SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Teknik Berkomunikasi dengan Klien yang Memiliki Gangguan Pendengaran dan Bicara
Oleh Anggita Oksyrana, KK-7, 1206243192

Orang yang mengalami kerusakan pendengaran, baik tuli maupun sulit mendengar,
kepekaannya terhadap bunyi akan hilang sama sekali atau berkurang. Berapapun tingkat
keparahan hilangnya pendengaran, seseorang yang memiliki gangguan pendengaran akan
menghadapi hambatan dalam berkomunikasi. Hilangnya kemampuan mendengar menimbulkan
masalah komunikasi yang sangat nyata karena orang yang tuli atau kurang mendengar mungkin
juga tidak mampu berbicara atau memiliki kemampuan verbal yang terbatas dan seringkali
miskin kosa kata. Orang yang mengalami gangguan pendengaran barangkali rentan terhadap
gangguan bicara, karena proses belajar yang terhambat. Hal ini disebabkan oleh proses belajar
mengenal kosa kata diperoleh dari kegiatan mendengar. Keterampilan membaca orang dewasa
dengan gangguan pendengaran pun rendah, kira-kira setaraf dengan kemampuan membaca kelas
empat. Keterampilan menulis mereka juga mungkin lemah. Tingkat baca-tulis yang rendah ini
disebut melek huruf fungsional.
Mereka yang tunarungu memiliki keterampilan dan kebutuhan yang berbeda-beda
bergantung pada jenis ketuliannya dan berapa lama mereka kehilangan kemampuan
mendengarnya itu. Bagi mereka yang menderita tunarungu sejak lahir, belajar bahasa mungkin
tidak ada manfaatnya, sehingga mereka mungkin tidak dapat berbicara dengan jelas.
Kemungkinan besar, model utama komunikasi mereka adalah dengan bahasa isyarat atau
membaca gerak bibir. Berikut ini beberapa model komunikasi yang disarankan sebagai jalan
untuk mengurangi hambatan dalam komunikasi dan memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran
bagi klien yang mengalami gangguan pendengaran dan bicara.
1. Bahasa Isyarat
Bagi kebanyakan penderita gangguan pendengaran dan bicara yang berbahasa induk
bahasa isyarat, model ini seringkali menjadi bentuk komunikasi yang lebih disukai. Jika
tenaga kesehatan tidak menguasai bahasa isyarat, meminta bantuan seorang penerjemah
profesional bisa menjadi alternatif. Selain itu, tenaga kesehatan juga bisa meminta bantuan
teman atau kerabat klien yang terampil menggunakan bahasa isyarat. Akan tetapi, sebelum
meminta bantuan penerjemah, sebaiknya meminta persetujuan klien terlebih dahulu karena
informasi yang disampaikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang dapat dianggap
sebagai urusan pribadi.
2. Membaca Bibir
Salah satu anggapan yang salah yang muncul pada orang yang normal adalah semua
penderita gangguan pendengaran dapat membaca bibir. Tingkat kemampuan membaca bibir
mereka tentu berbeda-beda. Dengan demikian, hanya pembaca bibir terampil saja yang akan
memperoleh manfaat yang sebenarnya dari metode komunikasi ini. Jika klien dapat membaca
bibir, tenaga kesehatan tidak perlu melebih-lebihkan gerakan bibir karena tindakan itu dapat
mendistorsi gerakan bibir dan mengganggu penafsiran kata-kata. Jika klien lebih suka
membaca bibir, pastikan wajah tenaga kesehatan menghadap ruang yang cukup terang.
Sebaiknya singkirkan benda-benda yang menutupi wajah, misalnya masker bedah, tangan,
atau permen karet.
3. Materi Tulis
Informasi tertulis barangkali merupakan cara komunikasi yang dapat diandalkan,
terutama jika pemahaman sangat diperlukan. Tenaga kesehatan sebaiknya menulis informasi
yang penting untuk melengkapi kata-kata yang diucapkan kendati klien terampil membaca
bibir. Perlu diingat bahwa pemahaman bacaan rata-rata orang dewasa tunarungu setaraf
dengan kelas empat, sehingga pesan yang disampaikan hendaknya menggunakan kalimat
yang sederhana. Alat peraga seperti gambar yang sederhana, lukisan, atau diagram bisa juga
dimanfaatkan sebagai

pelengkap untuk meningkatkan pemahaman materi tertulis.

