SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
“Kita Versus Korupsi”



“Rumah Perkara “
Film ini menceritakan seseorang yang telah terpilih menjadi Lurah, bernama Yatna,
dan di awal Yatna terpilih menjadi Lurah, Yatna berjanji akan melindungi penduduk
dan mensejahterakan dan memakmurkan desa tersebut.. Namun, pada masanya Yatna
menjadi Lurah, seorang Camat yang sangat berpengaruh terhadap terpilihnya Yatna,
menginginkan desa tersebut digusur dan diubah menjadi hunian perkotaan yang
mewah. Karna Yatna merasa hutang budi terhadap Camat tersebut, maka, Yatna
menyetujui desa tersebut digusur. Namun, seoarang janda yang juga simpanan Yatna
dan tinggal di desa tersebut, tidak mau menyerahkan rumahnya digusur begitu saja,
maka suruhan dari Camat tersebut membakar rumah wanita simpanan Yatna (janda),
namun Ela nama janda tsb, tetap berdiam diri membiarkan dirinya terbakar bersama
rumahnya. Tanpa diduga anak Yatna pun hasil dari pernikahan dengan istri pertama,
yang sebelumnya telah mengenal Ela, ikut masuk kedalamnya dan tidak bisa
terselamatkan bersama kobaran api. Setelah itu, Lurah yang telah berkhianat itu pun
menangis, Yatna menyesal dia tidak bisa menepati janjinya (amanah) sebagai seorang
Pemimpin, dan dia pun bisa menjadi Lurah karena bantuan Camat tsb, bukan karna
hasil murni. Akhirnya, bukan hanya Ela, anaknya pun menjadi korban karna
keegoisannya.




“Psssstttt.....Jangan Bilang Siapa-Siapa!!!!!!!!!!!!!!!”
Film ini berkisah tentang 3 orang wanita pelajar SMA, dan memiliki karakter yang
berbeda-beda. Mereka sedang beristirahat di kantin sekolah mereka. Salah seorang
dari mereka ternyata telah menjadi kepercayaan seorang guru, namun dalam hal
negative. Murid tersebut ditugaskan untuk manjual buku pelajaran kepada teman-
temannya, dengan imbalan berupa uang, bahwa siapa yang membeli buku pelajaran
tersebut, murid itu secara otomatis akan mendapatkan nilai. Ternyata, Guru tersebut
juga mendapat perintah dari Kepala Sekolah, agar mendapat keuntungan dari para
muridnya dengan menjual buku itu dengan harga yang lebih tinggi dan imbalannya
berupa nilai. Disamping itu, pelajar tersebut dan temannya pun sudah terbiasa
melakukan kebohongan kepada orang tuanya, dengan meminta uang untuk
kepentingan pribadi dengan mengatas namakan kepentingan sekolah. Ternyata
dilingkungan keluarga pun, Ibunya berbohong lagi kepada suaminya dengan
melebihkan jumlah uang yang diminta anaknya. Bahkan suaminya pun bekerja dalam
lingkungan pekerjaan yang demikian. Betapa sangat disayangkan dalam lingkungan
keluarga, sekalipun pendidikan, korupsi telah merajalela dan bersumber dari yang
teratas atau akarnya.
“Selamat Siang Risa”
Sepasang suami istri, yang dikaruniai 2 orang anak. Suaminya adalah seorang
pegawai di gudang beras . Pada saat itu keluarga tsb mendapat ujian yang sangat
berat, mereka sangat membutuhkan uang, karena anak bungsu mereka sakit, bahkan
beras untuk mereka makan pun sudah habis. Lalu seorang bos besar ingin menyewa
gudang beras tersebut untuk menimbun beras karena dalam waktu dekat harga beras
akan naik, lalu bos yang berniat jahat tersebut memberi sogokan uang agar dia
diberikan izin untuk memakai gudang tersebut. Dengan hati yang sungguh mulia,
walaupun dalam keadaan himpit, dan sangat membutuhkan uang untuk anaknya
berobat, suami tersebut tetap menolak gudang tempat dia bekerja dipakai sebagai
tempat penimbunan beras, dan dia tidak menerima uang sogokan tersebut. Hal ini pula
yang menjadi dasar ketika anaknya tumbuh menjadi seorang yang dewasa dan bekerja
sebagai Kabag Perizinan, ketika disogok, dia pun menolak, karena dia belajar dari
pengalaman ayahnya, yang tetap pada pendiriannya untuk menolak hal-hal yang
berupa sogokan atau merugikan rakyat.




