SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Prajurit timah
Pada jaman dahulu ada dua puluh lima prajurit timah. Mereka semua terlihat mirip
seperti dibuat dari cetakan timah yang sama.
Mereka memanggul senjata dan melihat lurus ke depan dengan postur tubuh yang
sempurna!
Hal pertama yang mereka dengar di dunia, ketika tutup kotak tempat mereka
berbaring, dilepas, adalah:
"Prajurit timah!" Seorang anak kecil meneriakkan kata tersebut dan bertepuk tangan
dengan kegirangan.
Prajurit Timah adalah hadiah ulang tahunnya, dan bocah lelaki itu mengaturnya di
atas meja untuk dimainkan.
Semua prajurit itu persis sama, kecuali ada satu yang kakinya hanya sebelelah;
karena dia dibuat terakhir dan tidak ada cukup tima untuk menyelesaikannya
Namun, dia berdiri kokoh dengan satu kaki seperti prajurit lainnya.
Di atas meja, ada banyak mainan lain, tetapi ada satu yang sangat mencolok,
siapapun pasti melihatnya, yaitu istana kardus.
Ada kamar-kamar kecil di dalamnya yang bisa dilihat melalui jendela-jendela kecil. Di
depan istana tersebut, terdapat beberapa pohon kecil yang mengelilingi cermin,
yang dianggap sebagai danau. Angsa lilin berenang di
danau cermin tersebut. Semuanya sangat indah, tetapi yang paling indah dari semua
itu adalah seorang gadis kecil mungil yang berdiri di ambang pintu istana.
Meskipun gadis itu hanyalah boneka kardus, tetapi dia mengenakan rok tulle
transparan, dan di punggungnya terdapat pita biru kecil dan payet lebar berkilau,
selebar wajahnya.
Gadis kecil itu adalah seorang balerina. Dia mengulurkan kedua tangannya dan
mengangkat salah kakinya tinggi-tinggi sehingga prajurit timah berkaki satu tidak
bisa melihatnya sama sekali, jadi dia mengira ballerina itu hanya memiliki satu kaki,
seperti dirinya.
“Dia akan menjadi wanita yang baik untukku!”, pikirnya.
“Tetapi dia orang penting dan tinggal di istana, sementara aku berbagi kotak dengan
dua puluh empat teman sekamar lainnya.
Istana itu bukan tempat untuknya. “Tapi, aku harus mencoba untuk mengenalnya.”
Kata Prajurit Timah kepada dirinya sendiri ketika dia membaringkan dirinya di atas
sebuah kotak di atas meja, sehingga dia bisa mengagumi
Si balerina anggun yang terus berdiri dengan satu kaki, tanpa pernah kehilangan
keseimbangannya. Di malam hari, prajurit timah lainnya disimpan di dalam kotak
dan orang-orang di rumah itu pergi tidur. Mainan-mainan yang ada di atas meja
segera bangun dan bermain. Mereka mengunjungi satu sama lain, untuk melatih
pertempuran dan melempar bola. Prajurit timah lain yang ada di dalam kotak
menjadi gelisah, tetapi mereka tidak bisa membuka tutup kotak itu untuk bermain
dengan mainan yang lain. Pemecah kacang bermain jungkir balik, dan pensil
melompat-lompat di atas meja. Mereka sangat berisik sehingga burung kenari
bangun dan mulai berkicau. Hanya prajurit timah dan balerina yang tetap diam di
tempat masing-masing.
Balerina berdiri berjinjit, lengannya terentang, sambil menjaga dirinya tetap
seimbang pada satu kaki, dan prajurit timah sama sekali tidak mengalihkan
pandangannya dari si balerina. Saat jam tengah malam berdentang, tutup kota
tembakau terbuka; tapi yang melompat keluar bukannya tembakau melainkan
Penyihir kayu kecil. Penyihir itu adalah mainan yang menakutkan.
- "Prajurit timah" - kata penyihir itu - Jangan mengharapkan apa yang tidak bisa
kamu miliki!"
Tapi prajurit timah itu pura-pura tidak mendengarnya.
– “Tunggu saja sampai besok!” – kata penyihir mengancam.
Ketika anak-anak di rumah itu bangun keesokan harinya, prajurit timah diletakkan di
ujung jendela. Tiba-tiba, entah karena tertiup angin atau didorong oleh penyihir,
prajurit timah itu jatuh langsung dari lantai tiga.
