Laporan pertanggungjawaban pengurus dkm al hijrah periode th 2008
1. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS DKM AL HIJRAH PERIODE
TH 2008-2013
DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL HIJRAH
Jl. Masjid Raya, Perumahan Tytyan Kencana, Marga Mulya, Bekasi Utara
Telp. 021 88978976 , 088 21513 5712
LAPOR AN PER TAN GGUN GJAWABAN
PEN GUR US D KM AL HIJR AH PER IOD E TH 2008 -2013
Disampaikan pada rapat jamaah Pemilihan Ketua DKM Al Hijrah
Periode Tahun 2008 - 2013 Perumahan Tytyan Kencana Bekasi Utara
Ahad, 8 Desember 2013 M/5 Syafar 1435 H
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadhirat Allah Swt yang tak pernah berhenti dan
lelah menebar rahmat. Dia yang melimpahkan nikmat dan karunia yang tiada tara kepada kita
hingga kita masih mampu mengarungi dunia yang fana ini dengan satu misi, yaitu sebagai
khalifah dimuka bumi untuk melaksanakan “amar ma’ruf nahi munkar”.
Pertama-tama kami ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh jamaah dalam rapat ini
atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk mengemban tugas dan tanggung jawab
selaku Pengurus DKM Al Hijrah periode tahun 2008-2013 (terlampir).
Menurut ulama terkemuka Syaikh Yusuf Qardhawi masjid selain berfungsi sebagai tempat
ibadah ritual, masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial kemasyarakatan seperti
bersilaturrahmi untuk memperkuat ikatan persaudaraan, tempat menimba ilmu, tempat
pengumpulan dana zakat, infaq dan sedekah, tempat penyelesaian sengketa, lembaga
solidaritas dan bantuan kemanusiaan, tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader
pemimpin umat, tempat membina keutuhan jamaah, dan tempat bergotong royong didalam
mewujudkan kesejahteraan bersama.
Selama lima tahun mengelolah organisasi ini, kini tiba saatnya bagi kami Pengurus DKM Al
Hijrah masa bakti 2008 - 2013 untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
sidang jamaah yang terhormat seluruh hasil kerja kami selama mengemban amanah ini.
Tercatat beberapa hal yang dapat kami capai, akan tetapi masih banyak juga tugas-tugas yang
belum terselesaikan. Oleh karenanya perkenankan kami mengetengahkan laporan kehadapan
sidang jamaah sebagai wujud pertanggungjawaban kami , dengan susunan sebagai berikut.
I. Pendahuluan.
II. Kondisi Internal DKM Al Hijrah
III. Kesekretariatan
IV. Keuangan
V. Bidang Pendidikan dan Peribadatan
2. VI. Bidang Pengembangan Fisik, Sarana dan Usaha
VII. Bidang Hubungan Masyarakat dan Lembaga
VIII. Bidang Pengumpulan Shodaqoh dan Infaq
IX. Bidang Pembinaan Muslimah
X. Bidang Pemberdayaan Remaja Masjid
XI. Bidang Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ)
XII. Bidang Keamanan
XIII. Kendala-kendala yang dihadapi
XIV. Program DKM Al Hijrah yang belum terealisasi
XV. Penutup.
II. KONDISI INTERNAL DKM AL HIJRAH
Upaya pengurus menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan berimplikasi pada tiga hal.
Pertama, mendidik umat agar tetap beribadah kepada Allah. Kedua, menanamkan rasa cinta
kepada ilmu pengetahuan dan solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban
manusia sebagai insan pribadi dan sosial. Ketiga, memberikan ketenteraman, kekuatan,
kemakmuran potensi-potensi ruhaniah manusia melalui pendidikan kesabaran, keberanian,
kesadaran dan optimisme.
Di awal kepengurusan, Ketua DKM terpilih mempunyai kewenangan untuk membentuk
struktur kepengurusan lengkap. Pertimbangan dalam memilih pengurus masjid Al Hijrah
yang ideal setidak-tidaknya didasari dengan 3 kriteria yang harus dipenuhi:
1. Kepribadian yang saleh dan keteladanan, mengingat masjid berfungsi sebagai pembinaan
umat menuju kesalehan jamaahnya.
