SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisi pagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | KAMIS, 27 JUNI 2013 | Terbit 2 halaman
Spirit Baru Jawa Timur
follow @portalsurya
Kerusuhan
Yang
Berbeda
SURYA Online - Ketika Peme-
rintah menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) bersubsidi,
Jumat (21/6/2013) malam,
masyarakat kaget dan marah.
Mereka menilai pemerintah
tidak memikirkan rakyatnya,
khususnya masyarakat miskin
yang pasti terkena langsung
pengaruh kenaikan BBM itu.
Sepertinya masyarakat sudah
terbiasa dengan harga BBM
murah, padahal harga tersebut
disubsidi pemerintah dengan
menggunakan uang APBN, yang
sebenarnya adalah uang rakyat.
Masyarakat tidak menyadari
bahwa subsidi BBM selama ini
lebih banyak dinikmati oleh
pemilik kendaraan yang bisa di-
golongkan masyarakat mampu.
Padahal subsidi itu seharusnya
untuk membantu masyarakat
miskin agar bisa hidup dengan
kondisi layak.
Data Komite Ekonomi Na-
sional (KEN), penikmat subsidi
BBM adalah kendaraan dinas
pemerintah sebanyak 160.000-
170.000 unit dan masyarakat
pemilik 10,5 juta kendaraan
pribadi.
Di luar itu, pemilik 80-90
juta motor, pemilik 2,5-2,8
juta bus (plat kuning dan
hitam), serta pemilik 4,5-5 juta
truk, baik plat kuning maupun
plat hitam.
Jika dilihat dari pengeluaran
per kapita, penikmat subsidi
BBM adalah 100 juta penduduk
menengah yang diperkirakan
memiliki mobil atau motor,
dan 50 juta penduduk yang
memiliki mobil sekaligus motor.
Jadi, penikmat subsidi BBM
itu kelas menengah dan atas.
Tapi akibat kenaikan harga
BBM ini berpengaruh kepada
semua penduduk, baik kelompok
mewah, menengah maupun
kelompok rentan miskin.
Karena itu, pemerintah
melaksanakan program
penyesuaian harga BBM secara
terbatas dan terukur, dengan
maksud agar subsidi menjadi
lebih tepat sasaran dan
mengedepankan azas keadilan,
serta benar- benar diterima
oleh mereka yang membutuh-
kan. Dana hasil penyesuaian itu
dialokasikan ke program-prog-
ram yang lebih tepat sasaran.
Program Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM)
dalam APBN-P 2013 disepa-
kati sebesar Rp12,009 triliun,
sementara alokasi anggaran
subsidi BBM, elpiji (LPG), dan
bahan bakar nabati (BBN)
sebesar Rp199,850 triliun.
Sementara defisit APBN-P 2013
sebesar 2,38 persen.
Memang Pemerintah tidak
melepas tanggung jawabnya
berkaitan dengan kenaikan
harga BBM itu karena me-
nyadari kebijakan itu pasti
berdampak kepada masyarakat
miskin. Kelompok tersebut
harus mendapat proteksi atau
bantuan sosial sehingga ke-
miskinan tidak meningkat dan
kesenjangan tidak melebar.
Menurut Kementerian
Koordinator Kesejahteraan
Rakyat, sebanyak 15,5 juta
kepala keluarga akan meneri-
ma kompensasi kenaikan harga
BBM bersubsidi akan diberikan
kartu. Kartu berbentuk kartu
kredit itu merekam semua
data penerima bantuan. PT Pos
Indonesia bertugas mengirim-
kan kartu ini secara langsung.
Penerima kartu ini akan
mendapatkan bantuan Bantuan
Langsung Sementara Masyara-
kat (BLSM), Bantuan Siswa Mis-
kin (BSM), Beras untuk Rakyat
Miskin (Raskin) dan Program
Keluarga Harapan (PKH).
Semua bentuk kompensasi
tersebut masuk dalam Program
Percepatan dan Perluasan
Perlindungan Sosial (P4S).
Pemerintah juga akan
membangun infrastruktur dasar
seperti irigasi, penyediaan dan
ketersediaan air bersih di pede-
saan, yang mana ini benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat di
pedesaan utk perbaikan kualitas
hidup mereka.
Pemberian BLSM sebesar Rp
9,3 triliun kepada 15,5 juta
RTS akan diberikan selama em-
pat bulan sebesar Rp150.000
per bulan untuk setiap RTS.