Sungguh mengerikan! Tubuhnya jatuh di atas ransel, kakinya yang hanya satu
menjulur di udara, dan senjatanya tersangkut di antara kedua kakinya.
Pembantu rumah tangga dan seorang anak kecil berlari turun untuk mencarinya.
Mereka tidak melihat prajurit timah tersebut, meskipun mereka hampir
menginjaknya. Andai saja prajurit itu berteriak: “Saya di sini!”, dia pasti sudah
ditemukan! Tapi dia piker hal itu akan mempermalukan seragamnya.
Selanjutnya hujan tanpa henti mulai turun, dan tak lama kemudian, air hujan itu
berubah menjadi banjir besar.
Ketika hujan akhirnya reda, ada dua anak laki-laki yang kebetulan lewat, dan salah
satunya berteriak:
- "Lihat! Lihat! Ada prajurit timah! Mari kita bawa dia berlayar!” Anak laki-laki itu
membuat perahu kecil dari koran, menaruh prajurit timah di dalamnya, dan
mengapungkannya ke selokan sambil berlari di sampingnya, bertepuk tangan.
Wow! Ombaknya besar sekali! Arusnya sangat kuat karena hujan deras.
Perahu kertas bergoyang naik turun. Meskipun demikian, prajurit timah itu tetap
berdiri dengan mantap seperti biasa. Dia mengarahkan pandangannya ke depan dan
senjata di bahunya.
Tiba-tiba perahu itu berlayar melalui lorong yang gelap, segelap
kotak prajurit timah.
"Akan ke mana aku?" – Prajurit itu bertanya-tanya. - "Ah! Aku yakin ini akibat
kesalahan si penyihir jahat.
Kalau saja aku membawa gadis kecil itu bersamaku, aku tidak akan peduli dengan
kegelapan ini.”
Tiba-tiba, seekor tikus selokan besar muncul.
– “Tunjukkan paspomu!” – Kata tikus besar. - "Ayo! Serahkan!" Prajurit itu
tidak berkata sepatah kata pun dan menarik senjatanya lebih erat ke tubuhnya.
Perahu terus melaju dan tikus besar mengejarnya, menggertakkan gigi, dan
berteriak: - “Hentikan dia! Pegang dia!” Dia belum membayar tolnya dan dia belum
menunjukkan paspornya! Tapi arus air semakin kencang. Sekarang prajurit itu bisa
melihat terang di depannya, tapi dia juga bisa mendengar suara keras yang akan
membuat siapapun takut, termasuk yang paling berani sekalipun.
Selokan berakhir di air terjun; kalau air terjun itu berbahaya untuk manusia yang
besar, bayangkan saja bagaimana dengan prajurit timah kecil itu, pasti lebih
berbahaya lagi. Perahu itu sudah terlalu dekat dengan air terjun, sudah terlambat
untuk menghentikannya;
jadi perahu kertas dengan prajurit kecil yang malang di dalamnya meluncur begitu
saja. Dia berusaha bertahan sedapat mungkin, dia bahkan tidak kehilangan
keseimbangannya.
Perahu berputar dua atau tiga kali dan berakhir karena air masuk ke perahu tersebut
– dan tak seorangpun dapat menolongnya supaya tidak tenggelam. Air sudah
mencapai leher prajurit itu, dan
perahu kertas sudah menjadi lunak dan basah. Dia memikirkan balerina cantik yang
dia inginkan dan tidak akan pernah dilihanya lagi, dan ingat sebuah syair lagu
ketika air mulai melingkupi kepalanya yang berbunyi:
“Bahaya besar Prajurit;
dan apa yang menantimu? istirahat di keabadian.”
Kemudian perahu kertas itu hancur berkeping-keping dan prajurit kecil itu tenggelam
di dalamnya, tetapi dia segera ditelan oleh seekor ikan besar! Kegelapan di dalam
perut ikan bahkan lebih kelam daripada kegelapan di saluran air. Gelap sekali! Tapi,
prajurit itu berani seperti biasa. Dia meregangkan tubuhnya
dan memanggul senjata di bahunya. Ikan itu berenang kian kemari, gerakannya
sangat brutal sampai akhirnya berhenti, dan
kilatan petir sepertinya menembusnya. Akhirnya dia bisa melihat cahaya sekali lagi,
dan prajurit itu mendengar suara berkata: - “Ah! Prajurit kecil itu!”