2. Wawasan keislaman dan kemasyarakatan yang luas. Tujuannya agar kegiatan masjid
dapat mengarah kepada program dan berinteraksi kearah yang benar dan dapat
berinteraksi dengan masyarakat sekitar masjid, yang merupakan jamaah masjid yang
dipimpinnya.
3. Kemampuan kepemimpinan, organisasi, dan material yang baik, sehingga kepengurusan
masjid dapat berjalan dengan baik serta berprestasi kerja menciptakan sebuah masjid
yang makmur dan masyarakat yang saleh.
Selama 5 tahun menjalankan roda kepengurusan belum sekalipun dilakukan reshuffle, bukan
tidak mungkin diantara jamaah dan pengurus ada yang loyal dan ada pula yang tidak.
Menghadapi kondisi seperti ini pengurus cukup melakukan pendekatan persuasif yang pada
akhirnya diperoleh hasil yang sangat positif, yaitu menjadikan sebuah kepengurusan yang
solid, saling mendukung satu sama lainnya.
Sudah pula menjadi komitmen pengurus untuk mengedepankan kenyamanan jamaah ketika
berada dalam masjid. Oleh karena itu semua fasilitas pendukung seperti; pendingin ruangan,
penerangan, sound system, information system, kebersihan, dan rasa damai harus tercipta
sepenuhnya.
III. KESEKRETARIATAN
Sekretaris merupakan motor penggerak sebuah organisasi, salah satu tugas pokoknya adalah
mempersiapkan program dan dokumen-dokumen seperti proposal, brosur, mengagendakan
rapat, edaran dan menindaklanjuti putusan-putusan rapat atau musyawarah. Diantara tugas-
tugas pokok lainnya yang perlu diapresiasi adalah melakukan inventarisasi seluruh harta
3. benda DKM Al Hijrah (pada lampiran laporan pertanggungjawaban ini). Hal ini dimaksudkan
agar seluruh kekayaan DKM A Hijrah dapat diketahui dan dilindungi keberadaannya.
Ditengah perjalanan kepengurusan Sekretaris DKM Al Hijrah terpilih Sdra. Ir. H. Suwito Adi
mengundurkan diri dari kepengurusan DKM Al Hijrah dengan alasan kesibukan. Maka
secara otomatis tugas dan tanggung jawab kesekretariatan digantikan oleh Sdra. Daryanto
yang semula adalah Wakil Sekretaris, terjadi pada tahun 2010.
IV. KEUANGAN
Bendahara adalah unsur pembantu ketua yang sangat penting. Dalam organisasi masjid yang
cukup besar bendahara tidak hanya sekedar kasir atau juru bayar. Bendahara DKM Al Hijrah
sesungguhnya mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu merencanakan pendanaan masjid,
melaksanakannya, memantau dan mengevaluasi pencapaian rencana. Sangat disyukuri
sumber pendanaan dalam menjalankan kegiatan kemasjidan diperoleh:
1. Dari donatur tetap warga muslim Tytyan Kencana meneruskan program kepengurusan
sebelumnya yang sudah berjalan kurang lebih 10 tahun.
2. Bantuan dari jamaah masjid dalam bentuk finansil dan material.
3. Dari kotak amal (infaq) jamaah sholat Juma’t .
4. Dari kotak amal (infaq) Ramadhan dan Hari Raya.
5. Selain itu sumber pendanaan DKM Al Hijrah juga diperoleh dari sumbangan/bantuan dari
Pemerintah Kota Bekasi melalui dana hibah yang diperuntukkan untuk masjid dan
pendidikan keagamaan.
6. Dari zakat-zakat jamaah masjid Al Hijrah.
Laporan Keuangan lengkap, kami sampaikan berikut ini dengan prosentasinya yang kami
terima dari masing-masing.sumber pendanaan (lihat lampiran).
