Pedoman Pelaksanaan Kampung Ramadhan Tauladan memberikan panduan mengenai kegiatan pesantren kilat yang diadakan di sekolah selama bulan Ramadhan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman pada siswa melalui kegiatan hafalan Al-Quran, mengaji, pelajaran agama, dan lomba. Kegiatan ini diikuti siswa kelas 1-5 selama seminggu dengan jadwal yang telah ditetapkan."
2. Pedoman Pelaksanaan Kampung Ramadhan Tauladan I6
1. Pengenalan Kegiatan.
A. Nama Kegiatan : Kampung Ramadhan Tauladan.
B. Latar Belakang Kegiatan :
Kampung Ramadhan Taulandan adalah kegiatan
pesantren kilat yang diadakan secara singkat dan seeffesien
mungkin dilaksanakan dilingkungan sekolah, tanpa
mengurangi sedikit pun nilai – nilai kepesantrenan yang
berlandasan pada motto pondok yaitu Berbudi tinggi,
berbadan sehat, berakahlaq mulia dan ukhuwah Islamiyah.
Kata kampung sendiri memiliki makna yaitu sebagai
lingkungan pembinaan yang menjadikan lapangan dan kelas
sebagai pusat kegiatan, mushola sebagai titik pusat yang
menjiwai dan guru sebagi sentral figure penggerak dan
teladan di setiap kegiatan.
Kegiatan Kampung Ramadhan Tauladan memiliki 4 aspek
kegiatan inti yaitu Tahsin dan Tahfidz, Penanaman Karakter
melalui fiqih ubudiyah dan hadist nabawi, Dongeng shiroh
sahabat nabi “ Uwais Al Qorni.” Dan Senandung shalawat. 4
Aspek kegiatan ini akan menjadi tujuan khusu yang harus
dicapai oleh para santri. Selain 4 kegiatan tersebut kampung
Ramadhan tauladan juga memiliki daily reporting para santri
yaitu berupa laporan tertulis yang dipegang oleh para santri
yang ada pada buku khusus tentang shalat berjamaah,
mengaji, dan puasa. Selain buku khusus yang dipegang para
santri wali kelas juga memiliki buku indeks prestasi harian
para santri yaitu berupa buku laporan hafalan santri yang
berprestasi, bacaan santri yang paling bagus, dan sikap santri
selama bulan Ramadhan. Tujuannya diadakan penilaian
individual tersebut untuk membentuk karakter yang disiplin
dan cinta akan nilai – nilai keislaman serta memudahkan
untuk menentukan santri teladan secara akumulatif nilai.
C. Tujuan Kegiatan :
I. Hafalan Surat Ad Dhuha.
II. Pemahaman 2 hadist nabi.
III. Hafalan 4 Mahfudzot
IV. Pemahaman fiqih puasa, tahara, dan shalat.
V. Peneladanan sifat sahabat nabi.
VI. Penanaman sifat berbagi.
VII. Cinta shalawat.
D. Motto Kegiatan : Ramadhan berkah dengan saling
berlomba – lomba dalam kebaikan.
E. Peserta dan panitia : Peserta wajib pada kegiatan kampung
Ramadhan tauladan adalah siswa kelas 1 – 5 dan siswa kelas 6
bersifat sunnah tetapi menjadi contoh untuk adik – adik
kelasnya ketika mengikuti kegiatan. Sedangkan panitia
kampung Ramadhan tauladan berasal dari seluruh dewan guru
dengan formatur sebagai berikut :
Penasehat : Bu Nopiatin, S.Pd
Ketua : Ahmad Farhanudin, S.Pd
Sekretaris : Yusran Prasetio
Bendahara : Tia Humaira, S.Pd
Bagian Kegiatan : Drs, Edi Waluyo
Muhammad Hadianto, S.Pd.
Bagian Perlengkapan : Syamsul Maa’rif
Bagian Dokumentasi : Nanda Dwi, S.Pd
Bagian Komsumsi : Intan Nur Cahaya, S.Pd
Enita Sianturi, M.Pd.K
3. F. Sumber Dana : Sumber Dana pada kegiatan kali ini berasal dari
uang amal mingguan siswa, uang kas komite dan Sumbangan
dari dewan guru. Untuk rincian anggaran terlampir.