Ikan yang menelannya sudah ditangkap, dibawa ke pasar, dijual, lalu dibawa ke
dapur tempat juru masak memotongnya dengan pisau besar. Dia mengambil prajurit
itu dan membawanya ke ruangan di mana semua orang datang untuk melihat
seseorang yang telah mengarungi perjalanan di dalam ikan.
Namun, dia sama sekali tidak bangga dengan hal itu. Mereka menempatkannya di
atas meja dan – sungguh
kejutan yang luar biasa! - dia menemukan dirinya berada di ruangan yang sama dari
mana dia jatuh. Dia merasa kikuk. Dia mengenali anak-anak itu beserta mainan lain
yang ada di atas meja, istana yang menawan dengan balerina kecil yang cantik
mengangkat kakinya ke udara, yang sama beraninya dengan prajurit timah.
Hal itu sangat menyentuh si prajurit timah, andai bisa, ia pasti sudah menangis
dengan air mata timah.
Mereka saling memandang, tetapi tidak ada kata yang terucap.
Tiba-tiba salah satu dari anak laki-laki kecil itu meraih si prajurit timah dan
melemparkannya ke dalam perapian. Dia melakukannya tanpa alasan; jadi pasti ini
akibat inspirasi jahat penyihir dari kotak tembakau.
Prajurit itu berdiri kokoh, diterangi cahaya api yang kuat, dia sangat kesakitan dan
menderita akibat panas yang menyengat. Warnanya memudar, dan tak seorang pun
yang tahu apakah hal itu terjadi akibat perjalanannya atau akibat patah hati.
Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari balerina kecil yang cantik dan
balerina itu juga tidak bisa berhenti menatapnya.
Dia merasa dirinya meleleh, tetapi dia tetap berani, memanggul senjatanya di
bahu. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, hembusan udara menyergap
balerina kecil sehingga dia terbang - seperti peri - tepat ke tempat di mana prajurit
timah itu berada dan menghilang ke dalam api bersamanya.
Prajurit timah meleleh, dan keesokan harinya, ketika pembantu rumah tangga
membersihkan abu, dia menemukan hati timah kecil. Tapi yang tersisa dari balerina,
hanyalah payetnya, yang menghitam hitam pekat karena terbakar api.

More Related Content

Featured

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Featured (20)

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 

Prajurit timah (soldadinho indonésio).docx

  • 1. Prajurit timah Pada jaman dahulu ada dua puluh lima prajurit timah. Mereka semua terlihat mirip seperti dibuat dari cetakan timah yang sama. Mereka memanggul senjata dan melihat lurus ke depan dengan postur tubuh yang sempurna! Hal pertama yang mereka dengar di dunia, ketika tutup kotak tempat mereka berbaring, dilepas, adalah: "Prajurit timah!" Seorang anak kecil meneriakkan kata tersebut dan bertepuk tangan dengan kegirangan. Prajurit Timah adalah hadiah ulang tahunnya, dan bocah lelaki itu mengaturnya di atas meja untuk dimainkan. Semua prajurit itu persis sama, kecuali ada satu yang kakinya hanya sebelelah; karena dia dibuat terakhir dan tidak ada cukup tima untuk menyelesaikannya Namun, dia berdiri kokoh dengan satu kaki seperti prajurit lainnya. Di atas meja, ada banyak mainan lain, tetapi ada satu yang sangat mencolok, siapapun pasti melihatnya, yaitu istana kardus. Ada kamar-kamar kecil di dalamnya yang bisa dilihat melalui jendela-jendela kecil. Di depan istana tersebut, terdapat beberapa pohon kecil yang mengelilingi cermin, yang dianggap sebagai danau. Angsa lilin berenang di danau cermin tersebut. Semuanya sangat indah, tetapi yang paling indah dari semua itu adalah seorang gadis kecil mungil yang berdiri di ambang pintu istana. Meskipun gadis itu hanyalah boneka kardus, tetapi dia mengenakan rok tulle transparan, dan di punggungnya terdapat pita biru kecil dan payet lebar berkilau, selebar wajahnya. Gadis kecil itu adalah seorang balerina. Dia mengulurkan kedua tangannya dan mengangkat salah kakinya tinggi-tinggi sehingga prajurit timah berkaki satu tidak bisa melihatnya sama sekali, jadi dia mengira ballerina itu hanya memiliki satu kaki, seperti dirinya. “Dia akan menjadi wanita yang baik untukku!”, pikirnya. “Tetapi dia orang penting dan tinggal di istana, sementara aku berbagi kotak dengan dua puluh empat teman sekamar lainnya. Istana itu bukan tempat untuknya. “Tapi, aku