V. BIDANG PENDIDIKAN DAN PERIBADATAN
Sesuai dengan fungsinya masjid sebagai pusat pembinaan dan pengembangan umat, kegiatan
masjid tentu saja harus dikembangkan seluas mungkin sesuai dengan kebutuhan umat. Hal
ini berarti, kegiatan masjid tidak sekedar ubudiyah dalam arti sempit yakni sekedar shalat
lima waktu berjamaah, tarawih dan sejenisnya. Akan tetapi
masjid juga berfungsi lebih luas yaitu melakukan ibadah yang bersifat muamalah (sosial).
Masjid dapat menjadi pusat dan tempat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pengajaran,
kesehatan, seni budaya, olahraga hingga perpustakaan. Berbagai kegiatan dan PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam) secara rutin telah dilaksanakan oleh Bidang Pendidikan dan
Peribadatan sebagaimana digariskan dalam program kerja DKM Al Hijrah antara lain:
1. Kajian (tausiah) setiap Ahad pagi ba’da sholat shubuh.
2. Tilawah Surat Yasiin bersama setiap malam Jum’at.
3. Penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri
4. Penyelenggaraan Hari Raya Idul Adha
5. Qiyamullail setiap bulan Ramadhan
6. Peringatan Milad Nabi Muhammad Saw.
7. Peringat Isra’ Miraj’ Nabi Muhammad Saw.
8. Santunan anak yatim & dhuafa.
9. Dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu pertsatu.
4. VI. BIDANG PENGEMBANGAN FISIK, SARANA DAN USAHA
Pertengahan Januari 2009 dimulainya pembangunan TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) Al
Hijrah yang dimotori oleh Koordinator Bidang Pengembangan fisik, sarana dan usaha Bp. Ir.
H. Fauzi, MSi. Dengan pembiayaan sebesar Rp196.593.950.- Belum genap 1 tahun, yaitu 11
Juli 2010 bertepatan dengan peringatan Isra Mi’raj 1431 H Pembangunan Gedung TPQ Al
Hijrah diresmikan, yang ditandai penandatanganan prasasti oleh Bp. Dr. H. Rahmat Effendi
selaku Wakil Walikota Bekasi saat itu, yang pada saat ini menjadi Walikota Bekasi. Sebuah
gedung yang dilengkapi ruang pendingin dan pembatas ruang kelas tentu saja sangat layak
untuk pendidikan keagamaan Taman Pendidikan Al Qur’an.
Dilain hal DKM Al Hijrah juga membangun selaras yang menghubungkan ruang masjid
dengan tempat wudhu’ dan penyediaan tempat tinggal (rumah marbot), disamping itu Bidang
Pembangunan telah menata ruang dan halaman masjid menjadi lebih asri dan nyaman. Secara
fisik masjid Al Hijrah sudah tidak mampu lagi menampung jamaah sholat Jum’at, karena itu,
pada tanggal 7 Oktober 2012 pengurus mengundang seluruh komponen masyarakat muslim
Tytyan Kencana dan unsur Pemerintahan untuk membentuk Panitia Pembangunan Masjid Al
Hijrah. Alhamdulillah, dalam pertemuan tersebut disepakati 4 orang formatur antara lain: Bp.
Gusyandi, Bp. Mursyid Hamid, Bp. H. Zyunaida Busro dan Bp. H. Suradi yang mewakili
RW 04 dan RW 06 yang selanjutnya diberikan mandat untuk memilih Ketua Panitia
Pembangunan dan menyusun Panitia lengkap. Berdasarkan kesepakatan Rapat Formatur
tanggal 12 Oktober 2012, terpilih secara aklamasi Bp. H. Suradi sebagai Ketua Pembangunan
Masjid Al Hijrah, selanjutnya secara bersama-sama team formatur memilih orang-orang yang
tepat untuk ditempatkan didalam kepanitiaan. Setelah dimintakan konfirmasi kepada saudara
yang bersangkutan, maka pada tanggal 27 Mei 2013 Ketua DKM Al Hijrah memperoleh
surat pengunduran diri dari Bp. Suradi selaku Ketua Pembangunan Masjid Al Hjirah. Dengan
demikian panitia pembangunan masjid Al Hijrah untuk sementara waktu di nonaktifkan.