“Aku Padamu”
Filim ini berkisah tentang sepasang kekasih, yang pergi dari rumah karena mereka
ingin menikah secara diam-diam dibawah restu orang tua. Ternyata mereka tidak bisa
melangsungkan pernikahan dengan begitu saja, tetapi harus melewati beberapa
prosedur yang telah ditetapkan. Namun pria ini tetap bersikeras ingin melangsungkan
pernikahan secepatnya, melalui jalur ilegal, yaitu memberi sogokan kepada seorang
calo. Akan tetapi Laras, adalah kekasih dari pria tersebut, menolak untuk melakukan
itu. Laras ingin melangsungkan pernikahan dengan cara yang benar sesuai dengan
peraturan hukum yang berlaku. Karena Laras belajar dari pengalaman seorang guru
Sekolah Dasarnya yang bernama Markun. Guru tersebut berpesan bahwa “rumah
adalah cerminan diri kita” . Guru tersebut pun rela membuat dirinya susah hanya
karna dia menolak untuk menyogok ayahnya Laras, agar bisa memberikan SK
mengajar kepada dirinya. Namun sampai akhir hayatnya guru tersebut tetap berusaha
mengajar dengan caranya sendiri tanpa menyogok atau melalui jalur ilegal lainnya.
Pada akhirnya pria tersebut sadar dan mengikuti Laras untuk menikah dengan jalan
dan cara yang benar sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.

“Kesimpulan”
Dari keempat cerita di atas dapat kita lihat bahwa korupsi bisa terjadi dimana-mana
dan kapan saja. Tidak menutup kemungkinan di lingkungan pendidikan pun korupsi
telah menjadi penyakit, yang terpenting adalah lingkungan keluarga, karena dalam
keluarga adalah awal seseorang tumbuh dan berkembang dengan cara yang baik atau
buruk. Karena “Rumah Adalah Cerminan Diri Kita” . kebohongan yang dimulai dari
hal terkecil akan berakibat besar di kemudian hari. Korupsi bisa merajalela karena
bersumber dari yang teratas atau akarnya. Maka, mari kita mulai kebaikan dari dalam
diri kita sendiri, katakan tidak untuk korupsi, berlaku jujurlah dimanapun kita berada
dan sesulit apapun keadaan kita.

More Related Content

Similar to KorupsiFilm

Similar to KorupsiFilm (12)

Tugas ict kita vs korupsi
Tugas ict kita vs korupsiTugas ict kita vs korupsi
Tugas ict kita vs korupsi
 
Tugas ict kita vs korupsi
Tugas ict kita vs korupsiTugas ict kita vs korupsi
Tugas ict kita vs korupsi
 
Rumah perkara
Rumah perkaraRumah perkara
Rumah perkara
 
Ict merangkum
Ict merangkumIct merangkum
Ict merangkum
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
Resume film
Resume filmResume film
Resume film
 
tugas Herlanti
tugas Herlantitugas Herlanti
tugas Herlanti
 
Resume film
Resume filmResume film
Resume film
 
Tugas modifikasi perilaku ppt
Tugas modifikasi perilaku pptTugas modifikasi perilaku ppt
Tugas modifikasi perilaku ppt
 