harus mencoba untuk mengenalnya.” Kata Prajurit Timah kepada dirinya sendiri ketika dia membaringkan dirinya di atas sebuah kotak di atas meja, sehingga dia bisa mengagumi Si balerina anggun yang terus berdiri dengan satu kaki, tanpa pernah kehilangan keseimbangannya. Di malam hari, prajurit timah lainnya disimpan di dalam kotak dan orang-orang di rumah itu pergi tidur. Mainan-mainan yang ada di atas meja segera bangun dan bermain. Mereka mengunjungi satu sama lain, untuk melatih pertempuran dan melempar bola. Prajurit timah lain yang ada di dalam kotak menjadi gelisah, tetapi mereka tidak bisa membuka tutup kotak itu untuk bermain dengan mainan yang lain. Pemecah kacang bermain jungkir balik, dan pensil melompat-lompat di atas meja. Mereka sangat berisik sehingga burung kenari bangun dan mulai berkicau. Hanya prajurit timah dan balerina yang tetap diam di tempat masing-masing. Balerina berdiri berjinjit, lengannya terentang, sambil menjaga dirinya tetap seimbang pada satu kaki, dan prajurit timah sama sekali tidak mengalihkan
  • 2. pandangannya dari si balerina. Saat jam tengah malam berdentang, tutup kota tembakau terbuka; tapi yang melompat keluar bukannya tembakau melainkan Penyihir kayu kecil. Penyihir itu adalah mainan yang menakutkan. - "Prajurit timah" - kata penyihir itu - Jangan mengharapkan apa yang tidak bisa kamu miliki!" Tapi prajurit timah itu pura-pura tidak mendengarnya. – “Tunggu saja sampai besok!” – kata penyihir mengancam. Ketika anak-anak di rumah itu bangun keesokan harinya, prajurit timah diletakkan di ujung jendela. Tiba-tiba, entah karena tertiup angin atau didorong oleh penyihir, prajurit timah itu jatuh langsung dari lantai tiga. Sungguh mengerikan! Tubuhnya jatuh di atas ransel, kakinya yang hanya satu menjulur di udara, dan senjatanya tersangkut di antara kedua kakinya. Pembantu rumah tangga dan seorang anak kecil berlari turun untuk mencarinya. Mereka tidak melihat prajurit timah tersebut, meskipun mereka hampir menginjaknya. Andai saja prajurit itu berteriak: “Saya di sini!”, dia pasti sudah ditemukan! Tapi dia piker hal itu akan mempermalukan seragamnya. Selanjutnya hujan tanpa henti mulai turun, dan tak lama kemudian, air hujan itu berubah menjadi banjir besar. Ketika hujan akhirnya reda, ada dua anak laki-laki yang kebetulan lewat, dan salah satunya berteriak: - "Lihat! Lihat! Ada prajurit timah! Mari kita bawa dia berlayar!” Anak laki-laki itu membuat perahu kecil dari koran, menaruh prajurit timah di dalamnya, dan mengapungkannya ke selokan sambil berlari di sampingnya, bertepuk tangan. Wow! Ombaknya besar sekali! Arusnya sangat kuat karena hujan deras. Perahu kertas bergoyang naik turun. Meskipun demikian, prajurit timah itu tetap berdiri dengan mantap seperti biasa. Dia mengarahkan pandangannya ke depan dan senjata di bahunya. Tiba-tiba perahu itu berlayar melalui lorong yang gelap, segelap kotak prajurit timah. "Akan ke mana aku?" – Prajurit itu bertanya-tanya. - "Ah! Aku yakin ini akibat kesalahan si penyihir jahat. Kalau saja aku membawa gadis kecil itu bersamaku, aku tidak akan peduli dengan kegelapan ini.” Tiba-tiba, seekor tikus selokan besar muncul. – “Tunjukkan paspomu!” – Kata tikus besar. - "Ayo! Serahkan!" Prajurit itu tidak berkata sepatah kata pun dan menarik senjatanya lebih erat ke tubuhnya. Perahu terus melaju dan tikus besar mengejarnya, menggertakkan gigi, dan berteriak: - “Hentikan dia! Pegang dia!” Dia belum membayar tolnya dan dia belum menunjukkan paspornya! Tapi arus air semakin kencang. Sekarang prajurit itu bisa melihat terang di depannya, tapi dia juga bisa mendengar suara keras yang akan membuat siapapun takut, termasuk yang paling berani sekalipun. Selokan berakhir di air terjun; kalau air terjun itu berbahaya untuk manusia yang besar, bayangkan saja bagaimana dengan prajurit timah kecil itu, pasti lebih berbahaya lagi. Perahu itu sudah terlalu dekat dengan air terjun, sudah terlambat untuk menghentikannya; jadi perahu kertas dengan prajurit kecil yang malang di dalamnya meluncur begitu saja. Dia berusaha bertahan sedapat mungkin, dia bahkan tidak kehilangan keseimbangannya.
