurul, Lia, Kemplu, Mieng2, Vina, Santi), yang dengan sabar dan setia telah menjadi
tempat berbagi cerita dan berdiskusi untukku. Kalian telah mengajariku untuk
mengenal arti kehidupan dan merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Aku
selalu merindukan canda tawa kalian di saat kita masih bersama…….

Kawan-kawanku yang ceria di kos “Kavling 8“ (Pipiel, Emi, Iswatik, Mbak Cemcem,
Mumuf, Popok, Mbak Rika, Itjah, Chenul, A’yun, Ari Sumi, Bundo Beti, Dwi,
Nopreth, Zahra, Yeni, Chiko, Ima, Emak Widya, Fitri, Mbak Lia,), terima kasih atas
6




kekompakan dan motivasinya. Di saat aku tergoda oleh keputusasaan, kalian semua
yang membangkitkan semangatku kembali.

Ya Allah……kuhaturkan ucapan syukur pada-Mu yang telah menghadirkan orang-
orang di sampingku yang selalu tulus mencintaiku, mengasihiku dan menyayangiku
dengan sebening cinta dan sesuci doa.
                                MOTTO



                                         
               ִ


    Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
       kepada Engkaulah kami memohon pertolongan




(Departemen Agama RI, 2003. AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA. Bandung:
    Dipenogoro)
7




Marno, M.Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal     : Skripsi Nafi’ Fadlilah Hayati                    Malang, 31 Juli 2010
Lamp. : 5 Eksemplar Skripsi


Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
di
     Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
        Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah
ini:
        Nama               : Nafi’ Fadlilah Hayati
        NIM                : 06110040
        Jurusan            : PAI
        Judul Skripsi      : Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses
                           Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA
                           Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
8




Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                         Pembimbing,


                                                         Marno, M.Ag
                                             NIP. 197208222002121001
                              SURAT PERNYATAAN



       Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.




                                                 Malang, 31 Juli 2010




                                                 Nafi’ Fadlilah Hayati
9




                                KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,

          Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis panjatkan

syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan

hidayah-Nya      penulisan   skripsi   yang   berjudul   ”Manajemen   Kelas   dalam

Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1

Kepanjen Malang” dapat terselesaikan.

          Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, yang telah mengantar umatnya menuju

jalan kebenaran dan semoga kita diberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangan

beliau.

          Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda (alm.), Ibunda, kakak serta adik-adikku tercinta, yang dengan

    kelembutan dan kesabaran hati telah memberikan perhatian, kasih sayang, dan

    motivasi baik spiritual maupun material yang senantiasa mengiringi langkahku.
10




2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN MALIKI Malang.

3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI

   Malang.

4. Bapak Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah UIN

   MALIKI Malang.

5. Bapak Marno, M.Ag selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas

   dan penuh tanggung-jawab telah memberikan bimbingan di tengah-tengah

   kesibukannya, petunjuk serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

   skripsi ini. Jazakumullah Khoiron Katsiro.

6. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang, yang telah

   melayani kami dengan baik.

7. Bapak Hari Mulyadi, S.Pd selaku Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen

   Malang yang telah mengizinkan dan memberikan informasi dan data yang penulis

   butuhkan selama penelitian berlangsung.

8. Bapak Ro’ufur Rozi, S.PdI selaku Guru Keislaman SMA Muhammadiyah 1

   Kepanjen Malang yang telah memberikan informasi dan data yang penulis

   butuhkan selama penelitian berlangsung.

9. Seluruh Guru dan staf karyawan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang

   telah berkenan meluangkan waktunya dan mempermudah penulis dalam

   melakukan penelitian.

10. Seluruh siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah ikut

   membantu penulis dalam penelitian.
11




11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

   membantu sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.

        Kepada semua pihak tersebut diatas, semoga Allah SWT memberikan imbalan

pahala yang sepadan dan balasan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat kelak,

amin.

        Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap

semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi saya

pribadi khususnya, amin ya rabbal’alamin.



                                                   Malang, 31 Juli 2010



                                                            Penulis
12




                                                    DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ..               i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................               ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................                         iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................                        iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................                           v

MOTTO ..........................................................................................................   vi

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. vii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................                ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

ABSTRAK ...................................................................................................... xix

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................                   1

        A. Latar Belakang Masalah ....................................................................             1

        B. Rumusan Masalah ..............................................................................          7
13




       C. Tujuan Penelitian ...............................................................................   7

       D. Manfaat Penelitian .............................................................................    8

       E. Batasan Masalah ................................................................................    8

       F. Penelitian Terdahulu ..........................................................................     9

       G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 15

       A. Pendidikan Agama Islam ................................................................... 15

           1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................ 15

           2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................. 16

           3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................ 18

           4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI ........................ 20

       B. Manajemen Kelas............................................................................... 22

           1. Pengertian Manajemen Kelas ........................................................ 22

           2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ........................................... 26

           3. Prosedur Manajemen Kelas ........................................................... 31

           4. Tujuan Manajemen Kelas.............................................................. 38

           5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas........................................ 39

           6. Perencanaan Manajemen Kelas ..................................................... 41

           7. Pelaksanaan Manajemen Kelas ..................................................... 55

           8. Evaluasi Manajemen Kelas ........................................................... 64

       C. Efektifitas Proses Belajar Mengajar................................................... 65

           1. Pengertian Efektifitas Proses Belajar Mengajar ............................ 65
14




          2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses

              Belajar Mengajar ........................................................................... 67

          3. Unsur-unsur Efektifitas Proses Belajar Mengajar ......................... 73

          4. Komponen Belajar Mengajar ........................................................ 75

          5. Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar ..... 81

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 84

      A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 84

      B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 84

      C. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 86

      D. Jenis Data......................................................................................... 87

      E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 87

      F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 90

      G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 91

      H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................... 92

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN.............................................. 94

      A. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................... 94

            1. Identitas Objek Penelitian ........................................................... 94

            2. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian........................................... 94

            3. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ........ 95

            4. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ............. 98

            5. Keadaan Guru & Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ... 99

            6. Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 100
15




     7. Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 100

     8. Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 101

B. Paparan dan Analisis Data ............................................................... 102

     1. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

         Pendidikan         Agama         Islam SMA Muhammadiyah                          1

         Kepanjen Malang........................................................................ 102

         a. Analisis Masalah Manajemen Kelas ...................................... 102

         b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar ........................................ 105

     2. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

         Pendidikan Agama Islam                    SMA Muhammadiyah                      1

         Kepanjen Malang ........................................................................ 111

         a. Tindakan-tindakan dalam Manajemen Kelas ......................... 112

         b. Iklim/Suasana Kelas ............................................................... 113

         c. Metode Pembelajaran ............................................................. 116

         d. Penggunaan Media ................................................................. 117

         e. Pola Interaksi .......................................................................... 118

     3. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

         Pendidikan         Agama         Islam      SMA Muhammadiyah                         1

         Kepanjen Malang........................................................................ 119

         a. Tujuan Evaluasi ...................................................................... 120

         b. Bentuk Evaluasi ..................................................................... 122

         c. Tindak Lanjut Setelah Diadakan Evaluasi ............................. 123
16




BAB V : PEMBAHASAN .............................................................................. 124

       A. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar

             Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1

             Kepanjen Malang............................................................................. 125

       B. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar

             Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1

             Kepanjen Malang............................................................................. 133

       C. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

             Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1

             Kepanjen Malang............................................................................. 140

BAB VI : PENUTUP ...................................................................................... 143

       A. Kesimpulan ...................................................................................... 143

       B. Saran-saran ...................................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
17




                                  DAFTAR TABEL



Tabel 1 : Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Malang........................... 98

Tabel 1 : Keadaan Guru dan Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 99

Tabel 2 : Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ................... 100

Tabel 3 : Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .................. 100

Tabel 4 : Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .... 101
18




                             DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1   : Bukti Konsultasi

Lampiran 2   : Surat Penelitian dari Fakultas

Lampiran 3   : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 4   : Perangkat Pembelajaran Kelas XI

Lampiran 5   : Daftar Nilai Kelas XI

Lampiran 6   : Instrumen Penelitian

Lampiran 7   : Dokumentasi

Lampiran 8   : Daftar Riwayat Hidup Penulis
19




                                   ABSTRAK


Hayati, Nafi’ Fadlilah. Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses
            Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1
            Kepanjen Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
            Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang. Dosen
            Pembimbing: Marno, M.Ag



       Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan dalam pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu
Proses Belajar Mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas. Oleh
karena itu, diperlukan Manajemen kelas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Manajemen Kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang
dilakukan untuk menciptakan suasana atau kondisi kelas yang menunjang program
pengajaran, agar siswa ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di
sekolah. Di samping itu, Proses Belajar Mengajar dapat terwujud dengan baik apabila
terdapat interaksi yang komunikatif antara guru dengan siswa, sesama siswa maupun
dengan sumber belajar lainnya. Dalam Manajemen Kelas, guru sebagai pemeran
utama yang sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, harus
senantiasa memperhatikan dan menciptakan suasana kondusif di dalam kelas. Dengan
adanya guru yang berkompeten dan berkualitas diharapkan mampu dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, khususnya pada
materi PAI.
       Berpijak dari latar belakang di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, untuk mengetahui Pelaksanaan
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1
Kepanjen, dan untuk mengetahui evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar
Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen.
20




        Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti
menganalisis data dengan memaparkan dan menafsirkan data yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait kemudian data dianalisis lebih
lanjut secara intensif.
        Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1.Perencanaan Manajemen
Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a. Analisis Masalah Manajemen Kelas: 1)
Masalah individual: siswa tidak mempunyai buku pegangan sendiri; kurangnya
konsentrasi siswa terhadap pelajaran; siswa kurang aktif; menarik perhatian orang
lain, 2)Masalah kelompok: sebagian siswa mereaksi negatif terhadap salah seorang
anggotanya, beberapa kelompok siswa cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari
tugas yang tengah dikerjakan dan semangat belajar rendah.          b. Desain Kegiatan
Belajar Mengajar: 1) menyusun silabus disesuaikan dengan karakteristik materi; 2)
menyusun RPP disesuaikan dengan karakteristik, potensi,, kebutuhan dan keinginan
siswa, 3) Strategi pembelajaran: a) memilih cara belajar mengajar yang efektif; b)
menggunakan metode yang bervariasi; c) memberikan contoh yang baik terhadap
siswa, 4) pengembangan sumber belajar: memanfaatkan kelas dan masjid. 5)
pengembangan bahan ajar: membuat buku diklat/rangkuman. 2.Pelaksanaan
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a.tindakan-tindakan dalam manajemen kelas: 1)
membuat buku diklat/rangkuman; 2) memotivasi siswa agar konsentrasi pada
pelajaran; 3) merangsang siswa agar aktif di kelas. b. Iklim/suasana kelas: 1) ruang
kelas cukup memadai; 2) pengaturan tempat duduk dibuat bervariasi. 3) ventilasi,
pengaturan cahaya serta penyimpanan barang-barang di dalam kelas baik. c.Metode:
ceramah, drill, tanya jawab interaktif, dan peragaan, disesuaikan dengan kondisi
waktu itu d. Media: buku, Lembar Kerja Siswa (LKS), LCD, dan OHP, memfasilitasi
siswa dalam belajar. e. Pola interaksi: interaksi edukatif antara personal. 3. Evaluasi
Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA
Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: meningkatkan hasil belajar siswa.
        Dari hasil penelitian ini, saran-saran yang diharapkan penulis adalah: (1) Bagi
seluruh warga SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, baik Kepala Sekolah, para guru,
dan siswa hendaknya selalu berupaya untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas
pendidikannya semaksimal mungkin. (2) Bagi peneliti lanjutan, hendaknya hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan diharapkan dapat
melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih sempurna tentang Manajemen Kelas
dalam meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI.




Kata Kunci: Manajemen Kelas, Efektifitas Proses Belajar Mengajar, PAI
21




                                           BAB I

                                      PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

                Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan,

    baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi

    dalam Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 pada BAB II, Pasal 3 yang berbunyi:

    Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

    menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.1



    1
      Redaksi Sinar Grafika, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20 Tahun. 2003) (Jakarta:
Sinar Grafika, 2008), hlm. 7
22




                   Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan

     penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu

     proses belajar mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas.

     Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

     pembelajaran dapat tercapai. Karenanya, manajemen kelas memegang peranan

     yang sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas

     menurut Sunaryo adalah masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru

     menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas

     sedemikian rupa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara

     efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.2

                   Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan

     formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana

     belajar-mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu dalam

     menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, sehingga

     hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut,

     dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang

     diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses

     tersebut.              Adapun kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan

     menjadi dua, yaitu (1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan

     2
         Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Malang: IKIP Malang, 1989), hlm.
62
23




(2) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut

perlu dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif

bagi terciptanya pembelajaran yang baik pula.

              Hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas

mencakup pengaturan ruang belajar dan perabot kelas, serta pengaturan

peserta didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih

memfokuskan pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya,

peserta didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun kondisi kelas

menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar inilah, maka hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Kelas adalah tingkah laku siswa

(aspek psikologis), susana belajar di kelas yang menyenangkan (sosial) dan

hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, dan siswa dengan

siswa. Hal ini merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar

mengajar yang efektif.3

              Menurut Mulyadi bahwa manajemen kelas adalah seperangkat

kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan

mengurangi         atau    meniadakan       tingkah    laku    yang    tidak    diinginkan,

mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif




3
    Moh. Uzer Usman, Mejadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 97
24




     serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan

     produktif.4

                 Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif,

     apabila: Pertama; diketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat

     menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar

     mengajar. Kedua; diketahui masalah apa sajakah yang biasa timbul dan dapat

     merusak suasana belajar mengajar. Ketiga; dikuasainya berbagai pendekatan

     dalam manajemen kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana

     suatu pendekatan tersebut digunakan.5

                 Oleh karena itu, pengelola sekolah perlu menciptakan suasana

     gembira/menyenangkan di lingkungan sekolah melalui manajemen kelas.

     Karena, dengan menjalin keakraban antara guru-siswa, maka guru dapat

     mengarahkan siswa dengan lebih mudah untuk mendorong dan memotivasi

     semangat belajar siswa. Disamping itu, juga dimaksudkan untuk menciptakan

     dan    mempertahankan          kondisi    kelas    secara    kondusif     yang     memberi

     kemungkinan        tujuan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan

     efisien.6   Proses     pembelajaran       merupakan       serangkaian      kegiatan     yang


     4
       Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 4
     5
       Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 116
     6
      Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 184
25




dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana yang tersedia

untuk memperoleh hasil belajar secara optimal.

          Jadi, proses belajar mengajar dapat terwujud dengan baik apabila ada

interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber belajar

lainnya. Dengan kata lain “belajar dikatakan efektif apabila terjadi interaksi yang

cukup maksimal”. Namun, adapula kendala atau kesulitan yang dialami guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya keadaan siswa,

jumlah siswa, fasilitas yang kurang memadai, letak sekolah, dsb. Sehingga,

seorang guru dituntut mempunyai kemampuan/keahlian tertentu untuk dapat

menciptakan suasana kelas yang mendukung efektifitas belajar mengajar, agar

tercipta suasana/iklim belajar yang nyaman, kondusif, komunikatif, serta

dinamis yang diharapkan akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dan

semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan dari pada pendidikan itu sendiri.

Manajemen kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh setiap guru

dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif, agar proses belajar mengajar

dapat berjalan efektif.

          Implementasi manajemen kelas melibatkan siswa di dalam kelas

untuk menentukan prinsip, prosedur, dan aturan bersama demi tujuan

bersama. Siswa dilibatkan melalui aktivitas-aktivitas belajar yang positif seperti

diskusi, laporan lisan, penelitian, simulasi, field trip, studi kasus, permainan
26




peran, penyajian multi-media, dan sebagainya. Melalui aktivitas belajar tersebut

dimaksudkan agar siswa termotivasi untuk berpikir aktif, kritis dan kreatif. Selain

itu, aktivitas tersebut dapat meningkatkan interaksi antara siswa yang satu

dengan yang lainnya semakin baik.

          Kecenderungan manajemen kelas sebagai upaya untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa ini terlihat pada aspek potensi, bakat, dan minat siswa

dalam belajar. Dalam hal ini, potensi, bakat dan minat siswa akan berkembang

dengan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan Manajemen Kelas yang

memotivasi siswa yang semakin aktif dalam belajar akan semakin baik prestasi

yang diraih.

          Karena betapa pentingnya manajemen kelas dengan serangkaian

manfaatnya     dalam    kegiatan    proses    belajar   mengajar,    maka     SMA

Muhammadiyah 1 Kepanjen mencoba mengimplementasikan manajemen kelas

ini, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Meskipun

siswanya banyak yang minim tentang pengetahuan agama dan minimnya

alokasi waktu pembelajaran, guru PAI SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen

bersikeras dalam me-manage kelas agar pembelajaran sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

          Kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai metode

dan media yang bervariasi sesuai dengan materi yang diberikan pada saat itu.
27




   Selain itu, suasana kelasnya pun tidak monoton. Sekali waktu pengaturan

   tempat duduk dibuat bervariasi agar suasana kelas menyenangkan sehingga

   membantu siswa dalam belajar di kelas. Pola interaksi antara guru PAI dan siswa

   pun terlihat harmonis. Hal ini terbukti, di dalam dan di luar kelas komunikasi

   antara keduanya seperti berjalan dengan baik.

              Berpijak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin

   meneliti   lebih    lanjut   mengenai    upaya   mengembangkan       efektifitas

   pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh

   siswa melalui prosedur pengelolaan kelas dengan mengambil judul:

   “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar

   Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”.




B. Rumusan Masalah

              Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis akan merumuskan

   masalah yang menjadi dasar pokok pembahasan skripsi ini. Adapun rumusan

   masalah tersebut adalah :

  1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

     Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?
28




   2. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

      Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?

   3. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam meningkatkan

      Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA

      Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?



C. Tujuan Penelitian

             Dalam pembahasan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah

   sebagai berikut:

   1. Untuk mendeskripsikan tentang Perencanaan Manajemen Kelas dalam

      Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1

      Kepanjen Malang.

   2. Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar

      Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen

      Malang.

   3. Untuk mendeskripsikan bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas

      dalam meningkatkan Efektifitas Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di

      SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.



D. Manfaat Penelitian
29




              Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara

     teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

     mengembangkan teori tentang manajemen kelas berikut inovasi yang terkait

     dengan Manajemen Kelas. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan

     bermanfaat bagi:

     1. Sekolah Lainnya

               Sebagai contoh pemikiran dan pelaksanaan bagi perkembangan mutu

       kegiatan proses belajar mengajar secara efektif melalui manajemen kelas

       yang baik.

     2. Peneliti Berikutnya

               Sebagai dasar pengembangan penelitian berikutnya dengan meneliti

         dimensi yang berbeda terkait dengan manajemen kelas yang dapat

         menciptakan proses belajar mengajar secara efektif.



E.   Batasan Masalah

               Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan

     manajemen kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencakup

     analisis masalah manajemen kelas, desain kegiatan belajar mengajar, tindakan-

     tindakan manajemen kelas, pengaturan suasana kelas, penggunaan metode dan

     media, pola interaksi, dan evaluasi hasil belajar manajemen kelas.
30




F.   Penelitian Terdahulu

                   Dalam pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas

     memadukan sumber-sumber pendidikan, agar terpusat dalam usaha mencapai

     tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Disamping itu,

     manajemen          bertugas      memadukan      sumber-sumber       pendidikan      secara

     keseluruhan dan mengontrol/mengawas agar tepat dengan tujuan pendidikan.

                   Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok manajemen

     yang terdiri dari: Planning, Organizing, Leading/Actuating, dan Controlling.7

     Planning (perencanaan) adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang

     hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk

     mencapai        tujuan     itu   seefisien   dan    seefektif    mungkin.8      Organizing

     (pengorganisasian) adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan

     pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai

     tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-

     alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan

     kepada        setiap     individu   yang     akan    melakukan      aktivitas    tersebut.

     Leading/Actuating/ Directing adalah pelaksanaan/pengarahan kepada semua

     anggota, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.

     7
         Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 1
     8
         Ibid., hlm. 49
31




Controlling (pengawasan/pengendalian) merupakan pengukuran dan perbaikan

terhadap pelaksanaan kerja anggota, agar rencana yang telah dibuat untuk

mencapai tujuan dapat terselenggara.

          Setelah diketahui deskripsi singkat beberapa fungsi manajemen

diatas, serta mengingat penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu terkait

dengan Manajemen Kelas, maka penulis menunjukkan permasalahan yang

berkaitan dengan perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), evaluasi

(controlling) dalam manajemen kelas. Permasalahan tersebut terkait dengan

perencanaan manajemen kelas dalam proses belajar mengajar Pendidikan

Agama Islam. Selanjutnya, tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses

belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dan yang terakhir evaluasi

pelaksanaan manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas belajar

mengajar Pendidikan Agama Islam.

          Pembahasan tentang manajemen kelas, belum terlalu banyak dibahas

dalam penelitian sebelumnya, sehingga penulis mengambil judul: ”Manajemen

Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan

Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”.

          Penelitian tentang manajemen kelas yang akan penulis bahas, masih

sangat jarang diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, walaupun ada itu hanya

beberapa peneliti saja dengan obyek yang berbeda. Salah satunya adalah
32




Husnul Khotimah, 2006, dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Kelas

dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran PAI Siswa (Studi Kasus di SMK

Negeri 1 Batu)”.

          Penulis tersebut membahas tentang implementasi manajemen kelas

Pendidikan   Agama    Islam   dan   faktor-faktor   penghambat   pelaksanaan

manajemen kelas Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Batu. Hasil dari

penelitian tersebut adalah manajemen kelas yang diterapkan dalam

meningkatkan efektifitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Batu meliputi

perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, disiplin kelas,

konflik kelas, evaluasi pembelajaran. Untuk faktor penghambatnya: kurangnya

kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam melakukan efektifitas pembelajaran

PAI, kurangnya fasilitas dan media pembelajaran PAI yang ada di SMK N 1 Batu,

keadaan ekonomi orang tua yang kurang cukup, lingkungan siswa yang keras

serta keadaan keluarga yang broken home. Dan usaha-usaha yang dilakukan

dalam manajemen kelas terkait dengan pembelajaran PAI di SMK Negeri 1 Batu,

adalah: mempersiapkan tugas administratif, memberi motivasi kepada siswa,

membuat modul sesuai dengan materi, mengatasi setiap permasalahan siswa,

memilih metode, membentukan kelompok diskusi, meningkatkan kedisiplinan

siswa.
33




                 Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

   penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Husnul Khotimah, sama halnya

   dengan yang akan peneliti laksanakan, yaitu membahas tentang manajemen

   kelas. Namun terdapat beberapa perbedaan dan beberapa alasan tentang

   pengambilan judul ini, antara lain:

   a. Lokasi

      Lokasi penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu terletak di

      SMK Negeri 1 Batu, sedangkan lokasi yang akan diobservasi oleh peneliti

      pada kali ini terletak di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.

   b. Peneliti    melihat   pelaksanaan   manajemen    kelas   belum    seluruhnya

      menyeluruh dan terlaksana dengan baik di setiap sekolah. Sehingga peneliti

      ingin mengkaji lebih dalam dan mengkomparasikan pelaksanaan Manajemen

      Kelas di kedua tempat tersebut. Dengan alasan berbagai faktor yang

      mempengaruhi pelaksanaan Manajemen Kelas di kedua tempat tersebut

      sangat berbeda.

               Untuk mengetahui pembahasan tentang judul tersebut maka penulis

   akan menjelaskan mengenai Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar

   Mengajar PAI.



G. Sistematika Pembahasan
34




          Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini,

maka pembahasan ini dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab ini

disusun sebagai berikut:

          Bab Pertama, berisi tentang Pendahuluan. Yang menggambarkan

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian,   batasan      masalah,   penelitian   terdahulu,   dan   sistematika

pembahasan.

          Bab Kedua, berisi tentang Kajian Pustaka. Yang memaparkan tentang

Pendidikan Agama Islam terdiri dari; pengertian PAI, dasar dan tujuan PAI,

kedudukan dan fungsi PAI dan Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI.

Untuk Manajemen Kelas meliputi; pengertian Manajemen Kelas, prosedur

Manajemen Kelas, pendekatan dalam Manajemen Kelas, tujuan Manajemen

Kelas, hambatan-hambatan Manajemen Kelas, Perencanaan Manajemen Kelas,

Pelaksanaan Manajemen Kelas dan Evaluasi Manajemen Kelas. Sedangkan

Efektifitas Proses Belajar Mengajar meliputi; pengertian Efektifitas Proses

Belajar Mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses Belajar

Mengajar, unsur-unsur efektifitas Proses Belajar Mengajar, komponen belajar-

mengajar dan Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar.

          Bab Ketiga, berisi tentang Metode Penelitian. Dalam Bab ini, penulis

menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian,
35




kehadiran peneliti, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

          Bab Keempat, berisi tentang Laporan Hasil Penelitian. Pada bab ini

penulis mengemukakan masalah-masalah yang diperoleh dari penelitian pada

obyek, meliputi: latar belakang obyek penelitian, penyajian data dan analisis

data.

         Bab Kelima, Pembahasan. Pada bab ini penulis membahas tentang

laporan hasil penelitian.