Selain itu, pemerintah juga
menyiapkan dana senilai Rp
360 miliar yang akan digunakan
untuk memantau dan meng-
awasi pelaksanaan BLSM.
Untuk Raskin, pemerintah
akan menaikkan kuotanya dari
12 kali sebulan menjadi 15 kali
sebulan. Sementara untuk PKH,
satuan biayanya akan dinaikkan
dari Rp1,4 juta menjadi Rp1,8
juta per keluarga.
Sementara jumlah penerima
Beasiswa Siswa Miskin (BSM)
secara nasional meningkat dari
APBN 2013 sebanyak enam juta
menjadi 13 juta siswa pada
APBN Perubahan 2013. Total
anggaran tambahan untuk BSM
dalam APBN Perubahan 2013
sebesar Rp 7 triliun.
Beasiswa yang diterima siswa
untuk tingkat SD/MI sebesar Rp
360.000 menjadi Rp 450.000,
tingkat SMP sebesar Rp 560.000
menjadi Rp 750.000 dan
tingkat SMA/MA tetap sebesar
Rp1 juta/tahun. Ditambah Rp
200.000 untuk tiap siswa untuk
semua tingkatan untuk biaya
operasional.
Pemerintah melalui Ke-
menterian Pekerjaan Umum
(PU) juga akan meluncurkan
Program Percepatan dan
Perluasan Pembangunan (P4)
Infrastruktur senilai Rp6 trili-
un, sebagai upaya mengurangi
beban hidup masyarakat miskin
akibat perubahan besaran
subsidi BBM.
Sementara itu, selain
menaikkan BBM subsidi secara
terbatas dan terukur, serta
penghematan anggaran, peme-
rintah juga telah menempuh
sejumlah kebijakan stimulus
fiskal dalam mengendalikan
konsumsi BBM nasional.
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah mengistruk-
sikan agar program konversi
BBM ke gas menjadi prioritas
dalam konteks ketahanan
energi nasional. Konversi ini
dilakukan untuk menghindari
ketergantungan pada BBM dan
mengoptimalkan sumber daya
gas nasional.
Upaya konversi BBM ke gas
akan terus dilakukan melalui
sejumlah program, misalnya
memperbanyak stasiun
pengisian bahan bakar gas
(SPBG), pembangunan pipa
gas untuk rumah tangga serta
konversi dari BBM ke bahan
bakar gas untuk kendaraan
dinas pemerintah, pemda dan
angkutan umum.
Sekarang tinggal menunggu
saja, janji Pemerintah, apakah
semua program yang dilontar-
kan itu tepat dan diterima oleh
rakyat dengan baik. Karena
sudah banyak pengalaman
yang terjadi, program boleh
membumbung setinggi langit,
indah seindah rembulan tetapi
realitanya kebocoran semakin
merejarela. Program bahkan
dijadikan lahan bancakan.
Seperti halnya slogan reformasi
yang bebas KKN, nyatanya
justru KKN semakin merajarela
bahkan lebih ganas. (antara/
wahjoe harjanto)
Sudah TepatkaH?
SUBSIDIOHSUBSIDI
join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
KAMIS, 27 JUNI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURYA Online - Kerusuhan
meledak di kawasan Xinjiang,
Cina, yang menewaskan
sedikitnya 27 orang. Demi-
kian kabar dari media milik
pemerintah, Rabu (26/6/2013)
dini hari, waktu setempat.
Insiden berdarah yang memi-
lukan itu terjadi di daerah yang
diawasi polisi, Turban, yang
merupakan kawasan terpencil
di Lukqun, berjarak sekitar 200
kilometer sebelah timur laut
Ibu Kota Urumqi.
Polisi, tulis Kantor Berita
Xinhua, terpaksa melepaskan
tembakan setelah para
perusuh menghunus belati guna
menyerang kantor kepolisian
dan gedung pemerintah lokal.
Xinhua melanjutkan,
kekerasan sporadis pecah
di Xinjiang, kawasan yang
menjadi ajang ketegangan
antara penduduk muslim
Uighur dengan komunitas Cina
suku bangsa Han.
“Tujuh belas orang tewas
dan sebelumnya polisi menem-
bak mati 10 perusuh,” tulis
Kantor Berita Xinhua, Rabu
(26/6/2013).