VII. BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA
Setiap masjid memerlukan bagian humas atau paling tidak melaksanakan fungsi kehumasan.
Untuk memelihara citra, masjid membutuhkan humas. Sehebat apapun karakter masjid, jika
tidak dipublikasikan, dimana ini merupakan salah satu pekerjaan utama humas, sukar bagi
jamaah mengetahui apa yang telah, sedang dan akan dilakukan masjid.
Salah satu fungsi kehumasan yang sudah dilakukan adalah:
1. Memelihara hubungan dengan kelompok masyarakat (jamaah) guna menciptakan
hubungan silaturrahim yang kokoh dan harmonis.
2. Meningkatkan hubungan baik dengan pemerintah (government affairs), dimana humas
telah membangun hubungan masjid dengan berbagai instansi pemerintah.
Tercatat Bidang Humas juga sudah melaksanakan program kerjanya dengan mengadakan
wisata dan rekreasi alam ke :
Ke makam Sunan Gunung Jati, Cibulan dan Lingkar Jati yang diikuti 110 orang jamaah
dan keluarga serta pengurus DKM Al Hijrah.
Ke Pantai Carita, Serang Banten yang diikuti lebih dari 100 orang jamaah dan keluarga
serta pengurus DKM Al Hijrah. (biaya swadaya)
5. VIII. BIDANG PENGUMPULAN SHODAQOH DAN INFAQ
Pengurus patut memberikan apresiasi kinerja Bidang Pengumpulan Shodaqoh dan Infaq,
karena tantangan yang mereka hadapi di lapangan sangat berat. Seperti yang kita maklumi
salah satu usaha pendanaan kegiatan masjid adalah dari donator tetap warga muslim Tytyan
Kencana melalui RT-RT di kedua RW 04 dan RW 06. Walaupun iuran donator ini sifatnya
sukarela dan tidak mengikat, akan tetapi tidak sedikit juga ada warga yang mencibir dan
memberikan respon negatif. Untuk mempermudah jalannya penarikan iuran, pengurus
memberikan “kartu donator tetap” kepada setiap donator, untuk mencatatkan tanggal, jumlah
iuran dan paraf yang menandai bahwa iuran di bulan bersangkutan sudah dibayar. Di masing-
masing RT ditunjuk seorang “Kolektor” yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
penarikan iuran dari donator. Selanjutnya setiap tanggal, 20 setiap bulannya petugas
Pengumpulan Shodaqoh akan mendatangi kolektor di RT masing-masing untuk
mendapatkan/mencatatkan hasil yang sudah diperoleh. Dengan demikian tugas seorang
Pengumpulan Shodaqoh dan Infaq akan menjadi lebih ringan.
IX. BIDANG PEMBINAAN MUSLIMAH
Salah satu usaha yang sudah dapat direalisasikan oleh Bidang Pembinaan Muslimah adalah
Majelis Taklim (muslimah) Al Hijrah. Dengan adanya majelis taklim diharapkan bisa
mengayomi, memelihara, memikirkan, dan mengembangkan program-program yang
bermanfaat bagi jamaah maupun masyarakat lingkungannya. Mereka menjadi perekat antara
berbagai komunitas yang datang ke masjid untuk mengikuti kegiatan majelis taklim atau
kegiatan lainnya. Karena itu dituntut pada diri pengelola memiliki suka memberi/mengajar
tanpa mengharapkan balasan dari orang yang diajarinya, melainkan karena Allah semata dan
mengharapkan keridhaan-Nya serta berhati sabar dan tabah dalam melakukan tugasnya.
Berkat pembinaan yang terus menerus majelis taklim (muslimah) yang beranggotakan lebih
dari 60 orang ini selalu diandalkan dan sangat berperan dalam mendukung kegiatan-kegiatan
DKM Al Hijrah sebagai:
- Penyelenggara santunan anak yatim dan dhuafa.