          Bab Keenam, Penutup. Pada akhir pembahasan, penulis akan

mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan

dengan realita hasil penelitian, kata penutup serta pada bagian terakhir penulis

cantumkan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
36




                                    BAB II

                              KAJIAN PUSTAKA



A. Pendidikan Agama Islam

   1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

            Menurut Zakiah Daradjat, pengertian Pendidikan Agama Islam adalah

      pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang dilakukan secara

      sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

      memahami ajaran Islam secara menyeluruh, serta menghayati tujuan, yang
37




        pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

        pandangan hidup.9

               Dalam Kurikulum PAI tahun 2002 seperti yang telah dikutip oleh

        Abdul Majid, mengatakan bahwa Pendidikan agama Islam adalah upaya

        sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

        memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam yang

        dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam

        hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

        kesatuan dan persatuan bangsa.10

               Sedangkan menurut Azizy, Pendidikan Agama Islam merupakan

        proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan dari generasi tua

        kepada generasi muda yang mencakup dua hal yaitu, mendidik siswa untuk

        berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa-

        siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam.11

               Sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir yang menyatakan bahwa

        Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang

        kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran



    9
        Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130
     10
        Ibid..
     11
        Ibid., hlm. 131
38




           Islam. Bila disingkat, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap

           seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.12

                   Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

           pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

           memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan

           bimbingan, pembelajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

           mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 13



     2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

           a. Dasar Hukum

                       Dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan

              perundang-undangan. Yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

              dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama, di sekolah-

              sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.

           b. Dasar Religi

                       Dasar religius ini bersumber dari agama Islam yang tertera dalam

              ayat Al-Qur’an dan Hadits, yaitu:

              1) Sumber dari al-Qur’an. Antara lain:


     12
       Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 32
     13
          Abdul Majid dan Dian Andayani. Op. Cit., hlm. 132
39




               a) Surat Al-Mujadalah ayat 11:

           (11 :‫ﺠﺕ. . .)ﺍﻝﻤﺠﺎﺩﻝﻪ‬ ‫ﻥ ﹸﻭ ﹸﻭﺍ ﺍﻝﹾﻌﻠﹾﻡ ﺩ‬‫ﺍﻝﺫﻴ‬ ‫ﺍ ﻤﻨﹾﻜﻡ‬‫ﻥ ﺍﻤﻨﻭ‬‫ﻓﻊ ﺍﷲ ﺍﻝﺫﻴ‬‫. . . ﻴﺭ‬
                               ‫ﺭ‬          ‫ ﺍ ﺘ‬  ‫ ﹸ ﻭ ﹼ‬ ‫ﹸ‬   ‫ ﹶ ﹺ ُ ﹼ‬

                “. . . niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
             antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
             derajat”. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)


               b) Hadist Riwayat Baihaqi:

             (‫ﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻝﺒﻴﻬﻘﻰ‬ ‫ﺎ‬ ‫ ﻴﻤﺠ‬‫ﻪ ﺍﻭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻴﻨﺼ‬‫ﻪ ﺍﻭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍﻩ ﻴﻬﻭ‬ ‫ﻠﻰ ﺍﻝﹾﻔﻁﹾﺭﺓ ﻓﺎﺒ‬ ‫ﻭﻝﺩ‬‫ﺩ ُﻴ‬‫ﻝﻭ‬‫ﻜل ﻤﻭ‬
                             ‫ﺴ ﻨ‬   ‫ﺭ ﻨ ﹶ‬ ‫ ﹶ‬ ‫ﺩ ﻨ ﹶ‬    ‫ﻭ‬ ‫ ﹶ ﹶ‬            ‫ ﻋ‬‫ ﹶ‬ ‫ ﹸ‬ ‫ﹸ ﱡ‬

               “Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragam
           (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang
           menjadikan anak tersebut beragam Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR.
           Baihaqi)


         c. Dasar Sosial-Psikologi

                    Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya suatu

           pegangan hidup, yaitu agama. Mereka merasakan, bahwa dalam jiwanya

           ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat

           mereka berlindung dan meminta pertolongan. Hal semacam ini terjadi

           pada masyarakat yang masih primitif maupun modern. Mereka akan

           merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan

           dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.14


    14
        Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 12
40




            Adapun tujuan dari Pendidikan Agama Islam secara umum adalah

     meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

     peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

     yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia

     dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.



3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

            Pendidikan Agama Islam mempunyai kedudukan dan peranan

  penting dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia. Sedangkan

  fungsinya adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

  didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga

  dan digunakan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di

  dunia dan akhirat.

            Secara khusus kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah

  berfungsi sebagai berikut:

  a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

     didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

     keluarga.

  b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan di

     dunia dan di akhirat.
41




      c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

         baik fisik maupaun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai

         dengan ajaran Islam.

      d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

         kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

         pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

      e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

         atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

         perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

      f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem

         dan fungsionalnya.

      g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

         khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

         secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

         orang lain.15




15
     Ibid., hlm. 134-135
42




4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI

      a. Dapat melibatkan siswa secara aktif

                    Menurut William Burton mengajar adalah membimbing kegiatan

         belajar siswa sehingga ia mau belajar.16 Dengan demikian, aktivitas murid

         sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga muridlah yang

         seharusnya banyak aktif sebab murid sebagai subyek didik adalah yang

         merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

      b. Dapat menarik minat dan perhatian siswa

                    Kondisi belajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian

         siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap

         pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar

         sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

         Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa,

         baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sehingga hal itu

         akan menjadikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan secara

         efektif.

      c. Dapat membangkitkan motivasi siswa

                    Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif

         menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan


16
     Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 21
43




          mencapai tujuan, atau kesadaran dan kesiapan dalam diri individu yang

          mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

          tujuan tertentu. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan

          efektif apabila dapat membangkitkan motivasi siswa yang sedang belajar.

      d. Prinsip individualitas

                      Pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan efektif jika

          guru selalu memperhatikan keragaman karakteristik setiap siswa. Dengan

          kata lain hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar

          dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus

          mengajar siswa secara individual.17 Dengan demikian, maka siswa akan

          merasakan perhatian guru dan pembelajaran juga akan terlaksana dengan

          maksimal.

      e. Peragaan dalam pengajaran

                      Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau

          pengalaman konkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak.

          Dan apabila pembelajaran dilaksanakan dengan melaksanakan peragaan

          yang sesuai maka akan dapat membantu siswa dalam pengajaran.18

      f. Pembelajaran yang dapat menjadikan siswa antusias




17
     Ibid., hlm. 30
18
     Ibid., hlm. 31
44




                       Keantusiasan siswa dalam pembelajaran khususnya Pendidikan

               Agama Islam akan berpengaruh pada efektifitas proses pembelajaran yang

               dilakukannya.




B. Manajemen Kelas

      1. Pengertian Manajemen Kelas

                    Manajemen Kelas berasal dari dua kata, yaitu dari kata manajemen

            dan kelas. Manajemen dari kata Management, yang diterjemahkan pula

            menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif

            untuk mencapai sasaran.19 Dengan kata lain arti dari Manajemen adalah

            pengelolaan usaha, kepengurusan, direksi, ketatalaksanaan penggunaaan

            sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.20

            Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada

            semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maka,

            dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan

            atau pengurusan sekaligus pengawasan pada sesuatu yang terlibat dalam




      19
           Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 2
      20
       Pius A.Partanto dan M.Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm.
434
45




           pelaksanaan dan pencapaian tujuan agar sesuatu tersebut berjalan dengan

           lancar, efektif dan efisien.

                    Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas

           dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi

           siswa. Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yakni :

           a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,

              tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar

              mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis

              karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat

              perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis

              masing-masing.

           b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari

              masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit

              kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

              yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.21

                   Dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan

           istilah kelas adalah sekelompok siswa yang belajar dalam waktu yang sama,

           menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.22


     21
          Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 176
     22
        Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hlm. 3
46




                   Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan

           belajar dan atau sekelompok siswa yang belajar (rombongan belajar), dimana

           guru mengajar, peserta didik belajar, dan tingkatan (grade) sebagai satu

           kesatuan      diorganisir     menjadi    unit    kerja     yang     secara     dinamis

           menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai

           suatu tujuan.

                   Setelah berbicara tentang pengertian dari manajemen dan kelas di

           atas, maka di bawah ini para ahli pendidikan mendefinisikan manajemen

           kelas, antara lain:

           a. Made Pidarta mengatakan, manajemen kelas adalah proses seleksi dan

              penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Guru

              bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi

              kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya,

              bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual.23

           b. Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa manajemen kelas adalah

              keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar

              yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

              belajar mengajar.24


     23
        Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), hlm. 172
     24
          Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 97
47




         c. Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa manajemen kelas adalah

           suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal

           mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan

           pembelajaran.25

         d. Johanna Kasin Lemlech, dalam bukunya Cecep Wijaya & A. Tabrani Rusyan

           mengatakan bahwa Classroom management is the orchestration of

           classroom life: planning curriculum, organizing procedures and resources,

           arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student

           progress, anticipating potential problems.26 Menurut definisi ini, yang

           dimaksud dengan manajemen kelas adalah usaha dari pihak guru untuk

           menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya,

           penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya

           untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan

           mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul.

         e. Menurut Mulyadi, bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan

           untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan

           mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,

           mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang


    25
      Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 173
    26
      Cece Wijaya, A.Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 113
48




        positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang

        efektif dan produktif.27

               Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik

        kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa

        di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan

        suasana/kondisi kelas yang menunjang program pembelajaran dengan

        jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut

        terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. Jadi

        manajemen kelas harus mengacu pada penciptaan suasana atau kondisi

        kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar

        dengan efektif.28



2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas

              Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen

     kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap

     tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada

     waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Di bawah ini ada beberapa

     pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam

     upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut:

27
  Mulyadi., Op.Cit., hlm. 4
28
 Ibid., hlm. 2
49




a. Pendekatan Manajerial

        Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang

  berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat

  dibedakan menjadi :

  1) Kontrol Otoriter

        Dalam menegakkan disiplin kelas guru harus bersikap keras, jika

     perlu dengan hukuman-hukuman yang berat. Menurut konsep ini,

     disiplin kelas yang baik adalah apabila siswa duduk, diam, dan

     mendengarkan perkataan guru.




  2) Kebebasan Liberal

        Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya

     untuk   melakukan     kegiatan   apa   saja   sesuai   dengan   tingkat

     perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas

     anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi,

     sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat

     terjadinya kekacauan atau kericuhan di dalam kelas karena kebebasan

     yang didapat oleh siswa disalahgunakan.

  3) Kebebasan Terbimbing
50




                 Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan

             kebebasan liberal. Di sini siswa diberi kebebasan untuk melakukan

             aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Di satu pihak siswa diberi

             kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus

             dihindarkan      dari    perilaku-perilaku   negatif   sebagai   akibat

             penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep

             ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri.

      b. Pendekatan Psikologis

                 Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi

          psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin

          kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai

          berikut:

          1) Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)29

                 Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang

             mengemukakan pendapat bahwa:

             a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan

                 hasil proses belajar.30

             b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan

                 untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu

29
     Ibid., hlm. 35
30
     Ibid..
51




                 diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti

                 hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan

                 aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative

                 reinforcement) seperti hukuman, penghapusan hak, dan ancaman.31

                 Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:

                 1. Penguatan Primer, yaitu penguatan yang tanpa dipelajari seperti

                      makan, minum, menghangatkan tubuh, dsb.

                 2. Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil proses

                      belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan

                      sosial (pujian, sanjungan, perhatian, dsb), penguatan simbolik

                      (nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) dan penguatan

                      dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan yang disenangi

                      oleh siswa yang tidak semua siswa dapat mempraktekkannya).

                      Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus

                      (continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan

                      yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu),

                      misalnya setiap satu semester sekali, setahun sekali, dsb.

              2) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)32




31
     Ibid., hlm. 36
32
     Ibid., hlm. 46
52




                          Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling

                      yang mempradugakan:

                      a) Proses Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan

                        sosio-emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan inter

                        personal yang harmonis antar guru dengan guru, guru dengan

                        siswa dan antara siswa dengan siswa merupakan kondisi yang

                        memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang

                        efektif.33

                      b) Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim

                        sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus di

                        hadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai

                        manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri.

                        Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa

                        menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut

                        memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif

                        dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang

                        perlu dilakukannya sebagai alternatif penyelesaian.

      c. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)34




33
     Ibid..
34
     Ibid., hlm. 55
53




                 Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika

          kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah:

          1) Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok

              sosial.

          2) Tugas pokok guru yang utama dalam manajemen kelas ialah membina

              kelompok yang produktif dan efektif.35

      d. Pendekatan Elektif (Electic Approach)

                 Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan

          masing-masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok

          untuk semua masalah dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai

          tujuan dan wawasan tertentu. Dengan demikan, guru dituntut untuk

          memahami       berbagai    pendekatan.   Dengan   dikuasainya    berbagai

          pendekatan,     maka      guru   mempunyai   banyak    peluang     untuk

          menggunakannya bahkan dapat memadukannya.