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
 
Tugas b.indo
Tugas b.indoTugas b.indo
Tugas b.indo
 
Aulia
AuliaAulia
Aulia
 

KorupsiFilm

  • 1. “Kita Versus Korupsi” “Rumah Perkara “ Film ini menceritakan seseorang yang telah terpilih menjadi Lurah, bernama Yatna, dan di awal Yatna terpilih menjadi Lurah, Yatna berjanji akan melindungi penduduk dan mensejahterakan dan memakmurkan desa tersebut.. Namun, pada masanya Yatna menjadi Lurah, seorang Camat yang sangat berpengaruh terhadap terpilihnya Yatna, menginginkan desa tersebut digusur dan diubah menjadi hunian perkotaan yang mewah. Karna Yatna merasa hutang budi terhadap Camat tersebut, maka, Yatna menyetujui desa tersebut digusur. Namun, seoarang janda yang juga simpanan Yatna dan tinggal di desa tersebut, tidak mau menyerahkan rumahnya digusur begitu saja, maka suruhan dari Camat tersebut membakar rumah wanita simpanan Yatna (janda), namun Ela nama janda tsb, tetap berdiam diri membiarkan dirinya terbakar bersama rumahnya. Tanpa diduga anak Yatna pun hasil dari pernikahan dengan istri pertama, yang sebelumnya telah mengenal Ela, ikut masuk kedalamnya dan tidak bisa terselamatkan bersama kobaran api. Setelah itu, Lurah yang telah berkhianat itu pun menangis, Yatna menyesal dia tidak bisa menepati janjinya (amanah) sebagai seorang Pemimpin, dan dia pun bisa menjadi Lurah karena bantuan Camat tsb, bukan karna hasil murni. Akhirnya, bukan hanya Ela, anaknya pun menjadi korban karna keegoisannya. “Psssstttt.....Jangan Bilang Siapa-Siapa!!!!!!!!!!!!!!!” Film ini berkisah tentang 3 orang wanita pelajar SMA, dan memiliki karakter yang berbeda-beda. Mereka sedang beristirahat di kantin sekolah mereka. Salah seorang dari mereka ternyata telah menjadi kepercayaan seorang guru, namun dalam hal negative. Murid tersebut ditugaskan untuk manjual buku pelajaran kepada teman- temannya, dengan imbalan berupa uang, bahwa siapa yang membeli buku pelajaran tersebut, murid itu secara otomatis akan mendapatkan nilai. Ternyata, Guru tersebut juga mendapat perintah dari Kepala Sekolah, agar mendapat keuntungan dari para muridnya dengan menjual buku itu dengan harga yang lebih tinggi dan imbalannya berupa nilai. Disamping itu, pelajar tersebut dan temannya pun sudah terbiasa melakukan kebohongan kepada orang tuanya, dengan meminta uang untuk kepentingan pribadi dengan mengatas namakan kepentingan sekolah. Ternyata dilingkungan keluarga pun, Ibunya berbohong lagi kepada suaminya dengan melebihkan jumlah uang yang diminta anaknya. Bahkan suaminya pun bekerja dalam lingkungan pekerjaan yang demikian. Betapa sangat disayangkan dalam lingkungan keluarga, sekalipun pendidikan, korupsi telah merajalela dan bersumber dari yang teratas atau akarnya.
  • 2. “Selamat Siang Risa” Sepasang suami istri, yang dikaruniai 2 orang anak. Suaminya adalah seorang pegawai di gudang beras . Pada saat itu keluarga tsb mendapat ujian yang sangat berat, mereka sangat membutuhkan uang, karena anak bungsu mereka sakit, bahkan beras untuk mereka makan pun sudah habis. Lalu seorang bos besar ingin menyewa gudang beras tersebut untuk menimbun beras karena dalam waktu dekat harga beras akan naik, lalu bos yang berniat jahat tersebut memberi sogokan uang agar dia diberikan izin untuk memakai gudang tersebut. Dengan hati yang sungguh mulia, walaupun dalam keadaan himpit, dan sangat membutuhkan uang untuk anaknya berobat, suami tersebut tetap menolak gudang tempat dia bekerja dipakai sebagai tempat penimbunan beras, dan dia tidak menerima uang sogokan tersebut. Hal ini pula yang menjadi dasar ketika anaknya tumbuh menjadi seorang yang dewasa dan bekerja sebagai Kabag Perizinan, ketika disogok, dia pun menolak, karena dia belajar dari pengalaman ayahnya, yang tetap pada pendiriannya untuk menolak hal-hal yang berupa sogokan atau merugikan rakyat. “Aku Padamu” Filim ini berkisah tentang sepasang kekasih, yang pergi dari rumah karena mereka ingin menikah secara diam-diam dibawah restu orang tua. Ternyata mereka tidak bisa melangsungkan pernikahan dengan begitu saja, tetapi harus melewati beberapa prosedur yang telah ditetapkan. Namun pria ini tetap bersikeras ingin melangsungkan pernikahan secepatnya, melalui jalur ilegal, yaitu memberi sogokan kepada seorang calo. Akan tetapi Laras, adalah kekasih dari pria tersebut, menolak untuk melakukan itu. Laras ingin melangsungkan pernikahan dengan cara yang benar sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. Karena Laras belajar dari pengalaman seorang guru Sekolah Dasarnya yang bernama Markun. Guru tersebut berpesan bahwa “rumah adalah cerminan diri kita” . Guru tersebut pun rela membuat dirinya susah hanya karna dia menolak untuk menyogok ayahnya Laras, agar bisa memberikan SK mengajar kepada dirinya. Namun sampai akhir hayatnya guru tersebut tetap berusaha mengajar dengan caranya sendiri tanpa menyogok atau melalui jalur ilegal lainnya. Pada akhirnya pria tersebut sadar dan mengikuti Laras untuk menikah dengan jalan dan cara yang benar sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. “Kesimpulan” Dari keempat cerita di atas dapat kita lihat bahwa korupsi bisa terjadi dimana-mana dan kapan saja. Tidak menutup kemungkinan di lingkungan pendidikan pun korupsi telah menjadi penyakit, yang terpenting adalah lingkungan keluarga, karena dalam keluarga adalah awal seseorang tumbuh dan berkembang dengan cara yang baik atau buruk. Karena “Rumah Adalah Cerminan Diri Kita” . kebohongan yang dimulai dari hal terkecil akan berakibat besar di kemudian hari. Korupsi bisa merajalela karena bersumber dari yang teratas atau akarnya. Maka, mari kita mulai kebaikan dari dalam diri kita sendiri, katakan tidak untuk korupsi, berlaku jujurlah dimanapun kita berada dan sesulit apapun keadaan kita.