1. SEJARAH SIMBOL SAMA DENGAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan
Dosen pembimbing Eko Yulianto M. Pd,
Oleh,
Ronar Rizki Meisa (142151239)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015
2. SEJARAH SIMBOL
SAMA DENGAN
Matematika berfungsi
mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, dan
menggunakan rumus matematika
yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, melalui pengukuran dan
geometri, aljabar, peluang dan
statistik, kalkulus dan trigonometri.
Sesuai dengan fungsi matematika,
yaitu mengembangkan kemampuan
menghitung, kita dapat
menggunakan simbol ‘=’ (sama
dengan) untuk menentukan hasil dari
penghitungan kita. Sama dengan
merupakan kesetaraan antara dua
kuantitas dan penegasan bahwa
jumlah memiliki nilai yang sama.
kesetaraan antara A dan B ditulis A
= B, menunjukan bahwa nilai A
sama dengan nilai B. Kita sangat
mengerti arti dari simbol matematika
yang satu ini, tetapi kebanyakan dari
kita tidak mengetahui bagaimana
proses simbol tersebut dikenal dan
berkembang dalam dunia
matematika. Oleh karena itu, saya
ingin menuliskan sejarah dari
lambang sama dengan dalam
matematika.
Gambar 1. Robert Recorde
Simbol sama dengan (=)
pertama kali ditemukan oleh ahli
matematika Inggris Robert Recorde
pada 1557, dengan pemikiran seperti
ini (dalam bahasa Inggris kuno) “I
will settle as I doe often in woorke
use, a paire of paralleles, or Gmowe
[i.e., twin] lines of one length, thus :
, bicause noe 2 thynges, can be more
equalle.” atau terjemahannya: “Saya
akan menggunakan tanda ini seperti
biasanya, sepasang garis sejajar, atau
kembar dengan panjang yang sama,
karena tidak ada dua hal lagi yang
3. bisa lebih sama dengan dua garis
sejajar ini.”
Robert Recorde lahir di
Tenby pada tahun 1510, putra dari
Thomas Recorde dan Rose Jones.
Robert recorde adalah seorang anak
berbakat, ketika ia baru berusia lima
belas tahun Robert recorde
meninggalkan Tenby untuk mulai
kursus studi matematika di Oxford.
Hal tersebut merupakan hal yang luar
biasa, dimana ada seorang pemuda
dari Wales yang tiba – tiba masuk ke
kehidupan akademik yang ramai di
Oxford, tapi Robert Recorde
bertahan dan mendapatkan gelar
pada tahun 1531 terpilih sebagai
Fellow of All Souls.
Gambar 2. Cover buku The
Grounde of Artes
Gambar 3. Cover buku The Urinal
of Physic
Sebagai matematikawan yang
dikenal dunia, Robert Recorde
menulis beberapa buku, diantaranya:
“The Grounde of Artes” pada tahun
1540 dan “The Urinal of Physic”
pada tahun 1548. Menariknya,
Robert Recorde menulis dalam
bahasa Inggris, bukan bahasa Latin
yang biasa untuk buku-buku
akademis saat ini. Dia ingin semua
orang untuk bisa membaca karya-
karyanya. Buku yang paling
berpengaruh bagi Robert Recorde
adalah buku yang berjudul “The
Whetstone Of Witte” pada tahun
1557 yang didalamnya dituliskan
lambang sama dengan (=) untuk
pertama kalinya.
4. “The Whetstone of Witte”
dipublikasikan pada tahun 1557 dan
merupakan Satu-satunya edisi Robert
Recorde yang dicetak di London oleh
John Kingston pada tahun 1557. Buku
ini mencakup topik seluruh nomor,
ekstraksi akar, dan bilangan irasional.
Buku ini juga menjadi buku aljabar
pertama yang ditulis dalam bahasa
Inggris.
Gambar 4. Cover buku The
Whetstone of Witte
Robert Recorde sempat
bertengkar dengan Sir William
Herbert karena telah melakukan
kesalahan dan disebut – sebut telah
mencemarkan nama baiknya. Pada
tahun 1551 Robert Recorde diangkat
menjadi surveyor tambang dan uang
di Irlandia, tapi ia gagal
menunjukkan keberhasilan dan
diberhentikan pada tahun 1553.
Beberapa tahun kemudian, bukti
menunjukkan bahwa ia terlibat
dalam skandal mengenai tambang
Irlandia. Selain karena kesalahan itu,
Robert Recorde juga dituntut atas
pencemaran nama baik oleh Sir
William Herbert dan diperintahkan
untuk membayar denda sebesar £
1.000, jumlah yang besar untuk saat
itu. Robert Record tidak mampu
membayar dan akhirnya dia dibawa
ke penjara kerajaan di Southwark.
Tempat itu juga merupakan tempat di
mana ia meninggal pada tahun 1558.
Simbol sama dengan (=)
dalam buku cetakannya yang
berjudul “The Whetstone Of Witte”
mengacu pada pendapatnya yang
berbunyi “saya akan menggunakan
tanda ini seperti biasanya, sepasang
garis sejajar, atau kembar dengan
panjang yang sama, karena tidak ada
dua hal lagi yang bisa lebih sama
dengan dua garis sejajar ini.” Simbol
sama dengan asli temuan Robert 5
kali lebih panjang dari yang kita
kenal sekarang.
5. Namun, tidak semua ahli
Matematika langsung menerima
tanda sama dengan, sebagian
memilih menggunakan tanda dua
garis sejajar tegak lurus (||). Berabad
- abad orang - orang menggunakan
simbol yang berbeda untuk
mengekspresikan kesetaraan.