                 Pendekatan Elektik disebut juga dengan pendekatan pluralistik,

          yaitu manajemen kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam

          pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan

          mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar

          mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan


35
     Ibid..
54




              menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan

              kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan

              proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.36



     3. Prosedur Manajemen Kelas

                    Upaya untuk menciptakan dan mempertahankan suasana yang

           diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi, perlu dilakukan langkah-langkah

           tertentu untuk me-manage kelas dengan baik. Langkah-langkah ini disebut

           sebagai prosedur manajemen kelas. Adapun prosedur manajemen kelas ini

           dapat      dilakukan       secara   preventif   (pencegahan)       maupun        kuratif

           (penyembuhan).37                    Perbedaan kedua jenis pengelolaan kelas

           tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan langkah-langkah yang perlu

           dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis manajemen

           kelas tersebut. Dikatakan secara preventif apabila langkah-langkah/upaya

           yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk mengatur siswa, peralatan

           (fasilitas) atau format belajar mengajar yang tepat yang dapat mendukung

           berlangsungnya proses belajar mengajar.38 Sedangkan yang dimaksud

           dengan manajemen kelas secara kuratif adalah langkah-langkah tindakan

     36
       Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hlm. 184
     37
          Mulyadi. Op. Cit, hlm. 19
     38
          Ibid., hlm. 20
55




      penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu

      kondisi-kondisi optimal dan proses belajar mengajar yang sedang

      berlangsung.39

      a. Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Preventif meliputi :

          1) Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru

                       Suatu langkah yang mendasar dalam strategi manajemen

             kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri

             pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang

             pendidik harus menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan fungsi

             yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya yang sedang belajar,40 serta

             bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa

             apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa,

             semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.

          2) Peningkatan Kesadaran Siswa

                      Kesadaran    akan    hak dan      kewajibannya dalam      proses

             pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang

             jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan.

                      Dalam hal proses pembelajaran, siswa harus menyadari bahwa

             dia belajar adalah dengan tujuan tertentu. Keefektifan siswa dalam
39
     Ibid., hlm. 25
40
     Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 112
56




             proses pembelajaran sebenarnya bergantung pada tingkat kesadaran

             siswa tersebut di dalam proses. Semakin tinggi tingkat kesadarannya

             semakin tinggi pula keefektifannya. Kondisi ini selanjutnya berdampak

             pada tingkat penguasaan kemampuan dari siswa yang bersangkutan.41

                      Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk melakukan

             tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia

             membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu.

                      Untuk membangkitkan kesadaran siswa dalam peran sertanya

             dalam proses pembelajaran kelas, tidak cukup hanya guru yang harus

             berkutat pada metode-metode pembelajaran yang disesuaikan dengan

             kondisi kelas. Proses tersebut memerlukan keikutsertaan siswa yang

             sebenarnya merupakan subyek yang sedang belajar,42 agar dapat

             menimbulkan suasana kelas yang mendukung untuk melakukan proses

             belajar mengajar.

         3) Penampilan Sikap Tulus Guru

                      Guru mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan

             kondisi belajar yang optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak secara

             wajar, tulus dan tidak pura-pura terhadap siswa.43 Penampilan sikap


41
     Ibid., hlm. 100
42
     Ibid., hlm. 111-112
43
     Mulyadi. Op. Cit, hlm. 23
57




  guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan

  dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus

  adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-

  terang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap

  tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa

  sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah

  keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar

  yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas

  peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat

  sekolah.

         Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan

  proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah

  kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan

  pendidikan.

4) Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa

         Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik

  yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang

  diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut

  bisa bersifat perseorangan maupun kelompok. Identifikasi akan variasi

  tingkah laku siswa itu diperlukan bagi guru untuk menetapkan pola
58




             atau pendekatan manajemen kelas yang akan diterapkan dalam situasi

             kelas tertentu.




          5) Penemuan Alternatif Manajemen Kelas

                      Agar pemilihan alternatif tindakan manajemen kelas dapat

             sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik

             mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam

             manajemen kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai,

             diharapkan arah manajemen kelas yang diharapkan akan tercapai.

                      Selain itu, pengalaman guru yang selama ini dilakukan dalam

             mengelola kelas waktu mengajar, baik yang dilakukan secara sadar

             maupun tidak sadar perlu pula dijadikan sebagai referensi yang cukup

             berharga dalam melakukan manajemen kelas.44

          6) Pembuatan Kontrak Sosial

                      Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan

             dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak

             tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai

             individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah


44
     Ibid., hlm. 24
59




yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan

terjadinya pelanggaran.

       Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya

manajemen kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan

pengarahan dan bimbingan dari pendidik.



a) Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Kuratif meliputi :

  1) Identifikasi Masalah

        Pertama-tama guru melakukan identifikasi masalah dengan

     jalan berusaha memahami dan menyidik penyimpangan tingkah

     laku siswa yang dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan

     didalam kelas, dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang

     berdampak negatif secara luas atau tidak, ataukah hanya sekedar

     masalah perseorangan atau kelompok, ataukah bersifat sesaat

     saja ataukah sering dilakukan maupun hanya sekedar kebiasaan

     siswa.

  2) Analisis Masalah

        Dengan hasil penyidikan yang mendalam, seorang guru dapat

     melanjutkan langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui latar

     belakang serta sebab-musabbab timbulnya tingkah laku siswa
60




                      yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan dapat

                      ditemukan sumber masalah yang sebenarnya.

                 3) Penetapan Alternatif Pemecahan

                        Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan

                      tersebut, hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang

                      dapat digunakan dalam manajemen kelas dan juga memahami

                      cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan

                      pendekatan masing-masing.45

                        Dengan membandingkan berbagai alternatif pendekatan yang

                      mungkin dapat dipergunakan, seorang guru akan dapat memilih

                      alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah pada situasi

                      yang dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu pendekatan,

                      maka cara-cara mengatasi masalah tersebut juga akan dapat

                      ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan manajemen kelas

                      yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat

                      dilakukan.

                 4) Monitoring

                        Hal ini diperlukan, karena akibat perlakuan guru dapat saja

                      mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang


45
     Ibid., hlm. 26
61




  menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau

  bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang

  berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah

  monitoring ini pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat

  dari apa yang telah terjadi.

5) Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back)

     Hasil Monitoring tersebut, hendaknya dimanfaatkan secara

  konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk:

  a) Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan

     bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang

     sama.

  b) Dasar dalam melakukan kegiatan manajemen kelas berikutnya

     sebagai tindak lanjut dari kegiatan manajemen kelas yang

     sudah dilakukan sebelumnya. Yakni untuk lebih menciptakan

     dan     mempertahankan      kondisi   yang   optimal,    dengan

     diusahakannya      pencapaian     tujuan     melalui    kegiatan

     pengaturan siswa, bahan/alat pelajaran dan format belajar

     mengajar     yang kesemuanya difokuskan pada penciptaan
62




                        kondisi belajar mengajar yang menunjang cara belajar siswa

                        aktif.46



    4. Tujuan Manajemen Kelas

                  Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam

         tujuan pendidikan, baik secara umum maupun khusus. Secara umum tujuan

         manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam

         kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual

         dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar

         dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana

         disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para

         siswa.

                  Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut:

         a. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan

           pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

         b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa

           dalam pelajarannya. Dengan manajemen kelas, guru mudah untuk melihat

           dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa,

           terutama siswa yang tergolong lamban.

    46
       Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), hlm. 49
63




     c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting

       untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pembelajaran pada masa

       mendatang.

            Jadi, manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di

     dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang

     memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian,

     dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang

     hendak dicapai.



5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas

     a. Faktor guru, faktor penghambat yang datang dari sini berupa hal-hal,

       seperti: tipe kepemimpinan guru yang otoriter, format belajar mengajar

       yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru yang tidak baik,

       pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserta

       didik yang kurang.47

     b. Faktor peserta didik. Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi

       tugas dan haknya sebagai anggota kelas atau suatu sekolah akan menjadi

       masalah dalam pengelolaan kelas.




47
 Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Op. Cit., hlm. 151-152
64




      c. Faktor keluarga. Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan

         pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan

         tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di

         dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik penganggu dan pembuat

         ribut, mereka itu biasanya dari keluarga yang broken-home.

      d. Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi: jumlah peserta didik dalam kelas yang

         terlalu banyak dan tidak seimbang dengan ukuran kelas, besar dan

         kecilnya ruangan tidak disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya,

         ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang

         membutuhkannya.48

      e. Faktor sekolah sebagai lembaga pendidikan. Faktor ini meliputi:

         pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan,

         pengaturan upacara bendera pada setiap hari Senin dan masalah-masalah

         yang bertalian dengan disiplin.49 Misalnya, menegur peserta didik yang

         selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang

         tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang

         rambutnya gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik

         yang merokok di kelas atau sekolah dan suka minum-minuman keras,



48
     Ibid., hlm. 153-154
49
     Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Op.Cit., hlm. 135
65




         sampai kepada mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antar

         sekolah.

      f. Faktor yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah. Dalam

         mengatasi masalah semacam ini mungkin yang harus terlibat adalah orang

         tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna,

         bahkan para pengusaha dan lembaga pemerintahan setempat.



6. Perencanaan Manajemen Kelas

      a. Analisis Masalah Manajemen Kelas

                       Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua

         kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok.50 Meskipun

         seringkali terjadi perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan

         perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan

         efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah

         yang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi dengan

         penanggulangan yang tepat pula.




         1) Masalah Individual


50
     Ahmad Rohani, Op. Cit., hlm. 124
66




                      Dalam konteks ini dapat dibedakan menjadi empat kelompok

            masalah manajemen kelas yang bersifat individual, yaitu:

             a) attention-getting behaviors (tingkah laku menarik perhatian orang

                 lain).

             b) power-seeking behaviors (tingkah laku mencari kekuasaan).

             c) revenge-seeking behaviors (tingkah laku menuntut balas).

             d) peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali

                 menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin hanya

                 kegagalanlah yang menjadi bagiannya.

         2) Masalah Kelompok

                      Louis V Johson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh

         kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas,51 yaitu:

         1) kelas kurang kohesif lantaran alasan karena jenis kelamin, suku, tingkat

            sosial ekonomi, dan sebagainya.

         2) penyebalan terhadap norma-norma tingkah laku yang telah disepakati

            sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras di ruang baca

            perpustakaan.




51
     Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 15
67




  3) kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya

     mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi

     dengan suara sumbang.

  4) membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,

     misalnya pembinaan semangat kepada badut kelas.

  5) kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang

     tengah dikerjakan.

  6) semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes kepada

     guru karena menganggap yang diberikan kurang fair.

  7) kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti

     gangguan jadwal, guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain

     dan sebagainya.

b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar

       Desain kegiatan belajar mengajar/desain pembelajaran merupakan

  suatu perencanaan atau persiapan yang sistematis dalam suatu aktivitas

  pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta

  melalui langkah-langkah pembelajaran yang akan dimanifestasikan

  bersama-sama pada peserta didik. Singkat kata, desain pembelajaran

  merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan
68




          kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.52 Kegiatan ini

          merupakan tugas guru sebagai desainer dalam menyusun perangkat dan

          instrumen pembelajaran.




          1) Menyusun Silabus

                      Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai ”Garis besar,

             ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pelajaran”. Silabus

             digunakan menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa

             penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan

             dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang

             perlu dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan

             kemampuan dasar.

                      Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana

             bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,

             sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian

             materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan

             kebutuhan daerah setempat.




52
     Ibid,, hlm. 69
69




                        Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus

            adalah:53

            • Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,

              pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

            • Komponen       silabus   menjawab:       kompetensi     apa    yang        akan

              dikembangkan pada siswa?; bagaimana cara mengembangkannya?;

              bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dikuasai oleh

              siswa?.

            • Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga

              kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi

              perencanaan belajar mengajar.

            • Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata

              pelajaran di sekolah/madrasah kelompok guru, musyawarah guru

              mata pelajaran dan dinas pendidikan.