Penyampaian informasi melalui media tulis juga bisa dilakukan oleh klien—dengan gangguan
bicara—kepada tenaga kesehatan. Metode ini bisa menjadi metode yang paling fleksibel,
karena dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan klien gangguan pendengaran dan bicara
maupun klien dengan gangguan bicara saja.
4. Verbalisasi oleh Klien
Kadang-kadang klien dengan gangguan pendengaran atau tunarungu lebih memilih untuk
berkomunikasi dengan cara berbicara, terutama jika tenaga kesehatan dan klien telah memiliki
hubungan yang baik dan saling percaya. Seringkali nada dan infleksi suara mereka akan
berbeda dari cara berbicara kebanyakan orang, sehingga tenaga kesehatan perlu menyediakan
waktu untuk mendengarkan secara cermat. Tenaga kesehatan harus menghindari interupsi saat
klien berbicara. Jika masih mengalami kesulitan, tenaga kesehatan sebaiknya membuat
catatan tentang informasi yang didengar dari klien agar lebih mudah dalam memahami inti
pesan.
5. Memperkeras Bunyi
Bagi klien yang mengalami gangguan pendengaran tetapi tidak hilang sama sekali, alat
bantu pendengaran mungkin akan sangat berguna. Jika klien tidak memiliki alat bantu dengar,
sebaiknya meminta persetujuan klien dan keluarganya untuk mencari rujukan dari spesialis
telinga, yang dapat menentukan apakah alat bantu dengar cocok untuk klien. Cara lain untuk
memperkeras bunyi adalah dengan menelungkupkan tangan di dekat telinga klien, atau
menggunakan stetoskop yang dibalik dengan cara memasang stetoskop di telinga klien dan
tenaga kesehatan berbicara di corongnya (Babcock dan Miller, 1994). Jika salah satu telinga
klien dapat mendengar lebih jelas daripada telinga yang lain, tenaga kesehatan sebaiknya
berada dekat dengan telinga yang “baik”. Tenaga kesehatan harus berbicara lambat, tidak
berteriak, dan hendaknya memberikan waktu yang cukup banyak bagi klien untuk memproses
pesan yang disampaikan dan memberikan tanggapan. Metode ini kurang cocok jika digunakan
untuk berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan bicara saja, karena meskipun
mengalami gangguan bicara, fungsi pendengaran mereka tetap bekerja dengan baik.
Berikut ini rangkuman beberapa petunjuk dari Navarro dan Lacour (1980) yang
sebaiknya diikuti ketika menerapkan bentuk-bentuk komunikasi di atas.
1. Bersikap wajar
Jangan tegang dan kaku atau mencoba mengartikulasikan kata-kata secara berlebihan
Gunakan kalimat yang sederhana.
Pastikan klien memperhatikan dengan cara menyentuh lengannya dengan lembut sebelum
mulai berbicara.
Berdiri menghadap klien dengan jarak tidak lebih dari 2 meter apabila mencoba
berkomunikasi.
2. Bersikap penuh perhatian dan hindari hal-hal berikut.
Berbicara sambil berjalan.
Terlalu sering menggerak-gerakkan kepala.
Berbicara sambil mengunyah.
Memalingkan muka dari klien saat berkomunikasi.
Berdiri langsung di depan cahaya terang yang akan menyilaukan klien.
Apa pun metode komunikasi yang akan digunakan, sebaiknya kedua pihak—klien dan
tenaga kesehatan—telah membuat kesepakatan terlebih dahulu agar tercipta keselarasan persepsi
sehingga komunikasi berjalan lancar. Kegiatan komunikasi harus selalu memperhatikan tujuan
utamanya yaitu menyampaikan informasi dan menerima informasi dengan baik, sehingga
seorang informan, dalam hal ini tenaga kesehatan, harus memastikan bahwa pesan kesehatan
telah diterima dan dipahami dengan baik oleh klien. Tenaga kesehatan juga harus selalu
mengingat bahwa inti dari komunikasi kepada klien dengan keadaan khusus adalah proses
pemahaman klien divalidasikan dengan cara yang tidak menakutkan.