G. Jutlak ( Petunjuk Pelaksana )
Jadwal Kegiatan Kampung Ramadhan Tauladan
N
o Hari, Tanggal Materi Kegiatan
Pemateri
Kegiatan
Waktu
Kegiata
n
1
Senin, 27
Maret 2023
Hafalan Surah Ad Duha
ayat 1 - 2
Pak Hadi dan
Pak Farhan
07.30 -
08.00
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.00 -
08.30
2
Selasa, 28
Maret 2023
Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Hadist tentang
pentingnya menuntut
Ilmu Pak Farhan
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
3
Rabu, 29
Maret 2023
Hafalan Surah Ad Duha
ayat 3 - 4
Pak Hadi dan
Pak Farhan
07.30 -
08.00
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.00 -
08.30
4
Kamis, 30
Maret 2023
Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Fiqih tentang najis dan
toharo Pak Farhan
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
5
Jumat, 31
Maret 2023 Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Mahfudzoot Pak Hadi
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
6
Senin, 3 April
2023
Hafalan Surah Ad Duha
ayat 5 - 6
Pak Hadi dan
Pak Farhan
07.30 -
08.00
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.00 -
08.30
7
Selasa, 4 April
2023
Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Hadist tentang berbakti
kepada orang tua Pak Farhan
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
8
Rabu, 5 April
2023
Hafalan Surah Ad Duha
ayat 7 - 8
Pak Hadi dan
Pak Farhan
07.30 -
08.00
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.00 -
08.30
9
Kamis, 6 April
2023
Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Fiqih tentang Puasa Pak Farhan
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
1
0
Jumat, 7 April
2023
Shalat Dhuha
Semua Guru
dan murid
07.30 -
07.50
Mahfudzoot Pak Hadi
07.50 -
08.10
Mengaji Iqra Wali Kelas
08.10 -
08.30
4. Jadwal Kegiatan Gebyar Kampung Ramadhan Tauladan
No Nama Kegiatan Penanggug
jawab
Tempat Waktu
1 Kedatangan
Peserta
Pak Masto Gerbang 07.00 –
07.30
2 Shalat Dhuha
berjamaah
sekaligus
pembukaan
kegiatan
Seluruh Dewan
Guru dan murid
( Imam pak
Farhan ) Mc ;
Pak Syamsul,
Sambutan : Bu
Nopi
Mushola /
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
07. 30 –
08.00
3 Hafalan surah
Ad Dhuha 9 - 11
Pak Hadi dan
Pak Farhan
Mushola /
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
08.00 –
08.45
4 Mengaji
Bersama wali
kelas masing -
masing
Seluruh dewan
guru
Halaqoh di
ruang kelas 4
dan 5 /
lapangan
08.45 –
09.30
5 Istirahat Seluruh dewan
guru dan murid
Ruang kelas
masing -
masing
09.30 –
09.50
6 Mengenal
Uwais Al Qorni
Pak Edi Waluyo
( murid Laki –
Laki )
Bu Tia ( Murid
Perempuan )
Ruang Kelas 4
dan 5 ( Murid
Laki – Laki )
Ruang Kelas 1
( Murid
Perempuan )
09.50 –
10.25
7 Amalan –
Amalan di akhir
bulan puasa
Bu Nanda (
murid
Perempuan )
Ruang Kelas 4
dan 5 ( Murid
Laki – Laki )
10.25 –
11.00
Pak Hadi (
Murid Laki –
Laki )
Ruang Kelas 1
( Murid
Perempuan )
8 Istirahat di
rumah dan
persiapan untuk
sore hari
Semua peserta
dan dewan
guru merapikan
untuk sore hari
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
11.00 –
11.20
9 Kedatangan
siswa
Pak Masto Gerbang 14.30 –
15.00
10 Shalat Ashar
berjamaah
Seluruh Dewan
Guru dan murid
( Imam pak
Farhan )
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
15.00 –
15.30
11 Lomba Hafalan
Ad Dhuha
Perwakilan
setiap kelas, juri
: Pak Farhan.