Di antara para korban,
sembilan diantaranya adalah
petugas keamanan dan delapan
penduduk sipil. “Sebelumnya
polisi menembak mati 10
perusuh.” Dan yang cedera
tiga orang segera dilarikan ke
rumah sakit.
Insiden kekerasan terakhir di
kawasan ini berlangsung, April
2013, yang memakan 21 korban
tewas.
Sebenarnya aksi mematikan
di daerah ini terjadi sejak Juli
2009, ketika sekitar 200 orang
dari kaum Uighur mati akibat
kerusuhan di Ibu Kota Xinjiang,
Urumqi, yang melibatkan suku
bangsa Han dengan komunitas
Uighur.
Warga Uighur berjumlah 45
persen dari seluruh populasi
di Xinjiang. Mereka beragama
Islam keturunan Turki dan
mengaku Xinjiang sebagai
tanah kelahirannya. Menurut
dia, selama ini (pemerintah)
Cina meminggirkan mereka,
membatasi ruang gerak kebu-
dayaan, termasuk penggunaan
bahasa, dan beribadah.
Namun hal tersebut dibantah
oleh pemerintah seraya menga-
takan bahwa Cina memberikan
kebebasan kepada mereka.
Dalam kerusuhan mema-
tikan, Cina menuduh ada
sekelompok orang bersenjata
dari suku bangsa Uighur yang
memiliki hubungan dengan
kelompok bersenjata di Asia
Tengah dan Pakistan melakukan
serangan dengan tujuan
mendirikan negara merdeka
Turki Timur.
Otoritas Cina acap kali
mendakwa insiden kekerasan di
Xinjiang disulut oleh semangat
kaum ekstrimis Uighur. Sebalik-
nya tuduhan itu dibantah oleh
para aktivis Uighur.
Membaca berita kerusuhan
ini saya teringat dengan keru-
suhan yang terjadi di Sampang
Madura, antara penganut
Sunni dan Syiah. Bedanya,
yang terjadi di Cina ini mereka
dari bangsa yang berbeda dan
agama yang berbeda. Namun
di Sampang, yang ribut justru
satu agama yang berbeda
mazhab saja, apalagi yang
menjadi tokoh kedua aliran
tersebut adalah satu keluarga.
Ini yang membuat saya hanya
mampu mengelus dada.
Masih hangat dalam ingatan,
suasana Idul Fitri di Madura,
ternoda dengan tragedi
bentrok antar aliran agama
tersebut, Minggu (26/8/2012).
Kelompok Islam Syiah dan
Sunni adu gebuk, hingga me-
nyebabkan satu orang tewas.
Bahkan Kapolsek Omben, AKP
Aris Dwiyanto, turut menjadi
korban dalam bentrokan
tersebut dan dikabarkan
mengalami luka parah akibat
sabetan parang.
Satu warga yang tewas aki-
bat bentrokan di Desa Karang
Gayam, Kecamatan Omben
dan Desa Bluuran, Kecamatan
Karang Penang, Kabupaten
Sampang itu adalah pengikut
Syiah bernama Hamamah (39).
Tragisnya, Hamamah meng-
hembuskan nafas terakhir di
tengah kerumunan masa.
Kapolda Jawa Timur Inspek-
tur Jenderal Polisi Hadiatmoko
(waktu itu) membenarkan
informasi tersebut. “Aksi
tersebut menyebabkan satu
korban tewas, dua orang
mengalami kritis dan empat
orang luka-luka, termasuk di
dalamnya Kapolsek Omben AKP
Aris Dwiyanto yang terkena
lemparan pecahan genting di
pelipis kirinya,” terangnya.
Ditambahkan Hadiatmoko,
tindakan yang dilakukan
sekelompok masyarakat
tersebut sudah anarkis,
sehingga pihaknya akan
melakukan tindakan tegas dan
terukur. “Ini murni pidana dan
kami tegas untuk melakukan
tindakan,” tandasnya.
Tak hanya itu, menurut
keterangan beberapa warga
yang berada di lokasi, puluhan
warga antara Syiah dan Sunni
mengalami luka-luka akibat
saling serang dengan menguna-
kan clurit dan pedang.
“Satu warga Syiah bernama
Husin tadi saya lihat tangannya
putus,” terang salah satu
warga yang enggan di sebutkan
namanya.
