Praktikum mengamati mekanisme pernafasan manusia melalui model. Pada praktikum 1, model menggunakan karet dan kayu untuk mewakili otot antara tulang rusuk dan paru-paru. Pada praktikum 2, menggunakan balon, pipa, dan karet untuk mewakili paru-paru dan otot diafragma. Kedua praktikum menunjukkan peran otot dalam mengatur masuk dan keluarnya udara selama proses pernafasan.
1. Praktikum 1.
Mekanisme Pernafasan Pada Manusia
A. Tujuan
Mengamati gerakan otot interkostal dalam proses pernafasan.
B. Alat dan bahan
1. Kayu lapis
2. Paku
3. Karet ban dalam
C. Cara kerja
1. Buatlah model seperti gambar berikut !
2. Asumsikan bagian – bagian tersebut sebagai alat – alat pernafasan yang terlibat dalam
proses pernafasan dada.
a. Karet A diasumsikan sebagai otot interkostal external
b. Karet B diasumsikan sebagai otot interkostal internal
c. X dan Y diasumsikan sebagai tulang rusuk
d. Z diasumsikan sebagai sternum
e. W diasumsikan sebagai tulang belakang
3. Tariklah bagian Z keatas dan kebawah.
4. Amati perubahan yang terjadi pada karet A dan karet B
D. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada karet A dan karet B saat bagian Z ditarik kebawah ?
Jawab :
Saat bagian Z ditarik kebawah, maka karet A akan memanjang / tertarik ( berkontraksi ) karet A
akan mengendur sehingga bagian X dan Y akan terangkat.
2. Apa yang terjadi pada karet B dan karet A saat bagian Z ditarik keatas ?
Jawab :
2. Saat bagian Z ditarik keatas, maka karet B akan memanjang / tertarik ( berkontraksi ) dan karet A
akan mengendur. Sehingga bagian X dan Y akan turun.
E. Kesimpulan
Proses terjadinya pernafasan dada ditentukan oleh otot – otot antar tulang rusuk yaitu interkostal
internal dan interkostal external. Pada percobaan terlihat jelas saat terjadi proses inspirasi, otot –
otot antar tulang rusuk bagian luar (interkostal external) berkontraksi dan tulang – tulang rusuk
terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Hal ini mengakibatkan tekanan dalam rongga
dada lebih kecil dari diluar tubuh maka udara masuk.
Sebaliknya pada proses eskpirasi, otot – otot antar tulang rusuk bagian dalam (interkostal internal)
berkontraksi dan tulang – tulang rusuk kembali ke posisi semula sehingga volume rongga dada
mengecil . Hal ini mengakibatkan tekanan dalam rongga dada lebih besar dari diluar tubuh maka
udara keluar.
Praktikum 2
Mekanisme Pernafasan Perut Pada Manusia
A. Tujuan
Mengamati gerakan otot diafragma dalam proses pernafasan perut.
B. Alat dan bahan
1. Pipa kecil
2. Balon 2 buah
3. Stoples / botol aqua Transparan
4. Karet ban
5. Isolatif
6. Alat pengikat(tali/benang)
C. Cara kerja
1. Buatlah model seperti gambar !
2. Mula – mula, carilah stoples lalu
potong bagian bawahnya dan lubangi
bagian atas nya sesuai ukuran pip
3. 3. Ikatlah balon pada pipa yang telah bercabang 2. Bagian kiri dan kanannya.
4. Masukkanlah pipa yang telah diberi balon kedalam bagian atas stoples yang telah diberi lubang.
Usahakan tidak ada udara yang masuk dari lobang tersebut.
5. Tutuplah bagian bawah stoples dengan karet ban dalam dan isolasi bagian pinggirnya.
6. Asumsikan bagian – bagian tersebut sebagai alat – alat pernafasan yang terlibat dalam proses
pernafasan dada.
a. Kedua balon diasumsikan sebagai paru
– paru
b. Pipa bercabang 2 diasumsikan sebagai
batang tenggorokan ( trakea )
c. Ruangan dalam stoples diasumsikan
sebagai volume tubuh.
d. Karet ban dalam diasumsikan sebagai
diafragma.
7. Tariklah karet ban dalam keatas dan kebawah.
8. Amati perubahan yang terjadi pada karet A dan karet B !
D. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi saat membran karet ( karet ban dalam ) di tarik dan dilepaskan? Mengapa demikian ?
Jawab :
Saat membran karet di tarik, maka kedua balon akan mengembang. Balon tersebut dapat mengembang
dikarenakan ada udara yang masuk melalui pipa menuju kebalon.
Saat membran karet dilepas, maka kedua balon akan mengempes kembali. Dan udara keluar dari balon
melalui pipa. Karena volumennya mengecil dan tekanan nya bertambah.
E. Kesimpulan
Otot – otot yang berperan dalam pernafasan perut adalah otot – otot diafragma.
Apabila tubuh melakukan proses inspirasi, maka diafragma akan berkontraksi, dan posisinya mendatar.
Saat posisi diafragma mendatar maka volume rongga dada bertambah sehingga tekanan udara
didalamnya mengecil. Akibatnya, udara masuk ke paru – paru.
Sebaliknya, Apabila tubuh melakukan proses ekspirasi, maka diafragma akan berelaksasi , dan posisinya
akan cekung kearah rongga dada. Saat posisi diafragma cekung kearah rongga dada,maka volume
rongga dada mengecil sehingga tekanan udara didalamnya bertambah. Akibatnya, udara keluar paru –
paru.