DAFTAR PUSTAKA
Bastable, Susan B. 1999. Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Uripni, Christina Lia. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

More Related Content

Recently uploaded

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 

Recently uploaded (20)

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Teknik berkomunikasi dengan klien yang memiliki gangguan pendengaran dan bicara

  • 1. Teknik Berkomunikasi dengan Klien yang Memiliki Gangguan Pendengaran dan Bicara Oleh Anggita Oksyrana, KK-7, 1206243192 Orang yang mengalami kerusakan pendengaran, baik tuli maupun sulit mendengar, kepekaannya terhadap bunyi akan hilang sama sekali atau berkurang. Berapapun tingkat keparahan hilangnya pendengaran, seseorang yang memiliki gangguan pendengaran akan menghadapi hambatan dalam berkomunikasi. Hilangnya kemampuan mendengar menimbulkan masalah komunikasi yang sangat nyata karena orang yang tuli atau kurang mendengar mungkin juga tidak mampu berbicara atau memiliki kemampuan verbal yang terbatas dan seringkali miskin kosa kata. Orang yang mengalami gangguan pendengaran barangkali rentan terhadap gangguan bicara, karena proses belajar yang terhambat. Hal ini disebabkan oleh proses belajar mengenal kosa kata diperoleh dari kegiatan mendengar. Keterampilan membaca orang dewasa dengan gangguan pendengaran pun rendah, kira-kira setaraf dengan kemampuan membaca kelas empat. Keterampilan menulis mereka juga mungkin lemah. Tingkat baca-tulis yang rendah ini disebut melek huruf fungsional. Mereka yang tunarungu memiliki keterampilan dan kebutuhan yang berbeda-beda bergantung pada jenis ketuliannya dan berapa lama mereka kehilangan kemampuan mendengarnya itu. Bagi mereka yang menderita tunarungu sejak lahir, belajar bahasa mungkin tidak ada manfaatnya, sehingga mereka mungkin tidak dapat berbicara dengan jelas. Kemungkinan besar, model utama komunikasi mereka adalah dengan bahasa isyarat atau membaca gerak bibir. Berikut ini beberapa model komunikasi yang disarankan sebagai jalan untuk mengurangi hambatan dalam komunikasi dan memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran bagi klien yang mengalami gangguan pendengaran dan bicara. 1. Bahasa Isyarat Bagi kebanyakan penderita gangguan pendengaran dan bicara yang berbahasa induk bahasa isyarat, model ini seringkali menjadi bentuk komunikasi yang lebih disukai. Jika tenaga kesehatan tidak menguasai bahasa isyarat, meminta bantuan seorang penerjemah profesional bisa menjadi alternatif. Selain itu, tenaga kesehatan juga bisa meminta bantuan teman atau kerabat klien yang terampil menggunakan bahasa isyarat. Akan tetapi, sebelum meminta bantuan penerjemah, sebaiknya meminta persetujuan klien terlebih dahulu karena
  • 2. informasi yang disampaikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang dapat dianggap sebagai urusan pribadi. 2. Membaca Bibir Salah satu anggapan yang salah yang muncul pada orang yang normal adalah semua penderita gangguan pendengaran dapat membaca bibir. Tingkat kemampuan membaca bibir mereka tentu berbeda-beda. Dengan demikian, hanya pembaca bibir terampil saja yang akan memperoleh manfaat yang sebenarnya dari metode komunikasi ini. Jika klien dapat membaca bibir, tenaga kesehatan tidak perlu melebih-lebihkan gerakan bibir karena tindakan itu dapat mendistorsi gerakan bibir dan mengganggu penafsiran kata-kata. Jika klien lebih suka membaca bibir, pastikan wajah tenaga kesehatan menghadap ruang yang cukup terang. Sebaiknya singkirkan benda-benda yang menutupi wajah, misalnya masker bedah, tangan, atau permen karet. 