                        Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup

            unsur-unsur: tujuan mata pelajaran yang diajarkan; sasaran-sasaran

            mata pelajaran; keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai

            mata pelajaran tersebut dengan baik; urutan topik-topik yang




53
     Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 39
70




                  diajarkan;       aktivitas         dan        sumber-sumber               belajar       pendukung

                  keberhasilan pembelajaran; berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

          Contoh Format Silabus54

          Nama Sekolah                     : (diisi nama sekolah)

          Mata Pelajaran                            : (diisi nama mata pelajaran)

          Kelas                            : (diisi kelas berapa standar kompetensi tersebut harus

                                            dicapai melalui proses belajar mengajar)

          Semester                         : (diisi semester berapa standar kompetensi tersebut

                                                         harus dicapai melalui proses belajar

          mengajar)

          Standar Kompetensi : (diisi rumusan standar kompetensi yang akan

                                            dikembangkan silabusnya)

      Kompe       Materi    Pengalaman       Indikator                    PENILAIAN                    Alokasi     Sumber
       tensi      Pokok       Belajar                                                        Contoh     Waktu    Bahan/ Alat
                                                            Jenis           Bentuk
       Dasar                                                                                Rumusan    (menit)
                                                           Tagihan        Instrumen        Instrumen
      Memu        Memu      Memuat           Berisi       Berisi        Instumen           Diisi       Memu      Memuat
      at          at        alternatif       penjabar     jenis-        dikategorikan      contoh      at        nomor atau
      kompe       materi    kegiatan         an           jenis         menjadi dua,       rumusan     alokasi   kode jenis
      tensi       pokok     siswa dalam      kompete      tagihan       yaitu tes dan      sesuai      yang      sumber
      dasar       yang      berinteraksi     nsi dasar    untuk         nontes. Tes        dengan      diperlu   bahan yang
      hasil       diambil   secara           yang         mencapai      meliputi pilihan   bentuk      kan       digunakan
      penjab      /dikuti   langsung         dirumusk     indikator.    ganda,uraian       instrume    untuk     beserta
      aran        p dari    dengan           an           Jenis         objektif,          n yang      mengu     halaman
      dari        buku      objek/sumber     dengan       tagihan       jawaban            digunaka    asai      yang
      standa      KBK.      belajar.         kata         yang          singkat,           n           masing    dirujuk.
      r           Kemud     Misalnya         kerja        dapat         menjodohkan,                   -
      kompe       ian       tugas            operasio     digunaka      benar salah,                   masing
      tensi       diuraik   mandiri,         nal yang     n antara      portofolio.                    kompe
      yang        an        tugas            bisa         lain: kuis,   Nontes meliput:                tensi
      telah       secara    kelompok,        diukur       pertanya      wawancara,                     dasar.
      dirumu      agak      melakukan        dan          an lisan,     angket,


     54
       Marno, Siti Kusrini & Sutiah, Ketrampilan Dasar Mengajar (PPL 1) (Malang: Fakultas Tarbiyah,
2009), hlm. 146
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati
06110040 nafi-fadilah-hayati

More Related Content

What's hot

Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075
Poetra Chebhungsu
 
kepemimpinan perubahan.pdf
kepemimpinan perubahan.pdfkepemimpinan perubahan.pdf
kepemimpinan perubahan.pdf
LidyaArdiyan1
 
Doc
DocDoc
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
IsroqGagah
 
03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a
085646355944
 
2 tesis bab i
2 tesis bab i2 tesis bab i
1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
edisaputra36
 
Bab i promosi jabatan revisi baru
Bab i promosi jabatan revisi baruBab i promosi jabatan revisi baru
Bab i promosi jabatan revisi baru
uhamka
 
Teks hari kanak kanak
Teks hari kanak kanakTeks hari kanak kanak
Teks hari kanak kanak
Nurul Haida
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027kipanji
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030kipanji
 
Testimoni buku ean
Testimoni buku eanTestimoni buku ean
Testimoni buku ean
Andi Nugraha
 
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATITestimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
aaean
 
Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016kipanji
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Cha Aisyah
 
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)lhiairilia
 
4 tesis bab iii
4 tesis bab iii4 tesis bab iii
4 tesis bab iii
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Choy Fauzi
 
Skripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fixSkripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fix
kipanji
 

What's hot (20)

Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075
 
kepemimpinan perubahan.pdf
kepemimpinan perubahan.pdfkepemimpinan perubahan.pdf
kepemimpinan perubahan.pdf
 
Doc
DocDoc
Doc
 
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
 
03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a
 
2 tesis bab i
2 tesis bab i2 tesis bab i
2 tesis bab i
 
1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan
 
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
 
Bab i promosi jabatan revisi baru
Bab i promosi jabatan revisi baruBab i promosi jabatan revisi baru
Bab i promosi jabatan revisi baru
 
Teks hari kanak kanak
Teks hari kanak kanakTeks hari kanak kanak
Teks hari kanak kanak
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030
 
Testimoni buku ean
Testimoni buku eanTestimoni buku ean
Testimoni buku ean
 
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATITestimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
Testimoni Buku DAUDKU KAN KU BAWA SAMPAI MATI
 
Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
 
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)
Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)
 
4 tesis bab iii
4 tesis bab iii4 tesis bab iii
4 tesis bab iii
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
 
Skripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fixSkripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fix
 

Similar to 06110040 nafi-fadilah-hayati

Tradisi daerah Makalah Agama.pdf
Tradisi daerah Makalah Agama.pdfTradisi daerah Makalah Agama.pdf
Tradisi daerah Makalah Agama.pdf
F206FarhanNajib
 
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdfKorelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
FisikawandiHosting
 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
tia rosita
 
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
Dian Firmansyah
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
HaubibBro
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011
Fppi Unila
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
Muhamad Yogi
 
Bab i%2 c iv
Bab i%2 c ivBab i%2 c iv
Bab i%2 c iv
pestamanurung
 
pbl 2.pdf
pbl 2.pdfpbl 2.pdf
pbl 2.pdf
eenYHaenilah1
 
Mbs
MbsMbs
Mbs
xjail
 
Kertas kerja kbs ppki 2017
Kertas kerja kbs ppki 2017Kertas kerja kbs ppki 2017
Kertas kerja kbs ppki 2017
maisarra jpr
 
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdfMAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
DMI
 
Panduan MOS 2011
Panduan MOS 2011Panduan MOS 2011
Panduan MOS 2011
Prabu Pakidulan
 
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Luqman Irfan
 
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdfSKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
Fa2dili
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Operator Warnet Vast Raha
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Septian Muna Barakati
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Septian Muna Barakati
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Operator Warnet Vast Raha
 
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
Imron Fauzi
 

Similar to 06110040 nafi-fadilah-hayati (20)

Tradisi daerah Makalah Agama.pdf
Tradisi daerah Makalah Agama.pdfTradisi daerah Makalah Agama.pdf
Tradisi daerah Makalah Agama.pdf
 
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdfKorelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
 
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
 
Bab i%2 c iv
Bab i%2 c ivBab i%2 c iv
Bab i%2 c iv
 
pbl 2.pdf
pbl 2.pdfpbl 2.pdf
pbl 2.pdf
 
Mbs
MbsMbs
Mbs
 
Kertas kerja kbs ppki 2017
Kertas kerja kbs ppki 2017Kertas kerja kbs ppki 2017
Kertas kerja kbs ppki 2017
 
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdfMAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
MAKALAH TAKMIR MASJID.pdf
 
Panduan MOS 2011
Panduan MOS 2011Panduan MOS 2011
Panduan MOS 2011
 
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
 
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdfSKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM | Imron Fauzi | Mahasiswa INA...
 

More from radikalzen

Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
radikalzen
 
Syekh+siti+jenar
Syekh+siti+jenarSyekh+siti+jenar
Syekh+siti+jenarradikalzen
 
Serat+sabdo+jati
Serat+sabdo+jatiSerat+sabdo+jati
Serat+sabdo+jatiradikalzen
 
Perkampungan+hantu+bag+6
Perkampungan+hantu+bag+6Perkampungan+hantu+bag+6
Perkampungan+hantu+bag+6
radikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
radikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
radikalzen
 
Joke+pembohong
Joke+pembohongJoke+pembohong
Joke+pembohongradikalzen
 
Ilmu hitamrawarontek
Ilmu hitamrawarontekIlmu hitamrawarontek
Ilmu hitamrawarontekradikalzen
 
Ilmu+gaib+islam+kejawen
Ilmu+gaib+islam+kejawenIlmu+gaib+islam+kejawen
Ilmu+gaib+islam+kejawenradikalzen
 
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaib
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaibHakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaib
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaibradikalzen
 
Deka deteksidininerakaatausiksa
Deka deteksidininerakaatausiksaDeka deteksidininerakaatausiksa
Deka deteksidininerakaatausiksaradikalzen
 
Cendana+dan+cendini
Cendana+dan+cendiniCendana+dan+cendini
Cendana+dan+cendini
radikalzen
 
Cara+mengatisipasi+sihir
Cara+mengatisipasi+sihirCara+mengatisipasi+sihir
Cara+mengatisipasi+sihir
radikalzen
 
Makna+ajaran+dewa+ruci
Makna+ajaran+dewa+ruciMakna+ajaran+dewa+ruci
Makna+ajaran+dewa+ruci
radikalzen
 
Kurma+dan+kesehatan
Kurma+dan+kesehatanKurma+dan+kesehatan
Kurma+dan+kesehatan
radikalzen
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
radikalzen
 
Skripsi 2
Skripsi 2Skripsi 2
Skripsi 2
radikalzen
 
Tutorial ranorex
Tutorial ranorexTutorial ranorex
Tutorial ranorex
radikalzen
 
Unixtoolbox
UnixtoolboxUnixtoolbox
Unixtoolbox
radikalzen
 

More from radikalzen (19)

Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
 
Syekh+siti+jenar
Syekh+siti+jenarSyekh+siti+jenar
Syekh+siti+jenar
 
Serat+sabdo+jati
Serat+sabdo+jatiSerat+sabdo+jati
Serat+sabdo+jati
 
Perkampungan+hantu+bag+6
Perkampungan+hantu+bag+6Perkampungan+hantu+bag+6
Perkampungan+hantu+bag+6
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Joke+pembohong
Joke+pembohongJoke+pembohong
Joke+pembohong
 
Ilmu hitamrawarontek
Ilmu hitamrawarontekIlmu hitamrawarontek
Ilmu hitamrawarontek
 
Ilmu+gaib+islam+kejawen
Ilmu+gaib+islam+kejawenIlmu+gaib+islam+kejawen
Ilmu+gaib+islam+kejawen
 
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaib
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaibHakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaib
Hakekat+dan+sumber+kekuatan+ilmu+gaib
 
Deka deteksidininerakaatausiksa
Deka deteksidininerakaatausiksaDeka deteksidininerakaatausiksa
Deka deteksidininerakaatausiksa
 
Cendana+dan+cendini
Cendana+dan+cendiniCendana+dan+cendini
Cendana+dan+cendini
 
Cara+mengatisipasi+sihir
Cara+mengatisipasi+sihirCara+mengatisipasi+sihir
Cara+mengatisipasi+sihir
 
Makna+ajaran+dewa+ruci
Makna+ajaran+dewa+ruciMakna+ajaran+dewa+ruci
Makna+ajaran+dewa+ruci
 
Kurma+dan+kesehatan
Kurma+dan+kesehatanKurma+dan+kesehatan
Kurma+dan+kesehatan
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
 