MC Pak
Syamsul.
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
15.30 –
16.10
12 Ranking One Seluruh
peserta, juri :
Pak Hadi. MC ;
Pak Syamsul
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
16.10 –
16.50
13 Bahagia Berbagi Seluruh
peserta, pj ; pak
Farhan, pak
hadi, pak
syamsul pak
edi, dan pak tio
Depan sekolah
sampai lampu
merah dan
masjid
16.50 –
17.20
14 Shalawat
Bersama
Seluruh
peserta, pj Pak
Syamsul dan
Pak Edi
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
17. 20 –
17.35
5. 15 Kajian Indah
dan pembacaan
pemenang
lomba
Prof, Dr, KH
Ahmad
Farhanuddin,
M.Pd, M.Ag,
M.MA
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
17.35 –
17.50
16 Buka Puasa dan
Shalat
Berjamaah
Imam : Prof, Dr,
KH Ahmad
Farhanuddin,
M.Pd, M.Ag,
M.MA
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
17.50 –
18.45
17 Pembersihan
Umum
Seluruh Peserta
dan Dewan
Guru
Lapangan /
ruang kelas 4
dan 5
18.45 –
19.00
Petunjuk Teknis.
1. Nama Kegiatan : Hafalan Surat Ad – Dhuha.
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat hafal surat Ad – Dhuha
dengan tajwid yang benar.
Siswa dapat memahami isi surah Ad
Dhuha.
Waktu Kegiatan : Hari Senin dan Rabu ( 30 menit )
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah.
B. Menjelaskan jumlah ayat, urutan surah Ad Dhuha dalam Al
Quran, Arti Ad Dhuha
C. Membaca Surah Ad Dhuha Bersama – sama.
D. Melafadzkan surah Ad dhuha setiap pertemuan 2 ayat dan
menerangkan ayatnya.
E. Menghafal bersama 2 ayat Ad Dhuha setiap pertemuan
dengan metode sambung ayat
F. Meminta peserta untuk menytorkan Hafalan 2 ayat surah
Ad Dhuha setiap pertemuan
G. Murojaah hafalan setiap hari sebelum memulai kegiatan
kampung Ramadhan tauladan.
Materi :
هْ
حَّ
الر ِهٰ
اّلل ِ
مْ
سِب
ِ
مْيِ
حَّ
الر ِ
ن
ۙىه
ُّح
الضَ
و
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)
ۙىه
جَ
س اَذِا ِ
لْيَّلاَ
و
Dan demi malam apabila telah sunyi
ۗىهلَق اَ
مَ
و َ
كُّبَ
ر َ
كَ
عَّ
دَ
و اَ
م
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak
(pula) membencimu,
ۗ ه
ٰلْ
وُْ
اْل َ
نِ
م َ
كَّل ٌْ
ْيَ
خ ُةَ
رِ
خهْ
ْلَلَ
و
Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang
permulaan
ۗهى
ضَْ
َتَف َ
كُّبَ
ر َ
كْيِ
طْعُي َ
فْ
وَ
سَلَ
و
Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya
kepadamu, sehingga engkau menjadi puas
6. َا
َْ
ل
ۖىه
وهاَف اً
مْيِتَي َ
كْ
دَِ
َي
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungi(mu),
ۖىه
دَ
هَف ا
ْل
ۤ
اَ
ض َ
كَ
دَ
جَ
وَ
و
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk,
ً
ْلِٕى
ۤ
اَ
ع َ
كَ
دَ
جَ
وَ
و
ۗ ه
ٰنْغَاَف
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu
Dia memberikan kecukupan
ۗ
ْ
رَ
هْ
قَت َ
ْلَف َ
مْيِتَيْلا اَّ
مَاَف
Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku
sewenang-wenang.