Sementara beberapa warta-
wan yang melakukan peliputan
di larang masuk kelokasi oleh
sebagian warga lantaran isu
adanya bom atau ranjau yang
terbuat dari petasan untuk
mengamankan rumah pengikut
Syiah.
Pemicu Masalah
Informasi yang beredar, ben-
trok Syiah-Sunni di Sampang
berawal dari rombongan siswa
dari komunitas Syiah yang akan
kembali ke Bangil, Pasuruan.
Saat hendak kembali itu,
puluhan massa sudah meng-
hadang dan mengancam akan
membakar dan membunuhnya.
“Anak-anak komunitas ter-
sebut akan kembali ke Bangil
setelah mengikuti Lebaran,”
kata Kulsum, istri Tajul Muluk,
Ustad kelompok Syiah.
Tajul Muluk adalah pimpinan
dari komunitas Syiah Sampang
yang telah divonis dua tahun
penjara oleh Pengadilan Negeri
Sampang karena dituduh mela-
kukan penodaan agama.
Pelarangan dan penghadang-
an para pelajar Syiah itu ke-
mudian berlanjut dengan aksi
pembakaran pekarangan dan
rumah, termasuk rumah istri
Tajul Muluk. Rumah Tajul Muluk
sudah pernah dibakar oleh
sekelompok pemuda antiSyiah,
akhir Desember 2011.
Persoalan Keluarga
Konflik bernuansa SARA
antara kelompok Islam Syiah
dengan kelompok Islam Sunni
di Sampang, Madura ini me-
nurut informasi bermula dari
konflik pribadi antara pimpinan
Islam Syiah Tajul Muluk dengan
saudaranya, KH Rois, yang
beraliran Sunni.
Ketua Bidang Media dan
Publikasi Ahlul Bait Indonesia,
Hertasning Ichlas, pernah
mengatakan, konflik Sampang
bukan bermotif masalah per-
bedaan mazhab, namun murni
berlatar belakang masalah
keluarga.
“Saat ini telah terjadi opini
yang salah kaprah di kalangan
media. Substansinya bukan
pada pergolakan mazhab tetapi
soal keluarga,” ungkapnya.
Dituturkan oleh Hertasning,
perseteruan berawal dari
sebuah keluarga berpengaruh,
antara Tajul Muluk yang
representasi Syiah dan Rois
(33) yang merepresentasi Islam
Sunni di daerahnya.
Suatu ketika, Rois berke-
inginan untuk menikahi salah
satu santri putri Tajul Muluk.
Hasrat Rois tidak dipenuhi
Tajul Muluk. Pasalnya, Rois tu-
kang kawin dan tabiat negatif
itu kurang mendapat tempat
di hatinya, sehingga melarang
Rois mempersunting salah satu
santri putrinya.
Lantaran merasa diten-
tang, emosi jiwa muda Rois
meledak-ledak dan mengajak
pihak-pihak lain yang memang
punya sentimen negatif kepada
Tajul Muluk untuk melampias-
kan amarahnya.
Gayung bersambut, amarah
Rois tersalurkan dengan mela-
kukan pembakaran pesantren
dan rumah ibu serta adiknya.
“Kebetulan Tajul Muluk ini
dahwahnya mulai naik daun
dan mungkin ada yang merasa
tersaingi. Pihak-pihak yang
tersaingi inilah yang ditung-
gangi atau dimanfaatkan Rois
untuk membalas sakit hatinya
karena gagal melancarkan
hasrat menikahi salah satu
santri Tajul,” tuturnya.
Dikatakan Hertasning, konflik
keluarga dibawa-bawa ke
medan mazhab. “Persoalan
mendasar yang memalukan ini
tidak banyak diketahui orang.
Media dan tokoh agama lebih
sibuk membincang masalah
konflik antara Sunni dan
Syiah,” ujarnya.
Dari konflik keluarga itu, lalu
meluas menjadi konflik SARA
setelah di kalangan pengikut Is-
lam Sunni tersiar kabar bahwa
aliran Islam Syiah merupakan
aliran Islam sesat, sehingga
pengikut Islam Sunni beramai-
ramai mengusir pengikut Syiah
yang ada di wilayah Kecamatan
Omben dan Kecamatan
Karangpenang.
