1. Melaksanakan perintah sesuai kemampuan
Hadits Ke-9
Dari Abu Hurairoh ’Abdurrohman bin Shakhr rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku
pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda: ” Apa saja yang
aku larang bagi kamu hendaklah kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan
kepadamu maka lakukanlah sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya kehancuran
umat-umat sebelum kamu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi
nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).” (HR. Bukhori dan Muslim)
Perintah dan Larangan
Pada dasarnya syariát Islam adalah berupa perintah. Oleh karena itu, larangan yang
ada jumlahnya sedikit. Semua yang diperintahkan akan membawa kebaikan bagi
pelakunya, meski tidak berniat karena Allah. Dan semua yang dilarang membawa
kejelekan bagi pelakunya. Dengan demikian manusia butuh kepada sesuatu yang
diperintahkan dan tidak butuh kepada sesuatu yang dilarang.
Perintah dan larangan Allah terbagi dua, yaitu wajib dan sunnah. Jika perintah dan
larangan terkait dengan urusan ibadah maka perintah dan larangan tersebut
hukumnya wajib, dan jika terkait dengan urusan dunia maka hukumnya sunnah,
kecuali ada dalil yang memalingkan dari hukum asalnya.
Melaksanakan perintah terikat dengan kemampuan, karena jumlahnya sangat
banyak. Sedangkan larangan jumlahnya sedikit dan tidak dibutuhkan, maka tidak
terikat dengan kemampuan. Melaksanakan perintah lebih mulia dibanding
meninggalkan larangan, demikian juga meninggalkan perintah lebih hina dibanding
menerjang larangan.
Sebab Kehancuran Dan Kebinasaan
Sebab utama kehancuran umat adalah sekedar banyak bertanya dan menentang
perintah nabinya. Sikap yang benar adalah bertanya untuk diamalkan dan tunduk
pada perintah nabi. Maka orang yang sekedar banyak bertanya, bukti akan
2. kelemahan agamanya dan tidak wara’-nya. Diantara dampak jelek banyak bertanya
adalah timbulnya perpecahan.