ْ
رَ
هْنَت َ
ْلَف َ
لِٕى
ۤ
اَّ
الس اَّ
مَاَ
و
Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau
menghardik(nya).
ْ
ثِٰ
دَ
حَف َ
كِ
ٰبَ
ر ِ
ةَ
مْعِنِب اَّ
مَاَ
و
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan
(dengan bersyukur)
2. Nama Kegiatan : Belajar Hadist.
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat memahami hadist tentang
pentingnya menuntut ilmu
Siswa dapat memahami hadist berbakti
kepada kedua orang tua
Waktu Kegiatan : Hari Selasa ( 30 Menit )
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang materi yang
akan diajarkan.
C. Menenjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan
tentang hadist dan menyampaikan solusinya.
D. Melafadzkan Hadistnya dan murid mendengarkan
E. Memotong hadist dengan saat pelafalan dan murid
mengikutinya.
F. Menuliskan hadist di Papan tulis dan artinya
G. Murid menulis hadist
H. Pelafalan Hadist bersama – sama sambil menghapus
papan tulis.
Materi :
َ
م
َ
ن
َ
َ
رَطكلس
َ
قي
ا
َ
َ
ي
َ
تل
َ
ةَّنلجَاإلىَاقيرَُطهَلُهللاَلَّهاَسملَعهيَف ُسم
َ
َ
رواه
َ
:
َ
مسلم
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)
7. ِه
اَّلل ِ
ولُ
سَ
ر َ
َلِإ ٌ
لُ
جَ
ر َاءَ
ج
–
وسلم عليه هللا صلى
–
َ
ولُ
سَ
ر َ
َي َ
الَ
قَف
َ
الَق ِ
ِتَابَ
حَ
ص ِ
نْ
سُِ
ِب ُّ
قَ
َحأ ْ
نَ
م ِه
اَّلل
«
َ
كُّ
ُمأ
»
.
َ
الَق ْ
نَ
م ُه
ُث َ
الَق
«
َ
كُّ
ُمأ
. »
َ
الَق ْ
نَ
م ُه
ُث َ
الَق
«
َ
كُّ
ُمأ
. »
َ
الَق ْ
نَ
م ُه
ُث َ
الَق
«
َ
وكَُبأ ُه
ُث
»
Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang
paling berhak aku berbuat baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian
siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia
berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.” ( HR Bukhari dan Muslim
)
3. Nama Kegiatan : Menghafal Mahfudzot.
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat memahami Mahfudzot Man
Jadda Wajada
Siswa dapat memahami Mahfudzot Man
Shobaro Dzofiro
Waktu Kegiatan : Hari Selasa ( 30 Menit )
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang materi yang
akan diajarkan.
C. Menenjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan
tentang mahfudzot dan menyampaikan solusinya.
D. Melafadzkan mahfudzot dan murid mendengarkan
E. Memotong mahfudzot dengan saat pelafalan dan
murid mengikutinya.
F. Menuliskan mahfudzot di Papan tulis dan artinya
G. Murid menulis mahfudzot
H. Pelafalan mahfudzot bersama – sama sambil
menghapus papan tulis.
Materi :
َ
م
ْ
ن
َ
ج
َّ
د
َ
دَ
جَ
و
Barang siapa yang bersungguh – sungguh pasti
berhasil
َ
ص ْ
نَ
م
ََ
َب
َظ
َ
رِ
ف
Barang siapa yang sabar maka akan beruntung
4. Nama Kegiatan : Fiqih
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat memahami tentang cara
bersuci
Siswa dapat memahami puasa
Waktu Kegiatan : Hari Kamis ( 30 Menit )
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang materi yang
akan diajarkan.
8. C. Menenjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan
tentang materi yang ingin disampaikan dan
menyampaikan solusinya.
D. Menuliskan poin materi dan mejelaskannya
E. Murid menulis materi
F. Menanyakan tentang materi yang telah disampaikan
Materi :
haharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah
adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain
dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat
islam.
Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan
dalam beberapa macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat :
6
[5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.