Bentrokan pernah terjadi
29 Desember 2011. Kala itu
terjadi pembakaran rumah,
madrasah, musala dan pe-
santren kelompok Islam Syiah
sehingga 335 orang pengikut
aliran Islam Syiah dari total
351 orang lebih dievakuasi ke
GOR Wijaya Kusuma depan
Kantor Bupati Sampang akibat
kerusuhan yang terjadi ketika
itu. Bahkan sekarang, kelom-
pok Syiah itu harus diusir dari
tanah kelahirannya sendiri
dan pemerintah menempatkan
di sebuah rumah susun di
Sidoarjo.
Tulisan ini hanya sekedar
mengingatkan, kerusuhan yang
berlangsung di Cina, Rabu
(26/6/2013), berbeda dengan
yang terjadi di Sampang
Madura. Karena kita semua
bersaudara, tidak semestinya
hal itu harus terjadi. (wahjoe
harjanto/ant/gatranews)
Antara Cina dan Sampang
KERUSUHANYANGBERBEDA

More Related Content

More from Portal Surya

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
 

Kerusuhan di Xinjiang dan Sampang Berbeda Latar Belakang

  • 1. join facebook.com/suryaonline hal 2 DIGITAL NEWSPAPER edisi pagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | KAMIS, 27 JUNI 2013 | Terbit 2 halaman Spirit Baru Jawa Timur follow @portalsurya Kerusuhan Yang Berbeda SURYA Online - Ketika Peme- rintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, Jumat (21/6/2013) malam, masyarakat kaget dan marah. Mereka menilai pemerintah tidak memikirkan rakyatnya, khususnya masyarakat miskin yang pasti terkena langsung pengaruh kenaikan BBM itu. Sepertinya masyarakat sudah terbiasa dengan harga BBM murah, padahal harga tersebut disubsidi pemerintah dengan menggunakan uang APBN, yang sebenarnya adalah uang rakyat. Masyarakat tidak menyadari bahwa subsidi BBM selama ini lebih banyak dinikmati oleh pemilik kendaraan yang bisa di- golongkan masyarakat mampu. Padahal subsidi itu seharusnya untuk membantu masyarakat miskin agar bisa hidup dengan kondisi layak. Data Komite Ekonomi Na- sional (KEN), penikmat subsidi BBM adalah kendaraan dinas pemerintah sebanyak 160.000- 170.000 unit dan masyarakat pemilik 10,5 juta kendaraan pribadi. Di luar itu, pemilik 80-90 juta motor, pemilik 2,5-2,8 juta bus (plat kuning dan hitam), serta pemilik 4,5-5 juta truk, baik plat kuning maupun plat hitam. Jika dilihat dari pengeluaran per kapita, penikmat subsidi BBM adalah 100 juta penduduk menengah yang diperkirakan memiliki mobil atau motor, dan 50 juta penduduk yang memiliki mobil sekaligus motor. Jadi, penikmat subsidi BBM itu kelas menengah dan atas. Tapi akibat kenaikan harga BBM ini berpengaruh kepada semua penduduk, baik kelompok mewah, menengah maupun kelompok rentan miskin. Karena itu, pemerintah melaksanakan program penyesuaian harga BBM secara terbatas dan terukur, dengan maksud agar subsidi menjadi lebih tepat sasaran dan mengedepankan azas keadilan, serta benar- benar diterima oleh mereka yang membutuh- kan. Dana hasil penyesuaian itu dialokasikan ke program-prog- ram yang lebih tepat sasaran. Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dalam APBN-P 2013 disepa- kati sebesar Rp12,009 triliun, sementara alokasi anggaran subsidi BBM, elpiji (LPG), dan bahan bakar nabati (BBN) sebesar Rp199,850 triliun. Sementara defisit APBN-P 2013 sebesar 2,38 persen. Memang Pemerintah tidak melepas tanggung jawabnya berkaitan dengan kenaikan harga BBM itu karena me- nyadari kebijakan itu pasti berdampak kepada masyarakat miskin. Kelompok tersebut harus mendapat proteksi atau bantuan sosial sehingga ke- miskinan tidak meningkat dan kesenjangan tidak melebar. Menurut Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, sebanyak 15,5 juta kepala keluarga akan meneri- ma kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi akan diberikan kartu. Kartu berbentuk kartu kredit itu merekam semua data penerima bantuan. PT Pos Indonesia bertugas mengirim- kan