Skripsi 2
Skripsi 2Skripsi 2
Skripsi 2
 
Tutorial ranorex
Tutorial ranorexTutorial ranorex
Tutorial ranorex
 
Unixtoolbox
UnixtoolboxUnixtoolbox
Unixtoolbox
 

06110040 nafi-fadilah-hayati

  • 1. 1 MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG SKRIPSI Disusun oleh : Nafi’ Fadlilah Hayati 06110040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010
  • 2. 2 MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Oleh: Nafi’ Fadlilah Hayati 06110040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010
  • 3. 3 HALAMAN PERSETUJUAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG SKRIPSI Oleh: Nafi’ Fadlilah Hayati 06110040 Telah disetujui oleh: Dosen Pembimbing Marno, M. Ag NIP. 197208222002121001 Tanggal, 31 Juli 2010 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. Moh. Padil, M. Pd.I
  • 4. 4 NIP. 196512051994031003 HALAMAN PENGESAHAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh: Nafi’ Fadlilah Hayati (06110040) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 31 Juli 2010 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) pada tanggal: 31 Juli 2010 Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang Dr. H. Farid Hasyim, M.Ag : NIP. 19520309198303002 Sekretaris Sidang Marno, M.Ag : NIP. 197208222002121001 Pembimbing Marno, M.Ag : NIP. 197208222002121001 Penguji Utama Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag : NIP. 196712201998031002 Mengesahkan,
  • 5. 5 Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001 HALAMAN PERSEMBAHAN Ku bersujud di atas sajadah seraya mengucapkan syukur alhamdulillah atas segala yang telah Engkau berikan kepadaku selama ini. Karena, atas kehendak dan keridhloan-Mu maka akan ku persembahkan karyaku ini kepada: Ayahku Amiruddin (alm.) dan Bundaku Hutimah tercinta, yang telah mengayomi dan mengasihiku dengan kasih sayang, setulus hati mendoakan putrinya selama studi di UIN MALIKI Malang dan telah menjadikan dan mengajariku menjadi manusia dewasa dan lebih baik sebelumnya. Kakakku Mas Oo dan adik-adikku tersayang, Guling & Dadak, yang selalu memberiku motivasi agar aku selalu bersemangat. Mereka yang selalu menghiburku di saat aku gundah. Mereka adalah masa depanku dan harapanku. Seluruh keluarga dan saudara-saudaraku, yang tidak mungkin kusebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasi dan doa yang telah diberikan untukku. Dosen pembimbingku, Pak Marno, yang senantiasa memberikan dukungan serta membimbingku dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran. Terima kasih Pak Marno…… Para guru dan dosen-dosenku, yang selalu menjadi pelita dalam hidupku yang telah membimbing dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berarti. Jasamu tiada tara…… Sahabat-sahabatku (Bahak, Devi, Iqbal, Alfian, Berta, Iqro’, Luluk, Leli, Fidho, Nurul, Lia, Kemplu, Mieng2, Vina, Santi), yang dengan sabar dan setia telah menjadi tempat berbagi cerita dan berdiskusi untukku. Kalian telah mengajariku untuk mengenal arti kehidupan dan merasakan betapa indahnya sebuah persahabatan. Aku selalu merindukan canda tawa kalian di saat kita masih bersama……. Kawan-kawanku yang ceria di kos “Kavling 8“ (Pipiel, Emi, Iswatik, Mbak Cemcem, Mumuf, Popok, Mbak Rika, Itjah, Chenul, A’yun, Ari Sumi, Bundo Beti, Dwi, Nopreth, Zahra, Yeni, Chiko, Ima, Emak Widya, Fitri, Mbak Lia,), terima kasih atas
  • 6. 6 kekompakan dan motivasinya. Di saat aku tergoda oleh keputusasaan, kalian semua yang membangkitkan semangatku kembali. Ya Allah……kuhaturkan ucapan syukur pada-Mu yang telah menghadirkan orang- orang di sampingku yang selalu tulus mencintaiku, mengasihiku dan menyayangiku dengan sebening cinta dan sesuci doa. MOTTO  ִ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan (Departemen Agama RI, 2003. AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA. Bandung: Dipenogoro)
  • 7. 7 Marno, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Nafi’ Fadlilah Hayati Malang, 31 Juli 2010 Lamp. : 5 Eksemplar Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang di Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Nafi’ Fadlilah Hayati NIM : 06110040 Jurusan : PAI Judul Skripsi : Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.
  • 8. 8 Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Marno, M.Ag NIP. 197208222002121001 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 31 Juli 2010 Nafi’ Fadlilah Hayati
  • 9. 9 KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahim, Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis panjatkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul ”Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, yang telah mengantar umatnya menuju jalan kebenaran dan semoga kita diberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangan beliau. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayahanda (alm.), Ibunda, kakak serta adik-adikku tercinta, yang dengan kelembutan dan kesabaran hati telah memberikan perhatian, kasih sayang, dan motivasi baik spiritual maupun material yang senantiasa mengiringi langkahku.
  • 10. 10 2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN MALIKI Malang. 3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang. 4. Bapak Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang. 5. Bapak Marno, M.Ag selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas dan penuh tanggung-jawab telah memberikan bimbingan di tengah-tengah kesibukannya, petunjuk serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullah Khoiron Katsiro. 6. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang, yang telah melayani kami dengan baik. 7. Bapak Hari Mulyadi, S.Pd selaku Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah mengizinkan dan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan selama penelitian berlangsung. 8. Bapak Ro’ufur Rozi, S.PdI selaku Guru Keislaman SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan selama penelitian berlangsung. 9. Seluruh Guru dan staf karyawan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah berkenan meluangkan waktunya dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. 10. Seluruh siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang yang telah ikut membantu penulis dalam penelitian.
  • 11. 11 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu sehingga terselesainya penulisan skripsi ini. Kepada semua pihak tersebut diatas, semoga Allah SWT memberikan imbalan pahala yang sepadan dan balasan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat kelak, amin. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi saya pribadi khususnya, amin ya rabbal’alamin. Malang, 31 Juli 2010 Penulis
  • 12. 12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... .. i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. vii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii ABSTRAK ...................................................................................................... xix BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
  • 13. 13 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 E. Batasan Masalah ................................................................................ 8 F. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9 G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 12 BAB II : KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 15 A. Pendidikan Agama Islam ................................................................... 15 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................ 15 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................. 16 3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................ 18 4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI ........................ 20 B. Manajemen Kelas............................................................................... 22 1. Pengertian Manajemen Kelas ........................................................ 22 2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ........................................... 26 3. Prosedur Manajemen Kelas ........................................................... 31 4. Tujuan Manajemen Kelas.............................................................. 38 5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas........................................ 39 6. Perencanaan Manajemen Kelas ..................................................... 41 7. Pelaksanaan Manajemen Kelas ..................................................... 55 8. Evaluasi Manajemen Kelas ........................................................... 64 C. Efektifitas Proses Belajar Mengajar................................................... 65 1. Pengertian Efektifitas Proses Belajar Mengajar ............................ 65
  • 14. 14 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses Belajar Mengajar ........................................................................... 67 3. Unsur-unsur Efektifitas Proses Belajar Mengajar ......................... 73 4. Komponen Belajar Mengajar ........................................................ 75 5. Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar ..... 81 BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................. 84 A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 84 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 84 C. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 86 D. Jenis Data......................................................................................... 87 E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 87 F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 90 G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 91 H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................... 92 BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN.............................................. 94 A. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................... 94 1. Identitas Objek Penelitian ........................................................... 94 2. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian........................................... 94 3. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ........ 95 4. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ............. 98 5. Keadaan Guru & Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ... 99 6. Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 100
  • 15. 15 7. Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 100 8. Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .......... 101 B. Paparan dan Analisis Data ............................................................... 102 1. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang........................................................................ 102 a. Analisis Masalah Manajemen Kelas ...................................... 102 b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar ........................................ 105 2. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ........................................................................ 111 a. Tindakan-tindakan dalam Manajemen Kelas ......................... 112 b. Iklim/Suasana Kelas ............................................................... 113 c. Metode Pembelajaran ............................................................. 116 d. Penggunaan Media ................................................................. 117 e. Pola Interaksi .......................................................................... 118 3. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang........................................................................ 119 a. Tujuan Evaluasi ...................................................................... 120 b. Bentuk Evaluasi ..................................................................... 122 c. Tindak Lanjut Setelah Diadakan Evaluasi ............................. 123
  • 16. 16 BAB V : PEMBAHASAN .............................................................................. 124 A. Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang............................................................................. 125 B. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang............................................................................. 133 C. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang............................................................................. 140 BAB VI : PENUTUP ...................................................................................... 143 A. Kesimpulan ...................................................................................... 143 B. Saran-saran ...................................................................................... 145 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 17. 17 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Malang........................... 98 Tabel 1 : Keadaan Guru dan Personil SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ......... 99 Tabel 2 : Keadaan Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen ................... 100 Tabel 3 : Daftar Mata Pelajaran SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .................. 100 Tabel 4 : Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen .... 101
  • 18. 18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Bukti Konsultasi Lampiran 2 : Surat Penelitian dari Fakultas Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah Lampiran 4 : Perangkat Pembelajaran Kelas XI Lampiran 5 : Daftar Nilai Kelas XI Lampiran 6 : Instrumen Penelitian Lampiran 7 : Dokumentasi Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup Penulis
  • 19. 19 ABSTRAK Hayati, Nafi’ Fadlilah. Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) MALIKI Malang. Dosen Pembimbing: Marno, M.Ag Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan dalam pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan Manajemen kelas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Manajemen Kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau kondisi kelas yang menunjang program pengajaran, agar siswa ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. Di samping itu, Proses Belajar Mengajar dapat terwujud dengan baik apabila terdapat interaksi yang komunikatif antara guru dengan siswa, sesama siswa maupun dengan sumber belajar lainnya. Dalam Manajemen Kelas, guru sebagai pemeran utama yang sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, harus senantiasa memperhatikan dan menciptakan suasana kondusif di dalam kelas. Dengan adanya guru yang berkompeten dan berkualitas diharapkan mampu dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, khususnya pada materi PAI. Berpijak dari latar belakang di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, dan untuk mengetahui evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar PAI di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen.
  • 20. 20 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menganalisis data dengan memaparkan dan menafsirkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait kemudian data dianalisis lebih lanjut secara intensif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1.Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a. Analisis Masalah Manajemen Kelas: 1) Masalah individual: siswa tidak mempunyai buku pegangan sendiri; kurangnya konsentrasi siswa terhadap pelajaran; siswa kurang aktif; menarik perhatian orang lain, 2)Masalah kelompok: sebagian siswa mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, beberapa kelompok siswa cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan dan semangat belajar rendah. b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar: 1) menyusun silabus disesuaikan dengan karakteristik materi; 2) menyusun RPP disesuaikan dengan karakteristik, potensi,, kebutuhan dan keinginan siswa, 3) Strategi pembelajaran: a) memilih cara belajar mengajar yang efektif; b) menggunakan metode yang bervariasi; c) memberikan contoh yang baik terhadap siswa, 4) pengembangan sumber belajar: memanfaatkan kelas dan masjid. 5) pengembangan bahan ajar: membuat buku diklat/rangkuman. 2.Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: a.tindakan-tindakan dalam manajemen kelas: 1) membuat buku diklat/rangkuman; 2) memotivasi siswa agar konsentrasi pada pelajaran; 3) merangsang siswa agar aktif di kelas. b. Iklim/suasana kelas: 1) ruang kelas cukup memadai; 2) pengaturan tempat duduk dibuat bervariasi. 3) ventilasi, pengaturan cahaya serta penyimpanan barang-barang di dalam kelas baik. c.Metode: ceramah, drill, tanya jawab interaktif, dan peragaan, disesuaikan dengan kondisi waktu itu d. Media: buku, Lembar Kerja Siswa (LKS), LCD, dan OHP, memfasilitasi siswa dalam belajar. e. Pola interaksi: interaksi edukatif antara personal. 3. Evaluasi Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian ini, saran-saran yang diharapkan penulis adalah: (1) Bagi seluruh warga SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, baik Kepala Sekolah, para guru, dan siswa hendaknya selalu berupaya untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikannya semaksimal mungkin. (2) Bagi peneliti lanjutan, hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih sempurna tentang Manajemen Kelas dalam meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI. Kata Kunci: Manajemen Kelas, Efektifitas Proses Belajar Mengajar, PAI
  • 21. 21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 pada BAB II, Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.1 1 Redaksi Sinar Grafika, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20 Tahun. 2003) (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 7
  • 22. 22 Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya, manajemen kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas menurut Sunaryo adalah masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.2 Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana belajar-mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut, dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses tersebut. Adapun kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan 2 Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Malang: IKIP Malang, 1989), hlm. 62
  • 23. 23 (2) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut perlu dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang baik pula. Hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas mencakup pengaturan ruang belajar dan perabot kelas, serta pengaturan peserta didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih memfokuskan pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun kondisi kelas menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar inilah, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Kelas adalah tingkah laku siswa (aspek psikologis), susana belajar di kelas yang menyenangkan (sosial) dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa. Hal ini merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.3 Menurut Mulyadi bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif 3 Moh. Uzer Usman, Mejadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 97