Thaharah atau bersuci menurut pembagiannya dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
A. Bersuci lahiriah
Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri,
tempat tinggal dan lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan
najis. Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan badan,
pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa,
bau dan warnanya. QS Al-Muddassir ayat : 4
[74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,
B. Bersuci batiniah
Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin
berupa dosa dan perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur dll.
Cara membersihkannya dengan taubatan nashoha yaitu memohon
ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
MACAM-MACAM ALAT THAHARAH
Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu.
Untuk bersuci misalnya, kita tidak hanya bisa menggunakan air,
tetapi kita juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan benda-
benda padat lain yang suci untuk menggantikan air jika tidak
ditemukan.
Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air
yang boleh dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.
Macam-macam air
Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah
9. · Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu air :
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air sungai
5. Air danau/ telaga
6. Air salju
7. Air embun
QS Al- Anfal ayat : 11[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan
kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan
Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan
kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-
gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh
denganya telapak kaki(mu).
· Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal
untuk diminum tapi tidak dapat digunakan untuk bersuci seperti air
teh, kopi, sirup, air kelapa dll.
· Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam
bejana selain emas dan perak. Air ini makruh digunakan untuk
bersuci
· Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air
ini tidak boleh digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah
rasa, bau maupun warnanya
· Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah
berubah rasa, warna dan baunya maupun yang tidak berubah dalam
jumlah yang sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270 liter menurut
ulama kontemporer)
CARA-CARA THAHARAH
Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti
berwudhu dan mandi junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci
dengan menggunakan debu, tanah yaitu dengan bertayamum. Dan
bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas
itu masuk kategori kayu) yaitu dengan beristinja.
Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya:
1. Najis ringan (najis mukhafafah)
Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi
laki-laki yang belum makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan
umurnya kurang dari 2 tahun. Cara membersihkan najis ini cukup
dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis.
2. Najis sedang (najis mutawassitah)
Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air
kencing dsb. Cara membersihkannya cukup dengan membasuh atau
menyiramnya dengan air sampai najis tersebut hilang (baik rasa, bau
dan warnanya).
10. 3. Najis berat (najis mughalazah)
Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan
berdasarkan dalil yang pasti (qat’i) . yaitu anjing dan babi. Cara
membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang najisnya
terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh
kali dan salah satunya dengan tanah atau batu.
PENGERTIAN PUASA: Menahan diri dari perkara-perkara
tertentu dengan niat, dari terbit fajar kedua/subuh hingga
terbenam total matahari.
HIKMAH PUASA, antara lain:
a. Melatih sifat jujur dan amanah, sebab puasa adalah rahasia
antara hamba dengan Allah subhanahu wata’ala
b. Melatih sifat sabar dan pengendalian diri, sebab puasa
melemahkan jalan syaitan
c. Membiasakan zuhud terhadap dunia
d. Menumbuhkan kasih sayang kepada orang-orang miskin
e. Memberi manfaat kesehatan
ORANG YANG WAJIB PUASA:
Islam, baligh, berakal (waras), mampu, muqim, sehat.
ADAB-ADAB PUASA:
1. Makan sahur
2. Makan sahur dengan kurma
3. Menunda makan sahur hingga akhir waktu
4. Menyegerakan berbuka
5. Berbuka dengan ruthab (kurma segar), atau tamr (kurma
kering), atau air putih
6. Do’a ketika sedang puasa dan setelah berbuka
7. Menjaga diri dari segala bentuk maksiat dan dosa
8. Shadaqah
9. Membaca Al Qur’an
10. Bersungguh-sungguh dan meningkatkan ibadah pada
sepuluh terakhir Ramadhan
11. I’tikaf
12. Siwak
13. Tidak berlebih-lebihan dalam berkumur atau membasuh
hidung ketika berwudhu’
14. Tidak mendahului Ramadhan dengan puasa nafilah satu
atau dua hari
RUKUN-RUKUN PUASA:
1. Niat. Untuk puasa wajib, harus niat sebelum masuk waktu
shalat subuh
2. Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa
PEMBATAL-PEMBATAL PUASA:
1. Riddah (keluar dari agama Islam)
2. Makan dan minum dengan sengaja
3. Jima’
4. Keluarnya mani dengan sengaja
5. Keluarnya darah haid atau nifas
6. Obat atau suntikan yang dapat mengganti fungsi makanan,
termasuk transfusi darah
7. Muntah dengan sengaja
8. Keluarnya darah dalam jumlah banyak secara sengaja:
hijamah, donor darah, dll
5. Nama Kegiatan : Mengenal Uwais Al - Qarni
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat memahami tentang kisah Al
Qarni
Siswa dapat meneladani sikap Uwais Al
Qarni Kepada Ibunya
Siswa dapat memahami pentingnya
berbakti kepada ibu
11. Waktu Kegiatan : 17 April 2023 ( 09.45 – 10.25) ( 35 Menit
)
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang materi yang
akan diajarkan.
C. Menenjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan
tentang materi yang ingin disampaikan dan
menyampaikan solusinya.
D. Menuliskan poin materi dan mejelaskannya
E. Murid menulis materi
F. Menanyakan tentang materi yang telah diajarkan
Materi :
Kisah Uwais Al-Qarni
Ibu merupakan seseorang yang memiliki tempat sangat mulia
dalam Islam. Oleh sebab itu setiap anak diwajibkan berbakti
kepada orang tuanya. Seorang anak tidak boleh membentak
orang tua, apalagi durhaka kepadanya. Jika seorang anak
durhaka kepada orang tuanya terutama ibu, maka Allah akan
melaknat orang tersebut sampai dia meminta maaf kepada
ibunya dan bertaubat kepada Allah.
Berbakti kepada orang tua telah diajarkan dan dicontohkan oleh
umat islam terdahulu. Bahkan ketika seseorang berbakti kepada
kedua orang tuanya, berarti telah berbakti pula kepada Allah dan
Rasulnya.
Berbicara tentang memuliakan ibu, mari kita semua belajar
kepada salah seorang sahabat Nabi. Pemuda ini tidak pernah
berjumpa dengan nabi. Pemuda ini merupakan seorang pemuda
miskin yang tinggal di pinggiran Yaman, namanya ialah Uwais Al-
Qarni.
Uwais Al-Qarni merupakan seorang pemuda yang tidak terkenal,
miskin, dan memiliki penyakit kulit. Tak ada orang yang
mengenalnya bahkan namanya pun tak pernah dikenal. Namun ia
merupakan pemuda yang pernah disebut oleh Rasulullah SAW
sebagai pemuda yang sangat dicintai oleh Allah dan terkenal di
langit.
Sebab kecintaan Allah kepadanya yaitu dikarenakan ia patuh dan
menghormati ibunya yang sakit lumpuh. Suatu waktu, Uwais
meminta izin kepada sang ibu untuk pergi ke Madinah dalam
rangka untuk melepaskan kerinduannnya kepada Rasulullah.
Sang ibu memberinya izin untuk pergi, namun dengan syarat agar
setelah berjumpa Rasulullah ia cepat pulang kembali karena
ibunya yang sakit-sakitan.
Setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang, Uwais tidak
mendapati Rasulullah di rumahnya karena sedang memimpin
peperangan. Meski kerindunya amat besar terhadap Rasulullah,
Uwais lekas pulang demi ibunya. Ia hanya menitip pesan kepada
Siti Aisyah ra.
Kemudian pada kesempatan yang lain, sang ibu meminta Uwais
untuk mengantarkannya pergi haji. Uwais tidak mau menolak
walaupun mereka merupakan keluarga yang miskin, dengan
12. sekuat tenaga ia menggendong ibunya yang lumpuh itu untuk
berziarah ke Baitullah.
Meski belum pernah berjumpa dengan Nabi, Rasulullah seperti
sudah mengenal betul pemuda miskin itu. Ia memuji Uwais
dengan mengatakan kepada para Sahabat yang lain, “Suatu
ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan
istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi,” (HR.
Ahmad).