3. Materi Tulis Informasi tertulis barangkali merupakan cara komunikasi yang dapat diandalkan, terutama jika pemahaman sangat diperlukan. Tenaga kesehatan sebaiknya menulis informasi yang penting untuk melengkapi kata-kata yang diucapkan kendati klien terampil membaca bibir. Perlu diingat bahwa pemahaman bacaan rata-rata orang dewasa tunarungu setaraf dengan kelas empat, sehingga pesan yang disampaikan hendaknya menggunakan kalimat yang sederhana. Alat peraga seperti gambar yang sederhana, lukisan, atau diagram bisa juga dimanfaatkan sebagai pelengkap untuk meningkatkan pemahaman materi tertulis. Penyampaian informasi melalui media tulis juga bisa dilakukan oleh klien—dengan gangguan bicara—kepada tenaga kesehatan. Metode ini bisa menjadi metode yang paling fleksibel, karena dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan klien gangguan pendengaran dan bicara maupun klien dengan gangguan bicara saja. 4. Verbalisasi oleh Klien Kadang-kadang klien dengan gangguan pendengaran atau tunarungu lebih memilih untuk berkomunikasi dengan cara berbicara, terutama jika tenaga kesehatan dan klien telah memiliki hubungan yang baik dan saling percaya. Seringkali nada dan infleksi suara mereka akan berbeda dari cara berbicara kebanyakan orang, sehingga tenaga kesehatan perlu menyediakan waktu untuk mendengarkan secara cermat. Tenaga kesehatan harus menghindari interupsi saat klien berbicara. Jika masih mengalami kesulitan, tenaga kesehatan sebaiknya membuat
  • 3. catatan tentang informasi yang didengar dari klien agar lebih mudah dalam memahami inti pesan. 5. Memperkeras Bunyi Bagi klien yang mengalami gangguan pendengaran tetapi tidak hilang sama sekali, alat bantu pendengaran mungkin akan sangat berguna. Jika klien tidak memiliki alat bantu dengar, sebaiknya meminta persetujuan klien dan keluarganya untuk mencari rujukan dari spesialis telinga, yang dapat menentukan apakah alat bantu dengar cocok untuk klien. Cara lain untuk memperkeras bunyi adalah dengan menelungkupkan tangan di dekat telinga klien, atau menggunakan stetoskop yang dibalik dengan cara memasang stetoskop di telinga klien dan tenaga kesehatan berbicara di corongnya (Babcock dan Miller, 1994). Jika salah satu telinga klien dapat mendengar lebih jelas daripada telinga yang lain, tenaga kesehatan sebaiknya berada dekat dengan telinga yang “baik”. Tenaga kesehatan harus berbicara lambat, tidak berteriak, dan hendaknya memberikan waktu yang cukup banyak bagi klien untuk memproses pesan yang disampaikan dan memberikan tanggapan. Metode ini kurang cocok jika digunakan untuk berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan bicara saja, karena meskipun mengalami gangguan bicara, fungsi pendengaran mereka tetap bekerja dengan baik. Berikut ini rangkuman beberapa petunjuk dari Navarro dan Lacour (1980) yang sebaiknya diikuti ketika menerapkan bentuk-bentuk komunikasi di atas. 1. Bersikap wajar Jangan tegang dan kaku atau mencoba mengartikulasikan kata-kata secara berlebihan Gunakan kalimat yang sederhana. Pastikan klien memperhatikan dengan cara menyentuh lengannya dengan lembut sebelum mulai berbicara. Berdiri menghadap klien dengan jarak tidak lebih dari 2 meter apabila mencoba berkomunikasi. 2. Bersikap penuh perhatian dan hindari hal-hal berikut. Berbicara sambil berjalan. Terlalu sering menggerak-gerakkan kepala. Berbicara sambil mengunyah. Memalingkan muka dari klien saat berkomunikasi. Berdiri langsung di depan cahaya terang yang akan menyilaukan klien.
  • 4. Apa pun metode komunikasi yang akan digunakan, sebaiknya kedua pihak—klien dan tenaga kesehatan—telah membuat kesepakatan terlebih dahulu agar tercipta keselarasan persepsi sehingga komunikasi berjalan lancar. Kegiatan komunikasi harus selalu memperhatikan tujuan utamanya yaitu menyampaikan informasi dan menerima informasi dengan baik, sehingga seorang informan, dalam hal ini tenaga kesehatan, harus memastikan bahwa pesan kesehatan telah diterima dan dipahami dengan baik oleh klien. Tenaga kesehatan juga harus selalu mengingat bahwa inti dari komunikasi kepada klien dengan keadaan khusus adalah proses pemahaman klien divalidasikan dengan cara yang tidak menakutkan. DAFTAR PUSTAKA Bastable, Susan B. 1999. Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Uripni, Christina Lia. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.