- Membantu penyediaan tajil setiap bulan ramadhan.
- Membantu penyediaan konsumsi setiap kegiatan-kegiatan kemasjidan (PHBI).
- Syiar dan penghubung DKM Al Hijrah dengan masyarakat muslim Tytyan Kencana dalam
acara-acara tertentu diluar masjid, guna memenuhi permintaan pengajian dari ibu-ibu.
Selain itu majelis taklim (muslimah) secara rutin mengadakan pembelajaran baca Qur’an dan
kajian-kajian ke islaman di masjid Al Hijrah yang sudah terprogram setiap ba’da Jum’at.
X. BIDANG PEMBERDAYAAN REMAJA MASJID
Perjalanan remaja masjid Al Hijrah diwarnai pasang surut. Adakalanya kegiatannya marak,
sementara pada saat lain sepi, bahkan mengalami kevakuman hingga hanya sekedar di papan
nama tapi tidak ada kegiatannya.
Bagi masjid sendiri, keberadaan remaja masjid sejatinya penting dalam mendukung
tercapainya kemakmura masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan
masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada jaminan hal tersebut akan
berlangsung, bahkan menjadi lebih baik dan bermutu. Bagaimanapun keadaan masjid pada
sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya adalah
6. bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak ada pembinaan dan proses
pengkaderan yang terstruktur, berjenjang dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan
masa depan masjid bersangkutan akan suram. Masjid dalam hal ini tentu saja memiliki peran
dan posisi yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut melewati masa
peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu utamanya dalam wadah organisasi
remaja masjid dengan nama RAMA (Remaja Masjid Al Hijrah). Tercatat adanya usaha dari
Remaja Masjid Al Hijrah mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain:
1. MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) yang diselenggarakan pada tanggal, 5 Oktober 2013
diikuti oleh +/- 50 remaja putra dan putri masjid Al Hijrah dengan menghadirkan 2 orang
motivator dan seorang muhasabah yang diakhiri sholat Qiyamullail dipimpin imam masjid
Agung Al Barkah Bekasi.
2. Mengadakan kajian ke Islaman dan tadarus Al Qur’an setiap 2 x sebulan.
3. Ikut membantu berbagai kegiatan-kegiatan DKM Al Hijrah, berupa pendistribusian hewan
qurban ke seluruh masyarakat Perumahan Tytyan Kencana.
4. Menyelenggarakan kompetisi futsal antar remaja muslim di lingkungan Perumahan Tytyan
Kencana.
5. Membentuk perkumpulan musik hadroh yang pernah ditampilkan pada acara malam puncak
Peringatan HUT RI ke-68 RW 04 Tytyan Kencana Bekasi Utara..
XI. BIDANG TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPQ)
TPQ adalah salah satu lembaga dibawah naungan DKM Al Hijrah yang megajarkan tentang
baca tulis Al Qur’an yang difokuskan pada anak-anak adalah menghafal ayat-ayat pendek.
Untuk menggairahkan anak-anak agar rajin menghafal DKM Al Hijrah lewat kepanitian
bulan Ramadhan setiap tahun mengadakan lomba baca ayat-ayat pendek (hafalan) dengan
memberikan hadiah-hadiah yang menarik.
Saat ini lebih kurang ada 70 santri dengan didukung oleh 8 orang tenaga pengajar, mengingat
ada beberapa santri yang sekolah formal baik pada pagi maupun sore hari, maka jam
pembelajarannya disesuaikan dengan kesediaan waktu dari santri itu sendiri dengan
pembagian waktu belajar pagi dan sore hari. Setiap santri dipungut bayaran Rp. 20.000.-
/bulan, akan tetapi hanya sebagian santri saja yang disiplin membayar iuran, sementara santri
yatim dibebaskan dari iuran. Sehingga untuk menutupi honor Guru DKM Al Hijrah
memberikan subsidi bulanan sebesar Rp750.000.- (dengan rincian Rp500.000.- untuk
tambahan honor Guru dan Rp250.000.- untuk biaya jasa kebersihan gedung TPQ). Disamping
subsidi tersebut, Kepala TPQ juga mendapat bantuan tunjangan dari Kementrian Agama
Bekasi sebesar Rp120.000.-/bulan yang diberikan secara berkala, yaitu 6 bulan sekali.