Karena bakti yang tulus dan ikhlas kepada ibundanya, membuat
nama Uwais Al-Qarni terkenal di langit, meski di bumi ia bukan
siapa-siapa.
6. Nama Kegiatan : Amalan Di Akhir Ramadhan
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat memahami amalan – amalan
di akhir Ramadhan
Siswa dapat mempraktekkan Amalan –
amalan di akhir ramadhan
Waktu Kegiatan : 17 April 2023 (10. 25 – 11.00) ( 35 Menit
)
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Mengajak siswa untuk berdiskusi tentang materi yang
akan diajarkan.
C. Menenjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan
tentang materi yang ingin disampaikan dan
menyampaikan solusinya.
D. Menuliskan poin materi dan mejelaskannya
E. Murid menulis materi
F. Menanyakan tentang materi yang telah diajarkan
Materi :
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-
sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan
ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain
(malam) tersebut. (HR. Muslim)
Penjelasan Hadis
Hadis ini menunjukkan keutamaan semangat beribadah
di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis ini menceritakan
sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia
yang paling giat dalam meraih ridha` Allah SWT dengan
bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh
keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan,
beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota
keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau
beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi
kesungguhan beribadah di waktu selainnya.
Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh
hari terakhir” menunjukkan anjuran untuk tidak kendor
dalam beribadah di akhir Ramadan sebagaimana fakta di
13. masyarakat. Hadis ini menunjukkan keistiqamahan
beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadan. Semua
hari di bulan Ramadan sangat istimewa dan semua
muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan
baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa.
Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu
hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.
Setidaknya, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa
faktor, antara lain:
Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup
bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan setiap amalan
manusia dinilai dari amalan penutupnya.
Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang
paling dicintai oleh Rasulullah SAW.
Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau
malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya
melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.
Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya
agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan
kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan
beribadah di 10 hari terakhir.
Kalimat “melebihi kesungguhan beribadah di selain
(malam) tersebut” sebagai anjuran dan keteladanan
Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk
menambah giat beribadah di 10 hari terkahir Ramadan
dengan mencontohkan beberapa amalan utama, antara
lain:
1. Memperpanjang Shalat Malam
Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur,
lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat
tidur. Beliau menghidupkan malam-malam tersebut
untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga waktu
fajar. Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir
ditularkan kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk
sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang
malam. Sebagaimana penuturan Aisyah RA,
“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan
terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-
sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam
tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-
istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
14. Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama
di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat
dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna
ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena
tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah
seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara
ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman
Allah SWT,
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka
berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh
harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).
Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya
diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah
dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak
sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan
memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi
dhuafa. Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan,
pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain
sebagainya.
3. I’tikaf
I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT. Tidaklah seseorang keluar dari
masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai
manusia. I’tikaf memiliki kekhususan tempat dan
aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah
mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir,
berdo’a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat,
bertaubat, beristigfar, dan lainnya. I’tikaf dianjurkan
setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh
malam terakhir Ramadhan sebagaimana penuturan
Abdullah bin Umar RA,
Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan ramadan. (HR. Muttafaq ‘alaih)
Di masa pandemi Covid19 ini, kemungkinan sebagian
umat Islam tidak dapat beri’tikaf di masjid, akan tetapi
seluruh aktivitas i’tikaf dapat dilakukan di rumah. Jika
ingin tetap melakukan i’tikaf secara individu di masjid,
maka hendaklah dilakukan dengan memenui protokol
kesehatan seperti berbadan sehat, membawa sajadah
sendiri, memakai masker, berwudhu kembali di masjid,
dan tidak bersalaman.
4. Tilawah Al Qur’an
Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu
ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadan. Tidak sedikit
umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang
15. malam baik di masjid maupun di rumah. Tilawah Al-
Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan
yang besar.Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir
Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi
muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat
dengan aktivitas pekerjaan, sehingga khataman Al-
Qur’an sebanya satu kali menjadi target realistis. Apapun
bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur’an harus lebih
digiatkan di 10 hari terakhir Ramadan.