kartu ini secara langsung. Penerima kartu ini akan mendapatkan bantuan Bantuan Langsung Sementara Masyara- kat (BLSM), Bantuan Siswa Mis- kin (BSM), Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Semua bentuk kompensasi tersebut masuk dalam Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S). Pemerintah juga akan membangun infrastruktur dasar seperti irigasi, penyediaan dan ketersediaan air bersih di pede- saan, yang mana ini benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat di pedesaan utk perbaikan kualitas hidup mereka. Pemberian BLSM sebesar Rp 9,3 triliun kepada 15,5 juta RTS akan diberikan selama em- pat bulan sebesar Rp150.000 per bulan untuk setiap RTS. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dana senilai Rp 360 miliar yang akan digunakan untuk memantau dan meng- awasi pelaksanaan BLSM. Untuk Raskin, pemerintah akan menaikkan kuotanya dari 12 kali sebulan menjadi 15 kali sebulan. Sementara untuk PKH, satuan biayanya akan dinaikkan dari Rp1,4 juta menjadi Rp1,8 juta per keluarga. Sementara jumlah penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM) secara nasional meningkat dari APBN 2013 sebanyak enam juta menjadi 13 juta siswa pada APBN Perubahan 2013. Total anggaran tambahan untuk BSM dalam APBN Perubahan 2013 sebesar Rp 7 triliun. Beasiswa yang diterima siswa untuk tingkat SD/MI sebesar Rp 360.000 menjadi Rp 450.000, tingkat SMP sebesar Rp 560.000 menjadi Rp 750.000 dan tingkat SMA/MA tetap sebesar Rp1 juta/tahun. Ditambah Rp 200.000 untuk tiap siswa untuk semua tingkatan untuk biaya operasional. Pemerintah melalui Ke- menterian Pekerjaan Umum (PU) juga akan meluncurkan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan (P4) Infrastruktur senilai Rp6 trili- un, sebagai upaya mengurangi beban hidup masyarakat miskin akibat perubahan besaran subsidi BBM. Sementara itu, selain menaikkan BBM subsidi secara terbatas dan terukur, serta penghematan anggaran, peme- rintah juga telah menempuh sejumlah kebijakan stimulus fiskal dalam mengendalikan konsumsi BBM nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengistruk- sikan agar program konversi BBM ke gas menjadi prioritas dalam konteks ketahanan energi nasional. Konversi ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan pada BBM dan mengoptimalkan sumber daya gas nasional. Upaya konversi BBM ke gas akan terus dilakukan melalui sejumlah program, misalnya memperbanyak stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), pembangunan pipa gas untuk rumah tangga serta konversi dari BBM ke bahan bakar gas untuk kendaraan dinas pemerintah, pemda dan angkutan umum. Sekarang tinggal menunggu saja, janji Pemerintah, apakah semua program yang dilontar- kan itu tepat dan diterima oleh rakyat dengan baik. Karena sudah banyak pengalaman yang terjadi, program boleh membumbung setinggi langit, indah seindah rembulan tetapi realitanya kebocoran semakin merejarela. Program bahkan dijadikan lahan bancakan. Seperti halnya slogan reformasi yang bebas KKN, nyatanya justru KKN semakin merajarela bahkan lebih ganas. (antara/ wahjoe harjanto) Sudah TepatkaH? SUBSIDIOHSUBSIDI
  • 2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya KAMIS, 27 JUNI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2 SURYA Online - Kerusuhan meledak di kawasan Xinjiang, Cina, yang menewaskan sedikitnya 27 orang. Demi- kian kabar dari media milik pemerintah, Rabu (26/6/2013) dini hari, waktu setempat. Insiden berdarah yang memi- lukan itu terjadi di daerah yang diawasi polisi, Turban, yang merupakan kawasan terpencil di Lukqun, berjarak sekitar 200 kilometer sebelah timur laut Ibu Kota Urumqi. Polisi, tulis Kantor Berita Xinhua, terpaksa melepaskan tembakan setelah para perusuh menghunus belati guna menyerang