  • 24. 24 serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.4 Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif, apabila: Pertama; diketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Kedua; diketahui masalah apa sajakah yang biasa timbul dan dapat merusak suasana belajar mengajar. Ketiga; dikuasainya berbagai pendekatan dalam manajemen kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan tersebut digunakan.5 Oleh karena itu, pengelola sekolah perlu menciptakan suasana gembira/menyenangkan di lingkungan sekolah melalui manajemen kelas. Karena, dengan menjalin keakraban antara guru-siswa, maka guru dapat mengarahkan siswa dengan lebih mudah untuk mendorong dan memotivasi semangat belajar siswa. Disamping itu, juga dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas secara kondusif yang memberi kemungkinan tujuan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.6 Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang 4 Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 4 5 Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 116 6 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 184
  • 25. 25 dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana yang tersedia untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Jadi, proses belajar mengajar dapat terwujud dengan baik apabila ada interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber belajar lainnya. Dengan kata lain “belajar dikatakan efektif apabila terjadi interaksi yang cukup maksimal”. Namun, adapula kendala atau kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya keadaan siswa, jumlah siswa, fasilitas yang kurang memadai, letak sekolah, dsb. Sehingga, seorang guru dituntut mempunyai kemampuan/keahlian tertentu untuk dapat menciptakan suasana kelas yang mendukung efektifitas belajar mengajar, agar tercipta suasana/iklim belajar yang nyaman, kondusif, komunikatif, serta dinamis yang diharapkan akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dan semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan dari pada pendidikan itu sendiri. Manajemen kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh setiap guru dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif, agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif. Implementasi manajemen kelas melibatkan siswa di dalam kelas untuk menentukan prinsip, prosedur, dan aturan bersama demi tujuan bersama. Siswa dilibatkan melalui aktivitas-aktivitas belajar yang positif seperti diskusi, laporan lisan, penelitian, simulasi, field trip, studi kasus, permainan
  • 26. 26 peran, penyajian multi-media, dan sebagainya. Melalui aktivitas belajar tersebut dimaksudkan agar siswa termotivasi untuk berpikir aktif, kritis dan kreatif. Selain itu, aktivitas tersebut dapat meningkatkan interaksi antara siswa yang satu dengan yang lainnya semakin baik. Kecenderungan manajemen kelas sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa ini terlihat pada aspek potensi, bakat, dan minat siswa dalam belajar. Dalam hal ini, potensi, bakat dan minat siswa akan berkembang dengan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan Manajemen Kelas yang memotivasi siswa yang semakin aktif dalam belajar akan semakin baik prestasi yang diraih. Karena betapa pentingnya manajemen kelas dengan serangkaian manfaatnya dalam kegiatan proses belajar mengajar, maka SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen mencoba mengimplementasikan manajemen kelas ini, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Meskipun siswanya banyak yang minim tentang pengetahuan agama dan minimnya alokasi waktu pembelajaran, guru PAI SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen bersikeras dalam me-manage kelas agar pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai metode dan media yang bervariasi sesuai dengan materi yang diberikan pada saat itu.
  • 27. 27 Selain itu, suasana kelasnya pun tidak monoton. Sekali waktu pengaturan tempat duduk dibuat bervariasi agar suasana kelas menyenangkan sehingga membantu siswa dalam belajar di kelas. Pola interaksi antara guru PAI dan siswa pun terlihat harmonis. Hal ini terbukti, di dalam dan di luar kelas komunikasi antara keduanya seperti berjalan dengan baik. Berpijak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai upaya mengembangkan efektifitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa melalui prosedur pengelolaan kelas dengan mengambil judul: “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis akan merumuskan masalah yang menjadi dasar pokok pembahasan skripsi ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah : 1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ?
  • 28. 28 2. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ? 3. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang ? C. Tujuan Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan tentang Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. 2. Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam meningkatkan Efektifitas Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. D. Manfaat Penelitian
  • 29. 29 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori tentang manajemen kelas berikut inovasi yang terkait dengan Manajemen Kelas. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Sekolah Lainnya Sebagai contoh pemikiran dan pelaksanaan bagi perkembangan mutu kegiatan proses belajar mengajar secara efektif melalui manajemen kelas yang baik. 2. Peneliti Berikutnya Sebagai dasar pengembangan penelitian berikutnya dengan meneliti dimensi yang berbeda terkait dengan manajemen kelas yang dapat menciptakan proses belajar mengajar secara efektif. E. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan manajemen kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencakup analisis masalah manajemen kelas, desain kegiatan belajar mengajar, tindakan- tindakan manajemen kelas, pengaturan suasana kelas, penggunaan metode dan media, pola interaksi, dan evaluasi hasil belajar manajemen kelas.
  • 30. 30 F. Penelitian Terdahulu Dalam pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan, agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Disamping itu, manajemen bertugas memadukan sumber-sumber pendidikan secara keseluruhan dan mengontrol/mengawas agar tepat dengan tujuan pendidikan. Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok manajemen yang terdiri dari: Planning, Organizing, Leading/Actuating, dan Controlling.7 Planning (perencanaan) adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.8 Organizing (pengorganisasian) adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat- alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut. Leading/Actuating/ Directing adalah pelaksanaan/pengarahan kepada semua anggota, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan. 7 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 1 8 Ibid., hlm. 49
  • 31. 31 Controlling (pengawasan/pengendalian) merupakan pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja anggota, agar rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan dapat terselenggara. Setelah diketahui deskripsi singkat beberapa fungsi manajemen diatas, serta mengingat penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu terkait dengan Manajemen Kelas, maka penulis menunjukkan permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), evaluasi (controlling) dalam manajemen kelas. Permasalahan tersebut terkait dengan perencanaan manajemen kelas dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Selanjutnya, tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dan yang terakhir evaluasi pelaksanaan manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Pembahasan tentang manajemen kelas, belum terlalu banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya, sehingga penulis mengambil judul: ”Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang”. Penelitian tentang manajemen kelas yang akan penulis bahas, masih sangat jarang diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, walaupun ada itu hanya beberapa peneliti saja dengan obyek yang berbeda. Salah satunya adalah
  • 32. 32 Husnul Khotimah, 2006, dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran PAI Siswa (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Batu)”. Penulis tersebut membahas tentang implementasi manajemen kelas Pendidikan Agama Islam dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan manajemen kelas Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Batu. Hasil dari penelitian tersebut adalah manajemen kelas yang diterapkan dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Batu meliputi perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, disiplin kelas, konflik kelas, evaluasi pembelajaran. Untuk faktor penghambatnya: kurangnya kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam melakukan efektifitas pembelajaran PAI, kurangnya fasilitas dan media pembelajaran PAI yang ada di SMK N 1 Batu, keadaan ekonomi orang tua yang kurang cukup, lingkungan siswa yang keras serta keadaan keluarga yang broken home. Dan usaha-usaha yang dilakukan dalam manajemen kelas terkait dengan pembelajaran PAI di SMK Negeri 1 Batu, adalah: mempersiapkan tugas administratif, memberi motivasi kepada siswa, membuat modul sesuai dengan materi, mengatasi setiap permasalahan siswa, memilih metode, membentukan kelompok diskusi, meningkatkan kedisiplinan siswa.
  • 33. 33 Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Husnul Khotimah, sama halnya dengan yang akan peneliti laksanakan, yaitu membahas tentang manajemen kelas. Namun terdapat beberapa perbedaan dan beberapa alasan tentang pengambilan judul ini, antara lain: a. Lokasi Lokasi penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu terletak di SMK Negeri 1 Batu, sedangkan lokasi yang akan diobservasi oleh peneliti pada kali ini terletak di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. b. Peneliti melihat pelaksanaan manajemen kelas belum seluruhnya menyeluruh dan terlaksana dengan baik di setiap sekolah. Sehingga peneliti ingin mengkaji lebih dalam dan mengkomparasikan pelaksanaan Manajemen Kelas di kedua tempat tersebut. Dengan alasan berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Manajemen Kelas di kedua tempat tersebut sangat berbeda. Untuk mengetahui pembahasan tentang judul tersebut maka penulis akan menjelaskan mengenai Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI. G. Sistematika Pembahasan
  • 34. 34 Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka pembahasan ini dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab ini disusun sebagai berikut: Bab Pertama, berisi tentang Pendahuluan. Yang menggambarkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan. Bab Kedua, berisi tentang Kajian Pustaka. Yang memaparkan tentang Pendidikan Agama Islam terdiri dari; pengertian PAI, dasar dan tujuan PAI, kedudukan dan fungsi PAI dan Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI. Untuk Manajemen Kelas meliputi; pengertian Manajemen Kelas, prosedur Manajemen Kelas, pendekatan dalam Manajemen Kelas, tujuan Manajemen Kelas, hambatan-hambatan Manajemen Kelas, Perencanaan Manajemen Kelas, Pelaksanaan Manajemen Kelas dan Evaluasi Manajemen Kelas. Sedangkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar meliputi; pengertian Efektifitas Proses Belajar Mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Proses Belajar Mengajar, unsur-unsur efektifitas Proses Belajar Mengajar, komponen belajar- mengajar dan Manajemen Kelas dalam Efektifitas Proses Belajar Mengajar. Bab Ketiga, berisi tentang Metode Penelitian. Dalam Bab ini, penulis menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian,
  • 35. 35 kehadiran peneliti, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab Keempat, berisi tentang Laporan Hasil Penelitian. Pada bab ini penulis mengemukakan masalah-masalah yang diperoleh dari penelitian pada obyek, meliputi: latar belakang obyek penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab Kelima, Pembahasan. Pada bab ini penulis membahas tentang laporan hasil penelitian. Bab Keenam, Penutup. Pada akhir pembahasan, penulis akan mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan realita hasil penelitian, kata penutup serta pada bagian terakhir penulis cantumkan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
  • 36. 36 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiah Daradjat, pengertian Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang dilakukan secara sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, serta menghayati tujuan, yang
  • 37. 37 pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.9 Dalam Kurikulum PAI tahun 2002 seperti yang telah dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam yang dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10 Sedangkan menurut Azizy, Pendidikan Agama Islam merupakan proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda yang mencakup dua hal yaitu, mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa- siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam.11 Sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir yang menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran 9 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130 10 Ibid.. 11 Ibid., hlm. 131
  • 38. 38 Islam. Bila disingkat, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.12 Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 13 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam a. Dasar Hukum Dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan. Yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama, di sekolah- sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. b. Dasar Religi Dasar religius ini bersumber dari agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits, yaitu: 1) Sumber dari al-Qur’an. Antara lain: 12 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 32 13 Abdul Majid dan Dian Andayani. Op. Cit., hlm. 132
  • 39. 39 a) Surat Al-Mujadalah ayat 11: (11 :‫ﺠﺕ. . .)ﺍﻝﻤﺠﺎﺩﻝﻪ‬ ‫ﻥ ﹸﻭ ﹸﻭﺍ ﺍﻝﹾﻌﻠﹾﻡ ﺩ‬‫ﺍﻝﺫﻴ‬ ‫ﺍ ﻤﻨﹾﻜﻡ‬‫ﻥ ﺍﻤﻨﻭ‬‫ﻓﻊ ﺍﷲ ﺍﻝﺫﻴ‬‫. . . ﻴﺭ‬  ‫ﺭ‬   ‫ ﺍ ﺘ‬  ‫ ﹸ ﻭ ﹼ‬ ‫ﹸ‬   ‫ ﹶ ﹺ ُ ﹼ‬ “. . . niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujadalah: 11) b) Hadist Riwayat Baihaqi: (‫ﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻝﺒﻴﻬﻘﻰ‬ ‫ﺎ‬ ‫ ﻴﻤﺠ‬‫ﻪ ﺍﻭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻴﻨﺼ‬‫ﻪ ﺍﻭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍﻩ ﻴﻬﻭ‬ ‫ﻠﻰ ﺍﻝﹾﻔﻁﹾﺭﺓ ﻓﺎﺒ‬ ‫ﻭﻝﺩ‬‫ﺩ ُﻴ‬‫ﻝﻭ‬‫ﻜل ﻤﻭ‬ ‫ﺴ ﻨ‬   ‫ﺭ ﻨ ﹶ‬ ‫ ﹶ‬ ‫ﺩ ﻨ ﹶ‬    ‫ﻭ‬ ‫ ﹶ ﹶ‬   ‫ ﻋ‬‫ ﹶ‬ ‫ ﹸ‬ ‫ﹸ ﱡ‬ “Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragam (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragam Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Baihaqi) c. Dasar Sosial-Psikologi Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup, yaitu agama. Mereka merasakan, bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan meminta pertolongan. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun modern. Mereka akan merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.14 14 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 12
  • 40. 40 Adapun tujuan dari Pendidikan Agama Islam secara umum adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia. Sedangkan fungsinya adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga dan digunakan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Secara khusus kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah berfungsi sebagai berikut: a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
  • 41. 41 c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik fisik maupaun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain.15 15 Ibid., hlm. 134-135
  • 42. 42 4. Standart Efektifitas Proses Belajar Mengajar PAI a. Dapat melibatkan siswa secara aktif Menurut William Burton mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.16 Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif sebab murid sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. b. Dapat menarik minat dan perhatian siswa Kondisi belajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sehingga hal itu akan menjadikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan secara efektif. c. Dapat membangkitkan motivasi siswa Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan 16 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 21
  • 43. 43 mencapai tujuan, atau kesadaran dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan efektif apabila dapat membangkitkan motivasi siswa yang sedang belajar. d. Prinsip individualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan efektif jika guru selalu memperhatikan keragaman karakteristik setiap siswa. Dengan kata lain hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa secara individual.17 Dengan demikian, maka siswa akan merasakan perhatian guru dan pembelajaran juga akan terlaksana dengan maksimal. e. Peragaan dalam pengajaran Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Dan apabila pembelajaran dilaksanakan dengan melaksanakan peragaan yang sesuai maka akan dapat membantu siswa dalam pengajaran.18 f. Pembelajaran yang dapat menjadikan siswa antusias 17 Ibid., hlm. 30 18 Ibid., hlm. 31
  • 44. 44 Keantusiasan siswa dalam pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam akan berpengaruh pada efektifitas proses pembelajaran yang dilakukannya. B. Manajemen Kelas 1. Pengertian Manajemen Kelas Manajemen Kelas berasal dari dua kata, yaitu dari kata manajemen dan kelas. Manajemen dari kata Management, yang diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.19 Dengan kata lain arti dari Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, direksi, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.20 Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maka, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan sekaligus pengawasan pada sesuatu yang terlibat dalam 19 Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 2 20 Pius A.Partanto dan M.Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 434
  • 45. 45 pelaksanaan dan pencapaian tujuan agar sesuatu tersebut berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sedangkan kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa. Hadari Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yakni : a. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. b. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.21 Dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang belajar dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.22 21 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 176 22 Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 3
  • 46. 46 Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar dan atau sekelompok siswa yang belajar (rombongan belajar), dimana guru mengajar, peserta didik belajar, dan tingkatan (grade) sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. Setelah berbicara tentang pengertian dari manajemen dan kelas di atas, maka di bawah ini para ahli pendidikan mendefinisikan manajemen kelas, antara lain: a. Made Pidarta mengatakan, manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual.23 b. Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.24 23 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 172 24 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 97