Tidak ada alasan khusus
Robert Recorde mengubah simbol
dua garis lurus horizontal menjadi
simbol dua garis lurus vertikal,
karena simbol kesetaraan sebelum
simbol “=” tidak hanya dua garis
lurus horizontal saja, melainkan
simbol yang berbeda-beda. Robert
Recorde hanya berfikiran dalam
bahsa inggris kuno "Noe 2 thynges
can moare equalle", yang artinya
“tidak ada dua hal lagi yang bisa
lebih sama dengan dua garis sejajar
ini.”
Sebelum Robert Record
menuliskan simbol sama dengan,
orang – orang menggunakan
beberapa kata untuk mengartikan
kesetaraan, seperti aequales,
aequantur, esgale, faciunt, ghelijck,
atau gleich, dan kadang-kadang
dengan bentuk singkatan Aeq.
Beberapa simbol yang digunakan
untuk mewakili kesetaraan seperti
“П”, “[“, “<<”, “<”, “,”װ “I”, “t”,
“∼”, “З”, “2|2”, “{”.
Setelah penggunaan simbol
sama dengan (=) yang digunakan
Robert Recorde pada tahun 1557,
simbol tersebut tidak pernah terlihat
lagi di media cetak hingga tahun
1618. Namun, pada tahun 1631,
simbol sama dengan (=) muncul lagi
dalam tiga karya signifikan oleh
Thomas Harriot, William Oughtred
dan Richard Norwood. Sejak itu
kesetaraan dilambangkan dengan
simbol yang sama yaitu “=” dan hal
itu dilakukan sampai pada saat ini.
Gambar 5. Thomas Harriot
6. Gambar 6. William Oughtred
Setelah membaca beberapa
sumber tentang sejarah simbol sama
dengan dari internet, saya
berpendapat bahwa matematika
merupakan bahasa untuk
mengkomunikasikan ide-ide. Seperti
kata-kata, "dua dan tiga sama dengan
lima" dengan mengganti nomor dan
operasi menggunakan simbol
membantu kita agar tidak terlalu
rumit menulis matematika, seperti:
"2 + 3 sama dengan 5". Tapi kita bisa
membuat itu lebih sederhana lagi,
Robert Recorde menemukan tanda
sama dengan yang ditulis dengan dua
garis sejajar (=).
Saya pun mengartikan bahwa
tanda sama dengan dapat diartikan
sebagai sebuah kesederhanaan,
sebagai contoh “2 + 3 = 5”. “2 + 3”
dapat disederhanakan menjadi “5”.
Tanda sama dengan dapat
menyetarakan bentuk kompleks yang
ada di sebelah kiri dengan bentuk
yang lebih sederhana di sebelah
kanan.
Sebelum simbol sama dengan
yang saat ini kita gunakan (=)
dilahirkan, untuk menyatakan
kesetaraan orang – orang
menggunakan kata – kata yang
mempunyai arti sama, dan
menggunakan simbol yang tidak
tentu. Tentunya berkat Robert
Recorde yang berani menciptakan
sesuatu yang dapat diterima oleh
akal, garis yang sama panjang sangat
mewakili kesetaraaan, karena tidak
ada yang bisa lebih sama dari dua
garis yang sama panjang tersebut,
menurutnya.
Simbol sama dengan yang
sekarang kita gunakan (=) ternyata
mempunyai arti, garis lurus
horizontal dalam simbol sama
dengan bisa kita ibaratkan sebagai
sebuah timbangan. Kita mengetahui
bahwa sebuah timbangan akan
menyerupai garis horizontal jika
kedua ujung timbangan diberi massa
yang sama. Peristiwa tersebut sama
halnya dengan simbol sama dengan,
7. karena ruas kiri dari sama dengan
dan ruas kanan dari sama dengan
mempunyai nilai yang sama, maka
simbol sama dengan dilambangkan
dengan garis horizontal. Karena hal
itu, simbol sama dengan yang kita
gunakan adalah dua garis lurus
horizontal dan bukan garis vertikal
ataupun garis miring.
Manfaat dari essay ini, kita
dapat lebih mengetahui tentang ilmu
matematika, tentang simbol sama
dengan, dan khususnya tentang
sejarah simbol sama dengan dari
mulai diciptakan sampai sekarang
kita menggunakannya. Simbol sama
dengan telah melewati perjalanan
yang panjang dan dalam waktu yang
lama, sampai saat ini kita bisa
menggunakan simbol yang sama
untuk mengartikan kesetaraan. Itu
semua berkat tokoh-tokoh
matematikawan yang sangat berjasa,
oleh karena itu kita harus
menghargai jasa para
matematikawan karena berkatnya
kita bisa mempelajari ilmu
matematika lebih sederhana dan
mudah untuk dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Azad, Kalid. Understanding the
Equals Sign. [Online]. Tersedia:
http://betterexplained.com/articl
es/math-as-language-
understanding-the-equals-sign/
[10 juni 2015]
Feingold, Mordechai. Robert Record
Biography. [Online]. Tersedia:
http://www.britannica.com/biog
raphy/Robert-Recorde [17 juni
2015]
Panjaitan, (2009) Sejarah Tanda
Sama Dengan. [Online].
Tersedia :
http://stevenpanjaitan23.blogspo
t.com/2009/03/sejarah-tanda-
sama-dengan.html [8 Juni 2015]
Rengkodriders, (2012) Sejarah
Tanda Baca. [Online]. Tersdia :
https://rengkodriders.wordpress.
com/2012/03/31/sejarah-tanda-
baca-2/ [10 Juni 2015]
Wales, (2011) The Man Who
Invented The Equals Sign.
[online]. Tersedia :
http://www.bbc.co.uk/blogs/wal
es/entries/b0dddefc-e29d-3a86-
b15a-5b32a31369bd [10 juni
2015]