kantor kepolisian dan gedung pemerintah lokal. Xinhua melanjutkan, kekerasan sporadis pecah di Xinjiang, kawasan yang menjadi ajang ketegangan antara penduduk muslim Uighur dengan komunitas Cina suku bangsa Han. “Tujuh belas orang tewas dan sebelumnya polisi menem- bak mati 10 perusuh,” tulis Kantor Berita Xinhua, Rabu (26/6/2013). Di antara para korban, sembilan diantaranya adalah petugas keamanan dan delapan penduduk sipil. “Sebelumnya polisi menembak mati 10 perusuh.” Dan yang cedera tiga orang segera dilarikan ke rumah sakit. Insiden kekerasan terakhir di kawasan ini berlangsung, April 2013, yang memakan 21 korban tewas. Sebenarnya aksi mematikan di daerah ini terjadi sejak Juli 2009, ketika sekitar 200 orang dari kaum Uighur mati akibat kerusuhan di Ibu Kota Xinjiang, Urumqi, yang melibatkan suku bangsa Han dengan komunitas Uighur. Warga Uighur berjumlah 45 persen dari seluruh populasi di Xinjiang. Mereka beragama Islam keturunan Turki dan mengaku Xinjiang sebagai tanah kelahirannya. Menurut dia, selama ini (pemerintah) Cina meminggirkan mereka, membatasi ruang gerak kebu- dayaan, termasuk penggunaan bahasa, dan beribadah. Namun hal tersebut dibantah oleh pemerintah seraya menga- takan bahwa Cina memberikan kebebasan kepada mereka. Dalam kerusuhan mema- tikan, Cina menuduh ada sekelompok orang bersenjata dari suku bangsa Uighur yang memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata di Asia Tengah dan Pakistan melakukan serangan dengan tujuan mendirikan negara merdeka Turki Timur. Otoritas Cina acap kali mendakwa insiden kekerasan di Xinjiang disulut oleh semangat kaum ekstrimis Uighur. Sebalik- nya tuduhan itu dibantah oleh para aktivis Uighur. Membaca berita kerusuhan ini saya teringat dengan keru- suhan yang terjadi di Sampang Madura, antara penganut Sunni dan Syiah. Bedanya, yang terjadi di Cina ini mereka dari bangsa yang berbeda dan agama yang berbeda. Namun di Sampang, yang ribut justru satu agama yang berbeda mazhab saja, apalagi yang menjadi tokoh kedua aliran tersebut adalah satu keluarga. Ini yang membuat saya hanya mampu mengelus dada. Masih hangat dalam ingatan, suasana Idul Fitri di Madura, ternoda dengan tragedi bentrok antar aliran agama tersebut, Minggu (26/8/2012). Kelompok Islam Syiah dan Sunni adu gebuk, hingga me- nyebabkan satu orang tewas. Bahkan Kapolsek Omben, AKP Aris Dwiyanto, turut menjadi korban dalam bentrokan tersebut dan dikabarkan mengalami luka parah akibat sabetan parang. Satu warga yang tewas aki- bat bentrokan di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang itu adalah pengikut Syiah bernama Hamamah (39). Tragisnya, Hamamah meng- hembuskan nafas terakhir di tengah kerumunan masa. Kapolda Jawa Timur Inspek- tur Jenderal Polisi Hadiatmoko (waktu itu) membenarkan informasi tersebut. “Aksi tersebut menyebabkan satu korban tewas, dua orang mengalami kritis dan empat orang luka-luka, termasuk di dalamnya Kapolsek Omben AKP Aris Dwiyanto yang terkena lemparan pecahan genting di pelipis kirinya,” terangnya. Ditambahkan Hadiatmoko, tindakan yang dilakukan sekelompok masyarakat tersebut sudah anarkis, sehingga pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan terukur. “Ini murni pidana dan kami tegas untuk melakukan tindakan,” tandasnya. Tak hanya itu, menurut keterangan beberapa warga yang berada di lokasi, puluhan warga antara Syiah dan Sunni mengalami luka-luka akibat saling serang dengan menguna- kan clurit dan pedang. “Satu warga Syiah bernama Husin tadi saya lihat tangannya putus,” terang salah satu warga yang enggan di sebutkan namanya. Sementara beberapa warta- wan yang melakukan peliputan di larang masuk kelokasi oleh sebagian warga lantaran isu adanya bom atau ranjau yang terbuat dari petasan untuk