  • 3. Perahu berputar dua atau tiga kali dan berakhir karena air masuk ke perahu tersebut – dan tak seorangpun dapat menolongnya supaya tidak tenggelam. Air sudah mencapai leher prajurit itu, dan perahu kertas sudah menjadi lunak dan basah. Dia memikirkan balerina cantik yang dia inginkan dan tidak akan pernah dilihanya lagi, dan ingat sebuah syair lagu ketika air mulai melingkupi kepalanya yang berbunyi: “Bahaya besar Prajurit; dan apa yang menantimu? istirahat di keabadian.” Kemudian perahu kertas itu hancur berkeping-keping dan prajurit kecil itu tenggelam di dalamnya, tetapi dia segera ditelan oleh seekor ikan besar! Kegelapan di dalam perut ikan bahkan lebih kelam daripada kegelapan di saluran air. Gelap sekali! Tapi, prajurit itu berani seperti biasa. Dia meregangkan tubuhnya dan memanggul senjata di bahunya. Ikan itu berenang kian kemari, gerakannya sangat brutal sampai akhirnya berhenti, dan kilatan petir sepertinya menembusnya. Akhirnya dia bisa melihat cahaya sekali lagi, dan prajurit itu mendengar suara berkata: - “Ah! Prajurit kecil itu!” Ikan yang menelannya sudah ditangkap, dibawa ke pasar, dijual, lalu dibawa ke dapur tempat juru masak memotongnya dengan pisau besar. Dia mengambil prajurit itu dan membawanya ke ruangan di mana semua orang datang untuk melihat seseorang yang telah mengarungi perjalanan di dalam ikan. Namun, dia sama sekali tidak bangga dengan hal itu. Mereka menempatkannya di atas meja dan – sungguh kejutan yang luar biasa! - dia menemukan dirinya berada di ruangan yang sama dari mana dia jatuh. Dia merasa kikuk. Dia mengenali anak-anak itu beserta mainan lain yang ada di atas meja, istana yang menawan dengan balerina kecil yang cantik mengangkat kakinya ke udara, yang sama beraninya dengan prajurit timah. Hal itu sangat menyentuh si prajurit timah, andai bisa, ia pasti sudah menangis dengan air mata timah. Mereka saling memandang, tetapi tidak ada kata yang terucap. Tiba-tiba salah satu dari anak laki-laki kecil itu meraih si prajurit timah dan melemparkannya ke dalam perapian. Dia melakukannya tanpa alasan; jadi pasti ini akibat inspirasi jahat penyihir dari kotak tembakau. Prajurit itu berdiri kokoh, diterangi cahaya api yang kuat, dia sangat kesakitan dan menderita akibat panas yang menyengat. Warnanya memudar, dan tak seorang pun yang tahu apakah hal itu terjadi akibat perjalanannya atau akibat patah hati. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari balerina kecil yang cantik dan balerina itu juga tidak bisa berhenti menatapnya. Dia merasa dirinya meleleh, tetapi dia tetap berani, memanggul senjatanya di bahu. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, hembusan udara menyergap balerina kecil sehingga dia terbang - seperti peri - tepat ke tempat di mana prajurit timah itu berada dan menghilang ke dalam api bersamanya. Prajurit timah meleleh, dan keesokan harinya, ketika pembantu rumah tangga membersihkan abu, dia menemukan hati timah kecil. Tapi yang tersisa dari balerina, hanyalah payetnya, yang menghitam hitam pekat karena terbakar api.