7. Nama Kegiatan : Lomba Hafalan Surat Ad Dhuha
Tujuan Kegiatan : 4 orang perwakilan dari setiap kelas
dapat menghafal surat Ad dhuha dari 1 – 11
Waktu Kegiatan : 17 April 2023 (15.30 – 16.10) ( 40 Menit
)
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Setiap perwakilan dari siswa mengambil nomer
undian..
C. Setiap Kelompok menghafalkan surah ad dhuha dari
ayat 1 – 11 dengan cara estafet. Diawali dengan
taawuz dan diakhir dengan tashdiq.
D. Setiap siswa diberi satu pertanyaan tentang sambung
ayat surat ad dhuha.
E. Poin – point yang dinilai, Kelancaran membaca ( 40 )
Tajwid ( 40 ) Tilawah ( 20 )
No Kelas Kelancaran Tajwid Tilawah
8. Nama Kegiatan : Rangking One
Tujuan Kegiatan : Peserta dapat menjawab pertanyaan dari
juri
Waktu Kegiatan : 17 April 2023 (16.10 – 16.50) ( 40 Menit
)
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Juri melontarkan pertanyaan Dengan lisan sebanyak
15 pertanyaan. Dan berjeda setiap pertanyaannya
C. Peserta menjawab di kertas yang diberikan dan
mengankat kertasnya setelah jawaban selasai.
D. Juri memeriksa jawaban yang benar dan meberikan
poin kepada peserta yang jawabannya benar
E. Peserta yang memiliki jawaban benar paling banyak
ialah yang menang
16. Pertanyaan :
1. Siapakah nama sahabat nabi yang tidak terkenal di
bumi tetapi sangat terkenal di langit ?
2. Kenapa dia terkenal di langit ?
3. Apa Syarat wajib puasa ?
4. Sebutkan 4 hal yang membatalkan Puasa ?
5. Apa yang dimaksud dengan Itikaf ?
6. Apa arti dari Ad Dhuha ?
7. Berapakah jumlah ayat pada surah Ad Dhuha ?
8. Apa kandungan dari surah Ad dhuha ?
9. Lanjutkan Mahfudzot ini Man Shobaro……..
10. Apa Arti dari Man Jadda Wajada ?
11. Sebutkan 3 Amalan di Akhir Bulan Ramadhan ?
12. Lailatul Qadr ada pada …..bulan Ramadhan
13. Sebutkan jenis – jenis air yang boleh dipakai untuk
berwudu
14. Sebutkan jenis – jenis thahara
15. Thahara adalah
9. Nama Kegiatan : Bahagia Berbagi
Tujuan Kegiatan : Peserta berbagi kepada lingkungan
sekitar sekolah yaitu berupa satu plastik berisi 1 kue 1 gorengan 1
lontong dan 1 minuman gelas.
Waktu Kegiatan : 17 April 2023 (16.50 – 17.20) ( 30 Menit
)
Alur Kegiatan :
A. Membuka kegiatan dengan basmalah
B. Peserta dan PJ membagikan makanan ringan di sekitar
sekolah dari lampu merah sampai masjid.
Anggaran Belanja Kebutuhan Buka Puasa
No Nama Barang Jumlah Harga Persatuan
1 Benner
Kegiatan Buka
Bersama 4 X 5
Meter
1 9 x 25.000 =
Rp.225.000
2 Air Mineral
Gelas
1 Dus Rp. 20.000
3 Makanan
Ringan
1 Paket Rp. 150.000
4 Hadiah Santri
teladan
2 orang Rp. 100.000
5 Hadiah Hafalan
Al Quran
2 kelompok (
ciki bal – balan
)
4 X 9.000 = Rp.
36.000
6 Hadiah
rangking one
1 Orang ( Iqra,
2 buku tulis
dan pensil )
Rp 35.000 ( harga
keseluruhan )
7 Makanan
dewan guru
12 kotak 12 X 22.000 =
264.000
8 Honor
Pembicara
Kultum
1 orang Rp. 100.000
Jumlah keseluruhan Rp. 930.000