mengamankan rumah pengikut Syiah. Pemicu Masalah Informasi yang beredar, ben- trok Syiah-Sunni di Sampang berawal dari rombongan siswa dari komunitas Syiah yang akan kembali ke Bangil, Pasuruan. Saat hendak kembali itu, puluhan massa sudah meng- hadang dan mengancam akan membakar dan membunuhnya. “Anak-anak komunitas ter- sebut akan kembali ke Bangil setelah mengikuti Lebaran,” kata Kulsum, istri Tajul Muluk, Ustad kelompok Syiah. Tajul Muluk adalah pimpinan dari komunitas Syiah Sampang yang telah divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Sampang karena dituduh mela- kukan penodaan agama. Pelarangan dan penghadang- an para pelajar Syiah itu ke- mudian berlanjut dengan aksi pembakaran pekarangan dan rumah, termasuk rumah istri Tajul Muluk. Rumah Tajul Muluk sudah pernah dibakar oleh sekelompok pemuda antiSyiah, akhir Desember 2011. Persoalan Keluarga Konflik bernuansa SARA antara kelompok Islam Syiah dengan kelompok Islam Sunni di Sampang, Madura ini me- nurut informasi bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan saudaranya, KH Rois, yang beraliran Sunni. Ketua Bidang Media dan Publikasi Ahlul Bait Indonesia, Hertasning Ichlas, pernah mengatakan, konflik Sampang bukan bermotif masalah per- bedaan mazhab, namun murni berlatar belakang masalah keluarga. “Saat ini telah terjadi opini yang salah kaprah di kalangan media. Substansinya bukan pada pergolakan mazhab tetapi soal keluarga,” ungkapnya. Dituturkan oleh Hertasning, perseteruan berawal dari sebuah keluarga berpengaruh, antara Tajul Muluk yang representasi Syiah dan Rois (33) yang merepresentasi Islam Sunni di daerahnya. Suatu ketika, Rois berke- inginan untuk menikahi salah satu santri putri Tajul Muluk. Hasrat Rois tidak dipenuhi Tajul Muluk. Pasalnya, Rois tu- kang kawin dan tabiat negatif itu kurang mendapat tempat di hatinya, sehingga melarang Rois mempersunting salah satu santri putrinya. Lantaran merasa diten- tang, emosi jiwa muda Rois meledak-ledak dan mengajak pihak-pihak lain yang memang punya sentimen negatif kepada Tajul Muluk untuk melampias- kan amarahnya. Gayung bersambut, amarah Rois tersalurkan dengan mela- kukan pembakaran pesantren dan rumah ibu serta adiknya. “Kebetulan Tajul Muluk ini dahwahnya mulai naik daun dan mungkin ada yang merasa tersaingi. Pihak-pihak yang tersaingi inilah yang ditung- gangi atau dimanfaatkan Rois untuk membalas sakit hatinya karena gagal melancarkan hasrat menikahi salah satu santri Tajul,” tuturnya. Dikatakan Hertasning, konflik keluarga dibawa-bawa ke medan mazhab. “Persoalan mendasar yang memalukan ini tidak banyak diketahui orang. Media dan tokoh agama lebih sibuk membincang masalah konflik antara Sunni dan Syiah,” ujarnya. Dari konflik keluarga itu, lalu meluas menjadi konflik SARA setelah di kalangan pengikut Is- lam Sunni tersiar kabar bahwa aliran Islam Syiah merupakan aliran Islam sesat, sehingga pengikut Islam Sunni beramai- ramai mengusir pengikut Syiah yang ada di wilayah Kecamatan Omben dan Kecamatan Karangpenang. Bentrokan pernah terjadi 29 Desember 2011. Kala itu terjadi pembakaran rumah, madrasah, musala dan pe- santren kelompok Islam Syiah sehingga 335 orang pengikut aliran Islam Syiah dari total 351 orang lebih dievakuasi ke GOR Wijaya Kusuma depan Kantor Bupati Sampang akibat kerusuhan yang terjadi ketika itu. Bahkan sekarang, kelom- pok Syiah itu harus diusir dari tanah kelahirannya sendiri dan pemerintah menempatkan di sebuah rumah susun di Sidoarjo. Tulisan ini hanya sekedar mengingatkan, kerusuhan yang berlangsung di Cina, Rabu (26/6/2013), berbeda dengan yang terjadi di Sampang Madura. Karena kita semua bersaudara, tidak semestinya hal itu harus terjadi. (wahjoe harjanto/ant/gatranews) Antara Cina dan Sampang KERUSUHANYANGBERBEDA