Undang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009 mengatur tentang pembiayaan kesehatan dari pemerintah pusat minimal 5% APBN dan pemerintah daerah minimal 10% APBD untuk menjamin peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini bertujuan agar anggaran kesehatan dapat dialokasikan secara berkelanjutan, adil, dan efisien guna mencapai pembangunan kesehatan yang optimal.
1. UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 36 TAHUN 2009
Dalamundang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, banyak
memberikan peluang bagi peningkatan pembangunan kesehatan karena dalampasal 170
dan 171 telah dijelaskan bahwa:
Pasal 170
(1) Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya.
(2) Unsur-unsur pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan.
(3) Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, swasta dan sumber lain.
Pasal 171
(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen)
dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji.
(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan
minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara
dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Menyikapi pasal 170 dan 171 pada undang-undang kesehatan no. 36 tahun 2009, maka
pemerintah pusat wajib untuk mengalokasikan 5% APBN untuk pembiayaan kesehatan
begitu pula pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota wajib untuk
menyediakan 10% APBD untuk pembiayaan kesehatan.
2. Dengan demikian maka pemerintah pusat dan daerah minimal harus mengalokasikan
anggaran 30% untuk pendidikan dan kesehatan, jika hal ini dapat terpenuhi maka harus
diimbangi dengan peningkatan status pendidikan dan kesehatan yang optimal.