  • 47. 47 c. Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.25 d. Johanna Kasin Lemlech, dalam bukunya Cecep Wijaya & A. Tabrani Rusyan mengatakan bahwa Classroom management is the orchestration of classroom life: planning curriculum, organizing procedures and resources, arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress, anticipating potential problems.26 Menurut definisi ini, yang dimaksud dengan manajemen kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. e. Menurut Mulyadi, bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang 25 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 173 26 Cece Wijaya, A.Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 113
  • 48. 48 positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.27 Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas yang menunjang program pembelajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. Jadi manajemen kelas harus mengacu pada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.28 2. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Di bawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut: 27 Mulyadi., Op.Cit., hlm. 4 28 Ibid., hlm. 2
  • 49. 49 a. Pendekatan Manajerial Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi : 1) Kontrol Otoriter Dalam menegakkan disiplin kelas guru harus bersikap keras, jika perlu dengan hukuman-hukuman yang berat. Menurut konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah apabila siswa duduk, diam, dan mendengarkan perkataan guru. 2) Kebebasan Liberal Menurut konsep ini, siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan cara seperti ini, aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, sering terjadi pemberian kebebasan yang penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau kericuhan di dalam kelas karena kebebasan yang didapat oleh siswa disalahgunakan. 3) Kebebasan Terbimbing
  • 50. 50 Konsep ini merupakan perpaduan antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Di sini siswa diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. Di satu pihak siswa diberi kebebasan sebagai hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian diri-sendiri. b. Pendekatan Psikologis Terdapat beberapa pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut: 1) Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku (Behavior-Modification)29 Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioristik, yang mengemukakan pendapat bahwa: a) Semua tingkah laku yang baik atau yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.30 b) Ada sejumlah kecil proses psikologi penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud, yaitu 29 Ibid., hlm. 35 30 Ibid..
  • 51. 51 diantaranya penguatan positif (positive reinforcement) seperti hadiah, ganjaran, pujian, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan penguatan negatif (negative reinforcement) seperti hukuman, penghapusan hak, dan ancaman.31 Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Penguatan Primer, yaitu penguatan yang tanpa dipelajari seperti makan, minum, menghangatkan tubuh, dsb. 2. Penguatan Sekunder, yaitu penguatan sebagai hasil proses belajar. Penguatan sekunder ini ada yang dinamakan penguatan sosial (pujian, sanjungan, perhatian, dsb), penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) dan penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan yang disenangi oleh siswa yang tidak semua siswa dapat mempraktekkannya). Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang terus-menerus (continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula penguatan yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap satu semester sekali, setahun sekali, dsb. 2) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)32 31 Ibid., hlm. 36 32 Ibid., hlm. 46
  • 52. 52 Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling yang mempradugakan: a) Proses Belajar Mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan sosio-emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan inter personal yang harmonis antar guru dengan guru, guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.33 b) Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus di hadapan siswa, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa, sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai alternatif penyelesaian. c. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)34 33 Ibid.. 34 Ibid., hlm. 55
  • 53. 53 Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok. Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini ialah: 1) Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial. 2) Tugas pokok guru yang utama dalam manajemen kelas ialah membina kelompok yang produktif dan efektif.35 d. Pendekatan Elektif (Electic Approach) Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai tujuan dan wawasan tertentu. Dengan demikan, guru dituntut untuk memahami berbagai pendekatan. Dengan dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Pendekatan Elektik disebut juga dengan pendekatan pluralistik, yaitu manajemen kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan 35 Ibid..
  • 54. 54 menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk menciptakan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.36 3. Prosedur Manajemen Kelas Upaya untuk menciptakan dan mempertahankan suasana yang diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi, perlu dilakukan langkah-langkah tertentu untuk me-manage kelas dengan baik. Langkah-langkah ini disebut sebagai prosedur manajemen kelas. Adapun prosedur manajemen kelas ini dapat dilakukan secara preventif (pencegahan) maupun kuratif (penyembuhan).37 Perbedaan kedua jenis pengelolaan kelas tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis manajemen kelas tersebut. Dikatakan secara preventif apabila langkah-langkah/upaya yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk mengatur siswa, peralatan (fasilitas) atau format belajar mengajar yang tepat yang dapat mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.38 Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen kelas secara kuratif adalah langkah-langkah tindakan 36 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 184 37 Mulyadi. Op. Cit, hlm. 19 38 Ibid., hlm. 20
  • 55. 55 penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu kondisi-kondisi optimal dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.39 a. Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Preventif meliputi : 1) Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru Suatu langkah yang mendasar dalam strategi manajemen kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan fungsi yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya yang sedang belajar,40 serta bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya. 2) Peningkatan Kesadaran Siswa Kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, siswa harus menyadari bahwa dia belajar adalah dengan tujuan tertentu. Keefektifan siswa dalam 39 Ibid., hlm. 25 40 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 112
  • 56. 56 proses pembelajaran sebenarnya bergantung pada tingkat kesadaran siswa tersebut di dalam proses. Semakin tinggi tingkat kesadarannya semakin tinggi pula keefektifannya. Kondisi ini selanjutnya berdampak pada tingkat penguasaan kemampuan dari siswa yang bersangkutan.41 Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk melakukan tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu. Untuk membangkitkan kesadaran siswa dalam peran sertanya dalam proses pembelajaran kelas, tidak cukup hanya guru yang harus berkutat pada metode-metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas. Proses tersebut memerlukan keikutsertaan siswa yang sebenarnya merupakan subyek yang sedang belajar,42 agar dapat menimbulkan suasana kelas yang mendukung untuk melakukan proses belajar mengajar. 3) Penampilan Sikap Tulus Guru Guru mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak secara wajar, tulus dan tidak pura-pura terhadap siswa.43 Penampilan sikap 41 Ibid., hlm. 100 42 Ibid., hlm. 111-112 43 Mulyadi. Op. Cit, hlm. 23
  • 57. 57 guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus- terang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat sekolah. Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan. 4) Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut bisa bersifat perseorangan maupun kelompok. Identifikasi akan variasi tingkah laku siswa itu diperlukan bagi guru untuk menetapkan pola
  • 58. 58 atau pendekatan manajemen kelas yang akan diterapkan dalam situasi kelas tertentu. 5) Penemuan Alternatif Manajemen Kelas Agar pemilihan alternatif tindakan manajemen kelas dapat sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah manajemen kelas yang diharapkan akan tercapai. Selain itu, pengalaman guru yang selama ini dilakukan dalam mengelola kelas waktu mengajar, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar perlu pula dijadikan sebagai referensi yang cukup berharga dalam melakukan manajemen kelas.44 6) Pembuatan Kontrak Sosial Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah 44 Ibid., hlm. 24
  • 59. 59 yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran. Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya manajemen kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan pengarahan dan bimbingan dari pendidik. a) Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Kuratif meliputi : 1) Identifikasi Masalah Pertama-tama guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyidik penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan didalam kelas, dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang berdampak negatif secara luas atau tidak, ataukah hanya sekedar masalah perseorangan atau kelompok, ataukah bersifat sesaat saja ataukah sering dilakukan maupun hanya sekedar kebiasaan siswa. 2) Analisis Masalah Dengan hasil penyidikan yang mendalam, seorang guru dapat melanjutkan langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui latar belakang serta sebab-musabbab timbulnya tingkah laku siswa
  • 60. 60 yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan dapat ditemukan sumber masalah yang sebenarnya. 3) Penetapan Alternatif Pemecahan Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan tersebut, hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas dan juga memahami cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan pendekatan masing-masing.45 Dengan membandingkan berbagai alternatif pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan, seorang guru akan dapat memilih alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah pada situasi yang dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu pendekatan, maka cara-cara mengatasi masalah tersebut juga akan dapat ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan manajemen kelas yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan. 4) Monitoring Hal ini diperlukan, karena akibat perlakuan guru dapat saja mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang 45 Ibid., hlm. 26
  • 61. 61 menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah monitoring ini pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat dari apa yang telah terjadi. 5) Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back) Hasil Monitoring tersebut, hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk: a) Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang sama. b) Dasar dalam melakukan kegiatan manajemen kelas berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan manajemen kelas yang sudah dilakukan sebelumnya. Yakni untuk lebih menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, dengan diusahakannya pencapaian tujuan melalui kegiatan pengaturan siswa, bahan/alat pelajaran dan format belajar mengajar yang kesemuanya difokuskan pada penciptaan
  • 62. 62 kondisi belajar mengajar yang menunjang cara belajar siswa aktif.46 4. Tujuan Manajemen Kelas Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan, baik secara umum maupun khusus. Secara umum tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para siswa. Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut: a. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan manajemen kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban. 46 Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 49
  • 63. 63 c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas demi perbaikan pembelajaran pada masa mendatang. Jadi, manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 5. Hambatan-hambatan Manajemen Kelas a. Faktor guru, faktor penghambat yang datang dari sini berupa hal-hal, seperti: tipe kepemimpinan guru yang otoriter, format belajar mengajar yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru yang tidak baik, pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserta didik yang kurang.47 b. Faktor peserta didik. Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas atau suatu sekolah akan menjadi masalah dalam pengelolaan kelas. 47 Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Op. Cit., hlm. 151-152
  • 64. 64 c. Faktor keluarga. Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik penganggu dan pembuat ribut, mereka itu biasanya dari keluarga yang broken-home. d. Faktor fasilitas. Faktor ini meliputi: jumlah peserta didik dalam kelas yang terlalu banyak dan tidak seimbang dengan ukuran kelas, besar dan kecilnya ruangan tidak disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya, ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya.48 e. Faktor sekolah sebagai lembaga pendidikan. Faktor ini meliputi: pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari Senin dan masalah-masalah yang bertalian dengan disiplin.49 Misalnya, menegur peserta didik yang selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di kelas atau sekolah dan suka minum-minuman keras, 48 Ibid., hlm. 153-154 49 Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Op.Cit., hlm. 135
  • 65. 65 sampai kepada mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antar sekolah. f. Faktor yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah. Dalam mengatasi masalah semacam ini mungkin yang harus terlibat adalah orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna, bahkan para pengusaha dan lembaga pemerintahan setempat. 6. Perencanaan Manajemen Kelas a. Analisis Masalah Manajemen Kelas Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok.50 Meskipun seringkali terjadi perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi dengan penanggulangan yang tepat pula. 1) Masalah Individual 50 Ahmad Rohani, Op. Cit., hlm. 124
  • 66. 66 Dalam konteks ini dapat dibedakan menjadi empat kelompok masalah manajemen kelas yang bersifat individual, yaitu: a) attention-getting behaviors (tingkah laku menarik perhatian orang lain). b) power-seeking behaviors (tingkah laku mencari kekuasaan). c) revenge-seeking behaviors (tingkah laku menuntut balas). d) peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya. 2) Masalah Kelompok Louis V Johson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam manajemen kelas,51 yaitu: 1) kelas kurang kohesif lantaran alasan karena jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. 2) penyebalan terhadap norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras di ruang baca perpustakaan. 51 Mulyadi, Classroom Management (Malang: UIN-PRESS MALANG, 2009), hlm. 15
  • 67. 67 3) kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi dengan suara sumbang. 4) membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pembinaan semangat kepada badut kelas. 5) kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan. 6) semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes kepada guru karena menganggap yang diberikan kurang fair. 7) kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal, guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain dan sebagainya. b. Desain Kegiatan Belajar Mengajar Desain kegiatan belajar mengajar/desain pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau persiapan yang sistematis dalam suatu aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama pada peserta didik. Singkat kata, desain pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan
  • 68. 68 kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.52 Kegiatan ini merupakan tugas guru sebagai desainer dalam menyusun perangkat dan instrumen pembelajaran. 1) Menyusun Silabus Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai ”Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pelajaran”. Silabus digunakan menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan kemampuan dasar. Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. 52 Ibid,, hlm. 69
  • 69. 69 Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah:53 • Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. • Komponen silabus menjawab: kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa?; bagaimana cara mengembangkannya?; bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dikuasai oleh siswa?. • Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar. • Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah/madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur: tujuan mata pelajaran yang diajarkan; sasaran-sasaran mata pelajaran; keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; urutan topik-topik yang 53 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 39
  • 70. 70 diajarkan; aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pembelajaran; berbagai teknik evaluasi yang digunakan. Contoh Format Silabus54 Nama Sekolah : (diisi nama sekolah) Mata Pelajaran : (diisi nama mata pelajaran) Kelas : (diisi kelas berapa standar kompetensi tersebut harus dicapai melalui proses belajar mengajar) Semester : (diisi semester berapa standar kompetensi tersebut harus dicapai melalui proses belajar mengajar) Standar Kompetensi : (diisi rumusan standar kompetensi yang akan dikembangkan silabusnya) Kompe Materi Pengalaman Indikator PENILAIAN Alokasi Sumber tensi Pokok Belajar Contoh Waktu Bahan/ Alat Jenis Bentuk Dasar Rumusan (menit) Tagihan Instrumen Instrumen Memu Memu Memuat Berisi Berisi Instumen Diisi Memu Memuat at at alternatif penjabar jenis- dikategorikan contoh at nomor atau kompe materi kegiatan an jenis menjadi dua, rumusan alokasi kode jenis tensi pokok siswa dalam kompete tagihan yaitu tes dan sesuai yang sumber dasar yang berinteraksi nsi dasar untuk nontes. Tes dengan diperlu bahan yang hasil diambil secara yang mencapai meliputi pilihan bentuk kan digunakan penjab /dikuti langsung dirumusk indikator. ganda,uraian instrume untuk beserta aran p dari dengan an Jenis objektif, n yang mengu halaman dari buku objek/sumber dengan tagihan jawaban digunaka asai yang standa KBK. belajar. kata yang singkat, n masing dirujuk. r Kemud Misalnya kerja dapat menjodohkan, - kompe ian tugas operasio digunaka benar salah, masing tensi diuraik mandiri, nal yang n antara portofolio. kompe yang an tugas bisa lain: kuis, Nontes meliput: tensi telah secara kelompok, diukur pertanya wawancara, dasar. dirumu agak melakukan dan an lisan, angket, 54 Marno, Siti Kusrini & Sutiah, Ketrampilan Dasar Mengajar (PPL 1) (Malang: Fakultas Tarbiyah, 2009), hlm. 146