Tunjangan tersebut dibagikan kepada 8 orang Guru.
XII. BIDANG KEAMANAN
Belajar dari pengalaman sebelumnya yang tidak menyenangkan seperti adanya kejadian-
kejadian pencurian sepeda motor, maka sebagai langkah konkrit DKM Al Hijrah berinisiatif
memasang perangkat CCTV (Closed Circuit Television) di 4 titik kamera yang dipasang di
halaman parkir masjid Al Hijrah. Alhamdulillah, sejak terpasangnya CCTV, kejadian-
kejadian pencurian tidak lagi terjadi. Sesungguhnya pemasangan CCTV bukan satu-satunya
tindakan efektif, namun demikian setidak-tidaknya upaya untuk menghindari resiko
pencurian dapat dikurangi, walaupun hal ini hanya bersifat preventif.
7. XIII. KENDALA – KENDALA YANG DIHADAPI
1. Dengan keterbatasan waktu sehingga kinerja pengurus belum optimal dalam
memakmurkan masjid.
2. Tingkat kepedulian jamaah pada beberapa kegiatan perlu ditingkatkan.
3. kurang adanya kesadaran dari jamaah untuk saling memahami dan bertoleransi terhadap
perbedaaan-perbedaan (khilafiah).
4. Kurangnya kedisiplinan pengurus dalam menyusun dan melaksanakan tugas-tugas pokok
yang telah digariskan dalam uraian tugas (job description) di masing-masing bidang.
5. Perlu adanya sosok marbot yang ideal untuk mengatur dan mempersiapkan kegiatan-
kegiatan peribadatan dan pengajian.
XIV. PROGRAM YANG BELUM TERLAKSANA
1. Belum terealisasinya KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) yang diharapkan dapat
mendukung perekonomian masjid sebagai langkah pendanaan alternatif untuk kegiatan-
kegiatan DKM Al Hijrah.
2. Merenovasi, membangun menara dan melakukan perluasan masjid utama menjadi 2 lantai.
3. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bertema keislaman, terutama untuk angkatan muda
atau remaja masjid.
4. Sarana dan prasarana gedung TPQ yang kita miliki belum sepenuhnya difungsikan secara
optimal, untuk dapat menambah pundi-pundi keuangan DKM Al Hijrah.
XV. PENUTUP
Tiada gading yang tak retak, merupakan ungkapan klasik yang banyak dipakai orang dalam
menggambarkan ketidak sempurnaan. Namun kami sangat menyadari bahwa kami bukan lah
gading, sehingga tidak merasa perlu meminjam ungkapan tersebut untuk menggambarkan
kami sebagai pengemudi DKM Al Hijrah selama ini. Kami merasa telah berbuat secara
maksimal sesuai dengan kemampuan kami, silakan jamaah membuat analisa dan keputusan
untuk menilai kinerja kami. Insya Allah kami akan menerima apapun bentuk penilaian itu.
Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah membantu pengurus baik dalam
bentuk tenaga, perhatian, ide, saran bahkan kritikan. Untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika selama kepengurusan kami terdapat hal-hal yang tidak berkenan di hati
para jamaah. Semua itu kami lakukan semata-mata demi pengabdian dan memegang amanah
jamaah dan warga muslim yang telah memberikan kepercayaan kepada kami.
Demikian laporan Pertanggungjawaban Pengurus DKM Al Hijrah periode 2008 – 2013.
Semoga laporan Pertanggungjawaban ini dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi
pengurus berikutnya dalam mengelola organisasi DKM Al Hijrah dimasa yang akan datang.
Akhirulkalam, wabillahittaufiq wal hidayah wassalamu’alaikum wr. wb.
Bekasi, 8 Desember 2013 M/5 Syafar 1435 H
PENGURUS DKM AL HIJRAH PERIODE 2008 – 2013